SlideShare a Scribd company logo
QUIZ - PENGAUDITAN LANJUTAN
DOSEN : DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK,M.SI,CA,CSRA,CPAI
TENTANG
THE BUILDING BLOCKS OF AUDITING
OLEH :
SANDY SETIAWAN
55516120017
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
Pertanyaan :
Jelaskan mengapa auditor harus memperoleh bukti yang tepat dan memadai ! dan
Jelaskan bagaimana bukti yang tepat diperoleh selama audit berlangsung !
Jawab :
Menurut Arrens dan Loebbecke (2003), “Bukti Audit adalah setiap informasi yang
digunakan oleh auditor dalam menentukan kesesuian informasi yang sedang diaudit dengan
kriteria yang ditetapkan.” Bukti audit merupakan semua media informasi yang digunakan
oleh auditor untuk mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya
dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dengan kriterianya. Tidak semua
informasi bermanfaat bagi audit, karena itu informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan
informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus
andal sehingga mampu meyakinkan pihak lain.
Bukti audit didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi:
"Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur
audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut
laporan keuangan yang diaudit".
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka
memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan
mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit
tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit (audit evidence)
berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang
ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh
auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti lain yang menguatkan
kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. Oleh sebab itu auditor harus
memperoleh bukti audit yang tepat dan memadai, karena bukti audit yang memadai
berimplikasi terhadap opini yang diterbitkan auditor.
Dalam pelaksanaan auditing, manajemen (klien) tidak boleh membatasi ruang lingkup audit.
Jika auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti audit yang mencukupi untuk
mempertimbangkan apakah laporan keuangan yang diperiksanya disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang diterima umum (PABU) di Indonesia berarti bahwa ruang lingkup
auditnya terbatas. Contoh pembatasan oleh klien adalah auditor tidak diperbolehkan
melakukan konfirmasi utang piutang, atau tidak diperbolehkan memeriksa aset-aset tertentu
yang dimiliki oleh klien. Dengan adanya pembatasan ruang lingkup audit yang signifikan,
memungkinkan auditor untuk menerbitkan “Disclaimer Opinion” terhadap laporan keuangan
yang diauditnya. Karena auditor tidak memiliki kecukupan bukti audit yang memadai dalam
melaksanakan auditing. Bukti audit yang tidak memadai (dalam hal ini terjadi pembatasan
ruang lingkup audit), tidak dapat memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk
menyatakan pendapat.
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah
bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memenuhi keyakinan bahwa komponen
laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan secara wajar, dan bahwa
klien menyelenggarakan pengendalian internal yang efektif atas laporan keuangan.
Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan dan berapa
banyak, yaitu:
1. Prosedur audit yang akan digunakan.
2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut;
3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi;
4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut.
Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah ketepatan dan kecukupan bukti, yang
langsung diambil dari standar pekerjaan lapangan.
1. Ketepatan Bukti.
Ketepatan bukti adalah ukuran mutu bukti yang berarti relevansi dan reliabilitasnya
memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang
berkaitan. Jika suatu bukti dianggap sangat tepat, hal itu akan sangat membantu dalam
meyankinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
a. Relevansi Bukti.
Bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum
bukti tersebut dianggap tepat. Sebagai contoh, anggaplah auditor prihatin bahwa klien
belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan transaksi kelengkapan).
Jika auditor memilih suatu sampel dari salinan faktur penjualan dan menelusuri setiap
salinan tersebut ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan
tujuan kelengkapan dan dengan demikian bukan merupakan bukti yang tepat untuk
tujuan tersebut. Prosedur yang relevan adalah menelusuri sampel dokumen pengiriman
ke salinan faktur penjualan terkait untuk menentukan apakah setiap pengiriman barang
tersebut telah ditagihkan.
b. Reliabilitas Bukti.
Reliabilitas bukti mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau layak dipercaya. Reliabilitas tergantung pada enam karakteristik bukti
yang dapat diandalkan berikut:
1. Independensi penyedia bukti.
Bukti yang diperoleh dari sumber luar entitas lebih dapat diandalkan daripada yang
diperoleh dari dalam entitas. Komunikasi dari bank, pengacara, atau para pelanggan
umumnya lebih dapat diandalkan daripada jawaban yang diperoleh dari wawancara
dengan klien.
2. Efektivitas pengendalian internal klien.
Jika pengendalian internal klien efektif, bukti audit yang diperoleh lebih dapat
diandalkan.
3. Pengetahuan langsung auditor.
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pEmeriksaan fisik,
observasi, penghitungan ulang dan inspeksi akan lebih dapat diandalkan daripada
informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
4. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi.
Meskipun sumber informasi bersifat independen, bukti audit tidak akan dapat
diandalkan kecuali individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi
kualifikasi untuk itu. Karena itu, komunikasi dengan pengacara dan konfirmasi
bank umumnya lebih bernilai daripada konfirmasi piutang usaha dari orang-orang
yang kurang memahami dunia bisnis.
5. Tingkat objektivitas.
Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan daripada bukti yang memerlukan
pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut benar. Contoh
bukti yang objektif meliputi konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan
fisik sekuritas dan kas, serta perhitungan saldo utang usaha untuk menentukan
