Pedoman ini mengatur pelayanan kesehatan anak di Puskesmas Labuapi yang mencakup standar sumber daya manusia, fasilitas, tatalaksana pelayanan untuk bayi, balita, sekolah dan remaja, perlindungan anak, surveilans kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta pencatatan dan pelaporan. Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dengan menurunkan angka kematian bayi dan balita. Sasarannya ad
Puskesmas berperan dalam promosi kesehatan masyarakat melalui upaya peningkatan kesadaran akan pola hidup bersih dan sehat serta tanggung jawab bersama untuk mencegah penyakit.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kesehatan dan kegiatan yang tercakup dalam sistem rujukan seperti pengiriman pasien, spesimen, pengetahuan, dan informasi. Tujuan rujukan darurat kebidanan adalah memberikan perawatan terbaik dan kerjasama antar fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas-tugas kader posyandu yang meliputi persiapan sebelum, pelaksanaan saat, dan evaluasi sesudah kegiatan posyandu, serta paket pelayanan minimal dan pilihan yang harus diselenggarakan kader.
Puskesmas berperan dalam promosi kesehatan masyarakat melalui upaya peningkatan kesadaran akan pola hidup bersih dan sehat serta tanggung jawab bersama untuk mencegah penyakit.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Modul ini membahas konsep dasar rujukan kesehatan dan kegiatan yang tercakup dalam sistem rujukan seperti pengiriman pasien, spesimen, pengetahuan, dan informasi. Tujuan rujukan darurat kebidanan adalah memberikan perawatan terbaik dan kerjasama antar fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang tugas-tugas kader posyandu yang meliputi persiapan sebelum, pelaksanaan saat, dan evaluasi sesudah kegiatan posyandu, serta paket pelayanan minimal dan pilihan yang harus diselenggarakan kader.
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)Oswar Mungkasa
[Ringkasan]
Buku saku ini berisi panduan bagi petugas kesehatan dan kader masyarakat dalam melakukan verifikasi terhadap deklarasi desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) atau desa bebas BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Panduan ini menjelaskan tentang tahapan verifikasi, kriteria verifikasi untuk masing-masing pilar STBM, dan mekanisme pencabutan status deklarasi jika hasil monitoring menunjukkan masih ada masyar
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman keselamatan pasien di klinik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang:
1) Latar belakang perlunya keselamatan pasien di klinik
2) Tujuan dan ruang lingkup dari pedoman keselamatan pasien
3) Beberapa sasaran utama keselamatan pasien seperti mencegah kesalahan identifikasi dan pemberian obat serta mengurangi risiko infeksi.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang meliputi tujuan, sasaran, kegiatan, dan evaluasi program. Tujuan program adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, dan balita melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kegiatan program meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta imunisasi dan tumbuh kembang balita. Evaluasi dilakukan setiap
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya meningkatkan akses kesehatan bagi remaja melalui program Posyandu Remaja. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan promotif dan preventif kepada remaja seperti pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, pencegahan penyalahgunaan narkoba, serta mendekatkan fasilitas kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan di desa-desa dengan melibatkan kader remaja dan
Dokumen tersebut membahas survei kepuasan masyarakat dan pegawai yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017. Survei ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan dan pegawai terhadap lingkungan kerja guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Primary Health Care (PHC) untuk mencapai kesehatan untuk semua. PHC adalah strategi global yang ditetapkan pada tahun 1978 untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dasar, promosi kesehatan, dan partisipasi masyarakat. Pendekatan ini bertujuan agar setiap orang dapat hidup sehat dan produktif.
Dokumen tersebut merupakan contoh indikator kinerja untuk UKM di bidang kesehatan yang mencakup input, proses, dan output untuk program kesehatan ibu dan anak, gizi, pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan kesehatan lingkungan dengan menetapkan target persentase minimum yang harus dicapai untuk masing-masing indikator.
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Dokumen tersebut membahas kewenangan Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Pembinaan teknis adalah kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan metode atau sistem. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri dari Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan Desa. Sedangkan upaya kesehatan berbasis masy
Dokumen ini menjelaskan uraian tugas dari tim pelayanan obstetri neonatal darurat dasar (PONED) di Puskesmas Pragaan Kabupaten Sumenep. Terdiri dari ketua tim, sekretaris tim, koordinator UGD, dan koordinator sub tim kebidanan, dengan masing-masing menjelaskan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang bertujuan untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terus-menerus di setiap wilayah. PWS KIA meliputi pemantauan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pelayanan ibu nifas, pelayanan neonatus, serta deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur, dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi kesehatan secara sistematis guna mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Sistem ini memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua tingkatan pelayanan kesehatan.
