Dokumen tersebut membahas tentang asuhan neonatus dan bayi baru lahir, termasuk standar-standar asuhan yang meliputi perawatan bayi baru lahir, penanganan dua jam pertama setelah kelahiran, dan penanganan asfiksia neonatorum."
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaAnnisa Rabbani
Ringkasan dokumen tersebut membahas beberapa praktik asuhan persalinan yang berdasarkan evidence based practice berbeda dengan praktik sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah posisi ibu saat bersalin lebih baik dalam posisi selain terlentang, episiotomi hanya dilakukan bila diperlukan, enema dan pencukuran rambut pubis tidak perlu rutin dilakukan, serta penggunaan antibiotika untuk ketuban pecah dini masih per
Dokumen tersebut membahas berbagai komplikasi masa nifas seperti infeksi, eklampsia pascapartum, dan pembengkakan wajah dan ekstremitas. Beberapa penyebab dan gejala infeksi masa nifas dijelaskan seperti demam, nyeri pelvis, dan lokea berbau busuk. Penanganannya meliputi antibiotik dan rujukan ke rumah sakit jika diperlukan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan ciri-ciri bayi baru lahir normal berdasarkan beberapa sumber. Bayi baru lahir normal didefinisikan sebagai bayi yang lahir antara minggu ke-37 sampai 42 kehamilan, berat badan 2500-4000 gram, dan tidak memiliki kelainan bawaan berat. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri fisik dan beberapa refleks yang dimiliki bayi baru lahir normal. Terakhir, dibahas mekanis
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nifas, termasuk penyebabnya (ekstogen, autogen, endogen), jenis mikroba penyebabnya, faktor risiko, gejala, pencegahannya selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Pencegahan meliputi sterilisasi peralatan, higiene, isolasi pasien, dan pengobatan seperti antibiotik dan perawatan lain sesuai komplikasinya.
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaAnnisa Rabbani
Ringkasan dokumen tersebut membahas beberapa praktik asuhan persalinan yang berdasarkan evidence based practice berbeda dengan praktik sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah posisi ibu saat bersalin lebih baik dalam posisi selain terlentang, episiotomi hanya dilakukan bila diperlukan, enema dan pencukuran rambut pubis tidak perlu rutin dilakukan, serta penggunaan antibiotika untuk ketuban pecah dini masih per
Dokumen tersebut membahas berbagai komplikasi masa nifas seperti infeksi, eklampsia pascapartum, dan pembengkakan wajah dan ekstremitas. Beberapa penyebab dan gejala infeksi masa nifas dijelaskan seperti demam, nyeri pelvis, dan lokea berbau busuk. Penanganannya meliputi antibiotik dan rujukan ke rumah sakit jika diperlukan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan ciri-ciri bayi baru lahir normal berdasarkan beberapa sumber. Bayi baru lahir normal didefinisikan sebagai bayi yang lahir antara minggu ke-37 sampai 42 kehamilan, berat badan 2500-4000 gram, dan tidak memiliki kelainan bawaan berat. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri fisik dan beberapa refleks yang dimiliki bayi baru lahir normal. Terakhir, dibahas mekanis
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi nifas, termasuk penyebabnya (ekstogen, autogen, endogen), jenis mikroba penyebabnya, faktor risiko, gejala, pencegahannya selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Pencegahan meliputi sterilisasi peralatan, higiene, isolasi pasien, dan pengobatan seperti antibiotik dan perawatan lain sesuai komplikasinya.
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas umumnya dialami walaupun persalinan berjalan normal tanpa komplikasi. Gangguan-gangguan tersebut meliputi nyeri akibat kontraksi uterus, pembengkakan payudara, luka jahitan perineum atau operasi, serta konstipasi dan hemoroid.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bidan berperan penting dalam mendukung pemberian ASI dengan memastikan bayi mendapat makanan yang cukup dari payudara ibu, membantu ibu menyusui sendiri, dan mengajarkan perawatan payudara agar menyusui lancar.
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan neonatus dan balita yang mencakup:
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim meliputi perubahan sistem pernapasan, sirkulasi, dan termoregulasi.
