1. MAKALAH
PERANG BADAR, UHUD, DAN BADAR
OLEH :
Dida Tadmar A. (10)
Fariz Rosfandy (13)
Ilham Akhmad F. (16)
Indiarti Dwi P. (17)
Merlin Ratrina (25)
Novia Widianti (27)
Sofi Atin (32)
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Dalam makalah ini, kami memberi informasi tentang beberapa perang yang
terjadi ketika Nabi Muhammad menyiarkan agama Islam, diantaranya yaitu perang
badar, uhud dan perang khandaq. Semoga informasi yang kami berikan dapat
menambah pengetahuan kami dan pembaca mengenai sejarah islam.
Kami meyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, namun
sesungguhnya kami telah berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan makalah
dengan baik dan sesuai harapan. Maka dari itu saran dan kritikan sangat kami butuhkan
agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami dalam makalah kedepannya.
Jember, 7 Mei 2013
Kelompok I
3. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………….......................……............ ii
DAFTAR ISI …………………………………………………..................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perang Badar....................................................................................................2
B. Perang Uhud....................................................................................................4
C. Perang Khandaq..............................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................8
B. Saran.................................................................................................................8
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjuangan Nabi Muhammad untuk menyiarkan ajaran Islam tidaklah mudah.
Banyak cobaan dan tantangan yang Beliau hadapi saat melaksanakan perintah Allah.
Namun, Nabi Muhammad selalu sabar dan menghadapi cobaan tersebut dengan lapang
dada.Beliau tidak pernah mengeluh atas cobaan yang Allah berikan. Salah satu contoh
dari cobaan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad semasa hidupnya yaitu
banyaknya terjadi peperangan antara kaum Muslimin dan kaum Musyrikin. Diantara
peperangan yang terjadi, terdapat perang-perang yang akan kami bahas dalam makalah
ini, diantaranya Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimana proses terjadinya perang Badar ,Uhud dan Khandaq ?
2. Bagaimana agama Islam dikembangkan pada masa dakwah Rasulullah ?
3. Apa saja hal-hal positif yang dapat diambil dari perang Badar, Uhud, dan
Khandaq ?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses terjadinya perang Badar, Uhud, dan Khandaq
2. Menerapkan nilai-nilai positif yang terdapat pada perang tersebut dalam
kehidupan masa kini
5. BAB II
PEMBAHASAN
1. PERANG BADAR
1.1 Latar belakang
Mendengar berita mengenai rencana kedatangan khalifah perdagangan Quraisy
dari Syam yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb, Rasulullah mengajak kaum muslimin
untuk mencegat dan merampas kalifah tersebut sebagai ganti atas harta kekayaan
mereka yang dirampas oleh kaum musyrikin Mekah. Setelah mendengar hal itu, Abu
Sofyan mengutus kurir bernama Dhamdham bin Amr Al-Ghifari ke Mekah untuk
menyampaikan berita ini dan meminta bala bantuan guna menyelamatkan harta
kekayaan mereka. Kaum Quraisy pun mempersiapkan diri dan bersiap siaga keluar dari
Mekah dengan tujuan perang. Tak seorangpun tokoh Quraisy yang tertinggal
keberangkatan pasukan yang berjumlah sekitar seribu personil ini.
Syaikh Munir Muhammad Al-Ghadban dalam bukunya Manhaj Haraki
menjelaskan bahwa seruan untuk melindungi Rasulullah sebelum hijrah yang kian
melemah, melarang paksa kaum muslimin yang berhijrah ke Madinah, memaksa
sebagian muhajirin untuk kembali, hingga rencana pembunuhan Rasulullah adalah
bukti bahwa kaum Quraisy tak pernah rela membiarkan kaum muslimin solid di muka
bumi ini dan tidak akan membiarkan mereka merasa aman dimanapun berada”. Hal
inilah yang mendasari pecahnya perang Badar kubra.
