Bibir Sumbing dan Langit-Langit Sumbing, mulai dari pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan terapi. Bibir sumbing adalah pemisahan dua sisi bibir atas yang muncul sebagai pembukaan sempit atau celah di kulit bibir atas. Pemisahan ini sering melampaui pangkal hidung dan termasuk tulang-tulang rahang atas dan/atau atas gusi. Pada bibir disebut dengan istilah Labioschizis, sedangkan pada langit-langit (palatum) disebut dengan istilah Palatoschizis
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagussri wahyuni
Defenisi
Labioskizis adalah kelainan congenital sumbing yang terjadi akibat kegagalan fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang dilikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan palatum anterior.
Palatoskizis adalah kelainan congenital sumbing akibat kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septum nasi.
Atresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu), pada esofagus (+).
PENYEBAB
LABIOSKIZIZ DAN LABIOPATOKIZIZ
Faktor Genetik atau keturunan
Kurang Nutrisi
Radiasi
Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi
Pengaruh obat teratogenik,
Multifaktoral dan mutasi genetic.
Diplasia ektodermal
Syndrome atau malformasi yang disertai adanya sumbing bibir
sumbing yang terjadi pada kelainan kromosom
ATRESIA ESOPAGUS
Faktor obat
Faktor radiasi
Faktor gizi
Deferensasi usus depan yang tidak sempurna dan memisahkan dari masing –masing menjadi esopagus dan trachea
Perkembangan sel endoteal yang lengkap
Tumor esophagus.
Kehamilan dengan hidramnion
Bayi lahir prematur,
PENANGANAN
LABIOSKIZIZ DAN LABIOPATOKIZIZ
Tahap sebelum operasi
Tahap sewaktu operasi
Tahap setelah operasi
ATRESIA ESOPAGUS
Pasang sonde lambung no. 6 – 8 F yang cukup halus. Dan radioopak sampai di esophagus yang buntu. Lalu isap air liur secara teratur setiap 10 – 15 menit.
Pada Gross type II, tidur terlentang kepala lebih tinggi. Pada Gross type I, tidur terlentang kepala lebih rendah. Bayi dipuasakan dan diinfus. Kemudian segera siapkan operasi.(FKUI.1982).
Labioskizis is a state does not occur grafting fissures on the lips, so the lips can not close. Palatokisis is a state of imperfect closure on proseesus maxilaris, may occur also on the palate. It occurs due to failure of pooling arrangement palate during pregnancy 7-12 weeks. In palatokisis usually also accompanied labioskisis so called labiopalatokisis.
Bibir Sumbing dan Langit-Langit Sumbing, mulai dari pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, dan terapi. Bibir sumbing adalah pemisahan dua sisi bibir atas yang muncul sebagai pembukaan sempit atau celah di kulit bibir atas. Pemisahan ini sering melampaui pangkal hidung dan termasuk tulang-tulang rahang atas dan/atau atas gusi. Pada bibir disebut dengan istilah Labioschizis, sedangkan pada langit-langit (palatum) disebut dengan istilah Palatoschizis
labioskiziz, labiospatokiziz dan atresia esopagussri wahyuni
Defenisi
Labioskizis adalah kelainan congenital sumbing yang terjadi akibat kegagalan fusi atau penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial yang dilikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan palatum anterior.
Palatoskizis adalah kelainan congenital sumbing akibat kegagalan fusi palatum pada garis tengah dan kegagalan fusi dengan septum nasi.
Atresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu), pada esofagus (+).
PENYEBAB
LABIOSKIZIZ DAN LABIOPATOKIZIZ
Faktor Genetik atau keturunan
Kurang Nutrisi
Radiasi
Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi
Pengaruh obat teratogenik,
Multifaktoral dan mutasi genetic.
Diplasia ektodermal
Syndrome atau malformasi yang disertai adanya sumbing bibir
sumbing yang terjadi pada kelainan kromosom
ATRESIA ESOPAGUS
Faktor obat
Faktor radiasi
Faktor gizi
Deferensasi usus depan yang tidak sempurna dan memisahkan dari masing –masing menjadi esopagus dan trachea
Perkembangan sel endoteal yang lengkap
Tumor esophagus.
Kehamilan dengan hidramnion
Bayi lahir prematur,
PENANGANAN
LABIOSKIZIZ DAN LABIOPATOKIZIZ
Tahap sebelum operasi
Tahap sewaktu operasi
Tahap setelah operasi
ATRESIA ESOPAGUS
Pasang sonde lambung no. 6 – 8 F yang cukup halus. Dan radioopak sampai di esophagus yang buntu. Lalu isap air liur secara teratur setiap 10 – 15 menit.
Pada Gross type II, tidur terlentang kepala lebih tinggi. Pada Gross type I, tidur terlentang kepala lebih rendah. Bayi dipuasakan dan diinfus. Kemudian segera siapkan operasi.(FKUI.1982).
