Bukti audit merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan kesesuaian informasi yang diaudit dengan kriteria. Terdapat beberapa jenis bukti seperti pengujian fisik, konfirmasi, dokumentasi, dan prosedur analitis. E-commerce mempengaruhi pengumpulan bukti audit karena semakin banyak bukti disajikan secara elektronik sehingga auditor harus mengevaluasi pengaruh informasi elektronik terhadap kemampuannya meng
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Standar internasional praktik profesional audit internal (standar)Dr. Zar Rdj
Standar menggunakan istilah-istilah, sebagaimana didefinisikan secara khusus dalam Daftar Istilah. Unuk dapat memahami dan menerapkan Standar secara benar, perlu dipertimbangkan makna khusus istilah pada Daftar Istilah. Lebih lanjut, Standar menggunakan istilah ‘harus’ untuk persyaratan yang mutlak harus dipenuhi, dan istilah ‘semestinya’, untuk kesesuaian yang sangat dianjurkan (kecuali apabila berdasarkan pertimbangan profesional, keadaan yang ada membenarkan perlunya deviasi).
Standar terdiri dari dua kelompok utama: Standar Atribut dan Standar Kinerja. Standar Atribut mengatur atribut organisasi dan individu yang melaksanakan audit internal.
Standar Kinerja mengatur sifat audit internal dan menetapkan kriteria mutu untuk mengukur kinerja jasa audit internal. Standar Atribut dan Standar Kinerja diterapkan pada seluruh jenis jasa audit internal.
Standar Implementasi merinci Standar Atribut dan Standar Kinerja dengan menyajikan persyaratan tertentu untuk setiap jenis jasa audit internal, yaitu dengan kode (A) untuk asurans/Assurance, dan kode (C) untuk konsultansi/Consulting.
Jasa assurance (asurans) merupakan kegiatan penilaian bukti obyektif oleh auditor internal untuk memberikan pendapat atau simpulan mengenai suatu entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau subyek lainnya. Sifat dan ruang lingkup suatu penugasan asurans ditentukan oleh auditor. Pada umumnya, terdapat tiga pihak yang berperan serta dalam pelaksanaan jasa asurans, yaitu (1) seorang atau sekelompok orang yang terlibat secara langsung dengan entitas, operasi, fungsi, proses, sistem, atau permasalahan lainnya – disebut pemilik proses; (2) seorang atau sekelompok orang yang melakukan penilaian/assessment – disebut auditor internal; (3) seorang atau sekelompok orang yang memanfaaatkan hasil penilaian/assessment – disebut pengguna.
(Pert 4) bab 14 siklus penjualan dan penagihan test of control & substa...Ilham Sousuke
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
ini adalah presentasi saya dalam memenuhi tugas kuliah mata kuliah Sistem Informasi Manajemen bab kertas kerja dan Bukti Audit. semoga berguna bagi yang membutuhkan. :)
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pihak yang indepenen terhadap laporan kuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Ini adalah sebuah resume dari buku Auditing and Assurance Services An Integrated Approach oleh Alvin Aren. I do not own the copyrights, it's only for educational purposes.
Keputusan penting yang harus dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat. Ada beberapa jenis keputusan bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor, empat di antaranya yaitu prosedur audit yang akan digunakan, berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut, item-item mana yang akan dipilih dari populasi dan juga kapan akan melaksanakan prosedur tersebut.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. BUKTI AUDIT
• Dasar setiap proses audit adalah bukti-bukti audit yang
dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor . auditor harus
memiliki pengetahuan dan keahlian untuk mengumpulkan
bukti audit yang cukup kompeten dalam setiap proses
auditnya untuk memenuhi berbagai standatr yang
ditetapkan oleh profesi.
2
3. SIFAT BUKTI AUDIT
• Bukti audit merupakan setiap informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang
diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
3
4. Perbedaan Bukti Audit dengan Bukti Hukum dan
Ilmiah
• Dalam kasus-kasus hukum terdapat aturan-aturan tentang bukti hukum yang
digunakan oleh hakim untuk melindungi pihak yang tidak bersalah. Serupa
dengan hal itu, dalam berbagai eksperimen ilmiah, seorang ilmuwan
mempergunakan bukti untuk menarik berbagai kesimpulan tentang suatu teori.
Auditor pun mengumpulkan berbagai bukti audit untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Jenis bukti yang digunakan olh auditor berbeda dengan
bukti yang dikumpulkan oleh para ilmuwan dan dalam berbagai kasus hukum,
serta bukti itupun digunakan dalam berbagai cara yang berbeda, tetapi dalam
ketiga kasus tersebut, bukti-bukti dipergunakan untuk menarik berbagai
kesimpulan.
4
5. KEPUTUSAN BUKTI AUDIT
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan
bukti audit dapat dipilah ke dalam empat sub
keputusan :
• Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan
• Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk
prosedur tertentu
• Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
• Kapankah berbagai prosedur akan dilakukan
5
6. • PROSEDUR AUDIT, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang
diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit.
• UKURAN SAMPEL, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih beragam
ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam populasi
yang sedang diuji.
• ITEM-ITEM YANG TERPILIH, Setelah penentuan ukuran sampel untuk prosedur audit
dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji.
• PEMILIHAN WAKTU YANG TEPAT, Keputusan pemilihan waktu audit, sebagian,
dipengaruhi oleh kapan klien menginginkan audit itu diselesaikan. Dalam audit atas
laporan keuangan, umumnya klien ingin agar audit diselesaikan antara 1 hingga 3 bulan
setelah akhir tahun.
