SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
5 VEKTOR PADA RUANG BERDIMENSI 2
     DAN RUANG BERDIMENSI 3

5.1 PENGANTAR VEKTOR (GEOMETRIK)
  Definisi Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah.

  Secara geometris, sebuah vektor dapat digambarkan sebagai segmen garis berarah atau
  panah yang dimulai dari titik A yang merupakan titik awal dan berakhir di titik B yang
  merupakan titik akhir.

Contoh 5.1
Vektor w = A B merupakan vektor dalam dua dimensi.




                                            w




Titik A merupakan titik permulaan dan titik B merupakan titik akhir (terminal)

  Cara Menuliskan Vektor
  Vektor dituliskan dalam bentuk huruf abjad kecil tebal, seperti: v, w, a, atau b, atau huruf kecil
  dengan tanda garis diatasnya, seperti: v , w , a , atau b . Vektor juga dapat dituliskan dalam
  bentuk v = AB

  Vektor Ekuivalen
  Dua vektor v dan w dikatakan sama jika kedua vektor tersebut sama panjang dan
  arahnya dan dituliskan dengan v = w.


Contoh 5.2
Vektor sama (ekuivalen)




                                                                    Lukmanulhakim Almamalik V- 1
Penjumlahan Vektor
 • Metode Poligon (Geometris)
 Jika v dan w adalah dua vektor sembarang, maka jumlah v + w adalah vektor yang
 ditentukan sebagai berikut
     a. gambarkan vektor v.
     b. gambarkan vektor w dengan pangkalnya terletak pada ujung v (titik awal vektor
        w berhimpitan dengan titik akhir vektor v).
     c. tarik garis dari pangkal v ke ujung w yang menyatakan vektor hasil penjumlahan
        v+w.

Contoh 5.3
Penjumlahan vektor v dan w




 Selisih Vektor
 Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka selisih vektor w dari vektor v
 didefinisikan sebagai v-w = v + (-w).

Contoh 5.4
Selisih dua vektor v-w




 Perkalian Vektor dengan Skalar
 Jika v adalah vektor taknol dan k adalah bilangan real (skalar) taknol, maka hasilkali
 kv didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya | k | kali panjang v dan arahnya sama
 dengan v jika k > 0 dan arah berlawanan dengan v jika k < 0. Kita mendefinisikan kv =
 0 jika k = 0 atau v = 0.




                                                            Lukmanulhakim Almamalik V- 2
Contoh 5.5




5.2 ARTI GEOMETRI VEKTOR

Dalam sistem koordinat dua vektor dapat dua titik asal yang berbeda. Contoh 5.6 adalah
vector v di ruang dua dimensi (R2) mempunyai titik asal di titik (0,0) (titik origin). Vektor v1
dan v2 merupakan komponen-komponen vector v.

Contoh 5.6
Vektor v di ruang dua (R2). Komponen vektor v ditulis dengan v = (v1, v2)




Contoh 5.7 adalah vektor v di ruang tiga dimensi (R3) mempunyai titik asal di titik (0,0,0)
(titik origin). Vektor v1, v2 dan v3 merupakan komponen-komponen vector v.

Contoh 5.7
Vektor v di ruang tiga (R3). Komponen vektor v ditulis dengan v = (v1, v2, v3)




                                                                 Lukmanulhakim Almamalik V- 3
Jika diketahui dua buah vektor, yaitu v = (v1, v2) dan w = (w1, w2) dan bilangan skalar k,
maka
 a. v+w = (v1+ w1, v2+ w2)
 b. v-w = (v1- w1, v2-w2)
 c. kv = (kv1, kv2)

Dalam ruang tiga dimensi (R3)

Jika diketahui dua buah vektor, yaitu v = (v1, v2, v3) dan w = (w1, w2, w3) dan bilangan skalar
k, maka
 a. v+w = (v1+ w1, v2+ w2, v3+ w3)
 b. v-w = (v1- w1, v2-w2, v3-w3)
 c. kv = (kv1,kv2, kv3)


Jika vektor P1P2 memiliki titik awal P1(x1,y1,z1) dan titik akhir P2(x2,y2,z2), maka

vektor P1P2 adalah selisih vektor-vektor OP2 dan OP1
                      P1P2 = OP2 – OP1 = (x2,y2,z2) - (x1,y1,z1)




Contoh 5.8
Diketahui vektor v = (1, 3) dan w = (2,1) dan bilangan skalar 4.
a. v+w = (1+2,3+1) = (3,4)
b. v-w = (1- 2, 3-1) = (-1,2)
c. kv = (4x1,4x3) =(4,12)

Contoh 5.9
Diberikan vektor-vektor berikut



Hitung
a. −w                b. a + b
c. a −c              d. a −3b +10c
e. 4u + v − 2w

                                                                   Lukmanulhakim Almamalik V- 4
5.2 NORMA SUATU VEKTOR; ARITMATIKA VEKTOR
Sifat-sifat Aritmatika Vektor
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3, dan
k dan l adalah skalar, maka hubungan-hubungan berikut berlaku.