apakah data tersebut sesuai dengan saldo yang ada pada buku besar.
6. Ketepatan waktu.
Ketepatan waktu audit dapat merujuk pada kapan bukti itu dikumpulkan maupun
pada periode yang tercakup oleh audit itu. Bukti ini biasanya lebih dapat diandalkan
untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Untuk akun-akun laporan laba rugi, bukti yang diperoleh akan lebih dapat diandalkan
jika sampel dari keseluruhan periode yang diaudit, seperti sampel acak transaksi
penjualan dari setahun penuh, bukan hanya dari sebagian periode, seperti sampel yang
terbatas pada 6 bulan pertama saja.
2. Kecukupan Bukti Audit
Hal ini berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Faktor
yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti
audit adalah:
a. Materialitas dan Resiko Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan
diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang
bersaldo tidak material. Untuk akun yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk
disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh
auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memilliki
kemungkinan kecil salah saji.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi melihat dari segi waktu dan biaya. Jika dalam memeriksa jumlah bukti
yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan
terhadap keseluruhan bukti, auditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih
sedikit.
c. Ukuran dan karakteristik populasi.
Ukuran populasi ditentukan banyaknya item dalam populasi. Semakin besar populasi
semakin banyak bukti yang diperlukan. Karakteristik populasi ditentukan oleh
homogenitas anggota populasi. Jika homogen, jumlah bukti audit yang dipilih lebih
kecil dibandingkan dengan populasi yang heterogen.
Dalam memutuskan prosedur-prosedur audit manakah yang akan digunakan, auditor
dapat memilihnya dari ketujuh kategori umum bukti audit. Menurut Arens dan
Loebbecke (2003) kategori-kategori ini, dikenal sebagai jenis-jenis bukti yaitu sebagai
berikut:
1. Pengujian Fisik (Physical Examination)
Pengujian fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor
atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan
persediaan dan kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat
berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud. Perbedaan antara pengujian
fisik atas aktiva, seperti surat berharga yang diperdagangkan dan kas, serta pengujian
atas berbagai dokumen, seperti cek-cek yang dibatalkan dan berbagai dokumen
penjualan, sangatlah penting bagi berbagai tujuan audit. Jika obyek yang diuji,
seperti selembar faktur penjualan umpamanya, tidak memiliki nilai inheren, maka
bukti audit itu disebut sebagai dokumentasi.
2. Konfirmasi (Confirmation)
Konfirmasi menggambarkan penerimaan tanggapan baik secara tertulis maupun lisan
dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasikan keakuratan informasi
sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien
meminta pihak ketiga yang independen untuk memberikan tanggapannya secara
langsung kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dari berbagai
sumber yang independen terhadap klien, maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai
dan merupakan jenis bukti yang paling sering digunakan.
SAS 67 (AU 330) mengidentifikasikan dua jenis permintaan konfirmasi yaitu
konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif meminta penerima untuk merespon
dalam semua keadaan. Sebaliknya, dengan konfirmasi negatif penerima diminta untuk
merespon, hanya saat tidak benar. Karena konfirmasi dianggap bukti penting hanya saat
dikembalikan, konfirmasi negatif adalah kurang kompeten daripada konfirmasi
positif. Selain konfirmasi positif dan negative terdapat juga konfirmasi kosong
(blank confirmation) yang meminta penerima untuk mengisi informasi yang dibutuhkan
auditor dan mengirimkannya kembali. Konfirmasi ini sering digunakan untuk
memperoleh informasi-informasi lain yang tidak terbatas pada informasi yang diingini
auditor, seperti informasi mengenai rekening yang diblok bank.
3. Dokumentasi (Documentation)
Dokumentasi adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan.
Berbagai dokumen yang diuji oleh auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan
oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang terorganisasi.
Karena pada umumnya setiap transaksi dalam organisasi klien ini minimal didukung
oleh selembar dokumen, maka jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar.
Dokumen-dokumen secara sederhana dapat diklasifikasikan sebagi dokumen internal
dan eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang dipersiapkan dan dipergunakan
dalam organisasi klien sendiri serta tidak pernah disampaikan kepada pihak-pihak di
luar organisasi seperti pelanggan atau pemasok klien. Contohnya: salinan faktur
penjualan, laporan waktu kerja karyawan, serta laporan penerimaan persediaan.
Dokumentasi eksternal adalah dokumen yang pernah berada dalam genggaman
seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak yang menjadi klien dalam melakukan
transaksi, tetapi dokumen tersebut saat ini berada di tangan klien atau dengan segera
dapat diakses oleh klien. Dalam beberapa kasus, dokumen-dokumen eksternal berasal
dari luar organisasi klien dan berakhir di tangan klien. Contohnya: faktur-faktur dari
pemasok, surat utang yang dibatalkan, serta polis-polis asuransi. Dokumen lainnya
seperti cek-cek yang ditangguhkan, diterbitkan oleh klien, dikirimkan ke pihak luar,
dan akhirnya kembali lagi ke tangan klien.
4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures)
Prosedur analitis menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan
untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Contoh atas hal
ini adalah perbandingan persentase antara laba kotor yang diperoleh selama tahun
berjalan terhadap laba kotor yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Prosedur analitis
digunakan secara luas dalam praktek dan penggunaan prosedur tersebut telah
meningkat dengan tersedianya komputer untuk melakukan perhitungan. Dewan Standar
Audit telah menyimpulkan bahwa prosedur analitis adalah begitu penting sehingga
mereka dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian atas semua audit.
