SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Jawaban Soal Mata Kuliah Pembelajaran MTK SD Kelas Rendah
1. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu
Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran
2. Skenario Pembelajaran Matematika dengan CL tipe Jigsaw
Prosedur pelaksanaan Jigsaw mirip dengan STAD, cara menentukan skor individu
dalam kelompok (nilai perkembangan) dan kriteria penghargaan kelompok sama dengan tipe
STAD.
Menurut Slavin (1998), tipe Jigsaw terdiri 5 fase. Pembagian kelompok berdasarkan
kriteria prestasi individu (dari ulangan sebelumnya atau pretest), gender, etnik dan ras. Tiap
kelompok beranggotakan 2 – 4 orang. Kelompok Expert , jumlahnya disesuaikan dengan
pokok bahasan materi yang dipelajari. Contoh, suatu topik/ pokok materi terdiri 4 sub pokok
materi

(pokok

bahasan),

maka

kelompok

expert

jumlahnya

juga

4.

Masing-masing kelompok expert beranggotakan wakil dari sejumlah kelompok belajar siswa.
Contoh :
Suatu kelas terdiri dari 40 siswa, maka dapat dibentuk menjadi 10 kelompok (Kelompok
1, 2, 3 ……10). Tiap kelompok terdiri 4 orang siswa. Setelah kelompok belajar terbentuk,
guru membagikan LKS untuk dipela-jari bersama.
Pada kegiatan ini, oleh Slavin disebut Fase 1 (Reading). Selanjutnya, anggota masingmasing kelompok tersebut berunding mem-bagi tugas untuk masuk ke kelompok expert.
Misalnya, pokok materi ter-diri dari 4 sub pokok materi/ bahasan, maka dapat dibentuk
sejumlah 4 kelompok expert (Expert A, B, C, D). Kemudian kelompok belajar tersebut
berunding untuk menentukan satu orang siswa sebagai wakil dari kelom-pok belajar
bergabung ke tiap kelompok expert A, B, C dan D, sesuai hasil perundingan. Jadi dalam
kelompok expert masing-masing beranggotakan 10 orang siswa.
Fase 2 (Expert Group Discussions) : Di dalam kelompok expert, siswa berdiskusi
membahas dan memecahkan masalah atau soal yang terdapat dalam LKS. Setelah diskusi
kelompok expert selesai, semua anggota kelompok expert kembali ke kelompok belajar
semula.
Fase 3 (Team reports) : Siswa yang ditunjuk sebagai wakil kelompok belajar di
kelompok expert menjelaskan kepada teman-temannya se kelompok. Demikian juga teman
dari expert yang lain menjelaskan kepada teman- teman sekelompok tentang apa yang
dibahas dan dikerjakan selama di dalam kelompok expert. Pada saat diskusi expert inilah,
guru dapat mem-berikan bimbingan, validasi materi dan jawaban siswa dari masing-masing
expert.
Fase berikutnya Fase 4 (Assessment) : Guru mengadakan kuis yang harus dikerjakan
oleh siswa secara individual. Hasilnya berupa nilai individu anggota kelompok.
Fase 5 (Team recognition) : Guru bersama siswa menghitung perubahan nilai awal
(base score) siswa dengan nilai hasil kuis secara individual menggunakan Tabel 1 (lihat
Tabel Nilai Peng-hargaan Kelompok STAD dan Jigsaw). Kemudian nilai semua siswa anggota masing-masing kelompok dijumlahkan dan dirata-rata, maka akan diperoleh nilai antara
5 – 30 sebagai nilai kelompok. Untuk menentukan predikat kelompok, gunakan Tabel 2
Penghargaan Kelompok, caranya sama seperti penghargaan kelompok pada model tipe
STAD.
Persiapan Guru :
a. Menyiapkan bacaan (LKS)
b. Kalau kegiatan expert berupa praktik atau demonstrasi, maka guru menyiapkan alat/
bahan
c. Menyiapkan instrumen untuk kuis
d. Menyiapkan tabel nilai pengamatan psikomotor dan sikap.
e. Menyiapkan tabel rekapitulasi nilai individu dikonversi ke nilai penghar-gaan kelompok
(lihat lampiran)
f. Menyiapkan tabel rekapitulasi rerata nilai kelompok
g. Menyediakan tanda penghargaan/ sertifikat untuk kelompok

3. Langkah-langkahnya adalah :
Fase 1 :

Guru presentasi di depan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari, misalnya konsep,
materi secara garis besar dan prosedur kegiatan (eksperimen).
Guru juga perlu menjelaskan tata cara kerjasama dalam kelompok, terutama
kepada kelompok atau kelas yang belum terbiasa menjalankan model CL.

Fase 2 :

Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan (prestasi sebelumnya),
jenis kelamin, ras dan etnik. Jumlah anggota tiap kelompok antara 3-5 orang siswa
Fase 3 :

Bekerja dalam kelompok, Siswa belajar bersama, diskusi, menjawab soal atau
mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru

Fase 4 :

Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas

Fase 5 :

Validation. Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan
kesimpulan hasil tugas kelompok

Fase 6 :

Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang diperoleh tiap
anggota, dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok, untuk menentukan
predikat kelompok.

