Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas. Dokumen ini menjelaskan standar pelayanan untuk bayi baru lahir dan neonatus, termasuk pencegahan infeksi, pemberian ASI, imunisasi, dan penimbangan berkala untuk memantau pertumbuhan bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Bayi laki-laki berusia 11 hari bernama K mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 setelah pemeriksaan menunjukkan kondisinya sehat. Ibunya diberi penjelasan manfaat imunisasi dan disarankan memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan.
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas. Dokumen ini menjelaskan standar pelayanan untuk bayi baru lahir dan neonatus, termasuk pencegahan infeksi, pemberian ASI, imunisasi, dan penimbangan berkala untuk memantau pertumbuhan bayi.
Modul ini membahas tentang masalah etik moral dan dilema dalam praktik kebidanan, informed choice, dan informed consent. Beberapa poin penting yang diuraikan meliputi pengertian dan prinsip-prinsip informed choice dan informed consent beserta tujuan, bentuk, dan unsur yang harus dipenuhi agar persetujuan tindakan medis dapat dianggap sah. Modul ini juga menjelaskan berbagai contoh dilema etik yang sering dihadapi bidan dalam praktiknya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, peranan bidan, asuhan dan kebutuhan dasar masa nifas. Masa nifas adalah masa pemulihan sesudah persalinan selama 6-8 minggu. Tujuan asuhan masa nifas adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi serta mencegah komplikasi. Peranan bidan adalah memberikan asuhan kesehatan dan pendampingan kepada ibu nifas. Asuhan masa nif
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Ada beberapa macam asuhan kebidanan yang dibahas dalam dokumen tersebut, yaitu:
1) Asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
2) Jenis asuhan mencakup pemantauan kesehatan, konseling, edukasi, dan pencegahan komplikasi.
3) Asuhan kebidanan juga diberikan pada wanita dengan gangguan reproduksi seperti keputihan dan menstru
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Alat-alat kebidanan meliputi termometer, stetoskop, tensimeter, funduscope, gunting episiotomi, klem, gunting tali pusar, dan berbagai peralatan untuk menolong persalinan dan merawat ibu dan bayi.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
1. Ibu M berusia 21 tahun sedang hamil 20 minggu dan keadaannya baik. 2. Ibu menerima penjelasan tentang keadaannya saat ini, nutrisi yang dibutuhkan, dan tanda-tanda bahaya selama kehamilan. 3. Ibu akan melakukan kontrol berikutnya minggu depan.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan prinsip midwifery care yang memberikan kerangka kerja bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang dipengaruhi oleh filosofi asuhan dan unsur-unsur paradigma kesehatan serta mendukung persalinan alami, pendekatan berbasis ilmu dan seni, kekuasaan wanita atas keputusan kesehatannya, dan asuhan berfokus pada kepentingan wanita.
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeripjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan di beberapa negara Eropa dan Amerika Utara seperti Spanyol, Belanda, Denmark, dan Kanada. Dokumen tersebut juga membahas perkembangan profesi bidan secara historis dan perubahan model pelayanan kebidanan di berbagai negara."
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Modul ini membahas tentang masalah etik moral dan dilema dalam praktik kebidanan, informed choice, dan informed consent. Beberapa poin penting yang diuraikan meliputi pengertian dan prinsip-prinsip informed choice dan informed consent beserta tujuan, bentuk, dan unsur yang harus dipenuhi agar persetujuan tindakan medis dapat dianggap sah. Modul ini juga menjelaskan berbagai contoh dilema etik yang sering dihadapi bidan dalam praktiknya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, peranan bidan, asuhan dan kebutuhan dasar masa nifas. Masa nifas adalah masa pemulihan sesudah persalinan selama 6-8 minggu. Tujuan asuhan masa nifas adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi serta mencegah komplikasi. Peranan bidan adalah memberikan asuhan kesehatan dan pendampingan kepada ibu nifas. Asuhan masa nif
Dokumen tersebut membahas beberapa kasus etik yang dihadapi oleh organisasi profesi bidan (IBI). Kasus-kasus tersebut meliputi kesalahan diagnosis bidan, pelanggaran wewenang dalam menangani persalinan, dan pelanggaran etik seperti melakukan aborsi. Dokumen ini juga menjelaskan isu etik, dilema, dan penyelesaian yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kasus-kasus tersebut.
Ada beberapa macam asuhan kebidanan yang dibahas dalam dokumen tersebut, yaitu:
1) Asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
2) Jenis asuhan mencakup pemantauan kesehatan, konseling, edukasi, dan pencegahan komplikasi.