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah memastikan semua balita dan anak prasekolah mendapat pelayanan ini agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi. Indikator keberhasilannya meliputi pelayanan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang menggunakan buku KIA serta deteksi, inter
Buku verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)Oswar Mungkasa
[Ringkasan]
Buku saku ini berisi panduan bagi petugas kesehatan dan kader masyarakat dalam melakukan verifikasi terhadap deklarasi desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) atau desa bebas BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Panduan ini menjelaskan tentang tahapan verifikasi, kriteria verifikasi untuk masing-masing pilar STBM, dan mekanisme pencabutan status deklarasi jika hasil monitoring menunjukkan masih ada masyar
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman keselamatan pasien di klinik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang:
1) Latar belakang perlunya keselamatan pasien di klinik
2) Tujuan dan ruang lingkup dari pedoman keselamatan pasien
3) Beberapa sasaran utama keselamatan pasien seperti mencegah kesalahan identifikasi dan pemberian obat serta mengurangi risiko infeksi.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang meliputi tujuan, sasaran, kegiatan, dan evaluasi program. Tujuan program adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, dan balita melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kegiatan program meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta imunisasi dan tumbuh kembang balita. Evaluasi dilakukan setiap
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya meningkatkan akses kesehatan bagi remaja melalui program Posyandu Remaja. Program ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan promotif dan preventif kepada remaja seperti pendidikan gizi, kesehatan reproduksi, pencegahan penyalahgunaan narkoba, serta mendekatkan fasilitas kesehatan. Posyandu Remaja diselenggarakan di desa-desa dengan melibatkan kader remaja dan
Dokumen tersebut membahas survei kepuasan masyarakat dan pegawai yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017. Survei ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan dan pegawai terhadap lingkungan kerja guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan Primary Health Care (PHC) untuk mencapai kesehatan untuk semua. PHC adalah strategi global yang ditetapkan pada tahun 1978 untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pelayanan kesehatan dasar, promosi kesehatan, dan partisipasi masyarakat. Pendekatan ini bertujuan agar setiap orang dapat hidup sehat dan produktif.
Dokumen tersebut merupakan contoh indikator kinerja untuk UKM di bidang kesehatan yang mencakup input, proses, dan output untuk program kesehatan ibu dan anak, gizi, pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan kesehatan lingkungan dengan menetapkan target persentase minimum yang harus dicapai untuk masing-masing indikator.
HFMEA atau FMEA di Puskesmas merupakan salah satu alat manajemen risiko yang cukup lengkap dan mudah digunakan, termasuk untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien di fasiltas layanan kesehatan.
Catatan: diperlukan diklat khusus untuk melatih kemampuan staf melakukan FMEA.
Dokumen tersebut membahas kewenangan Puskesmas dalam melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Pembinaan teknis adalah kegiatan mempertahankan dan menyempurnakan apa yang telah ada dengan metode atau sistem. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri dari Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Bidan Desa. Sedangkan upaya kesehatan berbasis masy
Dokumen ini menjelaskan uraian tugas dari tim pelayanan obstetri neonatal darurat dasar (PONED) di Puskesmas Pragaan Kabupaten Sumenep. Terdiri dari ketua tim, sekretaris tim, koordinator UGD, dan koordinator sub tim kebidanan, dengan masing-masing menjelaskan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang bertujuan untuk memantau cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terus-menerus di setiap wilayah. PWS KIA meliputi pemantauan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan, pelayanan ibu nifas, pelayanan neonatus, serta deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan siklus hidup perempuan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memperhatikan kebutuhan kesehatan perempuan sepanjang siklus hidupnya mulai dari masa kanak-kanak, remaja, usia subur hingga lanjut usia. Pelayanan kesehatan perlu disesuaikan dengan tahapan siklus hidup tersebut agar dapat mencegah masalah kesehatan di masa depan.
Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat, prosedur, dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi kesehatan secara sistematis guna mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Sistem ini memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua tingkatan pelayanan kesehatan.