    (a)   u+v=v+u                                        (e)   k(lu) = (kl)u
    (b)   (u + v) + w = u + (v + w)                      (f)   k(u + v) = ku + kv
    (c)   u+0=0+u=u                                      (g)   (k + l)u = ku + lu
    (d)   u + (-u) = 0                                   (h)   lu = u

Norma Vektor

Jika v adalah sebuah vektor, maka panjang (magnitude) vektor sering disebuat norma v dan
disimbolkan dengan ||v||.
Dalam ruang 2 dimensi         ||v|| =   v1 + v 2
                                         2
                                               2

Dalam ruang 3 dimensi         ||v|| =   v1 + v 2 + v 3
                                         2
                                               2
                                                     2




Contoh 5.10
Hitung norma vektor berikut
a. v = (−5,3,9)
b. j = (0,1,0)
                    1
c. w = (3,−4) and     w
                    5

5.3 HASIL KALI TITIK; PROYEKSI




Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3 dan θ adalah
sudut antara u dan v, maka hasilkali titik (dot product) atau hasilkali dalam Euclidean
(Euclidean inner product) u . v didefinikan oleh

                              | u | | v | cos θ          jika u ≠ 0 dan v ≠ 0
                        u.v = 
                                       0                 jika u = 0 atau v = 0


                                                                         Lukmanulhakim Almamalik V- 5
Contoh 5.11
Hitung hasil kali titik dari pasangan vector berikut.
a. u = (0,0,3) and v = (2,0, 2) dengan sudut antara dua vektor tersebut 45° .
b. u = (0,2,−1) and v = (−1,1, 2) dengan sudut antara dua vektor tersebut 90° .




a. Hitung masing-masing norma vektor




b. Hitung masing-masing norma vektor




 Misalkan diketahui dua buah vektor v = (v1, v2, v3) dan w = (w1, w2, w3) berada di ruang 3
 dimensi, maka
                       v.w = v1.w1+ v2.w2 + v3.w3

 Begitu juga jika diketahui dua buah vektor v = (v1, v2) dan w = (w1, w2) berada di ruang 2
 dimensi, maka
                        v.w = v1.w1+ v2.w2
Contoh 5.12
Tentukan besar sudut antara dua vektor berikut.
a. a = (9,−2) b = (4,18)
b. u = (3,−1,6) v = (4, 2,0)

a. ||a||, ||b||, dan a.b




besar sudut



                                                                Lukmanulhakim Almamalik V- 6
b. ||u||, ||v|| dan u.v




besar sudut



Contoh 5.13
Diketahui vektor v = (2, -1, 1) dan w=(1, 1, 2)
Carilah v.w dan tentukan sudut antara v dan w.

Jawab :
v. w = (2).(1) + (-1).(1) + (1)(2) = 2 – 1 + 2 = 3
|v| = 4 + 1 + 1 = 6
|w| = 1 + 1 + 4 = 6
               3
Jadi Cos θ = = 1 2 , maka sudut antara v dan w adalah 60o
               6

  Misalkan u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3.
     a. v . v = || v ||2; yaitu || v || = (v . v)1/2
     b. jika vektor-vektor u dan v adalah taknol dan θ adalah sudut diantaranya, maka
                θ adalah lancip             jika dan hanya jita u.v>0
                θ adalah tumpul             jika dan hanya jika u . v < 0
                θ = π/2                     jika dan hanya jika u . v = 0

  Sifat-sifat Hasilkali Titik
  Misalkan u, v dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3.
        (a) u . v = v . u
        (b) u . (v + w) = u .v + u . w
        (c) k(u . v) = (ku) . v = u . (kv)
        (d) v . v > 0 jika v ≠ 0, dan v . v = 0 jika v = 0


Misalkan u dan a adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3
dan jika a ≠ 0, maka




              u .a
  proja u =       2
                      a   (komponen vektor u sepanjang a)
              a
                          u .a
  u − proja u = u −           2
                                  a (komponen vector u yang ortogonal terhadap a)
                          a


