1. Dokumen tersebut membahas pentingnya auditor memperoleh bukti yang tepat dan memadai selama proses audit laporan keuangan untuk mendukung pendapat yang diberikan.
2. Terdapat beberapa jenis bukti audit seperti bukti fisik, konfirmasi, dokumen, matematik, analitis, dan keterangan.
3. Kecukupan dan kesesuaian bukti dipengaruhi oleh faktor seperti materialitas, risiko audit, dan keterbatasan sum
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit, termasuk definisi, jenis, karakteristik, sumber, dan prosedur pengumpulan bukti audit. Bukti audit meliputi informasi yang digunakan auditor untuk menyimpulkan laporan keuangan telah disajikan dengan wajar dan diperoleh dari berbagai sumber seperti sistem akuntansi, informasi eksternal, kualitas pengendalian internal, serta dilakukan berdasarkan prosedur tertentu seperti inspeksi,
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Jiantari Marthen
Makalah ini membahas tentang sasaran audit, bukti audit, dan kertas kerja audit. Sasaran audit terkait dengan tujuan spesifik untuk setiap akun laporan keuangan guna memperoleh bukti audit yang memadai. Bukti audit terdiri atas data akuntansi dan informasi pendukung lainnya. Kertas kerja berisi catatan hasil pemeriksaan auditor untuk mendukung pendapatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit dan kertas kerja pemeriksaan. Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan, sedangkan kertas kerja pemeriksaan adalah catatan yang dibuat auditor selama proses audit untuk mendukung pendapatnya. Dokumen ini juga membahas tentang pengertian, sifat, dan prosedur pengumpulan bukti audit serta pengertian dan tujuan pembuatan kertas
Bukti audit merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan kesesuaian informasi yang diaudit dengan kriteria. Terdapat beberapa jenis bukti seperti pengujian fisik, konfirmasi, dokumentasi, dan prosedur analitis. E-commerce mempengaruhi pengumpulan bukti audit karena semakin banyak bukti disajikan secara elektronik sehingga auditor harus mengevaluasi pengaruh informasi elektronik terhadap kemampuannya meng
Bukti audit merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit sesuai dengan kriteria. Bukti dipengaruhi oleh prosedur audit, ukuran sampel, item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan. Bukti harus tepat dan cukup untuk mendukung pendapat auditor. Jenis bukti meliputi pemeriksaan fisik, konfirmasi, inspeksi dokumen, wawancara, dan rekalkulasi. Dokumentasi audit berisi prosed
Makalah ini membahas pengujian audit yang berkaitan dengan beberapa akun penting dalam siklus perolehan dan pembayaran, seperti peralatan dan pabrik, biaya dibayar dimuka, biaya yang masih harus dibayar, dan biaya serta pendapatan. Topik utama yang dibahas meliputi prosedur audit untuk akun-akun tersebut dan penilaian risiko pengendalian internal.
Dokumen tersebut membahas tentang audit top down versus audit bottom up, keputusan penting tentang bukti audit, tujuan audit spesifik dan bukti audit, kategori dan jenis bahan bukti audit, jenis prosedur audit, hubungan antara prosedur audit, jenis bukti audit dan asersi, program audit, dan kertas kerja auditor.
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit, termasuk definisi, jenis, karakteristik, sumber, dan prosedur pengumpulan bukti audit. Bukti audit meliputi informasi yang digunakan auditor untuk menyimpulkan laporan keuangan telah disajikan dengan wajar dan diperoleh dari berbagai sumber seperti sistem akuntansi, informasi eksternal, kualitas pengendalian internal, serta dilakukan berdasarkan prosedur tertentu seperti inspeksi,
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Jiantari Marthen
Makalah ini membahas tentang sasaran audit, bukti audit, dan kertas kerja audit. Sasaran audit terkait dengan tujuan spesifik untuk setiap akun laporan keuangan guna memperoleh bukti audit yang memadai. Bukti audit terdiri atas data akuntansi dan informasi pendukung lainnya. Kertas kerja berisi catatan hasil pemeriksaan auditor untuk mendukung pendapatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit dan kertas kerja pemeriksaan. Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan, sedangkan kertas kerja pemeriksaan adalah catatan yang dibuat auditor selama proses audit untuk mendukung pendapatnya. Dokumen ini juga membahas tentang pengertian, sifat, dan prosedur pengumpulan bukti audit serta pengertian dan tujuan pembuatan kertas
Bukti audit merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan kesesuaian informasi yang diaudit dengan kriteria. Terdapat beberapa jenis bukti seperti pengujian fisik, konfirmasi, dokumentasi, dan prosedur analitis. E-commerce mempengaruhi pengumpulan bukti audit karena semakin banyak bukti disajikan secara elektronik sehingga auditor harus mengevaluasi pengaruh informasi elektronik terhadap kemampuannya meng
Bukti audit merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit sesuai dengan kriteria. Bukti dipengaruhi oleh prosedur audit, ukuran sampel, item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan. Bukti harus tepat dan cukup untuk mendukung pendapat auditor. Jenis bukti meliputi pemeriksaan fisik, konfirmasi, inspeksi dokumen, wawancara, dan rekalkulasi. Dokumentasi audit berisi prosed
Makalah ini membahas pengujian audit yang berkaitan dengan beberapa akun penting dalam siklus perolehan dan pembayaran, seperti peralatan dan pabrik, biaya dibayar dimuka, biaya yang masih harus dibayar, dan biaya serta pendapatan. Topik utama yang dibahas meliputi prosedur audit untuk akun-akun tersebut dan penilaian risiko pengendalian internal.
Dokumen tersebut membahas tentang audit top down versus audit bottom up, keputusan penting tentang bukti audit, tujuan audit spesifik dan bukti audit, kategori dan jenis bahan bukti audit, jenis prosedur audit, hubungan antara prosedur audit, jenis bukti audit dan asersi, program audit, dan kertas kerja auditor.
