SlideShare a Scribd company logo
0
MAKALAH
TRANSFORMASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen Pengampu : Ishaq Nuriadin M.Pd
Disusun oleh :
Niamatus Saadah 1201125122
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2015
1
TRANSFORMASI
A. PENGANTAR
Suatu fungsi pada V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V dengan
satu anggota V.
Jika f adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap x โˆˆ V dengan yโˆˆ V maka
ditulis y = f(x) , x dinamakan prap
eta dari y oleh f, dan y dinamakan peta dari x oleh f. Daerah asal fungsi tersebut
adalah V dan daerah nilainya juga V. Fungsi yang demikian dinamakan fungsi pada f.
B. TRANSFORMASI
Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan
daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi
yang bersifat :
1. Surjektif, artinya : Jika T suatu transformasi, maka tiap titik Bโˆˆ V ada prapeta A โˆˆ V
sehingga B = T(A). B dinamakan peta dari A dan A dinamakan prapeta dari B.
2. Injektif, artinya : Jika ๐ด1 โ‰  ๐ด2 dan T(๐ด1) = ๐ต1, T(๐ด2) = ๐ต2 maka ๐ต1 โ‰  ๐ต2, atau
jika T(๐‘ƒ1) = ๐‘„1 dan T(๐‘ƒ2) = ๐‘„2 sedangkan ๐‘„1 = ๐‘„2 maka ๐‘ƒ1 = ๐‘ƒ2.
Pada contoh di bawah ini, anggaplah V adalah bidang Euclides, artinya pada
himpunan titik-titik V diberlakukan sistem axioma Euclides.
Contoh 1 :
Andaikan A โˆˆ ๐‘‰. Ada perpetaan (padanan) T dengan daerah asal V dan daerah nilai
juga V.
Jadi T : V V yang didefinisikan sebagai berikut :
1) T(A) = A
2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis ๐ด๐‘ƒฬ…ฬ…ฬ…ฬ…. Selidiki apakah
padanan T tersebut suatu transformasi ?
2
Penyelesaian : A S = T(R) R
Q=T(P)
P
Jelas bahwa A memiliki peta, yaitu A sendiri.
Ambil sebarang titik Rโ‰  ๐ด pada V. Oleh karena V bidang Euclides, maka ada satu garis
yang melalui A dan R, jadi ada satu ruas garis ๐ด๐‘…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… sehingga ada tepat satu titik S dengan
S antara A dan R, sehingga AS = SR.
Ini berarti untuk setiap X โˆˆ V terdapat satu Y โˆˆ V dengan Y = T(X) yang memenuhi
persyaratan (2). Jadi daerah asal T adalah V.
1) Akan dibuktikan T surjektif.
Untuk menyelidiki ini cukuplah dipertanyakan apakah setiap titik di V memiliki
prapeta. Jadi apabila Yโˆˆ ๐‘‰ apakah ada X โˆˆ ๐‘‰ yang bersifat T(X) = Y ?
Menurut ketentuan pertama, jika Y = A prapetanya adalah A sendiri, sebab T(A) = A.
Y = T(X)
A X
Apabila Y A, maka oleh karena V suatu bidang Euclides, ada X tunggal dengan X โˆˆ
๐ด๐‘Œโƒก sehingga AY = YX.
Jadi Y adalah titik tengah ๐ด๐‘‹ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… yang merupakan satu-satunya titik tengah. Jadi Y =
T(X).
Ini berarti bahwa X adalah prapeta dari titik Y. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa setiap titik pada V memiliki prapeta. Jadi T adalah suatu padanan yang
surjektif.
2) Akan dibuktikan T injektif.
Untuk menyelidiki ini ambillah dua titik ๐‘ƒ โ‰  ๐ด, ๐‘„ โ‰  ๐ด๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐‘ƒ โ‰  ๐‘„. P,Q,A tidak segaris
(kolinear). Kita akan menyelidiki kedudukan T(P) dan T(Q).
3
A
T(P) T(Q)
P Q
Andaikan T(P) = T(Q)
Oleh karena T(P) โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก ๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐‘‡(๐‘„) โˆˆ ๐ด๐‘„โƒก maka dalam hal ini ๐ด๐‘ƒโƒก ๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐ด๐‘„โƒก memilki dua
titik sekutu yaitu A dan T(P) = T(Q). ini berarti bahwa garis ๐ด๐‘ƒโƒก ๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐ด๐‘„โƒก berimpit,
sehingga mengakibatkan bahwa ๐‘„ โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก .
Ini berlawanan dengan pemisalan bahwa A, P, Q tidak segaris. Jadi pengandaian
bahwa T(P) = T(Q) tidak benar sehingga haruslah T(P) T(Q). Jadi, T injektif.
Dari uraian di atas tampak bahwa padanan T itu injektif dan surjektif, sehingga T adalah
padanan yang bijektif.
Dengan demikian terbukti T suatu transformasi dari V ke V. Ditulis T : V V.
Contoh 2 :
Pilihlah pada bidang Euclides V suatu sistem koordinat ortogonal. T adalah padanan yang
mengkaitkan setiap titik P dengan Pโ€™ yang letaknya satu satuan dari P dengan arah sumbu
X yang positif. Selidiki apakah T suatu transformasi ?
Penyelesaian :
Y
P Pโ€™
O X
Jika P = (x,y) maka T(P) = Pโ€™ dan Pโ€™=(x+1,Y).
Jelas daerah asal T adalah seluruh bidang V.
Adb T surjektif dan T injektif.
Misalkan A = (x,y).
4
Andaikan B= (xโ€™, Yโ€™).
(i) Jika B prapeta titik A(x,y) maka haruslah berlaku T(B) = (xโ€™ +1, yโ€™).
Jadi xโ€™+1 = x, yโ€™=y.
xโ€™ = x - 1
atau
yโ€™=y
Jelas T (x-1,y)=((x-1)+1,y)=(x,y).
Oleh karena xโ€™, yโ€™ selalu ada, untuk semua nilai x,y maka B selalu ada sehingga
T(B)=A.
Karena A sebarang maka setiap titik di V memiliki prapeta yang berarti bahwa T
surjektif.
(ii) Andaikan P(x1,y1) dan Q (x2,y2) dengan Pโ‰ Q.
Dipunyai T(P)= (x1+1,y1) dan T(Q)= (x2+1,y2).
Jika T(P)= T(Q), maka (x1+1,y1)= (x2+1,y2).
Jadi x1+1=x2+1, dan y1= y2. Ini berarti x1=x2 dan y1= y2.
Jadi P=Q.
Terjadi kontradiksi, sehingga pengandaian salah. Jadi haruslah T(P)โ‰ T(Q).
Jadi T injektif.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T adalah padanan yang bijektif.
Jadi T merupakan suatu transformasi dari V ke V.
5
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN
1. Andaikan g dan h dua garis yang sejajar pada bidang euclides V. A sebuah titik yang
terletakdi tengah antara g dan h. Sebuah T padanan dengan daerah asal g yang
didefinisikan sebagai berikut:
Apabila gP ๏ƒŽ maka hPAPTP ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ )('
a) Apakah daerah nilai T ?
b) Apabila EDgEgD ๏‚น๏ƒŽ๏ƒŽ ,, , buktikan bahwa DEED ๏€ฝ'' ; )('),(' ETEDTD ๏€ฝ๏€ฝ
c) Apakah T injektif
Penyelesaian :
a) Daerah nilai T adalah h
b) EDgEgD ๏‚น๏ƒŽ๏ƒŽ ,,
)('),(' ETEDTD ๏€ฝ๏€ฝ
Lihat โˆ† ADE dan segitiga โˆ† ADโ€™Eโ€™
๐‘š(โˆ ๐ท๐ด๐ธ) = ๐‘š(โˆ ๐ทโ€ฒ๐ด๐ธโ€ฒ) (Bertolak belakang)
๐ท๐ด = ๐ด๐ทโ€ฒ (Karena A tengah-tengah ๐‘” dan โ„Ž)
๐ธ๐ด = ๐ด๐ธโ€ฒ (Karena A tengah-tengah ๐‘” dan โ„Ž)
Diperoleh โˆ†๐ด๐ท๐ธ โ‰… โˆ†๐ด๐ทโ€ฒ๐ธโ€ฒ menurut definisi sisi sudut sisi.
Akibatnya ๐ทโ€ฒ
๐ธ = ๐ท๐ธ.
Pโ€™=T(P)
A
P
g
h
Dโ€™
A
E
g
h
D
Eโ€™
6
c) Akan dibuktikan T injektif
Ambil dua titik ๐‘‹ dan ๐‘Œ pada g, YX ๏‚น
Akan dibuktikan )()( YTXT ๏‚น
Andaikan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ)