3) Asuhan kebidanan juga diberikan pada wanita dengan gangguan reproduksi seperti keputihan dan menstru
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Alat-alat kebidanan meliputi termometer, stetoskop, tensimeter, funduscope, gunting episiotomi, klem, gunting tali pusar, dan berbagai peralatan untuk menolong persalinan dan merawat ibu dan bayi.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
1. Ibu M berusia 21 tahun sedang hamil 20 minggu dan keadaannya baik. 2. Ibu menerima penjelasan tentang keadaannya saat ini, nutrisi yang dibutuhkan, dan tanda-tanda bahaya selama kehamilan. 3. Ibu akan melakukan kontrol berikutnya minggu depan.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan prinsip midwifery care yang memberikan kerangka kerja bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang dipengaruhi oleh filosofi asuhan dan unsur-unsur paradigma kesehatan serta mendukung persalinan alami, pendekatan berbasis ilmu dan seni, kekuasaan wanita atas keputusan kesehatannya, dan asuhan berfokus pada kepentingan wanita.
Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di luar negeri dan di dalam negeripjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan di beberapa negara Eropa dan Amerika Utara seperti Spanyol, Belanda, Denmark, dan Kanada. Dokumen tersebut juga membahas perkembangan profesi bidan secara historis dan perubahan model pelayanan kebidanan di berbagai negara."
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan komunitas yang meliputi konsep dasar kebidanan komunitas, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas, serta asuhan kebidanan yang diberikan di komunitas seperti asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia, bayi baru lahir, bayi dan balita."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang asuhan kesehatan bayi balita di komunitas yang mencakup standar pelayanan untuk ibu dan bayi pada masa nifas, proses kunjungan rumah, pertumbuhan dan perkembangan balita, imunisasi, deteksi dini gangguan, dan pertanyaan-jawaban terkait topik tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan neonatus dan bayi baru lahir, termasuk standar-standar asuhan yang meliputi perawatan bayi baru lahir, penanganan dua jam pertama setelah kelahiran, dan penanganan asfiksia neonatorum."
Dokumen tersebut membahas berbagai indikator kesehatan ibu dan anak di Indonesia dari tahun 1990-an hingga 2010-an. Terdapat peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil namun angka kematian ibu masih tinggi, diduga karena kualitas pelayanan dan kondisi ibu yang kurang baik. Terdapat masalah stunting dan diabetes yang harus diselesaikan secara menyeluruh.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan intranatal di kebidanan komunitas yang mencakup tujuan asuhan intranatal untuk memastikan persalinan yang direncanakan dan aman serta mempersiapkan transportasi dan biaya rujukan jika diperlukan. Dokumen ini juga menjelaskan standar pertolongan persalinan kala satu dan dua untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dan aman bagi ibu dan bayi.
Tugas dan tanggung jawab utama bidan di komunitas meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti KIA, KB, dan pengawasan wilayah. Bidan berperan dalam forum kesehatan masyarakat seperti posyandu dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Bidan berperan sebagai penyedia perawatan primer, pendidik kesehatan, koordinator rujukan, dan pemimpin dalam mengembangkan kegiatan kesehatan di komunitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian kebidanan pada anak berusia 12 bulan. Dokumen memberikan informasi mengenai identitas anak dan orang tuanya, keluhan, riwayat penyakit, pertumbuhan, dan perkembangan anak. Berdasarkan hasil pemeriksaan, anak dinyatakan sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan yang normal sesuai umurnya."
Askeb Komunitas - Standar Asuhan KebidananAisyah Bahri
Standar Asuhan Kebidanan menjelaskan enam standar pelayanan kebidanan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan sesuai Kepmenkes RI nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, bayi dan balita. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium, dan intervensi sesuai resiko dengan frekuensi minimal 4 kali. Pertolongan persalinan harus mencegah infeksi, sesuai standar, manajemen aktif kala III, dan merujuk kasus tertentu. Pelayanan neonatus dan bayi memberikan imunisasi
Pedoman ini mengatur pelayanan kesehatan anak di Puskesmas Labuapi yang mencakup standar sumber daya manusia, fasilitas, tatalaksana pelayanan untuk bayi, balita, sekolah dan remaja, perlindungan anak, surveilans kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta pencatatan dan pelaporan. Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dengan menurunkan angka kematian bayi dan balita. Sasarannya ad
Dokumen tersebut membahas upaya perbaikan kesehatan anak melalui berbagai program seperti imunisasi, gizi, dan pelayanan kesehatan lainnya untuk menurunkan angka kematian anak serta meningkatkan kualitas generasi mendatang. Indikator yang diawasi antara lain cakupan imunisasi, ASI eksklusif, dan prevalensi gizi buruk pada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang masalah kesehatan anak dan balita di Indonesia, termasuk penyakit-penyakit yang sering dialami, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta cara menjaga kesehatan anak. Penyakit seperti ISPA, stunting, diare, dan cacar air merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita. Faktor ekonomi rendah, sanitasi buruk, serta pengetahuan dan perilaku orang tua yang kurang
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang bertujuan untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terus-menerus di setiap wilayah. PWS KIA meliputi pemantauan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pelayanan ibu nifas, pelayanan neonatus, serta deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
Posyandu merupakan forum komunikasi dan pelayanan kesehatan yang dikelola oleh dan untuk masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mencapai NKKBS. Posyandu menyediakan layanan kesehatan seperti imunisasi, gizi, KB, dan penanggulangan diare bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui."
