SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
METODE CROSS

METODE CROSS
(Metode Distribusi Momen)

I.

PENDAHULUAN

Analisis struktur dengan metode distribusi momen pertama kali
diperkenalkan oleh Harry Cross pada tahun 1933 dalam bukunya yang berjudul
"Analysis of Continous Frames by Distributing Fixed-End Moments", dan
disebarluaskan oleh ilmuan lainnya. Metode distribusi momen juga dikenal
sebagai metode Cross. Metode ini merupakan salah satu metode yang dipakai
untuk analisis struktur balok menerus dan portal statis tak tentu.
Metode distribusi momen didasarkan pada anggapan sebagai berikut:
1. Perubahan bentuk akibat gaya normal dan gaya geser diabaikan,
sehingga panjang batang-batangnya tidak berubah.
2. Semua titik simpul (buhul) dianggap kaku sempuma.
Dalam proses analisis, metode ini melakukan distribusi momen dan
induksi (carry over) terhadap momen primer (Fixed End Moment) sebanyak
beberapa putaran (iterasi) guna mendapatkan keseimbangan di setiap titik
simpul. Hal ini dilakukan karena momen-momen primer yang bekerja di setiap
tumpuan maupun simpul suatu struktur tidak sama besarnya, sehingga simpul
tidak seimbang. Untuk mendapatkan keseimbangan simpul melakukan
perputaran, sehingga momen-momen primer di tiap simpul melakukan distribusi
(pembagian) sampai jumlah momen primer di masing-masing simpul sama
dengan nol. Proses distribusi dan induksi secara manual dapat dilakukan
sebanyak empat putaran (iterasi), dan dianggap semua simpul sudah seimbang
atau mendekati nol.

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS
II.

BEBERAPA MOMEN DIDALAM METODE CROSS

Beberapa pengertian yang digunakan dalam metode distribusi momen,
yaitu momen primer, momen induksi, dan distribusi momen. Berikut ini akan
diuraikan satu persatu.
1) Momen Primer
Momen primer adalah momen yang terjadi pada ujung batang sebagai
akibat dari beban-beban yang bekerja di sepanjang batang. Besarnya momen
primer sama dengan momen jepit (momen reaksi) dengan tanda atau arah yang
berlawanan. Dengan kata lain, momen jepit atau momen reaksi merupakan
kebalikan dari momen primer.
Momen primer biasanya digambarkan melengkung ke luar pada bagian
dalam ujung batang dengan arah tertentu sesuai dengan pembebanan. Arah
momen primer ditentukan berdasarkan kecenderungan melenturnya batang,
seolah-olah batang akan patah akibat momen yang bekerja di ujung batang.
Dilain pihak, momen jepitan atau momen reaksi merupakan kebalikan dari
momen primer, disebut juga sebagai momen perlawanan (Gambar1).

(Gambar 1 Momen Primer dan Momen Reaksi)

2) Faktor Distribusi Momen
Apabila struktur portal bekerja momen primer sebesar M' di simpul A
(Gambar 2), maka di masing-masing ujung batang simpul A akan terjadi
distribusi momen sebesar MAB, MAC, dan MAD dengan arah berlawanan
dengan momen primer M'. Hal ini terjadi karena simpul A kaku sempurna,
sehingga batang-batang berputar menurut garis elastisnya guna mendapatkan
keseimbangan.
Berapa besar faktor distribusi momen dan momen distribusi yang terjadi di
ujung A untuk masing-masing batang? Untuk menyelidiki hal ini batang struktur
dapat diselidiki berdasarkan gambar portal berikut ini.

