Audit kebersihan tangan pada petugas kesehatan bertujuan untuk menentukan tingkat kepatuhan kebersihan tangan dan mengidentifikasi intervensi untuk promosi kebersihan tangan. Audit dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap 5 momen kebersihan tangan sesuai WHO dan hasilnya digunakan untuk perbaikan.
Presentasi ini merupakan pengantar pengelolaan standar, sasaran, dan langkah-langkah keselamatan pasien di Puskesmas (fasyankes primer). Pengelolaan tersebut termasuk penerapan standar-standar akreditasi mengenai keselamatan pasien dan pelaporan insiden keselamatan pasien ke KNKP.
Presentasi ini merupakan pengantar pengelolaan standar, sasaran, dan langkah-langkah keselamatan pasien di Puskesmas (fasyankes primer). Pengelolaan tersebut termasuk penerapan standar-standar akreditasi mengenai keselamatan pasien dan pelaporan insiden keselamatan pasien ke KNKP.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas menjadi standar yang harus terpenuhi untuk menghindari kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan serta menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan staf Puskesmas. Standar-standar PPI yang beragam sering membuat bingung, dan staf yang baru belajar PPI kurang mengetahui di mana bisa memperoleh standar-standar tersebut, sementara akan dinilai dalam proses perbaikan mutu dan akreditasi Puskesmas. Pengantar ini bertujuan memberikan wawasan dasar terhadap penerapan PPI di Puskesmas.
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas menjadi standar yang harus terpenuhi untuk menghindari kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan serta menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan staf Puskesmas. Standar-standar PPI yang beragam sering membuat bingung, dan staf yang baru belajar PPI kurang mengetahui di mana bisa memperoleh standar-standar tersebut, sementara akan dinilai dalam proses perbaikan mutu dan akreditasi Puskesmas. Pengantar ini bertujuan memberikan wawasan dasar terhadap penerapan PPI di Puskesmas.
Setiap pelaksanaan kegiatan di Puskesmas memiliki risiko. Risiko tersebut harus diidentifikasi, diprioritasi, dan kemudian dikelola sehingga bisa dihilangkan, dihindari dan/atau dikurangi dampaknya.
Update bisa diakses di: https://1drv.ms/p/s!Al8RLk3mI16-hO9nX3cuZlb7lt5_gg?e=iBalNv
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Template bagi petugas kesehatan untuk mempresentasikan kepentingan dan program cuci tangan (higiene tangan) yang ada di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan mereka. Template ini diadaptasi dari WHO, dan bisa digunakan di rumah sakit atau klinik guna mengedukasi petugas kesehatan lainnya. Isi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
- AUDIT KEBERSIHAN TANGAN.ppt
1. Bagaimana cara audit kebersihan tangan
pada petugas kesehatan
Observers should carefully read the
“Hand Hygiene Technical Reference Manual”
before undergoing this training session
AUDIT
KEBERSIHAN TANGAN
2. Kenapa audit kebersihan tangan?
■ Tujuan audit kebersihan tangan
adalah untuk menentukan
tingkat kepatuhan kebersihan
tangan pada petugas
kesehatan
■ Hasil audit dapat membantu
untuk mengidentifikasi
intervensi yang paling tepat
untuk promosi, pendidikan dan
pelatihan hand hygiene.
■ Hasil audit (tingkat kepatuhan)
dapat dilaporkan ke petugas
kesehatan, untuk menjelaskan
praktek kebersihan tangan di
unitnya dan untuk menyoroti
aspek mana yang perlu
perbaikan, atau untuk
membandingkan dengan data
dasar dengan hasil tindak lanjut
untuk menunjukkan perbaikan
yang mungkin dihasilkan dari
upaya promosi
3. Bagaimana audit kebersihan tangan?
■ Pengamatan langsung adalah
metode yang paling tepat
■ Auditor harus paham dan dilatih
dengan metode dan tool yang
digunakan dalam promosi
kebersihan tangan untuk
megidentifikasi dan
membedakan indikasi
kebersihan tangan dalam
pelayanan kesehatan.