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas yang mencakup program pemerintah seperti jadwal kunjungan, pemantauan tumbuh kembang, deteksi dini, dan program imunisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah memastikan semua balita dan anak prasekolah mendapat pelayanan ini agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensi. Indikator keberhasilannya meliputi pelayanan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang menggunakan buku KIA serta deteksi, inter
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kesehatan bayi dan balita di komunitas, mencakup pengertian, standar pelayanan, jenis pelayanan untuk bayi dan balita seperti pemantauan pertumbuhan, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang.
Pedoman Umum Pengembangan AUD Holistik IntegratifHudori Drs
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang pedoman umum pengembangan anak usia dini secara holistik-integratif yang mencakup 3 kalimat:
1) Tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk mengkoordinasikan penyelenggaraan pengembangan anak usia dini oleh berbagai pihak.
2) Pedoman ini menjelaskan pengertian, tujuan, sasaran, dan pokok-pokok pengembangan anak usia dini secara menyelur
Program pemerintah dalam penanggulangan masalah kesehatan reproduksiAsih Astuti
1. Pemerintah memiliki program untuk menangani masalah kesehatan reproduksi melalui 6 komponen utama yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, reproduksi usia lanjut, dan pemberdayaan perempuan
2. Program-program tersebut diimplementasikan dengan strategi seperti peningkatan kesadaran masyarakat, integrasi pelayanan, peningkatan akses pelayanan kesehatan, dan pemberday
Dokumen tersebut membahas upaya perbaikan kesehatan anak melalui berbagai program seperti imunisasi, gizi, dan pelayanan kesehatan lainnya untuk menurunkan angka kematian anak serta meningkatkan kualitas generasi mendatang. Indikator yang diawasi antara lain cakupan imunisasi, ASI eksklusif, dan prevalensi gizi buruk pada anak.
Area limbik berkembang lebih dulu mulai awal masa
remaja, sementara area pre-frontal korteks akan
matang di usia 24-25 tahun. Maka, remaja
didominiasi oleh sikap emosional, impulsifitas dan
keinginan mencoba hal baru tanpa memikirkan
akibatnya termasuk pada perilaku yang berisiko .
Namun perlu diingat bahwa kemampuan mencoba
hal baru dan impulsivitas diperlukan remaja untuk
mengembangkan diri dan mencari identitas dirinya
melalui PKHS/Life skills
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan untuk anak usia sekolah dan remaja yang dilakukan di fasilitas kesehatan maupun di luar fasilitas kesehatan melalui puskesmas, sekolah, dan komunitas dengan menggunakan pendekatan UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan model sekolah sehat yang menerapkan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan sekolah yang sehat."
Dokumen tersebut merupakan kerangka acuan kegiatan pelayanan UKM kesehatan keluarga Puskesmas Bagan Batu yang mencakup tujuan, kegiatan pokok, jadwal, sasaran, monitoring dan evaluasi, pelaporan, anggaran, serta peran lintas sektor untuk meningkatkan kinerja program kesehatan keluarga guna mencapai standar pelayanan minimal bidang kesehatan.
Buku petunjuk pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa di sekolah ini bertujuan untuk membantu pengelolaan UKS dalam mendeteksi dini dan menangani masalah emosi serta perilaku pada siswa, mengingat masalah tersebut dapat berdampak buruk pada perkembangan siswa dan prestasi belajar. Buku ini diharapkan dapat mengintegrasikan pelayanan kesehatan jiwa ke dalam program UKS di sekolah.
Standar kompetensi bidan ke-7 membahas tentang asuhan pada bayi dan balita, meliputi pengetahuan dasar dan keterampilan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita, serta edukasi yang diberikan kepada orang tua terkait tumbuh kembang, gizi, imunisasi, dan pencegahan penyakit pada anak. Pelaksanaan program kebidanan seperti posyandu dan BKB menghadapi berbagai kendala sehingga d
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatansiakadurban
Dokumen tersebut membahas tentang perspektif keperawatan anak, mulai dari definisi anak, perkembangan keperawatan anak, paradigma keperawatan anak, masalah kesehatan anak terkini seperti cacingan, prinsip-prinsip keperawatan anak, peran perawat dalam keperawatan anak, serta metode penelitian tentang status gizi dan perkembangan anak prasekolah.
Remaja dan upaya pemenuhan layanan kesehatan mereka merupakan fokus dokumen ini. Dokumen menjelaskan tentang permasalahan kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja, strategi untuk mencapai indikator kesehatan remaja, serta upaya yang dilakukan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan sekolah dalam memberikan layanan kesehatan yang memadai bagi remaja.