2. Transisi kehidupan luar rahim yang meliputi perubahan darah, sistem pencernaan, imun, dan ginjal.
3. Pencegahan infeksi melalui tindakan asepsis, cuci tangan, dan menjaga kebers
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Kunjungan ulang kehamilan bertujuan untuk mendeteksi komplikasi dini, mempersiapkan persalinan, dan melakukan pemeriksaan fisik terfokus. Pemeriksaan meliputi riwayat kehamilan, pemeriksaan fisik seperti berat badan dan tekanan darah, serta pemeriksaan janin seperti detik jantung janin dan posisi janin. Hasil pemeriksaan dievaluasi untuk menentukan rencana asuhan selanjut
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Terdapat dua jenis kontrasepsi suntik yaitu kombinasi dan progestin. Kontrasepsi suntik kombinasi mengandung estrogen dan progestin sedangkan progestin hanya mengandung progestin. Kedua jenis kontrasepsi suntik ini sangat efektif mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi dan menghalangi sperma.
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaChiyapuri
Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi dan penanganan masa nifas. Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Dokumen menjelaskan berbagai komplikasi seperti infeksi nifas, endometritis, peritonitis, bendungan asi, infeksi payudara, dan trombophlebitis beserta gejala dan penanganannya.
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan prinsip midwifery care yang memberikan kerangka kerja bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang dipengaruhi oleh filosofi asuhan dan unsur-unsur paradigma kesehatan serta mendukung persalinan alami, pendekatan berbasis ilmu dan seni, kekuasaan wanita atas keputusan kesehatannya, dan asuhan berfokus pada kepentingan wanita.
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas. Dokumen ini menjelaskan standar pelayanan untuk bayi baru lahir dan neonatus, termasuk pencegahan infeksi, pemberian ASI, imunisasi, dan penimbangan berkala untuk memantau pertumbuhan bayi.
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas umumnya dialami walaupun persalinan berjalan normal tanpa komplikasi. Gangguan-gangguan tersebut meliputi nyeri akibat kontraksi uterus, pembengkakan payudara, luka jahitan perineum atau operasi, serta konstipasi dan hemoroid.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bidan berperan penting dalam mendukung pemberian ASI dengan memastikan bayi mendapat makanan yang cukup dari payudara ibu, membantu ibu menyusui sendiri, dan mengajarkan perawatan payudara agar menyusui lancar.
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan neonatus dan balita yang mencakup:
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim meliputi perubahan sistem pernapasan, sirkulasi, dan termoregulasi.
2. Transisi kehidupan luar rahim yang meliputi perubahan darah, sistem pencernaan, imun, dan ginjal.
3. Pencegahan infeksi melalui tindakan asepsis, cuci tangan, dan menjaga kebers
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Kunjungan ulang kehamilan bertujuan untuk mendeteksi komplikasi dini, mempersiapkan persalinan, dan melakukan pemeriksaan fisik terfokus. Pemeriksaan meliputi riwayat kehamilan, pemeriksaan fisik seperti berat badan dan tekanan darah, serta pemeriksaan janin seperti detik jantung janin dan posisi janin. Hasil pemeriksaan dievaluasi untuk menentukan rencana asuhan selanjut
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Terdapat dua jenis kontrasepsi suntik yaitu kombinasi dan progestin. Kontrasepsi suntik kombinasi mengandung estrogen dan progestin sedangkan progestin hanya mengandung progestin. Kedua jenis kontrasepsi suntik ini sangat efektif mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi dan menghalangi sperma.
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaChiyapuri
Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi dan penanganan masa nifas. Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Dokumen menjelaskan berbagai komplikasi seperti infeksi nifas, endometritis, peritonitis, bendungan asi, infeksi payudara, dan trombophlebitis beserta gejala dan penanganannya.
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
Dokumen ini membahas tentang pengertian dan prinsip midwifery care yang memberikan kerangka kerja bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang dipengaruhi oleh filosofi asuhan dan unsur-unsur paradigma kesehatan serta mendukung persalinan alami, pendekatan berbasis ilmu dan seni, kekuasaan wanita atas keputusan kesehatannya, dan asuhan berfokus pada kepentingan wanita.