                                                                       Lukmanulhakim Almamalik V- 7
Contoh 5.13
Hitung proyeksi vector u sepanjang a dan komponen vector u yang orthogonal terhadap a.
a. u = (−3,1) a = (7, 2)
b. u = (4,0,−1) a = (3,1,−5)

a. Pertama, hitung


   Komponen vektor u sepanjang a




   Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a




b. Pertama, hitung

   Komponen vektor u sepanjang a



   Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a




5.4 HASILKALI SILANG
Vektor Satuan




Vektor satuan di R3 i = (1,0,0) j = (0,1,0) k = (0,0,1)

Misalkan u = (u1,u2, u3) , vector satuan u dapat dituliskan dengan




                                                               Lukmanulhakim Almamalik V- 8
Hasil Kali Silang Vektor

Jika u = (u1,u2, u3) dan v = (v1,v2, v3) adalah vector - vektor pada ruang berdimensi 3, maka
hasil kali silang dinyatakan dengan u x v dan didefinisikan sebagai

a. u x v = (u2v3 - u3v2, u3v1 – u1v3, u1v2 – u2v1)    notasi vektor
           u      u 3 u1 u 3 u1 u 2 
b. u x v =  2
           v         ,−        ,          
                                                menggunakan determinan 2 x 2
            2 v 3 v1 v 3 v1 v 2 
            i     j   k 
                         
c. u x v =  u1   u2   u3     menggunakan determinan 3 x 3
           v     v2   v3 
            1            

Aturan tangan kanan




Contoh 5.14
Hitung u× v untuk u = (4,−9,1) dan v = (3,−2,7) .




      = (-61,-25,19)


Hubungan antara Hasilkali Silang dan Hasilkali Titik

Jika u, v dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka ;
(a) u . (u x v) = 0                  (u x v adalah orthogonal terhadap u)

                                                               Lukmanulhakim Almamalik V- 9
(b) v . (u x v) = 0                         (u x v adalah orthogonal terhadap v)
(c) ||u x v||2 = ||u||2 ||v||2 – (u . v)2   (identitas Lagrange)
(d) u x (v x w) = (u . w)v – (u . v)w       (hubungan antara hasilkali titik dan hasilkali silang)
(e) (u x v) x w = (u . w)v – (v . w)u       (hubungan antara hasilkali titik dan hasilkali silang)


Sifat-sifat Hasilkali Silang
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor sebarang pada ruang berdimensi 3 dan k adalah skalar
sebarang, maka :
    (a) u x v = -(v x u)
    (b) u x (v +w) = (u x v) + (u x w)
    (c) (u+v) x w = (u x w) + (v x w)
    (d) k(u x v) = (ku) x v = u x (kv)
    (e) u x 0 = 0 x u = 0
    (f) u x u = 0

Bentuk Determinan Hasilkali Silang

          i     j     k
                         u        u3   u        u3   u     u2
u x v= u1      u2    u3 = 2          i− 1          j+ 1       k
                         v2       v3   v1       v3   v1    v2
       v1      v2    v3


Contoh 5.15
Diberikan u = (3,-1, 4) dan v = (2,0,1)




Diketahui dua vektor di ruang 3 dan sudut antara dua vector tersebut adalah θ, maka

||u x v|| = ||u||.||v|| sin θ

|v x w|2 = |v|2 |w|2 – (v.w)2
                      = |v|2 |w|2 - (|v| |w| cos θ)2
                      = |v|2 |w|2 - |v|2 |w|2 cos2 θ

                                                                     Lukmanulhakim Almamalik V- 10
= |v|2 |w|2 (1 - cos2 θ)
                   = |v|2 |w|2 sin2 θ
Jadi
        |v x w| = |v| |w| sin θ



  |w|
                     |w| sin θ


                                              v
                       |v|

Contoh 5.16
Diberikan u = (1,−1,0) dan v = (0,−2,0)
Hitung ||u x v||

Diketahui bahwa




                                    maka
Cara lain




LUAS PARALELOGRAM (JAJARAN GENJANG)

Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka ||u x v|| sama dengan luas
dari parallelogram yang dibatasi oleh u dan v.

Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka u . (v x w) disebut
sebagai hasilkali tripel skalar (skalar triple product) dari u, v, dan w.

Luas Paralelogram
Nilai absolut dari determinan




                                                           Lukmanulhakim Almamalik V- 11
sama dengan LUAS PARALELOGRAM pada ruang berdimensi 2 yang dibatasi oleh
vektor-vektor u = (u1,u2) dan v = (v1, v2).