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS

(Gambar 2 Distribusi Momen)

Jika diamati Gambar 2, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut)
sebesar θA akibat pengaruh MAB, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran
sudut) sebesar θA akibat pengaruh MAC, dan pada batang AD terjadi rotasi
(perputaran sudut) sebesar θA akibat pengaruh MAD. Jadi, keseimbangan
simpul A, yaitu:
M' = MAB + MAC + MAD
Apabila kAB, kAC, dan kAD merupakan faktor kekakuan masing-masing
batang AB, AC, dan AD, maka: MAB = kAB θA
MAC = kAC θA
MAD = kAD θA
Jadi: M' = (kAB + kAC + kAD) θA
M = ∑kA . θA
θA = M' / ∑kA
Dengan demikian, diperoleh:

MAB =
MAC =
MAD=

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a) Faktor distribusi (FD) adalah perbandingan kekakuan batang (k) dengan
kekakuan batang total di titik simpul (∑k).
Jadi, faktor distribusi FD = k / ∑k
b) Momen distribusi (MD) adalah hasil perkalian faktor distribusi dengan
rnomen primer (M').
Jadi, momen primer MD= M’ . FD

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS
3) Faktor kekakuan batang dan momen induksi
Untuk mengetahui faktor kekakuan batang dan momen induksi pada
portal (Gambar 3), dapat diuraikan berdasarkan rumus slope deflection (sudut
kemiringan lendutan) pada masing-masing jenis batang.
Batang AC:

Gambar 3 Batang AC

Batang prismatis AC dengan tumpuan jepit-jepit, bekerja momen distribusi
sebesar MAC di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar θA.
Sedangkan, ujung B (tumpuan jepit) berhak menerima momen induksi sebesar
MCA dengan arah yang sama. Dengan demikian, diperoleh persamaan:
θA1 - θA1 = θA dan θC2 - θC1 = 0
Akibat pengaruh memen distribusi MAC saja akan menimbulkan sudut
kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar:
dan
Selanjutnya, pengaruh momen induksi MCA saja akan menimbulkan
rotasi dengan sudut kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar:
dan

Dengan demikian: θC2 - θC1 = 0

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS

Apabila

radian, maka :

Persamaan ini menunjukkan bahwa ujung A memberi induksi pada ujung
C sebesar setengah momen distribusi (1/2 M) dengan arah yang sama.
Selanjutnya, nilai momen MAC telah menyebabkan terjadinya rotasi hingga
membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A sebesar θA. Nilai momen ini
disebut sebagai kekakuan batang AC yang diberi notasi kAC. Dengan demikian,
kekakuan batang AC (tumpuan jepit-jepit) dapat diketahui dengan rumus: kAC =
4EI/LAC
Batang AD:

(Gambar 4 Batang AD)

Batang prismatis AD dengan tumpuan jepit-sendi, bekerja momen
distribusi sebesar MAD di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan
sebesar θA. Sedangkan, ujung D tidak berhak menerima momen induksi karena
jenis tumpuan sendi (momen induksi sama dengan nol). Dengan demikian,
diperoleh persamaan; θA1 - θA1 = θA
Akibat pengaruh memen distribusi MAD akan menimbulkan rotasi dengan
sudut kemiringan lendutan pada ujung batang A sebesar:
; dimana θA=1radian, Maka :

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS

Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai momen MAD merupakan nilai
yang dibutuhkan hmgga menyebabkan terjadinya rotasi di ujung A (ujung D
sendi), sehingga membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A sebesar θA.
Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang AD yang diberi notasi kAD.
Dengan demikian, kekakuan batang AD (tumpuan jepit-sendi) dapat diketahui
dengan rumus: kAD = 3EI/LAD.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-jepit : k = 4EI/L
2) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-sendi: k = 3EI/L

III.

CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN DENGAN METODE CROSS

Diketahui struktur seperti tampak pada gambar di bawah ini :

Diminta :
1.
2.

Hitung dan gambar bidang M dan D dengan metode Cross !
Hitung pula reaksi perletakan struktur tersebut !

Penyelesaian :

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS
1) a. Analisis Struktur Metode Cross
Momen Primer

Faktor Kekakuan Balok

Faktor Distribusi Balok

Tabel Distribusi Momen ( CROSS )

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS
b. Gambar Bidang Momen dan Bidang Lintang Struktur
Bidang Momen
Balok AB :

MP1 = RAB.XP1 - MA
= 5,131 x 1 – 3,35
= 1,781 Tm
MP2 = RAB.X P2 - P1.X - MA
= 5,131 x 4 – 6 x 3 - 3,35
= -0,826 Tm

MP1 dan MP2 masing-masing adalah momen di bawah beban P1 dan P2.
Balok BC :

