Muhammad Baqir memberikan kontribusi penting dalam ekonomi Islam. Ia merekomendasikan penggantian mata uang Romawi dengan mata uang berlogo kalimat tauhid. Ketika Raja Romawi mengancam, Muhammad Baqir memberi saran kepada Abdul Malik untuk mencetak dinar dan dirham baru dengan logo Islam. Hal ini mengakhiri ancaman Raja Romawi dan mata uang baru dipakai hingga zaman Abbasiyah.
1. PEMIKIRAN & KONTRIBUSI MUHAMMAD BAQIR (56-114 H)
DALAM TATANAN EKONONOMI ISLAM
Muhammad Baqir 1 , adalah seorang Ulama tâbi’în yang sangat terkenal dengan
kecerdasaanya, sehingga ia diberi gelar al-Bâqir (Cerdas,cendikia). Beliau merupakan
Imam Kelima dari dua belas Imam dalam mazhab Ahlulbait (Syi’ah itsnâ asyariyah),
beliau berasal dari keturunan Rasullâh saw dari Ali Sajjad bin Hussein bin Ali bin Abi
Thalib suami dari anak kandung Nabi Muhammad saw Fatimah Azzahra. Ayahnya
mendapat gelar Zainul ‘Âbidîn (hiasan para ahli ibadah) , Sayyidussâjidîn (pemuka para
ahli sujud). Singkatnya beliau dikenal sebagai seorang Ulama besar di zamannya,
terkenal dengan kemuliaan akhlaknya, mempunyai wawasan yang sangat luas dalam
hal agama, lemah lembut dan kecerdasannya diakui oleh para tokoh di zamannya.
A. Muhammad Baqir dalam pandangan Tokoh Islam
1. Abrasy Kalbi berkata, “engkau adalah putra Rasulullah yang sebenar-benarnya.
“kemudian dia berpaling kepada Hisyam dan berkata, “kami berlepas diri dari
kalian wahai Bani Umayah!, karena dia adalah manusia yang paling alim di
kalangan penduduk bumi dengan segala perbendaharaan yang ada di langit dan
bumi. Karena dia adalah putra Rasululah saw.”2
2. Abdul Malik bin Marwan berkata kepada aparatnya di Madinah yang isinya ‘
perintahkan Muhammad bin Ali (Muhammad Baqir) supaya datang menghadap
kepadaku dalam keadaan terikat !” si Aparat menulis surat jawaban berbunyi , “
suratku ini bukan untuk melawan perintahmu, wahai Amirul Mukminin. Aku
membalas suratmu untuk memberikan penjelasan dan karena rasa cintaku
padamu. Manusia yang engkau inginkan adalah manusia yang sangat terhormat .
tidak ada manusia yang lebih suci darinya. Tidak ada yang lebih zuhud darinya.
