SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
A.LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
1. DEFINISI
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI












Pneumonia Virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus. Pneumonia
adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya
pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut
pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit
tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara
mendadak. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797
Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus,
jamur, dan parasit).http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya
konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993)
http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau
infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis,
adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga
timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa
endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen
ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997}
Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus
(alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi
"inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa
penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia
dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat
dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum
alkohol. http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang
umumnya disebabkan oleh agent infeksi

2. ETIOLOGI
Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau
sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri
positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri
Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan
pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh
virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering
dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya,
berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency
syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang
terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama

1
tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat
mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena
muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu
tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan
mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan..
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
1. Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa, eneterobacter
2. Virus: virus influenza, adenovirus
3. Micoplasma pneumonia
4. Jamur: candida albicans

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia
- Umur dibawah 2 bulan
- Tingkat sosio ekonomi rendah
- Gizi kurang
- Berat badan lahir rendah
- Tingkat pendidikan ibu rendah
- Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah
- Kepadatan tempat tinggal
- Imunisasi yang tidak memadai
- Menderita penyakit kronis
.
3.PATOFISIOLOGI
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa
mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius
difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di
saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan
berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan
humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang
didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme
infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah
mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat
atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan
perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor
predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada
pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada
saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan
menyebabkan
pneumonia
virus.2
Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang
normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri
ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas
atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di
udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella,
CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran
hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.2
Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi
eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti
infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas
pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi
infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya
sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.

2
KLASIFIKASI
Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia
yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi
pneumonia.



Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
o Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
o Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).
o Pneumonia aspirasi.
o Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Berdasarkan bakteri penyebab:



Berdasarkan bakteri penyebab:
Pneumonia bakteri/tipikal.

Dapat terjadi pada semua usia. Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan
pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi
hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang
terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit
pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh
rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu. Pada saat pertahanan tubuh
menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia
akan
dengan
cepat
berkembang
biak
dan
merusak
paru-paru.
Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus,
bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di
paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat
menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah
kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.
Gejalanya
Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan
satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada
saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus
(cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paruparu. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka,
misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca
infeksi influenza. Pneumonia Atipikal. Disebabkan mycoplasma, legionella, dan
chalamydia.



Pneumonia Akibat virus.
Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri
hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa
menyebabkan pneumonia juga).
Gejalanya
Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu
demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga
36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat
panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi
dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan
3
superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah
keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.







Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada
penderita
dengan
daya
tahan
lemah
(immunocompromised).
Berdasarkan predileksi infeksi:
Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar
dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.
Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi
pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau
bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. Pada penderita pneumonia,
kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan
demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan
mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita
kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih
mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian
keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada
kondisi demikian sudah beraneka

4. MANIFESTASI KLINIK



Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5 ºC
sampai 40,5 ºC).
Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk.



Takipnea (25 – 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur, pernafasan cuping
hidung,



Nadi cepat



Bibir dan kuku sianosis



Sesak nafas

5. KOMPLIKASI



Efusi pleura
Hipoksemia



Pneumonia kronik



Bronkaltasis



Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang diserang
tidak mengandung udara dan kolaps).



Komplikasi sistemik (meningitis)

4
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga
menyatakan abses) pada penyakit pneumonia
b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada.
c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
f.

Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi

g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing
7. PENATALAKSANAAN
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:

tapi

karena

•
•

Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus

•

Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.

•

Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda

•

Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.

•

Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup.

B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien:
•

Aktivitas/istirahat
•
•

•

Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

Sirkulasi
•

Gejala : riwayat adanya

•

Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat

5

hal
•
•

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah

•
•

Makanan/cairan

Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi)

Neurosensori

•
•

•

Gejala
:
sakit
kepala
Tanda : perusakan mental (bingung)

Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)

daerah

frontal

(influenza)

Pernafasan
•

Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.