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit. Terdapat penjelasan mengenai pengertian bukti audit, jenis bukti audit, prosedur audit, dan hubungan antara bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit.
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorrizal hadi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengujian substantif piutang usaha dan penentuan risiko deteksi untuk pengujian rincian.
2. Pengujian substantif piutang usaha bertujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi dan membuktikan asersi keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan, dan penilaian piutang usaha.
3. Penentuan risiko deteksi mempertimbangkan f
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis bukti audit yang dapat digunakan oleh auditor dalam melakukan audit, termasuk pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis, wawancara dengan klien, pelaksanaan ulang, dan observasi. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik bukti audit yang kompeten dan cukup serta hubungan antara teknik audit dengan jenis bukti yang dikumpulkan.
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Sandy Setiawan
Teks tersebut membahas tentang pentingnya auditor memperoleh bukti yang tepat dan memadai selama proses audit. Auditor harus menentukan jenis bukti yang relevan dan dapat diandalkan, serta mengumpulkan bukti secara memadai sesuai dengan ukuran dan risiko akun yang diaudit untuk memberikan pendapat yang obyektif."
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
Dokumen tersebut membahas pengujian audit dalam siklus akuisisi dan pembayaran untuk beberapa akun terkait seperti aset tetap, beban dibayar di muka, utang akrual, dan pendapatan serta beban. Secara khusus membahas metodologi pengujian untuk memastikan keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, dan hak dan kewajiban untuk saldo akun-akun tersebut pada akhir periode.
Bukti audit mendukung laporan keuangan dan terdiri dari data akuntansi dan informasi penguat. Bukti audit berupa catatan akuntansi, jurnal, buku besar, dan informasi analisis yang dikumpulkan auditor melalui inspeksi, pengamatan, dan konfirmasi. Auditor menentukan prosedur audit untuk mengumpulkan bukti.
Dokumen tersebut membahas metodologi merancang pengujian atas saldo piutang usaha dalam 3 tahap. Tahap I meliputi mengidentifikasi risiko bisnis dan pengendalian, menetapkan materialitas dan risiko inheren. Tahap II meliputi pengujian pengendalian dan transaksi. Tahap III meliputi prosedur analitis dan pengujian saldo piutang usaha, termasuk penggunaan konfirmasi piutang.
Tugas ini membahas tentang auditing dan profesi akuntan publik. Definisi auditing dijelaskan sebagai proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi kegiatan ekonomi dan dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan. Jenis-jenis audit mencakup audit laporan keuangan, kepatuhan, dan operasional. Akar auditing berasal dari Mesir kuno dan Yunani kuno, tetapi berkembang pada revolusi
Program Kerja Auditing dan Kertas Kerja Auditing memberikan panduan dan dokumentasi untuk melaksanakan audit secara sistematis. Program Kerja Auditing berisi rencana langkah-langkah audit sesuai tujuan dan sasaran, sedangkan Kertas Kerja Auditing mendokumentasikan informasi, analisis, dan kesimpulan selama audit berlangsung. Keduanya penting untuk memastikan audit berjalan sesuai standar dan tujuan di capai.
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
Bab 8 membahas tahap penyelesaian audit yang meliputi (1) penyelesaian pekerjaan lapangan, (2) penelaahan peristiwa kemudian, dan (3) prosedur analitis komprehensif untuk mengumpulkan bukti tambahan dan mengevaluasi temuan audit.
This document outlines the instructions for Assignment 1 on the topic of "Laboratory Waste Management in Medical/Health University." Students are asked to work with a partner to create a short PowerPoint presentation covering local and international aspects of the topic, including photos, links, and references. A draft is due on September 19th for feedback, the final submission is due via email on September 26th, and groups will present their presentations on October 3rd to an external assessor.
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit. Terdapat penjelasan mengenai pengertian bukti audit, jenis bukti audit, prosedur audit, dan hubungan antara bukti audit, prosedur audit, dan temuan audit.
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorrizal hadi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengujian substantif piutang usaha dan penentuan risiko deteksi untuk pengujian rincian.
2. Pengujian substantif piutang usaha bertujuan untuk memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi dan membuktikan asersi keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan, dan penilaian piutang usaha.
3. Penentuan risiko deteksi mempertimbangkan f
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis bukti audit yang dapat digunakan oleh auditor dalam melakukan audit, termasuk pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis, wawancara dengan klien, pelaksanaan ulang, dan observasi. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik bukti audit yang kompeten dan cukup serta hubungan antara teknik audit dengan jenis bukti yang dikumpulkan.
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks ...Sandy Setiawan
Teks tersebut membahas tentang pentingnya auditor memperoleh bukti yang tepat dan memadai selama proses audit. Auditor harus menentukan jenis bukti yang relevan dan dapat diandalkan, serta mengumpulkan bukti secara memadai sesuai dengan ukuran dan risiko akun yang diaudit untuk memberikan pendapat yang obyektif."
Menyelesaikan pengujian dalam siklus akuisisi dan pembayaranRudiah Purnami
Dokumen tersebut membahas pengujian audit dalam siklus akuisisi dan pembayaran untuk beberapa akun terkait seperti aset tetap, beban dibayar di muka, utang akrual, dan pendapatan serta beban. Secara khusus membahas metodologi pengujian untuk memastikan keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, dan hak dan kewajiban untuk saldo akun-akun tersebut pada akhir periode.
Bukti audit mendukung laporan keuangan dan terdiri dari data akuntansi dan informasi penguat. Bukti audit berupa catatan akuntansi, jurnal, buku besar, dan informasi analisis yang dikumpulkan auditor melalui inspeksi, pengamatan, dan konfirmasi. Auditor menentukan prosedur audit untuk mengumpulkan bukti.