4. 3 Tahap Perkembanga Mental menurut Bruner
a. Tahap enaktif (0-2 tahun), seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk
memahami lingkungan sekitarnya. Artinya dalam memahami dunia sekitarnya, anak
menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan dan
sebagainya.
b. Tahap ikonik (2-4 tahun), seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya,
anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komperasi)
c. Tahap simbolik (5-7 tahun), seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasangagasan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika,
matematika dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak
sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses pemikirannya, semakin dominan
sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi sistem enaktif dan ikonik.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih
diperlukannya sistem enaktif dan ekonik dalam proses belajar.
Jawaban Soal Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan Konseling adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu
agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan
menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama
dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal
maupun sosial)”
Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik
secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon)
dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau
memecahkan masalah yang dialaminya”.
2. Implementasi BK di SD
Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek yang
idealnya dapat terpenuhi (Winkel, 1997: 160-161) yaitu:
a. Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar
memberikan

bekal

kemampuan

dasar

kepada

siswa

untuk

mengembangkan

kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.
b. Kebutuhan pada anak sekolah, yang terutama berkisar antara kebutuhan mendapatkan
kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan
perkembangan kognitifnya serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya.
c. Pola dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis. Ini berarti bahwa semua
tenaga kependidikan yang lazimnya terdapat di jenjang pendidikan dasar dilibatkan
walaupun mungkin tersedia satu atau dua tenaga profesional di bidang bimbingan.
d. Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi
dan konsultasi. Pengumpulan data meliputi beberapa hal yang pokok seperti kemampuan
belajar siswa dan latar belakang keluarga.
e. Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan
yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa dapat memiliki taraf
kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul apabila terjadi kasus
penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasanya berkaitan erat dengan
situasi keluarga. Ragam bimbingan yang mendapat urutan pertama adalah pribadi-sosial,
sedangkan ragam akademik dan ragam jabatan atau karier mendapat urutan yang kedua
dan ketiga.
f. Tenaga yang memegang peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini adalah guru
kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi
dalam pengajaran
3. Prinsip Dasar Guru sebagai fasilitator dan motivator
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola
hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam
hubungan yang bersifat “top-down”, guru seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang
cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang,
sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih
diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu
yang dikehendaki oleh guru.
Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan
siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang
demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya
sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan
dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila:
1. Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran
2. Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable).
3. Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan
keterampilannya dalam waktu yang cukup.
4. Pembelajaran

dapat

mempertimbangkan

dan

disesuaikan

dengan

pengalaman-

pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa.
5. Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
Peranan guru sebagai motivator
Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat.
Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan
respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun.

Guru seolah

sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya, yaitu :
•

Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong siswanya agar
berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif.
bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap siswanya.

Guru juga harus

Dalam batas tertentu,

guru berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni
dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan
menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
•

Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada
dirinya secara optimal.

Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang

tidak secepat yang dibayangkan.

Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap

siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman.

Karena dalam mengembangkan bakat siswa

diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan
penuh perhatian.

Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna
mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan.
Ini berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki
keberanian dalam membuat keputusan.
•

Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar
mengajar di kelas.

Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa

yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah
senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga
berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya.
4. Landasan
a. Landasan Agama
Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal
pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikap yang mendorong
perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidahkaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya
secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi)
serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk
membantu perkembangan dan pemecahan masalah.
b. Landasan Filosofis
Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson,
Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan
tentang hakikat manusia sebagai berikut :
•

Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu
untuk meningkatkan perkembangan dirinya.

•

Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia
berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.

•

Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri
khususnya melalui pendidikan.

•

Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti
upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya
mengontrol keburukan.

•

Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara
mendalam.

•

Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.

•

Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.

•

Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat
pilihan-pilihan

yang

menyangkut

perikehidupannya

sendiri.

Kebebasan

ini
memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu
adan akan menjadi apa manusia itu.
•

Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun,
manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk
melakukan sesuatu.

c. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi
konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk
kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai
oleh konselor adalah tentang :
(a) motif dan motivasi ; rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang
terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau
keterampilan tertentu dan sejenisnya
(b) pembawaan dan lingkungan ; segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan
hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna
kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.
(c) perkembangan individu ; berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya
individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya,
diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan,
moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat
dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari McCandless tentang
pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam perkembangan individu; (2) Teori
dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teori dari Erickson tentang perkembangan
psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari
Kohlberg tentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangan
karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari
Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai
dengan masa dewasa.
(d) belajar ; Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu
berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar
adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah
ada pada diri individu.
(e) kepribadian ; aspek-aspek kepribadian, yang mencakup :
•

Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten
tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

•

Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
•

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.

•

Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan
dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.

•

Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan
atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci
tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

•

Sosiabilitas;

yaitu

disposisi

pribadi

yang

berkaitan

dengan

hubungan

interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain.
d. Landasan Social dan Budaya
Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang
mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a)
perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai;
dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak
yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering
kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006)
mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan
dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya
plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan
semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman
e. Landasan IPTEK
Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi
komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya
dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan
secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan
pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan
adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan
konseling.
Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya
mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno,
2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu
mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik
berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan
penelitian
Jawaban Soal Mata Kuliah Pembeljaran IPS SD
1. Pembelajaran IPS SD
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari
sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadiankejadian yang besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
Konsep Dasar IPS
a.

mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

b.

