2. SIAPKAH ANDA
MENJADI MANAJER ?
Manajer baru yang berhasil menemukan bahwa banyak waktu
yang harus dihabiskan untuk mengurusi dan “menyuapi” orang-
orang, termasuk para bawahan langsung dan kolega. Kegagalan
sebagai manajer baru sering disebabkan oleh hubungan kerja
yang kurang baik maupun filsafat atau nilai kultural manajemen
yang disalahpahami. Membina hubungan baik dengan semua
kalangan biasanya lebih penting daripada mengandalkan
keterampilan kerja lama atau mementingkan kendali dan
keberhasilan pekerjaan.
3. SIAPKAH ANDA
MENJADI MANAJER ?
Keberhasilan pekerjaan biasanya diperoleh jika hubungan yang
terbina solid. Setelah setahun atau lebih memainkan peran
manajerial, mereka yang sukses menyadari bahwa lebih dari
setengah waktu mereka dihabiskan untuk membuat jaringan dan
membina hubungan.
4. SIAPKAH ANDA
MENJADI MANAJER ?
Hakikat manajemen adalah untuk memotivasi dan
mengoordinasikan orang lain untuk menghadapi berbagai
tantangan yang kompleks. Di lingkungan kerja masa kini, manajer
lebih mengandalkan koordinasi dan komunikasi daripada
perintah dan kendali. Pendekatan ini sangat berbeda dengan
pola pikir tradisional yang mengutamakan kendali atas-bawah
secara ketat, pembagian dan spesialisasi karyawan, serta
manajemen melalui pengukuran dan analisis yang bersifat
impersonal.
5. MENGAPA INOVASI
ITU PENTING
Inovasi dalam produk, layanan, sistem manajemen, proses
produksi, nilai-nilai perusahaan, dan aspek lain dari organisasi
merupakan faktor yang membuat perusahaan tumbuh, berubah,
dan berhasil. Tanpa inovasi, tiada satu perusahaan pun yang
dapat bertahan. Di lingkungan global yang bersifat
hiperkompetitif, perusahaan harus lebih banyak, dan lebih cepat,
berinovasi dibandingkan sebelumnya.
6. DEFINISI MANAJEMEN
Manajemen (management) adalah pencapaian tujuan-tujuan
organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-
sumber daya organisasional.
7. DEFINISI MANAJEMEN
Definisi ini mempunyai dua pemikiran penting:
a. Keempat fungsi, perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan,
dan pengendalian
b. Pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan
efisien
8. EMPAT FUNGSI
MANAJEMEN
1. Perencanaan
2. Pengelolaan
Berarti mengidentifikasi berbagai tujuan untuk kinerja organisasi
di masa mendatang serta memutuskan tugas dan penggunaan
sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
Pengelolaan biasanya dilakukan setelah perencanaan dan
mencerminkan bagaimana organisasi mencoba mewujudkan
perencanaan. Pengelolaan (organizing) mencakup menentukan
tugas, mengelompokkan tugas, mendelegasikan otoritas, dan
mengalokasikan sumber daya di seluruh organisasi
9. EMPAT FUNGSI
MANAJEMEN
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) berarti menggunakan pengaruh untuk
memotivasi karyawan guna mencapai tujuan-tujuan
organisasional. Kepemimpinan berarti menciptakan nilai-nilai
dan budaya bersama, mengomunikasikan tujuan-tujuan kepada
karyawan di seluruh organisasi, dan menyuntikkan semangat
untuk memperlihatkan kinerja tertinggi kepada karyawan.
Kepemimpinan mencakup proses memotivasi seluruh
departemen dan divisi, di samping para individu yang bekerja
secara langsung dengan para manajer.
10. EMPAT FUNGSI
MANAJEMEN
4. Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi keempat dari proses manajemen.