5. Wawancara kepada Klien (Inquiris of The Client)
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
auditor. Walaupun banyak bukti yang diperoleh dari klien berasal dari hasil wawancara
ini, bukti tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai bukti yang meyakinkan karena tidak
diperoleh dari sumber yang independen dan barangkali cenderung mendukung pihak
klien. Oleh karena itu, saat auditor memperoleh bukti dari hasil wawancara ini, maka
pada umumya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti audit
lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur lainnya.
6. Hitung Uji (Reperformance)
Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi
yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada
sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti
pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam
jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban
depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbaga transfer
informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa
pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi
tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu
dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat
dalam nilai yang sama pada setiap saat.
7. Observasi (Observation)
Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu.
Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk
mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam
mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Sebagai contoh, auditor
dapat melakukan tur ke ruang pabrik untuk memperoleh suatu pandangan umum akan
berbagai fasilitas yang dimiliki klien, mengamati apakah peralatan yang ada sudah
banyak berkarat sehingga ia dapat mengevaluasi apakah peralatan tersebut sudah usang
atau belum, serta mengamati para individu yang melaksanakan tugas-tugas akuntansi
untuk memperoleh keyakinan apakah individu yang diserahi tanggung jawablah yang
melaksanakan tugas tersebut.
Standar Auditing menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah catatan utama tentang
prosedur auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh dan kesimpulan yang dicapai auditor
dalam melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang
perlu diperimbangkan oleh auditor untuk melaksanakan auditor untuk melakukan audit secara
memadai dan untuk mendukung laporan audit. Dokumentasi audit juga dapat dianggap
sebagai kertas kerja, meskipun semakin banyak dokumentasi audit yang diselenggarakan
dalam file terkomputerisasi.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam
memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan
standar audit. Secara khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun
berjalan, memberikan:
a. Dasar bagi perencanaan audit.
b. Catatan bukti yang dikumpulakan dan hasil pengujian.
c. Data untuk menentukan jenis Laporan Audit yang tepat.
d. Dasar bagi review oleh supervisor dan partner.
1. Persayaratan Untuk Menyimpan Dokumentasi Audit
Seperti yang dipersyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act, SEC telah mengeluarkan aturan
final tentang penyimpanan catatan audit dan review yang mewajibkan auditor perusahaan
public untuk menyelenggarakan dokumentasi sebagai berikut:
a. Kertas kerja atau dokumen lain yang membentuk dasar bagi audit atas laporan
keuangan tahunan perusahaan atau review atas laporan keuangan kuartalan
perusahaan.
b. Memo, korespondensi, komunikasi, dokumen biru, dan catatan termasuk catatan
elektronik, yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Fakta-fakta yang dibuat, dikirimkan, dan diterima dalam kaitannya dengan audit
atau review.
 Fakta-fakta yang berisi kesimupalan, pendapat, analisis, atau data keuangan yang
berkaitan dengan atau review.
2. Isi Dokumentasi Audit
1) File Permanen (permanent file), berisi data yang bersifat historis atau berlanjut yang
bersangkutan dengan audit saat ini. File ini menjadi sumber informasi tentang audit
yang terus penting adanya dari tahun ke tahun. File permanen umumnya meliputi hal-
hal berikut:
a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang penting artinya seperti akta
pendirian, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi dan kontrak.
b. Analisis atas tahun-tahun sebelumnya yang penting artinya bagi auditor. Mencakup
akun seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham, goodwill dan
aktiva tetap.
c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas pengendalian internal dan
penilaian risiko pengendalian. Informasi ini mencakup bagan organisasi, bagan
arus, kuesioner dan informasi tentang pengendalian internal lainnya.
d. Hasil prosedur analitis dari audit tahun sebelumnya.
Diantara data ini terdapat rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total
saldo atau saldo per bulan untuk akun tertentu.
2) File Tahun Berjalan (current file), mencakup semua dokumentasi audit yang dapat
diterapkan pada tahun yang diaudit. Berikut ini adalah jenis informasi yang sering
tercakup dalam arsip tahun berjalan:
a. Program Audit.
b. Informasi Umum.
c. Neraca Saldo Berjalan.
d. Ayat Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi.
e. Skedul pendukung, yang terdiri dari analisis, neraca saldo atau daftar, rekonsiliasi
jumlah, pengujian kelayakan, ikhtisar prosedur, pemeriksaan dokumen pendukung,
informasional dan dokumentasi dari luar.
3. Penyusunan Dokumentasi Audit
Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, dokumentasi audit
harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Setiap file audit harus diidentifikasi secara wajar dengan informasi, seperti nama
klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, tanda tangan orang yang
menyiapakan, tanggal persiapan dan kode indeks.
b. Dokumentasi audit harus memiliki indeks dan referensi silang untuk membantu
pengaturan dan pengarsipannya.
c. Dokumentasi audit yang lengkap harus dengan jelas menunjukkan pekerjaan audit
yang dilakukan, yang dapat dicapai dengan tiga cara : dengan pernyataan tertulis
dalam bentuk memorandum, dengan menandatangani prosedur audit dalam program
audit, dan dengan notasi langsung pada skedul.
d. Dokumentansi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan
yang telah dirancang.
e. Kesimpulan yang dicapai tentang segmen audit yang dipertimbangkan harus
dinyatakan dengan jelas.