Tidak ada yang lebih wara’ darinya. Ia adalah manusia yang paling alim, sangat
konsisten, pekerja keras, dan rajin beribadah. Aku mengharapkan amirul
mukminin tidak menyakiti hatinya, karena Allah tidak akan merubah nasib suatu
kaum kecuali mereka mengubah diri mereka sendiri”. 3Abdul Malik ternyata malah
1 The Ahl-ul-BaytWorld Assembly, Teladan Abadi Muhammad al-Baqir as, Terj. Salman Parisi,(Jakarta :Al-
Huda), h. 04
2 Ibid., lihatKasyf al-Ghummah,h. 212
3 Al-Qur’ân, Surah ar-Ra’d, ayat11
2. senang dengan teguran surat tersebut dan iapun memberitahukan bahwa ia
menerima nasihat tersebut.4
3. Hisyam bin Abdul Malik berkata,”aku tidak pernah melihatmu berdusta.”
Kemudian ia berkata lagi, “masyarakat Arab dan ‘Ajam (non Arab) akan selalu
dipimpin bangsa Quraisy selama di tengah-tengah mereka ada orang manusia
sepertimu.”5
4. Muhammad bin Thalhah Syafi’i berkata,”Ia adalah Bâqir (pemerluas) ilmu dan
yang menghimpun seluruh ilmu. Hatinya bersih dan ilmunya suci, jiwanya indah,
akhlaknya luhur, dan yang menghabiskan usianya dalam ketataan kepada Allah
swt.6
5. Muhammad Amin Bagdadi Suwaidi berkata, “Tidak ada dari putra-putri Husain
as yang lebih terkemuka dalam ilmu agama, keahlian dalam sunnah, kemuliaan
dalam akhlak dan pakar dalam sastra seperti Abu Ja’far (Muhammad Baqir as).”7
B. Peristiwa-Peristiwa Penting pada Masa Imam Muhammad Baqir as.
Masa kekuasaan Dinasti Umayah merupakan masa dimana masyarakat banyak
menyaksikan berbagai kesesatan dalam keyakinan dan penyimpangan moral,
gangguan-gangguan mental, dan perilaku. Seluruh kerusakan yang ditimbulkan
oleh Dinasti Bani Umayah telah merusak sendi-sendi moral, nilai-nilai, prinsip –
prinsip dan lingkungan mereka.
1. Muhammad Baqir dan Abdul Malik bin Marwan
Suatu ketika Abdul Malik memberikan instruksi kepada aparatnya untuk
membawa Imam Muhammad Baqir as., kehadapannya dalam keadaan terikat. Si
aparat merasa ragu-ragu untuk melaksanakan perintah tersebut dan berpikir
untuk menolak perintah tersebut. Kemudian sang aparat mengirim surat yang
isinya demikian, “Surat yang aku kirim ini bukan untuk melawan perintah anda.
Bukan pula untuk menolak instruksi anda, namun aku merasa sebaiknya
menyarankan kepada anda sebuah nasihat lewat surat ini. Hal ini karena aku
merasa sayang terhadap anda. Orang yang anda inginkan ini adalah orang yang
paling suci, paling wara’ di muka bumi ini. Kalau sedang membaca doa di
4 The Ahl-ul-BaytWorld Assembly., Op.Cit. h. 7
5 Ibid.,lihatAl-Manâqib,jil 2,h. 378
6 Ibid.,lihatMathalibussu’âl,h.80
7 Ibid., lihat,SabâikudzDzahab, h. 72
3. mihrabnya, burung-burung dan binatang buas akan mengelilinginya karena
merasa kagum kepadanya. Bacaannya mirip dengan Mazmur Daud. Ia adalah
manusia paling alim, orang yang serius dalam beribadah. Aku tidak bisa
mengganggunya, demi kebaikan amirul mukminin, karena Allah swt tidak akan
mengubah Nasib suatu kaum kecuali kaum itu yang mengubah nasib mereka sendiri.”8
2. Kontribusi pemikiran Ekonomi Imam Muhammad Baqir dan Pembuatan Mata
Uang Islam
Imam Muhammad Baqir as bergerak untuk melayani kepentingan masyarakat
Islam. Beliau sangat berjasa dalam memberikan kontribusi pemikiran kepada
Pemerintah di masanya yang masih dikuasai oleh Dinasti Muawiyah di bawah
Malik bin Marwan. Ia merekomendasikan mengubah mata uang kekaisaran
Romawi yang menggunakan simbol cetakan Kristen menjadi mata uang
berlogokan Kalimat-kalimat Tauhid. Beliau berjasa dalam membuat mata uang
sendiri dengan logo Islami. Ia ingin melepaskan ketergantungan Islam pada
Romawi. Latar belakang kebijakan tersebut adalah berdasarkan peristiwa
penekanan Romawi terhadap Malik bin Marwan. Suatu hari Abdul Malik bin
Marwan memperhatikan secarik kertas yang diberi hiasan Mesir. Kemudian ia
menyuruh menerjemahkan tulisan pada mata uang tersebut ke dalam Bahasa
Arab. Di dalam uang kertas tertulis ajaran-ajaran Kristen, yaitu tuhan ayah, tuhan
anak dan ruhul quddus. Ia tidak menyukai hal tersebut. lalu ia menyuruh
pegawainya di Mesir untuk membatalkan transaksi dengan menggunakan uang
tersebut. Ia juga memerintahkan agar memperkerjakan para ahli motif baja dan
kertas guna mencetak uang dengan memakai simbol-simbol tauhid, yaitu
Syahidallâhu lâ ilâha illâ Hua ( saksikanlah bahwa tiada Tuhan selain Allah). Ia
kemudian memberikan instruksi kepada seluruh aparatnya di segala penjuru
dunia agar membatalkan setiap transaksi yang menggunakan mata uang Romawi
serta memberi sanksi kepada siapa saja yang melanggar peraturan baru tersebut.