Volume Paralellogram
Nilai absolute dari determinan




sama dengan VOLUME PARALLELOGRAM (balok genjang) pada ruang berdimensi 3
yang dibatasi oleh vektor-vektor u = (u1,u2, u3), v = (v1,v2, v3), dan w = (w1,w2, w3)




Jika vektor-vektor u = (u1,u2, u3) dan v = (v1,v2, v3) dan w = (w1,w2,w3) memiliki titik awal
yang sama, maka vektor-vektor tersebut akan terletak pada bidang yang sama jika dan hanya
jika




                                                             Lukmanulhakim Almamalik V- 12
5.5 GARIS DAN BIDANG PADA RUANG BERDIMENSI 3




Persamaan bidang yang melewati titik P0 dan memiliki vector taknol n=(a,b,c) sebagai
normalnya.

                                          n.PP0 = 0

                                a(x-x0) + b(y-y0) + c(z-z0) + d = 0

Jika a,b,c dan d adalah konstanta dan a,b, dan c tidak semuanya nol, maka grafik dari
persamaan
                       ax + by + cz + d = 0

adalah suatu bidang yang memiliki vektor n = (a,b, c) sebagai normalnya.


Jarak Antara Suatu Titik dan Suatu Bidang

Jarak D antara titik P0(xo,yo,zo) dan bidang ax + bx + cz + d = 0 adalah




                                                               Lukmanulhakim Almamalik V- 13
Latihan 5

1. Tentukan :
   a. a . b bila a = [2, -3, 6] dan b = [8, 2, -3]
   b. Jarak A(2, 4, 0) , B(-1, -2, 1)
   c. Jarak vektor a = [ 1, 7] dan b = [6, -5]
2. a. Tentukan k supaya a = [1, k, -2, 5] mempunyai panjang 39
   b. Berapa sudut antara a = [1, 2, 3, 4] dan b = [0, 0, 1, 1]
   c. Tentukan k supaya a = [1, k, -3] tegak lurus b = [4, -k, 1]
3. Carilah u. v untuk
   a. u = [-3, 1, 2] dan v = [4, 2, -5]
   b. u = [ 1, 2] dan v = [6, -8]
   c. u = (1, 2, -2) dan v =(3, 0, 1)
4. Carilah sudut antara u dan v pada soal (3)




                                                            Lukmanulhakim Almamalik V- 14

More Related Content

What's hot

PATH DAN SIRKUIT
PATH DAN SIRKUITPATH DAN SIRKUIT
PATH DAN SIRKUITEDIS BLOG
 
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar LinearVektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linearahmad haidaroh
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierSartiniNuha
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03KuliahKita
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Phe Phe
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Mkls Rivership
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04KuliahKita
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensibagus222
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesDiponegoro University
 
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)Neria Yovita
 

What's hot (20)

PATH DAN SIRKUIT
PATH DAN SIRKUITPATH DAN SIRKUIT
PATH DAN SIRKUIT
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar LinearVektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
Vektor - Pertemuan 41- Aljabar Linear
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Vektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclidVektor dan ruang euclid
Vektor dan ruang euclid
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 03
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
 
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
Matematika Diskrit - 07 teori bilangan - 04
 
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
Persamaan Garis Lurus Dimensi 3
 
Makalah aljabar vektor
Makalah aljabar vektorMakalah aljabar vektor
Makalah aljabar vektor
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Modul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensiModul 7 basis dan dimensi
Modul 7 basis dan dimensi
 
Basis dan Dimensi
Basis dan DimensiBasis dan Dimensi
Basis dan Dimensi
 
Logika mat-simpel
Logika mat-simpelLogika mat-simpel
Logika mat-simpel
 
Geometri ruang
Geometri ruangGeometri ruang
Geometri ruang
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
Kalkulus 2 bab. Aplikasi Integral Rangkap Dua (Menghitung Pusat Massa)
 

Similar to Bab 5 (20)

VEKTOR (Merva juniarti)
VEKTOR (Merva juniarti)VEKTOR (Merva juniarti)
VEKTOR (Merva juniarti)
 
