Teknik komunikasi penyuluhan pertanian meliputi komunikasi langsung seperti obrolan satu lawan satu, kursus tani, demonstrasi, dan pameran, serta komunikasi tidak langsung melalui publikasi cetakan, poster, siaran radio dan televisi, serta film untuk menyebarkan informasi pertanian kepada petani.
Dokumen tersebut membahas sejarah pengelolaan konservasi sumberdaya alam perairan di Indonesia sejak abad ke-19 hingga pengertian, klasifikasi, nilai, kendala, dan identifikasi lahan basah serta konservasi lahan gambut dan mangrove.
- Multiple cropping is a farming system that can increase land productivity. This increase can be measured using the NKL (Land Equivalency Ratio) or LER (Land Equivalent Ratio).
- For example, an NKL or LER value of 1.8 means that 1.8 hectares of land is needed in monoculture farming to produce the same yield as 1 hectare in multiple cropping.
- Calculating the NKL of chili and long beans grown together showed an NKL value of 1.8, demonstrating that multiple cropping is more productive than monoculture farming.
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata airZaidil Firza
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), yang meliputi monitoring debit air, sedimentasi, dan kualitas air guna mengetahui perkembangan tata air DAS. Dokumen ini juga menjelaskan kriteria dan indikator untuk menilai kinerja pengelolaan DAS dalam aspek tata air, sedimen, dan kualitas air.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia. DAS dijelaskan sebagai wilayah daratan yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air ke danau atau laut secara alami. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan DAS dalam perencanaan pembangunan wilayah dan sumberdaya alam karena karakteristik ekosistem DAS. Tujuan pengelolaan DAS ter
Laporan ini menganalisis kesesuaian lahan di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur menggunakan ArcGIS. Karakteristik yang dianalisis meliputi curah hujan, kelerengan, dan jenis tanah. Hasil analisis mengidentifikasi kawasan penyangga, budidaya, dan lindung berdasarkan skor total dari karakteristik tersebut.
Teknik komunikasi penyuluhan pertanian meliputi komunikasi langsung seperti obrolan satu lawan satu, kursus tani, demonstrasi, dan pameran, serta komunikasi tidak langsung melalui publikasi cetakan, poster, siaran radio dan televisi, serta film untuk menyebarkan informasi pertanian kepada petani.
Dokumen tersebut membahas sejarah pengelolaan konservasi sumberdaya alam perairan di Indonesia sejak abad ke-19 hingga pengertian, klasifikasi, nilai, kendala, dan identifikasi lahan basah serta konservasi lahan gambut dan mangrove.
- Multiple cropping is a farming system that can increase land productivity. This increase can be measured using the NKL (Land Equivalency Ratio) or LER (Land Equivalent Ratio).
- For example, an NKL or LER value of 1.8 means that 1.8 hectares of land is needed in monoculture farming to produce the same yield as 1 hectare in multiple cropping.
- Calculating the NKL of chili and long beans grown together showed an NKL value of 1.8, demonstrating that multiple cropping is more productive than monoculture farming.
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata airZaidil Firza
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), yang meliputi monitoring debit air, sedimentasi, dan kualitas air guna mengetahui perkembangan tata air DAS. Dokumen ini juga menjelaskan kriteria dan indikator untuk menilai kinerja pengelolaan DAS dalam aspek tata air, sedimen, dan kualitas air.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia. DAS dijelaskan sebagai wilayah daratan yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air ke danau atau laut secara alami. Dokumen ini menjelaskan pentingnya pendekatan DAS dalam perencanaan pembangunan wilayah dan sumberdaya alam karena karakteristik ekosistem DAS. Tujuan pengelolaan DAS ter
Laporan ini menganalisis kesesuaian lahan di Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Semarang Timur menggunakan ArcGIS. Karakteristik yang dianalisis meliputi curah hujan, kelerengan, dan jenis tanah. Hasil analisis mengidentifikasi kawasan penyangga, budidaya, dan lindung berdasarkan skor total dari karakteristik tersebut.