•

Tanda : - sputum: merah muda, berkarat
-

premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi

-

Bunyi nafas menurun

•

perpusi: pekak datar area yang konsolidasi

Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku

Keamanan
•
•

•

Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar

Penyuluhan/pembelajaran
•

Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

•

Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

6
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
4) Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
10. RENCANA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
peningkatan produksi sputum ditandai dengan:
- Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan
- Bunyi nafas tak normal
- Dispnea, sianosis
- Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.
- Jalan nafas efektif dengan kriteria:


Batuk efektif



Nafas normal



Bunyi nafas bersih



Sianosis

Intervensi:
a. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
Rasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan.
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi nafas
Rasional: penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
Biarkan
teknik
batuk
efektif
Rasional : batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk mempertahankan
jalan
nafas
paten.
Penghisapan
sesuai
indikasi
Rasional: merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada faktor yang
tidak mampu melakukan karena batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
Berikan
cairan
sedikitnya
Rasional: cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan sekret
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks.
Rasional: alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik
diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus
digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernafasan.

7
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen darah,
gangguan
pengiriman
oksigen
ditandai
dengan:
Dispnea,
sianosis
Takikardia
Gelisah/perubahan
mental
- Hipoksia
Gangguan
gas
teratasi
dengan:
Sianosis
Nafas
normal
Sesak
Hipoksia
Gelisah
Intervensi:
Kaji
frekuensi/kedalaman
dan
kemudahan
bernafas
Rasional: manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan
paru
dan
status
kesehatan
umum.
- Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku)
atau
sianosis
sentral.
Rasional: sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil
namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan
hipoksemia
sistemik.
Kaji
status
mental.
Rasional: gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia
atau
penurunan
oksigen
serebral.
- Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.
Rasional: tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran sekret
untuk
memperbaiki
ventilasi
tak
efektif.
Kolaborasi
Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi.
Rasional: mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang
memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pe. .
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan
kebutuhan
oksigen
ditandai
dengan:
Dispnea
Takikardia
Sianosis
Intoleransi
aktivitas
teratasi
dengan:
Nafas
normal
Sianosis
- Irama jantung
Intervensi
Evaluasi
respon
pasien
terhadap
aktivitas
Rasional: merupakan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan.
- Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
- Jelaskan perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas
dan
istirahat.
Bantu
pasien
memilih
posisi
nyaman
untuk
istirahat
atau
tidur.
Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi.
Bantu
aktivitas
perawatan
diri
yang
diperlukan

8
Rasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
4. Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk menetap ditandai
dengan:
Nyeri
dada
Sakit
kepala
Gelisah
Nyeri
dapat
teratasi
dengan:
Nyeri
dada
(-)
Sakit
kepala
(-)
Gelisah
(-)
Intervensi:
Tentukan
karakteristik
nyeri,
misal
kejan,
konstan
ditusuk.
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat
timbul
karena
pneumonia
seperti
perikarditis
dan
endokarditis.
Pantau
tanda
vital
Rasional: Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alasan
lain
tanda
perubahan
tanda
vital
telah
terlihat.
- Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang /
berbincangan.
Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan
ketidaknyamanan
dan
memperbesar
efek
derajat
analgesik.
- Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat keefektifan
upaya
batuk.
Kolaborasi
Berikan
analgesik
dan
antitusik
sesuai
indikasi
Rasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa
berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum.
11.
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan pedoman atau prosedur teknik yang telah ditentukan.
12.
Kriteria
Tuliskan
kriteria
keberhasilannya
dan
Tidak
Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan.

9

tindakan

EVALUASI
keberhasilan:
Berhasil
dihentikan
berhasil
13. DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta.
2. Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
3. Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC,
Jakarta.
4. Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI.

