This document outlines a presentation on nursing methodology (SDKI-SLKI-SIKI). The presentation covers topics such as clinical assessment, data analysis, the Standards for Nursing Diagnoses in Indonesia (SDKI), the Nursing Interventions Classification (SLKI), the Nursing Outcomes Classification (SIKI), and examples of NANDA-NIC-NOC. It provides instructions on how to create SLKIs and SIKIs based on the SDKI. The document also discusses examples of nursing care plans using the SLKI, SIKI, and rationales.
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat, termasuk faktor farmokinetik, farmokodinamik, kondisi fisiologis dan patologis, faktor genetik, dan faktor lain seperti interaksi obat, toleransi, dan bioavailabilitas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing yang dapat disebabkan oleh melemahnya otol dasar panggul, gangguan saraf, atau efek obat. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penanganan inkontinensia urin.
This document outlines a presentation on nursing methodology (SDKI-SLKI-SIKI). The presentation covers topics such as clinical assessment, data analysis, the Standards for Nursing Diagnoses in Indonesia (SDKI), the Nursing Interventions Classification (SLKI), the Nursing Outcomes Classification (SIKI), and examples of NANDA-NIC-NOC. It provides instructions on how to create SLKIs and SIKIs based on the SDKI. The document also discusses examples of nursing care plans using the SLKI, SIKI, and rationales.
Farmakologi (Prinsip-Prinsip Terapeutika, Keamanan, dan Efikasi Pengobatan)Surya Amal
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi respons penderita terhadap obat, termasuk faktor farmokinetik, farmokodinamik, kondisi fisiologis dan patologis, faktor genetik, dan faktor lain seperti interaksi obat, toleransi, dan bioavailabilitas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing yang dapat disebabkan oleh melemahnya otol dasar panggul, gangguan saraf, atau efek obat. Dokumen ini membahas definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penanganan inkontinensia urin.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi berkemih seseorang, antara lain diet, gaya hidup, stres, aktivitas fisik, kondisi penyakit, pengobatan, dan pemeriksaan medis.
Makalah ini membahas sistem muskuloskeletal yang terdiri atas otot, tulang, dan sendi. Otot terbagi menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Tulang terdiri atas tulang tengkorak, kerangka dada, tulang belakang dan pinggul, serta tulang anggota gerak. Makalah ini juga membahas anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal serta penyakit-penyakit yang dapat timbul pada sistem terse
Bab II membahas tentang pembahasan mengenai meningitis, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan asuhan keperawatan untuk menangani meningitis."
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, tujuan, dan pembahasan mengenai etika dan kode etik keperawatan. Secara khusus, dibahas mengenai pengertian etika dan kode etik keperawatan, tujuan dan fungsi kode etik keperawatan, konsep moral dalam praktek keperawatan, serta nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh perawat.
Postural drainage merupakan prosedur untuk membantu pasien mengeluarkan dahak dengan menggunakan posisi tertentu untuk memanfaatkan gravitasi. Prosedur ini dilakukan dengan cara memberi posisi pada pasien, melakukan perkusi dada, vibrasi, dan mengajarkan teknik batuk efektif.
Makalah ini membahas tentang kebutuhan dasar manusia akan rasa aman dan nyaman, dengan mendefinisikan kedua konsep tersebut serta menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, dibahas pula lingkungan yang aman, macam-macam bahaya, serta kebijakan rumah sakit terkait keselamatan pasien."
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fisiologis, patologis, dan patofisiologis. Fisiologi adalah ilmu tentang fungsi organ tubuh yang sehat secara mekanis dan biokimia. Patologi mempelajari penyakit dari perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan. Patofisiologi mempelajari gangguan fungsi organisme sakit, termasuk penyebab, perkembangan, dan akibat penyakit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi, sistem pencernaan, jenis-jenis nutrien, metabolisme, gangguan nutrisi, dan tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan nutrisi.