1.2 Identitas Perang
Waktu : 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan 2 Hijriah
Tempat : Badar
Jumlah pasukan : pasukan kaum muslim terdiri dari 313 orang, sedangkan
pasukan kaum Quraisy terdiri dari 1000 orang
Kendaraan : kendaraan kaum muslimin yaitu 2 ekor kuda dan 70 ekor
unta, sedangkan kendaraa kaum Quraisy yaitu 200 ekor kuda dan unta
Tokoh-tokoh : - Nabi Muhammad SAW
- Abdurrahman ibn Auf
- Utsman bin Affan
6. - Syuhaib al Rumi
- Abu Sofyan bin Harb
- Dhamdham bin Amr Al-Ghifari
- Umar bin Khaththab
- Abu Bakar
- Umayyah bin Khalaf
- Syaibah bin Rabi’ah
- Walid bin ‘Utbah
- dll
1.3 Perjalanan terjadinya perang dan penyelesaiannya
Kecamuk perang Badar dimulai dengan perang tanding satu orang melawan satu
orang. Allah menurunkan Malaikatnya yang bertempur bersama-sama dengan kaum
mukminin. Allah menolong tentara-Nya. Pada peperangan ini terbunuh beberapa
pemuka Quraisy diantaranya, Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, ‘Utbah, Syaibah bin
Rabi’ah dan Walid bin ‘Utbah. Dalam pertempuran itu orang Quraisy terbunuh 70 orang
dan tertawan 70 orang, sedangkan dari pihak kaum muslimin ada 14 orang yang mati
syahid. Kemudian rasulullah membagikan hasil rampasan perang diantara kaum
muslimin itu. Sedangkan mengenai para kaum Quraisy ya ditawanan, Umar bin
Khaththab menasehati rasul agar semua tawanan itu dibunuh saja, Namun Abu Bakar
mempunyai pendapat lain. Dia menasehati rasul agar para tawanan itu membayar
fidyah dan Rasulullah menyetujuinya.
1.4 Hasil Perang
Tidak diragukan lagi bahwa pertempuran antara pasukan muslimin dan
musyrikin akan menjadi sebuah pertempuran yang sangat dahsyat. Karena orang-orang
Quraiys dengan kesombongannya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk
membinasakan Rasulullah saw. dan sahabat-sahabatnya sehingga hukum paganisme
menjadi satu-satunya aturan hukum yang berlaku. Namun demikian, Allah swt.
menginginkan agar kekuatan kaum muslimin yang telah dibangun di Kota Madinah dan
dilatih sedemikian rupa sehingga berhasil melahirkan pasukan-pasukan yang kokoh
mampu mengepakkan debu di medan perang, setelah selama lima belas tahun berada di
bawah tekanan penindasan dan kelaliman serta membela akidah dan dakwah yang
mereka bawa.
Oleh karenanya, terlihat kemudian bahwa pertemuan antara keduanya benar-
benar akan menyisakan kepahitan dan keperihan yang teramat sangat. Namun di balik
semua ini, Allah swt. ingin menghancurkan kekuatan pendukung kebatilan dan
meninggikan kebenaran dan para pembelanya.
7. 2. PERANG UHUD
2.1 Latar Belakang
Kekalahan kaum musrikin Quraisy di dalam perang Badar nyata-nyatanya
menjatuhkan martabat mereka sehingga kebanyakan dari kepala-kepala dan ketua-
ketua mereka merasa lebih baik mati daripada hidup dengan terhina. Oleh sebab itu,
orang-orang Quraisy berniat untuk membalas dendam kepada kaum muslimin atas
kekalahan yang mereka derita pada saat Perang Badar. Hal inilah yang memicu
terjadinya perang Uhud.
2.2 Identitas Perang
Waktu : 3 Syawal tahun ketiga hijrah (19 Mac 625 M)
Tempat : Bukit Uhud
Jumlah pasukan : Pasukan kaum muslimin terdiri dari 1000 orang tetapi
hanya 700 orang sahaja yang berjaya sampai ke medan Uhud, karena Abdullah
bin Ubai telah berhasil menghasut 300 orang sehingga berbalik ke Madinah.
Sedangkan Tentera kafir Quraisy terdiri dari 3000 orang.
Kendaraan : kendaraan kaum muslimin yaitu 2 ekor kuda dan yang
lainnya berjalan kaki, sedangkan kendaraan kaum Quraisy yaitu beberapa
ratus ekor kuda dan unta
Tokoh-tokoh : - Nabi Muhammad SAW
- Abu Sufyan ibni Harb
- Abdullah bin Ubay bin Salul
- Khalid bin al-Walid
- Ubai bin Khalaf
- Hamzah bin Abdul Muttalib
- Abu Sufian
- Utbah bin rabi'ah
- Hindun
- dll
2.3 Perjalanan terjadinya perang dan penyelesaiannya
Pertempuran bermula dengan perang tanding antara kedua pihak yang
dimenangi pihak Muslim. Kedua-dua pasukan tentera kemudian mula bertempur,
dengan tentera Muslim berjaya menggoyahkan tentera Qurqisy. Pasukan pemanah
8. Muslim lalu turun dari Bukit Uhud apabila melihat tentera Quraisy lari meninggalkan
medan perang. Mereka berebut-rebut mengambil harta rampasan perang yang
ditinggalkan sehingga mereka lupa larangan Nabi Muhammad supaya tidak
meninggalkan Uhud walau apapun yang berlaku.