Pengendalian (controlling) berarti memonitor aktivitas
karyawan, menentukan apakah organisasi sejalan dengan
tujuannya, dan membuat koreksi jika diperlukan. Teknologi
informasi membantu para manajer untuk mengendalikan
organisasi sesuai kebutuhan tanpa pembatasan ketat dari
atas ke bawah.
11. KINERJA
ORGANISASIONAL
Dalam masyarakat industri yang didominasi oleh teknologi,
organisasi menghimpun pengetahuan, manusia, dan bahan baku
untuk mengerjakan berbagai tugas yang tidak dapat dilakukan
oleh individu. Tanpa organisasi, tidak mungkin teknologi dapat
memberikan sarana yang memungkinkan kita berbagi informasi
dengan cepat ke seluruh dunia.
12. KINERJA
ORGANISASIONAL
Kita mendefinisikan organisasi (organization) secara formal
sebagai suatu entitas sosial yang diarahkan oleh tujuan dan
dibangun secara sengaja. Definisi ini berlaku untuk semua
organisasi, baik yang bersifat profit maupun nonprofit. Organisasi
kecil, offbeat, dan nonprofit jauh lebih banyak, daripada
perusahaan besar dan kasat mata, dan sama pentingnya bagi
masyarakat.
13. KINERJA
ORGANISASIONAL
Berdasarkan definisi manajemen yang telah kita paparkan,
tanggungjawab manajer adalah mengoordinasikan sumber daya
yang ada secara efisien dan efektif guna mencapai tujuan
organisasi. Efektivitas (effectiveness) organisasi berarti sejauh
mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apa pun yang coba dikerjakannya.
14. KINERJA
ORGANISASIONAL
Evektifitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang
dihargai oleh pelanggan. Efisiensi (efficiency) organisasi adalah
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
15. KETERAMPILAN
MANAJEMEN
1. Keterampilan Konseptual (conceptual skill)
Adalah kemampuan kognitif untuk melihat organisasi sebagai
suatu sistem utuh dan hubungan antarbagiannya.
Keterampilan konseptual mencakup pemikiran, pemrosesan
informasi, dan kemampuan perencanaan manajer.
Keterampilan ini juga mencakup mengetahui posisi suatu
departemen di organisasi dan posisi organisasi di dunia
industri, masyarakat, serta lingkungan bisnis dan sosial yang
lebih luas.
16. KETERAMPILAN
MANAJEMEN
2. Keterampilan Interpersonal (human skill)
Adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan
melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai
anggota tim. Keterampilan ini tercermin lewat kemampuan
manajer untuk berhubungan dengan orang lain, termasuk
kemampuan memotivasi, memfasilitasi, mengoordinasi,
memimpin, mengomunikasikan, dan menyelesaikan konflik.
17. KETERAMPILAN
MANAJEMEN
3. Kemampuan Teknis (technical skill)
Seorang manajer dengan keterampilan interpersonal
memungkinkan bawahan untuk mengungkapkan diri mereka
tanpa takut dicemooh, mendorong partisipasi, dan
menunjukkan apresiasi terhadap upaya karyawan.
Adalah pemahaman dan penguasaan dalam melaksanakan
tugas tertentu. Keterampilan ini mencakup penguasaan
18. KETERAMPILAN
MANAJEMEN
metode, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam fungsi-
fungsi tertentu seperti rekayasa, manufaktur, atau keuangan.
Keterampilan ini juga mencakup pengetahuan khusus,
kemampuan analisis, serta kompetensi penggunaan alat dan
teknik untuk menyelesaikan masalah dalam disiplin tertentu.
Keterampilan teknis terutama sangat penting di tingkat
organisasi yang lebih rendah. Banyak manajer memperoleh
promosi untuk mengerjakan tugas manajemen pertama
mereka berkat keterampilan teknis yang baik.