■ Pengamat harus melakukan
pengamatan tanpa
mengganggu pekerjaan yang
sedang berlangsung
■ Kepatuhan harus dideteksi
sesuai dengan 5 moment yang
direkomendasikan oleh WHO
5. HEALTH-CARE AREA
ZONA PASIEN
KONSEP TRANSMISI MIKROBA BERDASARKAN
AREA
Critical site with
infectious risk
for the patient
Critical site
with body fluid
exposure risk
6. H Sax, University Hospitals, Geneva 2006
1
2
3
5
ZONA PASIEN DAN KONTAK YANG TERJADI
10. Konsep penting untuk audit kebersihan tangan
Indikasi dan opportunity
■ Aktivitas pelayanan kesehatan : serangkaian tugas dimana tangan petugas
kesehatan menyentuh berbagai jenis permukaan: pasien, cairan tubuh, benda atau
permukaan di sekitar pasien dan dalam lingkungan perawatan.
■ Setiap kontak adalah sumber potensial terjadinya kontaminasi pada tangan petugas.
■ Indikasi : Alasan mengapa kebersihan tangan diperlukan karena adanya risiko
penularan kuman dari satu permukaan ke yang lain
■ Opportunity : waktu dimana kebersihan tangan diperlukan selama pelayanan
kesehatan, untuk mencegah penularan kuman oleh tangan
■ kebersihan tangan harus sesuai dengan setiap kesempatan
■ Beberapa indikasi bisa terjadi bersama-sama untuk menciptakan satu opportunity
RESIKO TRANSMISI INDIKASI OPPORTUNITY TINDAKAN
… contact 1 indication(s) contact 2 indication(s)] contact 3 indication(s) …
11. The observer point of view
Indikasi dan opportunity kebersihan tangan
■ Opportunity adalah berapa kali kebersihan tangan diperlukan
■ Indikasi adalah alasan untuk kebersihan tangan
■ Indikasi bisa tunggal atau beberapa indikasi pada satu waktu
■ Minimal satu indikasi menciptakan satu opportunity
■ Beberapa indikasi dapat menjadi satu opportunity
12. Dua indikasi satu opportunity
Care activity Care activity Care activity Care activity
13. Poin-poin penting untuk auditor.
Tentang indikasi kebersihan tangan
■ Semua kombinasi indikasi double, triple, quadruple dapat diamati
■ Kecuali satu! Indikasi sesudah kontak dengan pasien dan setelah kontak
dengan lingkungan pasien tidak dapat dijadikan dalam opportunity yang sama
X
X
X
X
X
X
X
X
X
14. The observer point of view
Opportunity dan tindakan kebersihan tangan
■ Auditor harus mendeteksi setidaknya satu indikasi untuk menghitung satu
opportunity (beberapa indikasi terjadi secara bersamaan dan dijadikan satu
opportunity)
■ kebersihan tangan yang dilakukan harus sesuai dengan opportunity yang
dihitung
■ Tindakan kebersihan tangan bisa dengan handrub atau air mengalir, jika
tidak dilakukan ketika diindikasikan, harus dicatat sebagai “Tidak“
■ Suatu tindakan kebersihan tangan yang diamati tidak sesuai dengan
indikasi yang sebenarnya tidak boleh dicatat.
15. The observer point of view
Kepatuhan kebersihan tangan (1)
Jumlah
HR + HW yg dilakukan (x 100)
--------------------------------------------
Jumlah opportunity
KEPATUHAN (%)
16. Care activity Care activity Care activity Care activity
Dua indikasi satu opportunity
17. = 50%
?
The observer point of view
Kepatuhan kebersihan tangan (2)
1 hand hygiene action x 100
-----------------------------------------
2 indications
?
X
X
X
18. = 50%
The observer point of view
Kepatuhan kebersihan tangan(3)
1 hand hygiene action x 100
-----------------------------------------
2 indications
= 100%
1 hand hygiene action x 100
-----------------------------------------
1 opportunity
X
X
?
X
X
X
X
19. Pencatatan Hasil Pengamatan :
Bagian Atas Formulir Audit
Isi unit mana yang diaudit, tanggal berapa audit, nama
observer, jam berapa sampai jam berapa, dll
Lengkapi bagian atas formulir, sebelum memulai pengamatan
20. Pencatatan Hasil Pengamatan :
Kolom Formulir Audit (1)
■ Setiap kolom dapat diisi untuk satu kategori profesi
■ Tulis jumlah orang yg diaudit pada tiap kolom di bagian “jumlah”
■ Beberapa petugas dapat diamati pada waktu yang sama (ketika mereka
bekerja dengan pasien yang sama atau di ruangan yang sama). Namun
demikian, hal ini tidak dianjurkan untuk secara bersamaan mengamati
lebih dari tiga petugas,misalnya dalam Intensive Care Unit, dianjurkan
untuk mengamati hanya 1-2 petugas sekaligus.