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Teks tersebut membahas tentang penentuan daur dalam manajemen hutan. Ada beberapa jenis daur yang dijelaskan seperti daur fisik, silvikultur, teknis, volume produksi maksimal, dan daur finansial. Daur finansial ditentukan dengan rumus Faustmann untuk memaksimalkan nilai harapan lahan. Contoh perhitungan menggunakan data tegakan Pinus merkusii untuk menentukan daur berdasarkan volume produksi maksimal.
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Dokumen tersebut membahas empat jenis fungsi ekosistem, yaitu fungsi penyediaan, pengaturan, budaya, dan pendukung. Fungsi penyediaan meliputi pangan, air, serat, bahan bakar, dan sumberdaya genetik. Fungsi pengaturan mencakup iklim, air, bencana, air bersih, limbah, udara, penyerbukan, dan pengendalian hama. Fungsi budaya terkait tempat tinggal, rekreasi, dan estetika. Fungs
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
Laporan praktikum teknologi budidaya tanaman di Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Solo membahas tentang pembibitan permanen yang bertujuan untuk memproduksi bibit berkualitas secara massal dan berkelanjutan guna mendukung program penanaman."
Dokumen tersebut membahas beberapa model konservasi tanah dan air seperti USLE, GUEST, AGNPS, dan ANSWERS. Model-model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi erosi dan mengevaluasi dampak teknik konservasi tanah melalui simulasi.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya air di Indonesia, termasuk banjir, kelangkaan air, dan penurunan kualitas air. Dokumen tersebut menjelaskan sebab-akibat permasalahan tersebut dan solusi-solusi untuk mengatasinya seperti pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi, dan kesadaran masyarakat.
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi PertanianYahya M Aji
Hubungan antara tanah, air, dan produksi pertanian saling berkaitan. Keadaan tanah dan air yang tidak seimbang akan berdampak buruk pada pertumbuhan tanaman. Drainase tanah yang baik diperlukan untuk menjaga keseimbangan air tanah agar proses pertumbuhan tanaman berjalan dengan optimal.
Pengkajian Kelas Air Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air
Informasi lainnya bisa kunjungi www.mutiarafarhan.com
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Teks tersebut membahas tentang penentuan daur dalam manajemen hutan. Ada beberapa jenis daur yang dijelaskan seperti daur fisik, silvikultur, teknis, volume produksi maksimal, dan daur finansial. Daur finansial ditentukan dengan rumus Faustmann untuk memaksimalkan nilai harapan lahan. Contoh perhitungan menggunakan data tegakan Pinus merkusii untuk menentukan daur berdasarkan volume produksi maksimal.
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
Dokumen tersebut membahas metode untuk memprediksi laju erosi tanah, khususnya menggunakan model Universal Soil Loss Equation (USLE). Model USLE memprediksi laju erosi berdasarkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi tanah. Dokumen tersebut juga menjelaskan cara menentukan nilai masing-masing faktor dan mengklasifikasikan tingkat b
Dokumen tersebut membahas empat jenis fungsi ekosistem, yaitu fungsi penyediaan, pengaturan, budaya, dan pendukung. Fungsi penyediaan meliputi pangan, air, serat, bahan bakar, dan sumberdaya genetik. Fungsi pengaturan mencakup iklim, air, bencana, air bersih, limbah, udara, penyerbukan, dan pengendalian hama. Fungsi budaya terkait tempat tinggal, rekreasi, dan estetika. Fungs
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasPurwandaru Widyasunu
Bab 5 dokumen tersebut membahas tentang metode pemberian air dan efisiensi irigasi. Terdapat beberapa metode pemberian air seperti irigasi di atas permukaan, irigasi bawah permukaan, dan irigasi tetes. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi pemberian, dan efisiensi penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi efisiensi antara lain metode pemberian air, kondisi tanah dan jaringan irig
Dokumen tersebut membahas beberapa metode irigasi permukaan, yaitu basin, border, dan furrow irrigation. Irigasi permukaan merupakan metode pemberian air yang paling kuno dimana air didistribusikan secara langsung ke permukaan tanah dan diperbolehkan meresap ke dalam tanah. Metode-metode tersebut memanfaatkan prinsip gravitasi untuk mendistribusikan air secara merata di lahan pertanian.