Pertemuan09&10
Pertemuan09&10Pertemuan09&10
Pertemuan09&10
 
Matematika Elektro part 2.pdf
Matematika Elektro part 2.pdfMatematika Elektro part 2.pdf
Matematika Elektro part 2.pdf
 
geometri
geometrigeometri
geometri
 
Aljabar linear
Aljabar linearAljabar linear
Aljabar linear
 
Alin 3.1 3.3
Alin 3.1 3.3Alin 3.1 3.3
Alin 3.1 3.3
 
3 vektor-dan-operasinya-v2011
3 vektor-dan-operasinya-v20113 vektor-dan-operasinya-v2011
3 vektor-dan-operasinya-v2011
 
Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4
 
Bab 3 (vektor)
Bab 3 (vektor)Bab 3 (vektor)
Bab 3 (vektor)
 
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptxkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.pptx
 
Bab 2 vektor
Bab 2 vektorBab 2 vektor
Bab 2 vektor
 
Tgs ale kel 2 vektor
Tgs ale kel 2 vektorTgs ale kel 2 vektor
Tgs ale kel 2 vektor
 
Ppt alin
Ppt alinPpt alin
Ppt alin
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4
 
Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4Kelas xii bab 4
Kelas xii bab 4
 
2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis
2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis
2260 bilqis-if-pertemuan 4 alin bilqis
 
06 vektor-di-r2-dan-r3
06 vektor-di-r2-dan-r306 vektor-di-r2-dan-r3
06 vektor-di-r2-dan-r3
 
Modul VEKTOR
Modul VEKTORModul VEKTOR
Modul VEKTOR
 
Bab 2 vektor
Bab 2 vektorBab 2 vektor
Bab 2 vektor
 

More from Lukmanulhakim Almamalik

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfLukmanulhakim Almamalik
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLELukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Lukmanulhakim Almamalik
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiLukmanulhakim Almamalik
 

More from Lukmanulhakim Almamalik (20)

Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdfPromoting Green Financing Mechanisms.pdf
Promoting Green Financing Mechanisms.pdf
 
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdfUU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
UU_Perindustrian_No_3_2014.pdf
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
 
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
Bahan kuliah ttm [compatibility mode]
 
Buku systems thinking
Buku systems thinkingBuku systems thinking
Buku systems thinking
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01Buku informasi tik.cs03.011.01
Buku informasi tik.cs03.011.01
 
Tik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasiTik.cs03.008.01 buku informasi
Tik.cs03.008.01 buku informasi
 
Tik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasiTik.cs03.007.01 buku informasi
Tik.cs03.007.01 buku informasi
 
Tik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasiTik.cs03.006.01 buku informasi
Tik.cs03.006.01 buku informasi
 
Tik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasiTik.cs02.053.01 buku informasi
Tik.cs02.053.01 buku informasi
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Buku informasi memperbaiki monitor
Buku informasi   memperbaiki monitorBuku informasi   memperbaiki monitor
Buku informasi memperbaiki monitor
 