Dokumen tersebut membahas metodologi merancang pengujian atas saldo piutang usaha dalam 3 tahap. Tahap I meliputi mengidentifikasi risiko bisnis dan pengendalian, menetapkan materialitas dan risiko inheren. Tahap II meliputi pengujian pengendalian dan transaksi. Tahap III meliputi prosedur analitis dan pengujian saldo piutang usaha, termasuk penggunaan konfirmasi piutang.
Tugas ini membahas tentang auditing dan profesi akuntan publik. Definisi auditing dijelaskan sebagai proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi kegiatan ekonomi dan dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan. Jenis-jenis audit mencakup audit laporan keuangan, kepatuhan, dan operasional. Akar auditing berasal dari Mesir kuno dan Yunani kuno, tetapi berkembang pada revolusi
Program Kerja Auditing dan Kertas Kerja Auditing memberikan panduan dan dokumentasi untuk melaksanakan audit secara sistematis. Program Kerja Auditing berisi rencana langkah-langkah audit sesuai tujuan dan sasaran, sedangkan Kertas Kerja Auditing mendokumentasikan informasi, analisis, dan kesimpulan selama audit berlangsung. Keduanya penting untuk memastikan audit berjalan sesuai standar dan tujuan di capai.
Makalah auditing ii kelompok 8 tahap penyelesaian audit (jiantari c 301 09 013)Jiantari Marthen
Bab 8 membahas tahap penyelesaian audit yang meliputi (1) penyelesaian pekerjaan lapangan, (2) penelaahan peristiwa kemudian, dan (3) prosedur analitis komprehensif untuk mengumpulkan bukti tambahan dan mengevaluasi temuan audit.
This document outlines the instructions for Assignment 1 on the topic of "Laboratory Waste Management in Medical/Health University." Students are asked to work with a partner to create a short PowerPoint presentation covering local and international aspects of the topic, including photos, links, and references. A draft is due on September 19th for feedback, the final submission is due via email on September 26th, and groups will present their presentations on October 3rd to an external assessor.
The document outlines the key steps in conducting an audit:
1. Planning the audit including understanding risks, determining materiality, and developing an audit program.
2. Assessing risks through evaluating inherent risk, internal controls, and determining a combined risk assessment.
3. Performing audit procedures including analytical procedures, tests of details on samples, and obtaining other evidence.
4. Concluding the audit by evaluating results, summarizing findings, and issuing an audit report with an opinion.
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, sistem informasi organisasi dan strate...yenny yoris
1. Sistem informasi penting bagi organisasi untuk mengatur arus informasi dan mendukung pengambilan keputusan manajemen.
2. Implementasi sistem informasi payroll membantu perusahaan meningkatkan efisiensi penggajian dengan database karyawan dan slip gaji elektronik.
3. Analisis rantai nilai penting untuk mengidentifikasi peluang peningkatan nilai bagi pelanggan melalui sistem informasi strategis.
The auditor should take several measures to safeguard independence when providing other services to clients. This includes monitoring fees received from clients to reduce dependence, rotating senior staff periodically, not accepting gifts from clients, and not having family or business ties to clients. Independence involves both appearing independent and being independent. Providing additional services can threaten independence through familiarity, self-review, and self-interest. The auditor benefits from additional remuneration and expertise while the client benefits from a wider range of skills without permanent staff costs.
This document provides instructions for drawing boxes and other solid objects in one point perspective. It explains key concepts like the vanishing point, horizon line, and orthogonal lines. Readers are guided through a series of exercises to practice drawing boxes of different sizes and orientations in relation to the horizon line. These skills are then applied to drawing letters and a house in one point perspective. The goal is to help students learn how to represent 3D space and forms on a 2D surface using one point perspective techniques.
The document provides a history of auditing from ancient times to the present day. It discusses how auditing evolved from simple transaction verification to a more risk-based approach focused on evaluating internal controls and sampling. Key developments include the emergence of statutory audits in the 1800s, a shift to the US in the 1920s-1960s, the introduction of materiality and sampling in the mid-1900s, and recent reforms regarding auditor independence and non-audit services. The objectives and role of auditors have changed over time in response to economic conditions and expectations.
The document summarizes observations from an audit of a company's financial statements. It identifies several risk areas and internal control deficiencies. Key points include: misstatements were identified in all branches due to non-adherence to recommendations and lack of involvement in an SLFRS conversion; impairment was not properly assessed due to insufficient IT systems and policies; treasury management policies and procedures were lacking; and bank reconciliations were either not performed or not reviewed at some branches. Upgrades to IT systems and the development of formal policies and procedures are recommended.
This document provides 20 practice questions for the CISA 100 exam. Each question includes the question prompt, possible multiple choice answers, and an explanation of the correct answer. The questions cover topics like appropriate auditor responses, reasons for controls, risk types, audit techniques, purposes of compliance tests, IS audit stages, audit charters, reporting audit results, developing risk-based audit programs, substantive versus compliance tests, segregation of duties, strategic planning, and more. The document is intended to help candidates study for the CISA exam by testing their knowledge on these important information systems auditing topics.
Top 10 audit interview questions with answersandreyben132
In this file, you can ref interview materials for audit such as, audit situational interview, audit behavioral interview, audit phone interview, audit interview thank you letter, audit interview tips …
This document discusses concepts related to food and beverage cost control. It begins by explaining that successful restaurant managers understand the importance of carefully monitoring costs like food, beverage, and labor costs, which typically represent 60-70% of total costs. The document then outlines learning objectives and defines various cost concepts like fixed, variable, and controllable costs. It also discusses sales concepts such as monetary terms like total sales and average check, and non-monetary terms like covers and seat turnover. Finally, the document introduces the cost control process and techniques like establishing standards and procedures.