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
panduan poli anak.docx
1. PANDUAN PELAYANAN POLI ANAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah seseorang yang sampai berusia 18 Tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, sehingga perlu dilakukan
upaya kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya
Kesehatan Anak berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2014 dilakukan melalui pelayanan:
1. Kesehatan bayi, anak balita, dan prasekolah;
2. Kesehatan anak usia sekolah dan remaja; dan
3. Perlindungan kesehatan anak
B. Tujuan
Tujuan umum pelayanan poli anak Puskesmas Labuapi yaitu Meningkatkan derajat
kesehatan anak dan Tujuan khusus pelayanan poli anak Puskesmas Labuapi yaitu
menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian balita.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah dokter dan perawat di poli anak di Puskesmas Labuapi.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan pelayanan poli anak di Puskesmas Labuapi
meliputi pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan penyakit (rehabilitatif) yang dilaksanakan
secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.
E. Batasan Operasional
1 Bayi adalah anak mulai umur >2 bulan sampai 11 bulan.
2 Anak Balita adalah anak umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan.
3 Anak Prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.
4 Anak Usia Sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai sebelum berusia
18 tahun.
5 Remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai berusia 18 tahun.
6 Anak dengan Disabilitas adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental,
intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama, yang dalam berinteraksi dengan
lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk
berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.
7 Upaya Kesehatan Anak adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anak dalam bentuk pencegahan
2. penyakit, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
8 Manajemen Terpadu Balita Sakit yang selanjutnya disingkat MTBS adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak berusia 0-59 bulan secara menyeluruh di unit rawat jalan fasilitas
pelayanan kesehatan dasar.
9 Kekerasan terhadap Anak yang selanjutnya disingkat KtA adalah semua bentuk
tindakan/perlakuan yang menyakitkan secara fisik, psikis, seksual atau penelantaran,
yang mengakibatkan atau dapat mengakibatkan cidera/kerugian nyata terhadap
kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak.
10 Kader adalah setiap orang yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk
menangani masalah-masalah kesehatan perorangan atau masyarakat serta bekerja dalam
hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
3. BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Dokter Umum yang bekerja di Puskesmas Labuapi yang telah meiliki surat ijin praktek
dan surat tanda registrasi yang aktif sesuai masa berlaku.
2. Perawat yang bekerja di Puskesmas Labuapi yang telah meiliki surat ijin praktek dan surat
tanda registrasi yang aktif sesuai masa berlaku
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan poli anak dilakukan oleh 1 dokter umum memiliki 1 orang perawat.
C. Jadual Pelayanan.
Jadual pelaksanaan pelayanan poli anak Puskesmas Labuapi mengikuti jadwal pelayanan
Puskesmas Labuapi.
4. BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
1. Meja periksa
2. Pengukur panjang badan
3. Pengukur tinggi badan
4. Timbangan injak
5. Timbangan baring
6. Stetoskop anak
7. Termometer
8. Pita lingkar kepala
9. Meja kursi
10. Lemari
11. Komputer
12. Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
5. BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
C. PELAYANAN KESEHATAN BAYI, ANAK BALITA DAN PRASEKOLAH
Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah dilakukan melalui
a. pemberian ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan;
b. pemberian ASI hingga 2 (dua) tahun;
c. pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) mulai usia 6 (enam)
bulan sampai 24 (dua puluh empat) bulan;
d. pemberian imunisasi dasar lengkap bagi Bayi;
e. pemberian imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib pada anak usia 18 bulan dan
imunisasi campak pada anak usia 24 bulan;
f. pemberian Vitamin A dilakukan satu kali untuk anak usia 6 (enam) bulan
sampai 11 (sebelas) bulan dan 2 (dua) kali dalam setahun untuk anak usia 12 (dua
belas) bulan sampai 60 (enam puluh) bulan;
g. upaya pola mengasuh Anak dilakukan melalui pemberian konseling kepada
orang tua atau pelayanan oleh petugas Taman Pengasuhan Anak (TPA),
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bina Kesehatan Balita (BKB), dan Posyandu
pada anak usia 0 (nol) sampai 72 bulan;
h. pemantauan pertumbuhan dilakukan pada anak usia 0 (nol) sampai 72 (tujuh
puluh dua) bulan melalui penimbangan berat badan setiap bulan dan pengukuran
tinggi badan setiap 3 (tiga) bulan serta pengukuran lingkar kepala sesuai jadwal;
i. pemantauan perkembangan dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dini dan
intervensi dini tumbuh kembang setiap 3 (tiga) bulan pada anak usia 0 (nol)
sampai 12 bulan dan setiap 6 (enam) bulan pada anak usia 12 (dua belas) sampai 72
bulan;
j. pemantauan gangguan tumbuh kembang dilakukan sesuai jadwal umur skrining.
