SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KONTRAK KULIAH & PENGANTAR
PROSES INDUSTRI
SESI – 5
Cut Alia Keumala Muda, SKM, MKKK
PRODI KESMAS | FAKULTAS ILMU KESEHATAN
VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Materi Sebelum UTS
Materi Setelah UTS
• Pengolahan minyak bumi mentah atau yang disebut juga crude oil dilakukan di
kilang minyak. Kilang tidak hanya mengolah minyak mentah. Kilang juga dapat
digunakan untuk mengolah gas cair mentah atau crude gas.
• Proses pengolahan minyak bumi mentah di kilang minyak dapat berupa produk
petroleum dan juga produk untuk industri petrokimia. Beberapa jenis produk yang
dihasilkan dari kilang minyak adalah minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak
tanah (kerosene).
Minyak bumi yang telah diambil dari perut bumi ini tidak serta merta menjadi bahan
bakar yang kita gunakan. Ada proses pengolahan minyak mentah menjadi minyak
yang layak pakai. Seperti sayuran, akan lebih enak bila diolah menjadi makanan
yang sedap.
BAHAYA PERNAFASAN DI INDUSTRI KILANG
• Ada 7 wilayah yang memiliki sumur minyak yang sangat menghasilkan di Indonesia.
Wilayah-wilayah tersebut adalah Papua Barat, Sektor Laut Jawa, Kalimantan Timur,
Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Riau. Dan kilang-kilang minyak
besar milik Indonesia kebanyakan berada di daerah-daerah ini.
• Sayangnya kilang-kilang minyak milik Indonesia umurnya sudah tua. Selain itu
jarang pula dilakukan perawatan. Hasilnya kilang ini tidak dapat menghasilkan
produksi yang maksimal dan Indonesia pun terpaksa mengimpor bbm dari luar.
BAHAYA PERNAFASAN DI INDUSTRI KILANG
Berdasarkan posisinya, kilang ada 2 jenis.
1. Kilang onshore atau kilang darat tentu saja melakukan pengolahan di darat
KILANG MINYAK CILACAP
KILANG MINYAK BALONGAN
KILANG KETIGA TERBAKAR. Sejumlah petugas berusaha mengisolir kobaran api di
tangki 31-T2 dengan menggunakan foam di Kilang Pertamina RU IV Cilacap, Jateng,
Minggu (3/4). Tangki 31-T2 yang berisi kerosin merupakan tangki ketiga yang terbakar
dan hingga kini pertamina masih melakukan upaya pemadaman dengan bantuan
tambahan 21 petugas pemadam RU VI Balongan, Jabar, sehingga jumalh total petugas
pemadam sebanyak 80 orang. FOTO ANTARA/Idhad Zakaria/pd/11.
Kilang offshore atau yang lebih tepatnya disebut kilang terapung adalah tempat
pengolahan kilang minyak yang berada di laut. Kilang ini menggunakan kapal yang
tidak bergerak. Kilang terapung juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan
hasil pengolahan minyak sebelum ditransfer untuk didistribusikan.
BAHAYA PERNAFASAN DI INDUSTRI KILANG
KILANG MINYAK NATUNA
• Gambar diatas merupakan proses pengeboran untuk mendapatkan minyak mentah, untuk medapatkan
minyak mentah pengeboran harus dilakukan hingga kedalaman 1.000 – 3.000 meter. Minyak bumi
dipompa dan akan dialirkan ke penyulingan untuk melewati proses selanjutnya, pada proses penyulingan
minyak akan dipisahkan dari zat yang tidak dipakai, pada minyak mentah biasanya minyak akan
berbentuk hitam karna terjadi campuran zat dan molekul lainnya.
• Minyak yang telah dilakukan penyulingan menghasilkan bahan bakar yang biasa kita pakai untuk
kendaraan seperti bensin, solar, minyak tanah, avtur dan lain sebagainya, sisa dari penyulingan pun
masih bisa digunakan untuk menghindari pencemaran lingkungan
Penyebab utama kecelakaan
a. Kondisi tidak aman; berkaitan dengan mesin atau alat kerja seperti mesin yang rusak ,
lingkungan kerja yang kurang mendukung (penerangan, bising, kebersihan), dpt juga
diakibatkan oleh metode/proses produksi yang kurang baik (pengisian bahan kimia,
pengangkutan beban secara manual)
b. Tindakan tidak aman; berkaitan dengan personal pekerja, al; menggunakan peralatan
yang kurang baik, sembrono, menjalani sesuatu tanpa wewenang
c. Kelemahan sistem manajemen; sering terkait dengan sistem prosedur kerja yang tidak
jelas ataupun tidak adanya standar yang dapat menjadi acuan bagi pekerja dalam
melakukan kegiatan kerjanya
R
Dalam proses pengeboran penting untuk mengetahui bahaya yang akan
ditimbulkan, sehingga kita bisa melakukan pertolongan pertama jika terjadi bahaya.
Berikut ini bahaya yang sering terjadi pada proses pengeboran minyak dan gas.
Secara umum bahaya yang timbul pada kilang minyak terdiri dari :
1. Jenis Pekerjaan, berhubungan dengan bahaya mekanik dan bahan kimia.
