SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Baju Bodo

Baju Bodo adalah pakaian adat suku Bugis-Makassar dan
diperkirakan sebagai salah satu busana tertua di dunia.
Perkiraan itu didukung oleh sejarah kain Muslim yang
menjadi bahan dasar baju bodo.
Jenis

kain

yang

dikenal

dengan

sebutan

kain

Muslin

(Eropa), Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur),
atau Ruhm (Arab) pertama kali diperdagangkan di kota
Dhaka, Bangladesh. Hal ini merujuk pada catatan seorang
pedagang

Arab

bernama

Sulaiman

pada

abad

ke-19.

Sementara pada tahun 1298, dalam buku yang berjudul
“The Travel of Marco Polo”, Marco Polo menggambarkan
kalau

kain

Muslin

dibuat

di

Mosul

(Irak)

dan

diperdagangkan oleh pedagang yang disebut Musolini.
Namun kain yang ditenun dari pilinan kapas yang dijalin
dengan benang katun ini sudah lebih dahulu dikenal oleh
masyarakat
abad

Sulawesi

ke-9,

jauh

Selatan,

sebelum

yakni

pada

masyarakat

pertengahan

Eropa

yang

baru

mengenalnya pada abad ke-17, dan populer di Perancis
pada abad ke-18. Kain Muslin memiliki rongga-rongga dan
jarak

benang-benangnya

yang

renggang

membuatnya

terlihat transparan dan cocok dipakai di daerah tropis
dan daerah-daerah yang beriklim panas.
Sesuai dengan namanya “bodo” yang berarti pendek, baju
ini memang berlengan pendek. Dahulu Baju Bodo dipakai
tanpa baju dalaman sehingga memperlihatkan payudara dan
lekuk-lekuk

dada

pemakainya,

dan

dipadukan

dengan

sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah
badan. Namun seiring dengan masuknya pengaruh Islam di
daerah ini, baju yang tadinya memperlihatkan aurat pun
mengalami

perubahan.

Busana

transparan

ini

kemudian

dipasangkan dengan baju dalaman berwarna sama, namun
lebih terang. Sedangkan busana bagian bawahnya berupa
sarung sutera berwarna senada.
Baju

Bodo

perempuan

memang
yang

pakaian

dalam

tradisional

penggunaannya

khusus

untuk

memiliki

aturan

berdasarkan warna yang melambangkan tingkat usia dan
kasta perempuan pemakainya.
Warna jingga untuk perempuan berusia 10 tahun, jingga
dan merah darah untuk perempuan berusia 10 sampai 14
tahun, merah darah untuk perempuan berusia 17 sampai 25
tahun, warna putih dipakai para inang dan dukun, warna
hijau khusus dipakai para puteri bangsawan, dan warna
ungu dipakai oleh para janda.
Pakaian
adat,

tradisional
seperti

ini

upacara

penggunaan

Baju

Bodo

kegiatan,

misalnya

sering

dipakai

pernikahan.
mulai

untuk

Tetapi

acara

sekarang,

meluas

berbagai

menari

lomba

untuk
atau

upacara

penyambutan tamu-tamu kehormatan. Meski belakangan ini
semakin

terpinggirkan

akibat

pengaruh

busana-busana

modern, tetapi di kampung-kampung Bugis yang jauh dari
perkembangan

dan

tren

mode

busana,

Baju

Bodo

masih

dikenakan oleh para pengantin perempuan saat upacara
akad nikah dan resepsi pernikahan, begitu juga dengan
ibu pengantin, pendamping mempelai, dan para pagar ayu.
Baju Bodo, Lipa' Sa'be : Tulolonna Sulawesi