MP3 = RBC.X – ½ q.X2 - MBC
= 10,549 x 2 – ½ .3.22 – 7,697
= 7,401 Tm

Bidang Lintang
DAB = RA = 5,131T
DP3 = 10,549 – 3x2 – 6 = -1,451 T
DP1 = 5,131 – 6 = -0,869 T
DCB = -1,451 – 3x2 = -7,451 T
DP2 = -0,869 – 6 = -6,869 T
DCD = -7,451 + 10,451 = 3 T
DBC = -6,869 +17,418 = 10,549 T
DD = 3 – 3.1 = 0 (OK)

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS
Gambar Bidang Momen dan Bidang Lintang :

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
METODE CROSS
2) Reaksi Perletakan ( Analisis Free Body )

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )

More Related Content

What's hot

PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMOSES HADUN
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMira Pemayun
 
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMOSES HADUN
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 

What's hot (20)

PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
 
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
analisa-struktur
analisa-strukturanalisa-struktur
analisa-struktur
 
Perencanaan gording dan penggantung
Perencanaan gording dan penggantungPerencanaan gording dan penggantung
Perencanaan gording dan penggantung
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
 

Similar to Metode cross

Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momendika andika
 
AnalisisStruktur-Metode Cross.pdf
AnalisisStruktur-Metode Cross.pdfAnalisisStruktur-Metode Cross.pdf
AnalisisStruktur-Metode Cross.pdfdarmadi ir,mm
 
Materi struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,vMateri struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,vikecantik
 
Kinematika dan-dinamika-teknik2
Kinematika dan-dinamika-teknik2Kinematika dan-dinamika-teknik2
Kinematika dan-dinamika-teknik2danunurarifin135
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Ahmad Ramdani
 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanNia Matus
 
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIKE-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIKAsep Supriatna
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6AKegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6AAmphie Yuurisman
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturKetut Swandana
 
PPT Kinematika dan Dinamika.pptx
PPT Kinematika dan Dinamika.pptxPPT Kinematika dan Dinamika.pptx
PPT Kinematika dan Dinamika.pptxHamamBedul
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxAgusTriyono78
 
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-iSupian Ian
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
Unit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanUnit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanMalaysia
 

Similar to Metode cross (20)

Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momen
 
AnalisisStruktur-Metode Cross.pdf
AnalisisStruktur-Metode Cross.pdfAnalisisStruktur-Metode Cross.pdf
AnalisisStruktur-Metode Cross.pdf
 
Materi struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,vMateri struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,v
 
Asyik fisika 08
Asyik fisika 08Asyik fisika 08
Asyik fisika 08
 
Makalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkmMakalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkm
 
Kinematika dan-dinamika-teknik2
Kinematika dan-dinamika-teknik2Kinematika dan-dinamika-teknik2
Kinematika dan-dinamika-teknik2
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutan
 
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIKE-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
 
Unit 3 dasar listrik ac
Unit 3  dasar listrik acUnit 3  dasar listrik ac
Unit 3 dasar listrik ac
 
Metode cross
Metode crossMetode cross
Metode cross
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6AKegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6A
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 6A
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 
PPT Kinematika dan Dinamika.pptx
PPT Kinematika dan Dinamika.pptxPPT Kinematika dan Dinamika.pptx
PPT Kinematika dan Dinamika.pptx
 
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptxstruktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
struktur statis tak tentu dengan persamaan-tiga-momen-apdf.pptx
 
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
2 perilaku-komponen-struktur-lentur-profil-i
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Segitiga
SegitigaSegitiga
Segitiga
 
Unit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanUnit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya Bahan
 

More from Junaida Wally

Preparation of a piling paper
Preparation of a piling paperPreparation of a piling paper
Preparation of a piling paperJunaida Wally
 
Decision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecher
Decision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecherDecision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecher
Decision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecherJunaida Wally
 
2010 04 tunneling-to_the_future
2010 04 tunneling-to_the_future2010 04 tunneling-to_the_future
2010 04 tunneling-to_the_futureJunaida Wally
 
Structural design finite
Structural design finiteStructural design finite
Structural design finiteJunaida Wally
 
Ecg533 rock-tunnel-engineering
Ecg533 rock-tunnel-engineeringEcg533 rock-tunnel-engineering
Ecg533 rock-tunnel-engineeringJunaida Wally
 