Teks tersebut membahas tentang teori sistem dalam pelayanan kesehatan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa sistem pelayanan kesehatan terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan keberhasilannya bergantung pada kerja sama antar tenaga kesehatan beserta faktor lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang istirahat dan tidur, termasuk definisi, fisiologi, fungsi, gangguan, pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan yang terkait dengan memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi berkemih seseorang, antara lain diet, gaya hidup, stres, aktivitas fisik, kondisi penyakit, pengobatan, dan pemeriksaan medis.
Makalah ini membahas sistem muskuloskeletal yang terdiri atas otot, tulang, dan sendi. Otot terbagi menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Tulang terdiri atas tulang tengkorak, kerangka dada, tulang belakang dan pinggul, serta tulang anggota gerak. Makalah ini juga membahas anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal serta penyakit-penyakit yang dapat timbul pada sistem terse
Bab II membahas tentang pembahasan mengenai meningitis, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan asuhan keperawatan untuk menangani meningitis."
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang, tujuan, dan pembahasan mengenai etika dan kode etik keperawatan. Secara khusus, dibahas mengenai pengertian etika dan kode etik keperawatan, tujuan dan fungsi kode etik keperawatan, konsep moral dalam praktek keperawatan, serta nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh perawat.
Postural drainage merupakan prosedur untuk membantu pasien mengeluarkan dahak dengan menggunakan posisi tertentu untuk memanfaatkan gravitasi. Prosedur ini dilakukan dengan cara memberi posisi pada pasien, melakukan perkusi dada, vibrasi, dan mengajarkan teknik batuk efektif.
Makalah ini membahas tentang kebutuhan dasar manusia akan rasa aman dan nyaman, dengan mendefinisikan kedua konsep tersebut serta menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, dibahas pula lingkungan yang aman, macam-macam bahaya, serta kebijakan rumah sakit terkait keselamatan pasien."
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep fisiologis, patologis, dan patofisiologis. Fisiologi adalah ilmu tentang fungsi organ tubuh yang sehat secara mekanis dan biokimia. Patologi mempelajari penyakit dari perubahan struktur dan fungsi sel dan jaringan. Patofisiologi mempelajari gangguan fungsi organisme sakit, termasuk penyebab, perkembangan, dan akibat penyakit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutrisi, sistem pencernaan, jenis-jenis nutrien, metabolisme, gangguan nutrisi, dan tindakan keperawatan untuk mengelola gangguan nutrisi.
Teks tersebut membahas tentang teori sistem dalam pelayanan kesehatan. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa sistem pelayanan kesehatan terdiri atas berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat, dan keberhasilannya bergantung pada kerja sama antar tenaga kesehatan beserta faktor lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang istirahat dan tidur, termasuk definisi, fisiologi, fungsi, gangguan, pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan yang terkait dengan memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
Blog menjelaskan 11 pola fungsional Gordon yang digunakan dalam pengkajian keperawatan untuk menilai berbagai aspek kesehatan pasien seperti nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, kognitif, persepsi diri, dan hubungan sosial. Pola-pola ini membantu perawat mengidentifikasi kebutuhan pasien dan merencanakan intervensi.
Buku petunjuk media KIE membahas topik kesehatan reproduksi, narkoba, gaya hidup dan pornografi, serta HIV dan AIDS. Isinya mencakup penjelasan anatomi dan perkembangan remaja, bahaya narkoba dan pornografi, serta penjelasan tentang HIV dan proses perkembangannya menjadi AIDS."
Dokumen tersebut membahas tentang anamnesis sebagai langkah awal dalam pemeriksaan klinis pasien. Anamnesis merupakan proses komunikasi antara dokter dan pasien untuk mengumpulkan informasi mengenai keluhan, riwayat penyakit, dan faktor risiko pasien. Langkah-langkah anamnesis yang tepat dapat membantu mendiagnosis masalah kesehatan pasien hingga 75-82%.