Baju

bodo

Bugis,

adalah

Makassar,

pakaian
dan

tradisional

Mandar,

di

perempuan

propinsi

suku

Sulawesi

Selatan, Indonesia. Kata "baju bodo" merupakan bahasa
Makassar

(baju=baju,

bodo=pendek),

sedangkan

orang

Bugis kadang menyebutnya dengan waju tokko, yang sama
artinya dengan baju bodo.
Baju

bodo

berbentuk

segi

empat,

biasanya

berlengan

pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Baju
bodo juga dikenal sebagai salah satu busana tertua di
dunia. Baju bodo atau waju tokko, telah dikenal oleh
masyarakat Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad IX .
Kain

yang

digunakan

sebagai

bahan

dasar

baju

bodo
disebut
kain

kain

dari

muslin

benang

yang

kapas

merupakan
hasil

sejenis

tenunan

yang

lembaran
dijalin

dengan benang katun. Kain muslin memiliki rongga dan
kerapatan benang yang renggang sehingga sangat cocok
untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering.
Kain

muslin

tercatat

pertama

kali

dibuat

dan

diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh, merujuk pada
catatan
abad

seorang

IX.

pedagang

Didalam

Arab

masyarakat

bernama

Sulaiman

pada

Sulawesi

Selatan,

kain

muslin telah dikenal dibanding masyarakat Eropa, yang
baru mengenalnya pada abad XVII dan baru populer di
Perancis pada abad XVIII.
Pada awalnya, tampilan baju bodo masih tipis, longgar
dan transparan sehingga menampakkan payudara, pusar dan
lekuk tubuh pemakainya.

Pada awal abad ke-19, Don

Lopez comte de Paris, seorang assiten Gubernur Jenderal
Deandels memperkenalkan penutup dada yang dalam bahasa
Indonesia disebut “kutang”, yang pada zaman itu dipakai
oleh kaum perempuan di Jawa.
Masuknya Islam sebagai agama resmi di beberapa kerajaan
di Sulawesi Selatan di abad ke-17, menjadi isu besar
bagi

para

ditegaskan
pakaian

pemangku

adat.

bahwa,

pakaian

yang

menutup

Dalam

ajaran

yang

aurat,

agama

dibenarkan

tidak

Islam
adalah

menampakkan

lekuk

tubuh dan rona kulit selain telapak tangan dan wajah.
Kontroversi ini kemudian disikapi bijak oleh kerajaan
Gowa,
dikenal

hingga
dengan

muncullah
nama

baju

modifikasi
la’bu

baju

(serupa

bodo

yang

dengan

baju

bodo, tetapi lebih tebal, gombrang, panjang hingga ke
lutut) dan terbuat dari kain sutera.

Adanya baju la’bu

ini adalah solusi terbaik, tidak melanggar hukum Islam
dan juga tidak menghilangkan nilai adat.
Konon, setiap warna baju bodo atau waju tokko yang
dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia
ataupun

martabat

pemakainya.

Warna

kuning

gading

dipakai oleh anak perempuan berumur dibawah 10 tahun,
yang dalam Bahasa Bugis disebut waju pella-pella (baju
kupu-kupu), sebagai penggambaran terhadap dunia anak
yang penuh keriangan. Warna ini juga sebagai harapan
agar sang anak cepat matang dalam menghadapi tantangan
hidup.
Anak perempuan yang berumur 10-14 tahun memakai baju
berwarna jingga atau merah muda, disebut bakko (Bugis)
atau bakka' (Makassar) yang berarti setengah matang.
Umur 14-17 tahun, masih memakai warna jingga atau merah
muda, tapi dibuat berlapis/ bersusun dua, karena pada
masa ini diyakini payudara sang gadis mulai tumbuh.
Warna ini juga dipakai oleh mereka yang telah menikah
namun belum memiliki keturunan.
Bagi

yang

berumur

17-25

tahun,

telah

menikah

dan

mempunyai anak, memakai warna merah darah dengan kain
berlapis/ bersusun.

Filosofinya bahwa sang perempuan

dianggap sudah mengeluarkan darah dari rahimnya. Umur
25-40 tahun memakai, warna hitam. Warna putih digunakan
oleh para inang/ pengasuh raja atau para dukun atau
bissu

(pendeta

dianggap

agama

memiliki

Bugis-Makassar).

titisan

darah

Para

berwarna

bissu
putih,

terlepas dari kepentingan syahwat, sehingga inilah yang
mengantarkan

mereka

mampu

menjadi

penghubung

dengan

Botting Langi (khayangan), peretiwi (dunia nyata), dan
ale kawa (dunia roh).
Para putri raja, bangsawan dan keturunannya yang dalam
bahasa Bugis disebut maddara takku (berdarah
bangsawan)

memakai

warna

hijau.