Buku ini membahas tentang karakteristik dan pengelolaan lahan rawa di Indonesia. Lahan rawa dibagi menjadi 3 zona berdasarkan pengaruh air pasang surut, yaitu zona rawa pasang surut air asin, zona rawa pasang surut air tawar, dan zona rawa lebak. Dijelaskan pula jenis-jenis lahan rawa seperti swamp, marsh, bog, dan fed beserta ciri khasnya.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...Moh Masnur
Laporan praktikum teknologi budidaya tanaman di Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Solo membahas tentang pembibitan permanen yang bertujuan untuk memproduksi bibit berkualitas secara massal dan berkelanjutan guna mendukung program penanaman."
Dokumen tersebut membahas beberapa model konservasi tanah dan air seperti USLE, GUEST, AGNPS, dan ANSWERS. Model-model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi erosi dan mengevaluasi dampak teknik konservasi tanah melalui simulasi.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya air di Indonesia, termasuk banjir, kelangkaan air, dan penurunan kualitas air. Dokumen tersebut menjelaskan sebab-akibat permasalahan tersebut dan solusi-solusi untuk mengatasinya seperti pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi, dan kesadaran masyarakat.
Hubungan Drainase, Tanah, Produksi PertanianYahya M Aji
Hubungan antara tanah, air, dan produksi pertanian saling berkaitan. Keadaan tanah dan air yang tidak seimbang akan berdampak buruk pada pertumbuhan tanaman. Drainase tanah yang baik diperlukan untuk menjaga keseimbangan air tanah agar proses pertumbuhan tanaman berjalan dengan optimal.
Pengkajian Kelas Air Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian Teknis Untuk Menetapkan Kelas Air
Informasi lainnya bisa kunjungi www.mutiarafarhan.com
ARAHAN MITIGASI BENCANA PASCA ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DI KOTA TERNATEDede Saputra
Perkembangan suatu wilayah harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan permasalahan wilayah bersangkutan karena sosial ekonomi, budaya dan geoggrafis antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat berbeda. Dilain sisi, perkembangan suatu wilayah akan meningkatkan kebutuhan lahan sebagai tempat tinggal dan beraktivitas. Hal ini mengakibatkan penduduk terpaksa menempati lokasi yang tidak layak huni seperti di daerah perbukitan dan lereng pegunungan. Aktivitas masyarakat tersebut menyebabkan tingkat kerawanan bencana menjadi semakin meningkat, manakala lahan dieksploitasi secara berlebihan tanpa memperhatikan daya dukung lahan. Di Kawasan Rawan Bencana III Gunung Gamalama terdapat Kawasan Lindung yang dicantumkan dalam RTRW. Berdasarkan RTRW Kota Ternate telah ditetapkan kawasan lindung yang sesuai fungsinya harus dipertahankan karena sangat penting untuk dijadikan kawasan tangkapan hujan dan area konservasi untuk menahan laju longsor dan mempertahankan kondisi air tanah. Suatu ekosistem dapat mengalami keruskan yang disebabkan oleh letusan gunung berapi perubahan pada ekosistem baik sebagian maupun keseluruhannya yang diikuti perubahan vegetasi pada daerah tersebut. Terjadinya erupsi pada tanggal 14 desember 2011, sebagian besar materialnya telah mengisi sungai yang ada di sekitar gunung gamalama dan beberapa lahan pada daerah-daerah di sekitaran gunung mengalami kerusakan.
Kata Kunci : Kawasan Rawan Bencana, NDVI, Mitigasi.
Dokumen tersebut membahas pentingnya konservasi daerah aliran sungai (DAS) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. DAS merupakan satu kesatuan ekosistem yang perlu dikelola secara terpadu dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai permasalahan dan strategi pengelolaan sumber daya alam serta teknik konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan
1. Neraca sumber daya alam (NSDA) digunakan untuk mengetahui ketersediaan setiap jenis sumber daya alam, volume yang ada, tingkat penggunaan, dan pengambilannya dari waktu ke waktu.