Ch22
Ch22Ch22
Ch22
 
Ch21
Ch21Ch21
Ch21
 
Ch20
Ch20Ch20
Ch20
 
Ch19
Ch19Ch19
Ch19
 
Ch18
Ch18Ch18
Ch18
 

Bab 5

  • 1. 5 VEKTOR PADA RUANG BERDIMENSI 2 DAN RUANG BERDIMENSI 3 5.1 PENGANTAR VEKTOR (GEOMETRIK) Definisi Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Secara geometris, sebuah vektor dapat digambarkan sebagai segmen garis berarah atau panah yang dimulai dari titik A yang merupakan titik awal dan berakhir di titik B yang merupakan titik akhir. Contoh 5.1 Vektor w = A B merupakan vektor dalam dua dimensi. w Titik A merupakan titik permulaan dan titik B merupakan titik akhir (terminal) Cara Menuliskan Vektor Vektor dituliskan dalam bentuk huruf abjad kecil tebal, seperti: v, w, a, atau b, atau huruf kecil dengan tanda garis diatasnya, seperti: v , w , a , atau b . Vektor juga dapat dituliskan dalam bentuk v = AB Vektor Ekuivalen Dua vektor v dan w dikatakan sama jika kedua vektor tersebut sama panjang dan arahnya dan dituliskan dengan v = w. Contoh 5.2 Vektor sama (ekuivalen) Lukmanulhakim Almamalik V- 1
  • 2. Penjumlahan Vektor • Metode Poligon (Geometris) Jika v dan w adalah dua vektor sembarang, maka jumlah v + w adalah vektor yang ditentukan sebagai berikut a. gambarkan vektor v. b. gambarkan vektor w dengan pangkalnya terletak pada ujung v (titik awal vektor w berhimpitan dengan titik akhir vektor v). c. tarik garis dari pangkal v ke ujung w yang menyatakan vektor hasil penjumlahan v+w. Contoh 5.3 Penjumlahan vektor v dan w Selisih Vektor Jika v dan w adalah dua vektor sebarang, maka selisih vektor w dari vektor v didefinisikan sebagai v-w = v + (-w). Contoh 5.4 Selisih dua vektor v-w Perkalian Vektor dengan Skalar Jika v adalah vektor taknol dan k adalah bilangan real (skalar) taknol, maka hasilkali kv didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya | k | kali panjang v dan arahnya sama dengan v jika k > 0 dan arah berlawanan dengan v jika k < 0. Kita mendefinisikan kv = 0 jika k = 0 atau v = 0. Lukmanulhakim Almamalik V- 2
  • 3. Contoh 5.5 5.2 ARTI GEOMETRI VEKTOR Dalam sistem koordinat dua vektor dapat dua titik asal yang berbeda. Contoh 5.6 adalah vector v di ruang dua dimensi (R2) mempunyai titik asal di titik (0,0) (titik origin). Vektor v1 dan v2 merupakan komponen-komponen vector v. Contoh 5.6 Vektor v di ruang dua (R2). Komponen vektor v ditulis dengan v = (v1, v2) Contoh 5.7 adalah vektor v di ruang tiga dimensi (R3) mempunyai titik asal di titik (0,0,0) (titik origin). Vektor v1, v2 dan v3 merupakan komponen-komponen vector v. Contoh 5.7 Vektor v di ruang tiga (R3). Komponen vektor v ditulis dengan v = (v1, v2, v3) Lukmanulhakim Almamalik V- 3
  • 4. Jika diketahui dua buah vektor, yaitu v = (v1, v2) dan w = (w1, w2) dan bilangan skalar k, maka a. v+w = (v1+ w1, v2+ w2) b. v-w = (v1- w1, v2-w2) c. kv = (kv1, kv2) Dalam ruang tiga dimensi (R3) Jika diketahui dua buah vektor, yaitu v = (v1, v2, v3) dan w = (w1, w2, w3) dan bilangan skalar k, maka a. v+w = (v1+ w1, v2+ w2, v3+ w3) b. v-w = (v1- w1, v2-w2, v3-w3) c. kv = (kv1,kv2, kv3) Jika vektor P1P2 memiliki titik awal P1(x1,y1,z1) dan titik akhir P2(x2,y2,z2), maka vektor P1P2 adalah selisih vektor-vektor OP2 dan OP1 P1P2 = OP2 – OP1 = (x2,y2,z2) - (x1,y1,z1) Contoh 5.8 Diketahui vektor v = (1, 3) dan w = (2,1) dan bilangan skalar 4. a. v+w = (1+2,3+1) = (3,4) b. v-w = (1- 2, 3-1) = (-1,2) c. kv = (4x1,4x3) =(4,12) Contoh 5.9 Diberikan vektor-vektor berikut Hitung a. −w b. a + b c. a −c d. a −3b +10c e. 4u + v − 2w Lukmanulhakim Almamalik V- 4
