Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan vaskularisasi normal mandibula, termasuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta persarafannya. Dokumen juga membahas variasi normal seperti torus mandibularis, yang merupakan penonjolan tulang yang tumbuh secara perlahan sepanjang hidup dan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan vaskularisasi normal mandibula, termasuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta persarafannya. Dokumen juga membahas variasi normal seperti torus mandibularis, yang merupakan penonjolan tulang yang tumbuh secara perlahan sepanjang hidup dan biasanya tidak menimbulkan gejala.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
The document discusses the normal development of occlusion from primary dentition through mixed and permanent dentition. It describes key stages and transitions:
1. Spacing is normal in primary dentition and helps accommodate larger permanent teeth. A deep bite may occur initially but is later reduced.
2. The mixed dentition period involves three transitional phases as primary teeth are replaced. The first permanent molars erupt around age 6, guided by the relationship of deciduous molars.
3. Accommodating larger permanent incisors involves utilizing spacing, jaw growth, and inclination changes over the transitional period from primary to permanent dentition.
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/Pdevita nuryco
Laporan ini mendeskripsikan eksperimen pengukuran waktu setting pada gypsum tipe III dengan variasi rasio air dan bubuk. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu setting semakin lama ketika rasio air semakin besar, yakni 26 menit 47 detik untuk rasio 1:2 dan 11 menit 47 detik untuk rasio 1:1."
The labial bow is a component of removable orthodontic appliances that helps retract and retain anterior teeth. It has several functions including moving teeth lingually/palatally, restraining the lip, aligning anterior teeth, and acting as a fulcrum. The main components are the horizontal bow portion, vertical loops, occlusal crossover section, and retentive ends. There are different types of labial bows including short, long, split, reverse, fitted, Mill's retractor, and Robert's retractor, each used to address different orthodontic issues like overjet reduction, space closure, and anterior retraction.
Proses tumbuh kembang dan erupsi gigi meliputi 6 tahapan, yaitu initiation, bud, cap, bell, apposition, dan maturation. Pada setiap tahapan terjadi proses-proses seperti proliferasi, diferensiasi, dan morfogenesis yang membentuk jaringan-jaringan gigi seperti enamel, dentin, semen, dan akar gigi. Gigi akan erupsi melalui proses resorpsi tulang alveolar dan ligamen periodontal yang disebabkan oleh pertumbuhan akar, tekanan v
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen ini menjelaskan beberapa istilah penting dalam ortodonsi seperti alignment, inklinasi, overjet, overbite, artikulasi, dan oklusi. Alignment dan inklinasi berhubungan dengan posisi gigi, sedangkan overjet dan overbite mengukur jarak antara gigi atas dan bawah. Artikulasi dan oklusi menjelaskan hubungan kontak antara gigi atas dan bawah. Pengetahuan tentang istilah-istilah ini penting untuk penyusunan
Tiga kelainan bibir dan langit-langit yang dibahas dalam dokumen tersebut adalah bibir sumbing, celah palatum, dan gabungan dari keduanya (labiopalatoskisis). Dokumen ini menjelaskan insiden, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan ketiga kelainan tersebut pada bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang labioskizis dan labiopalatoskizis, yang merupakan kelainan bawaan berupa adanya celah atau ketidaksempurnaan pada struktur bibir dan langit-langit mulut pada bayi. Dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya meliputi perawatan, pengobatan, dan komplikasinya. Penatalaksanaan meliputi pemberian makan dengan alat
The document discusses the normal development of occlusion from primary dentition through mixed and permanent dentition. It describes key stages and transitions:
1. Spacing is normal in primary dentition and helps accommodate larger permanent teeth. A deep bite may occur initially but is later reduced.
2. The mixed dentition period involves three transitional phases as primary teeth are replaced. The first permanent molars erupt around age 6, guided by the relationship of deciduous molars.
3. Accommodating larger permanent incisors involves utilizing spacing, jaw growth, and inclination changes over the transitional period from primary to permanent dentition.