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxRiaMennita
Dokumen tersebut membahas tentang bukti audit dan kertas kerja audit. Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan sesuai dengan standar. Bukti berasal dari catatan akuntansi, informasi lain, prosedur audit, dan dievaluasi oleh auditor. Kertas kerja berisi dokumen pelaksanaan audit dan bermanfaat untuk perencanaan, koordinasi, kontrol, bukti, dan pendukung kesimpulan audit.
Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor dalam menyimpulkan pendapat audit, termasuk catatan akuntansi dan informasi lain seperti dokumen, surat, dan pernyataan tertulis. Bukti audit terdiri atas data akuntansi dan informasi pendukung lainnya.
Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menilai kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan perusahaan dengan mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku. Audit membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksa. Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk menentukan kesesuaian laporan ke
First meeting of internal auditing explaining about materials. This consists of internal auditing goals and objectives. You will learn how to find internal auditing is part of important process in a business. especially for medium to big company. Proses audit internal pada prinsipnya merupakan serangkaian tahapan pelaksanaan audit yang dimulai sejak penerimaan penugasan sampai dengan terbitnya laporan hasil audit. Adapun tahapan-tahapan dari proses audit tersebut secara ringkas meliputi persiapan penugasan audit, survey audit pendahuluan, pelaksanaan pengujian, penyelesaian penugasan audit, pelaporan audit, pemantauan tindak lanjut.
1. Persiapan Penugasan Audit
Persiapan penugasan audit adalah proses awal yang dilaksanakan pada proses audit. Dalam tahap ini dimulai dengan penunjukan tim yang akan terlibat dalam suatu penugasan oleh Satuan Audit Internal. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tim yang akan melaksanakan tugas di suatu unit mempunyai payung hukum yang kuat bahwa tim tersebut melaksanakan audit atas perintah dari atasa dan bukan karena kehendak pribadi.
2. Survey Audit Pendahuluan
Survey pendahuluan merupakan proses yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai risiko dari suatu unit yang akan diperiksa. Oleh karena itu survey pendahuluan di sini meliputi langkah-langkah analisis terhadap risiko mikro yang terkait dalam suatu unit yang akan diaudit.
Survey pendahuluan dapat dilakukan dengan sejumlah teknik audit. Penggunaan berbagai teknik audit tersebut dimaksudkan agar tercapai kombinasi optimal dari berbagai upaya untuk memperoleh dan menganalisis informasi yang relevan dengan penilaian risiko secara efisien dan efektif. Terdapat dua klasifikasi utama dari teknik-teknik audit pada tahap survey pendahuluan, yaitu yang berkaitan dengan langkah-langkah survey pendahuluan di kantor unit auditor internal (on desk/off site audit), dan di lokasi unit yang diaudit (on site audit).
3. Pelaksanaan Pengujian
Setelah melaksanakan survey pendahuluan, maka auditor dapat menentukan cakupan dan luas audit yang hendak dilaksanakan pengujiannya. Pada tahap survey pendahuluan auditor baru mengumpulkan informasi informasi awal tentang kondisi auditee. Pada tahap pelaksanaan pengujian ini auditor perlu mencari bukti yang akan menguatkan informasi yang diperoleh pada survey pendahuluan tersebut. Bukti audit yang cukup, kompeten, relevan dan catatan lainnya.
Bukti audit dapat menjadi bukti awal sebagai bukti hukum apabila bukti tersebut ditemukan secara cermat, akurat dan tepat yang terkait dengan temuan audit atau kesimpulan audit.
4. Penyelesaian Penugasan Audit
Penyelesaian penugasan audit ini merupakan tahapan terakhir dari proses pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini auditor mematangkan berbagai temuan yang telah dirangkum selama proses pekerjaan lapangan. Di sini auditor memperoleh keyakinan yang memadai bahwa temuan yang dirangkumnya telah dijalankan sesuai prosedur, obyektif dan independen.
Pada saat mengkonfirmasi temuan audit
Auditing merupakan proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan membandingkannya terhadap kriteria yang telah ditetapkan untuk menentukan tingkat kesesuaian, dan menyampaikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dokumen ini membahas definisi, jenis, dan profesi auditor dalam praktik auditing.
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Audit & Internal C...Rachmad Hidayat
Judul : HUBUNGAN AUDIT DAN INTERNAL CONTROL DENGAN BUSINESS ETHIC DAN GOOD GOVERNANCE
Tugas : Forum 9 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Judul : TENTANG AUDIT & INTERNAL CONTROL, IMPLEMENTASI SISTEM AUDIT, INTERNAL CONTROL DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) PADA PT AUTOCOMP SYSTEMS INDONESIA
Tugas : Quiz 9 BE & GG
Nama Mahasiswa : Rachmad Hidayat
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110127
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Asersi adalah representasi manajemen tentang klasifikasi dan pengungkapan transaksi dan akun dalam laporan keuangan. Ada 5 kategori asersi manajemen yaitu keberadaan, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, serta penyajian dan pengungkapan. Auditor mengumpulkan bukti audit melalui pengujian fisik, prosedur analitis, konfirmasi, wawancara, observasi, dokumentasi, dan perhitungan ulang
Mata kuliah Auditing 1 membahas mengenai jasa-jasa akuntan publik, aturan internal profesi, tanggung jawab hukum, bukti audit, pengendalian internal, asersi dalam laporan, materialitas, prosedur penilaian risiko, pihak-pihak yang berelasi, audit berbasis risiko, strategi audit menyeluruh, dan merumuskan pendapat auditor. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memahami profesi akuntan publik dan dapat menjelaskan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Mata kuliah Auditing membahas proses audit dan jenis-jenis audit dengan tujuan memberikan pengetahuan dasar mengenai pengauditan dan penerapannya di dunia kerja. Materi mata kuliah ini meliputi konsep auditing, standar profesi, tujuan dan jenis audit, serta proses pemeriksaan audit.