10

More Related Content

What's hot

Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnVic Scremo
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nitalany pratiwi
 
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]ARDIAN S. LEKY
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atassoroylardo2
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniakhairil10
 
Solusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandelSolusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandelobatamandel
 
Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)
Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)
Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)pjj_kemenkes
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumoniaojie_cr7
 

What's hot (15)

Presentase influenza Akper pemkab muna
Presentase influenza Akper pemkab munaPresentase influenza Akper pemkab muna
Presentase influenza Akper pemkab muna
 
Askep pneumonia
Askep pneumoniaAskep pneumonia
Askep pneumonia
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
Pneumonia (ppt -_ardian_s._leky)[1]
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
JUDUL
JUDULJUDUL
JUDUL
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Solusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandelSolusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandel
 
Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)
Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)
Asuhan Keperawatan pada pasien akibat peradangan (PPOK/COPD, TBC, Pneumonia)
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 

Viewers also liked

Lets Talk Sound
Lets Talk SoundLets Talk Sound
Lets Talk SoundDaniel Inn
 
Spleen de paris presentation
Spleen de paris presentationSpleen de paris presentation
Spleen de paris presentationglederma
 
Healthcare Buzz Presentation 10.25.13
Healthcare Buzz Presentation 10.25.13Healthcare Buzz Presentation 10.25.13
Healthcare Buzz Presentation 10.25.13Nina Hale, Inc.
 
Apresentação dos Resultados do 3T09
Apresentação dos Resultados do 3T09Apresentação dos Resultados do 3T09
Apresentação dos Resultados do 3T09TegmaRI
 
Onur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle Saldırıları
Onur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle SaldırılarıOnur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle Saldırıları
Onur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle SaldırılarıCypSec - Siber Güvenlik Konferansı
 
Mapa mental de biologia aplicada:
Mapa mental de biologia aplicada:Mapa mental de biologia aplicada:
Mapa mental de biologia aplicada:angrip
 
Культура Київської Русі
Культура Київської Русі Культура Київської Русі
Культура Київської Русі TatianaBus
 
Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015
Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015
Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015MobileMoxie
 

Viewers also liked (19)

Article 4
Article 4Article 4
Article 4
 
Lets Talk Sound
Lets Talk SoundLets Talk Sound
Lets Talk Sound
 
Mastheads
MastheadsMastheads
Mastheads
 
Spleen de paris presentation
Spleen de paris presentationSpleen de paris presentation
Spleen de paris presentation
 
Lakshya
LakshyaLakshya
Lakshya
 
Anne Lamott
Anne LamottAnne Lamott
Anne Lamott
 
Os piratas
Os piratasOs piratas
Os piratas
 
Healthcare Buzz Presentation 10.25.13
Healthcare Buzz Presentation 10.25.13Healthcare Buzz Presentation 10.25.13
Healthcare Buzz Presentation 10.25.13
 
certificate
certificatecertificate
certificate
 
Apresentação dos Resultados do 3T09
Apresentação dos Resultados do 3T09Apresentação dos Resultados do 3T09
Apresentação dos Resultados do 3T09
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Laporan pendahuluan ards
Laporan pendahuluan ardsLaporan pendahuluan ards
Laporan pendahuluan ards
 
Onur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle Saldırıları
Onur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle SaldırılarıOnur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle Saldırıları
Onur Alanbel & Ozan Uçar - Ulusal Siber Güvenlikte Kitle Saldırıları
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Penyimpangan kdm pneumonia
Penyimpangan kdm pneumoniaPenyimpangan kdm pneumonia
Penyimpangan kdm pneumonia
 
Mapa mental de biologia aplicada:
Mapa mental de biologia aplicada:Mapa mental de biologia aplicada:
Mapa mental de biologia aplicada:
 
Культура Київської Русі
Культура Київської Русі Культура Київської Русі
Культура Київської Русі
 
Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015
Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015
Why Deep Linking is the Next Big Thing: App Indexing - SMX East 2015
 
Atypical hus
Atypical hus   Atypical hus
Atypical hus
 

Similar to Ani pneumonia

FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptxFARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx212ff05074
 
Askep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docxAskep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docxKPSRSUI
 
Aqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptx
Aqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptxAqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptx
Aqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptxFirwan
 