Kemudian para ahli motif segera melakukan tugasnya untuk membuat mata uang
8 Ibid.,lihat,ad-Duran-Nazhîm. h.188
4. yang berlogokan kalimat tauhid tersebut. Mata uang baru itu tersebar dimana-
mana bahkan sampai ke Romawi. Raja Romawi merasa tersinggung dan marah. Ia
segera menulis surat kepada Abdul Malik agar menggunakan mata uang Mesir
yang memakai simbol-simbol Romawi. Di antara isi surat tersebut adalah, “jika
para pendahulu-pendahulumu (yang telah menggunakan mata uang Romawi ini)
telah memiliki kebijakan yang benar, berarti engkau yang salah dan jika engkau
yang benar (dalam menolak mata uang tersebut) berarti mereka yang salah.
Pilihlah di antara dua kebijakan ini, mana yang menurut kamu benar? Kusertakan
juga hadiah untukmu. Sesuai dengan kedudukanmu.”9
Ketika Abdul Malik membuka surat dari Raja Romawi tersebut, ia merasa
kebingungan. Tidak tahu jawaban apa yang mesti diberikan, karena itu ia
menolak hadiah raja Romawi tersebut. Sang utusan kembali menghadap raja
Romawi. Raja Romawi malah melipat gandakan hadiahnya dan menulis surat
untuk kedua kalinya serta meminta untuk mengubah simbol mata uang tersebut.
Saat utusan itu sampai di hadapan Abdul Malik , hadiah itu juga tetap ditolaknya.
Akhirnya mereka yakin akan tekad Abdul Malik bin Marwan. Raja Romawi
kemudian mengirim surat ancaman yang isinya sebagai berikut “Engkau telah
menghinaku dan hadiahku. Engkau tidak memperdulikan apa yang kuinginkan.
Engkau tidak pernah memikirkan apa yang kuinginkan padahal aku telah
melipatgandakan hadiah-hadiahku. Aku bersumpah, demi al-Masih, engkau
harus memerintahkan agar mengembalikan fungsi mata uang yang dulu atau aku
akan memerintahkan untuk mencetak mata uang dinar atau dirham, karena
engkau tahu bahwa mata uang tersebut hanya akan di cetak di negeriku. Karena
Islam tidak pernah mencetak mata uang dirham dan dinar. Akan dicetakkan
dalam mata uang dinar dan dirham hujatan kepada Nabimu. Kalau engkau
membacanya maka engkau akan berkeringat dingin. Karena itu aku berharap
engkau akan menerima hadiahku tapi dengan syarat engkau harus kembali pada
9 Ibid.,h. 75
5. mata uang yang dulu. Perbuatan ini adalah balasan atas hadiahku dan kita tetap
memiliki hubungan yang baik seperti dulu.”10
Begitu Abdul Malik membaca surat tersebut, ia merasa bumi seperti
menghimpitnya. Ia kebingungan dan kehilangan kata-kata untuk menjelaskan
kesulitannya tersebut, ia mengatakan,” Aku malu tak terkira terlahir dalam
keadaan Islam. Karena aku telah berlumuran dengan dosa. Kalau aku
membiarkan orang kafir ini menghina Rasulullah saw, bayangkan kalau ini terus
berlalu. mata uang yang dijanjikan oleh Raja Romawi ini akan menyebar ke
seluruh penjuru negeri”11 Segera ia mengumpulkan orang-orang. Setelah mereka
berkumpul , ia membicarakan keluhannya kepada semua yang hadir. Namun
tidak ada satupun yang bisa memberikan solusi yang tepat atas kasus ini.
Kemudian ia meminta pendapat kepada Ruh bin Zanba. Ruh menjawab,
“sebetulnya engkau tahu siapa yang bisa memberikan jalan keluar atas persoalan
yang rumit ini, tapi engkau mengabaikannya?” Abdul Malik bertanya,”kalau
begitu siapakah dia? Cepat katakan!” Ruh menjawab, “siapa lagi kalau bukan
Muhammad Baqir dari Ahlulbait Nabi saw.”12
Abdul Malik membenarkannya dan menyetujui pendapat Zanba. Ia mengakui
telah melupakannya. Kemudian segera menulis surat kepada aparatnya untuk
menyuruh kepada sahabat-sahabat Imam agar menjaga Imam dan
memperhatikannya baik-baik. Abdul Malik tak lupa memberi mereka seratus ribu
(100.000,-) dirham dan tiga ratus ribu (300.000,-) dirham lagi untuk biaya
kehidupannya. Setelah surat itu sampai , seluruh isi surat itu dilaksanakan
aparatnya. Kemudian Muhammad Baqir keluar dari Yatsrib menuju Damaskus.