Oleh karena hXAXT ๏ƒ‡๏€ฝ)( dan hYAYT ๏ƒ‡๏€ฝ)(
Dalam hal ini XA dan YA memiliki dua titik sekutu yaitu A dan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ).
Berarti garis XA dan YA berimpit, sehingga berakibat ๐‘‹ = ๐‘Œ.
Ini suatu kontradiksi.
Jadi pengandaian salah, maka haruslah )()( YTXT ๏‚น
Jadi T injektif.
2. Diketahui sebuah titik K dan ruas garis AB , ABK ๏ƒ dan sebuah garis g sehingga g //
AB dan jarak K dan AB , adalah dua kali lebih panjang dari pada jarak antara K dan
g. Ada padanan T dengan daerah asal AB dan daerah nilai g sehingga apabila
ABP๏ƒŽ maka gKPPPT ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ ')( .
a) Apakah bentuk himpunan peta-peta Pโ€™ kalau P bergerak pada AB
b) Buktikan bahwa T injektif.
c) Apabila E dan F dua titik pada AB , apakah dapat dikatakan tentang jarak Eโ€™Fโ€™
jika Eโ€™ = T(E) dan Fโ€™=T(F)?
xโ€™=T(x)
A
y
g
h
x
yโ€™=T(y)
7
Penyelesaian :
Pโ€™ g
K
A P B
a) ABK ๏ƒ , g // AB , T: gAB ๏‚ฎ
ABP๏ƒŽ maka gKPPPT ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ ')(
gKPP ๏ƒ‡๏€ฝ'
sehingga gP ๏ƒŽ'
Jadi bentuk himpunan peta-peta Pโ€™ adalah ruas garis pada g.
b) Akan dibuktikan T injektif
Ambil dua titik ๐‘‹ dan ๐‘Œ pada AB , YX ๏‚น
Akan dibuktikan )()( YTXT ๏‚น
Andaikan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ)
Oleh karena gKXXT ๏ƒ‡๏€ฝ)( dan gKYYT ๏ƒ‡๏€ฝ)(
Dalam hal ini XA dan YA memiliki dua titik sekutu yaitu A dan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ).
Ini berarti bahwa garis XA dan YA berimpit, sehingga berakibat ๐‘‹ = ๐‘Œ.
Hal ini suatu kontradiksi.
Jadi pengandaian salah,maka haruslah )()( YTXT ๏‚น
Jadi T injektif
c) g
A B
E F
Fโ€™=T(F) Eโ€™=T(E)
K
8
Dipunyai ๐ธ, ๐น โˆˆ ๐ด๐ตโƒก , maka ๐ธโ€ฒ
, ๐นโ€ฒ โˆˆ ๐‘” sehingga ๐ธ๐น โˆ•โˆ• ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ
Lihatโˆ†๐พ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ dan โˆ†๐พ๐ธ๐น
๐นโ€ฒ๐พ
๐น๐พ
=
๐ธโ€ฒ๐พ
๐ธ๐พ
=
1
2
๐‘š(โˆ ๐ธ๐พ๐น) = ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐พ๐น) (sudut โˆ’ sudut bertolak belakang)
Diperolehโˆ†๐พ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ~โˆ†๐พ๐ธ๐น (S Sd).
Akibatnya :
๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ
๐ธ๐น
=
๐ธโ€ฒ๐พ
๐ธ๐พ
=
๐นโ€ฒ๐พ
๐น๐พ
=
1
2
โ‡” ๐ธโ€ฒ
๐นโ€ฒ
=
1
2
๐ธ๐น.
Jadi jarak Eโ€™Fโ€™ adalah
1
2
kali jarak EF.
3. Diketahui tiga titik A, R, S yang berlainan dan tidak segaris. Ada padanan T yang
didefinisikan sebagai berikut:
T(A) = A, T(P) = Pโ€™ sehingga P titik tengah 'AP
a) Lukislah Rโ€™ = T(R)
b) Lukislah Z sehingga T(Z) = S
c) Apakah T suatu transformasi?
Penyelesaian :
(a) dan (b)
c) Bukti :
(i) Akan dibuktikan T surjektif.
T surjektif jika โˆ€ ๐‘Œ โˆˆ ๐‘‰ terdapat prapeta ๐‘‹ sehingga ๐‘Œ = ๐‘‡(๐‘‹).
Jika ๐‘Œ = ๐ด maka prapetanya adalah ๐ด sendiri sebab ๐‘‡(๐ด) = ๐ด.
Apabila ๐‘Œ โ‰  ๐ด maka terdapat ๐‘‹ tunggal dengan ๐‘‹ โˆˆ ๐ด๐‘Œโƒก sehingga ๐ด๐‘‹ = ๐ด๐‘Œ.
Diperoleh๐‘‹ adalah titik tengah ๐ด๐‘Œฬ…ฬ…ฬ…ฬ…. Artinya ๐‘Œ = ๐‘‡(๐‘‹).
Z
S = T(Z)
P
Pโ€™ =T(P)
R
Rโ€™ =T(R)
A
9
Makaโˆ€๐‘Œ โˆˆ ๐‘‰ terdapat prapeta ๐‘‹ sehingga ๐‘Œ = ๐‘‡(๐‘‹).
Jadi T Surjektif.
(ii) Akan diselidiki T injektif
Ambil titik ๐‘ƒ โ‰  ๐ด, ๐‘„ โ‰  ๐ด dan ๐‘ƒ โ‰  ๐‘„, ๐‘ƒ, ๐‘„, ๐ด tidak segaris.
Andaikan ๐‘‡(๐‘ƒ) = ๐‘‡(๐‘„).
Oleh karena ๐‘‡(๐‘ƒ) โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก dan ๐‘‡(๐‘„) โˆˆ ๐ด๐‘„โƒก maka dalam hal ini ๐ด๐‘ƒโƒก dan ๐ด๐‘„โƒก
memiliki dua titik sekutu yaitu ๐ด dan ๐‘‡(๐‘ƒ) = ๐‘‡(๐‘„).
Ini berarti bahwa garis ๐ด๐‘ƒโƒก dan ๐ด๐‘„โƒก berimpit, sehingga mengakibatkan ๐‘„ โˆˆ
๐ด๐‘ƒโƒก . Dengan kata lain ๐‘ƒ, ๐‘„, ๐ด segaris.
Ini suatu kontradiksi dengan pernyataan ๐‘ƒ, ๐‘„, ๐ด tidak segaris.
Pengandaian salah, sehingga ๐‘‡(๐‘ƒ) โ‰  ๐‘‡(๐‘„).
Jadi T injektif.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T surjektif dan T injektif.
Jadi T merupakan suatu transformasi.
4. Diketahui P = (0,0), C1
๏ป ๏ฝ1|),( 22
๏€ฝ๏€ซ๏€ฝ yxyx
C2 ๏ป ๏ฝ25|),( 22
๏€ฝ๏€ซ๏€ฝ yxyx
T : C1 ๏‚ฎ C2 adalah suatu padanan yang definisikan sebagai berikut : Apabila 1CX ๏ƒŽ
maka 2')( CPXXXT ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ
a) Apabila A = (0,1) tentukan T(A)
b) Tentukan prapeta dari B(4,3)
c) Apabila Z sebarang titik pada daerah asal T, tentukan jarak ZZโ€™, dengan Zโ€™ =
T(Z).
d) Apabila E dan F dua titik pada daerah asal T , apakah dapat dikatakan tentang
jarak Eโ€™Fโ€™?
Penyelesaian : Y
P
A
B(4,3)
Eโ€™
Fโ€™
X
F
E
10
a) A = (0,1) maka T(A) = (0,5)
b) Perhatikan gambar di atas.
Lihat โˆ† APC dan โˆ†๐‘ƒ๐‘„๐ต.
๐‘ƒ๐ถ
๐‘ƒ๐‘„
=
๐‘ƒ๐ด
๐‘ƒ๐ต
=
๐ด๐ถ
๐ต๐‘„
๐‘ƒ๐ถ
๐‘ƒ๐‘„
=
๐‘ƒ๐ด
๐‘ƒ๐ต
โ‡”
๐‘ƒ๐ถ
4
=
1
5
โ‡” ๐‘ƒ๐ถ =
4
5
๐ด๐ถ
๐ต๐‘„
=
๐‘ƒ๐ด
๐‘ƒ๐ต
โ‡”
๐ด๐ถ
3
=
1
5
โ‡” ๐ด๐ถ =
3
5
Jadi prapeta B adalah A = (
4
5
,
3
5
).
c) Dipunyai ๐‘ โˆˆ daerah asal ๐‘‡.
Maka ๐‘ โˆˆ ๐ถ1.
Berarti ๐‘ = (๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) dimana ๐‘ฅ1
2
+ ๐‘ฆ1
2
= 1.
Jelas ๐‘๐‘ƒ = โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ 0)2 + (๐‘ฆ1 โˆ’ 0)2 = โˆš๐‘ฅ1
2
+ ๐‘ฆ1
2
= โˆš1 = 1.
Selanjutnya ๐‘โ€ฒ
= ๐‘‡(๐‘).
Maka ๐‘โ€ฒ
โˆˆ ๐ถ2.
Berarti ๐‘โ€ฒ = (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2) dimana ๐‘ฅ2
2
+ ๐‘ฆ2
2
= 25.
Jelas ๐‘โ€ฒ๐‘ƒ = โˆš(๐‘ฅ2 โˆ’ 0)2 + (๐‘ฆ2 โˆ’ 0)2 = โˆš๐‘ฅ2
2
+ ๐‘ฆ2
2
= โˆš25 = 5.
Jelas ๐‘ƒ, ๐‘, ๐‘โ€ฒ segaris.
๐‘โ€ฒ
๐‘ƒ = ๐‘โ€ฒ
๐‘ + ๐‘๐‘ƒ
โŸบ 5 = ๐‘โ€ฒ
๐‘ + 1
โŸบ ๐‘โ€ฒ
๐‘ = 5 โˆ’ 1
โŸบ 5 = ๐‘โ€ฒ
๐‘ + 1
P
A = prapeta B
C
Q
B
11
โŸบ ๐‘๐‘โ€ฒ
= ๐‘โ€ฒ
๐‘ = 4
Jadi jarak ๐‘๐‘โ€ฒ
= 4.
d) Dipunyai ๐ธ, ๐น โˆˆ ๐ถ1, ๐ธ โ‰  ๐น
Maka panjang busur ๐ธ๐น
=
๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น)
2๐œ‹
. ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘–๐‘™๐‘–๐‘›๐‘”๐ถ1
=
๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น)
2๐œ‹
. 2๐œ‹. 1
= ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น)
Selanjutnya ๐ธโ€ฒ
= ๐‘‡(๐ธ) dan ๐นโ€ฒ
= ๐‘‡(๐น).
Maka panjang busur ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ
=
๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ)
2๐œ‹
. ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘–๐‘™๐‘–๐‘›๐‘”๐ถ2
=
๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ)
2๐œ‹
. 2๐œ‹. 5
= 5. ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ).
Karena ๐‘ƒ, ๐ธ, ๐ธโ€ฒ segaris dan ๐‘ƒ, ๐น, ๐นโ€ฒ segarismaka ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ) = ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น).