Dalam

bahasa

Bugis,

warna hijau disebut kudara, yang berasal dari kata natakku dara-na, yang secara harfiah berarti “mereka yang
menjunjung tinggi harkat kebangsawanannya.”
Warna ungu dipakai oleh para janda. Dalam bahasa Bugis,
warna

ungu

lebamnya

disebut

bagian

kemummu

tubuh

yang

yang

juga

terkena

dapat

berarti

pukulan

atau

benturan benda keras. Dalam pranata sosial masyarakat
Bugis

zaman

dahulu,

menikah

dengan

seorang

janda

merupakan sebuah aib.
Baju bodo dikenakan dengan menggunakan bawahan Lipa’
Sa'be (sarung sutera) yang bermotif kotakkotak cerah. Selain kaum perempuan, lipa' sa'be juga
dapat dikenakan oleh kaum lelaki.
dipakai,

juga

menunjukkan

status

Kualitas sarung yang
sosial

pemakainya,

karena semakin tinggi kualitas sarung suteranya, maka
harganya

akan

semakin

mahal,

sehingga

status

sosial

orang yang memakainya akan dipandang semakin tinggi.
Lipa’

sa’be

dipakai

seperti

memakai

sarung

yang

diperkuat dengan tali atau ikat pinggang agar tidak
melorot.

Bila

pemakainya

perempuan,

pada

bagian

pinggang, baju bodo dibiarkan menjuntai menutupi ujung
sarung bagian atas. Sipemakai biasanya memegang salah
satu

ujung

baju

bodo

lalu

disampirkan

di

lengan.

Sebagai aksesoris, ditambahkan kalung, gelang panjang,
anting, dan bando atau tusuk konde di kepala. Ada pula
yang menambahkan bunga sebagai penghias di rambut.
Sampai sekarang, baju bodo dikenakan sebagai pakaian
pesta
upacara

atau

upacara

menyambut

adat

tamu

seperti

penting,

pesta

juga

pernikahan,

dikenakan

oleh
para penari adat, dan pendamping mempelai yang disebut
passappi' .
Oscal

Lawalata

menyebutkan

bahwa

baju

bodo

dalam

masyarakat Sulawesi Selatan adalah salah satu busana
etnik tertua di dunia, dan dunia international belum
mengetahuinya.
Berikut ini penulis menyingkap rahasia baju bodo dalam
masyarakat

Bugis

–

Makassar,

warna

dan

filosofinya,

sebagai berikut:
1. Anak di bawah 10 tahun (gadis cilik), memakai “waju
tokko” (baju bodo) yang disebut “waju pella-pella”
(baju kupu-kupu), berwarna kuning gading. Disebut
“walu

pella-pella”

adalah

penggambaran

terhadap

dunia anak kecil yang penuh keriangan, warna kuning
gading adalah analogi agar sang anak cepat matang
dalam

menghadapi

tantangan

hidup.

Warna

kuning

gading dalam kalimat bahasa Bugis “maridi” yang jika
di

tulis

dalam

aksara

lontara'

Bugis

bisa

dibaca menjadi “mariddi” yang berarti matang.

juga
2. Anak usia 10 - 14 tahun (gadis remaja), memakai
“waju tokko” (baju bodo) berwarna jingga atau merah
muda. Pemilihan warna jingga/ merah muda karna warna
ini

dianggap

paling

mendekati

warna

merah

darah/

merah tua, yaitu warna yang dipakai oleh wanita yang
sudah menikah. Selain itu warna jingga atau merah
muda yang dalam bahasa bugis disebut bakko, adalah
representasi dari kata bakka, yang berarti setengah
matang.

3. Gadis usia 14 - 17 tahun (remaja), memakai “waju
tokko” (baju bodo) berwarna jingga/merah muda juga,
tapi

khusus

pada

usia

ini

dibuat

berlapis

atau

bersusun dua, hal ini dikarenakan sang gadis sudah
mulai menanjak remaja, juga dipakai oleh mereka yang
sudah menikah tapi belum punya anak.
4. Remaja usia 17 - 25 tahun (wanita muda), memakai
“waju tokko” (baju bodo) warna merah darah, berlapis
dan

bersusun.