Begitu sampai, beliau disambut Abdul Malik bin Marwan. Abdul Malik segera
menyampaikan isi hatinya. Imam Muhammad Baqir as mengatakan,”janganlah
engkau menganggapnya sebagai hal yang berat karena pertama, Allah tidak akan
10 Ibid.,h.76
11 Ibid.,
12 Ibid., h. 77
6. membiarkan raja Romawi itu melaksanakan ancamannya terhadap Rasulullah
saw. Kedua saya punya solusi sendiri.”. Abdul Malik berujar,”bagaimana
caranya?” Imam Muhammad Baqir as mengatakan, “panggillah ahli pembuat
mata uang dan suruh ia mencetak didepanmu mata uang koin (syîkah) dinar dan
dirham. Lalu buatlah gambar Tauhid dan kata-kata Rasulullah saw. Yang satu di
mata uang dirham dan satu lagi di dalam dinar. Kemudian gambarlah di sekitar
uang dinar dan dirham itu nama negara dan nama tahun dicetaknya mata uang
itu. Aturlah sedemikian rupa sehingga ada 30 dirham yang menjadi tiga bagian ,
yaitu masing-masing sepuluh (10). Sepuluh pertama beratnya 10 mitsqal , sepuluh
kedua 6 mitsqal dan sepuluh ketiga 5 mitsqal. Jadi seluruhnya menjadi 21 mitsqal.
perintahkan pula agar seluruh negeri memakai uang itu dan jangan lagi
menggunakan mata uang yang lama. Berikan sanksi yang keras bagi yang masih
menggunakan mata uang lama.13 Kemudian Abdul Malik mencetak mata uang
dengan logo yang disarankan oleh Imam Muhammad Baqir as. Ketika raja
Romawi mengetahui hal itu , ia merasa tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Semenjak itu sampai zaman pemerintahan Dinasti Abbasiyah14 mata uang yang
dipakai diseluruh negeri Islam adalah mata uang yang disarankan oleh Imam
Muhammad Baqir as tersebut.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa orang yang paling berjasa dalam pembuatan
mata uang baru tersebut adalah Ali Sajjad bin Hussein.15 Namun pendapat
tersebut tidak bertentangan dengan apa yang kita ceritakan karena ada
kemungkinan dengan apa yang kita ceritakan Imam Ali Sajjad yang menyuruh
anaknya Imam Muhammad Baqir untuk melaksanakan apa yang beliau sarankan.
Inilah bukti jasa kontribusi pemikiran Imam Muhammad Baqir as yang telah
menyelesaikan kasus mata uang sekaligus menyelamatkan mereka dari transaksi
–transaksi dengan mata uang Kristen tersebut.
13 Ibid.,
14 Damiri,Hayatal-Hayawân , jil.1.hal.91;Baihaqi, al-Mahâsin wal Adhdhâd, al-Muthâla’atul Arabiah, jil.1,
hal.31.
15 al-Bidâyah wan Nihâyah, jil.9,hal.68.
7. 3. Reformasi Muhammad Baqir
Pada hakikatnya banyak sekali reformasi yang dilakukan Muhammad Baqir
terkait barbagi penyimpangan yang terjadi di zamannya, diantaranya reformasi
pemikiran dan akidah, reformasi dengan membuka dialog berbagai mazhab,
reformasi politik, reformasi moral dan sosial, serta reformasi ekonomi. Dalam
kajian ini penulis hanya berkonsentrasi pada reformasi ekonomi yang dilakukan
Muhammad al-Baqir pada fase keimamahan beliau.