Sehingga,
๐ธโ€ฒ
๐นโ€ฒ
= 5. ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ
๐‘ƒ๐นโ€ฒ)
= 5. ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น)
= 5. ๐ธ๐น
Jadi ๐ธโ€ฒ
๐นโ€ฒ
= 5๐ธ๐น
5. Diketahui f : V ๏‚ฎ V. Jika P(x,y) maka f(P) =(|x|,|y|)
a) Tentukan f(A) jika A = (-3,6)
b) Tentukan semua prapeta dari titik B(4,2)
c) Apakah bentuk daerah nilai f?
d) Apakah f suatu transformasi?
Jawab :
a) A = (-3,6) maka f(A) = (|-3|,|6|) = (3,6)
b) Prapeta dari B(4,2) adalah (4,2),(4,-2),(-4,2),(-4,-2).
c) Daerah nilai f adalah himpunan semua titik-titik di Kuadran I.
d) Pilih๐ด1 = (4,2) โˆˆ ๐‘‰, ๐ด2 = (4, โˆ’2) โˆˆ ๐‘‰
12
Jelas ๐ด1 โ‰  ๐ด2.
Maka๐‘“(๐ด1) = (4,2) dan ๐‘“(๐ด2) = (4,2).
Diperoleh ๐‘“(๐ด1) = ๐‘“(๐ด2).
Jadi terdapat ๐ด1 โ‰  ๐ด2 dan ๐‘“(๐ด1) = ๐‘“(๐ด2).
Artinya f tidak injektif.
Karena f tidak injektif maka f bukan transformasi.
6. Diketahui fungsi g : sumbu X ๏‚ฎ V yang didefinisikan sebagai berikut :
Apabila P(x,0) maka g(P) = (x,x2
).
a) Tentukan peta A(3,0) oleh g.
b) Apakah R(-14, 196) ๏ƒŽ daerah nilai g?
c) Apakah g surjektif?
d) Gambarlah daerah nilai g.
Jawab :
a) Peta A(3,0) oleh g.
A(3,0) maka g(A) = (3,(3)2
) =(3,9).
b) Diketahui R(-14,196).
196 = (-14)2
+ y
โ‡” 196 = 196 + y
โ‡” y = 0
Jelas VR๏ƒŽ , dan ๐‘… mempunyai prapeta yaitu ๐‘ƒ(โˆ’14,0) pada sumbu ๐‘‹.
Jadi ๐‘… โˆˆ daerah nilai ๐‘”.
c) Ambil titik ๐ดโ€ฒ
โˆˆ ๐‘‰, maka ๐ดโ€ฒ(๐‘Ž, ๐‘) dengan ๐‘ = ๐‘Ž2
.
Jelas terdapat ๐ด(๐‘Ž, 0) sehingga๐‘”(๐ด) = ๐ดโ€ฒ.
Jadi, g surjektif.
d)
(0,0)
P(x,0)
g(P)=(x,x2
)
13
7. T : V ๏‚ฎ V, didefinisikan sebagai berikut : Apabila P(x,y) maka
i) T(P) = (x + 1, y), untuk x > 0
ii) T(P) = (x - 1, y), untuk x < 0
a) Apakah T injektif?
b) Apakah T suatu transformasi?
Jawab :
a) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) sehingga QP ๏‚น
Akan dibuktikan )()( QTPT ๏‚น
Karena QP ๏‚น maka 21 xx ๏‚น atau 21 yy ๏‚น
(i) Untuk x > 0
T(P) = (x1+1, y1)
T(Q) = (x2+1, y2)
Jelas 11 2121 ๏€ซ๏‚น๏€ซ๏ƒž๏‚น xxxx atau 21 yy ๏‚น
Jadi )()( QTPT ๏‚น
(ii) Untuk x < 0
T(P) = (x1-1, y1)
T(Q) = (x2-1, y2)
Jelas 11 2121 ๏€ญ๏‚น๏€ญ๏ƒž๏‚น xxxx atau 21 yy ๏‚น
Jadi )()( QTPT ๏‚น
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T injektif.
b) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) dengan Pโ‰ Q.
Akan dibuktikan T(P)โ‰ T(Q).
Karena P โ‰  Q maka x1 โ‰  x2 atu y1 โ‰  y2.
(i) Kasus xโ‰ฅ0
T(P) = (x1 + 1,y1)
T(Q) = (x2 + 1,y2)
Karena x1โ‰ x2 maka x1+1 โ‰  x2+1 dan y1โ‰ y2.
Jadi T(P) โ‰ T(Q).
14
(ii) Kasus x<0
T(P) = (x1 - 1,y1)
T(Q) = (x2 - 1,y2)
Karena x1โ‰ x2 maka x1 - 1 โ‰ x2 -1 dan y1โ‰ y2.
Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T tidak surjektif.
Karena T tidak surjektif maka T bukan suatu transformasi.
8. Diketahui sebuah garis S dan titik-titik A, B, C seperti dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
A
B
C
S
T : V ๏‚ฎ V didefinisikan sebagai berikut :
i. Jika P ๏ƒŽ S maka T(P) = P
ii. Jika P ๏ƒ S maka T(P) = Pโ€™, sedemikian hingga garis S adalah sumbu ruas 'PP
a) Lukislah Aโ€™ = T(A), Bโ€™ = T(B)
b) Lukislah prapeta titik C
c) Apakah T suatu transformasi ?
d) Buktikan bahwa Aโ€™Bโ€™ = AB
Penyelesaian :
a) dan b)
A B
Aโ€™
C
Bโ€™ Cโ€™
15
c) Akan ditunjukkan T surjektif dan T injektif.
Jelas setiap P pada V, ada prapeta Pโ€™, sehingga T(P) = Pโ€™.
Jika P โˆˆ S, maka Pโ€™ = P dan jika P โˆ‰S maka Pโ€™ adalah cermin dari P terhadap
sumbu S.
Jadi T surjektif.
Untuk P โˆˆ S, Q โˆˆ S dan Pโ‰ Q, jelas Pโ€™ โ‰ Qโ€™.
Untuk P โˆ‰ S, ambil dua titik, A ,B โˆ‰S, A โ‰  B.
Kita akan menyelidiki kedudukan Aโ€™ dan Bโ€™.
Andaikan Aโ€™ = Bโ€™.
Karena S adalah sumbu ruas garis AAโ€™ maka S tegak lurus AAโ€™ dan karena S
adalah sumbu dari ruas garis BBโ€™ maka S tegak lurus BBโ€™.
Maka karena Aโ€™ = Bโ€™ dan kedua garis tegak lurus S, AAโ€™ dan BBโ€™ berimpit.
Akibatnya A =B.
Ini suatu kontradiksi, harusnya Aโ€™โ‰  Bโ€™.
Jadi T injektif.
Dengan demikian karena T injektif dan T surjektif, maka T suatu transformasi.
d) Akan dibuktikan Aโ€™Bโ€™=AB.
A
B
Aโ€™
S
Bโ€™
Misal ๐ท titik potong garis ๐‘† dengan ruas garis ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… dan ๐ธ titik potong garis ๐‘ 
dengan ruas garis ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ….
Lihatโˆ†๐ดโ€ฒ๐ท๐ธ dan โˆ†๐ด๐ท๐ธ.
๐ดโ€ฒ
๐ท = ๐ด๐ท (menurut definisi ๐‘  adalah sumbu ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… sehingga ๐ท tengah-tengah ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…)
๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ
๐ท๐ธ) = ๐‘š(โˆ ๐ด๐ท๐ธ) = 900
(karena ๐‘  sumbu ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… maka ๐‘  โŠฅ ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…)
๐ท๐ธ = ๐ท๐ธ (berimpit)
D
E
16
Maka menurut teorema sisi-sudut-sisi โˆ†๐ดโ€ฒ๐ท๐ธ โ‰… โˆ†๐ด๐ท๐ธ.
Akibatnya ๐ดโ€ฒ
๐ธ = ๐ด๐ธ dan ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ
๐ธ๐ท) = ๐‘š(โˆ ๐ด๐ธ๐ท).
Lihatโˆ†๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ๐ธ dan โˆ†๐ด๐ต๐ธ.
๐ดโ€ฒ
๐ธ = ๐ด๐ธ (diketahui) โ€ฆ(i)
๐ตโ€ฒ
๐ธ = ๐ต๐ธ (menurut definisi ๐‘  adalah sumbu ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… sehingga ๐ธ
tengah-tengah ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…) โ€ฆ(ii)
๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ
๐ธ๐ท) = ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ท) = 900
(karena ๐‘  sumbu ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… maka ๐‘  โŠฅ ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…)
๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ
๐ธ๐ด) = ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ๐ธ๐ท) โˆ’ ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ๐ธ๐ท)
๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ด) = ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ท) โˆ’ ๐‘š(โˆ ๐ด๐ธ๐ท) = ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ๐ธ๐ท) โˆ’ ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ๐ธ๐ท)
Berakibat ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ
๐ธ๐ด) = ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ด) โ€ฆ(iii)
Dari (i),(ii) dan (iii) maka menurut teorema sudut-sisi-sudut โˆ†๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ๐ธ โ‰… โˆ†๐ด๐ต๐ธ
Akibatnya ๐ดโ€ฒ
๐ตโ€ฒ
= ๐ด๐ต