19. JENIS-JENIS MANAJEMEN
Gambar 1.1. Tingkatan Manajemen dalam Hierarki Organisasi
Sumber: Diadaptasi dari Thomas V. Bonoma dan Joseph C. Lawler,
“Chutes and Ladders: Growing the General Manager”, Sloan
Management Review (Musim Gugur 1989), hlm. 27-37
20. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
• Perbedaan Vertikal
Penentu utama pekerjaan manajer adalah tingkatan hierarkis.
a. Manajer puncak (top manager) berada di tingkat teratas
hierarki dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan
organisasi. Mereka disebut sebagai presiden, direktur,
direktur eksekutif, chief executive officer (CEO), dan wakil
presiden eksekutif.
21. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
b. Manajer tingkat menengah (middle manager) bekerja di
tingkat menengah organisasi dan bertanggungjawab untuk
unit-unit bisnis dan departemen-departemen utama.
Contoh manajer tingkat menengah adalah kepala
departemen, kepala divisi, manajer kendali mutu, dan
direktur laboratorium penelitian. Para manajer tingkat
menengah biasanya membawahi dua atau lebih tingkatan
manajemen.
22. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
c. Manajer proyek (project manager) bertanggungjawab
untuk proyek kerja temporer yang melibatkan partisipasi
orang dari beragam fungsi dan tingkatan organisasi dan
mungkin juga dari luar perusahaan.
d. Manajer lini pertama (first-line manager)
bertanggungjawab secara langsung terhadap produksi
barang dan jasa. Mereka berada di tingkat pertama atau
kedua manajemen dan dinamakan supervisor, manajer lini,
kepala bagian, dan kepala kantor.
23. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
Mereka bertanggungjawab terhadap kelompok karyawan
nonmanajemen. Fokus utama mereka adalah penerapan
aturan dan prosedur untuk mencapai produksi secara
efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi
bawahan.
24. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
• Perbedaan Horizontal
a. Manajer fungsional (functional manager)
bertanggungjawab bagi departemen-departemen yang
mengerjakan tugas fungsional tunggal dan memiliki
karyawan dengan pelatihan dan keterampilan yang serupa.
Departemen fungsional mencakup periklanan, penjualan,
keuangan, sumber daya manusia, manufaktur, dan
akuntansi.
25. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
b. Manajer umum (general manager) bertanggungjawab bagi
sejumlah departemen yang mengerjakan beragam fungsi.
Manajer lini bertanggungjawab untuk departemen
manufaktur dan pemasaran yang membuat atau menjual
barang maupun jasa. Manajer staf bertanggungjawab
untuk departemen seperti keuangan dan sumber daya
yang membantu departemen lini.
26. JENIS-JENIS
MANAJEMEN
Manajer umum bertanggungjawab bagi divisi utuh, seperti
department store Macy atau pabrik perakitan General
Motors, serta seluruh departemen fungsional di dalamnya,
manajer proyek juga mempunyai tanggungjawab
manajemen umum karena mereka mengoordinasikan
orang-orang di beberapa departemen untuk
menyelesaikan proyek tertentu.
27. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
Penelitian yang lebih terkini menyelidiki apa yang sering
dilakukan oleh para manajer. Penelitian tersebut menemukan
bahwa baik para manajer pria maupun wanita di lima negara
menyatakan bahwa mereka menyenangi kegiatan seperti
memimpin orang lain, membuat jaringan, dan melahirkan
inovasi. Kegiatan-kegiatan yang paling tidak disenangi oleh para
manajer adalah mengendalikan bawahan, menangani pekerjaan
yang melibatkan kertas, dan mengelola tekanan deadline.
28. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
Banyak manajer baru terutama berpendapat bahwa tekanan
waktu manajemen, beban administrasi persuratan, dan
tantangan untuk mengarahkan orang lain sebagai kegiatan-
kegiatan yang melelahkan dalam proses penyesuaian yang
mereka lakukan terhadap peran dan tanggungjawab baru
mereka. Sebenarnya, loncatan awal ke bidang manajemen bisa
menjadi momen paling menakutkan dalam karier seseorang.
29. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
• Aktivitas Manajer
Sebagian besar manajer baru belum siap untuk melakukan
beragam aktivitas yang dilakukan secara rutin oleh manajer.
Salah satu penemuan paling menarik mengenai aktivitas
manajerial adalah sesibuk apa para manajer dan seberapa
repot pekerjaan rata-rata.
30. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
a. Petualangan Multitasking
Ciri aktivitas manajerial adalah keragaman, fragmentasi,
dan durasi yang singkat. Keterlibatan manajer yang luas
dan banyak tidak memberi cukup waktu untuk merenung
sesaat. Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk satu
aktivitas adalah kurang dari sembilan menit.
31. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
b. Hidup Cepat
Manajer melakukan banyak pekerjaan dengan kecepatan
yang mengagumkan. Pekerjaan manajer memiliki tempo
cepat dan memerlukan banyak energi. Para manajer yang
diamati oleh Mintzberg memproses 36 surat setiap
harinya, menghadiri delapan rapat, dan berkeliling di
tempat kerja atau pabrik.
32. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
• Peran Manajer
Suatu peran (role) adalah sejumlah ekspektasi terhadap perilaku
manajer. Ke semua peran tersebut dibagi menjadi tiga kategori
konseptual:
a. Peran Informasi
Adalah berbagai aktivitas yang dilakukan untuk merawat dan
membangun jaringan informasi. Para manajer utama
menghabiskan sekitar 75 persen dari waktu mereka untuk
berbicara dengan orang lain.
33. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
b. Peran Interpersonal
Peran interpersonal berkenaan dengan hubungan dengan
orang lain dan berkaitan dengan keterampilan
interpersonal yang telah dibahas. Peran figur pemimpin
mencakup menangani aktivitas seremonial dan simbolis
bagi departemen atau organisasi.
34. APA RASANYA MENJADI
SEORANG MANAJER?
c. Peran Keputusan
Peran keputusan berkenaan dengan berbagai peristiwa
yang di dalamnya manajer harus menentukan sikap dan
mengambil tindakan. Peran ini banyak membutuhkan
keterampilan konseptual dan interpersonal.
35. MENGELOLA USAHA KECIL
dan ORGANISASI NONPROFIT
Usaha kecil makin penting. Ratusan usaha kecil didirikan setiap
bulannya, tetapi lingkungan usaha kecil hari ini sangat rumit.
Perusahaan-perusahaan kecil terkadang sulit mengembangkan
stamina manajerial yang diperlukan untuk bertahan di lingkungan
yang bergolak. Sebuah survei tentang tren dan perkembangan
usaha kecil di masa depan menemukan bahwa hampir setengah
dari responden memandang keterampilan manajemen yang tidak
memadai sebagai ancaman bagi perusahaan mereka, dibandingkan
dengan kurang dari 25 persen responden dari organisasi besar.
36. MENGELOLA USAHA KECIL
dan ORGANISASI NONPROFIT
Fungsi perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan
pengendalian berlaku di organisasi bisnis. Selain itu, para manajer
organisasi nonprofit menggunakan berbagai keterampilan dan
mengerjakan berbagai aktivitas yang serupa. Perbedaan utamanya
adalah bahwa para manajer bisnis mengarahkan aktivitas mereka
untuk memperoleh uang bagi perusahaan, sementara para manajer
organisasi nonprofit mengarahkan upaya mereka untuk
menghasilkan dampak sosial.
37. MENGELOLA USAHA KECIL
dan ORGANISASI NONPROFIT
Ciri dan kebutuhan unik dari organisasi nonprofit yang tercipta oleh
perbedaan ini menjadi tantangan unik bagi para manajer. Sumber
daya keuangan organisasi nonprofit biasanya berasal dari anggaran
pemerintah, hibah, dan sumbangan, bukan dari penjualan barang
atau jasa kepada pelanggan.