Ketika melihat tentera Islam turun dari Bukit Uhud, Khalid bin al-Walid ketua
tentera berkuda Quraisy bertindak balas mengelilingi bukit dan melakukan serang
hendap dari arah belakang. Dalam serangan tersebut, tentera Islam terkepung dan
menjadi lemah kemudian tersebar khabar angin mengatakan Nabi Muhammad s.a.w.
telah terbunuh. Keadaan ini menyebabkan tentera Islam menjadi kucar-kacir.
Walau bagaimanapun, Nabi Muhammad s.a.w. masih selamat dengan dilindungi
beberapa orang sahabat. Dalam keadaan yang sangat genting itu, Ubai bin Khalaf
menghampiri Nabi Muhammad untuk membunuh baginda. Nabi Muhammad sendiri
mengambil sebatang tombak dan terus merejam leher Ubai bin Khalaf lalu
membunuhnya. Beliau adalah satu-satunya orang yang dibunuh oleh Nabi Muhammad
s.a.w. sepanjang hayatnya.[perlu rujukan] Beberapa orang sahabat telah terbunuh ketika
bertindak melindungi Nabi Muhammad s.a.w. dengan membuat perisai, namun baginda
mengalami luka pada muka, bibir , kedua-dua lutut , pipi dan patah giginya ketika
terjatuh ke dalam perangkap yang digali oleh Abu Amar Al Rahab.
Selepas pertempuran hebat, kebanyakan tentera Muslim berjaya berundur ke Uhud
di mana mereka berkumpul semula. Menaiki kuda, pasukan Quraisy gagal mendaki
lereng bukit dan kehilangan kelebihan serangan mengejut mereka. Perang ini berakhir
apabila Abu Sufyan membuat keputusan tidak mengejar lanjut tentera Muslim,
mengisytiharkan kemenangan.
2.4 Hasil Perang
Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam
tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut
memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan
menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit dan porak-poranda,
sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian
mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi SAW terbunuh.
3. PERANG KHANDAQ
3.1 Latar Belakang
Ketika orang-orang Yahudi melihat kemenangan kaum musyrikin atas kaum
muslimin pada perang Uhud, dan mengetahui janji Abu Sufyan untuk memerangi
muslimin pada tahun depan (sejak peristiwa itu), berangkatlah sejumlah tokoh mereka
seperti Sallam bin Abil Huqaiq, Sallam bin Misykam, Kinanah bin Ar-Rabi’, dan lain-lain
ke Makkah menjumpai beberapa tokoh kafir Quraisy untuk menghasut mereka agar
9. memerangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan mereka menjamin akan
membantu dan mendukung kaum Quraisy dalam rencana itu. Quraisy pun menyambut
hasutan itu.
3.2 Identitas Perang
Waktu : bulan Syawwal tahun 5 H/Maret 627 M
Tempat : di sekitar kota Madinah bagian utara
Jumlah pasukan : Jumlah pasukan Kaum musyrikin Quraisy dan Yahudi
sebanyak 10 ribu orang dengan perincian 4.000 orang tentara Quraisy dan
6.000 orang kabilah Gathafan, sedangkan jumlah pasukan kaum muslimin
sekitar 3000 orang
Kendaraan : -
Tokoh-tokoh : - Nabi Muhammad SAW
- Pasukan sekutu yang terdiri dari Bangsa Quraisy, Yahudi,
dan Gatafan
- Abdullah bin Sallam bin Abi Huqaiq, Huyayy bin Akhtab
dan Kinanah ar-Rabi bin Abi Huqaiq (Bani Nadir)
- Humazah bin Qais dan Abu Ammar (Bani Wa’il)
- Abu Sufyan
- Sallan bin Abil Huqaiq
- Sallam bin Misykam
- Kinanah bin Ar-Rabi’
- Dll
3.3 Perjalanan terjadinya perang dan penyelesaiannya
Ketika Rasulullah saw mendengar berita keberangkatan mereka dari Mekkah,
beliau mengumumkannya kepada kaum Muslimin dan memerintahkan mereka untuk
mengadakan persiapan perang. Rasulullah saw meminta pandangan para sahabatnya
dalam menghadapi peperangan ini. Salman al-Farisi mengusulkan supaya digali parit di
sekitar kota Madinah. Kaum Muslimin mengagumi usulan ini dan menyetujuinya
(karena cara ini belum pernah dikenal oleh bangsa Arab dalam peperangan mereka).