More Related Content

What's hot

Chapter 7 - Bukti Audit
Chapter 7 - Bukti AuditChapter 7 - Bukti Audit
Chapter 7 - Bukti Audit
Nuralita Aryani Rachman
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
Mandiri Sekuritas
 
Praktek Audit
Praktek AuditPraktek Audit
Praktek Auditrazelia9
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Haisyah Aulia
 
Pengauditan II Bab 13
Pengauditan II Bab 13Pengauditan II Bab 13
Pengauditan II Bab 13
Anita Khasanah
 
Data, Teknik, Bukti Audit
Data, Teknik, Bukti AuditData, Teknik, Bukti Audit
Data, Teknik, Bukti Audit
Fadhlurrahman Ruslan
 
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadaniTugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadaniErdha Reidha
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
rizal hadi
 
Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7
Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7
Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7
Erdha Reidha
 
Auditng, assurance
Auditng, assuranceAuditng, assurance
Auditng, assurance
agunghery19
 
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensTugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Seh Wahyu Lestari
 
Arens edisi 12_ch_26
Arens edisi 12_ch_26Arens edisi 12_ch_26
Arens edisi 12_ch_26
died21
 
Makalah audit maeriality
Makalah audit maerialityMakalah audit maeriality
Makalah audit maeriality
anggitarasmana
 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
Ilham Sousuke
 

What's hot (15)

Chapter 7 - Bukti Audit
Chapter 7 - Bukti AuditChapter 7 - Bukti Audit
Chapter 7 - Bukti Audit
 
PROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDITPROSEDUR AUDIT
PROSEDUR AUDIT
 
Auditing
AuditingAuditing
Auditing
 
Praktek Audit
Praktek AuditPraktek Audit
Praktek Audit
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pengauditan II Bab 13
Pengauditan II Bab 13Pengauditan II Bab 13
Pengauditan II Bab 13
 
Data, Teknik, Bukti Audit
Data, Teknik, Bukti AuditData, Teknik, Bukti Audit
Data, Teknik, Bukti Audit
 
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadaniTugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
 
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditorMakalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
Makalah audit laporan keuangan dan tanggung jawab auditor
 
Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7
Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7
Tugas rmk susanti nurul ramadani ch 7
 
Auditng, assurance
Auditng, assuranceAuditng, assurance
Auditng, assurance
 
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrensTugas auditing ii bab 16 alvin arrens
Tugas auditing ii bab 16 alvin arrens
 
Arens edisi 12_ch_26
Arens edisi 12_ch_26Arens edisi 12_ch_26
Arens edisi 12_ch_26
 
Makalah audit maeriality
Makalah audit maerialityMakalah audit maeriality
Makalah audit maeriality
 
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
(Pert 4) bab 15 penyelesaian siklus penjualan dan penagihan
 

Similar to Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks Of Auditing, Universitas Mercu Buana, 2017

Bukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptxBukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptx
zatoichi020784
 