2. NSDA bermanfaat sebagai dasar penyusunan kebijakan pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
3. Pemerintah berupaya meningkatkan peran informasi geospasial dan
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Anton Riyanto
Dokumen tersebut merangkum analisis daya dukung lahan di Kota Tangerang. Analisis ini meliputi penentuan kawasan lindung, pengklasifikasian kemampuan lahan berdasarkan morfologi, kestabilan pondasi, drainase, ketersediaan air tanah, dan kerentanan bencana, serta kesesuaian rencana pengembangan lahan. Hasilnya menghasilkan peta zonasi kemampuan lahan untuk memandu pengembangan Kota Tangerang.
Studi ini menganalisis perubahan penggunaan lahan di sekitar Kali Surabaya antara tahun 1990-1997 dengan menggunakan penginderaan jauh dan SIG. Hasilnya menunjukkan penurunan lahan sawah sebesar 5,72%, peningkatan permukiman 15,16%, dan peningkatan industri 36,67%, yang mempengaruhi kualitas air sungai.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian erosi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti iklim, tanah, topografi, vegetasi dan manusia. Juga dijelaskan metode perhitungan erosi menggunakan rumus USLE dengan mempertimbangkan faktor erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan tanaman dan teknik konservasi tanah
Dokumen tersebut membahas proses penyusunan KLHS untuk Rencana Tata Ruang di Kabupaten Tanimbar dan sekitarnya. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu persiapan, pengumpulan data dan informasi, pengolahan dan analisis data, penyusunan konsep RTR, dan penyusunan serta pembahasan Raperda. Dokumen ini juga menjelaskan pendekatan dan analisis yang dilakukan dalam KLHS, seperti identifikasi isu pembang
Analisis kelas kemampuan lahan sebagai penentu kesesuaianjufrikarim
Penelitian ini menganalisis kelas kemampuan lahan dan tingkat kesesuaian penggunaan lahan di Kabupaten Sidoarjo. Analisis dilakukan dengan membandingkan kondisi saat ini dan rencana tata ruang wilayah. Hasilnya menunjukkan peningkatan laju erosi dan penurunan luas lahan yang sesuai digunakan. Hal ini mengindikasikan perkembangan daerah belum memperhatikan kelas kemampuan lahan.
Dokumen tersebut membahas monitoring dan evaluasi sosial ekonomi serta kelembagaan di Sub DAS Prafi, termasuk indikator-indikator yang dinilai seperti kepedulian individu, partisipasi masyarakat, tekanan penduduk, dan hasil penilaian untuk beberapa indikator.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Rencana Pengelolaan Das Terpadu SWP Das Pangi Ayung ini membahas strategi dan program untuk mengatasi masalah degradasi lahan, erosi, dan kelembagaan yang belum terkoordinasi di das tersebut dengan tujuan memperbaiki tata air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Analisis Sistem Pemanfaatan Lahan Pertanian (ALUSA) digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor-faktor fisik, sosial, dan ekonomi guna perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan. ALUSA melibatkan survei sumber daya alam, penentuan satuan pemetaan lahan, identifikasi tipe penggunaan lahan yang relevan, dan klasifikasi kesesuaian lahan
Dokumen tersebut membahas rencana pembangunan desa wisata meliputi proses perencanaan secara bertahap, mulai dari studi pendahuluan, pembuatan rencana induk, pembuatan rencana tapak kawasan, sampai pembuatan desain teknis. Tujuan perencanaan adalah menciptakan lingkungan wisata yang menarik serta memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang survei kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan, mencakup tujuan pembelajaran mengenai evaluasi kesesuaian lahan, materi pokok seperti dasar-dasar evaluasi lahan, konsep evaluasi lahan, dan pendekatan evaluasi lahan secara bertahap meliputi aspek teknis dan ekonomi.
Similar to 10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das (20)
Dokumen tersebut merangkum sistem perencanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) yang terdiri dari empat jenis rencana yaitu Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS, Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dan Rancangan Kegiatan RHL. Keempat rencana tersebut disusun secara berjenjang untuk merencanakan kegiatan RHL.
