Materinya tentang media penanaman kuman dan kuman coccus negatif dan positif, maaf belum ada pembahasannya, lain kali aku kasih deh sama pembahasanya, siapa tahu membantu....soalnya lagi sibuk UAS juga.....*itu juga sebenarnya soal UAS ku hehehhehe
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.
Materinya tentang media penanaman kuman dan kuman coccus negatif dan positif, maaf belum ada pembahasannya, lain kali aku kasih deh sama pembahasanya, siapa tahu membantu....soalnya lagi sibuk UAS juga.....*itu juga sebenarnya soal UAS ku hehehhehe
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
1. Pengetian Globalisasi
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi Dampak Globalisasi
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
1. Pengetian Globalisasi
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi Dampak Globalisasi
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Nama Kelompok :
• Deni Ramadhani
• Halimatus Sa’diah
• Lady Chandra Kasih
• Lingga
• Sinta Oktariana
• Yeny Agusniarti
3. Pengertian Infeksi Saluran
Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan adalah
infeksi yang mengenai bagian manapun
saluran pernapasan, mulai dari
hidung, telinga tengah, faring
(tenggorokan), kotak suara
(laring), bronchi, bronkhioli dan paru
4. Infeksi saluran nafas juga disebabkan
oleh beberapa bakteri yang masih kurang
diisolasi diIndonesia, mungkin karena
metode isolasi/diagnose yang belum
sempurna, misalnya Legionella
pneumophila, Mycoplasma
Pneumoniae, Chlamydia
psittaci, Chlamydia pneumoniae dan
rickettsia.
5. Penularan infeksi saluran nafas bisa secara
eksogen, melalui udara, dan bisa secara endogen yaitu
secara hematogen, atau limfogen dari focus infeksi di
tempat lain. Faktor-faktor predesposisi terjadinya
infeksi saluran nafas adalah antara lain :
1. Faktor usia, dimana anak kecil dan orang tua lebih
mudah menderita infeksi saluran nafas,
2. Gangguan pertahanan tubuh, misalnya pada orang-
orang dengan sistim imun yang tertekan atau
pertahanan tubuh menurun
3. Gangguan pada sekresi saluran nafas, misalnya pada
sekresi sel epitel saluran nafas yang berlebih, misalnya
pada penderita asma bronkhiale, atau adanya
hambatan pengeluaran secret saluran nafas, misalnya
bronkhoektasi,
4. Orang-orang alkoholik dan pemakai obat terlarang.
6. Mikroba Normal di Saluran Nafas
• Streptococcus beta-hemolyticus Non group A.
• Streptococcus alpha-hemolyticus
• Streptococcus gamma-hemolyticus
• Neisseria meningitidis
• Branhamella catarrhalis
• H. influenzae
• S. aureus dg coagulase neg.
• Streptococcus pneumoniae
• Coliform bacilli
7. Mikroba Potential Pathogen di
Saluran Nafas
• Streptococcus beta-hemolyticus group A & B.
• Streptococcus pneumoniae
• H. influenzae
• Neisseria gonorrhoeae
• Neisseria meningitidis
• Branhamella catarrhalis
• K. pneumoniae dan Coliform bacilli lain
• Bordetella pertussis dan bordetella parapertussis
• Pseudomonas aeruginosa.
• Chlamydia trachomatis
• Legionella spp.
8. Mikroba Potential Pathogen di
Saluran Nafas
• M. tuberculosis
• Bakteri anaerob: bacteroides
spp., Fusobacterium spp.
• Berbagai virus
• Jamur: Candida spp., histoplasma capsulatum
9. Pembagian Secara Anatomis
Infeksi saluran nafas, dapat dibagi mejadi:
1. Infeksi Saluran nafas atas (Rongga
hidung, pharynx) Penyebab sebagian besar (>
80%) virus.
2. Infeksi Saluran nafas tengah(
epiglotis, laryng, trachea, bronchus.)
3. Infeksi Saluran nafas bawah (paru):
bronceolus terminalis, alveoli, jaringan
pendukung, interstitium.