  • 5. 5.2 NORMA SUATU VEKTOR; ARITMATIKA VEKTOR Sifat-sifat Aritmatika Vektor Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3, dan k dan l adalah skalar, maka hubungan-hubungan berikut berlaku. (a) u+v=v+u (e) k(lu) = (kl)u (b) (u + v) + w = u + (v + w) (f) k(u + v) = ku + kv (c) u+0=0+u=u (g) (k + l)u = ku + lu (d) u + (-u) = 0 (h) lu = u Norma Vektor Jika v adalah sebuah vektor, maka panjang (magnitude) vektor sering disebuat norma v dan disimbolkan dengan ||v||. Dalam ruang 2 dimensi ||v|| = v1 + v 2 2 2 Dalam ruang 3 dimensi ||v|| = v1 + v 2 + v 3 2 2 2 Contoh 5.10 Hitung norma vektor berikut a. v = (−5,3,9) b. j = (0,1,0) 1 c. w = (3,−4) and w 5 5.3 HASIL KALI TITIK; PROYEKSI Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3 dan θ adalah sudut antara u dan v, maka hasilkali titik (dot product) atau hasilkali dalam Euclidean (Euclidean inner product) u . v didefinikan oleh | u | | v | cos θ jika u ≠ 0 dan v ≠ 0 u.v =   0 jika u = 0 atau v = 0 Lukmanulhakim Almamalik V- 5
  • 6. Contoh 5.11 Hitung hasil kali titik dari pasangan vector berikut. a. u = (0,0,3) and v = (2,0, 2) dengan sudut antara dua vektor tersebut 45° . b. u = (0,2,−1) and v = (−1,1, 2) dengan sudut antara dua vektor tersebut 90° . a. Hitung masing-masing norma vektor b. Hitung masing-masing norma vektor Misalkan diketahui dua buah vektor v = (v1, v2, v3) dan w = (w1, w2, w3) berada di ruang 3 dimensi, maka v.w = v1.w1+ v2.w2 + v3.w3 Begitu juga jika diketahui dua buah vektor v = (v1, v2) dan w = (w1, w2) berada di ruang 2 dimensi, maka v.w = v1.w1+ v2.w2 Contoh 5.12 Tentukan besar sudut antara dua vektor berikut. a. a = (9,−2) b = (4,18) b. u = (3,−1,6) v = (4, 2,0) a. ||a||, ||b||, dan a.b besar sudut Lukmanulhakim Almamalik V- 6
  • 7. b. ||u||, ||v|| dan u.v besar sudut Contoh 5.13 Diketahui vektor v = (2, -1, 1) dan w=(1, 1, 2) Carilah v.w dan tentukan sudut antara v dan w. Jawab : v. w = (2).(1) + (-1).(1) + (1)(2) = 2 – 1 + 2 = 3 |v| = 4 + 1 + 1 = 6 |w| = 1 + 1 + 4 = 6 3 Jadi Cos θ = = 1 2 , maka sudut antara v dan w adalah 60o 6 Misalkan u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3. a. v . v = || v ||2; yaitu || v || = (v . v)1/2 b. jika vektor-vektor u dan v adalah taknol dan θ adalah sudut diantaranya, maka θ adalah lancip jika dan hanya jita u.v>0 θ adalah tumpul jika dan hanya jika u . v < 0 θ = π/2 jika dan hanya jika u . v = 0 Sifat-sifat Hasilkali Titik Misalkan u, v dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau berdimensi 3. (a) u . v = v . u (b) u . (v + w) = u .v + u . w (c) k(u . v) = (ku) . v = u . (kv) (d) v . v > 0 jika v ≠ 0, dan v . v = 0 jika v = 0 Misalkan u dan a adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 2 atau ruang berdimensi 3 dan jika a ≠ 0, maka u .a proja u = 2 a (komponen vektor u sepanjang a) a u .a u − proja u = u − 2 a (komponen vector u yang ortogonal terhadap a) a Lukmanulhakim Almamalik V- 7
  • 8. Contoh 5.13 Hitung proyeksi vector u sepanjang a dan komponen vector u yang orthogonal terhadap a. a. u = (−3,1) a = (7, 2) b. u = (4,0,−1) a = (3,1,−5) a. Pertama, hitung Komponen vektor u sepanjang a Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a b. Pertama, hitung Komponen vektor u sepanjang a Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a 5.4 HASILKALI SILANG Vektor Satuan Vektor satuan di R3 i = (1,0,0) j = (0,1,0) k = (0,0,1) Misalkan u = (u1,u2, u3) , vector satuan u dapat dituliskan dengan Lukmanulhakim Almamalik V- 8
  • 9. Hasil Kali Silang Vektor Jika u = (u1,u2, u3) dan v = (v1,v2, v3) adalah vector - vektor pada ruang berdimensi 3, maka hasil kali silang dinyatakan dengan u x v dan didefinisikan sebagai a. u x v = (u2v3 - u3v2, u3v1 – u1v3, u1v2 – u2v1) notasi vektor u u 3 u1 u 3 u1 u 2  b. u x v =  2 v ,− ,   menggunakan determinan 2 x 2  2 v 3 v1 v 3 v1 v 2   i j k    c. u x v =  u1 u2 u3  menggunakan determinan 3 x 3 v v2 v3   1  Aturan tangan kanan Contoh 5.14 Hitung u× v untuk u = (4,−9,1) dan v = (3,−2,7) . = (-61,-25,19) Hubungan antara Hasilkali Silang dan Hasilkali Titik Jika u, v dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka ; (a) u . (u x v) = 0 (u x v adalah orthogonal terhadap u) Lukmanulhakim Almamalik V- 9