Agar bisa tercapai reformasi dalam bidang ekonomi secara menyeluruh
memerlukan kebijakan-kebijakan yang didukung oleh para pejabat pemerintahan
yang berkuasa di zaman itu. Hal tersebut mustahil diperoleh oleh Muhammad
Baqir as. Oleh karena itu, peranan Imam dalam melaksanakan reformasi ekonomi
hanya terbatas sekedar menyampaikan ajakan-ajakan agar masyarakat
mengindahkan prinsip-prinsip Islam dalam urusan ekonomi. Beliau senantiasa
meminta umat agar berhati-hati dadlam menggunakan harta yang mereka miliki
karena harta hanyalah sarana untuk beribadah kepada Allah Swt. Ia berkata,
“sebaik-baik kekayaan dunia adalah yang digunakan untuk meraih kebahagiaan
akhirat.” 16 Imam Baqir mengatakan,”Barangsiapa mencari rezeki di dunia
lantaran ingin menjaga kehormatan dirinya , menyejahterakan keluarganya,
melayani kebutuhan tetangganya maka ia akan menemui Allah Swt., dengan
wajah yang bersinar bak rembulan purnama.”17
Sejumlah Hadis lain dari kakeknya Rasulullah saw., dinukil oleh Imam Baqir
untuk menjelaskan bahwa mencari kehidupan di dunia bisa dijadikan ladang
ibadah, “Ibadah itu terbagi kepada 70 bagian. Yang paling utama adalah berusaha
mencari harta yang halal.” 18 Pada saat yang sama, beliau pun tidak lupa
mengingatkan bahwa ada sebagian praktik bisnis yang diharamkan oleh syariat
Islam, seperti mengurangi timbangan. Menurut beliau, sebuah ayat turun
16 Al-Kâfi, jil.5,hal.73
17 Ibid., jil.5,hal.78
18 Ibid.,
8. berkenaan dengan praktek mengurangi timbangan yaitu wailu lil muthaffifîn.19
“tidak akan masuk ke dalam neraka Wail kecuali bagi yang disebut kafir”20
Imam Baqir selalu menekankan kehalalan harta.”tanda dari sikap terhormat
(muru’ah) adalah membenahi urusan hartanya.” 21 Bahkan secara luar biasa,
menurut imam Baqir berkhidmat untuk melayani kepentingan manusia lebih
penting daripada amalan-amalan ibadah ritual, bahkan manasik haji
sekalipun.”menunaikan manasik haji bagiku lebih aku cintai dari pada
membebaskan hamba sahaya. Namun memenuhi hajat keluarga orang Islam,
mengenyangkan perut yang kelaparan, memberi pakaian mereka yang telanjang;
dan menyelamatkan wajah mereka dari jilatan api neraka lebih aku cintai
daripada menunaikan ibadah haji.”22 Dalam kesempatan lain, beliau meminta
agar masyarakat tidak terbelenggu oleh ketamakan. Rasulullah saw bersabda,
“jiwa manusia itu tidak mau mati sebelum hasrat kepemilikan terhadap hartantya
terpenuhi. Takutlah kepada Allah Swt! Perbaikilah cara-cara mengais rezeki!,
janganlah seseorang mencari harta yang tidak halal lantaran tidak sabar
menunggu rezekinya!, karena sebenarnya ia akan mendapatkan rezeki yang ada
di sisi Allah itu lewat ketaatan kepada-Nya.”23 Lantas apa bahaya buruk yang
mengintai akibat ketamakan ?, Imam Baqir mengatakan,”orang yang tamak
kepada harta itu (nasibnya) ibarat ulat sutra. Semakin banyak belitan di dalam
tubuhnya maka semakin sulit melepaskan diri, sampai akhirnya mati secara
naas.”24
Imam Baqir juga berbicara tentang qana’ah. “Barangsiapa memiliki mental
qanaah atas karunia yang diberikan kepadanya maka sejuklah hidupnya.”25
‘”kelompok manusia yang selamat adalah yang memiliki rasa takut terhadap
19 QS.Muthaffifîn: 1
20 Tafsir Nuruts Tsaqalain, jil.5,hal.527
21 Al-Khishaal, jil.1,hal.10
22 Al-Kaafi, jil.4,hal.2
23 Tafsir Nuuruts Tsaqalain, Ibid.,
24 Ibid., Jil.2,hal.134
25 Ibid., Jil.2,hal.131
9. Allah kala sendirian atau sewaktu dalam suasana ramai bersama banyak orang,
serta mereka yang hidup secara sederhana baik ketika menjadi orang kaya atau
ketika jatuh miskin,”demikian kata Imam Baqir.26
Manusia-manusia yang tidak memperdulikan cara mendapatkan harta dan
manusia yang tega mengambil kekayaan dari orang lain dengan cara yang ilegal
sangat dimurkai oleh Imam Baqir. Beliau dengan sangat keras mengecam perilaku
demikian. “Barangsiapa memperoleh harta dengan cara menipu, atau dengan
melakukan pengkhianatan, atau dengan jalan mencuri maka Allah tidak akan
menerima zakat, sedekah, haji dan umrah orang tersebut.” 27 Beliau juga
mengupas tentang urgensi ibadah-ibadah pokok, seperti shalat dan zakat.