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
SETTING TIME GYPSUM TYPE III KEDOKTERAN GIGI RASIO W/Pdevita nuryco
Laporan ini mendeskripsikan eksperimen pengukuran waktu setting pada gypsum tipe III dengan variasi rasio air dan bubuk. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu setting semakin lama ketika rasio air semakin besar, yakni 26 menit 47 detik untuk rasio 1:2 dan 11 menit 47 detik untuk rasio 1:1."
The labial bow is a component of removable orthodontic appliances that helps retract and retain anterior teeth. It has several functions including moving teeth lingually/palatally, restraining the lip, aligning anterior teeth, and acting as a fulcrum. The main components are the horizontal bow portion, vertical loops, occlusal crossover section, and retentive ends. There are different types of labial bows including short, long, split, reverse, fitted, Mill's retractor, and Robert's retractor, each used to address different orthodontic issues like overjet reduction, space closure, and anterior retraction.
Proses tumbuh kembang dan erupsi gigi meliputi 6 tahapan, yaitu initiation, bud, cap, bell, apposition, dan maturation. Pada setiap tahapan terjadi proses-proses seperti proliferasi, diferensiasi, dan morfogenesis yang membentuk jaringan-jaringan gigi seperti enamel, dentin, semen, dan akar gigi. Gigi akan erupsi melalui proses resorpsi tulang alveolar dan ligamen periodontal yang disebabkan oleh pertumbuhan akar, tekanan v
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen ini menjelaskan beberapa istilah penting dalam ortodonsi seperti alignment, inklinasi, overjet, overbite, artikulasi, dan oklusi. Alignment dan inklinasi berhubungan dengan posisi gigi, sedangkan overjet dan overbite mengukur jarak antara gigi atas dan bawah. Artikulasi dan oklusi menjelaskan hubungan kontak antara gigi atas dan bawah. Pengetahuan tentang istilah-istilah ini penting untuk penyusunan
Tiga kelainan bibir dan langit-langit yang dibahas dalam dokumen tersebut adalah bibir sumbing, celah palatum, dan gabungan dari keduanya (labiopalatoskisis). Dokumen ini menjelaskan insiden, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan ketiga kelainan tersebut pada bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang labioskizis dan labiopalatoskizis, yang merupakan kelainan bawaan berupa adanya celah atau ketidaksempurnaan pada struktur bibir dan langit-langit mulut pada bayi. Dibahas definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya meliputi perawatan, pengobatan, dan komplikasinya. Penatalaksanaan meliputi pemberian makan dengan alat
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas tentang labiopalatoskisis, yaitu kelainan pada bibir dan langit-langit mulut yang terjadi saat perkembangan janin. Terdapat penjelasan mengenai penyebab, gejala, komplikasi, tatalaksana, dan operasi perbaikan yang dapat dilakukan. Dokumen ini juga memberikan contoh pertanyaan dan jawaban terkait topik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang labiokisis, yaitu keadaan dimana bibir tidak bisa menutup karena adanya celah. Dokumen menjelaskan definisi, jenis, penyebab, manifestasi, komplikasi, penatalaksanaan, dan peran perawat dalam merawat pasien labiokisis. Dokumen ini memberikan informasi mengenai kondisi medis labiokisis beserta tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk merawat pasien tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang labioschizis dan palatoschizis, yaitu kelainan bawaan pada bibir dan langit-langit mulut. Kelainan ini disebabkan oleh faktor genetik maupun lingkungan seperti nutrisi ibu hamil. Pencegahan meliputi menghindari merokok, alkohol, dan memperbaiki nutrisi ibu hamil sementara penatalaksanaannya meliputi operasi dan terapi bicara.
labioskizis yaitu suatu fisura atau lubang yang dapat terjadi secara tunggal atau secara kombinasi, disebabkan oleh kegagalan jaringan lunak atau jaringan tulang palatum dan rahang atas menyatu selama minggu kelima sampai minggu ke-12 gestasi.