Dokumen tersebut membahas tentang vaksinasi polio, termasuk jenis vaksin polio, cara kerja, dosis pemberian, efek samping, dan kontraindikasinya. Vaksin polio terdiri dari vaksin polio inaktif (IPV) yang diberikan secara suntik dan vaksin virus polio oral (OPV) yang diberikan secara oral. Kedua jenis vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap virus polio dengan memicu produksi antibodi di tub
Dokumen tersebut membahas manfaat pijat untuk ibu nifas, termasuk meredakan nyeri tubuh, meningkatkan sirkulasi darah, memproduksi ASI, dan mempercepat pemulihan. Ia juga membahas cara melakukan pijat nifas dengan fokus pada bagian tubuh tertentu serta menghindari daerah perut. Dokumen tersebut juga membahas manfaat dan cara melakukan totok wajah untuk merangsang sirkulasi darah
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai ramuan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan ibu hamil seperti mual, pusing, lemas, bengkak, dan sakit gigi beserta cara pembuatan dan penggunaannya. Dokumen tersebut juga berisi daftar dan gambar tanaman yang digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk ibu hamil.
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang skrining ibu bersalin dan deteksi dini komplikasi persalinan. Beberapa alat untuk skrining dan deteksi dini yang disebutkan adalah partograf dan kardiotokografi. Dokumen ini juga menjelaskan tanda-tanda komplikasi yang perlu dirujuk selama keempat fase persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita. Secara garis besar membahas tentang kebutuhan gizi, jadwal makan, peran bidan, serta angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan bayi dan balita.
2. LIDYA ANEKE PUTRI
LILIS SRIYANI NURAENI
MAHFIDA NUR AFIDAH
NIKEN LURIANTIKA
NOVITA DEWI RATNASARI
NUR ATIKAH YULIANI
3. Pengertian Bayi dan Balita
Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan ( husaini,2002).
Suatu tahap perkembangan manusia
setelah dilahirkan (W.Ayu.P)
Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun yang memiliki
pertumbuhan mental, dan intelektual yang
berkembang pesat.
4. Pengertian pelayanan
kesehatan bayi dan balita
Pelayanan kesehatan bayi adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari
sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelayanan Balita adalah Pelayanan yang
diberikan pada balita sehat dan sakit yang
diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai
dengan standar.
6. A. Standar Pelayanan Minimal
Alat dan Tempat
1. Standar tempat pelayanan
a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah
disetujui oleh pemerintah daerah
setempat ( tata kota), tidak berbaur
dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan,
sejenisnya.
b. Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk
pelayanan sejenisnya dan juga agar
sesuai dengan fungsi sosialnya yang
salah satu fungsinya adalah
mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat
7. 2. Standar Tata Ruang
a. Setiap ruang periksa
mempunyai luas 2x3 meter
b. Setiap bangunan pelayanan,
minimal mempunyai ruang
periksa, ruang administrasi/
kegiatan lain sesuai kebutuhan,
ruang tunggu dan kamar
mandi/ WC, masing-masing 1
buah
c. Semua ruangan mempunyai
ventilasi dan penerangan.
Lebih bagus jika ada ruangan
khusus rooming in / rawat
gabung, ruangan laktasi.