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial

c.

membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d.

meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

2. Hal-hal tersebut adalah :
a. hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses,
faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi
b. ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
c. psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
d. budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
e. sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari
dalam ilmu sejarah
f. geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu geografi
g. politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
3. Hal-hal yang termasuk dokumen dengan nilainya bagi pembelajaran IPS
 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai
permasalahannya.
 Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari
sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadiankejadian yang besar.
 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
4. Fungsi, tujuan serta aza evaluasi
a. Fungsi diadaka evaluasi adalah

sebagai bukti-bukti dan panduan

melakukan perubahan pada diri siswa secara sadar yang

dalam proses

dilakukan untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa di dalam dan di luar sekolah, dan
berlangsung seumur hidup”.
b. Tujuan diadakan evaluasi belajar adalah:
 Untuk memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).
 Untuk menemukan angka kemajuan hasil belajar siswa.
 Untuk penjurusan.
 Untuk mengenal latar belakang siswa yang mendapatkan kesulitan belajar.
c. Asas-asas evaluasi belajar adalah meliputi:
 Evaluasi harus dilaksanakan secara terus menerus.
 Evaluasi harus menyeluruh (Conprehensive).
 Evaluasi harus obyektif (Obyective).
 Evaluasi harus dilaksanakan dengan alat pengukur yang baik.
 Deskriminatif.
5. Yang dimaksud dengan :
a.

Nilai edukatif, melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap,
kepeduliaan, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kepeduliaan dan
tanggungjawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan IPS untuk
mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong dan membantu pihakpihak yang membutuhkan;
b.

Nilai praktis, dalam hal ini tentunya harus disesuaikan dengan tingkat umur dan kegiatan
peserta didik sehari-hari. Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam
mengikuti berita, mendengakan radio, membaca majalah, menghadapi permasalahan
kehidupan sehari-hari

c. Nilai teoritis, peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya kearah
dorongan mengetahui kenyataan (sense of reality), dan dorongan menggali sendiri dil
apangan (sense or discovery). Kemamuan menyelidiki, meneliti dengan mengajukan
berbagai pernyataan (sense of inquiry).
d. Nilai filsafat, peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatan terhadap
keberadaanya di tengah-tengah masyarakat, bahkan ditengah-tengah alam raya ini. Dari
kesadaran keberadaan tadi, mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing
terhasap masyarakat, bahkan terhadap lingkungan secara keseluruhan
e. Nilai ketuhanan, menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan IMTAK
kepada-Nya. Kekaguman kita selaku manusia kepada segala ciptaan-Nya, baik berupa
fenomena fisik-alamiah maupun fenomena kehidupan.
Jawaban Soal Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD
1. Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Karena berguna sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
2. Perbedaannya :
a. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach)
b. Strategi pembelajaran.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
 Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
 Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
 Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
 Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
 Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
 Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
 Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
 Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
c. Metode pembelajaran
Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
d. Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
3. Ciri model pembelajaran yang baik
a. rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
b. tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil dan
d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
e. Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami,
menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap
f. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model
pembelajaran
g. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar
peserta didik
h. Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
4. Tiga tahapan tersebut adalah :
a. Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai
proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau
oleh siswa pada tahapan ini:
 Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran
siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru
mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa, disebabkan kondisi siswa yang
bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena
pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau
karena tindakan guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa
(penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan
lain-lain).
 Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya. Dengan
demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri,
setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu.
 Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu tentang bahan
pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan.
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang
belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.
 Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara
singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini
dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan
sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa.
b. Tahap instruksional adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan
memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat
diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:
 Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
 Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil daribuku sumber
yang telah disiapkan sebelumnya.
 Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu
dapat ditempuh dua cara yakni: (1) pembahasan dimulai dari gambaran umum
materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus, (2) dimulai dari topik
khusus menuju topik umum.
 Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret.
Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat
pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
 Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok
materi sangat diperlukan.
 Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru
dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan
dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan
sepenuhnya kepada siswa.
c. Tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan
tahapan ini ialah untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dari tahapan kedua

(instruksional). Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian
kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan
dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut
diterima oleh siswa secara utuh.
5. Prinsip-prinsip dalam memilih strategi pembelajaran :
a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi
memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk
mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan
inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa
dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran
menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan
pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola
dan model pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar yang relevan.
d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu
dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan
mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e. Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan
melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya
sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya.
6. Tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran :
a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran
disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan
mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro
dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih
dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
b. Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel metode untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah:
(1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi
atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses
pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan,
yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

More Related Content

What's hot

(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4ANastiti Rahajeng
 
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarRPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarDuano Nusantara
 
Rpp inquiry k13 statistika
Rpp inquiry k13   statistikaRpp inquiry k13   statistika
Rpp inquiry k13 statistikaRisky Hasibuan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2Kurniawan Ramadhani
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1Alfan Fazan Jr.
 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Aisyah Turidho
 