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Kanaidi ken
Dokumen tersebut membahas tentang aksioma dalam forensic auditing, akuntansi forensic, teknik audit forensik, pembuktian dan kesaksian, laporan hasil audit, serta peran akuntan forensic dalam keberhasilan forensic auditing."
Similar to Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks of audit, umb, 2017 (20)
Dokumen tersebut membahas sistem informasi akuntansi pengeluaran kas dan pengendalian internalnya pada perusahaan, termasuk pengertian kas, sistem pengeluaran kas dengan cek dan uang tunai, serta dokumen dan catatan akuntansi yang terkait."
Sipi khoirul abadi yenny farlina yoris hapzi ali siklus proses bisnis penduku...yenny yoris
Dokumen tersebut membahas tentang siklus proses bisnis pendukung sistem informasi akuntansi, termasuk ancaman-ancaman terhadap sistem informasi akuntansi dan pengendalian intern yang diperlukan untuk menanggulangi ancaman-ancaman tersebut."
Sistem informasi dan pengendalian internal kas merupakan hal penting bagi perusahaan untuk mengelola kas dengan baik dan memastikan fungsi monitoring berjalan sesuai tujuan. Makalah ini membahas pengertian kas dan sistem akuntansi pengeluaran kas, baik dengan cek maupun dana kas kecil beserta prosedur dan pengendalian internya.
Siapa saja yang menggunakan COBIT? COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.
Sipi yenny farlina yoris hapzi ali_e_dasar dasar intelijen business_universit...yenny yoris
Penjelasan singkat mengenai DBMS dan bagaimana DBMS bisa membantu memenuhi kebutuhan informasi atas dunis bisnis pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, infrastruktur ti dan teknologi baru, u...yenny yoris
Paparan singkat mengenai infrastruktur TI dan teknologi baru terutama tren implementasi hardware dan software pada perusahaan khususnya yang bergerak di bidang jasa
Si pi, yenny farlina yoris, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem info...yenny yoris
Teks tersebut membahas tentang etika dan dampak sosial dalam pemanfaatan sistem informasi perusahaan. Tiga poin utama yang diangkat adalah pentingnya budaya etika di perusahaan, hak-hak sosial yang berkaitan dengan akses dan penggunaan teknologi informasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat terhadap etika dalam teknologi komputer.
Si pi, yenny farlian yoris, hapzi ali, sistem informasi organisasi dan strate...yenny yoris
Si pi, yenny farlian yoris, hapzi ali, sistem informasi organisasi dan strategi, universitas mercu buana, 2017
Penjelasan singkat mengenai sistem informasi organisasi dan strategi
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
Audit lanjutan, yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, the building blocks of audit, umb, 2017
1. Mata Kuliah Auditing Lanjutan
Nama Dosen Dr. Yudhi Herliansyah Ak, MSi, CA, CSRA, CPAI
Judul Modul The building blocks of Auditing: Asersi Manajemen, Tanggung
Jawab Auditor, Materialitas dan Bukti Audit
Nama Mahasiswa Yenny Farlina Yoris
NIM 55516120048
Jurusan Magister Akuntansi - Pagi
Quiz:
JELASKAN MENGAPA AUDITOR HARUS MEMPEROLEH BUKTI YANG TEPAT, DAN
MEMADAI.
JELASKAN BAGAIMANA BUKTI TEPAT DIPEROLEH SELAMA AUDIT
BERLANGSUNG???
Tujuan audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan klien. Untuk mendasari pemberian pendapat tersebut, maka auditor
harus menghimpun dan mengevaluasi bukti – bukti yang mendukung laporan keuangan
tersebut. Dengan demikian, pekerjaan audit adalah pekerjaan mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti, dan sebagian besar waktu audit sebenarnya tercurah pada
perolehan atau pengumpulan dan pengevaluasian bukti tersebut. Itu mengapa dalam
setiap auditnya seorang Auditor harus memastikan bahwa dirinya memiliki bukti yang
tepat serta memadai untuknya mengeluarkan pendapat atau opini atas penyajian suatu
laporan keuangan.
Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam audit, dan hal
itu dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Ikatan Akuntan Indonesia
(2001 : 326 pr. 1) menyatakan bahwa : “ Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi :
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
2. pengajuan pernyataan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.”
1. Definisi Bukti Audit
Mulyadi (2002 : 74) mendefinisikan bukti audit sebagai : Segala informasi yang
mendukung angka – angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan,
yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya.
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua
informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Arens, Elder dan Beasley (2008 : 225) mendefinisikan bukti audit “sebagai setiap
informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit
telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan”
2. Jenis Bukti Audit
Menurut Konrath (2002), bukti audit terdiri atas bermacam fakta dan inferensi
yang mempengaruhi pemikiran seorang auditor atas sebuah penyajian laporan
keuangan. Sehingga, berdasarkan karakteristiknya, terdapat 2 (dua) bentuk bukti audit
yakni faktual dan inferensal. Bukti faktual merupakan bukti yang daripadanya dapat
ditarik kesimpulan secara langsung. Secara umum bukti faktual dianggap lebih kuat
dibandingkan bukti inferensial. Berbeda halnya dengan bukti inferensial, yang tidak
secara langsung menghasilkan suatu kesimpulan bagi auditor. Meski begitu, bukti
inferensial memiliki peranan yang cukup penting dan tidak dapat diabaikan sebab
mampu memberikan sinyalemen yang mengarah kepada suatu hal yang seharusnya
menjadi perhatian auditor.