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas. Dokumen ini menjelaskan standar pelayanan untuk bayi baru lahir dan neonatus, termasuk pencegahan infeksi, pemberian ASI, imunisasi, dan penimbangan berkala untuk memantau pertumbuhan bayi.
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan komunitas yang meliputi konsep dasar kebidanan komunitas, tugas dan tanggung jawab bidan di komunitas, serta asuhan kebidanan yang diberikan di komunitas seperti asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia, bayi baru lahir, bayi dan balita."
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Kb3 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang peran bidan dalam asuhan primer neonatus dan bayi usia 2-6 minggu pertama kelahiran. Modul ini menjelaskan tentang asuhan primer pada bayi usia 2-6 minggu yang meliputi pemberian ASI, eliminasi, dan kebutuhan tidur bayi. Peran bidan meliputi mengobservasi eliminasi bayi, memberi informasi kepada orang tua tentang pola eliminasi dan tidur bayi yang normal.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap by nyKTISUFIYANI
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. A segera setelah lahir di BPS Irmayani Bandar Lampung tahun 2015. Tujuannya adalah memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan mengetahui bagaimana asuhan yang diberikan. Penelitian dilakukan dengan studi kasus pada bayi Ny. A di BPS Irmayani tanggal 8 April 2015 dengan metode deskriptif.
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada berbagai kelompok pasien mulai dari remaja putri, wanita pranikah, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, balita, wanita menopause, wanita dengan gangguan reproduksi, dan pelayanan KB serta efek samping berbagai metode KB.
Dokumen tersebut merangkum 58 langkah asuhan persalinan normal (APN) yang meliputi: (1) mengenali gejala dan tanda kala dua, (2) menyiapkan pertolongan persalinan, (3) memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik, (4) mempersiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran, (5) mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi, (6) persiapan pertolong
Makalah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang meliputi jaga kehangatan bayi, inisiasi menyusui dini, pencegahan infeksi, pemberian vitamin K dan obat tetes mata, identifikasi bayi, serta rawat gabung ibu dan bayi.
Makalah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang meliputi upaya pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini, pencegahan infeksi, pemberian vitamin K dan obat tetes mata, identifikasi bayi, serta manfaat rawat gabung antara ibu dan bayi.
Dokumen tersebut membahas standar pelayanan kebidanan selama masa nifas, termasuk standar pelayanan untuk bayi baru lahir, penanganan ibu dalam 2 jam setelah persalinan, dan pelayanan untuk ibu dan bayi selama masa nifas hingga 6 minggu."
Dokumen tersebut memberikan informasi penting tentang pemberian ASI eksklusif, perawatan tali pusat dan bayi baru lahir, serta pencegahan infeksi dan kehilangan panas pada bayi. Dokumen ini juga menjelaskan pentingnya kontak kulit antara ibu dan bayi, posisi menyusui yang tepat, serta tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai.
Similar to ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IV (20)
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
1. ASUHAN NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR
dosen pengampu
Henik Istikhomah,S.SiT.,M.Keb
Nama kelompok 2 :
Mita yunianti P27224012 217
Okky Nanda V P27224012 223
Sri Indarti P27224012 240
Sri Rejeki P27224012 241
Unika Praba N P27224012 246
Wiwin Ernawati P27224012 250
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
2. A. Pengertian asuhan Bayi Lahir dan Neonatus
Asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan pada bayi dalam 24 jam pertama, apabila
bayi tidak mengalami masalah apapun.
Sedangkan pada asuhan neonatus adalah asuhan
yang diberikan pada bayi sampai usia 28 minggu
setelah kelahiran.
3. Berdasarkan 24 standar asuhan kebidanan
“asuhan neonatus dan bayi baru lahir”
termasuk kedalam standar asuhan yang ke
13,14 dan 24 yaitu perawatan bayi baru lahir,
penanganan dua jam pertama setelah
kelahiran dan asfiksia neonaturum.