k. MTBS dilaksanakan untuk meningkatkan:
a. sistem pelayanan kesehatan;
b. pengetahuan dan keterampilan ibu serta pengasuh anak dalam
perawatan anak serta pencarian pertolongan kesehatan; dan
c. kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam
l. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu
ke ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
D. PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Setiap Anak Usia Sekolah dan Remaja harus diberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja dilakukan melalui:
1. Usaha kesehatan sekolah meliuti pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
dan pembinaan lingkungan sekolah melalui koordinasi lintas program dan
lintas sektor
6. 2. Pelayanan kesehatan peduli Remaja dilakukan melalui pelayanan konseling,
pelayanan klinis medis, pelayanan rujukan, pemberian komunikasi, informasi
dan edukasi kesehatan Remaja, partisipasi Remaja; dan keterampilan sosial.
E. PERLINDUNGAN KESEHATAN ANAK
Perlindungan Kesehatan Anak bertujuan untuk :
a) menjamin terpenuhinya hak-hak Anak agar dapat hidup, tumbuh, dan
berkembang sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan; dan
b) memberikan perlindungan kepada Anak dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya Anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan
sejahtera.
Perlindungan Kesehatan Anak dilakukan melalui :
a. pelayanan kesehatan bagi korban KtA termasuk kasus tindak pidana
perdagangan orang/trafiking;
b. pelayanan kesehatan bagi Anak berhadapan dengan hukum di lapas/rutan;
c. pelayanan kesehatan bagi Anak dengan Disabilitas;
d. pelayanan kesehatan bagi Anak terlantar di panti/lembaga kesejahteraan
sosial anak;
e. pelayanan kesehatan bagi Anak jalanan/pekerja Anak; dan
f. pelayanan kesehatan bagi Anak didaerah terpencil dan tertinggal, perbatasan dan
terisolasi.
BAB V
SURVAILANS KESEHATAN ANAK
Surveilans kesehatan anak adalah kegiatan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan dan deteksi dini serta kewaspadaan penanganan bagi Anak. Surveilans
kesehatan anak diutamakan pada masalah kesehatan Anak berisiko terhadap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lain yang dilakukan oleh petugas
survailans di Puskesmas Labuapi.
7. BAB VI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dalam Upaya Kesehatan Anak diperlukan peran aktif masyarakat baik secara
perseorangan maupun terorganisasi termasuk orang tua/keluarga.
1. Peran aktif masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. pemanfaatan buku KIA;
b. kelas ibu;
c. kader posyandu;
d. fasilitator untuk Anak dengan Disabilitas;
e. dokter kecil;
Peran aktif masyarakat dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan posyandu dan dapat
dikembangkan dalam bentuk lain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat.
2. Peran aktif orang tua/keluarga dalam Upaya Kesehatan Anak dilakukan
melalui :
A. Perawatan anak
B. Melaksanakan inisiasi menyusu dini (imd)
c. Pemberian asi ekslusif sampai bayi berusia 6 (enam) bulan dan
dilanjutkan sampai dengan umur 2 (dua) tahun;
D. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS);
E. Membawa bayi dan balita ke posyandu;
f. Menjauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, asap
kendaraan bermotor dan menjaga agar udara ruangan selalu
mengalir/berganti;
G. Stimulasi tumbuh kembang anak;
h. Deteksi dini tanda bahaya dan segera membawa anak ke tenaga kesehatan
jika dijumpai tanda bahaya;
i. Melindungi anak dari tindak kekerasan, diskriminasi, penyalahgunaan, dan
penelantaran; dan
j. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak
8. BAB VI
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Dalam memberikan Upaya Kesehatan Anak harus melakukan pencatatan dan
pelaporan sesuai dengan standar. Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara
berjenjang, mulai dari puskesmas dan diserahkan ke dinas kesehatan kota samarinda
setiap bulan sesuai dengan pelayanan kesehatan anak yang diberikan.