More Related Content

What's hot

Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Jujun Muhamad Jubaerudin
ย 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
Nia Matus
ย 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutan
Nia Matus
ย 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
Nia Matus
ย 
transformasi-pembuktian
transformasi-pembuktiantransformasi-pembuktian
transformasi-pembuktian
orenji hyon
ย 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
Nia Matus
ย 
transformasi
transformasitransformasi
transformasi
fitri mhey
ย 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
Nia Matus
ย 
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska RiauGeseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Nurfhadilah Yusdi
ย 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
Nia Matus
ย 
Setengah putaran transformasi geometri
Setengah putaran transformasi geometriSetengah putaran transformasi geometri
Setengah putaran transformasi geometriEvi Setianingsih
ย 
3.isometri
3.isometri3.isometri
3.isometri
Diana Anggraeni
ย 
Transformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webTransformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webNineNy Anjell
ย 
1 analisis vektor
1 analisis vektor1 analisis vektor
1 analisis vektor
Simon Patabang
ย 
Makalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi GeometriMakalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi Geometri
renna yavin
ย 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
Tri Wahyuni
ย 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
siska sri asali
ย 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
nellylawar
ย 

What's hot (20)

Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
ย 
Geometri transformasi
Geometri transformasiGeometri transformasi
Geometri transformasi
ย 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
ย 
Rangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutanRangkuman materi isometri lanjutan
Rangkuman materi isometri lanjutan
ย 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
ย 
transformasi-pembuktian
transformasi-pembuktiantransformasi-pembuktian
transformasi-pembuktian
ย 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
ย 
transformasi
transformasitransformasi
transformasi
ย 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
ย 
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska RiauGeseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
Geseran dan Pencerminan >>> PMT VI B UIN Suska Riau
ย 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
ย 
2.pencerminan
2.pencerminan2.pencerminan
2.pencerminan
ย 
Setengah putaran transformasi geometri
Setengah putaran transformasi geometriSetengah putaran transformasi geometri
Setengah putaran transformasi geometri
ย 
3.isometri
3.isometri3.isometri
3.isometri
ย 
Transformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_webTransformasi geometri kul 2_web
Transformasi geometri kul 2_web
ย 
1 analisis vektor
1 analisis vektor1 analisis vektor
1 analisis vektor
ย 
Makalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi GeometriMakalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi Geometri
ย 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
ย 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
ย 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
ย 

Similar to Bab 1 transformasi

Aidil safitra
Aidil safitraAidil safitra
Aidil safitraaidiloci
ย 
Aidil safitra
Aidil safitraAidil safitra
Aidil safitraaidiloci
ย 
Materi lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometri
Materi lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometriMateri lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometri
Materi lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometri
EnzhaConradDerpanser
ย 
PPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptxPPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptx
zulfy485
ย 
matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linieraulia rachmawati
ย 
Cbr aljabar
Cbr aljabarCbr aljabar
Cbr aljabar
lubis12345
ย 
1-12.docx
1-12.docx1-12.docx
1-12.docx
ssuser11638c
ย 
transformasi linier
transformasi liniertransformasi linier
transformasi linierLela Warni
ย 
irisan kerucut,bola,dan tabung
irisan kerucut,bola,dan tabungirisan kerucut,bola,dan tabung
irisan kerucut,bola,dan tabung
Andesva dansi
ย 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1Juwita Suwendo
ย 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iiiRirin Skn
ย 
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokesAlen Pepa
ย 
Kelompok 2 translasi
Kelompok 2 translasi Kelompok 2 translasi
Kelompok 2 translasi
FARRELABELARDOVELICI
ย 
Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah
MuhSyahrul10
ย 
Translasi geometri finish
Translasi geometri finishTranslasi geometri finish
Translasi geometri finishMaria Regina
ย 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometryokto feriana
ย 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Nailul Hasibuan
ย 
Tugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformausTugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformausRusmaini Mini
ย 
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MuktiGumelar
ย 