4. Standar 13
perawatan bayi baru lahir
Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir dan
membantu terlaksananya pernafasan spontan
serta mencegah hipotermia
5. Pernyataan standar
Bidan memeriksa bayi
baru lahir untuk memastikan
pernafasan
spontan,mencegah hipoksia
sekunder,menemukan
kelainan,dan melakukan
tindakan atau merujui sesuai
dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah atau
menangani hipotermia
Hasil
1. Bayi baru lahir dengan
kelainan atau kecacatan
dapat segera menerima
perawatan yang tepat
2. Bayi baru lahir
mendapatkan perawatan
yang tepat dan dapat
bernafas dengan baik
3. Penurunan angka kejadian
hipotermi
6. 1. Bidan mampu untuk :
memeriksa dan menilai bayi lahir dengan menggunakan
skor APGAR
Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan
resusitasi bayi
Mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan
pencegahan dan penanganannya
2. Adanya alat/bahan yang diperlukan,misalnya sabun,air
bersih dan handuk untuk mencuci tangan, handuk
lembut yang bersih untuk bayi,kain yang bersih dan
kering untuk bayi
3. Obat tetes mata: salep mata tetrasiklin 1
%,kloramfenikol 1% atau eritromisin 0,5%
4. Kartu ibu
Prasyarat :
7. Proses :
Bidan harus :
1. Segera sesudah bayi lahir,menilai apakah bayi
bernafas. Bila bayi tidak menangis secara
spontan,bersihkan jalan nafas dengan jari
telunjuk yang dibalut dengan kain bersih dan
lembut. (menurut penelitian,cara ini cukup
menolong pada 80% bayi). Jika cara ini tidak
menolong,segeralah lakukan tindakan yang
sesuai dengan standar 25 yaitu penanganan
asfiksia pada bayi baru lahir.
8. 2. Segera keringkan bayi dengan handuk kering,bersih dan
hangat, kemudian pakaikan kain kering yang hangat.
Berikan bayi pada ibunya untuk didekap di dadanya
serta diberi ASI,karena akan membantu pelepasan
plasenta. Tidak perlu menunggu untuk melakukan
pemotongan tali pusat. Pastikan bahwa terjadi kontak
kulit antara ibu dan bayi.(kontak kulit antara ibu dan
bayi ini merupakan cara yang baik untuk pengaturan
suhu bayi pada saat persalinan,sementara handuk /
kain lembut diselimutkan pada bagian belakang bayi ).
Bila hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka
bungkuslah bayi dengan kain yang bersih dan
keringdan jagalah bayi agar tetap hangat (berikan tutup
kepala untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh)
9. 3. Klem tali pusat dilakukan pada 2 tempat.
Pengikatan dilakukan pada dua tempat, yang
pertama berjarak 5 cm dari jarak umbilikus dan
pengikatan yang kedua 10 cm dari umbilikus.
Gunakan gunting steril untuk memotong tali
pusat diantara kedua ikatan tadi. Periksa tali
pusat yang dipotong untuk memastikan tidak
ada pendarahan (penelitian menunjukkan
bahwa yang terbaik adalah menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering)
10. 4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu
keringkan dengan handuk bersih. Usahakan
ruangan tetap hangat (supaya bayi tidak
mengalami hipotermi).
5. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap
keadaan bayi secara umum dengan menggunakan
score APGAR.
6. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk
mencari kemungkinan adanya kelainan. Periksa
anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan
ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan. Ibu
hendaknya menyaksikan pemeriksaan tersebut.
11. 7. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan
dengan cepat agar bayi tidak mengalami
hipotermi.
8. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan
menggunakan termometer yang diletakkan di
ketiak atau dilipat paha(jangan masukkan
termometer ke anus bayi). Bila suhu bayi
kurang dari 36 ˚ c atau tubuhnya teraba
dingin,maka segera lakukan penghangatan
tubuh bayi seperti pada kontak di bawah ini.
12. Prosedur penanganan hipotermi
• Letakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi
kontak kulit antara keduanya
• Sarankan ibu sering memberikan ASI
• Jaga agar ruangan tetap hangat dan bebas asap
• Selimuti ibu
• Berikan minum yang hangat untuk ibu
• Periksa suhu tubuh bayi setiap jam
• Jika ternyata suhu tubuh bayi tidak naik,segera
merujuknya ke pusat rujukan. Pertahankan terus
kontak kulit ibu-bayi
13. 9. Berikan bayi pada ibu untuk di susui dengan
ASI segera setelah lahir paling lambat dalam 2
jam pertama.