Keperawatan neurologi melibatkan pemahaman neuroanatomi, fisiologi, diagnostik, dan perawatan kritis serta rehabilitasi. Perawat membantu pasien mengidentifikasi masalah, membuat tujuan, menjalankan intervensi, dan mengevaluasi hasil untuk mencapai fungsi optimal dan kualitas hidup yang lebih baik. Masalah neurologis dapat mengganggu kognitif, sensori dan fungsi motorik seseorang tetapi perawat berupaya meminimalkan kompl
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Dokumen ini membahas penilaian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan apnea tidur. Secara garis besar mencakup penilaian pola tidur pasien, faktor yang mempengaruhi gangguan tidur, diagnosa gangguan tidur dan pertukaran gas, serta intervensi keperawatan seperti pemberian posisi yang nyaman dan terapi oksigen untuk mencegah gangguan pernapasan saat tidur.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan keperawatan kesehatan bagi lansia di rumah, mencakup manajemen kasus, asuhan keperawatan, dan pendokumentasian. Pelayanan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup lansia dengan mengidentifikasi kebutuhan mereka, merencanakan dan mengoordinasikan layanan multidisiplin, serta memantau hasilnya.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang pengkajian dan perawatan ibu nifas, meliputi:
1) Pengkajian data fisik dan psikososial ibu nifas secara menyeluruh;
2) Pemeriksaan fisik ibu nifas termasuk tanda-tanda vital, keadaan umum, dan sistem organ tertentu;
3) Penentuan diagnosis awal, masalah, dan kebutuhan segera ibu berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan
Dokumen tersebut membahas konsep dasar pemberian obat, termasuk definisi pemberian obat, persiapan pemberian obat yang tepat, berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian obat, dan perhitungan dosis obat berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh."
3. :
Waktu (hari, tgl & jam)
1. Riwayat tidur : kuantitas (lama tidur) kualitas
tidur disiang maupun malam hari, aktivitas &
rekreasi yg dilakukan sebelumnya, kebiasaan
sebelum atpun pd saat tidur, lingkungan tidur, dgn
siapa pasien tidur, obat yg di konsumsi sebelum
tidur, asupan & stimulan, perasaan pasien
mengenai tidurnya, apakah ada kesulitan tidur &
apakah ada perubahan pola tidur.
4. 2. Gejala klinis, ditandai dgn : perasaan lelah, gelisah,
emosi, apatis, adanya kehitaman didaerah sekitar
mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah &
mata perih, perhatian tdk fokus, serta sakit kepala.
3. Penyimpangan tidur, meliputi : perubahan tingkah
laku & auditorik, meningkatnya kegelisahan, ggn
persepsi, halusinasi visual & auditorik, bingung &
disorientasi tempat & waktu, ggn koordinasi, serta
bicara rancu, tdk sesuai & intonasinya tdk teratur.