Similar to Bab 1 transformasi (20)

Aidil safitra
Aidil safitraAidil safitra
Aidil safitra
ย 
Aidil safitra
Aidil safitraAidil safitra
Aidil safitra
ย 
Geometri transformasi
Geometri transformasiGeometri transformasi
Geometri transformasi
ย 
Materi lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometri
Materi lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometriMateri lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometri
Materi lengkap isometri yang dibutuhkan untuk geometri
ย 
PPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptxPPT trnsformasi komlit.pptx
PPT trnsformasi komlit.pptx
ย 
matematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi liniermatematika geodesi-transformasi linier
matematika geodesi-transformasi linier
ย 
Cbr aljabar
Cbr aljabarCbr aljabar
Cbr aljabar
ย 
1-12.docx
1-12.docx1-12.docx
1-12.docx
ย 
transformasi linier
transformasi liniertransformasi linier
transformasi linier
ย 
irisan kerucut,bola,dan tabung
irisan kerucut,bola,dan tabungirisan kerucut,bola,dan tabung
irisan kerucut,bola,dan tabung
ย 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
ย 
Makalah bab iii
Makalah bab iiiMakalah bab iii
Makalah bab iii
ย 
K alkulus perumuman teorema stokes
K alkulus   perumuman teorema stokesK alkulus   perumuman teorema stokes
K alkulus perumuman teorema stokes
ย 
Kelompok 2 translasi
Kelompok 2 translasi Kelompok 2 translasi
Kelompok 2 translasi
ย 
Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah Ruas Garis Berarah
Ruas Garis Berarah
ย 
Translasi geometri finish
Translasi geometri finishTranslasi geometri finish
Translasi geometri finish
ย 
The four pillars of geometry
The four pillars of geometryThe four pillars of geometry
The four pillars of geometry
ย 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
ย 
Tugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformausTugas kelompok transformaus
Tugas kelompok transformaus
ย 
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
MTK BAB 10 APLIKASI dari TURUNAN (Hal 69-75)
ย 

Recently uploaded

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
ย 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
ย 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
ย 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
ย 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
ย 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
ย 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
ย 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
ย 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
ย 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
ย 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
ย 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
ย 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
ย 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
ย 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
ย 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
ย 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
ย 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
ย 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
ย 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
ย 

Recently uploaded (20)

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ย 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
ย 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
ย 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
ย 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
ย 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ย 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
ย 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
ย 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
ย 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
ย 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
ย 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
ย 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
ย 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
ย 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
ย 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
ย 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
ย 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ย 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
ย 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
ย 