10. Pastikan bahwa bayi tetap
terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan
tutup kepala. Bantulah ibu untuk menyusui
bayinya,terutama pada ibu yang baru pertama
kali menyusui.(penelitian menunjukkan bahwa
pemberian ASI dalam 2 jam pertama setelah
kelahiran merupakan kunci keberhasilan
dalam menyusui. Juga penting bagi
14. 11. Cuci tangan sekali lagi dengan sabun,air
bersih,dan keringkan tangan dengan handuk
bersih. Berikan salep mata pada mata bayi.
Jika matanya melekat bersihkan dulu dengan
air matang dingin. (gunakan kain lembut,lap
mata bayi dengan cara menyapukannya dari
bagian hidung ke arah luar mata). Dianjurkan
pemakaian salep mata tetrasiklin 1%,
Kloramfenikol 1 % atau Eritromisin 0,5% untuk
mencegah oftalmia neonaturum
15. 12. Perhatikan pengeluaran urine dan mekonium
bayi dalam 24 jam pertama. Mintalah ibu
memperhatikannya bila persalinan
berlangsung di rumah.
13. Lakukan pencatatan semua yang ditemukan
dalam kartu ibu dan kartu bayi, rujuk ke rumah
sakit bila ada kelaian.
16. INGAT !!!!
• Jaga agar bayi tetap hangat
• Bersihkan jalan nafas bila bayi tidak segera
menangis setelah lahir. Bila tidak ada
perubahan,lakukan standar 25
• Berikan ASI secepatnya, sebelum dua jam
pertama setelah lahir
• Berikan salep mata kedua mata bayi untuk
mencegah oftalmia neonaturum
• Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi
tidak mengeluarkan urine dan mekonium
17. STANDAR 14
PENANGANAN PADA DUA JAM PERTAMA
SETELAH PERSALINAN
Tujuan
• Memulihkan kesehatan ibu dan
bayi pada masa nifas serta
memulai pemberian ASI dalam
dua jam pertama sesudah
persalinan.
Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemantauan ibu
dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam 2 jam setelah
persalinan, serta melakukan
tindakan yang diperlukan.
Disamping itu, bidan memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang
mempercepat pulihnya kesehatan
ibu, dan membantu ibu untuk
memulai pemberian ASI.
Hasil
• Komplikasi segera dideteksi
dan dirujuk
• Penurunan kejadian infeksi
nifas dan neonatal
• Penurunan kematian akibat
perdarahan postpartum
primer
• Pemberian ASI dimulai
dalam 2 jam pertama
sesudah persalinan
18. Persyaratan
1. Ibu dan bayi dijaga oleh bidan selama 2 jam sesudah
persalinan
2. Bidan terlatih dalam merawat ibu dan bayi segera
setelah persalinan, termasuk pertolongan pertama
pada keadaan gawat darurat
3. Ibu termotifasi untuk menyusui dengan ASI dan
memberikan kolostrum
4. Tersedia alat atau bahan, misalnya untuk ,
membersihkan tangan yaitu air bersih, sabun dan
handuk bersih, kain bersih untuk membungkus bayi dan
thermometer
5. Tersedianya oksitosin, dan obat lain yang diperlukan
6. Adanya sarana pencatatan: kartu ibu / bayi
19. Proses
Bidan harus:
1. Segera setelah bayi lahir, keringkan sambil perhatikan
apakah bayi bisa bernafas atau apakah ada kelainan
lainnya. Jika bayi tidak bernafas, ikuti Standar 25
2. Jika keadaan umum bayi baik, letakkan bayi didada
ibunya agar terjadi kontak kulit anatara ibu dan bayi,
lalu selimuti ibu dan bayi dengan handuk yang hangat.