Labioskisis adalah deformitas bibir yang terjadi karena kegagalan penyatuan jaringan selama masa embrional. Terdapat beberapa jenis labioskisis berdasarkan organ yang terlibat dan kelengkapan celah. Diagnosis dapat dilakukan melalui USG atau pemeriksaan fisik. Penatalaksanaannya meliputi terapi non-bedah dan bedah seperti labioplasty. Terapi bedah dilakukan berdasarkan aturan umur, berat badan, dan hemoglobin pas
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi bawaan pada neonatus seperti labioskisis, atresia esofagus, atresia ani, Hirschprung, obstruksi billiaris, dan omfalokel. Secara garis besar dibahas mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya untuk masing-masing kondisi tersebut.
1. Cleft lip and palate adalah kondisi dimana terdapat celah abnormal pada bibir atas dan langit-langit mulut yang terjadi selama perkembangan janin awal.
2. Faktor penyebabnya antara lain genetik, lingkungan seperti obat-obatan, nutrisi, dan paparan radiasi.
3. Penanganannya meliputi operasi bibir, langit-langit mulut, tulang rahang, dan perawatan ortodonti serta terapi wicara untuk mendapatkan
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. KASUS
Seorang ibu beserta seorang bayi perempuan berusia 2
minggu datang ke klinik RSGMP FKG USU dengan
keluhan ingin perawatan terhadap bayinya karena sejak
lahir tidak dapat minum dengan baik. Setiap minum bayi
sering tersedak dan air susu kadang keluar dari hidung.
Dari hasil pemeriksaan klinis terlihat adanya celah bibir
dan langit-langit di kedua sisi. Keadaan umum bayi
menurut ibunya menderita penyakit jantung dan sesak
nafas.
3. PRODUK
1. Jelaskan klasifikasi celah bibir dan langit-langit beserta gambarnya?
2. Jelaskan kemungkinan etiologi celah bibir dan palatum pada bayi?
3. Jelaskan dampak dan masalah dari celah bibir dan palatum pada bayi?
4. Jelaskan kapan sebaiknya bayi tersebut dipasangkan feeding plate?
5. Jelaskan tujuan pembuatan feeding plate?
5. KLASIFIKASI
PERSPEKTIF
ANANTOMI
PERSPEKTIF
EMBRIOLOGI
American Cleft Palate –
Craniofacial Association
Classification (Harkins et al.,
1962)
International Classification
(Broadbent et al., 1969)
Spina (1973)
Striped-Y
ACPA
Reclassification
Committee (Whitaker
et al., 1981)
Davis and Ritchie
(1922)
ANANTOMI
Veau (1931)
Brophy (1921 to
1923)
Fogh-Andersen
(1942)
ANANTOMI
Kernahan and Stark
(1958)
ANANTOMI
6. Davis and Ritchie (1922)
MENGELOMPOKKAN KEDALAM TIGA KATEGORI SECARA TERPISAH YANG TERDIRI DARI BIBIR, PALATUM DAN TULANG
ALVEOLAR SERTA MENGGUNAKAN PROSESSUS ALVEOLARIS SEBAGAI GARIS PEMISAH
8. MEMBAGI MENJADI 16 BENTUK MORFOLOGI YANG BERBEDA DARI CLEFT LIP DAN PALATE, KLASIFIKASI INI BERDASARKAN
OTOT DAN TULANG YANG TERLIBAT DALAM DEFORMASI
Brophy (1921 to 1923)
12. 1. Clefts of the prepalate (cleft of lip and embryologic primary palate)
a. Cleft lip (cheiloschisis)
b. Cleft alveolus (alveoloschisis)
c. Cleft lip, alveolus, and primary palate (cheiloalveoloschisis)
2. Clefts of the palate (cleft of the embryologic secondary palate)
a. Cleft of the hard palate (uranoschisis)
b. Cleft of the soft palate (staphyloschisis or veloschisis)
c. Cleft of the hard and soft palate (uranostaphyloschisis)
3. Clefts of the prepalate and palate (alveolocheilopalatoschisis)
4. Facial clefts other than prepalatal and palatal
a. Cleft of the mandibular process
b. Naso-ocular clefts
c. Oro-ocular clefts
d. Oroaural clefts
American Cleft Palate –Craniofacial Association Classification
(Harkins et al., 1962)
13. • Foramen insisivus sebagai
titik referensi
• Logo “Y” dibagi menjadi 3
bagian: mewakili bibir,
alveolus dan palatum
keras. Juga dibagi
menjadi 3 bagian yang
mewakili derajat celah
palatum lunak dan keras.