  • 10. (b) v . (u x v) = 0 (u x v adalah orthogonal terhadap v) (c) ||u x v||2 = ||u||2 ||v||2 – (u . v)2 (identitas Lagrange) (d) u x (v x w) = (u . w)v – (u . v)w (hubungan antara hasilkali titik dan hasilkali silang) (e) (u x v) x w = (u . w)v – (v . w)u (hubungan antara hasilkali titik dan hasilkali silang) Sifat-sifat Hasilkali Silang Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor sebarang pada ruang berdimensi 3 dan k adalah skalar sebarang, maka : (a) u x v = -(v x u) (b) u x (v +w) = (u x v) + (u x w) (c) (u+v) x w = (u x w) + (v x w) (d) k(u x v) = (ku) x v = u x (kv) (e) u x 0 = 0 x u = 0 (f) u x u = 0 Bentuk Determinan Hasilkali Silang i j k u u3 u u3 u u2 u x v= u1 u2 u3 = 2 i− 1 j+ 1 k v2 v3 v1 v3 v1 v2 v1 v2 v3 Contoh 5.15 Diberikan u = (3,-1, 4) dan v = (2,0,1) Diketahui dua vektor di ruang 3 dan sudut antara dua vector tersebut adalah θ, maka ||u x v|| = ||u||.||v|| sin θ |v x w|2 = |v|2 |w|2 – (v.w)2 = |v|2 |w|2 - (|v| |w| cos θ)2 = |v|2 |w|2 - |v|2 |w|2 cos2 θ Lukmanulhakim Almamalik V- 10
  • 11. = |v|2 |w|2 (1 - cos2 θ) = |v|2 |w|2 sin2 θ Jadi |v x w| = |v| |w| sin θ |w| |w| sin θ v |v| Contoh 5.16 Diberikan u = (1,−1,0) dan v = (0,−2,0) Hitung ||u x v|| Diketahui bahwa maka Cara lain LUAS PARALELOGRAM (JAJARAN GENJANG) Jika u dan v adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka ||u x v|| sama dengan luas dari parallelogram yang dibatasi oleh u dan v. Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang berdimensi 3, maka u . (v x w) disebut sebagai hasilkali tripel skalar (skalar triple product) dari u, v, dan w. Luas Paralelogram Nilai absolut dari determinan Lukmanulhakim Almamalik V- 11
  • 12. sama dengan LUAS PARALELOGRAM pada ruang berdimensi 2 yang dibatasi oleh vektor-vektor u = (u1,u2) dan v = (v1, v2). Volume Paralellogram Nilai absolute dari determinan sama dengan VOLUME PARALLELOGRAM (balok genjang) pada ruang berdimensi 3 yang dibatasi oleh vektor-vektor u = (u1,u2, u3), v = (v1,v2, v3), dan w = (w1,w2, w3) Jika vektor-vektor u = (u1,u2, u3) dan v = (v1,v2, v3) dan w = (w1,w2,w3) memiliki titik awal yang sama, maka vektor-vektor tersebut akan terletak pada bidang yang sama jika dan hanya jika Lukmanulhakim Almamalik V- 12
  • 13. 5.5 GARIS DAN BIDANG PADA RUANG BERDIMENSI 3 Persamaan bidang yang melewati titik P0 dan memiliki vector taknol n=(a,b,c) sebagai normalnya. n.PP0 = 0 a(x-x0) + b(y-y0) + c(z-z0) + d = 0 Jika a,b,c dan d adalah konstanta dan a,b, dan c tidak semuanya nol, maka grafik dari persamaan ax + by + cz + d = 0 adalah suatu bidang yang memiliki vektor n = (a,b, c) sebagai normalnya. Jarak Antara Suatu Titik dan Suatu Bidang Jarak D antara titik P0(xo,yo,zo) dan bidang ax + bx + cz + d = 0 adalah Lukmanulhakim Almamalik V- 13
  • 14. Latihan 5 1. Tentukan : a. a . b bila a = [2, -3, 6] dan b = [8, 2, -3] b. Jarak A(2, 4, 0) , B(-1, -2, 1) c. Jarak vektor a = [ 1, 7] dan b = [6, -5] 2. a. Tentukan k supaya a = [1, k, -2, 5] mempunyai panjang 39 b. Berapa sudut antara a = [1, 2, 3, 4] dan b = [0, 0, 1, 1] c. Tentukan k supaya a = [1, k, -3] tegak lurus b = [4, -k, 1] 3. Carilah u. v untuk a. u = [-3, 1, 2] dan v = [4, 2, -5] b. u = [ 1, 2] dan v = [6, -8] c. u = (1, 2, -2) dan v =(3, 0, 1) 4. Carilah sudut antara u dan v pada soal (3) Lukmanulhakim Almamalik V- 14