Konrath (2002) juga membagi bukti audit ke dalam 6 (enam) jenis, yakni:
1. Bukti Fisik (Physical Evidence)
2. Bukti Konfirmasi (Evidence Obtained through Confirmation)
3. Bukti Dokumen (Documentary Evidence)
4. Bukti Matematik (Mathematical Evidence)
5. Bukti Analitik (Analytical Evidence)
6. Bukti Keterangan (Hearsay or Oral Evidence)
2.1 Bukti Fisik
Menurut Konrath (2002), bukti fisik terdiri atas setiap hal yang dapat dihitung
(counted), diamati, maupun diinspeksi. Bukti fisik, melalui sifatnya yang faktual,
memberikan dukungan utama bagi tujuan audit keberadaan (existence). Bukti fisik
mencakup bukti-bukti audit yang dikategorikan oleh Arens (2012) sebagai pemeriksaan
fisik (physical examination), observasi (observation), dan reperformance.
1. Pemeriksaan Fisik
3. Menurut Arens (2012) pemeriksaan fisik merupakan inspeksi atau perhitungan
atas tangible assets oleh auditor. Terdapat perbedaan antara pemeriksaan fisik
dengan pemeriksaan dokumen. Jika objek yang diperiksa tidak memiliki nilai
bawaan (inherent value), maka bukti auditnya disebut sebagai bukti audit
dokumen, sepeti pemeriksan atas dokumen penjualan, maupun dokumen cek
yang belum diterbitkan.
Secara umum, pemeriksaan fisik bertujuan untuk memastikan kuantitas dan
wujud dari aset. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan fisik juga menjadi metode
untuk melakukan evaluasi atas kondisi dan kualitas aset. Pemeriksaan fisik,
secara langsung mengandung maksud untuk melakukan verifikasi bahwa aset
benar-benar ada (existence objective) dan juga bahwa seluruh aset yang ada
memang telah dicatat (completeness objective).
2. Observasi
Menurut Arens (2012), observasi adalah penggunaan indera untuk menilai
aktivitas klien. Sepanjang pelaksanaan audit, Meski termasuk ke dalam bukti
audit, penting bagi auditor untuk menindaklanjuti kesan awal yang diperoleh
melalui observasi dengan bukti-bukti penguat.
3. Repreformance
Merupakan pengujian independen oleh auditor, atas prosedur akuntansi maupun
aktivitas pengendalian oleh klien, yang merupakan bagian dari sistem akuntansi
dan pengendalian milik klien (Arens, 2012). Reperformance jamak digunakan
sebagai salah satu metode dalam pelaksanaan tahapan audit uji pengendalian
(Test of Control). Contoh dari reperformance adalah auditor melakukan
perbandingan harga pada invoice dengan daftar harga, serta auditor melakukan
kembali analisis dan klasifikasi aging atas tagihan yang dimiliki klien. Atau ketika
auditor menggunakan dummy data untuk diolah dalam sistem informasi klien
(data testing) untuk keperluan uji kecukupan pengendalian sistem informasi
klien.
2.2 Bukti Konfirmasi
Arens (2012) menyebutkan bahwa konfirmasi merupakan perolehan tanggapan
langsung tertulis dari pihak ketiga yang memberikan verifikasi atas akurasi informasi
yang diminta oleh auditor. Permintaan tersebut ditujukan oleh auditor kepada klien, dan
klien yang akan meminta pihak ketiga untuk memberikan respon secara langsung
kepada auditor.
2.3 Bukti Dokumen
Bukti audit lain menurut Arens (2012) adalah bukti dokumen. Auditor melakukan
pemeriksaan atas dokumen dan catatan klien. Dokumen yang diperiksa adalah catatan
yang digunakan oleh klien untuk menyediakan informasi yang bertujuan untuk
melaksanakan bisnis secara terorganisasi. Bukti dokumen dapat berwujud kertas,
elektronik, maupun bentuk lainnya.
4. Bukti dokumen dapat diklasifikasikan sebagai dokumen internal maupun
dokumen eksternal. Dokumen internal disiapkan dan digunakan di dalam organisasi
tanpa diserahkan kepada pihak luar organisasi. Sedangkan dokumen eksternal
diserahkan oleh pihak di luar organisasi klien yang terlibat dalam transaksi yang
terdokumentasikan, dan disimpan oleh klien ataupun dapat diperoleh sewaktu-waktu.
Determinan utama bagi kesediaan auditor untuk menerima sebuah dokumen
sebagai bukti yang memadai adalah apakah dokumen tersebut berasal dari pihak luar
(eksternal) atau dari dalam organisasi (internal). Dan ketika dokumen tersebut
merupakan dokumen internal, perlu diidentifikasi apakah dokumen tersebut dihasilkan
dari proses dengan pengendalian internal yang memadai, ataukah tidak. Namun ketika
dokumen tersebut berasal dari eksternal, maka diindikasikan bahwa setiap pihak yang
terlibat dalam transaksi, baik klien maupun pihak di lain yang terlibat, telah menyetujui
informasi dan kondisi yang tertera dalam dokumen. Sehingga dokumen eksternal
dianggap lebih dapat diandalkan.
2.4 Bukti Matematik
Konrath (2002) menyebut bahwa bukti matematik terdiri atas kalkulasi, rekalkulasi dan
rekonsiliasi yang dilakukan oleh auditor. Bukti matematik tergolong bukti faktual sebab
auditor melaksanakan komputasi atas data. Bukt matematik berkaitan utamanya
dengan pengujian atas alokasi dan prinsip akrual. Contoh dari alokasi dan prinsip akrual
yang diuji melalui rekalkulasi untuk memperoleh bukti matematik adalah perhitungan
depresiasi, pajak, gaji, serta laba ataupun rugi dalam pelepasan aset.