Rencana Pengelolaan DAS Terpadu merupakan rencana jangka panjang 15 tahun yang disusun secara partisipatif oleh para stakeholders untuk menyatukan persepsi dan komitmen bersama dalam pengelolaan sumber daya alam di DAS secara terpadu dan berkelanjutan. Rencana ini bersifat makro dan multi sektoral untuk menjadi payung bagi rencana sektoral yang lebih rinci di tingkat sub DAS.
Dokumen tersebut membahas tentang morfometri daerah aliran sungai (DAS) yang mempengaruhi hasil air dan distribusi aliran. Parameter morfometri DAS meliputi luas DAS, bentuk DAS, median elevasi DAS, panjang sungai, kepadatan alur sungai, dan lainnya. Morfometri DAS dipengaruhi oleh faktor geologi, geomorfologi, hujan, tanah, dan penutupan lahan di DAS tersebut.
Kuliah ini membahas pengelolaan daerah aliran sungai secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, hidrologi, dan sosial budaya masyarakat. Daerah aliran sungai merupakan sistem terbuka yang saling terkait antara lingkungan fisik dan ekosistem. Pengelolaan yang baik perlu memperhatikan daerah aliran sungai sebagai kesatuan wilayah dengan batasan alam.
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
1. MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN
LAHAN SOSEK DAN KELEMBAGAAN PDAS
MONEV PDAS
Peraturan Ditjen RLPS Nomor : P.04/V-SET/2009
2. MONEV Penggunaan Lahan DAS
• Monev penggunaan lahan dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran mengenai perubahan
jenis, penggunaan, pengelolaan lahan, tingkat
kesesuaian lahan dan erosi pada suatu DAS/Sub
DAS, yang bertujuan untuk mengetahui
perubahan kondisi lahan terutama menyangkut
kecenderungan degradasi lahan.
3. MONEV Penggunaan Lahan DAS
A. Teknik Pengumpulan Data
1. Persiapan
a. Pembentukan Tim Kerja
- Kehutanan (manajemen hutan dan
pengelolaan DAS)
- Pertanian ( tanah dan pengelolaan lahan)
- Geografi (geomorfologi dan penginderaan
jauh)
b. Persiapan administrasi
c. Sarana Pendukung
4. MONEV Penggunaan Lahan DAS
2. Bahan dan Alat
a. Peta DAS/Sub DAS (peta penutupan lahan, penggunaan lahan, pengelolaan
lahan, kawasan hutan, kemiringan lahan, bentuk lahan, geologi, tanah, rencana tata
ruang wilayah, sebaran hujan/erosivitas)
b. Citra satelit (jenis dan waktu pengambilannya) untuk pemutakhiran data liputan lahan
dan informasi dasar pada penyusunan peta tematik (penutupan lahan).
c. Perangkat GIS/SIG (sebagai alat bantu dalam analisis data dan peta)
d. Peralatan survey lapangan (bor tanah, kertas pH, larutan H2SO4, meteran,
teropong, abneylevel, kompas, pisau, kamera, timbangan lapangan).
e. Blanko pengamatan (tanah, penutupan lahan aktual, pengelolaan lahan,
morfoerosi, fisiografi lahan/geomorfologi, geologi/batuan)
6. MONEV Penggunaan Lahan DAS
3. Penetapan Sasaran Lokasi Lokasi sasaran
kegiatan monev lahan adalah wilayah lahan DAS
dari satuan DTA, DAS, Sub DAS, dan atau Sub-
sub DAS (DAS Mikro) yang merupakan bagian
dari DAS prioritas yang ada didalam satu
wilayah administrasi (kabupaten).
7. MONEV Penggunaan Lahan DAS
4. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan untuk mendukung
monitoring kriteria penggunaan lahan DAS
meliputi indikator
- indikator :
a. Indeks penutupan lahan oleh vegetasi (IPL)
b. Kesesuaian penggunaan lahan (KPL)
c. Tingkat Erosi-Indeks Erosi (IE)
d. Pengelolaan lahan (PL)
e. Kerawanan tanah longsor (KTL).