583 24650 emperical method
583 24650 emperical method583 24650 emperical method
583 24650 emperical methodJunaida Wally
 
3 tunnels tunnel sous la manche c
3 tunnels tunnel sous la manche c 3 tunnels tunnel sous la manche c
3 tunnels tunnel sous la manche c Junaida Wally
 
Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)Junaida Wally
 
Analysis of piles under earthquakes
Analysis of piles under earthquakesAnalysis of piles under earthquakes
Analysis of piles under earthquakesJunaida Wally
 
302 settlement of piled foundations
302 settlement of piled foundations302 settlement of piled foundations
302 settlement of piled foundationsJunaida Wally
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Wide flange-shape-jisg3192
Wide flange-shape-jisg3192Wide flange-shape-jisg3192
Wide flange-shape-jisg3192Junaida Wally
 
Gg downstream of_wfhb_tbeam
Gg downstream of_wfhb_tbeamGg downstream of_wfhb_tbeam
Gg downstream of_wfhb_tbeamJunaida Wally
 
80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profil80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profilJunaida Wally
 

More from Junaida Wally (20)

Preparation of a piling paper
Preparation of a piling paperPreparation of a piling paper
Preparation of a piling paper
 
Decision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecher
Decision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecherDecision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecher
Decision analysis applied to rock tunnel exploration 1978 baecher
 
Chapter6
Chapter6Chapter6
Chapter6
 
2010 04 tunneling-to_the_future
2010 04 tunneling-to_the_future2010 04 tunneling-to_the_future
2010 04 tunneling-to_the_future
 
Structural design finite
Structural design finiteStructural design finite
Structural design finite
 
Cv15 nalisis method
Cv15 nalisis methodCv15 nalisis method
Cv15 nalisis method
 
Ecg533 rock-tunnel-engineering
Ecg533 rock-tunnel-engineeringEcg533 rock-tunnel-engineering
Ecg533 rock-tunnel-engineering
 
583 24650 emperical method
583 24650 emperical method583 24650 emperical method
583 24650 emperical method
 
3 tunnels tunnel sous la manche c
3 tunnels tunnel sous la manche c 3 tunnels tunnel sous la manche c
3 tunnels tunnel sous la manche c
 
Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)Sni 03 2847-2002 (beton)
Sni 03 2847-2002 (beton)
 
Pp no 29_th_2000
Pp no 29_th_2000Pp no 29_th_2000
Pp no 29_th_2000
 
Analysis of piles under earthquakes
Analysis of piles under earthquakesAnalysis of piles under earthquakes
Analysis of piles under earthquakes
 
Kaplan05analysis
Kaplan05analysisKaplan05analysis
Kaplan05analysis
 
302 settlement of piled foundations
302 settlement of piled foundations302 settlement of piled foundations
302 settlement of piled foundations
 
Contoh baja
Contoh bajaContoh baja
Contoh baja
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Sni baja
Sni bajaSni baja
Sni baja
 
Wide flange-shape-jisg3192
Wide flange-shape-jisg3192Wide flange-shape-jisg3192
Wide flange-shape-jisg3192
 
Gg downstream of_wfhb_tbeam
Gg downstream of_wfhb_tbeamGg downstream of_wfhb_tbeam
Gg downstream of_wfhb_tbeam
 
80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profil80747511 tabel-profil
80747511 tabel-profil
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