38. MENGELOLA USAHA KECIL
dan ORGANISASI NONPROFIT
Manajer semua organisasi, baik di perusahaan besar, usaha kecil,
dan organisasi nonprofit, menggabungkan dan menyesuaikan fungsi
dan peran manajemen secara seksama untuk menghadapi
tantangan di lingkungan mereka dan menjaga organisasi mereka
tetap sehat.
39. MANAJEMEN dan
TEMPAT KERJA BARU
• Karakteristik Tempat Kerja Baru
Karakteristik utama tempat kerja baru adalah digitalisasi
bisnis, yang telah mengubah cara kerja, karyawan, dan tempat
kerja itu sendiri secara radikal. Di tempat kerja baru, pekerjaan
mengalir bebas dan bersifat fleksibel. Strukturnya lebih rata,
dan karyawan bawah membuat keputusan berdasarkan
informasi yang tersebar luas dan dipandu oleh misi dan nilai-
nilai organisasi.
40. MANAJEMEN dan
TEMPAT KERJA BARU
Pengetahuan disebarluaskan, dan orang-orang di seluruh
perusahaan senantiasa berhubungan dengan beragam kolega
lewat teknologi canggih. Karyawan yang dihargai adalah
mereka yang belajar dengan cepat, berbagi pengetahuan, dan
merasa nyaman dengan risiko, tantangan, dan ambiguitas.
Karyawan diharapkan untuk bekerja dalam beragam proyek
dan pekerjaan sepanjang karier mereka, bukannya menetap di
satu bidang atau perusahaan.
41. MANAJEMEN dan
TEMPAT KERJA BARU
• Kompetensi Manajemen Baru
Menghadapi transisi ini, para manajer harus memikirkan
kembali pendekatan mereka dalam mengorganisasikan,
mengarahkan, dan memotivasi para karyawan. Para manajer
terbaik hari ini meninggalkan pola pikir perintah-dan-
kendalikan mereka guna berfokus untuk melatih dan
membimbing, menciptakan organisasi yang cepat, fleksibel,
inovatif, dan berorientasi hubungan.
42. MANAJEMEN dan
TEMPAT KERJA BARU
Alih-alih menggunakan “manajemen lewat catatan”, para
manajer menggunakan gaya kepemimpinan pemberdayaan.
Ketika para karyawan bekerja di lokasi tersebar, para manajer
tidak bisa memonitor perilaku secara terus-menerus. Selain
itu, mereka terkadang mengoordinasikan pekerjaan para
karyawan yang tidak di bawah kendali mereka, misalnya
mereka yang bekerja di organisasi rekanan.
43. MANAJEMEN dan
TEMPAT KERJA BARU
Mereka harus menetapkan ekspektasi yang jelas, membimbing
karyawan untuk mencapai tujuan melalui visi, nilai-nilai, dan
komunikasi rutin, serta mengembangkan tingkat kepercayaan
dalam komitmen para karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan.
44. MANAJEMEN dan
TEMPAT KERJA BARU
Sukses di tempat kerja baru bergantung kepada kekuatan dan
kualitas hubungan kolaboratif. Cara bekerja baru
mengutamakan kolaborasi di semua fungsi dan tingkatan
hierarkis dan juga perusahaan lain. Keterampilan membangun
tim sangat penting. Alih-alih mengelola suatu karyawan satu
departemen, banyak manajer bertindak sebagai pemimpin
bagi tim proyek yang terus berganti dan bersifat sementara.
45. REFERENSI
Daft, Richard L. New Era of Management. Canada: South-Western Cengage
Learning. 2010
Echdar, S. (2013). Manajemen Entrepreneurship: Kiat Sukses Menjadi
Wirausaha. Jogyakarta: Penerbit Andi
Herlambang, Susatyo, 2013, Pengantar Manajemen (cara mudah memahami ilmu
manajemen), Gosyen Publishing, Yogyakarta.
Wijayanti, Irine Diana Sari. 2008. Manajemen, Yogyakarta: Mitra Cendikia Press