Dipakai

oleh

perempuan

yang

sudah

menikah dan memiliki anak. Berasal dari filosofi,
bahwa sang wanita tadi dianggap sudah mengeluarkan
darah dari rahimnya yang berwarna merah tua/ merah
darah.
5. Wanita umur 25 - 40 tahun, memakai “waju tokko”
(baju bodo) berwarna hitam.

6. Adapun

“waju

tokko”

(baju

bodo)

berwarna

putih

dipakai para inang/ pengasuh raja/ para dukun/ bissu
dan bissu dianggap memiliki titisan darah berwarna
putih yang mampu menjadi penghubung “botting langi”
(kayangan)

peritiwi

(dunia

kawa” (dunia bawah/ roh).

nyata/

bumi)

dan

“ale
7. Sedangkan para bangsawan dan keturunanya atau dalam
bahasa
hijau).

Bugis

di

Adalah

sebut

alasan

"maddara
mengapa

takku"

“waju

(berdarah

tokko”

(baju

bodo) berwarna hijau hanya boleh dipakai oleh para
putra-putri raja, karena warna hijau dalam bahasa
bugis disebut “kudara” berasal dari kata “na takku
dara-na” ungkapan ini kemudian berubah menjadi “ku
dara”, secara harfiah dapat diartikan bahwa mereka
yang

memakai

adalah

“waju

mereka

kebangsawananya

tokko”

yang

berwarna

menjunjung

“kudara”

tinggi

ini

harkat
8. Kemudian

yang

terakhir

berwarna

ungu

atau

“waju

dalam

tokko”

bahasa

adalah dipakai oleh para janda.

(baju

Bugis

bodo)

“kemummu”

More Related Content

What's hot

28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guruRatih Ginarti
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumAmbar Fidianingsih
 
ADMINISTRASI KURIKULUM.pptx
ADMINISTRASI KURIKULUM.pptxADMINISTRASI KURIKULUM.pptx
ADMINISTRASI KURIKULUM.pptxIkaRerika
 
Model Motivasi ARCS
Model Motivasi ARCSModel Motivasi ARCS
Model Motivasi ARCStbpck
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiacandrajelek
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIArief Kurniatama
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013ira wati
 
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Islamuddin Syam
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptssusercc3648
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitifsujiadisss
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Syaidah Ahnur
 
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendahJawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendahArya Ningrat
 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiMartiwiFarisa
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterWarnet Raha
 
Kerangka dasar dan_struktur_kurikulum
Kerangka dasar dan_struktur_kurikulumKerangka dasar dan_struktur_kurikulum
Kerangka dasar dan_struktur_kurikulumGus Fendi
 

What's hot (20)

28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
 
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi KurikulumJenis-jenis Organisasi Kurikulum
Jenis-jenis Organisasi Kurikulum
 
ADMINISTRASI KURIKULUM.pptx
ADMINISTRASI KURIKULUM.pptxADMINISTRASI KURIKULUM.pptx
ADMINISTRASI KURIKULUM.pptx
 
Model Motivasi ARCS
Model Motivasi ARCSModel Motivasi ARCS
Model Motivasi ARCS
 
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesiaAnalisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
Analisis pelaksanaan kode etik guru indonesia
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
Contoh Silabus dan RPP Kurikulum 2013
 
Perspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.pptPerspektif Sosio Kultural.ppt
Perspektif Sosio Kultural.ppt
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitif
 
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
Latar belakang perubahan kurikulum dari kurkulum cbsa sampai kurikulum 2013
 
Perkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk AljabarPerkalian Bentuk Aljabar
Perkalian Bentuk Aljabar
 
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendahJawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viii
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Kerangka dasar dan_struktur_kurikulum
Kerangka dasar dan_struktur_kurikulumKerangka dasar dan_struktur_kurikulum
Kerangka dasar dan_struktur_kurikulum
 

Similar to Baju Bodo, Lipa' Sa'be : Tulolonna Sulawesi

Pakaian Dan Perayaan Etnik Di Malaysia
Pakaian Dan Perayaan Etnik Di MalaysiaPakaian Dan Perayaan Etnik Di Malaysia
Pakaian Dan Perayaan Etnik Di MalaysiaKamarzaman Md Sharif
 
Pakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampang
Pakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampangPakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampang
Pakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampangShantipa
 
Presentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarniPresentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarniTõmî Îřvåñ
 
Suku suku di jawa
Suku suku di jawaSuku suku di jawa
Suku suku di jawaMellisaayu
 
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdflurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdfMudzakir Sunni
 
Slide tema 4
Slide tema 4Slide tema 4
Slide tema 4AthirahM
 
Kain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdf
Kain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdfKain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdf
Kain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdfAbby886190
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solopusatbatiksolo
 

Similar to Baju Bodo, Lipa' Sa'be : Tulolonna Sulawesi (12)

Pakaian Dan Perayaan Etnik Di Malaysia
Pakaian Dan Perayaan Etnik Di MalaysiaPakaian Dan Perayaan Etnik Di Malaysia
Pakaian Dan Perayaan Etnik Di Malaysia
 
Pakaian tradisional
Pakaian tradisionalPakaian tradisional
Pakaian tradisional
 
Pakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampang
Pakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampangPakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampang
Pakaian istiadat masyarakat kadazan dari penampang
 
Budaya melayu riau
Budaya melayu riauBudaya melayu riau
Budaya melayu riau
 
Presentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarniPresentation bugis warnawarni
Presentation bugis warnawarni
 
Suku suku di jawa
Suku suku di jawaSuku suku di jawa
Suku suku di jawa
 
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdflurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
lurikfabric.com-Kain lurik Solo Harga Murah.pdf
 
Slide tema 4
Slide tema 4Slide tema 4
Slide tema 4
 
Kain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdf
Kain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdfKain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdf
Kain_Tenunan_Warisan_Cabaran_dan_Masa_De.pdf
 
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik soloSejarah batik indonesia, baju batik solo
Sejarah batik indonesia, baju batik solo
 
Tgas prakarya siap print
Tgas prakarya siap printTgas prakarya siap print
Tgas prakarya siap print
 
Kerudung itu cantik
Kerudung itu cantikKerudung itu cantik
Kerudung itu cantik
 

More from Alen Pepa

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alamAlen Pepa
 
Problem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaProblem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaAlen Pepa
 
Presentation3 partial differentials equation
Presentation3  partial differentials equationPresentation3  partial differentials equation
Presentation3 partial differentials equationAlen Pepa
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Pengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisPengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisAlen Pepa
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Alen Pepa
 
Mgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnMgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnAlen Pepa
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasAlen Pepa
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruAlen Pepa
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newAlen Pepa
 
Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Alen Pepa
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutAlen Pepa
 
Menggambar mrsin
Menggambar mrsinMenggambar mrsin
Menggambar mrsinAlen Pepa
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00Alen Pepa
 
Materi+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanMateri+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanAlen Pepa
 

More from Alen Pepa (20)

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Rotax
RotaxRotax
Rotax
 
Problem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesiaProblem of seafarers in indonesia
Problem of seafarers in indonesia
 
Presentation3 partial differentials equation
Presentation3  partial differentials equationPresentation3  partial differentials equation
Presentation3 partial differentials equation
 
Pp jadi
Pp jadiPp jadi
Pp jadi
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Pengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnisPengantar manajemen bisnis
Pengantar manajemen bisnis
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
 
Mgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phnMgg 3 morfologi phn
Mgg 3 morfologi phn
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 
Metnum 2006
Metnum 2006Metnum 2006
Metnum 2006
 
Met num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baruMet num3 persnonl-inier_baru
Met num3 persnonl-inier_baru
 
Met num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-newMet num1 pendahuluan-new
Met num1 pendahuluan-new
 
Met num s1
Met num s1Met num s1
Met num s1
 
Met num s1 (2)
Met num s1 (2)Met num s1 (2)
Met num s1 (2)
 
Mesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serutMesin ketam dan mesin serut
Mesin ketam dan mesin serut
 
Menggambar mrsin
Menggambar mrsinMenggambar mrsin
Menggambar mrsin
 
Mekanisme
MekanismeMekanisme
Mekanisme
 
Material teknik 00
Material teknik 00Material teknik 00
Material teknik 00
 
Materi+kewirausahaan
Materi+kewirausahaanMateri+kewirausahaan
Materi+kewirausahaan
 