Audit.pptx
Audit.pptxAudit.pptx
Audit.pptx
DinaJuliani3
 
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
mrbacot
 
Kel 2.pptx
Kel 2.pptxKel 2.pptx
BUKTI_AUDIT.doc
BUKTI_AUDIT.docBUKTI_AUDIT.doc
BUKTI_AUDIT.doc
NanangAgussaputra
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
fadilaamalis
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
MichzanArobi
 
Tugas 3, riview bukti audit copy
Tugas 3, riview bukti audit   copyTugas 3, riview bukti audit   copy
Tugas 3, riview bukti audit copy
Yusdi Sinathrya
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Jiantari Marthen
 
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Kanaidi ken
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
RiaMennita
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
Hutria Angelina Mamentu
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
marchaaddina
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantive
Wirya Wkcybernet
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
Sujatmiko Wibowo
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
SekarMayangsari1
 
Audit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxAudit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptx
Fathimah30
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
iikabungo
 

Similar to Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks Of Auditing, Universitas Mercu Buana, 2017 (20)

Bukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptxBukti_Audit.pptx
Bukti_Audit.pptx
 
Audit.pptx
Audit.pptxAudit.pptx
Audit.pptx
 
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
9eb93479-1925-4121-8081-9fb518c9711f.pptx
 
Kel 2.pptx
Kel 2.pptxKel 2.pptx
Kel 2.pptx
 
BUKTI_AUDIT.doc
BUKTI_AUDIT.docBUKTI_AUDIT.doc
BUKTI_AUDIT.doc
 
BUKTI AUDIT
BUKTI AUDITBUKTI AUDIT
BUKTI AUDIT
 
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docxMakalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
Makalah kel 1_Bukti Audit dan sampling.docx
 
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptxPengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
Pengumpulan & Penilaian Bukti Audit_kel.7_21AK3.pptx
 
Tugas 3, riview bukti audit copy
Tugas 3, riview bukti audit   copyTugas 3, riview bukti audit   copy
Tugas 3, riview bukti audit copy
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
 
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
 
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptxBukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
Bukti audit dan kertas kerja audit_pertemuan 7.pptx
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)SUMMARY CH-9  AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
SUMMARY CH-9 AUDITOR'S RESPONSE TO ASSESSED RISK ( ISA 330, ISA 300)
 
Uji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantiveUji pengendalian dan subtantive
Uji pengendalian dan subtantive
 
Audit kertas-kerja
Audit kertas-kerjaAudit kertas-kerja
Audit kertas-kerja
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
 
Audit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptxAudit Evidence-2.pptx
Audit Evidence-2.pptx
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 

More from Sandy Setiawan

13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
Sandy Setiawan
 
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
Sandy Setiawan
 
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
Sandy Setiawan
 
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
Sandy Setiawan
 
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
Sandy Setiawan
 
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
Sandy Setiawan
 
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
Sandy Setiawan
 
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
Sandy Setiawan
 
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
Sandy Setiawan
 
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
Sandy Setiawan
 
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
Sandy Setiawan
 
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
Sandy Setiawan
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
Sandy Setiawan
 
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
Sandy Setiawan
 

More from Sandy Setiawan (20)

13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
 
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
15. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Bua...
 
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
14. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporti...
 
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
13. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Bes...
 
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
12. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses...
 
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
11. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Inter...
 
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
9. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univ...
 
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
7. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis E...
 
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
6. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Intelegensi Bisnis, Universitas Mercu Bu...
 
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
5. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Infrastruktur TI dan Teknologi Baru, Uni...
 
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
4. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Isu Sosial, Etika Dalam Sistem Informasi...
 
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
3. SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi, Organisasi dan Strateg...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal, Mercu Buana, ...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting, ...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Mendukung Buku Besar d...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Siklus Proses Bisnis Review Atas Proses Bis...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal,...
 
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
SI-PI, Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Konsep Dasar Pengendalian Internal, Univers...
 
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
SI-PI,Sandy Setiawan, Hapzi Ali, Implementasi Sistem Informasi Berbasis ERP, ...
 

Recently uploaded

Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
xtemplat
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
denny404455
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
FaldienaMarcelita3
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
DaraAOi
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
dwiwahyuningsih74
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
walidumar
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptxPAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
PAPARAN PELATIHAN SATKAMLING DALAM RANGKA LOMBA.pptx
 
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
1. Sosialisasi_Serdos_2024_PSD_PTU dan Peserta.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Biologi Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
3. PEMBUATAN PETA KELOMPOK PEKERJAAN.pdf
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI kelas. pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
 

Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, The Building Blocks Of Auditing, Universitas Mercu Buana, 2017