6
7. • Program Audit. Daftar prosedur audit untuk bidang audit
tertentu atau untuk keseluruhan audit disebut sebagai
program audit. Program audit selalu memuat daftar
prosedur audit, dan biasanya mencakup akuran sampel,
item- item yang dipilih, dan pemilihan waktu pengujian.
Umumnya, ada suatu program audit, termasuk beberapa
prosedur audit untuk setiap komponen audit (piutang
usaha, penjualan, dan seterusnya).
7
8. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT
Persuaivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa bukti
audit dapat mendukung pendapat audit, dan pennetunya adalah ketepatan dan
kecukupan bukti.
• Ketepatan Bukti
Merupakan ukuran mutu bukti, yang bearti televansi dan reliabilitasny
amemenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
yang berkaitan. Ketepatan suatu bukti audit hanya dapat diperbaiki dengan
memilih prosedur audit yang lebih relevan atau yang memberikan bukti yang
lebih andal
• Relevansi bukti bearti bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan
audit yang akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar.
Relevansi bukti dapat diperimbangkan dala tujuan audit khusus, Karena bukti
audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan unutk tujuan
audit lainnya.
8
9. Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap
dapat dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas
dari bukti audit, yaitu :
• Independensi penyedia bukti
• Efektivitas pengendalian intern klien
• Pengetahuan langsung auditor
• Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
• Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif
• Ketepatan waktu
Kecukupan Bukti, Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya
(sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang
diambil oleh auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertimbangan auditor mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan,
Seperti Tingkat Materialitas dan Resiko, Faktor-faktor Ekonomi, Ukuran Dan
Kharakteristik Populasi.
9
10. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT
• Pengujian Fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva
yang berwujud (tangible asset).
• konfirmasi
Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan
dari pihak ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan
informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor.
• Dokumentasi
Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan.
• Prosedur Analitis
Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan-
hubungan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya
nampak wajar.
10
11. • Wawancara kepada Klien
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara
lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai
tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor.
• Rekalkulasi
Rekalkulasi melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan
dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode
yang berada dalam periode audit pada sejumlah sampel yang
diambil auditor.
• Observasi
Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-
aktivitas tertentu.
11
12. Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti
• Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan
konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada
umumnya, pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien
melakukan perhitungan aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal
neraca.konfirmasi membutuhkan biaya yang besar karena auditor harus
melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati dalam rangka
mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta upaya
untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau
sejumlah pengecualian konfirmasi.
12
13. DOKUMENTASI AUDIT
• Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan
yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang
diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan yang berhubungan yang
dicapai dalam perjanjian. Dokumentasi audit harus
dipelihara dalam arsip terkomputerisasi.
• Tujuan dokumentasi audit
Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah
membantu auditor menyediaakan jaminan wajar bahwa
audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan
standar audit yang umum diterima.
13
14. • Kepemilikan file audit
Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk
jadwal yang dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah
kepemilikan auditor. Satu-satunya waktu dimana orang lain
termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip adalah saat
mereka dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum.
• Kerahasian file audit
Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301
dari Kode Perilaku Profesional, yang menyatakan:
“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi
rahasia yang diperoleh dalam rangkaian perjanjian profesional
kecuali dengan persetujuan klien”.
• File permanen
Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau
berlanjut. Arsip ini menjadi sumber informasi yang memudahkan
audit yang terus diminati dari tahun ke tahun. Arsip permanent
pada umumnya meliputi :
14
15. • Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus
menerus penting sebagai artikel korporasi, anggaran rumah
tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak. Kontrak adalah
rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan lainnya.
• Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa
penting bagi auditor. Termasuk seperti utang jangka panjang,
akun ekuitas pemegang saham, niat baik, dan aktiva tetap.
• Informasi yang berhubungan dengan pemahaman akan kontrol
(pengendalian) internal dan penilaian resiko kontrol.
• Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di
antara data ini adalah rasio dan persentase yang dihitung oleh
auditor dan total saldo atau saldo perbulan untuk akun
tertentu.
15
16. File tahun berjalan
Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam
audit. Ada kumpulan arsip permanent untuk klien dan sekumpulan file
tahun berjalan untuk masing-masing tahun audit. Jenis informasi yang
disertakan dalam arsip sekarang akan dibahas singkat di bawah ini:
• Program Audit
• Informasi umum
• Neraca Saldo Berjalan
• Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal
• Jadwal Pendukung
16
17. Pengaruh E-Commers Terhadap Bukti Audit dan
Dokumentasi Audit
• Definisi E-Commerce.
E-commerce adalah dimana dalam satu website
menyediakan atau dapat melakukan Transaksi secara
online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja
atau berdagang secara online atau direct selling yang
memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website
yang dapat menyediakan layanan “get and deliver“. E-
commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan
juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk
kegiatan trading (perdagangan).
17
18. • Contoh E-Commerce.
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-
Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.
18
19. • Pengaruh E-Commerce Terhadap Bukti Audit
Semakin banyak bukti audit yang disajikan dan disimpan
dalam bentuk elektronik maka auditor harus
mengevaluasibagaimana informasi elektronik itu
mempengaruhi kemampuanya untuk mengumpulkan
bukti yang layak dan mencukupi.
19