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematikaalat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematikaInterest_Matematika_2011
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilanJiehan Liya
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Model pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristikModel pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristikHalimatus Sa'diyah
 
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatKd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatarrinidittamargarani
 
RPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARRPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARNety24
 
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datarRencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun dataruniversitas samawa
 
RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013
RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013
RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013Yoshiie Srinita
 
Modul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XI
Modul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XIModul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XI
Modul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XIAbdullah Banjary
 

What's hot (20)

(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
(19) RPP IPS kenampakan alam 4A
 
Teori bruner ppt
Teori bruner pptTeori bruner ppt
Teori bruner ppt
 
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk AljabarRPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
RPP Matematika Kelas VII Operasi Bentuk Aljabar
 
Rpp inquiry k13 statistika
Rpp inquiry k13   statistikaRpp inquiry k13   statistika
Rpp inquiry k13 statistika
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran mtk kelas 2
 
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
 
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematikaalat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
alat peraga manipulatif dalam pembelajaran matematika
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Model pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristikModel pembelajaran teori belajar behavioristik
Model pembelajaran teori belajar behavioristik
 
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinatKd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
Kd 32 dan 42 kelas 8 sistem koordinat
 
RPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDVRPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDV
 
RPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATARRPP BANGUN DATAR
RPP BANGUN DATAR
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran nuryeni sma 7
Rencana pelaksanaan pembelajaran nuryeni sma 7Rencana pelaksanaan pembelajaran nuryeni sma 7
Rencana pelaksanaan pembelajaran nuryeni sma 7
 
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datarRencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
 
RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013
RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013
RPP Statistika Kelas X Matematika Kurikulum 2013
 
Modul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XI
Modul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XIModul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XI
Modul kd.3.21. Persamaan Lingkaran SMA/SMK Kelas XI
 

Viewers also liked

Tugas a khir semester evaluasi
Tugas a khir semester evaluasiTugas a khir semester evaluasi
Tugas a khir semester evaluasiNovhie Red Queen
 
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)Chusnul Labib
 
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIABUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIAEndang Pristiawaty
 
40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks
40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks
40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleksdhepar
 
ทบทวนการประเมินภายนอกรอบสอง
ทบทวนการประเมินภายนอกรอบสองทบทวนการประเมินภายนอกรอบสอง
ทบทวนการประเมินภายนอกรอบสองStrisuksa Roi-Et
 
Definisi syariat islam 1
Definisi syariat islam 1Definisi syariat islam 1
Definisi syariat islam 1Arya Ningrat
 
#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...
#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...
#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...Saverio Massaro
 
Presentación institucional - Urbanización San Pedro
Presentación institucional - Urbanización San PedroPresentación institucional - Urbanización San Pedro
Presentación institucional - Urbanización San Pedrowww.tumarketing.co
 
Workshop "Smart cities and communities" @ La Sapienza
Workshop "Smart cities and communities" @ La SapienzaWorkshop "Smart cities and communities" @ La Sapienza
Workshop "Smart cities and communities" @ La SapienzaSaverio Massaro
 
A Global Marketer's Guide to Privacy
A Global Marketer's Guide to PrivacyA Global Marketer's Guide to Privacy
A Global Marketer's Guide to PrivacyFLUZO
 
Demografi profil gampong kulu 1
Demografi profil gampong kulu 1Demografi profil gampong kulu 1
Demografi profil gampong kulu 1Arya Ningrat
 
มอสซี่ บัสเตอร์
มอสซี่ บัสเตอร์มอสซี่ บัสเตอร์
มอสซี่ บัสเตอร์Neannapa Khajornmot
 

Viewers also liked (20)

Kisi kisi us-m 2014
Kisi kisi us-m 2014Kisi kisi us-m 2014
Kisi kisi us-m 2014
 
MODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARANMODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN
 
Tugas a khir semester evaluasi
Tugas a khir semester evaluasiTugas a khir semester evaluasi
Tugas a khir semester evaluasi
 
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)
Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD)
 
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIABUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
 
40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks
40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks
40 soal tentang teks negosiasi dan teks prosedur kompleks
 
ทบทวนการประเมินภายนอกรอบสอง
ทบทวนการประเมินภายนอกรอบสองทบทวนการประเมินภายนอกรอบสอง
ทบทวนการประเมินภายนอกรอบสอง
 
Dapodik ltj 1
Dapodik  ltj 1Dapodik  ltj 1
Dapodik ltj 1
 
Daftar pustaka 1
Daftar pustaka 1Daftar pustaka 1
Daftar pustaka 1
 
Definisi syariat islam 1
Definisi syariat islam 1Definisi syariat islam 1
Definisi syariat islam 1
 
#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...
#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...
#Sottaninrete: metodologie, strumenti, processi@ lavorare nei territori works...
 