Baju Bodo, Lipa' Sa'be : Tulolonna Sulawesi

  • 1. Baju Bodo Baju Bodo adalah pakaian adat suku Bugis-Makassar dan diperkirakan sebagai salah satu busana tertua di dunia. Perkiraan itu didukung oleh sejarah kain Muslim yang menjadi bahan dasar baju bodo. Jenis kain yang dikenal dengan sebutan kain Muslin (Eropa), Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur), atau Ruhm (Arab) pertama kali diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh. Hal ini merujuk pada catatan seorang pedagang Arab bernama Sulaiman pada abad ke-19. Sementara pada tahun 1298, dalam buku yang berjudul
  • 2. “The Travel of Marco Polo”, Marco Polo menggambarkan kalau kain Muslin dibuat di Mosul (Irak) dan diperdagangkan oleh pedagang yang disebut Musolini. Namun kain yang ditenun dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun ini sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat abad Sulawesi ke-9, jauh Selatan, sebelum yakni pada masyarakat pertengahan Eropa yang baru mengenalnya pada abad ke-17, dan populer di Perancis pada abad ke-18. Kain Muslin memiliki rongga-rongga dan jarak benang-benangnya yang renggang membuatnya terlihat transparan dan cocok dipakai di daerah tropis dan daerah-daerah yang beriklim panas. Sesuai dengan namanya “bodo” yang berarti pendek, baju ini memang berlengan pendek. Dahulu Baju Bodo dipakai tanpa baju dalaman sehingga memperlihatkan payudara dan lekuk-lekuk dada pemakainya, dan dipadukan dengan sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan. Namun seiring dengan masuknya pengaruh Islam di daerah ini, baju yang tadinya memperlihatkan aurat pun mengalami perubahan. Busana transparan ini kemudian dipasangkan dengan baju dalaman berwarna sama, namun lebih terang. Sedangkan busana bagian bawahnya berupa sarung sutera berwarna senada.
  • 3. Baju Bodo perempuan memang yang pakaian dalam tradisional penggunaannya khusus untuk memiliki aturan berdasarkan warna yang melambangkan tingkat usia dan kasta perempuan pemakainya. Warna jingga untuk perempuan berusia 10 tahun, jingga dan merah darah untuk perempuan berusia 10 sampai 14 tahun, merah darah untuk perempuan berusia 17 sampai 25 tahun, warna putih dipakai para inang dan dukun, warna hijau khusus dipakai para puteri bangsawan, dan warna ungu dipakai oleh para janda. Pakaian adat, tradisional seperti ini upacara penggunaan Baju Bodo kegiatan, misalnya sering dipakai pernikahan. mulai untuk Tetapi acara sekarang, meluas berbagai menari lomba untuk atau upacara penyambutan tamu-tamu kehormatan. Meski belakangan ini semakin terpinggirkan akibat pengaruh busana-busana modern, tetapi di kampung-kampung Bugis yang jauh dari perkembangan dan tren mode busana, Baju Bodo masih dikenakan oleh para pengantin perempuan saat upacara akad nikah dan resepsi pernikahan, begitu juga dengan ibu pengantin, pendamping mempelai, dan para pagar ayu.
  • 4. Baju Bodo, Lipa' Sa'be : Tulolonna Sulawesi Baju bodo Bugis, adalah Makassar, pakaian dan tradisional Mandar, di perempuan propinsi suku Sulawesi Selatan, Indonesia. Kata "baju bodo" merupakan bahasa Makassar (baju=baju, bodo=pendek), sedangkan orang Bugis kadang menyebutnya dengan waju tokko, yang sama artinya dengan baju bodo. Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Baju bodo juga dikenal sebagai salah satu busana tertua di dunia. Baju bodo atau waju tokko, telah dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad IX . Kain yang digunakan sebagai bahan dasar baju bodo