Bila tidak demikian, bungkus bayi dengan kain yang
kering dan bersih dan jaga agar bayi tetap hangat
( lihat standar 13 )
3. Raba fundus uteri, jika tak teraba keras, lakukan
masase pada daerah fundus agar uterus berkontraksi,
periksa fundus setiap 15 menit. Periksa jumlah
perdarahan dari vagina
20. 4. Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan
sesuai dengan standar 22. berbahaya jika
terlambat bertindak
5. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. Atur
posisi bayi agar dapat melekat dan menghisap
dengan benar. ( Semua ibu membutuhkan
pertolongan untuk mengatur posisi bayi. Baik
untuk ibu yang baru pertama kali menyusui
maupun ibu yang sudah pernah menyusui )
6. Cuci tangan lagi dan lakukan pemeriksaan pada
bayi. Berikan perawatan pada mata dan
perawatan lain yang diperlukan, sesuai dengan
standar 13
21. 7. Bila bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan
setelah dilakukan resusitasi maka beritahu orang tua
bayi apa yang terjadi. Berikan penjelasan secara
sederhana dan jujur. Biarkan mereka melihat atau
memeluk bayi mereka. Berlakulah bijaksana dan penuh
perhatian. Biarkan orang tua melakukan upacara untuk
bayi yang meninggal sesuai dengan adat istiadat atau
kepercayaan mereka. Setelah orang tua bayi mulai
tenang, bantulah mereka dan perlakukan bayi dengan
baik dan penuh pengertian terhadap kesedihan mereka.
8. Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama
sesudah melahirkan (retensi urine dapat menyebabkan
perdarahan). Kateter hanya boleh dipasang bila
kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat b.a.k
22. . Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti
pakaian,ingatkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan tubuh dan mengganti kain pembalut
secara teratur,berikan penjelasan perubahan-
perubahan yang terjadi secara persalinan
10.Catat semua yang ditemukan
11.Sebelum meninggalkan ibu,beritahu suami atau
keluarga bagaimana caranya dan kapan meminta
pertolongan jika terjadi gangguan
12.JANGAN meninggalkan ibu dan bayi sampai
mereka dalam keadaan baik dan semua cacatan
lengkap.jika da hal yang menghawatirkan pada ibu
atau janin lakukan rujukan kerumah sakit
23. INGAT!!!
1. Jaga bayi agar tubuhnya tetap hangat
2. Semua bayi harus segara diberi ASI sesudah lahir
3. Kolostrum mengandung zat yang sangat diperlukan untuk
melindungi bayi dan infeksi
4. Periksa uterus dan kandung kemih secara teratur
5. Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka episiotomi secara
teratur
24. Standar 25
penanganan asfiksia neonatorum
Tujuan :
Mengambil tindakan yang tepat dan
melakukan penyelamatan jiwa bayi baru lahir
yang mengalami asfiksia neonaturum
25. Pernyataan standar
Bidan mampu mengenali
dengan tepat bayi baru
lahir dengan asfiksia,serta
melakukan resusitasi
secepatnya,mengusahakan
bantuan medis yang
diperlukan dan
memberikan perawatan
lanjut
Hasil
• penurunan kematian bayi
akibat asfdiksia neonaturum
• Penurunan kesakitan akibat
asfiksia neonaturum
• Meningkatnya pemanfaatan
bidan
26. Prasyarat
1. Bidan terlatih untuk
a. memulai pernafasan pada bayi baru lahir
b. menggunakan score APGAR
c. resusitasi pada bayi baru lahir
2. Tersedia ruang hangat yang bebas asap untuk
persalinan
3. Tersedia alat/bahan yang diperlukan,seperti sabun,air
bersih,handuk bersih untuk mencuci tangan,handuk
hangat/kain lembut untuk mengeringkan
bayi,penghisap lendir,jam dan thermometer dalam
keadaan baik,sedotan limun bengkok
4. Tersedia alat resusitasi bayi dalam keadaan baik
5. Adanya sarana pencatat/kartu ibu
27. Proses
1. Melakukan tindakan resusuitasi secepatnya jika
bayi lahir tidak menangis,atau lemah/tidak ada
tanda-tanda pernafasan atau skor APGAR 7 atau
kurang
2. Segera keringkan bayi dengan handuk
hangat/kain kering. Keringkan kepala dan wajah
secara hati-hati. ( pengeringan mungkin
merangsang bayi untuk bernafas, tapi yang lebih
penting adalah bahwa pengeringan dapat
mencegah kehilangan panas melalui penguapan)
28. 3. Bersihkan jalan napas dengan hati-hati,gunakan
penghisap lendir untuk membersihkan jalan napas.