Bab 1 nifas 2
Bab 1 nifas 2Bab 1 nifas 2
Bab 1 nifas 2
 
Presentación institucional - Urbanización San Pedro
Presentación institucional - Urbanización San PedroPresentación institucional - Urbanización San Pedro
Presentación institucional - Urbanización San Pedro
 
Workshop "Smart cities and communities" @ La Sapienza
Workshop "Smart cities and communities" @ La SapienzaWorkshop "Smart cities and communities" @ La Sapienza
Workshop "Smart cities and communities" @ La Sapienza
 
A Global Marketer's Guide to Privacy
A Global Marketer's Guide to PrivacyA Global Marketer's Guide to Privacy
A Global Marketer's Guide to Privacy
 
To Papsie <3
To Papsie <3To Papsie <3
To Papsie <3
 
Demografi profil gampong kulu 1
Demografi profil gampong kulu 1Demografi profil gampong kulu 1
Demografi profil gampong kulu 1
 
Teori 2
Teori 2Teori 2
Teori 2
 
มอสซี่ บัสเตอร์
มอสซี่ บัสเตอร์มอสซี่ บัสเตอร์
มอสซี่ บัสเตอร์
 
Roster 2
Roster 2Roster 2
Roster 2
 

Similar to MTK SD

STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarRysa Ilmiana
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learningBrodee Chechurutz
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahRara Gndutzz
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahfatleo
 
1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdfssuserf1b2bd
 
Modifikasi tampilan slide presentasi (2)
Modifikasi tampilan slide presentasi (2)Modifikasi tampilan slide presentasi (2)
Modifikasi tampilan slide presentasi (2)nikenfarida
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learningZo Ri
 
Pembelajaran problem based learning
Pembelajaran  problem based learningPembelajaran  problem based learning
Pembelajaran problem based learningDIKPORABANJARMANGU
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learningsadiman dimas
 
3.2.2 Problem Based Learning.ppt
3.2.2 Problem Based Learning.ppt3.2.2 Problem Based Learning.ppt
3.2.2 Problem Based Learning.pptOtoNurfalah
 
2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learning2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learningDadang Suhardiman
 
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahproblem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahDesy Aryanti
 
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian scienceIPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian scienceErmaniatuNyihanaerma
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranErje Samawa
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)WaQhyoe Arryee
 

Similar to MTK SD (20)

STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajar
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
 
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyahUas tekhnologi pendidikan dhiyah
Uas tekhnologi pendidikan dhiyah
 
1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf1. Produk Buku Model CBL.pdf
1. Produk Buku Model CBL.pdf
 
Modifikasi tampilan slide presentasi (2)
Modifikasi tampilan slide presentasi (2)Modifikasi tampilan slide presentasi (2)
Modifikasi tampilan slide presentasi (2)
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning
 
3.7. problem based learning
3.7. problem based learning3.7. problem based learning
3.7. problem based learning
 
Pembelajaran problem based learning
Pembelajaran  problem based learningPembelajaran  problem based learning
Pembelajaran problem based learning
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning2.2.2 problem based learning
2.2.2 problem based learning
 
Deri
DeriDeri
Deri
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
3.2.2 Problem Based Learning.ppt
3.2.2 Problem Based Learning.ppt3.2.2 Problem Based Learning.ppt
3.2.2 Problem Based Learning.ppt
 
2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learning2 2-2-problem-based-learning
2 2-2-problem-based-learning
 
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalahproblem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
problem based learning (PBL) pembelajaran berbasis masalah
 
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian scienceIPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
IPA Multidisiplin ilmu dalam kajian science
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaran
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
 

More from Arya Ningrat

Bab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatanBab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatanArya Ningrat
 
P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2
P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2
P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2Arya Ningrat
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Arya Ningrat
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Arya Ningrat
 
Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1Arya Ningrat
 
referat-papp-a-dr-bambang
 referat-papp-a-dr-bambang referat-papp-a-dr-bambang
referat-papp-a-dr-bambangArya Ningrat
 
Sistem pengelohan data nikah pada kua kota juang
Sistem pengelohan data nikah pada kua kota juangSistem pengelohan data nikah pada kua kota juang
Sistem pengelohan data nikah pada kua kota juangArya Ningrat
 
Sampul sasaran kerja pegawai
Sampul sasaran kerja pegawaiSampul sasaran kerja pegawai
Sampul sasaran kerja pegawaiArya Ningrat
 
Roster nurul walidaini
Roster nurul walidainiRoster nurul walidaini
Roster nurul walidainiArya Ningrat
 
Denah jarak rumah dengan sekolah 1
Denah jarak rumah dengan sekolah 1Denah jarak rumah dengan sekolah 1
Denah jarak rumah dengan sekolah 1Arya Ningrat
 

More from Arya Ningrat (20)

Jawaban terbaik
Jawaban terbaikJawaban terbaik
Jawaban terbaik
 
Biografi pahlawan
Biografi pahlawanBiografi pahlawan
Biografi pahlawan
 
Bab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatanBab i evaluasi keperawatan
Bab i evaluasi keperawatan
 
P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2
P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2
P169qr3h8vtk29t7oj1dokqk5 2
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
Kebutuhan fisik ibu hamil pada trimester i 2
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1Diagnosis kehamilan 1
Diagnosis kehamilan 1
 