Kemudian bersama Rasulullah saw kaum Muslimin keluar dari kota Madinah dan
berkemah di lereng gunung Sila dengan membelakanginya. Mereka mulai menggali
parit yang memisahkan mereka dengan musuh mereka. Dalam proses penggalian parit
10. di kota madinah waktu itu terjadi empat macam peristiwa mengherankan bagi orang-
orang yang mengetahuinya, keempat peristiwa itu adalah:
a. Tentang batu besar yang tidak dapat diangkat.
b. Buah kurma yang sedikit berubah menjadi banyak.
c. Makanan yang sedikit depat menjadi banyak.
d. Batu yang dipecahkan dan mengeluarkan cahaya.
Jumlah kaum Muslimin dan kaum Musyrikin pada perang ini sangat tidak
sebanding. Waktu itu jumlah kaum Muslimin sebanyak tiga ribu sedangkan kaum
Quraisy bersama kabilah-kabilah lain berjumlah sepuluh ribu. Namun hal tersebut tidak
mempengaruhi semangat dan kegigihan kaum Muslimin untuk membela agama Allah.
3.4 Hasil Peperangan
Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin dalam perang Khandaq ini
tanpa melalui pertempuran. Allah mengalahkan mereka dengan dua sarana yang tidak
melibatkan kaum Muslimin sama sekali.
Pertama, lahir melalui kepiawaian Nu‘aim bin Mas‘du, seorang dari Kabilah Gatafan
yang menjadi muallaf tanpa sepengetahuan teman-temannya. Ia meminta tugas kepada
Rasulullah, Setelah itu Nu‘aim pergi mendatangi pemimpin-pemimpin Quraisy. Kepada
mereka Nu‘aim memberitahukan bahwa Bani Quraidlah telah menyesal atas apa yang mereka
lakukan dan secara sembunyi-sembunyi mereka telah melakukan kesepakatan bersama Nabi
saw untuk menculik beberapa peimpin Quraisy dan Ghatfahan untuk diserahkan kepada Nabi
saw untuk dibunuhnya. Karena itu, bila orang-orang Yahudi itu datang kepada kalian untuk
meminta beberapa orang sebagai sandera, janganlah kalian menyerahkan seorang pun kepada
mereka.Demikianlah akhirnya terjadi salah paham di antara mereka dan saling tidak
mempercayai. Sehingga masing-masing dari mereka menuduh terhadap yang lainnya sebagai
berkhianat.
Kedua, dengan mengirimkan angin taufan pada malam hari yang dingin dan
mencekam. Angin taufan datang menghempaskan kemah-kemah merekan dan
menerbangkan kuali-kuali mereka. Hal ini terjadi setelah mereka melakukan
pengepungan kepada kaum Muslimin selama sepuluh hari lebih.
11. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Yastrib (Madinah) perjuangan Rasulullah SAW
semakin membara dengan banyaknya peperangan diantaranya perang badar, perang
uhud, perang khandak, perang tabuk dll. Namun akhirnya islam mendapatkan
kemenangan dengan adanya Fathu makkah atau penaklukan Kota Makkah. Beberapa
kisah peperangan dan ekspedisi yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menunjukan
kepiawaian beliau sebagai seorang panglima perang terbesar di dunia. Setiap kali terjun
ke kancah peperangan atau pertempuran, beliau selalu ddalam kondisi prima penuh
tekad, keberanian dan kejelian. Oleh karena itu beliau belum pernah mengalami
kegagalan karena salah dalam mengambil suatu kebijakan, mengatur pasukan, memilih
markas, dan menyusun strategi peperangan. Bahkan dalam hal tersebut bisa dikatakan
bahwa beliau memiliki pola kepemimpinan tersendiri yang belum pernah di kenal
didunia. Peristiwa yang terjadi pada perang Badar, Uhud maupun Khandaq menjadi
bukti bahwa kepemimpinan Nabi Muhammad Saw atas kaum muslim memiliki
kejeniusan militer yang sangat baik.
B. SARAN
Setelah materi yang kami sajikan di atas, banyak hal yang dapat kita jadikan
sebagai bahan pelajaran bagi kita, bahwa apapun yang terjadi kita tidak boleh putus asa
dan menyerah, tapi kita harus tetap berusaha untuk menghadapinya. Percayalah Allah
pasti akan membantu hamba-Nya selama berada di jalan yang Allah Ridhai. Dan juga
ada beberapa hikmah yang dapat diambil diantaranya yakni;
Memahamkan kepada kaum muslimin betapa buruknya akibat kemaksiatan dan
mengerjakan apa yang telah dilarang
Ditundanya kemenangan pada sebagian pertempuran, adalah sebagai jalan
meruntuhkan kesombongan diri. Maka ketika kaum mukminin diuji lalu mereka
sabar, tersentaklah orang-orang munafikin dalam keadaan ketakutan.
Hikmah lain adalah adanya pembersihan terhadap apa yang ada di dalam hati
kaum mukminin.