2. Crude Oil, berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang mudah meledak,
keracunan sulfur.
3. Cuaca, misalnya petir, badai, gelombang besar.
Bahaya Bahan Kimia Kilang minyak memakai bahan – bahan kimia yang kadang-
kadang beresiko bagi kesehatan dan keselamatan manusia dan lingkungan hidup.
Penanganan bahan – bahan kimia itu mesti dikerjakan dengan serius.
Untuk menolong pekerja dalam memperlakukan bahan – bahan kimia itu, maka
diberikan satu system labeling yang bisa memberikan jenis dan bahaya berbahan
kimia yang mereka pakai.
Label ini bisa mejelaskan karakter bahaya berbahan kimia yang berkaitan. Label
bahaya diberikan berbentuk gambar untuk memberi deskripsi cepat karakter
bahaya.
Ada dua label yang dipakai, yakni menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika).
Label NFPA diperlihatkan pada tabel di bawah, berbentuk 4 kotak yang memiliki
ranking bahaya (0-4) dilihat dari segi bahaya kesehatan (biru), bahaya kebakaran
(merah) dan reaktivitas (kuning).
Bahan – bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi juga harus diberikan informasi mengenai :
1. Informasi bahan singkat : Informasi singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta
bahaya-bahaya utamanya. Dari informasi singkat dan label bahaya, secara cepat bisa dipahami
kehati-hatian dalam menangani bahan kimia tersebut
2. Sifat-sifat bahaya :
a) Bahaya kesehatan :Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya jangka pendek
(akut)dan jangka panjang (kronis). NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan dalamsatuan mg/m³ atau
ppm. NAB adalah konsentrasi pencemaran dalam udarayang boleh dihirup seseorang yang
bekerja selama 8 jam/hari selama 5hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya kesehatan juga
diberikan,yakni :
• LD-50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50persen binatang
percobaan mati.
• LC-50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibatfatal terhadap 50 persen
binatang percobaan.
•IDLH (immediately dangerous to life and health) :pemaparan yang berbahaya terha
dap kehidupan dankesehatan.
b) Bahaya kebakaran :Ini termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar,
tidak
dapatdibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar ditent
ukan oleh :
• Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan.
• Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yangdapat
dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih
dapatdibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasitertinggi y
ang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat ke
mudahan membakar bahan lainditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
• Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
c) Bahaya reaktivitas :Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai,
bereaksidengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik
sehinggaeksplosif. Atau reaktivitasnya terhadap gas lain menghasilkan gas beracun.
3.Sifat-sifat fisika :Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
sifatbahaya suatu bahan.
4.Keselamatan dan pengamanan :Diberikan langkah-langkah keselamatan dan
pengamanan :
a. Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang dilakukanapabila
bekerja dengan atau menyimpan bahan.
b. Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadibahan tertumpah
atau bocor.
c. Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulitsebagai usaha
untuk mengurangi keterpaan bahan.
d. Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena matadan kulit atau
tertelan.
e. Pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakaiuntuk
memadamkan api yang belum terlalu besar dan carapenanggulangan
apabila sudah membesar.
5. Informasi lingkungan :
Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana menanganilimbah
atau buangan bahan kimia baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk
didalamnya cara pemusnahan.
Untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dan kebakaran maka para pekerja
diharuskan
1. Menggunakan pakaian khusus dan perlengkapan diri sesuai standart keamanan
kerja.
2. Mengikuti pelatihan dan prosedur kerja yang baik dan benar,
3. Pengecekan rutin perlu dilakukan pada tempat pengeboran mulai dari rankaian
listrik, peralatan kerja, perlengkapan pemadam kebakaran
4. Dan lain sebagainya.
Terima kasih