Bab 1 nifas 2
Bab 1 nifas 2Bab 1 nifas 2
Bab 1 nifas 2
 
Askep anemia 1
Askep anemia 1Askep anemia 1
Askep anemia 1
 
referat-papp-a-dr-bambang
 referat-papp-a-dr-bambang referat-papp-a-dr-bambang
referat-papp-a-dr-bambang
 
Sistem pengelohan data nikah pada kua kota juang
Sistem pengelohan data nikah pada kua kota juangSistem pengelohan data nikah pada kua kota juang
Sistem pengelohan data nikah pada kua kota juang
 
Sampul sasaran kerja pegawai
Sampul sasaran kerja pegawaiSampul sasaran kerja pegawai
Sampul sasaran kerja pegawai
 
Roster nurul walidaini
Roster nurul walidainiRoster nurul walidaini
Roster nurul walidaini
 
Roster
RosterRoster
Roster
 
Rizkan 2
Rizkan 2Rizkan 2
Rizkan 2
 
Rizkan
RizkanRizkan
Rizkan
 
Denah jarak rumah dengan sekolah 1
Denah jarak rumah dengan sekolah 1Denah jarak rumah dengan sekolah 1
Denah jarak rumah dengan sekolah 1
 
Dapodik ltj 1
Dapodik  ltj 1 Dapodik  ltj 1
Dapodik ltj 1
 
Dahri nasgor 1
Dahri nasgor 1Dahri nasgor 1
Dahri nasgor 1
 

MTK SD

  • 1. Jawaban Soal Mata Kuliah Pembelajaran MTK SD Kelas Rendah 1. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran 2. Skenario Pembelajaran Matematika dengan CL tipe Jigsaw Prosedur pelaksanaan Jigsaw mirip dengan STAD, cara menentukan skor individu dalam kelompok (nilai perkembangan) dan kriteria penghargaan kelompok sama dengan tipe STAD. Menurut Slavin (1998), tipe Jigsaw terdiri 5 fase. Pembagian kelompok berdasarkan kriteria prestasi individu (dari ulangan sebelumnya atau pretest), gender, etnik dan ras. Tiap kelompok beranggotakan 2 – 4 orang. Kelompok Expert , jumlahnya disesuaikan dengan pokok bahasan materi yang dipelajari. Contoh, suatu topik/ pokok materi terdiri 4 sub pokok materi (pokok bahasan), maka kelompok expert jumlahnya juga 4. Masing-masing kelompok expert beranggotakan wakil dari sejumlah kelompok belajar siswa. Contoh : Suatu kelas terdiri dari 40 siswa, maka dapat dibentuk menjadi 10 kelompok (Kelompok 1, 2, 3 ……10). Tiap kelompok terdiri 4 orang siswa. Setelah kelompok belajar terbentuk, guru membagikan LKS untuk dipela-jari bersama. Pada kegiatan ini, oleh Slavin disebut Fase 1 (Reading). Selanjutnya, anggota masingmasing kelompok tersebut berunding mem-bagi tugas untuk masuk ke kelompok expert. Misalnya, pokok materi ter-diri dari 4 sub pokok materi/ bahasan, maka dapat dibentuk sejumlah 4 kelompok expert (Expert A, B, C, D). Kemudian kelompok belajar tersebut berunding untuk menentukan satu orang siswa sebagai wakil dari kelom-pok belajar bergabung ke tiap kelompok expert A, B, C dan D, sesuai hasil perundingan. Jadi dalam kelompok expert masing-masing beranggotakan 10 orang siswa. Fase 2 (Expert Group Discussions) : Di dalam kelompok expert, siswa berdiskusi membahas dan memecahkan masalah atau soal yang terdapat dalam LKS. Setelah diskusi
  • 2. kelompok expert selesai, semua anggota kelompok expert kembali ke kelompok belajar semula. Fase 3 (Team reports) : Siswa yang ditunjuk sebagai wakil kelompok belajar di kelompok expert menjelaskan kepada teman-temannya se kelompok. Demikian juga teman dari expert yang lain menjelaskan kepada teman- teman sekelompok tentang apa yang dibahas dan dikerjakan selama di dalam kelompok expert. Pada saat diskusi expert inilah, guru dapat mem-berikan bimbingan, validasi materi dan jawaban siswa dari masing-masing expert. Fase berikutnya Fase 4 (Assessment) : Guru mengadakan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Hasilnya berupa nilai individu anggota kelompok. Fase 5 (Team recognition) : Guru bersama siswa menghitung perubahan nilai awal (base score) siswa dengan nilai hasil kuis secara individual menggunakan Tabel 1 (lihat Tabel Nilai Peng-hargaan Kelompok STAD dan Jigsaw). Kemudian nilai semua siswa anggota masing-masing kelompok dijumlahkan dan dirata-rata, maka akan diperoleh nilai antara 5 – 30 sebagai nilai kelompok. Untuk menentukan predikat kelompok, gunakan Tabel 2 Penghargaan Kelompok, caranya sama seperti penghargaan kelompok pada model tipe STAD. Persiapan Guru : a. Menyiapkan bacaan (LKS) b. Kalau kegiatan expert berupa praktik atau demonstrasi, maka guru menyiapkan alat/ bahan c. Menyiapkan instrumen untuk kuis d. Menyiapkan tabel nilai pengamatan psikomotor dan sikap. e. Menyiapkan tabel rekapitulasi nilai individu dikonversi ke nilai penghar-gaan kelompok (lihat lampiran) f. Menyiapkan tabel rekapitulasi rerata nilai kelompok g. Menyediakan tanda penghargaan/ sertifikat untuk kelompok 3. Langkah-langkahnya adalah : Fase 1 : Guru presentasi di depan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari, misalnya konsep, materi secara garis besar dan prosedur kegiatan (eksperimen). Guru juga perlu menjelaskan tata cara kerjasama dalam kelompok, terutama kepada kelompok atau kelas yang belum terbiasa menjalankan model CL. Fase 2 : Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan (prestasi sebelumnya), jenis kelamin, ras dan etnik. Jumlah anggota tiap kelompok antara 3-5 orang siswa
  • 3. Fase 3 : Bekerja dalam kelompok, Siswa belajar bersama, diskusi, menjawab soal atau mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru Fase 4 : Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas Fase 5 : Validation. Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan hasil tugas kelompok Fase 6 : Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang diperoleh tiap anggota, dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok, untuk menentukan predikat kelompok. 4. 3 Tahap Perkembanga Mental menurut Bruner a. Tahap enaktif (0-2 tahun), seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya dalam memahami dunia sekitarnya, anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan dan sebagainya. b. Tahap ikonik (2-4 tahun), seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya, anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komperasi) c. Tahap simbolik (5-7 tahun), seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasangagasan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses pemikirannya, semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi sistem enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih diperlukannya sistem enaktif dan ekonik dalam proses belajar.