12. B. Teknik Analisis Data
1. Indeks Penutupan Lahan oleh Vegetasi (IPL)
Monev terhadap penutupan lahan oleh vegetasi di DAS adalah untuk
mengetahui indeks penutupan lahan (IPL) dari luas lahan bervegetasi
permanen yang ada di DAS.
LVP
IPL = x 100 %
LUAS DAS
Ket :
- LVP (ha) = luas lahan bervegetasi permanen
- Luas_DAS (ha) = luas DTA atau DAS yang menjadi sasaran
Klasifikasi nilai indeks penutupan lahan
13. MONEV Penggunaan Lahan DAS
• 2. Kesesuaian Penggunaan Lahan (KPL)
Monev kesesuaian penggunaan lahan (KPL) DAS adalah untuk
mengetahui kesesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata
ruang wilayah (RTRW) dan atau zona kelas kemampuan lahan dan
yang ada di DAS.
LPS
• KPL = x 100 %
Luas DAS
Ket :
- LPS (ha) = luas penggunaan lahan yang sesuai di DAS
- Luas DAS (ha) = luas DTA atau DAS yang menjadi sasaran
Klasifikasi nilai kesesuaian penggunaan lahan
14. MONEV Penggunaan Lahan DAS
3. Indeks erosi (IE)
Monev indeks erosi (IE) pada DAS bertujuan untuk
mengetahui besarnya erosi aktual terhadap nilai batas
erosi yang bisa ditoleransi di DAS.
A
• IE = x 100 %
T
Ket :
- A (ton/ha/th) = nilai erosi aktual
- T (ton/ha/th) = nilai toleransi erosi
15. MONEV Penggunaan Lahan DAS
a. Nilai erosi aktual (A) dihitung dengan dua cara,
yaitu :
- cara langsung, yaitu hasil sedimen (ton/ha/th)
yang diperoleh dari hasil pengamatan SPAS
dibagi dengan SDR
- cara tidak langsung (prediksi), yaitu dengan
menggunakan persamaan USLE (Universal Soil
Loss Equation), yaitu :
• A = RKLSCP
17. MONEV Penggunaan Lahan DAS
Kriteria baku kerusakan tanah lahan kering akibat erosi air (nilai T)
Klasifikasi nilai indeks erosi
18. MONEV Penggunaan Lahan DAS
• Penilaian indikator pengelolaan lahan (PL) adalah tingkat pengelolaan
lahan dan vegetasi di DAS, merupakan perkalian antara faktor penutupan
lahan/pengelolaan tanaman (C) dengan faktor praktek konservasi
tanah/pengelolaan lahan (P).
PL = C x P
CxP = Σ (Ai x CPi )/A
Ket :
CP = Nilai tertimbang pengelolaan lahan dan tanaman pada DAS tertentu
Cpi = Nilai pengelolaan lahan dan tanaman pada unit lahan ke I
Ai = Luas unit lahan ke I (ha) pada DAS tertentu
A = Luas DAS (ha)
Klasifikasi nilai penutupan lahan (PL) atau CP
19. 5. Kerentanan Tanah Longsor (KTL)
• Penilaian kerentanan tanah longsor di DAS didasarkan atas faktor alami dan manajemen.
a. Indikator pada faktor alami, yaitu:
▫ hujan harian kumulatif 3 hari berurutan
▫ lereng lahan
▫ geologi (batuan)
▫ keberadaan sesar/patahan
▫ kedalaman regolit
b. Indikator pada faktor manajemen, yaitu:
▫ penggunaan lahan
▫ infrastruktur (jalan dan pemukiman)
▫ kepadatan penduduk pada lahan pemukiman
MONEV Penggunaan Lahan DAS
Klasifikasi nilai kerawanan tanah longsor
21. MONEV SOSIAL DAS
Monev sosial DAS dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran kondisi penghidupan (livelihood)
masyarakat serta pengaruh hubungan timbal balik
antara faktor-faktor sosial masyarakat dengan
kondisi sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi)
di dalam DTA (DAS/Sub DAS).