More Related Content

Similar to bahaya pernafasan di indrusti kilang.pptx

modul trai Hazardus material BHS Rev.pptx
modul trai Hazardus material BHS Rev.pptxmodul trai Hazardus material BHS Rev.pptx
modul trai Hazardus material BHS Rev.pptxDianYudhakurniawan
 
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanManfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanRohman Efendi
 
Modul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesiaModul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesiaAbdi Rusdyanto
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganSembadra Fitriani
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyakKeselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyakDeni Darma
 
PPT RESIKO KECELAKAAN KERJA.pptx
PPT RESIKO KECELAKAAN  KERJA.pptxPPT RESIKO KECELAKAAN  KERJA.pptx
PPT RESIKO KECELAKAAN KERJA.pptxMALIEFHADIPRATAMA
 
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK WANDA ARIANSYAH.pptx
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK  WANDA ARIANSYAH.pptxSEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK  WANDA ARIANSYAH.pptx
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK WANDA ARIANSYAH.pptxinspiron00
 
Materi K3 di Lab lingk.ppt
Materi K3 di Lab lingk.pptMateri K3 di Lab lingk.ppt
Materi K3 di Lab lingk.pptIchahusaini
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxsusan26225
 
PPT Aksi 1.ppt
PPT Aksi 1.pptPPT Aksi 1.ppt
PPT Aksi 1.ppthajerahhh6
 
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan HidupModul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidupkopishare
 

Similar to bahaya pernafasan di indrusti kilang.pptx (20)

HSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEMHSE MANAJEMEN SYSTEM
HSE MANAJEMEN SYSTEM
 
modul trai Hazardus material BHS Rev.pptx
modul trai Hazardus material BHS Rev.pptxmodul trai Hazardus material BHS Rev.pptx
modul trai Hazardus material BHS Rev.pptx
 
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupanManfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
Manfaat ilmu kimia dalam berbagai bidang kehidupan
 
Modul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesiaModul k3lh-versi-indonesia
Modul k3lh-versi-indonesia
 
K3LH dalam PDF
K3LH dalam PDFK3LH dalam PDF
K3LH dalam PDF
 
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan LingkunganRangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Rangkuman Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan
 
Mca
McaMca
Mca
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyakKeselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
 
K3.pptx
K3.pptxK3.pptx
K3.pptx
 
Jurnal untuk review 1
Jurnal untuk review 1Jurnal untuk review 1
Jurnal untuk review 1
 
PPT RESIKO KECELAKAAN KERJA.pptx
PPT RESIKO KECELAKAAN  KERJA.pptxPPT RESIKO KECELAKAAN  KERJA.pptx
PPT RESIKO KECELAKAAN KERJA.pptx
 
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK WANDA ARIANSYAH.pptx
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK  WANDA ARIANSYAH.pptxSEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK  WANDA ARIANSYAH.pptx
SEMINAR LAPORAN KERJA PRAKTEK WANDA ARIANSYAH.pptx
 
Sopianda k4
Sopianda k4Sopianda k4
Sopianda k4
 
Indsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawitIndsutri kelapa sawit
Indsutri kelapa sawit
 
Materi K3 di Lab lingk.ppt
Materi K3 di Lab lingk.pptMateri K3 di Lab lingk.ppt
Materi K3 di Lab lingk.ppt
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
Duke Pesentasi KTT
Duke Pesentasi KTTDuke Pesentasi KTT
Duke Pesentasi KTT
 
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docxDRAFT MODUL PBL KLS X.docx
DRAFT MODUL PBL KLS X.docx
 
PPT Aksi 1.ppt
PPT Aksi 1.pptPPT Aksi 1.ppt
PPT Aksi 1.ppt
 
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan HidupModul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Modul Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup
 

Recently uploaded

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 

Recently uploaded (20)

Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 

bahaya pernafasan di indrusti kilang.pptx

  • 1. KONTRAK KULIAH & PENGANTAR PROSES INDUSTRI SESI – 5 Cut Alia Keumala Muda, SKM, MKKK PRODI KESMAS | FAKULTAS ILMU KESEHATAN
  • 2. VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
  • 5.
  • 6. • Pengolahan minyak bumi mentah atau yang disebut juga crude oil dilakukan di kilang minyak. Kilang tidak hanya mengolah minyak mentah. Kilang juga dapat digunakan untuk mengolah gas cair mentah atau crude gas. • Proses pengolahan minyak bumi mentah di kilang minyak dapat berupa produk petroleum dan juga produk untuk industri petrokimia. Beberapa jenis produk yang dihasilkan dari kilang minyak adalah minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene). Minyak bumi yang telah diambil dari perut bumi ini tidak serta merta menjadi bahan bakar yang kita gunakan. Ada proses pengolahan minyak mentah menjadi minyak yang layak pakai. Seperti sayuran, akan lebih enak bila diolah menjadi makanan yang sedap. BAHAYA PERNAFASAN DI INDUSTRI KILANG
  • 7. • Ada 7 wilayah yang memiliki sumur minyak yang sangat menghasilkan di Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut adalah Papua Barat, Sektor Laut Jawa, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur dan Riau. Dan kilang-kilang minyak besar milik Indonesia kebanyakan berada di daerah-daerah ini. • Sayangnya kilang-kilang minyak milik Indonesia umurnya sudah tua. Selain itu jarang pula dilakukan perawatan. Hasilnya kilang ini tidak dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan Indonesia pun terpaksa mengimpor bbm dari luar. BAHAYA PERNAFASAN DI INDUSTRI KILANG
  • 8. Berdasarkan posisinya, kilang ada 2 jenis. 1. Kilang onshore atau kilang darat tentu saja melakukan pengolahan di darat KILANG MINYAK CILACAP KILANG MINYAK BALONGAN
  • 9. KILANG KETIGA TERBAKAR. Sejumlah petugas berusaha mengisolir kobaran api di tangki 31-T2 dengan menggunakan foam di Kilang Pertamina RU IV Cilacap, Jateng, Minggu (3/4). Tangki 31-T2 yang berisi kerosin merupakan tangki ketiga yang terbakar dan hingga kini pertamina masih melakukan upaya pemadaman dengan bantuan tambahan 21 petugas pemadam RU VI Balongan, Jabar, sehingga jumalh total petugas pemadam sebanyak 80 orang. FOTO ANTARA/Idhad Zakaria/pd/11.
  • 10. Kilang offshore atau yang lebih tepatnya disebut kilang terapung adalah tempat pengolahan kilang minyak yang berada di laut. Kilang ini menggunakan kapal yang tidak bergerak. Kilang terapung juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil pengolahan minyak sebelum ditransfer untuk didistribusikan. BAHAYA PERNAFASAN DI INDUSTRI KILANG KILANG MINYAK NATUNA
  • 11. • Gambar diatas merupakan proses pengeboran untuk mendapatkan minyak mentah, untuk medapatkan minyak mentah pengeboran harus dilakukan hingga kedalaman 1.000 – 3.000 meter. Minyak bumi dipompa dan akan dialirkan ke penyulingan untuk melewati proses selanjutnya, pada proses penyulingan minyak akan dipisahkan dari zat yang tidak dipakai, pada minyak mentah biasanya minyak akan berbentuk hitam karna terjadi campuran zat dan molekul lainnya. • Minyak yang telah dilakukan penyulingan menghasilkan bahan bakar yang biasa kita pakai untuk kendaraan seperti bensin, solar, minyak tanah, avtur dan lain sebagainya, sisa dari penyulingan pun masih bisa digunakan untuk menghindari pencemaran lingkungan
  • 12. Penyebab utama kecelakaan a. Kondisi tidak aman; berkaitan dengan mesin atau alat kerja seperti mesin yang rusak , lingkungan kerja yang kurang mendukung (penerangan, bising, kebersihan), dpt juga diakibatkan oleh metode/proses produksi yang kurang baik (pengisian bahan kimia, pengangkutan beban secara manual) b. Tindakan tidak aman; berkaitan dengan personal pekerja, al; menggunakan peralatan yang kurang baik, sembrono, menjalani sesuatu tanpa wewenang c. Kelemahan sistem manajemen; sering terkait dengan sistem prosedur kerja yang tidak jelas ataupun tidak adanya standar yang dapat menjadi acuan bagi pekerja dalam melakukan kegiatan kerjanya R
  • 13. Dalam proses pengeboran penting untuk mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan, sehingga kita bisa melakukan pertolongan pertama jika terjadi bahaya. Berikut ini bahaya yang sering terjadi pada proses pengeboran minyak dan gas. Secara umum bahaya yang timbul pada kilang minyak terdiri dari : 1. Jenis Pekerjaan, berhubungan dengan bahaya mekanik dan bahan kimia. 2. Crude Oil, berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang mudah meledak, keracunan sulfur. 3. Cuaca, misalnya petir, badai, gelombang besar.