10. 1. Infeksi Saluran Nafas Atas
a. Rhinitis:
–> Paling sering terjadi, manifestasi common
cold, biasa ditandai demam, edema mucosa
hidung, kenaikan sekresi sehingga hidung
menjadi tersumbat.
–> Penyebab : Rhinoviruse, adenovirus,
parainfluenza virus, coronavirus, influenza
virus, respiratory syncyal virus.
–> Bakteri sangat jarang.
11. b. Pharingitis dan tonsilitis:
–> Gejala nyeri saat menelan, erythema dan
pembengkakan pada jaringan yang terkena.
–> Penyebab : Virus:
Rhinoviruse, adenovirus, parainfluenza
virus, influenza virus, Coxsackie
viruses, Herpes simplex virusEpstein-Barr
virus.
–> Bakteri: S. pyogenes, C. diphtheriae, N.
gonorrhoeae
12. c. Stomatitis
–> Peradangan pada rongga mulut
(sariawan)
–> Virus: HSV, Coxsackie A virus
–> Bakteri atau jamur:
Fusobacterium, spirochetes, candida sp.
13. 2. Infekeksi Saluran Nafas Tengah
a. Epiglottitis:
- Klinis: nyeri tenggorok dan leher (tiba-
tiba), demam, serak (“inflamatory
stridor”), sukar menelan.
- Virus: sangat jarang.
- Bakteri: H. influenzae (paling sering), S.
pyogenes, S. pneumoniae, C. diphtheriae, N.
meningitidis.
14. b. Laryngitis:
- Klinis: demam, serak (“inflamatory
stridor”), batuk keras/menyentak. Seringnya
merupakan perluasan infeksi saluran nafas
atas.
- Virus (90%):
Rhinoviruse, adenovirus, parainfluenza
virus, influenza virus,. Respiratory syntial
viruses, corona virus, echovirus.
- Bakteri: sangat jarang.
15. c. Bronchitis/ tracheobronchitis:
- Klinis: Demam, batuk, disertai produksi
sputum. Sering merupakan akibat/perluasan
infeksi saluran nafas atas.
- Virus (80%): adenovirus, parainfluenza
virus, influenza virus,. Respiratory syntial
viruses, measles.
- Bakteri: B. pertussis, H.
influenzae, Chlamydia pneumoniae.
16. 3. Infeksi Saluran Nafas Bawah/ Paru
a. Pneumonia akut: infeksi parenchim paru.
- Klinis: Terjadi secara bertahap, dengan
demam, batuk, atau mendadak karena
pneumococcus. Pada dewasa disertai disertai
produksi sputum. Kesulitan nafas, frekwensi
respirasi naik.
- Virus: parainfluenza virus, influenza
virus, respiratory syntial viruses (infant).
- Bakteri: S. pneumoniae, S. aureus, H.
influenzae, Enterobacteriaceae, legionella, P.
aeruginosa. Chlamydia pneumoniae.
17. b. Pneumonia kronik: infeksi parenchim paru.
- Klinis: Mulai pelan-pelan, berkembang selama
beberapa minggu atau bulan dan dapat
berlangsung sampai mingguan bahkan tahunan.
- Gambaran klinis: batuk, susah tidur, nafsu
makan turun dan BB turun, keringat malam.
Dapat berlanjut dengan batuk darah, nyeri dada
& dyspnea.
- Virus: Jarang.
- Bakteri: M. tuberculosis, Myc. yg lain.
- Jamur: Histoplasma capsulatum, cryptococcus
neoformans, blastomyces dermatitidis.
18. c. Abces paru:
- Sering merupakan komplikasi pneumonia
akut/kronik, atau merupakan bagian dari proses
kronik.
- Klinis: Tidak khas karena menyerupai
pneumonia akut/khronik. Yang khas adanya
demam, batuk dan produksi sputum yg bau.
- Virus: Tidak ada.
- Bakteri: Campuran bakteri
Anaerob, actinomyces, S.
aureus, Enterobacteriaceae, P. aeruginosa.