Bab 1 transformasi

  • 1. 0 MAKALAH TRANSFORMASI Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Geometri Transformasi Dosen Pengampu : Ishaq Nuriadin M.Pd Disusun oleh : Niamatus Saadah 1201125122 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2015
  • 2. 1 TRANSFORMASI A. PENGANTAR Suatu fungsi pada V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V dengan satu anggota V. Jika f adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap x โˆˆ V dengan yโˆˆ V maka ditulis y = f(x) , x dinamakan prap eta dari y oleh f, dan y dinamakan peta dari x oleh f. Daerah asal fungsi tersebut adalah V dan daerah nilainya juga V. Fungsi yang demikian dinamakan fungsi pada f. B. TRANSFORMASI Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan daerah asalnya V dan daerah nilainya V juga. Fungsi yang bijektif adalah sebuah fungsi yang bersifat : 1. Surjektif, artinya : Jika T suatu transformasi, maka tiap titik Bโˆˆ V ada prapeta A โˆˆ V sehingga B = T(A). B dinamakan peta dari A dan A dinamakan prapeta dari B. 2. Injektif, artinya : Jika ๐ด1 โ‰  ๐ด2 dan T(๐ด1) = ๐ต1, T(๐ด2) = ๐ต2 maka ๐ต1 โ‰  ๐ต2, atau jika T(๐‘ƒ1) = ๐‘„1 dan T(๐‘ƒ2) = ๐‘„2 sedangkan ๐‘„1 = ๐‘„2 maka ๐‘ƒ1 = ๐‘ƒ2. Pada contoh di bawah ini, anggaplah V adalah bidang Euclides, artinya pada himpunan titik-titik V diberlakukan sistem axioma Euclides. Contoh 1 : Andaikan A โˆˆ ๐‘‰. Ada perpetaan (padanan) T dengan daerah asal V dan daerah nilai juga V. Jadi T : V V yang didefinisikan sebagai berikut : 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis ๐ด๐‘ƒฬ…ฬ…ฬ…ฬ…. Selidiki apakah padanan T tersebut suatu transformasi ?
  • 3. 2 Penyelesaian : A S = T(R) R Q=T(P) P Jelas bahwa A memiliki peta, yaitu A sendiri. Ambil sebarang titik Rโ‰  ๐ด pada V. Oleh karena V bidang Euclides, maka ada satu garis yang melalui A dan R, jadi ada satu ruas garis ๐ด๐‘…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… sehingga ada tepat satu titik S dengan S antara A dan R, sehingga AS = SR. Ini berarti untuk setiap X โˆˆ V terdapat satu Y โˆˆ V dengan Y = T(X) yang memenuhi persyaratan (2). Jadi daerah asal T adalah V. 1) Akan dibuktikan T surjektif. Untuk menyelidiki ini cukuplah dipertanyakan apakah setiap titik di V memiliki prapeta. Jadi apabila Yโˆˆ ๐‘‰ apakah ada X โˆˆ ๐‘‰ yang bersifat T(X) = Y ? Menurut ketentuan pertama, jika Y = A prapetanya adalah A sendiri, sebab T(A) = A. Y = T(X) A X Apabila Y A, maka oleh karena V suatu bidang Euclides, ada X tunggal dengan X โˆˆ ๐ด๐‘Œโƒก sehingga AY = YX. Jadi Y adalah titik tengah ๐ด๐‘‹ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… yang merupakan satu-satunya titik tengah. Jadi Y = T(X). Ini berarti bahwa X adalah prapeta dari titik Y. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap titik pada V memiliki prapeta. Jadi T adalah suatu padanan yang surjektif. 2) Akan dibuktikan T injektif. Untuk menyelidiki ini ambillah dua titik ๐‘ƒ โ‰  ๐ด, ๐‘„ โ‰  ๐ด๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐‘ƒ โ‰  ๐‘„. P,Q,A tidak segaris (kolinear). Kita akan menyelidiki kedudukan T(P) dan T(Q).
  • 4. 3 A T(P) T(Q) P Q Andaikan T(P) = T(Q) Oleh karena T(P) โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก ๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐‘‡(๐‘„) โˆˆ ๐ด๐‘„โƒก maka dalam hal ini ๐ด๐‘ƒโƒก ๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐ด๐‘„โƒก memilki dua titik sekutu yaitu A dan T(P) = T(Q). ini berarti bahwa garis ๐ด๐‘ƒโƒก ๐‘‘๐‘Ž๐‘›๐ด๐‘„โƒก berimpit, sehingga mengakibatkan bahwa ๐‘„ โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก . Ini berlawanan dengan pemisalan bahwa A, P, Q tidak segaris. Jadi pengandaian bahwa T(P) = T(Q) tidak benar sehingga haruslah T(P) T(Q). Jadi, T injektif. Dari uraian di atas tampak bahwa padanan T itu injektif dan surjektif, sehingga T adalah padanan yang bijektif. Dengan demikian terbukti T suatu transformasi dari V ke V. Ditulis T : V V. Contoh 2 : Pilihlah pada bidang Euclides V suatu sistem koordinat ortogonal. T adalah padanan yang mengkaitkan setiap titik P dengan Pโ€™ yang letaknya satu satuan dari P dengan arah sumbu X yang positif. Selidiki apakah T suatu transformasi ? Penyelesaian : Y P Pโ€™ O X Jika P = (x,y) maka T(P) = Pโ€™ dan Pโ€™=(x+1,Y). Jelas daerah asal T adalah seluruh bidang V. Adb T surjektif dan T injektif. Misalkan A = (x,y).
  • 5. 4 Andaikan B= (xโ€™, Yโ€™). (i) Jika B prapeta titik A(x,y) maka haruslah berlaku T(B) = (xโ€™ +1, yโ€™). Jadi xโ€™+1 = x, yโ€™=y. xโ€™ = x - 1 atau yโ€™=y Jelas T (x-1,y)=((x-1)+1,y)=(x,y). Oleh karena xโ€™, yโ€™ selalu ada, untuk semua nilai x,y maka B selalu ada sehingga T(B)=A. Karena A sebarang maka setiap titik di V memiliki prapeta yang berarti bahwa T surjektif. (ii) Andaikan P(x1,y1) dan Q (x2,y2) dengan Pโ‰ Q. Dipunyai T(P)= (x1+1,y1) dan T(Q)= (x2+1,y2). Jika T(P)= T(Q), maka (x1+1,y1)= (x2+1,y2). Jadi x1+1=x2+1, dan y1= y2. Ini berarti x1=x2 dan y1= y2. Jadi P=Q. Terjadi kontradiksi, sehingga pengandaian salah. Jadi haruslah T(P)โ‰ T(Q). Jadi T injektif. Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T adalah padanan yang bijektif. Jadi T merupakan suatu transformasi dari V ke V.
  • 6. 5 PEMBAHASAN SOAL LATIHAN 1. Andaikan g dan h dua garis yang sejajar pada bidang euclides V. A sebuah titik yang terletakdi tengah antara g dan h. Sebuah T padanan dengan daerah asal g yang didefinisikan sebagai berikut: Apabila gP ๏ƒŽ maka hPAPTP ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ )(' a) Apakah daerah nilai T ? b) Apabila EDgEgD ๏‚น๏ƒŽ๏ƒŽ ,, , buktikan bahwa DEED ๏€ฝ'' ; )('),(' ETEDTD ๏€ฝ๏€ฝ c) Apakah T injektif Penyelesaian : a) Daerah nilai T adalah h b) EDgEgD ๏‚น๏ƒŽ๏ƒŽ ,, )('),(' ETEDTD ๏€ฝ๏€ฝ Lihat โˆ† ADE dan segitiga โˆ† ADโ€™Eโ€™ ๐‘š(โˆ ๐ท๐ด๐ธ) = ๐‘š(โˆ ๐ทโ€ฒ๐ด๐ธโ€ฒ) (Bertolak belakang) ๐ท๐ด = ๐ด๐ทโ€ฒ (Karena A tengah-tengah ๐‘” dan โ„Ž) ๐ธ๐ด = ๐ด๐ธโ€ฒ (Karena A tengah-tengah ๐‘” dan โ„Ž) Diperoleh โˆ†๐ด๐ท๐ธ โ‰… โˆ†๐ด๐ทโ€ฒ๐ธโ€ฒ menurut definisi sisi sudut sisi. Akibatnya ๐ทโ€ฒ ๐ธ = ๐ท๐ธ. Pโ€™=T(P) A P g h Dโ€™ A E g h D Eโ€™