8. 3. Standar Peralatan
a. Peralatan tidak steril
Stetoskop
Timbangan bayi
Pengukur panjang
bayi
Termometer
Oksigen dalam
regulator
Penghisap Lendir
Ambubag (bayi)
Lampu sorot
Penghitung Nadi
Sterilisator
Bak Instrumen dan
tutup
Pita pengukur
Metlin (lila)
Sarung tangan
Celemek
Masker
Sarung kaki plastik
(penolong)
Pengaman mata
Tempat kain kotor
Tempat sampah
Tempat plasenta
Gunting ( biasa,
verban)
Suction
9. b. Peralatan steril
• Klem
• ½ kocher
• Korentang
• Gunting tali pusat
• Gunting benang
• Pinset (anatomis,cirugis)
• Pengikat tali pusat
• Penghisap lendir
• Sarung tangan
• Benang + jarum
• Doek steril
10. c. Bahan habis pakai
• Kapas
• Kain kasa
• Plester
• Handuk
11. B. Standar Pelayanan Bayi dan Balita
Standar 15 :Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua
dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat
yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
(24 standart pelayanan kebidanan)
13. Prasyarat :
a. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi
mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan
terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan,
baik dirumah, puskesmas atau rumah sakit.
b. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :
• Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan
bayi dengan cara yang benar
• Membantu ibu untuk memberikan ASI
• Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada
ibu dan bayi pada masa nifas
• Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan
kelahiran
14. Prasyarat :
c. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja
sama erdengan juru imunisasi di puskesmas atau fasilitas
kesehatan terdekat
d. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpananvaksin dan
tempat pembuangan benda tajam yang memadai
e. Tersedianya tablet besi dan asam folat
f. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan
tangan, yaitu sabun, air bersih, dan handuk bersih, sarung
tangan bersih/DTT
g. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA
h. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi
kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir berjalan dengan
baik
15. Jenis-jenis Pelayanan Balita
a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali
setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS.
Pemantauan pertumbuhan melalui pengukuran berat
badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku
KIA/KMS. Manfaat KMS adalah :
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap, meliputi :
pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,
kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang
kesehatan anak
3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan
pelayanan kesehatan dan gizi.
16. b. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
minimal 2 kali dalam setahun.
Pelayanan SDIDTK meliputi
pemantauan perkembangan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi
dan kemandirian minimal 2 kali setahun
(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK
diberikan di dalam gedung (sarana
pelayanan kesehatan) maupun di luar
gedung.
17. c. Pemberian Vitamin A 2 kali
dalam setahun.
Vitamin A adalah salah satu zat
gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk
kesehatan mata ( agar dapat melihat
dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh
yaitu meningkatkan daya tahan tubuh.
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1) Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU )
diberikan pada bayi yang berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun
2) Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU )
diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga
denga xeroftalmia ( mata kering ).
18. d. Pelayanan posyandu
Posyandu merupakan salah
satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
19. e. Pelayanan anak balita sakit
sesuai standar dengan
menggunakan pendekatan
MTBS.
Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) atau
Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan
yang terintegrasi/terpadu
dalam tatalaksana balita
sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59
bulan (balita) secara
20. Jadwal Kunjungan Bayi dan balita
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
bayi:
1. Kunjungan bayi satu kali pada
umur 29 hari-2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada
umur 3-5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada
umur 6-8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada
umue 9-11 bulan
21. Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
dengan masalah perubahan dalam ukuran
fisik seseorang. Sedangkan perkembangan
(development) berkaitan dengan pematangan
dan penambahan kemampuan (skill) fungsi
organ atau individu.
Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada
setiap individu.
22. Mengapa Deteksi Dini Perlu ???
a. Kualitas generasi penerus tergantung kualitas
tumbuh kembang anak, terutama batita (0-3
tahun) merupakan masa perkembangan otak.
b. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi
(ditemukan) sejak dini, terutama sebelum
berumur 3 tahun, supaya dapat segera di
intervensi (diperbaiki)
c. Bila deteksi terlambat, maka penanganan
terlambat, penyimpangan sukar diperbaiki
23. Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang mencakup
1. Aspek Pertumbuhan:
• Timbang berat badannya (BB)
• Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
• Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
2. Aspek Perkembangan
• Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
• Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes
Daya Dengar), penglihatannya dengan TDL (Tes
Daya Lihat),
3. Aspek Mental Emosional
• KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
• CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis
Deteksi Dini Autis)
• GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas)
27. Imunisasi BCG
a. Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC
b. Jadwal pemberian
Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan dosis 0,05 cc.
Vaksinasi diulang pada umur 5 tahun
Diberikan secara intracutan pada lengan kanan keatas
d. Efek samping
Penyuntikan secara intradermal yang benar akan
menimbulkan ulkus lokal yang supervialal 3 minggu setelah
penyuntikan, ulkus yong biasu tertutup krusta akan
sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat
dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka
ulkus yang timbul semakain besar, namun apabila
penyutikan terlalu dalam, parut yang terjadi tertarik ke
dalam.