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Gajali Fatah
 
223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumoniahomeworkping10
 
fdokumen.com_pneumonia-askep.docx
fdokumen.com_pneumonia-askep.docxfdokumen.com_pneumonia-askep.docx
fdokumen.com_pneumonia-askep.docxNiyaCimut
 
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8IrwanPadangsahara2
 
Patologi Sistem Pernapasan (2)
Patologi Sistem Pernapasan (2)Patologi Sistem Pernapasan (2)
Patologi Sistem Pernapasan (2)Jumatil Fajar
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluanoini2
 

Similar to Ani pneumonia (20)

Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
A1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptxA1 PNEUMONIA.pptx
A1 PNEUMONIA.pptx
 
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptxFARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
FARMAKOTERAPI REFANI ADHA 12171014.pptx
 
Askep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docxAskep Pneumonia.docx
Askep Pneumonia.docx
 
Lp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiiiLp dokep kel.ndariiiii
Lp dokep kel.ndariiiii
 
Aqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptx
Aqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptxAqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptx
Aqua Marketing Plan _ by Slidesgo.pptx
 
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
 
223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia223720883 case-pneumonia
223720883 case-pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
fdokumen.com_pneumonia-askep.docx
fdokumen.com_pneumonia-askep.docxfdokumen.com_pneumonia-askep.docx
fdokumen.com_pneumonia-askep.docx
 
Bahan pbl 3.2 dev
Bahan pbl 3.2 devBahan pbl 3.2 dev
Bahan pbl 3.2 dev
 
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
Patologi Sistem Pernapasan (2)
Patologi Sistem Pernapasan (2)Patologi Sistem Pernapasan (2)
Patologi Sistem Pernapasan (2)
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Penyuluhan ISPA
Penyuluhan ISPA Penyuluhan ISPA
Penyuluhan ISPA
 
Askep influensa
Askep influensaAskep influensa
Askep influensa
 
Tbc pada ibu
Tbc pada ibuTbc pada ibu
Tbc pada ibu
 
Ppt port d' entry
Ppt port d' entryPpt port d' entry
Ppt port d' entry
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Ani pneumonia