  • 7. 6 c) Akan dibuktikan T injektif Ambil dua titik ๐‘‹ dan ๐‘Œ pada g, YX ๏‚น Akan dibuktikan )()( YTXT ๏‚น Andaikan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ) Oleh karena hXAXT ๏ƒ‡๏€ฝ)( dan hYAYT ๏ƒ‡๏€ฝ)( Dalam hal ini XA dan YA memiliki dua titik sekutu yaitu A dan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ). Berarti garis XA dan YA berimpit, sehingga berakibat ๐‘‹ = ๐‘Œ. Ini suatu kontradiksi. Jadi pengandaian salah, maka haruslah )()( YTXT ๏‚น Jadi T injektif. 2. Diketahui sebuah titik K dan ruas garis AB , ABK ๏ƒ dan sebuah garis g sehingga g // AB dan jarak K dan AB , adalah dua kali lebih panjang dari pada jarak antara K dan g. Ada padanan T dengan daerah asal AB dan daerah nilai g sehingga apabila ABP๏ƒŽ maka gKPPPT ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ ')( . a) Apakah bentuk himpunan peta-peta Pโ€™ kalau P bergerak pada AB b) Buktikan bahwa T injektif. c) Apabila E dan F dua titik pada AB , apakah dapat dikatakan tentang jarak Eโ€™Fโ€™ jika Eโ€™ = T(E) dan Fโ€™=T(F)? xโ€™=T(x) A y g h x yโ€™=T(y)
  • 8. 7 Penyelesaian : Pโ€™ g K A P B a) ABK ๏ƒ , g // AB , T: gAB ๏‚ฎ ABP๏ƒŽ maka gKPPPT ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ ')( gKPP ๏ƒ‡๏€ฝ' sehingga gP ๏ƒŽ' Jadi bentuk himpunan peta-peta Pโ€™ adalah ruas garis pada g. b) Akan dibuktikan T injektif Ambil dua titik ๐‘‹ dan ๐‘Œ pada AB , YX ๏‚น Akan dibuktikan )()( YTXT ๏‚น Andaikan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ) Oleh karena gKXXT ๏ƒ‡๏€ฝ)( dan gKYYT ๏ƒ‡๏€ฝ)( Dalam hal ini XA dan YA memiliki dua titik sekutu yaitu A dan ๐‘‡(๐‘‹) = ๐‘‡(๐‘Œ). Ini berarti bahwa garis XA dan YA berimpit, sehingga berakibat ๐‘‹ = ๐‘Œ. Hal ini suatu kontradiksi. Jadi pengandaian salah,maka haruslah )()( YTXT ๏‚น Jadi T injektif c) g A B E F Fโ€™=T(F) Eโ€™=T(E) K
  • 9. 8 Dipunyai ๐ธ, ๐น โˆˆ ๐ด๐ตโƒก , maka ๐ธโ€ฒ , ๐นโ€ฒ โˆˆ ๐‘” sehingga ๐ธ๐น โˆ•โˆ• ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ Lihatโˆ†๐พ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ dan โˆ†๐พ๐ธ๐น ๐นโ€ฒ๐พ ๐น๐พ = ๐ธโ€ฒ๐พ ๐ธ๐พ = 1 2 ๐‘š(โˆ ๐ธ๐พ๐น) = ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐พ๐น) (sudut โˆ’ sudut bertolak belakang) Diperolehโˆ†๐พ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ~โˆ†๐พ๐ธ๐น (S Sd). Akibatnya : ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ ๐ธ๐น = ๐ธโ€ฒ๐พ ๐ธ๐พ = ๐นโ€ฒ๐พ ๐น๐พ = 1 2 โ‡” ๐ธโ€ฒ ๐นโ€ฒ = 1 2 ๐ธ๐น. Jadi jarak Eโ€™Fโ€™ adalah 1 2 kali jarak EF. 3. Diketahui tiga titik A, R, S yang berlainan dan tidak segaris. Ada padanan T yang didefinisikan sebagai berikut: T(A) = A, T(P) = Pโ€™ sehingga P titik tengah 'AP a) Lukislah Rโ€™ = T(R) b) Lukislah Z sehingga T(Z) = S c) Apakah T suatu transformasi? Penyelesaian : (a) dan (b) c) Bukti : (i) Akan dibuktikan T surjektif. T surjektif jika โˆ€ ๐‘Œ โˆˆ ๐‘‰ terdapat prapeta ๐‘‹ sehingga ๐‘Œ = ๐‘‡(๐‘‹). Jika ๐‘Œ = ๐ด maka prapetanya adalah ๐ด sendiri sebab ๐‘‡(๐ด) = ๐ด. Apabila ๐‘Œ โ‰  ๐ด maka terdapat ๐‘‹ tunggal dengan ๐‘‹ โˆˆ ๐ด๐‘Œโƒก sehingga ๐ด๐‘‹ = ๐ด๐‘Œ. Diperoleh๐‘‹ adalah titik tengah ๐ด๐‘Œฬ…ฬ…ฬ…ฬ…. Artinya ๐‘Œ = ๐‘‡(๐‘‹). Z S = T(Z) P Pโ€™ =T(P) R Rโ€™ =T(R) A
  • 10. 9 Makaโˆ€๐‘Œ โˆˆ ๐‘‰ terdapat prapeta ๐‘‹ sehingga ๐‘Œ = ๐‘‡(๐‘‹). Jadi T Surjektif. (ii) Akan diselidiki T injektif Ambil titik ๐‘ƒ โ‰  ๐ด, ๐‘„ โ‰  ๐ด dan ๐‘ƒ โ‰  ๐‘„, ๐‘ƒ, ๐‘„, ๐ด tidak segaris. Andaikan ๐‘‡(๐‘ƒ) = ๐‘‡(๐‘„). Oleh karena ๐‘‡(๐‘ƒ) โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก dan ๐‘‡(๐‘„) โˆˆ ๐ด๐‘„โƒก maka dalam hal ini ๐ด๐‘ƒโƒก dan ๐ด๐‘„โƒก memiliki dua titik sekutu yaitu ๐ด dan ๐‘‡(๐‘ƒ) = ๐‘‡(๐‘„). Ini berarti bahwa garis ๐ด๐‘ƒโƒก dan ๐ด๐‘„โƒก berimpit, sehingga mengakibatkan ๐‘„ โˆˆ ๐ด๐‘ƒโƒก . Dengan kata lain ๐‘ƒ, ๐‘„, ๐ด segaris. Ini suatu kontradiksi dengan pernyataan ๐‘ƒ, ๐‘„, ๐ด tidak segaris. Pengandaian salah, sehingga ๐‘‡(๐‘ƒ) โ‰  ๐‘‡(๐‘„). Jadi T injektif. Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T surjektif dan T injektif. Jadi T merupakan suatu transformasi. 4. Diketahui P = (0,0), C1 ๏ป ๏ฝ1|),( 22 ๏€ฝ๏€ซ๏€ฝ yxyx C2 ๏ป ๏ฝ25|),( 22 ๏€ฝ๏€ซ๏€ฝ yxyx T : C1 ๏‚ฎ C2 adalah suatu padanan yang definisikan sebagai berikut : Apabila 1CX ๏ƒŽ maka 2')( CPXXXT ๏ƒ‡๏€ฝ๏€ฝ a) Apabila A = (0,1) tentukan T(A) b) Tentukan prapeta dari B(4,3) c) Apabila Z sebarang titik pada daerah asal T, tentukan jarak ZZโ€™, dengan Zโ€™ = T(Z). d) Apabila E dan F dua titik pada daerah asal T , apakah dapat dikatakan tentang jarak Eโ€™Fโ€™? Penyelesaian : Y P A B(4,3) Eโ€™ Fโ€™ X F E
  • 11. 10 a) A = (0,1) maka T(A) = (0,5) b) Perhatikan gambar di atas. Lihat โˆ† APC dan โˆ†๐‘ƒ๐‘„๐ต. ๐‘ƒ๐ถ ๐‘ƒ๐‘„ = ๐‘ƒ๐ด ๐‘ƒ๐ต = ๐ด๐ถ ๐ต๐‘„ ๐‘ƒ๐ถ ๐‘ƒ๐‘„ = ๐‘ƒ๐ด ๐‘ƒ๐ต โ‡” ๐‘ƒ๐ถ 4 = 1 5 โ‡” ๐‘ƒ๐ถ = 4 5 ๐ด๐ถ ๐ต๐‘„ = ๐‘ƒ๐ด ๐‘ƒ๐ต โ‡” ๐ด๐ถ 3 = 1 5 โ‡” ๐ด๐ถ = 3 5 Jadi prapeta B adalah A = ( 4 5 , 3 5 ). c) Dipunyai ๐‘ โˆˆ daerah asal ๐‘‡. Maka ๐‘ โˆˆ ๐ถ1. Berarti ๐‘ = (๐‘ฅ1, ๐‘ฆ1) dimana ๐‘ฅ1 2 + ๐‘ฆ1 2 = 1. Jelas ๐‘๐‘ƒ = โˆš(๐‘ฅ1 โˆ’ 0)2 + (๐‘ฆ1 โˆ’ 0)2 = โˆš๐‘ฅ1 2 + ๐‘ฆ1 2 = โˆš1 = 1. Selanjutnya ๐‘โ€ฒ = ๐‘‡(๐‘). Maka ๐‘โ€ฒ โˆˆ ๐ถ2. Berarti ๐‘โ€ฒ = (๐‘ฅ2, ๐‘ฆ2) dimana ๐‘ฅ2 2 + ๐‘ฆ2 2 = 25. Jelas ๐‘โ€ฒ๐‘ƒ = โˆš(๐‘ฅ2 โˆ’ 0)2 + (๐‘ฆ2 โˆ’ 0)2 = โˆš๐‘ฅ2 2 + ๐‘ฆ2 2 = โˆš25 = 5. Jelas ๐‘ƒ, ๐‘, ๐‘โ€ฒ segaris. ๐‘โ€ฒ ๐‘ƒ = ๐‘โ€ฒ ๐‘ + ๐‘๐‘ƒ โŸบ 5 = ๐‘โ€ฒ ๐‘ + 1 โŸบ ๐‘โ€ฒ ๐‘ = 5 โˆ’ 1 โŸบ 5 = ๐‘โ€ฒ ๐‘ + 1 P A = prapeta B C Q B
  • 12. 11 โŸบ ๐‘๐‘โ€ฒ = ๐‘โ€ฒ ๐‘ = 4 Jadi jarak ๐‘๐‘โ€ฒ = 4. d) Dipunyai ๐ธ, ๐น โˆˆ ๐ถ1, ๐ธ โ‰  ๐น Maka panjang busur ๐ธ๐น = ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น) 2๐œ‹ . ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘–๐‘™๐‘–๐‘›๐‘”๐ถ1 = ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น) 2๐œ‹ . 2๐œ‹. 1 = ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น) Selanjutnya ๐ธโ€ฒ = ๐‘‡(๐ธ) dan ๐นโ€ฒ = ๐‘‡(๐น). Maka panjang busur ๐ธโ€ฒ๐นโ€ฒ = ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ) 2๐œ‹ . ๐‘˜๐‘’๐‘™๐‘–๐‘™๐‘–๐‘›๐‘”๐ถ2 = ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ) 2๐œ‹ . 2๐œ‹. 5 = 5. ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ). Karena ๐‘ƒ, ๐ธ, ๐ธโ€ฒ segaris dan ๐‘ƒ, ๐น, ๐นโ€ฒ segarismaka ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ๐‘ƒ๐นโ€ฒ) = ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น). Sehingga, ๐ธโ€ฒ ๐นโ€ฒ = 5. ๐‘š(โˆ ๐ธโ€ฒ ๐‘ƒ๐นโ€ฒ) = 5. ๐‘š(โˆ ๐ธ๐‘ƒ๐น) = 5. ๐ธ๐น Jadi ๐ธโ€ฒ ๐นโ€ฒ = 5๐ธ๐น 5. Diketahui f : V ๏‚ฎ V. Jika P(x,y) maka f(P) =(|x|,|y|) a) Tentukan f(A) jika A = (-3,6) b) Tentukan semua prapeta dari titik B(4,2) c) Apakah bentuk daerah nilai f? d) Apakah f suatu transformasi? Jawab : a) A = (-3,6) maka f(A) = (|-3|,|6|) = (3,6) b) Prapeta dari B(4,2) adalah (4,2),(4,-2),(-4,2),(-4,-2). c) Daerah nilai f adalah himpunan semua titik-titik di Kuadran I. d) Pilih๐ด1 = (4,2) โˆˆ ๐‘‰, ๐ด2 = (4, โˆ’2) โˆˆ ๐‘‰