  • 14. Bahaya Bahan Kimia Kilang minyak memakai bahan – bahan kimia yang kadang- kadang beresiko bagi kesehatan dan keselamatan manusia dan lingkungan hidup. Penanganan bahan – bahan kimia itu mesti dikerjakan dengan serius. Untuk menolong pekerja dalam memperlakukan bahan – bahan kimia itu, maka diberikan satu system labeling yang bisa memberikan jenis dan bahaya berbahan kimia yang mereka pakai. Label ini bisa mejelaskan karakter bahaya berbahan kimia yang berkaitan. Label bahaya diberikan berbentuk gambar untuk memberi deskripsi cepat karakter bahaya. Ada dua label yang dipakai, yakni menurut PBB (internasional) dan NFPA (Amerika). Label NFPA diperlihatkan pada tabel di bawah, berbentuk 4 kotak yang memiliki ranking bahaya (0-4) dilihat dari segi bahaya kesehatan (biru), bahaya kebakaran (merah) dan reaktivitas (kuning).
  • 15. Bahan – bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi juga harus diberikan informasi mengenai : 1. Informasi bahan singkat : Informasi singkat mengenai jenis bahan, wujud, manfaat serta bahaya-bahaya utamanya. Dari informasi singkat dan label bahaya, secara cepat bisa dipahami kehati-hatian dalam menangani bahan kimia tersebut 2. Sifat-sifat bahaya : a) Bahaya kesehatan :Bahaya terhadap kesehatan dinyatakan dalam bahaya jangka pendek (akut)dan jangka panjang (kronis). NAB (Nilai Ambang Batas) diberikan dalamsatuan mg/m³ atau ppm. NAB adalah konsentrasi pencemaran dalam udarayang boleh dihirup seseorang yang bekerja selama 8 jam/hari selama 5hari. Beberapa data berkaitan dengan bahaya kesehatan juga diberikan,yakni : • LD-50 (lethal doses) : dosis yang berakibat fatal terhadap 50persen binatang percobaan mati. • LC-50 (lethal concentration) : konsentrasi yang berakibatfatal terhadap 50 persen binatang percobaan. •IDLH (immediately dangerous to life and health) :pemaparan yang berbahaya terha dap kehidupan dankesehatan.
  • 16. b) Bahaya kebakaran :Ini termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak dapatdibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar ditent ukan oleh : • Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan. • Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yangdapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapatdibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasitertinggi y ang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat ke mudahan membakar bahan lainditentukan oleh kekuatan oksidasinya. • Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya. c) Bahaya reaktivitas :Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksidengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik sehinggaeksplosif. Atau reaktivitasnya terhadap gas lain menghasilkan gas beracun.
  • 17. 3.Sifat-sifat fisika :Sifat-sifat fisika merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sifatbahaya suatu bahan. 4.Keselamatan dan pengamanan :Diberikan langkah-langkah keselamatan dan pengamanan : a. Penanganan dan penyimpanan : usaha keselamatan yang dilakukanapabila bekerja dengan atau menyimpan bahan. b. Tumpahan dan kebocoran : usaha pengamanan apabila terjadibahan tertumpah atau bocor. c. Alat pelindung diri : terhadap pernafasan, muka, mata dan kulitsebagai usaha untuk mengurangi keterpaan bahan. d. Pertolongan pertama : karena penghirupan uap / gas, terkena matadan kulit atau tertelan. e. Pemadaman api : alat pemadam api ringan yang dapat dipakaiuntuk memadamkan api yang belum terlalu besar dan carapenanggulangan apabila sudah membesar.
  • 18. 5. Informasi lingkungan : Menjelaskan bahaya terhadap lingkungan dan bagaimana menanganilimbah atau buangan bahan kimia baik berupa padat, cair maupun gas. Termasuk didalamnya cara pemusnahan.
  • 19. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dan kebakaran maka para pekerja diharuskan 1. Menggunakan pakaian khusus dan perlengkapan diri sesuai standart keamanan kerja. 2. Mengikuti pelatihan dan prosedur kerja yang baik dan benar, 3. Pengecekan rutin perlu dilakukan pada tempat pengeboran mulai dari rankaian listrik, peralatan kerja, perlengkapan pemadam kebakaran 4. Dan lain sebagainya.