  • 1. QUIZ - PENGAUDITAN LANJUTAN DOSEN : DR. YUDHI HERLIANSYAH, AK,M.SI,CA,CSRA,CPAI TENTANG THE BUILDING BLOCKS OF AUDITING OLEH : SANDY SETIAWAN 55516120017 MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2017
  • 2. Pertanyaan : Jelaskan mengapa auditor harus memperoleh bukti yang tepat dan memadai ! dan Jelaskan bagaimana bukti yang tepat diperoleh selama audit berlangsung ! Jawab : Menurut Arrens dan Loebbecke (2003), “Bukti Audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor dalam menentukan kesesuian informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan.” Bukti audit merupakan semua media informasi yang digunakan oleh auditor untuk mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehingga mampu meyakinkan pihak lain. Bukti audit didasarkan pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: "Auditor harus memperoleh cukup bukti yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit". Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit (audit evidence) berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti. Oleh sebab itu auditor harus memperoleh bukti audit yang tepat dan memadai, karena bukti audit yang memadai berimplikasi terhadap opini yang diterbitkan auditor. Dalam pelaksanaan auditing, manajemen (klien) tidak boleh membatasi ruang lingkup audit. Jika auditor tidak berhasil mengumpulkan bukti-bukti audit yang mencukupi untuk mempertimbangkan apakah laporan keuangan yang diperiksanya disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum (PABU) di Indonesia berarti bahwa ruang lingkup auditnya terbatas. Contoh pembatasan oleh klien adalah auditor tidak diperbolehkan
  • 3. melakukan konfirmasi utang piutang, atau tidak diperbolehkan memeriksa aset-aset tertentu yang dimiliki oleh klien. Dengan adanya pembatasan ruang lingkup audit yang signifikan, memungkinkan auditor untuk menerbitkan “Disclaimer Opinion” terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Karena auditor tidak memiliki kecukupan bukti audit yang memadai dalam melaksanakan auditing. Bukti audit yang tidak memadai (dalam hal ini terjadi pembatasan ruang lingkup audit), tidak dapat memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat. Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat, yang diperlukan untuk memenuhi keyakinan bahwa komponen laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan secara wajar, dan bahwa klien menyelenggarakan pengendalian internal yang efektif atas laporan keuangan. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan dan berapa banyak, yaitu: 1. Prosedur audit yang akan digunakan. 2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut; 3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi; 4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut. Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah ketepatan dan kecukupan bukti, yang langsung diambil dari standar pekerjaan lapangan. 1. Ketepatan Bukti. Ketepatan bukti adalah ukuran mutu bukti yang berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan. Jika suatu bukti dianggap sangat tepat, hal itu akan sangat membantu dalam meyankinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. a. Relevansi Bukti. Bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat. Sebagai contoh, anggaplah auditor prihatin bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan transaksi kelengkapan). Jika auditor memilih suatu sampel dari salinan faktur penjualan dan menelusuri setiap salinan tersebut ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan tujuan kelengkapan dan dengan demikian bukan merupakan bukti yang tepat untuk tujuan tersebut. Prosedur yang relevan adalah menelusuri sampel dokumen pengiriman
  • 4. ke salinan faktur penjualan terkait untuk menentukan apakah setiap pengiriman barang tersebut telah ditagihkan. b. Reliabilitas Bukti. Reliabilitas bukti mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya. Reliabilitas tergantung pada enam karakteristik bukti yang dapat diandalkan berikut: 1. Independensi penyedia bukti. Bukti yang diperoleh dari sumber luar entitas lebih dapat diandalkan daripada yang diperoleh dari dalam entitas. Komunikasi dari bank, pengacara, atau para pelanggan umumnya lebih dapat diandalkan daripada jawaban yang diperoleh dari wawancara dengan klien. 2. Efektivitas pengendalian internal klien. Jika pengendalian internal klien efektif, bukti audit yang diperoleh lebih dapat diandalkan. 3. Pengetahuan langsung auditor. Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pEmeriksaan fisik, observasi, penghitungan ulang dan inspeksi akan lebih dapat diandalkan daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung. 4. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi. Meskipun sumber informasi bersifat independen, bukti audit tidak akan dapat diandalkan kecuali individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu. Karena itu, komunikasi dengan pengacara dan konfirmasi bank umumnya lebih bernilai daripada konfirmasi piutang usaha dari orang-orang yang kurang memahami dunia bisnis. 5. Tingkat objektivitas. Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan daripada bukti yang memerlukan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut benar. Contoh bukti yang objektif meliputi konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik sekuritas dan kas, serta perhitungan saldo utang usaha untuk menentukan apakah data tersebut sesuai dengan saldo yang ada pada buku besar. 6. Ketepatan waktu. Ketepatan waktu audit dapat merujuk pada kapan bukti itu dikumpulkan maupun pada periode yang tercakup oleh audit itu. Bukti ini biasanya lebih dapat diandalkan untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