  • 13. 12 Jelas ๐ด1 โ‰  ๐ด2. Maka๐‘“(๐ด1) = (4,2) dan ๐‘“(๐ด2) = (4,2). Diperoleh ๐‘“(๐ด1) = ๐‘“(๐ด2). Jadi terdapat ๐ด1 โ‰  ๐ด2 dan ๐‘“(๐ด1) = ๐‘“(๐ด2). Artinya f tidak injektif. Karena f tidak injektif maka f bukan transformasi. 6. Diketahui fungsi g : sumbu X ๏‚ฎ V yang didefinisikan sebagai berikut : Apabila P(x,0) maka g(P) = (x,x2 ). a) Tentukan peta A(3,0) oleh g. b) Apakah R(-14, 196) ๏ƒŽ daerah nilai g? c) Apakah g surjektif? d) Gambarlah daerah nilai g. Jawab : a) Peta A(3,0) oleh g. A(3,0) maka g(A) = (3,(3)2 ) =(3,9). b) Diketahui R(-14,196). 196 = (-14)2 + y โ‡” 196 = 196 + y โ‡” y = 0 Jelas VR๏ƒŽ , dan ๐‘… mempunyai prapeta yaitu ๐‘ƒ(โˆ’14,0) pada sumbu ๐‘‹. Jadi ๐‘… โˆˆ daerah nilai ๐‘”. c) Ambil titik ๐ดโ€ฒ โˆˆ ๐‘‰, maka ๐ดโ€ฒ(๐‘Ž, ๐‘) dengan ๐‘ = ๐‘Ž2 . Jelas terdapat ๐ด(๐‘Ž, 0) sehingga๐‘”(๐ด) = ๐ดโ€ฒ. Jadi, g surjektif. d) (0,0) P(x,0) g(P)=(x,x2 )
  • 14. 13 7. T : V ๏‚ฎ V, didefinisikan sebagai berikut : Apabila P(x,y) maka i) T(P) = (x + 1, y), untuk x > 0 ii) T(P) = (x - 1, y), untuk x < 0 a) Apakah T injektif? b) Apakah T suatu transformasi? Jawab : a) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) sehingga QP ๏‚น Akan dibuktikan )()( QTPT ๏‚น Karena QP ๏‚น maka 21 xx ๏‚น atau 21 yy ๏‚น (i) Untuk x > 0 T(P) = (x1+1, y1) T(Q) = (x2+1, y2) Jelas 11 2121 ๏€ซ๏‚น๏€ซ๏ƒž๏‚น xxxx atau 21 yy ๏‚น Jadi )()( QTPT ๏‚น (ii) Untuk x < 0 T(P) = (x1-1, y1) T(Q) = (x2-1, y2) Jelas 11 2121 ๏€ญ๏‚น๏€ญ๏ƒž๏‚น xxxx atau 21 yy ๏‚น Jadi )()( QTPT ๏‚น Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T injektif. b) Ambil P(x1,y1) dan Q(x2,y2) dengan Pโ‰ Q. Akan dibuktikan T(P)โ‰ T(Q). Karena P โ‰  Q maka x1 โ‰  x2 atu y1 โ‰  y2. (i) Kasus xโ‰ฅ0 T(P) = (x1 + 1,y1) T(Q) = (x2 + 1,y2) Karena x1โ‰ x2 maka x1+1 โ‰  x2+1 dan y1โ‰ y2. Jadi T(P) โ‰ T(Q).
  • 15. 14 (ii) Kasus x<0 T(P) = (x1 - 1,y1) T(Q) = (x2 - 1,y2) Karena x1โ‰ x2 maka x1 - 1 โ‰ x2 -1 dan y1โ‰ y2. Dari (i) dan (ii) dapat disimpulkan bahwa T tidak surjektif. Karena T tidak surjektif maka T bukan suatu transformasi. 8. Diketahui sebuah garis S dan titik-titik A, B, C seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini A B C S T : V ๏‚ฎ V didefinisikan sebagai berikut : i. Jika P ๏ƒŽ S maka T(P) = P ii. Jika P ๏ƒ S maka T(P) = Pโ€™, sedemikian hingga garis S adalah sumbu ruas 'PP a) Lukislah Aโ€™ = T(A), Bโ€™ = T(B) b) Lukislah prapeta titik C c) Apakah T suatu transformasi ? d) Buktikan bahwa Aโ€™Bโ€™ = AB Penyelesaian : a) dan b) A B Aโ€™ C Bโ€™ Cโ€™
  • 16. 15 c) Akan ditunjukkan T surjektif dan T injektif. Jelas setiap P pada V, ada prapeta Pโ€™, sehingga T(P) = Pโ€™. Jika P โˆˆ S, maka Pโ€™ = P dan jika P โˆ‰S maka Pโ€™ adalah cermin dari P terhadap sumbu S. Jadi T surjektif. Untuk P โˆˆ S, Q โˆˆ S dan Pโ‰ Q, jelas Pโ€™ โ‰ Qโ€™. Untuk P โˆ‰ S, ambil dua titik, A ,B โˆ‰S, A โ‰  B. Kita akan menyelidiki kedudukan Aโ€™ dan Bโ€™. Andaikan Aโ€™ = Bโ€™. Karena S adalah sumbu ruas garis AAโ€™ maka S tegak lurus AAโ€™ dan karena S adalah sumbu dari ruas garis BBโ€™ maka S tegak lurus BBโ€™. Maka karena Aโ€™ = Bโ€™ dan kedua garis tegak lurus S, AAโ€™ dan BBโ€™ berimpit. Akibatnya A =B. Ini suatu kontradiksi, harusnya Aโ€™โ‰  Bโ€™. Jadi T injektif. Dengan demikian karena T injektif dan T surjektif, maka T suatu transformasi. d) Akan dibuktikan Aโ€™Bโ€™=AB. A B Aโ€™ S Bโ€™ Misal ๐ท titik potong garis ๐‘† dengan ruas garis ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… dan ๐ธ titik potong garis ๐‘  dengan ruas garis ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…. Lihatโˆ†๐ดโ€ฒ๐ท๐ธ dan โˆ†๐ด๐ท๐ธ. ๐ดโ€ฒ ๐ท = ๐ด๐ท (menurut definisi ๐‘  adalah sumbu ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… sehingga ๐ท tengah-tengah ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…) ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ ๐ท๐ธ) = ๐‘š(โˆ ๐ด๐ท๐ธ) = 900 (karena ๐‘  sumbu ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… maka ๐‘  โŠฅ ๐ดโ€ฒ๐ดฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…) ๐ท๐ธ = ๐ท๐ธ (berimpit) D E
  • 17. 16 Maka menurut teorema sisi-sudut-sisi โˆ†๐ดโ€ฒ๐ท๐ธ โ‰… โˆ†๐ด๐ท๐ธ. Akibatnya ๐ดโ€ฒ ๐ธ = ๐ด๐ธ dan ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ ๐ธ๐ท) = ๐‘š(โˆ ๐ด๐ธ๐ท). Lihatโˆ†๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ๐ธ dan โˆ†๐ด๐ต๐ธ. ๐ดโ€ฒ ๐ธ = ๐ด๐ธ (diketahui) โ€ฆ(i) ๐ตโ€ฒ ๐ธ = ๐ต๐ธ (menurut definisi ๐‘  adalah sumbu ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… sehingga ๐ธ tengah-tengah ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…) โ€ฆ(ii) ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ ๐ธ๐ท) = ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ท) = 900 (karena ๐‘  sumbu ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… maka ๐‘  โŠฅ ๐ตโ€ฒ๐ตฬ…ฬ…ฬ…ฬ…ฬ…) ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ ๐ธ๐ด) = ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ๐ธ๐ท) โˆ’ ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ๐ธ๐ท) ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ด) = ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ท) โˆ’ ๐‘š(โˆ ๐ด๐ธ๐ท) = ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ๐ธ๐ท) โˆ’ ๐‘š(โˆ ๐ดโ€ฒ๐ธ๐ท) Berakibat ๐‘š(โˆ ๐ตโ€ฒ ๐ธ๐ด) = ๐‘š(โˆ ๐ต๐ธ๐ด) โ€ฆ(iii) Dari (i),(ii) dan (iii) maka menurut teorema sudut-sisi-sudut โˆ†๐ดโ€ฒ๐ตโ€ฒ๐ธ โ‰… โˆ†๐ด๐ต๐ธ Akibatnya ๐ดโ€ฒ ๐ตโ€ฒ = ๐ด๐ต