Metode cross

  • 1. METODE CROSS METODE CROSS (Metode Distribusi Momen) I. PENDAHULUAN Analisis struktur dengan metode distribusi momen pertama kali diperkenalkan oleh Harry Cross pada tahun 1933 dalam bukunya yang berjudul "Analysis of Continous Frames by Distributing Fixed-End Moments", dan disebarluaskan oleh ilmuan lainnya. Metode distribusi momen juga dikenal sebagai metode Cross. Metode ini merupakan salah satu metode yang dipakai untuk analisis struktur balok menerus dan portal statis tak tentu. Metode distribusi momen didasarkan pada anggapan sebagai berikut: 1. Perubahan bentuk akibat gaya normal dan gaya geser diabaikan, sehingga panjang batang-batangnya tidak berubah. 2. Semua titik simpul (buhul) dianggap kaku sempuma. Dalam proses analisis, metode ini melakukan distribusi momen dan induksi (carry over) terhadap momen primer (Fixed End Moment) sebanyak beberapa putaran (iterasi) guna mendapatkan keseimbangan di setiap titik simpul. Hal ini dilakukan karena momen-momen primer yang bekerja di setiap tumpuan maupun simpul suatu struktur tidak sama besarnya, sehingga simpul tidak seimbang. Untuk mendapatkan keseimbangan simpul melakukan perputaran, sehingga momen-momen primer di tiap simpul melakukan distribusi (pembagian) sampai jumlah momen primer di masing-masing simpul sama dengan nol. Proses distribusi dan induksi secara manual dapat dilakukan sebanyak empat putaran (iterasi), dan dianggap semua simpul sudah seimbang atau mendekati nol. Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 2. METODE CROSS II. BEBERAPA MOMEN DIDALAM METODE CROSS Beberapa pengertian yang digunakan dalam metode distribusi momen, yaitu momen primer, momen induksi, dan distribusi momen. Berikut ini akan diuraikan satu persatu. 1) Momen Primer Momen primer adalah momen yang terjadi pada ujung batang sebagai akibat dari beban-beban yang bekerja di sepanjang batang. Besarnya momen primer sama dengan momen jepit (momen reaksi) dengan tanda atau arah yang berlawanan. Dengan kata lain, momen jepit atau momen reaksi merupakan kebalikan dari momen primer. Momen primer biasanya digambarkan melengkung ke luar pada bagian dalam ujung batang dengan arah tertentu sesuai dengan pembebanan. Arah momen primer ditentukan berdasarkan kecenderungan melenturnya batang, seolah-olah batang akan patah akibat momen yang bekerja di ujung batang. Dilain pihak, momen jepitan atau momen reaksi merupakan kebalikan dari momen primer, disebut juga sebagai momen perlawanan (Gambar1). (Gambar 1 Momen Primer dan Momen Reaksi) 2) Faktor Distribusi Momen Apabila struktur portal bekerja momen primer sebesar M' di simpul A (Gambar 2), maka di masing-masing ujung batang simpul A akan terjadi distribusi momen sebesar MAB, MAC, dan MAD dengan arah berlawanan dengan momen primer M'. Hal ini terjadi karena simpul A kaku sempurna, sehingga batang-batang berputar menurut garis elastisnya guna mendapatkan keseimbangan. Berapa besar faktor distribusi momen dan momen distribusi yang terjadi di ujung A untuk masing-masing batang? Untuk menyelidiki hal ini batang struktur dapat diselidiki berdasarkan gambar portal berikut ini. Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 3. METODE CROSS (Gambar 2 Distribusi Momen) Jika diamati Gambar 2, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar θA akibat pengaruh MAB, pada batang AB terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar θA akibat pengaruh MAC, dan pada batang AD terjadi rotasi (perputaran sudut) sebesar θA akibat pengaruh MAD. Jadi, keseimbangan simpul A, yaitu: M' = MAB + MAC + MAD Apabila kAB, kAC, dan kAD merupakan faktor kekakuan masing-masing batang AB, AC, dan AD, maka: MAB = kAB θA MAC = kAC θA MAD = kAD θA Jadi: M' = (kAB + kAC + kAD) θA M = ∑kA . θA θA = M' / ∑kA Dengan demikian, diperoleh: MAB = MAC = MAD= Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: a) Faktor distribusi (FD) adalah perbandingan kekakuan batang (k) dengan kekakuan batang total di titik simpul (∑k). Jadi, faktor distribusi FD = k / ∑k b) Momen distribusi (MD) adalah hasil perkalian faktor