“sesungguhnya Allah Swt., mensejajarkan zakat dan shalat.” 28 Bila shalat
ditegakkan tapi zakat tidak dibayar, maka ia tidak menegakkan shalat.”
Rasulullah saw sendiri mengatakan,”Seluruh harta yang tidak dizakati adalah
harta yang terkutuk.”29
Imam Baqir meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw mengenai efek sial dari
ketidakpedulian terhadap zakat, “kalau engkau enggan mengeluarkan zakat
30maka bumi enggan pula mengeluarkan karunianya.”
Ada beberapa hal penting yang menjadi anjuran Imam Baqir bahwa, ketika
kita mengeluarkan harta janganlah merasa sayang bahkan bantulah orang-orang
miskin sampai mereka menjadi berkecukupan.” Jika engkau memberi, berilah
sampai mereka berkecukupan!” demikian nasihat beliau.31
Bagi Imam, keadilan ekonomi atau perlindungan sosial tidak akan tegak
kecuali kalau segenap masyarakat melakukan upaya maksimal untuk
menghapuskan kemiskinan, menghilangkan jurang kesenjangan sosial dengan
menginfakkan sedekah di luar kewajiban-kewajiban. Keadilan dalam bidang
26 Al-Khisâl, Ibid., hal.84
27 Syekh Shaduq, al-Aamaali, hal.359
28 Al-Kâfi, jil.3,hal.56
29 Wasâilusy Syi’ah, jil.9,hal.21
30 Al-Kâfi, jil.3,hal.505
31 Al-Khishaal, jil.1,hal.48
10. ekonomi dan kesejahteraan sosial tidak akan terwujud tanpa kepedulian anggota
masyarakat. Salah satu sikap sosial yang harus mereka buktikan adalah
mengeluarkan sebagian harta di luar kewajiban-kewajiban finansial syariat. Beliau
menegaskan, “kebaikan dan sedekah itu akan menghapuskan kemiskinan dan
memperpanjang usia serta menolak 70 kematian sial.”32
Hadis lain menyebutkan, “barangsiapa yang kikir dalam menolong
saudaranya yang Muslim atau tidak berusaha membantunya, maka akan tertimpa
bala dengan membantu seseorang yang melakukan dosa terhadapnya.” 33
Sembuhkanlah penyakit kalian dengan sedekah dan berkatilah harta-harta kalian
dengan zakat!” kata Imam Baqir.34
Pada tahapan Reformasi politik di bidang ekonomi Imam Baqir mengkritik
kebijakan para elit penguasa yang mendistribusikan zakat sekehendak nafsu
mereka. “Ada lima kelompok yang dilaknat oleh para Nabi dan laknat setiap Nabi
pasti dikabulkan. (imam Baqir menyebutkan salahsatunya) yaitu
menyalahgunakan Fai’ (harta rampasan milik kaum muslim yang didapat tanpa
peperangan-penerj).”35
Secara garis besar ada dua sikap yang ditunjukkan Imam Baqir untuk
mengajari masyarakat muslim pada zamannya dalam bidang ekonomi dan
kepedulian sosial36. Pertama, imam Baqir aktif memberikan bantuan kepada
orang-orang miskin untuk meningkatkan taraf hidup serta mengentaskan mereka
dari garis kemiskinan. Kedua, imam Baqir melontarkan kritik keras terhadap
rezim otoriter yang telah menyalahgunakan wewenangnya dalam urusan
ekonomi umat. Wallâhu a’lam bi shawâb
32 Ibid., jil.1,hal.8
33 Al-Mahâsin, hal.99
34 Wasâil asy-Syî’ah, jil.9,hal.29
35 Al-Kâfi, jil.2,hal.93
36 The Ahl-ul-BaytWorld Assembly, Teladan Abadi Muhammad al-Baqir as, Terj. Salman Parisi,(Jakarta :
Al-Huda), h. 155