  • 5. Untuk akun-akun laporan laba rugi, bukti yang diperoleh akan lebih dapat diandalkan jika sampel dari keseluruhan periode yang diaudit, seperti sampel acak transaksi penjualan dari setahun penuh, bukan hanya dari sebagian periode, seperti sampel yang terbatas pada 6 bulan pertama saja. 2. Kecukupan Bukti Audit Hal ini berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah: a. Materialitas dan Resiko Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak material. Untuk akun yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memilliki kemungkinan kecil salah saji. b. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi melihat dari segi waktu dan biaya. Jika dalam memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, auditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit. c. Ukuran dan karakteristik populasi. Ukuran populasi ditentukan banyaknya item dalam populasi. Semakin besar populasi semakin banyak bukti yang diperlukan. Karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota populasi. Jika homogen, jumlah bukti audit yang dipilih lebih kecil dibandingkan dengan populasi yang heterogen. Dalam memutuskan prosedur-prosedur audit manakah yang akan digunakan, auditor dapat memilihnya dari ketujuh kategori umum bukti audit. Menurut Arens dan Loebbecke (2003) kategori-kategori ini, dikenal sebagai jenis-jenis bukti yaitu sebagai berikut: 1. Pengujian Fisik (Physical Examination) Pengujian fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat
  • 6. berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud. Perbedaan antara pengujian fisik atas aktiva, seperti surat berharga yang diperdagangkan dan kas, serta pengujian atas berbagai dokumen, seperti cek-cek yang dibatalkan dan berbagai dokumen penjualan, sangatlah penting bagi berbagai tujuan audit. Jika obyek yang diuji, seperti selembar faktur penjualan umpamanya, tidak memiliki nilai inheren, maka bukti audit itu disebut sebagai dokumentasi. 2. Konfirmasi (Confirmation) Konfirmasi menggambarkan penerimaan tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien meminta pihak ketiga yang independen untuk memberikan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dari berbagai sumber yang independen terhadap klien, maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering digunakan. SAS 67 (AU 330) mengidentifikasikan dua jenis permintaan konfirmasi yaitu konfirmasi positif dan negatif. Konfirmasi positif meminta penerima untuk merespon dalam semua keadaan. Sebaliknya, dengan konfirmasi negatif penerima diminta untuk merespon, hanya saat tidak benar. Karena konfirmasi dianggap bukti penting hanya saat dikembalikan, konfirmasi negatif adalah kurang kompeten daripada konfirmasi positif. Selain konfirmasi positif dan negative terdapat juga konfirmasi kosong (blank confirmation) yang meminta penerima untuk mengisi informasi yang dibutuhkan auditor dan mengirimkannya kembali. Konfirmasi ini sering digunakan untuk memperoleh informasi-informasi lain yang tidak terbatas pada informasi yang diingini auditor, seperti informasi mengenai rekening yang diblok bank. 3. Dokumentasi (Documentation) Dokumentasi adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai dokumen yang diuji oleh auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang terorganisasi. Karena pada umumnya setiap transaksi dalam organisasi klien ini minimal didukung oleh selembar dokumen, maka jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar. Dokumen-dokumen secara sederhana dapat diklasifikasikan sebagi dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang dipersiapkan dan dipergunakan dalam organisasi klien sendiri serta tidak pernah disampaikan kepada pihak-pihak di
  • 7. luar organisasi seperti pelanggan atau pemasok klien. Contohnya: salinan faktur penjualan, laporan waktu kerja karyawan, serta laporan penerimaan persediaan. Dokumentasi eksternal adalah dokumen yang pernah berada dalam genggaman seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak yang menjadi klien dalam melakukan transaksi, tetapi dokumen tersebut saat ini berada di tangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien. Dalam beberapa kasus, dokumen-dokumen eksternal berasal dari luar organisasi klien dan berakhir di tangan klien. Contohnya: faktur-faktur dari pemasok, surat utang yang dibatalkan, serta polis-polis asuransi. Dokumen lainnya seperti cek-cek yang ditangguhkan, diterbitkan oleh klien, dikirimkan ke pihak luar, dan akhirnya kembali lagi ke tangan klien. 4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures) Prosedur analitis menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Contoh atas hal ini adalah perbandingan persentase antara laba kotor yang diperoleh selama tahun berjalan terhadap laba kotor yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Prosedur analitis digunakan secara luas dalam praktek dan penggunaan prosedur tersebut telah meningkat dengan tersedianya komputer untuk melakukan perhitungan. Dewan Standar Audit telah menyimpulkan bahwa prosedur analitis adalah begitu penting sehingga mereka dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian atas semua audit. 5. Wawancara kepada Klien (Inquiris of The Client) Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Walaupun banyak bukti yang diperoleh dari klien berasal dari hasil wawancara ini, bukti tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai bukti yang meyakinkan karena tidak diperoleh dari sumber yang independen dan barangkali cenderung mendukung pihak klien. Oleh karena itu, saat auditor memperoleh bukti dari hasil wawancara ini, maka pada umumya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur lainnya. 6. Hitung Uji (Reperformance) Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam
  • 8. jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbaga transfer informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama pada setiap saat. 7. Observasi (Observation) Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Sebagai contoh, auditor dapat melakukan tur ke ruang pabrik untuk memperoleh suatu pandangan umum akan berbagai fasilitas yang dimiliki klien, mengamati apakah peralatan yang ada sudah banyak berkarat sehingga ia dapat mengevaluasi apakah peralatan tersebut sudah usang atau belum, serta mengamati para individu yang melaksanakan tugas-tugas akuntansi untuk memperoleh keyakinan apakah individu yang diserahi tanggung jawablah yang melaksanakan tugas tersebut. Standar Auditing menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang perlu diperimbangkan oleh auditor untuk melaksanakan auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk mendukung laporan audit. Dokumentasi audit juga dapat dianggap sebagai kertas kerja, meskipun semakin banyak dokumentasi audit yang diselenggarakan dalam file terkomputerisasi. Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit. Secara khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun berjalan, memberikan: a. Dasar bagi perencanaan audit. b. Catatan bukti yang dikumpulakan dan hasil pengujian. c. Data untuk menentukan jenis Laporan Audit yang tepat. d. Dasar bagi review oleh supervisor dan partner.
  • 9. 1. Persayaratan Untuk Menyimpan Dokumentasi Audit Seperti yang dipersyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act, SEC telah mengeluarkan aturan final tentang penyimpanan catatan audit dan review yang mewajibkan auditor perusahaan public untuk menyelenggarakan dokumentasi sebagai berikut: a. Kertas kerja atau dokumen lain yang membentuk dasar bagi audit atas laporan keuangan tahunan perusahaan atau review atas laporan keuangan kuartalan perusahaan. b. Memo, korespondensi, komunikasi, dokumen biru, dan catatan termasuk catatan elektronik, yang memenuhi kriteria sebagai berikut:  Fakta-fakta yang dibuat, dikirimkan, dan diterima dalam kaitannya dengan audit atau review.  Fakta-fakta yang berisi kesimupalan, pendapat, analisis, atau data keuangan yang berkaitan dengan atau review. 2. Isi Dokumentasi Audit 1) File Permanen (permanent file), berisi data yang bersifat historis atau berlanjut yang bersangkutan dengan audit saat ini. File ini menjadi sumber informasi tentang audit yang terus penting adanya dari tahun ke tahun. File permanen umumnya meliputi hal- hal berikut: a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang penting artinya seperti akta pendirian, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi dan kontrak. b. Analisis atas tahun-tahun sebelumnya yang penting artinya bagi auditor. Mencakup akun seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham, goodwill dan aktiva tetap. c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman atas pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian. Informasi ini mencakup bagan organisasi, bagan arus, kuesioner dan informasi tentang pengendalian internal lainnya. d. Hasil prosedur analitis dari audit tahun sebelumnya. Diantara data ini terdapat rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo per bulan untuk akun tertentu. 2) File Tahun Berjalan (current file), mencakup semua dokumentasi audit yang dapat diterapkan pada tahun yang diaudit. Berikut ini adalah jenis informasi yang sering tercakup dalam arsip tahun berjalan: a. Program Audit.
  • 10. b. Informasi Umum. c. Neraca Saldo Berjalan. d. Ayat Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi. e. Skedul pendukung, yang terdiri dari analisis, neraca saldo atau daftar, rekonsiliasi jumlah, pengujian kelayakan, ikhtisar prosedur, pemeriksaan dokumen pendukung, informasional dan dokumentasi dari luar. 3. Penyusunan Dokumentasi Audit Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, dokumentasi audit harus memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Setiap file audit harus diidentifikasi secara wajar dengan informasi, seperti nama klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, tanda tangan orang yang menyiapakan, tanggal persiapan dan kode indeks. b. Dokumentasi audit harus memiliki indeks dan referensi silang untuk membantu pengaturan dan pengarsipannya. c. Dokumentasi audit yang lengkap harus dengan jelas menunjukkan pekerjaan audit yang dilakukan, yang dapat dicapai dengan tiga cara : dengan pernyataan tertulis dalam bentuk memorandum, dengan menandatangani prosedur audit dalam program audit, dan dengan notasi langsung pada skedul. d. Dokumentansi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan yang telah dirancang. e. Kesimpulan yang dicapai tentang segmen audit yang dipertimbangkan harus dinyatakan dengan jelas.