  • 5. disebut kain kain dari muslin benang yang kapas merupakan hasil sejenis tenunan yang lembaran dijalin dengan benang katun. Kain muslin memiliki rongga dan kerapatan benang yang renggang sehingga sangat cocok untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering. Kain muslin tercatat pertama kali dibuat dan diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh, merujuk pada catatan abad seorang IX. pedagang Didalam Arab masyarakat bernama Sulaiman pada Sulawesi Selatan, kain muslin telah dikenal dibanding masyarakat Eropa, yang baru mengenalnya pada abad XVII dan baru populer di Perancis pada abad XVIII.
  • 6. Pada awalnya, tampilan baju bodo masih tipis, longgar dan transparan sehingga menampakkan payudara, pusar dan lekuk tubuh pemakainya. Pada awal abad ke-19, Don Lopez comte de Paris, seorang assiten Gubernur Jenderal Deandels memperkenalkan penutup dada yang dalam bahasa Indonesia disebut “kutang”, yang pada zaman itu dipakai oleh kaum perempuan di Jawa. Masuknya Islam sebagai agama resmi di beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan di abad ke-17, menjadi isu besar bagi para ditegaskan pakaian pemangku adat. bahwa, pakaian yang menutup Dalam ajaran yang aurat, agama dibenarkan tidak Islam adalah menampakkan lekuk tubuh dan rona kulit selain telapak tangan dan wajah. Kontroversi ini kemudian disikapi bijak oleh kerajaan Gowa, dikenal hingga dengan muncullah nama baju modifikasi la’bu baju (serupa bodo yang dengan baju bodo, tetapi lebih tebal, gombrang, panjang hingga ke lutut) dan terbuat dari kain sutera. Adanya baju la’bu ini adalah solusi terbaik, tidak melanggar hukum Islam dan juga tidak menghilangkan nilai adat. Konon, setiap warna baju bodo atau waju tokko yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya. Warna kuning gading dipakai oleh anak perempuan berumur dibawah 10 tahun,
  • 7. yang dalam Bahasa Bugis disebut waju pella-pella (baju kupu-kupu), sebagai penggambaran terhadap dunia anak yang penuh keriangan. Warna ini juga sebagai harapan agar sang anak cepat matang dalam menghadapi tantangan hidup. Anak perempuan yang berumur 10-14 tahun memakai baju berwarna jingga atau merah muda, disebut bakko (Bugis) atau bakka' (Makassar) yang berarti setengah matang. Umur 14-17 tahun, masih memakai warna jingga atau merah muda, tapi dibuat berlapis/ bersusun dua, karena pada masa ini diyakini payudara sang gadis mulai tumbuh. Warna ini juga dipakai oleh mereka yang telah menikah namun belum memiliki keturunan.
  • 8. Bagi yang berumur 17-25 tahun, telah menikah dan mempunyai anak, memakai warna merah darah dengan kain berlapis/ bersusun. Filosofinya bahwa sang perempuan dianggap sudah mengeluarkan darah dari rahimnya. Umur 25-40 tahun memakai, warna hitam. Warna putih digunakan oleh para inang/ pengasuh raja atau para dukun atau bissu (pendeta dianggap agama memiliki Bugis-Makassar). titisan darah Para berwarna bissu putih, terlepas dari kepentingan syahwat, sehingga inilah yang mengantarkan mereka mampu menjadi penghubung dengan Botting Langi (khayangan), peretiwi (dunia nyata), dan ale kawa (dunia roh).
  • 9. Para putri raja, bangsawan dan keturunannya yang dalam bahasa Bugis disebut maddara takku (berdarah bangsawan) memakai warna hijau. Dalam bahasa Bugis, warna hijau disebut kudara, yang berasal dari kata natakku dara-na, yang secara harfiah berarti “mereka yang menjunjung tinggi harkat kebangsawanannya.” Warna ungu dipakai oleh para janda. Dalam bahasa Bugis, warna ungu lebamnya disebut bagian kemummu tubuh yang yang juga terkena dapat berarti pukulan atau benturan benda keras. Dalam pranata sosial masyarakat Bugis zaman dahulu, menikah dengan seorang janda merupakan sebuah aib. Baju bodo dikenakan dengan menggunakan bawahan Lipa’ Sa'be (sarung sutera) yang bermotif kotakkotak cerah. Selain kaum perempuan, lipa' sa'be juga dapat dikenakan oleh kaum lelaki. dipakai, juga menunjukkan status Kualitas sarung yang sosial pemakainya, karena semakin tinggi kualitas sarung suteranya, maka harganya akan semakin mahal, sehingga status sosial orang yang memakainya akan dipandang semakin tinggi.