distribusi dengan rnomen primer (M'). Jadi, momen primer MD= M’ . FD Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 4. METODE CROSS 3) Faktor kekakuan batang dan momen induksi Untuk mengetahui faktor kekakuan batang dan momen induksi pada portal (Gambar 3), dapat diuraikan berdasarkan rumus slope deflection (sudut kemiringan lendutan) pada masing-masing jenis batang. Batang AC: Gambar 3 Batang AC Batang prismatis AC dengan tumpuan jepit-jepit, bekerja momen distribusi sebesar MAC di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar θA. Sedangkan, ujung B (tumpuan jepit) berhak menerima momen induksi sebesar MCA dengan arah yang sama. Dengan demikian, diperoleh persamaan: θA1 - θA1 = θA dan θC2 - θC1 = 0 Akibat pengaruh memen distribusi MAC saja akan menimbulkan sudut kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar: dan Selanjutnya, pengaruh momen induksi MCA saja akan menimbulkan rotasi dengan sudut kemiringan lendutan pada kedua ujung batang sebesar: dan Dengan demikian: θC2 - θC1 = 0 Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 5. METODE CROSS Apabila radian, maka : Persamaan ini menunjukkan bahwa ujung A memberi induksi pada ujung C sebesar setengah momen distribusi (1/2 M) dengan arah yang sama. Selanjutnya, nilai momen MAC telah menyebabkan terjadinya rotasi hingga membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A sebesar θA. Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang AC yang diberi notasi kAC. Dengan demikian, kekakuan batang AC (tumpuan jepit-jepit) dapat diketahui dengan rumus: kAC = 4EI/LAC Batang AD: (Gambar 4 Batang AD) Batang prismatis AD dengan tumpuan jepit-sendi, bekerja momen distribusi sebesar MAD di ujung A (simpul) dengan sudut kemiringan lendutan sebesar θA. Sedangkan, ujung D tidak berhak menerima momen induksi karena jenis tumpuan sendi (momen induksi sama dengan nol). Dengan demikian, diperoleh persamaan; θA1 - θA1 = θA Akibat pengaruh memen distribusi MAD akan menimbulkan rotasi dengan sudut kemiringan lendutan pada ujung batang A sebesar: ; dimana θA=1radian, Maka : Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 6. METODE CROSS Persamaan ini menunjukkan bahwa nilai momen MAD merupakan nilai yang dibutuhkan hmgga menyebabkan terjadinya rotasi di ujung A (ujung D sendi), sehingga membentuk sudut kemiringan lendutan di ujung A sebesar θA. Nilai momen ini disebut sebagai kekakuan batang AD yang diberi notasi kAD. Dengan demikian, kekakuan batang AD (tumpuan jepit-sendi) dapat diketahui dengan rumus: kAD = 3EI/LAD. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-jepit : k = 4EI/L 2) Kekakuan batang dengan tumpuan jepit-sendi: k = 3EI/L III. CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN DENGAN METODE CROSS Diketahui struktur seperti tampak pada gambar di bawah ini : Diminta : 1. 2. Hitung dan gambar bidang M dan D dengan metode Cross ! Hitung pula reaksi perletakan struktur tersebut ! Penyelesaian : Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 7. METODE CROSS 1) a. Analisis Struktur Metode Cross Momen Primer Faktor Kekakuan Balok Faktor Distribusi Balok Tabel Distribusi Momen ( CROSS ) Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 8. METODE CROSS b. Gambar Bidang Momen dan Bidang Lintang Struktur Bidang Momen Balok AB : MP1 = RAB.XP1 - MA = 5,131 x 1 – 3,35 = 1,781 Tm MP2 = RAB.X P2 - P1.X - MA = 5,131 x 4 – 6 x 3 - 3,35 = -0,826 Tm MP1 dan MP2 masing-masing adalah momen di bawah beban P1 dan P2. Balok BC : MP3 = RBC.X – ½ q.X2 - MBC = 10,549 x 2 – ½ .3.22 – 7,697 = 7,401 Tm Bidang Lintang DAB = RA = 5,131T DP3 = 10,549 – 3x2 – 6 = -1,451 T DP1 = 5,131 – 6 = -0,869 T DCB = -1,451 – 3x2 = -7,451 T DP2 = -0,869 – 6 = -6,869 T DCD = -7,451 + 10,451 = 3 T DBC = -6,869 +17,418 = 10,549 T DD = 3 – 3.1 = 0 (OK) Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 9. METODE CROSS Gambar Bidang Momen dan Bidang Lintang : Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )
  • 10. METODE CROSS 2) Reaksi Perletakan ( Analisis Free Body ) Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 )