Labioskizis is a state does not occur grafting fissures on the lips, so the lips can not close. Palatokisis is a state of imperfect closure on proseesus maxilaris, may occur also on the palate. It occurs due to failure of pooling arrangement palate during pregnancy 7-12 weeks. In palatokisis usually also accompanied labioskisis so called labiopalatokisis.
labioskizis yaitu suatu fisura atau lubang yang dapat terjadi secara tunggal atau secara kombinasi, disebabkan oleh kegagalan jaringan lunak atau jaringan tulang palatum dan rahang atas menyatu selama minggu kelima sampai minggu ke-12 gestasi.
labioskizis yaitu suatu fisura atau lubang yang dapat terjadi secara tunggal atau secara kombinasi, disebabkan oleh kegagalan jaringan lunak atau jaringan tulang palatum dan rahang atas menyatu selama minggu kelima sampai minggu ke-12 gestasi.
2. Definisi….
Labioskizis/labiopalatoskizis yaitu kelainan kotak
palatine (bagian depan serta samping muka serta
langit-langit mulut) tidak menutup dengan sempurna.
Labioskizis dan labiopalatoskizis merupakan
deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing
atau pembentukan yang kurang sempurna semasa
perkembangan embrional di mana bibir atas bagian
kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu.
3.
4. Labioskizis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu
kondisi dimana terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut
dan hidung. Kelainan ini dapat berupa takik kecil pada bahagian
bibir yang berwarna sampai pada pemisahan komplit satu atau
dua sisi bibir memanjang dari bibir ke hidung.
Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada palatum yang
terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena
perkembangan embriotik.
5.
6. Klasifikasi berdasarkan organ yang terlibat
• Celah di bibir ( labioskizis )
• Celah di gusi ( gnatoskizis )
• Celah di langit ( palatoskizis )
• Celah dapat terjadi lebih dari satu organ misalnya terjadi
di bibir dan langit langit (labiopalatoskizis)
7. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :
• Unilateral Incomplete yaitu jika celah sumbing terjadi
hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke
hidung.
• Unilateral Complete yaitu jika celah sumbing yang
terjadi hanya disalah satu sisi sisi bibir dan
memanjang hingga ke hidung.
• Bilateral Complete yaitu Jika celah sumbing terjadi di
kedua sisi bibir dan memnajang hingga ke hidung.
8. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui
adalah :
• Unilateral Incomplete yaitu jika celah
sumbing terjadi hanya disalah satu sisi
bibir dan memanjang hingga ke hidung.
• Unilateral Complete yaitu jika celah
sumbing yang terjadi hanya disalah satu
sisi sisi bibir dan memanjang hingga ke
hidung.
• Bilateral Complete yaitu Jika celah sumbing
terjadi di kedua sisi bibir dan memnajang
hingga ke hidung
9. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing.
faktor tersebut antara lain yaitu :
1. Faktor Genetik
2. Kurang Nutrisi
3. Radiasi
4. erjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
5. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
6. Pengaruh obat teratogenik
7. Multifaktoral dan mutasi genetic.
8. Diplasia ektodermal
10. Patofisiologi
Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan,
prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah
tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan
maksilaris) pecah kembali. Labioskizis terjadi akibat fusi atau
penyatuan prominen maksilaris dengan prominen nasalis medial
yang diikuti disfusi kedua bibir, rahang, dan palatum pada garis
tengah dan kegagalan fusi septum nasi. Gangguan fusi palatum
durum serta palatum mole terjadi sekitar kehamilanke-7 sampai 12
minggu.
11. Tanda dan Gejala
Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :
1. Terjadi pemisahan langit-langit
2. Terjadi pemisahan bibir
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
4. Infeksi telinga berulang, berat badan tidak
bertambah
5. Pada bayi tidak terjadi regurgitas nasal ketika
menyusui yaitu keluarnya air susu dari hidung.
12. Gejala Pada Labioskisis
• Distorsi pada hidung
• Tampak sebagian atau keduanya
• Adanya celah pada bibir
13. Gejala Pada Palatoskisis
• Tampak ada celah pada tekak (unla), palato
lunak, keras dan faramen incisive.
• Ada rongga pada hidung.
• Distorsi hidung
• Teraba ada celah atau terbukanya langit-
langit saat diperiksa dengan jari
• Kesukaran dalam menghisap/makan
14. Bayi yang mengalami labiopalatoskizis
sering mengalami gangguan makan dan bicara.
Regurgitasi makanan dapat menimbulkan
masalah pernafasan, iritasi paru dan infeksi
pernafasan kronis. Pembedahan umum sebelum
anak mulai berbicara, pembedahan ulang pada
usia 15 bulan.
Sumbing bibir (labioskizis) tidak banyak
gangguan dan bayi masih bisa minum dengan
dot.
15. Penatalaksanaan…
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan
cara operasi. Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2
bulan, dengan berat badan yang meningkat, dan bebas
dari infeksi oral pada saluran napas dan sistemik. Dalam
beberapa buku dikatakan juga untuk melakukan operasi
bibir sumbing dilakukan hukum Sepuluh (rules of Ten)
yaitu, Berat badan bayi minimal 10 pon, Kadar Hb 10 g%,
dan usianya minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal
10.000/ui.