28. DPT
a. Tujuan
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertusis dan tatanus.
b. Jadwal pemberian
Pada bayi 2-11 bulan, sebanyak 3 kali suntikan dengan
selang waktu 4 minggu secara IM di paha bagian atas
dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi ulang lainnya
diberikan umur 1,5-2 tahun, kemudian pada usia 6-8
tahun dan 10 tahun
c. Efek samping
Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi,
terjadi pada kira-kira separuh penderita. Proporsi yang
sama juga akan menderita demam ringan dan 1% dapat
hiperperiksia. Anak sering gelisah, dan menangis terus
menerus selama beberapa jam pasca penyuntikan.
29. Hepatitis B
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap
virus hepatitis
b. Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia
0-7 hari. Kemudian pada usia 23 bulan.
c. Diberikan secara IM di paha bayi dengan
dosis 0,5 cc
d. Efek samping yang terjadi biasanya
ringan, berupa nyeri, panas, mual nyeri
sendi dan otot
30. Polio
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit poliomyelitis
b. Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan
sebanyak 3 kali pemberian dengan
dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu.
Pemberian ulang pada umur 1,5 - 2 tahun
dan menjelang umur 5 tahun
c. Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen
dapat mengalami gejala- gejala pusing, diare
ringan, dan otot
31. Campak
a. Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit
b. Jadwal pemberian
Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan
dosis 0,5 cc secara subkutan di lengan kiri
c. Efek samping
Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies
mumps, dan ruballa) dapat terjadi malaise demam
atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi
dapat terjadi kejang demam ensefalitas pasca
imunisasi dan pembengkakan kelenjar parutis pada
minggu ke - 3
33. • Pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan merilis tahapan baru
pemberian imunisasi untuk bayi.
Perubahan ini dikarenakan
dikenalkan Vaksin Pentavalen (DPT-
HB-Hib), maka bisa dipastikan akan
ada perubahan pada pemberian
jadwal imunisasi anak
34. Vaksin yang merupakan pengembangan dari
vaksin tentravalen (DPT-HB) kombinasi buatan
Indonesia ini disebut Pentavalen, karena
merupakan gabungan dari lima antigen, yaitu DPT
(Difteri, Pertusis, dan Tetanus), Hepatitis B serta
Hib). Lima antigen tersebut diberikan dalam satu
suntikan, sehingga memberikan kenyamanan bagi
bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.
35. Indikasi
Vaksin digunakan untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk
rejan), hepatitis B, dan infeksi
Haemophilus influenzae tipe b secara
simultan.
36. Kontraindikasi
• Hipersensitivitas terhadap komponen
vaksin, kejang atau gejala kelainan otak
pada bayi baru lahir atau kelainan saraf
serius lainnya merupakan kontraindikasi
terhadap komponen pertusis.
37. • Penyimpanan: Vaksin ini harus disimpan
dan ditransportasikan pada suhu antara
+2 oC dan +8oC.
• Vaksin ini tidak boleh beku sehingga
penyimpanannya dilengkapi dengan
indikator paparan suhu beku
38. • imunisasi DPT harus diberikan 3 kali
dan tambahan pada usia 15-18 bulan
untuk meningkatkan titer anti bodi pada
anak-anak.
39. SASARAN DAN JADWAL
Sasaran :
• Imunisasi DTP-HB-Hib : usia 0 – 11 bulan
• Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib dan
• Campak diberikan kepada anak batita.
Jadwal :
Pemberian imunisasi DTP-HB-Hib merupakan bagian
dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak
tiga dosis.
• Vaksin DTP-HB-Hib merupakan pengganti vaksin
DPT-HB, sehingga memiliki jadwal yang sama
dengan DPT-HB.
40. UMUR JENIS AKSIN INTERVAL MINIMAL
SETELAH IMUNISASI
DASAR
0 Bulan Hepatitis B
1 Bulan BCG, Polio 1
2 Bulan DPT-HB-Hib 1-Polio 2
3 Bulan DPT-HB-Hib 2-Polio 3
4 Bulan DPT-HB-Hib 3-Polio 4
9 Bulan Campak
18 Bulan DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-
Hib 3
24 Bulan Campak 6 bulan dari campak
dosis pertama
Pada tahap awal DTP-HB-Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah
mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-
HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB
sampai dengan dosis ketiga.
41. Prof Sri menilai ada beberapa keunggulan
vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) jika
dibandingkan dengan program imunisasi yang
lama, antara lain:
1.Mengurangi ‘kesakitan’ pada anak
2.Mengurangi kunjungan ke posyandu
3.Mengurangi risiko 6 penyakit sekaligus