  • 1. A.LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA 1. DEFINISI I. KONSEP DASAR A. DEFINISI       Pneumonia Virus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak. http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797 Pneumonia merupakan radang paru yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit).http://www.medistra.com/Artikel_Kesehatan/Pneumonia.html Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993) http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit, 1997} Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi 2. ETIOLOGI Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama 1
  • 2. tergenang, misalnya dari unit pendingin ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan.. Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti: 1. Bakteri: stapilokokus, streplokokus, aeruginosa, eneterobacter 2. Virus: virus influenza, adenovirus 3. Micoplasma pneumonia 4. Jamur: candida albicans Faktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia - Umur dibawah 2 bulan - Tingkat sosio ekonomi rendah - Gizi kurang - Berat badan lahir rendah - Tingkat pendidikan ibu rendah - Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah - Kepadatan tempat tinggal - Imunisasi yang tidak memadai - Menderita penyakit kronis . 3.PATOFISIOLOGI Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya. Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.2 Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.2 Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis. 2
  • 3. KLASIFIKASI Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia.  Berdasarkan klinis dan epidemiologis: o Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia). o Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia). o Pneumonia aspirasi. o Pneumonia pada penderita immunocompromised. Berdasarkan bakteri penyebab:  Berdasarkan bakteri penyebab: Pneumonia bakteri/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut. Gejalanya Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paruparu. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza. Pneumonia Atipikal. Disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia.  Pneumonia Akibat virus. Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga). Gejalanya Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan 3
  • 4. superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.    Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised). Berdasarkan predileksi infeksi: Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka 4. MANIFESTASI KLINIK   Secara khas diawali dengan awitan menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5 ºC sampai 40,5 ºC). Nyeri dada yang ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernafas dan batuk.  Takipnea (25 – 45 kali/menit) disertai dengan pernafasan mendengur, pernafasan cuping hidung,  Nadi cepat  Bibir dan kuku sianosis  Sesak nafas 5. KOMPLIKASI   Efusi pleura Hipoksemia  Pneumonia kronik  Bronkaltasis  Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps).  Komplikasi sistemik (meningitis) 4
  • 5. 6. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses) pada penyakit pneumonia b. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada. c. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus. d. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan. e. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis f. Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi g. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing 7. PENATALAKSANAAN Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: tapi karena • • Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus • Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma. • Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda • Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia. • Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup. B.KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien: • Aktivitas/istirahat • • • Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas. Sirkulasi • Gejala : riwayat adanya • Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat 5 hal
  • 6. • • Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah • • Makanan/cairan Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi) Neurosensori • • • Gejala : sakit kepala Tanda : perusakan mental (bingung) Nyeri/kenyamanan Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia. Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan) daerah frontal (influenza) Pernafasan • Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea. • Tanda : - sputum: merah muda, berkarat - premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi - Bunyi nafas menurun • perpusi: pekak datar area yang konsolidasi Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku Keamanan • • • Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, demam. Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar Penyuluhan/pembelajaran • Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis • Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah 9. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. 6
  • 7. 2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen darah. 3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. 4) Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap. 10. RENCANA KEPERAWATAN Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial, peningkatan produksi sputum ditandai dengan: - Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan - Bunyi nafas tak normal - Dispnea, sianosis - Batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum. - Jalan nafas efektif dengan kriteria:  Batuk efektif  Nafas normal  Bunyi nafas bersih  Sianosis Intervensi: a. Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada Rasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan. b. Auskultasi area paru, catat area penurunan 1 kali ada aliran udara dan bunyi nafas Rasional: penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Biarkan teknik batuk efektif Rasional : batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk mempertahankan jalan nafas paten. Penghisapan sesuai indikasi Rasional: merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada faktor yang tidak mampu melakukan karena batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran. Berikan cairan sedikitnya Rasional: cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan sekret - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, eks. Rasional: alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan pernafasan. 7
  • 8. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen ditandai dengan: Dispnea, sianosis Takikardia Gelisah/perubahan mental - Hipoksia Gangguan gas teratasi dengan: Sianosis Nafas normal Sesak Hipoksia Gelisah Intervensi: Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas Rasional: manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum. - Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral. Rasional: sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap demam/menggigil namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik. Kaji status mental. Rasional: gelisah mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan hipoksia atau penurunan oksigen serebral. - Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif. Rasional: tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi tak efektif. Kolaborasi Berikan terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal plong master, master venturi. Rasional: mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pe. . 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan: Dispnea Takikardia Sianosis Intoleransi aktivitas teratasi dengan: Nafas normal Sianosis - Irama jantung Intervensi Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas Rasional: merupakan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan interan. - Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat. - Jelaskan perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur. Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan 8
  • 9. Rasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. 4. Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim varul, batuk menetap ditandai dengan: Nyeri dada Sakit kepala Gelisah Nyeri dapat teratasi dengan: Nyeri dada (-) Sakit kepala (-) Gelisah (-) Intervensi: Tentukan karakteristik nyeri, misal kejan, konstan ditusuk. Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis. Pantau tanda vital Rasional: Perubahan FC jantung/TD menu bawa Pc mengalami nyeri, khusus bila alasan lain tanda perubahan tanda vital telah terlihat. - Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang / berbincangan. Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek derajat analgesik. - Aturkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk. Rasional: alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkat keefektifan upaya batuk. Kolaborasi Berikan analgesik dan antitusik sesuai indikasi Rasional: obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau menurunkan mukosa berlebihan meningkat kenyamanan istirahat umum. 11. IMPLEMENTASI Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan pedoman atau prosedur teknik yang telah ditentukan. 12. Kriteria Tuliskan kriteria keberhasilannya dan Tidak Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan. 9 tindakan EVALUASI keberhasilan: Berhasil dihentikan berhasil
  • 10. 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta. 2. Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta. 3. Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine, Patofisiologi, buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta. 4. Tim Penyusun. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3. Volume II, 2001, FKUI. 10