  • 10. Lipa’ sa’be dipakai seperti memakai sarung yang diperkuat dengan tali atau ikat pinggang agar tidak melorot. Bila pemakainya perempuan, pada bagian pinggang, baju bodo dibiarkan menjuntai menutupi ujung sarung bagian atas. Sipemakai biasanya memegang salah satu ujung baju bodo lalu disampirkan di lengan. Sebagai aksesoris, ditambahkan kalung, gelang panjang, anting, dan bando atau tusuk konde di kepala. Ada pula yang menambahkan bunga sebagai penghias di rambut. Sampai sekarang, baju bodo dikenakan sebagai pakaian pesta upacara atau upacara menyambut adat tamu seperti penting, pesta juga pernikahan, dikenakan oleh
  • 11. para penari adat, dan pendamping mempelai yang disebut passappi' .
  • 12. Oscal Lawalata menyebutkan bahwa baju bodo dalam masyarakat Sulawesi Selatan adalah salah satu busana etnik tertua di dunia, dan dunia international belum mengetahuinya. Berikut ini penulis menyingkap rahasia baju bodo dalam masyarakat Bugis – Makassar, warna dan filosofinya, sebagai berikut: 1. Anak di bawah 10 tahun (gadis cilik), memakai “waju tokko” (baju bodo) yang disebut “waju pella-pella” (baju kupu-kupu), berwarna kuning gading. Disebut “walu pella-pella” adalah penggambaran terhadap dunia anak kecil yang penuh keriangan, warna kuning gading adalah analogi agar sang anak cepat matang dalam menghadapi tantangan hidup. Warna kuning gading dalam kalimat bahasa Bugis “maridi” yang jika di tulis dalam aksara lontara' Bugis bisa dibaca menjadi “mariddi” yang berarti matang. juga
  • 13. 2. Anak usia 10 - 14 tahun (gadis remaja), memakai “waju tokko” (baju bodo) berwarna jingga atau merah muda. Pemilihan warna jingga/ merah muda karna warna ini dianggap paling mendekati warna merah darah/ merah tua, yaitu warna yang dipakai oleh wanita yang sudah menikah. Selain itu warna jingga atau merah muda yang dalam bahasa bugis disebut bakko, adalah representasi dari kata bakka, yang berarti setengah matang. 3. Gadis usia 14 - 17 tahun (remaja), memakai “waju tokko” (baju bodo) berwarna jingga/merah muda juga, tapi khusus pada usia ini dibuat berlapis atau bersusun dua, hal ini dikarenakan sang gadis sudah mulai menanjak remaja, juga dipakai oleh mereka yang sudah menikah tapi belum punya anak.
  • 14. 4. Remaja usia 17 - 25 tahun (wanita muda), memakai “waju tokko” (baju bodo) warna merah darah, berlapis dan bersusun. Dipakai oleh perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Berasal dari filosofi, bahwa sang wanita tadi dianggap sudah mengeluarkan darah dari rahimnya yang berwarna merah tua/ merah darah.
  • 15. 5. Wanita umur 25 - 40 tahun, memakai “waju tokko” (baju bodo) berwarna hitam. 6. Adapun “waju tokko” (baju bodo) berwarna putih dipakai para inang/ pengasuh raja/ para dukun/ bissu dan bissu dianggap memiliki titisan darah berwarna putih yang mampu menjadi penghubung “botting langi” (kayangan) peritiwi (dunia kawa” (dunia bawah/ roh). nyata/ bumi) dan “ale
  • 16. 7. Sedangkan para bangsawan dan keturunanya atau dalam bahasa hijau). Bugis di Adalah sebut alasan "maddara mengapa takku" “waju (berdarah tokko” (baju bodo) berwarna hijau hanya boleh dipakai oleh para putra-putri raja, karena warna hijau dalam bahasa bugis disebut “kudara” berasal dari kata “na takku dara-na” ungkapan ini kemudian berubah menjadi “ku dara”, secara harfiah dapat diartikan bahwa mereka yang memakai adalah “waju mereka kebangsawananya tokko” yang berwarna menjunjung “kudara” tinggi ini harkat