Lebih lanjut Konrath (2002) mengutip bahwa GAAS mengharuskan auditor untuk secara
teliti melakukan evaluasi apakah estimasi yang dibuat oleh manajemen sudah
memadai. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh auditor adalah
mengembangkan ekspektasi independen atas estimasi untuk mengkonfirmasi estimasi
manajemen. Hal inilah yang dapat juga menghasilkan bukti matematik. Seperti
misalnya, auditor dapat melakukan perhitungan ulang atas beban warranty, NRV atas
persediaan, atau pembentukan cadangan.
Begitu pula dengan rekonsiliasi, sebab melibatkan sejumlah komputas, maka dapat
pula dikategorikan sebagai bukti matematik. Contohnya adalah rekonsiliasi bank, serta
rekonsiliasi pencatatan pada perusahaan dengan anak (subsidiaries).
2.5 Bukti Analitik
Mengutip AICPA Professional Standards, Konrath (2012) menyatakan bahwa prosedur
bukti analitik merupakan pengujian substantif atas informasi keuangan dengan
melakukan studi dan perbandingan atas hubungan di antara data. Prosedur analitik
digunakan pada tahap perencanaan serta penyelesaian audit. Pada tahap
perencanaan, prosedur analitik digunakan untuk mengidentifikasi area dengan risiko
audit yang tinggi. Sedangkan pada tahap penyelesaian, kembali auditor menggunakan
prosedur analitik untuk melakukan evaluasi atas kewajaran saldo dan transaksi setelah
audit.
Arens (2012) mengidentifikasi setidaknya ada 4 (empat) tujuan dari prosedur analitik:
5. 1. Memahami industri dan bisnis klien. Auditor diharuskan memperoleh
pengetahuan berkaitan dengan industri dan bisnis klien sebagai bagian dari
perencanaan audit. Pada prosedur analitik yang membandingkan antara data
keuangan perusahaan dengan tahun sebelumnya, perubahan-perubahan yang
terjadi diperhatikan.
2. Menilai keberlangsungan (going concern) perusahaan. Prosedur analitik
seringkali digunakan sebagai indikator untuk menentukan apakah entitas sedang
mengalami masalah keuangan. Beberapa prosedur anaalitik dapat membantu
auditor menilai kemungkinan pailit. Contohnya adalah rasio hutang jangka
panjang atas nilai bersih perusahaan yang di atas normal, bersamaan dengan
rasio laba atas total aset yang lebih rendah dari rata-rata, mengindikasikan
besarnya risiko pailit.
3. Mengindikasikan adanya kemungkinan salah saji laporan keuangan. Salah
saji laporan keuangan dapat menjadi salah satu sebab bagi fluktuasi yang tidak
wajar. Adanya fluktuasi tidak wajar yang ditemui ketika melakukan komparasi
data keuangan tahun ini dengan tahun sebelumnya. Ketika fluktuasi yang tidak
wajar nilainya sangat besar, maka auditor harus menemukan sebab alasan
terjadinya fluktuasi tersebut, dan memastikan bahwa hal tersebut disebabkan
adanya suatu kejadian ekonomi yang valid, alih-alih dikarenakan salah saji
akuntansi.
4. Mengurangi pengujian audit yang detail. Manakala prosedur analitik tidak
menunjukkan adanya fluktuasi yang tidak wajar, hal ini berdampak pada kecilnya
kemungkinan salah saji material. Dalam hal ini, prosedur analitik menjadi bukti
substantif yang mendukung kewajaran penyajian saldo neraca yang
bersangkutan.
2.6 Bukti Keterangan
Arens (2012) menyebut bukti keterangan (hearsay evidence) dengan istilah inquiries of
the client. Merupakan perolehan informasi baik secara tertulis maupun lisan sebagai
tanggapan atas pertanyaan dari auditor. Meskipun bukti keterangan yang diperoleh
tersebut dapat dipertimbangkan, namun biasanya bukti tersebut dianggap kurang
konklusif sebab berasal dari sumber yang tidak independen dan mungkin saja bias
sebab keberpihakan kepada kepentingan klien.
3. Kesesuaian dan Kecukupan Bukti
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang
mempengaruhi kecukupan bukti audit terdiri dari:
- Materialitas
Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas laporan
keuangan. Ada hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan kuantitas bukti
audit yang diperlukan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak
kuantitas bukti yang diperlukan. Tingkat materialitas yang ditentukan rendah
berarti torelable missunderstatement rendah. Rendahnya salah saji dapat
ditoleransi menuntut auditor untuk menghimpun lebih banyak bukti sehingga
auditor yakin tidak ada salah saji material yang terjadi.
6. - Risiko audit
Ada hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang diperlukan
untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Rendahnya risiko
audit berarti tingginya tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai
ketepatan pendapatnya. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor
untuk menghimpun bukti yang lebih banyak. Semakin rendah tingkat risiko audit
yang dapat diterima auditor, semakin banyak bukti audit yang diperlukan.
- Faktor-Faktor Ekonomi
Auditor memilih keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk memperoleh
bukti yang digunakan sebagai dasar yang memadai untuk memberikan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan. Pelaksanaan audit menghadapi kendala
waktu dan biaya dalam menghimpun bukti. Auditor harus memperhitungkan
apakah setiap tambahan biaya dan waktu untuk menghimpun bukti seimbang
dengan keuntungan atau manfaat yang diperoleh melalui kuantitas dan kuliatas
bukti yang dihimpun.
- Ukuran dan Karakteristik Populasi
Auditor tidak mungkin menghimpun dan mengevaluasi seluruh bukti yang ada
untuk mendukung pendapatnya. Hal tersebut sangat tidak efisien. Pengumpulan
bukti audit pemeriksaan terhadap bukti audit dilakukan atas dasar sampling.