Data yang dikumpulkan dalam monev sosial DAS,
meliputi indikator-indikator: kepedulian individu
(KI), partisipasi masyarakat (PM), dan tekanan
penduduk (TP).
22. • A. Teknik Pengumpulan Data
▫ 1. Persiapan
a. Pembentukan Tim Kerja
b. Persiapan administrasi
c. Sarana pendukung
▫ 2. Bahan dan Alat
a. Peta DAS/Sub DAS, serta peta administrasi,
penggunaan lahan, kependudukan, dan budaya.
b. Buku data/laporan terkait aspek sosial (kepedulian
individu, partisipasi, dan tekanan penduduk/TP).
c. Blanko pengamatan (aspek sosial)
MONEV SOSIAL DAS
24. B. Teknik Analisis Data
1. Kepedulian Individu (KI)
• Indikator kepedulian individu dalam DAS dinilai melalui
ada/tidaknya kegiatan positif konservasi tanah dan air dan
atau RHL (rehabilitasi hutan dan lahan) yang telah dilakukan
oleh masyarakat pada lahannya di DAS secara mandiri,
misalnya pembuatan hutan rakyat /HR, agroforestry/AF,
penanaman menurut kontur, terasering, dan sumur resapan.
Monev terhadap kepedulian individu dilakukan melalui 2
(dua) cara, yaitu :
• a. cara langsung, dilakukan melalui survey/wawancara
dengan responden (2-5% jumlah penduduk desa)
• b. cara tidak langsung, diperoleh dari data sekunder
MONEV SOSIAL DAS
26. 2. Partisipasi Masyarakat (PM)
Monev indikator partisipasi masyarakat di DAS dilakukan dengan
mengetahui keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan
pengelolaan DAS yaitu tingkat kehadiran masyarakat (tingkat
desa) dalam kegiatan bersama dalam pengelolaan DAS (misal
keikutsertaanya dalam pelaksanaan kegiatan RLKT/ RHL/
GERHAN).
Klasifikasi nilai partisipasi masyarakat (PM)
MONEV SOSIAL DAS
28. • Penentuan luas lahan minimal untuk hidup layak (z)
didekati dengan melihat nilai garis kemiskinan yang
dinilai setara dengan beras 240 kg/kapita/tahun. Untuk
hidup layak pendekatanya adalah setara dengan beras 2
x 325 kg/kapita/th atau 650 kg/kapita/th.
Klasifikasi nilai tekanan penduduk (TP)
MONEV SOSIAL DAS
29. MONEV EKONOMI DAS
• Kegiatan monev ekonomi DAS dimaksudkan
untuk memperoleh gambaran kondisi
penghidupan (livelihood) masyarakat serta
pengaruh hubungan timbal balik antara faktor-
faktor ekonomi masyarakat dengan kondisi
sumber daya alam (tanah, air dan vegetasi) di
dalam suatu DTA/Sub DAS/DAS).
30. • a.Bahan dan Alat
• b. Buku data/laporan terkait aspek sosial
(kepedulian individu, partisipasi, dan tekanan
penduduk/TP).
• c. Buku data/laporan terkait aspek ekonomi
(ketergantungan penduduk, tingkat pendapatan,
produktivitas lahan, jasa lingkungan).