  • 4. Jawaban Soal Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling 1. Bimbingan Konseling adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)” Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”. 2. Implementasi BK di SD Di Sekolah Dasar, pelaksanaan program bimbingan berkaitan dengan enam aspek yang idealnya dapat terpenuhi (Winkel, 1997: 160-161) yaitu: a. Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional bahwa pendidikan dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. b. Kebutuhan pada anak sekolah, yang terutama berkisar antara kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya serta memperoleh pengakuan dan teman sebaya. c. Pola dasar bimbingan yang dipegang adalah pola generalis. Ini berarti bahwa semua tenaga kependidikan yang lazimnya terdapat di jenjang pendidikan dasar dilibatkan walaupun mungkin tersedia satu atau dua tenaga profesional di bidang bimbingan. d. Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data, pemberian informasi dan konsultasi. Pengumpulan data meliputi beberapa hal yang pokok seperti kemampuan belajar siswa dan latar belakang keluarga. e. Bentuk bimbingan yang kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif sehingga siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan muncul apabila terjadi kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal yang biasanya berkaitan erat dengan situasi keluarga. Ragam bimbingan yang mendapat urutan pertama adalah pribadi-sosial, sedangkan ragam akademik dan ragam jabatan atau karier mendapat urutan yang kedua dan ketiga. f. Tenaga yang memegang peranan kunci bimbingan di Sekolah Dasar saat ini adalah guru kelas, yang mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi informasi dalam pengajaran
  • 5. 3. Prinsip Dasar Guru sebagai fasilitator dan motivator Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat “top-down” ke hubungan kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat “top-down”, guru seringkali diposisikan sebagai “atasan” yang cenderung bersifat otoriter, sarat komando, instruksi bergaya birokrat, bahkan pawang, sebagaimana disinyalir oleh Y.B. Mangunwijaya (Sindhunata, 2001). Sementara, siswa lebih diposisikan sebagai “bawahan” yang harus selalu patuh mengikuti instruksi dan segala sesuatu yang dikehendaki oleh guru. Berbeda dengan pola hubungan “top-down”, hubungan kemitraan antara guru dengan siswa, guru bertindak sebagai pendamping belajar para siswanya dengan suasana belajar yang demokratis dan menyenangkan. Oleh karena itu, agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator seyogyanya guru dapat memenuhi prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan dalam pendidikan kemitraan, yaitu bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila: 1. Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran 2. Apa yang dipelajari bermanfaat dan praktis (usable). 3. Siswa mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuan dan keterampilannya dalam waktu yang cukup. 4. Pembelajaran dapat mempertimbangkan dan disesuaikan dengan pengalaman- pengalaman sebelumnya dan daya pikir siswa. 5. Terbina saling pengertian, baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa Peranan guru sebagai motivator Sebagai seorang siswa rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali semangat siswa yang mulai menurun. Guru seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta didiknya, yaitu : • Bersikap terbuka, artinya bahwa seorang guru harus dapat mendorong siswanya agar berani mengungkapkan pendapat dan menanggapinya dengan positif. bisa menerima segala kekurangan dan kelebihan tiap siswanya. Guru juga harus Dalam batas tertentu, guru berusaha memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, yakni dengan menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa. • Membantu siswa agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya secara optimal. Maksudnya bahwa dalam proses penemuan bakat terkadang tidak secepat yang dibayangkan. Harus disesuaikan dengan karakter bawaan setiap siswa. Bakat diibaratkan seperti tanaman. Karena dalam mengembangkan bakat siswa diperlukan “pupuk” layaknya tanaman yang harus dirawat dengan telaten, sabar dan penuh perhatian. Dalam hal ini motivasi sangat dibutuhkan untuk setiap siswa guna
  • 6. mengembangkan bakatnya tersebut sehingga dapat meraih prestasi yang membanggakan. Ini berguna untuk membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam membuat keputusan. • Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas. Hal ini dapat ditunjukkan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada tempatnya. 4. Landasan a. Landasan Agama Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidahkaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah. b. Landasan Filosofis Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut : • Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. • Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya. • Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan. • Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan. • Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam. • Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri. • Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri. • Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini
  • 7. memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu. • Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu. c. Landasan Psikologis Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi ; rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya (b) pembawaan dan lingkungan ; segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. (c) perkembangan individu ; berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa dewasa. (d) belajar ; Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. (e) kepribadian ; aspek-aspek kepribadian, yang mencakup : • Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat. • Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  • 8. • Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen. • Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa. • Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi. • Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. d. Landasan Social dan Budaya Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman e. Landasan IPTEK Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet, dalam bentuk “cyber counseling”. Dikemukakan pula, bahwa perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan sebagaimana dikemukakan oleh McDaniel (Prayitno, 2003) bahwa konselor adalah seorang ilmuwan. Sebagai ilmuwan, konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang bimbingan dan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun melalui berbagai bentuk kegiatan penelitian