Ada hubungan searah antara besarnya populasi dengan besar sampling yang
harus diambil dari populasi tersebut. Semakin besar populasinya, semakin besar jumlah
sampel bukti audit yang harus diambil dari populasinya.
Karakteristik populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas item
individual yang menjadi anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel
atau informasi yang lebih kuat atau mendukung atas populasi yang bervariasi
anggotanya daripada populasi yang seragam.
4. Kompetensi Bukti
Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan
relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan
pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum
mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada
pengecualian penting yang ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat
diketahui, anggapan berikut ini mengenai keabsahan bukti audit dalam audit, meskipun
satu sama lain tidak bersifat saling meniadakan, dapat bermanfaat:
a. Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan,
untuk tujuan audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan
keandalan yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu
sendiri.
b. Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang
diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.
c. Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui
inspeksi fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat
menyimpulkan dibandingkan dengan yang diperoleh secara tidak langsung.
7. Kompetensi atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan akuntansi
berkaitan erat dengan efektivitas pengendalian internal klien. Semakin efektif
pengendalian intern klien, semakin kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan.
Kompetensi bukti yang berupa informasi penguat tergantung pada beberapa faktor,
yaitu:
Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk suatu maksud
tertentu. Sebagai contoh pengamatan fisik persediaan yang di auditor relevan
digunakan untuk menentukan keberadaan persediaan. Namun, pengamatan fisik
persediaan tidak relevan digunakan untuk menentukan apakah persediaan tersebut
benar-benar dimiliki perusahaan.
Sumber
Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar perusahaan yang
independen merupakan bukti yang paling dapat dipercaya. Bukti semacam ini
memberikan tingkat keyakinan keandalan yang lebih besar daripada yang dihasilkan
dan diperoleh dari dalam perusahaan.
Ketepatan waktu
Kriteria ini berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti tersebut. Ketepatan
waktu sangat penting terutama dalam verifikasi aktiva lancar, utang lancar, dan
rekening laporan rugi laba terkait karena hasilnya digunakan untuk mengetahui
apakah cutoff telah dilakukan secara tepat.
Objektifitas
Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya dan kompeten daripada bukti subjektif.
Dalam menelaah bukti subjektif, seperti estimasi manajemen, auditor harus
mempertimbangkan kualifikasi dan integritas individu pembuat estimasi, dan
menentukan ketepatan proses pembuatan keputusan dalam membuat judgement.
5. Memastikan bukti yang tepat diperoleh selama proses audit.
Sebagaimana di sebutkan di atas menurut Mulyadi, Pembahasan bukti audit ini
didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: "Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan. "Ada empat kata penting dalam standar tersebut yang perlu
dijelaskan yaitu (1) Bukti (2) Cukup (3) Kompeten (4) Sebagai dasar yang layak.
Pengumpulan bukti dilakukan dari 2 arah secara simultan (top-down & bottom-up), yaitu
top-down audit evidence dan Bottom-up audit evidence.
1. Top-down audit evidence
Fokus kepada perolehan pemahaman bisnis & industri klien, tujuan & sasaran
manajemen, penggunaan sumber2 untuk mencapai tujuan, keunggulan
kompetitif organisasi klien, proses bisnis yang utama, earnings dan cash flow
yang dihasilkan.Tujuan memperoleh pengetahuan tentang perusahaan klien dan
mengembangkan harapan auditor terhadap laporan keuangan
2. Bottom-up audit evidence
8. Fokus kepada pengujian2 secara langsung terhadap transaksi2, saldo2 akun,
dan system yang mencatat transaksi dan menghasilkan saldo2 akun. Tujuan
memperoleh & bukti2 yang mendukung transaksi2 & saldo2 akun dalam laporan
keuangan
Untuk memperoleh dan memastikan bukti yang di dapat adalah tepat, beberapa hal di
bawah ini perlu di perhatikan oleh seorang Audit.
1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan untuk mengumpulkan bukti
audit, auditor mengunakan prosedur audit
2. Penentuan Besarnya Sampel
Keputusan mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditor
untuk setiap prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda di antara yang
satu dengan audit yang lain dan dari prosedur yang satu ke prosedur audit yang
lain.
3. Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota Sampel
Setelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor masih
memutuskan unsur mana yang akan dipilih sebagai anggota sampel untuk
diperiksa.
4. Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedut Audit
Karena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu,
biasa nya 1 tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera
awal tahun. Umumnya, klien menghendaki diselesaikan dalam jangka waktu satu
minggu dengan tiga bulan setelah tanggal neraca.
Prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan catatan-
catatan atau kondisi fisik sesuatu. Dengan melakukan inspeksi terhadap kondisi
fisik suatu aktiva tetap misalnya, auditor akan dapat menaksir keaslian
dokumen,atau mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang mungkin
dilakukan.
2. Pengamatan
Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk
melihat pelaksanaan suatu kegiatan.
3. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor
memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
4. Permintaan keterangan
Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan
meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini
adalah bukti lisan dan dokumenter.
5. Penelusuran
Dalam melaksanakan prosedur audit ini, auditor melakukan penelurusan
informasi sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen,
dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses akuntansi.
9. 6. Pemeriksaan dokumen pendukung.
Pemeriksaan dokumen pendukung merupakan prosedur audit yang meliputi:
- Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mengdukung suatu transaksi atau
data keuangan untuk menentukan kewajaran dan kebenarannya.
- Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan.
7. Perhitungan
Perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud seperti kas pertanggung
jawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8. Scanning
Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar
untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan
penyelidikkan lebih mendalam.
9. Pelaksanaan ulang
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh
klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan dan
rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.
10. Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik,
auditor perlu menggunakan teknik audit berbentuan komputer dalam
menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas. .