Striped-Y
14. • Blok 1 dan 4 : bibir
• Blok 2 dan 5 : alveolus
• Blok 3 dan 6 : palatum keras
anterior dari foramen insisivus
• Blok 7 dan 8 : palatum keras
posterior dari foramen insisivus
• Blok 9 : palatum lunak
Striped-Y
15. Klasifikasi dari bibir, alveolus dan palatum (berdasarkan prinsip embriologik):
1. Clefts of the anterior (primary) palate
2. Clefts of the anterior (primary) and posterior (secondary) palates
3. Clefts of the posterior (secondary) palate
Klasifikasi dari celah fasial yang jarang (berdasarkan topografi):
A. Median clefts of the upper lip, with/without hypoplasia or aplasia of the premaxilla
B. Oblique clefts (oro-orbital)
C. Transverse clefts (oroauricular)
D. Clefts of the lower lip, nose, and other very rare clefts
International Classification (Broadbent et al., 1969)
16. • Komite tahun1981 memutuskan
bahwa klasifikasi Kernahan dan
Stark pada tahun 1955 dan
klasifikasi dari ACPA tahun 1962
merupakan sistem klasifikasi
yang lebih baik
• Rekomendasi → diagram striped
“Y”
ACPA Reclassification Committee (Whitaker et al., 1981)
18. Ekspose maternal pada awal kehamilan
LINGKUNGAN
Tembakau
Alkohol
Defesiensi nutrisi
Infeksi virus
Medikasi
Teratogen
Zinc
Asam Folat
Vit. A
Steroid
Antikonvulsan
Retinoids
Phenytoin
Asam valproic
Thalidomide
herbice spt dioxin
21. DAMPAK PADA BAYI
• Kesulitan makan terjadi lebih banyak dengan kelainan celah langit-langit. Bayi
mungkin tidak dapat mengisap dengan baik karena langit-langit mulut tidak
terbentuk sepenuhnya.
• Infeksi telinga sering disebabkan oleh disfungsi tuba yang menghubungkan telinga
tengah dan tenggorokan. Infeksi berulang dapat menyebabkan gangguan
pendengaran.
• Karena pembukaan atap mulut dan bibir, fungsi otot dapat menurun, yang dapat
menyebabkan keterlambatan bicara atau bicara abnormal. Rujukan ke ahli terapi
bicara harus didiskusikan dengan dokter anak Anda.
• Sebagai akibat dari ketidaknormalan, gigi mungkin tidak erupsi secara normal dan
perawatan ortodontik biasanya diperlukan.
24. WAKTU PERAWATAN
• Feeding Plate dibuatkan segera
setelah bayi lahir (mulai 1-3 hari s.d
1-2 minggu)
• Feeding Plate dipasang sampai
pasien berusia 10 minggu o/k
sudah dapat dilakukan Labioplasty
• Feeding Plate digunakan setiap
hari terutama saat makan,
menyusu dan bicara.
25.
26.
27. TUJUAN PEMBUATAN FEEDING PLATE
• Menciptakan hubungan yang kaku dimana bayi akan dapat menekan kepala
putting dan memperoleh susu
• Membantu dalam membentuk tekanan negatif yang akan mengurangi regurgitasi
nasal, tersedak yang akan menurunkan lama waktu memberi makan.
• Membantu posisi lidah yang tepat yang akan mencegah perkembangan lidah
pada palatal shelf dan memungkinkan perkembangan fungsional rahang
• Berkontribusi dalam perkembangan bicara.
• Mengurangi infeksi nasopharyngeal dengan mencegah regurgitasi makanan
pada nasofaring.