4. Jika belum bernafas, baringkan bayi terlentang pada
permukaan datar,lehernya diganjal kain/handuk yang
digulung.(pastikan bahwa bayi tetap terselimuti dan
lingkungannya hangat untuk menghindari hipotermia
5. Bersihkan saluran nafas kembali dengan menghisap
lendir,dan berikan bantuan pernafasan dengan
ambubag dan masker. Bila tak tersedia alat
tersebut,lakukan permafasan dari mulutb ke mulut dan
hidung(penelitian menunjukkan 8-10x nafas permenit
cukup untuk menjaga oksigenasi)
6. Jika tetap tidak ada perbaikan dalam 5 menit segera
rujuk
29. 7. Periksa nadi. Jika tidak teraba,lakukan resusitasi
kardiopulmoner dengan perbandingan 3 tekanan
dan 1 nafas. Lanjutkan sampai bayi bernafas
spontan atau selama 30 menit.
8. Lakukan tekanan pada dinding jantung, dengan
cara meletakkan kedua jari tepat di bawah garis
putting bayi, di tengah dada(diprosessus sifoideus)
dengan jari-jari lurus tekan dada 1-1,5 cm dengan
kecepatan sekitar 100-120 denyut per menit
9. Lanjutkian resusitasi kardiopulmoner sampai tiba
di tempat rujukan atau sampai keadaan bayi
membaik,atau selama 30 menit. ( membaiknya
bayi ditandai dengan warna merah
muda,menangis atau bernafas spontan)
30. 10. Setelah bayi bernafas normal, periksa suhu.
Jika di bawah 36⁰ c atau punggung sangat
dingin,lakukan pengamatan yang
memadai,ikuti standar 13 (penelitian
menunjukkan bahwa jika tidak terdapat alat-
alat,kontak kulit ibu dan bayi akan sangat
membantu menghangatkan tubuh bayi. Hal ini
dilakukan dengan mendekatkan bayi kepada
ibunya rapat ke dada,agar kulit ibu
bersentuhan dengan kulit bayi,lalu selimuti ibu
yang sedang mendekap bayinya)
31. 11. Perhatikan warna kulit bayi, pernafasan,dan
nadi bayi selama 2 jam, jika kondisinya
memburuk rujuk ke fasilitas terdekat ,dengan
tetap melakukan penghangatan.
12. Pada bayi yang melakukan resusitasi
,perhatikan tanda atau gejala yang mungkin
timbul sebagai akibat buruk. Biasabya terjadi
dalam 1 minggu dan dapat berupa kejang.
13. Anjurkan ibu,suami atau keluarganya agar
memperhatikan bayinya dengan baik-baik. Jika
ada tanda-tanda sakit atau kejabg,bayi harus
segera dirujuk ke RS
32. Riset membuktikan
1. Hipotermia dapat memperburuk asfiksia
2. Bayi jangan dijungkir,karena dapat
mengakibatkan perdarahan otak hebat
3. Bayi tidak perlu diperlakukan secara kasar
atau ditepuk telapak kakinya untuk
merangsang pernafasan.
33. Prinsip-prinsip resusitasi
• Airway/saluran nafas : bersihkan jalan nafas
• Breath/nafas : lakukan bantuan
pernafasan sederhana
• Circulation/sirkulasi : jika tidak ada/nadi di
bawah 60,lakukan pijatan jantung
INGAT !!!
Klem dan gunting tali pusat sesegera mungkin.
Pertahankan bayi dalam keadaan hangat
34. Daftar pustaka
Nurmawati. 2010. mutu pelayanan
kebidanan. Jakarta:CV.Trans Info Media
Karwati.2010.Asuhan Kebidanan V
(Kebidanan Komunitas).Jakarta:Penerbit Trans
Info Media Jakarta