  • 9. Jawaban Soal Mata Kuliah Pembeljaran IPS SD 1. Pembelajaran IPS SD a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi. c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadiankejadian yang besar. e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. Konsep Dasar IPS a. mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis. b. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial c. membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan d. meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. 2. Hal-hal tersebut adalah : a. hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi b. ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi c. psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi d. budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi e. sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah f. geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi g. politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
  • 10. 3. Hal-hal yang termasuk dokumen dengan nilainya bagi pembelajaran IPS  Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.  Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.  Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.  Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadiankejadian yang besar.  Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga. 4. Fungsi, tujuan serta aza evaluasi a. Fungsi diadaka evaluasi adalah sebagai bukti-bukti dan panduan melakukan perubahan pada diri siswa secara sadar yang dalam proses dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa di dalam dan di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup”. b. Tujuan diadakan evaluasi belajar adalah:  Untuk memperbaiki proses belajar mengajar (PBM).  Untuk menemukan angka kemajuan hasil belajar siswa.  Untuk penjurusan.  Untuk mengenal latar belakang siswa yang mendapatkan kesulitan belajar. c. Asas-asas evaluasi belajar adalah meliputi:  Evaluasi harus dilaksanakan secara terus menerus.  Evaluasi harus menyeluruh (Conprehensive).  Evaluasi harus obyektif (Obyective).  Evaluasi harus dilaksanakan dengan alat pengukur yang baik.  Deskriminatif. 5. Yang dimaksud dengan : a. Nilai edukatif, melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepeduliaan, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kepeduliaan dan tanggungjawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan IPS untuk
  • 11. mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong dan membantu pihakpihak yang membutuhkan; b. Nilai praktis, dalam hal ini tentunya harus disesuaikan dengan tingkat umur dan kegiatan peserta didik sehari-hari. Pengetahuan IPS yang praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengakan radio, membaca majalah, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari c. Nilai teoritis, peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan nalarnya kearah dorongan mengetahui kenyataan (sense of reality), dan dorongan menggali sendiri dil apangan (sense or discovery). Kemamuan menyelidiki, meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry). d. Nilai filsafat, peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatan terhadap keberadaanya di tengah-tengah masyarakat, bahkan ditengah-tengah alam raya ini. Dari kesadaran keberadaan tadi, mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhasap masyarakat, bahkan terhadap lingkungan secara keseluruhan e. Nilai ketuhanan, menjadi landasan kita mendekatkan diri dan meningkatkan IMTAK kepada-Nya. Kekaguman kita selaku manusia kepada segala ciptaan-Nya, baik berupa fenomena fisik-alamiah maupun fenomena kehidupan.
  • 12. Jawaban Soal Mata Kuliah Strategi Pembelajaran SD 1. Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Karena berguna sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. 2. Perbedaannya : a. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) b. Strategi pembelajaran. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:  Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.  Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.  Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.  Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:  Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.  Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.  Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
  • 13.  Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. c. Metode pembelajaran Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. d. Teknik Pembelajaran Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 3. Ciri model pembelajaran yang baik a. rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya, b. tujuan pembelajaran yang akan dicapai, c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. e. Adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap f. Adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran g. Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik h. Penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran
  • 14. 4. Tiga tahapan tersebut adalah : a. Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini:  Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa, disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain-lain).  Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu.  Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan.  Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.  Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa. b. Tahap instruksional adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut:  Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.  Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil daribuku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.  Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: (1) pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus, (2) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.  Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
  • 15.  Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.  Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa. c. Tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. 5. Prinsip-prinsip dalam memilih strategi pembelajaran : a. Interaktif Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual. b. Inspiratif Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar. c. Menyenangkan Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar yang relevan. d. Menantang Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi. e. Motivasi Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
  • 16. materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. 6. Tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran : a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. b. Strategi Penyampaian Pembelajaran. Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja. c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.