21. Recording the information:
the grid of the Observation Form (2)
Setiap baris dari kolom ditujukan untuk satu opportunity sesuai indikasi
(5 indikasi yang direkomendasikan oleh WHO) dan tindakan kebersihan
tangan yang diamati dicatat.
artinya tidak ada item eksklusif (jika beberapa indikasi
berlaku untuk satu kesempatan, mereka semua harus ditandai)
artinya tindakan kebersihan tangan tidak dilakukan.
22. Donning gloves Change napkin Remove gloves Settle pt To Bed 2 …
… Donning gloves Change napkin Remove gloves Settle pt To counter
BEF-PAT AFT-BFL AFT-PAT
BEF-PAT
AFT-BFL AFT-PAT
BED 1 PATIENT SURROUNDINGS
BED 2 PATIENT SURROUNDINGS
Contoh
Napkin Changing
23. Take blood pressure Prop up pt To Bed 2 patient …
… Take blood pressure Give a cup of water to pt To Bed 4 pt …
BEF-PAT AFT-PAT
BEF-PAT
AFT-PAT
BED 1 PATIENT SURROUNDINGS
BED 2 PATIENT SURROUNDINGS
Example
Take vital signs
24.
25.
26. From Ontario Just Clean Your Hands Program
The science behind Just clean your hands presentation
Patient Zone
28. Two Zones
•The Patient Zone:
•The patient’s immediate
surroundings
•The patient &
Two Critical Sites
•Clean site
•Body fluid site
•The Healthcare Zone
•The Healthcare Zone
29. Patient Zone
• Assumptions
– Patient flora rapidly
contaminates entire
patient zone
– Patient zone is cleaned
between patients
30. Critical sites
• Clean sites
– Have to be protected
against microorganisms
• Body fluid sites
– Lead to hand exposure of
body fluids
31. Suatu Momen HH hanya didokumentasikan jika :
• Auditor dapat mengamati petugas secara akurat
• Momen yang telah selesai.
• Jika auditor tidak yakin apakah petugas melakukan
HH, maka Momen tersebut tidak boleh dicatat.
• Satu-satunya pengecualian adalah ketika petugas
diamati memasuki ruangan dan langsung ke pasien.
32. Suatu momen selesai ketika petugas :
• Pindah dari satu pasien ke pasien lain
• Meninggalkan ruangan pada saat menyelesaikan
perawatan pasien
• Menyentuh partisi tirai di ruang multi-pasien
• Petugas menyentuh pasien lalu melakukan prosedur
atau sebaliknya
Suatu momen bisa selesai di area di luar ruang pasien
jika prosedur perawatan pasien belum selesai
misalnya membawa pispot ke ruang pan sanitizer.
33. Prinsip-prinsip berikut harus selalu diperhatikan :
• Tentukan ruang lingkup pengamatan
• Kumpulkan data minimal 200 opportunity per unit per periode
pengamatan . (baik departemen atau kategori profesional, dll)
• Amati aktivitas tenaga kesehatan saat kontak langsung
dengan pasien;
• Dokumentasi data berdasarkan kategori profesi dan area yang
ditetapkan, dikumpulkan selama sesi 20 menit (mungkin
sampai 10 menit lebih lama atau lebih pendek);
• Jangan mengamati lebih dari tiga petugas kesehatan secara
bersamaan
34. Petugas kesehatan secara umum dibagi
menjadi empat kategori :
1) Perawat / bidan
2) HCA
3) Dokter
4) Petugas kesehatan lainnya.
35. Setiap kategori dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya,
jika 50% dari tenaga kerja adalah perawat, maka 50% dari
kategori profesi yang diamati harus perawat. Jika ruang lingkup
pengamatan meliputi seluruh layanan kesehatan dan semua
pekerja pelayanan kesehatan, maka semua pelayanan medis dan
semua kategori profesi harus diwakili dalam data pengamatan.
Perawat - 70%
HCA - 20%
Dr. - 10%
36. Idealnya, perhitungan ukuran sampel harus
dilakukan pada tahap merancang skema
monitoring hand hygiene. Tidak ada bukti yang
jelas tentang ukuran sampel yang ideal yang
dibutuhkan untuk memastikan keterwakilan, tapi
perkiraan ukuran sampel menunjukkan bahwa
200 opportunity per periode observasi dan per
unit (baik area, departemen, atau kategori
profesional dll) yang diperlukan untuk
membandingkan hasil reliabel.