6. Insomnia
Batasan karateristik :
1. Sering membolos (mis : kerja, sekolah)
2. Afek tampak berubah
3. Tampak kurang bergairah
4. Menyatakan perubahan alam perasaan
5.Menyatakan penurunan status kesehatan
6.Menyatakan penurunan kualitas tidur
7. Menyatakan sulit berkonsentrasi
8. Menyatakan sulit tidur
9. Menyatakan sulit tidur nyenyak
10.Menyatakan kurang puas tidur (saat ini)
7. Lanjutan
11. Menyatakan peningkatan terjadi kecelakaan
12.Menyatakan kurang bergairah
13.Menyatakan sulit tidur kembali setelah terbangun
14.Menyatakan ggn tidur yg berdampak pd keesokkan hr
15.Menyatakan bangun terlalu pagi
8. Faktor yg berhubungan :
1. Pola aktivitas (mis : wkt, kuantitas)
2. Ansietas
3. Depresi
4. Faktor lingkungan (mis : kebisingan lingk sekitar,
pajanan terhdp cahaya/gelap, suhu/kelembapan
lingk sekitar, tatanan yg tdk familier)
5. Ketakutan
6. Tidur siang terlalu lama
7. Perubahan hormon terkait jenis kelamin
8. Berduka
9. Ggn pola tdur normal (mis : bepergian, kerja shift)
10. Higiene tidur tdk adekuat (saat ini)
9. 11.Konsumsi alkohol
12.Konsumsi stimulan
13.Tidur terputus
14.Tanggung Jawab org tua
15.Obat
16.Ketidaknyamanan fisik (mis : nyeri, nafas pendek,
batuk, refluks gastroesofagus, mual,
inkontinensia/urgensi)
17.Stress (mis : pola/kebiasaan merenung sebelum
tidur)
10. Tujuan/kriteria hasil :
Pasien memperlihatkan tidur, yg dibuktikan oleh
indikator sbb : (sebutkan 1-5 : ggn ekstrem, berat,
sedang, ringan at tdk ada ggn) :
- Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam utk
org dewasa)
- Pola, kualitas & rutinitas tidur
-Perasaan segar setelah tidur
-Terbangun diwaktu yg sesuai
11. Intervensi Keperawatan
1. Peningkatan koping : membantu pasien utk
beradaptasi dgn persepsi stresor, perubahan
at ancaman yg mengganggu pemenuhan
tuntutan & peran hidup.
2. Manajemen lingkungan : kenyamanan :
manipulasi lingkungan sekitar pasien utk
meningkatkan kenyamanan yg optimal.
3. Peningkatan tidur : memfasilitasi siklus
tidur-terjaga yg teratur.
12. Penyuluhan utk pasien/keluarga :
1. Jelaskan bahwa alkohol dpt membantu pasien jatuh
tidur, tetapi alkohol jg dpt menyebabkan kualitas
tidur menurun akibat sering terbangun dari mimpi
buruk, anjurkan utk menghindari alkohol dlm 4-6
jam sebelum wkt tidur.
2. Anjurkan utk tdk mengunakkan pil tidur yg dijual
bebas, jelaskan bahwa pil tidur dpt mengganggu
kualitas tidur, menyebabkan mengantuk disepanjang
siang & kehilangan efektifitas setelah beberapa
minggu, sarankan pasien utk berkonsultasi dgn
dokter.
13. 3. Peningkatan tidur :
- Jelaskan pentingnya tidur yg adekuat selama
kehamilan, sakit & stres psikososial.
- Ajarkan pasien utk menghindari makanan &
minum saat akan tidur yg dpt mengganggu
tidur.
- Ajarkan pasien & org terdekat ttg faktor lain
(mis : fisiologis, psikologis, gaya hidup,
perubahan shift kerja yg sering, perubahan
zona wkt yg cepat, jam kerja panjang yg
berlebihan, & faktor lingkungan lain) yg dpt
menyebabkan ggn pola tidur.
14. Kolaboratif :
Diskusikan dgn dokter ttg perlunya meninjau
program pengobatan jika berpengaruh pd pola
tidur.
Rujuk ke klinik yg mengatasi ggn tidur jika
diperlukan
Peningkatan tidur : dukung pengunaan obat
tidur yg tdk mengandung supresor fase tidur
REM.
16. Waktu (hari, tgl & jam)
Melaksanakan penilaian/evaluasi terhadap proses
keperawatan
S : Subjektif (data subjektif yg di ambil dari keluhan klien)
O : Objektif (data objektif yg diperoleh dari hasil observasi
perawat)
A : Analisis/asesment (masalah & diagnosis kep klien yg
dianalisi/dikaji dari data subjektif & objektif) bersifat
dinamis, memerlukan pengkajian ulang utk menentukan per
dx, rencana & tindakan.
P : Perencanaan/planning (perencanaan kembali), perencanaan
kembali ttg pengembangan tindakan kep,baik sekarang
maupun yg akan datang, dgn tuj memperbaiki keadaan kes
klien berdsrkan tuj yg spesifik & periode yg telah ditentukan.