• d. Blanko pengamatan (aspek sosial dan
ekonomi)
MONEV EKONOMI DAS
31. 4. Metode
Data yang diperlukan untuk mendukung moniev
ekonomi DAS adalah:
a. Indikator ketergantungan penduduk terhadap
lahan (LQ)
b. Indikator tingkat pendapatan
c. Indikator produktivitas lahan
d. Indikator jasa lingkungan (air, wisata, iklim
mikro, umur waduk)
MONEV EKONOMI DAS
32. B. Teknik Analisis Data
1. Ketergantungan Penduduk terhadap Lahan (LQ)
• LQ = (Mi/M)/(Ri/R)
• Dimana:
▫ LQ = ketergantungan penduduk terhadap lahan
▫ Mi = jumlah tenaga kerja terlibat disektor i di wilayah pengamatan
▫ (kecamatan/ Sub DAS)
▫ M = jumlah tenaga kerja potensial di wilayah pengamatan (kecamatan/
▫ SubDAS), (Σ M1 + M2 + . . . . + Mn)
▫ Ri = total jumlah tenaga yang terlibat disektor i di wilayah
kabupaten/DAS
▫ R = Jumlah seluruh tenaga kerja di wilayah kabupaten/DAS
▫ (Σ R1 + R2 + . . + Rn)
MONEV EKONOMI DAS
35. 2. Tingkat Pendapatan (TD)
Klasifikasi nilai tingkat pendapatan per kapita petani DAS
MONEV EKONOMI DAS
36. 3. Produktivitas Lahan (PL)
4. Jasa Lingkungan (JL)
Klasifikasi nilai produktifitas lahan (PL)
Klasifikasi tingkat kontribusi jasa lingkungan di DAS
MONEV EKONOMI DAS
37. MONEV KELEMBAGAAN DAS
Monev kelembagaan pengelolaan DAS
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan dan kemandirian
masyarakat serta tingkat intervensi pemerintah
dalam kegiatan pengelolaan DAS
38. 2. Bahan dan Alat
a. Peta DAS/Sub DAS (peta administrasi, macam
stakeholders, konflik, jenis lembaga local)
b. Buku data/laporan terkait dengan: jenis
lembaga yang terlibat dalam pengelolaan DAS,
KISS (koordinasi, integasi, sinkonisasi, sinergi),
ketergantungan masyarakat pada pemerintah,
keberdayaan lembaga local, dan kegiatan usaha
bersama.
c. Blanko pengamatan
MONEV KELEMBAGAAN DAS
40. 4. Metode Data yang diperlukan untuk mendukung
monitoring kriteria kelembagaan DAS adalah :
a. Indikator keberdayaan lembaga adat/lokal dengan
parameter peranan lembaga lokal dalam
pengelolaan DAS
b. Indikator ketergantungan masyarakat kepada
pemerintah dengan parameter intervensi
pemerintah;
c. Indikator KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
sinergi) dengan parameter tingkat konflik
d. Indikator kegiatan usaha bersama dengan
parameter jumlah unit usaha.
MONEV KELEMBAGAAN DAS
41. 1. Keberdayaan Lembaga Lokal/Adat (KLL)
Monitoring dan evaluasi kelembagaan terhadap indikator keberdayaan lembaga
lokal/adat (KLL) dalam kegiatan pengelolaan DAS, dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu:
▫ a. Mengidentifikasi jenis dan keberadaan lembaga-lembaga lokal/adat yang
terkait dalam kegiatan pengelonaan DAS
▫ b. Mengidentifikasi tugas lembaga lokal dan atau jenis kegiatan yang dilakukan
terkait pengelolaan DAS
▫ c. Mengidentifikasi manfaat dan atau permasalahan yang ada pada masing-
masing lembaga lokal/adat
Klasifikasi tingkat keberdayaan lembaga lokal/adat
MONEV KELEMBAGAAN DAS
42. 2. Ketergantungan Masyarakat pada Pemerintah (KMP)
Klasifikasi tingkat ketergantungan masyarakat pada pemerintah
MONEV KELEMBAGAAN DAS
3. KISS (koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi)
Klasifikasi tingkat konflik antar lembaga/stakeholders di DAS
43. 4. Kegiatan Usaha Bersama (KUB)
• Monitoring dan evaluasi indikator kegiatan usaha bersama (KUB) dalam kaitannya
dengan kegiatan pengelolaan DAS, melalui tahapan sebagai berikut:
• Mengidentifikasi bentuk (kelembagaan) dan keberadaan kegiatan usaha bersama
(pemerintah/nonpemerintah/masyarakat) yang ada di DAS,
• Mengidentifikasi jenis dan peran kegiatan usaha yang dilakukan serta keterkaitannya
dengan kegiatan pengelolaan DAS,
• Mengidentifikasi dan mengevaluasi perkembangan kegiatan usaha bersama tersebut
dari waktu ke waktu.
Klasifikasi tingkat perkembangan KUB
MONEV KELEMBAGAAN DAS