SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
LAPORAN KASUS
ABORTUS INKOMPLIT
LATAR BELAKANG
Aborsi di dunia dan di Indonesia khususnya tetap menimbulkan banyak persepsi
dan bermacam interpretasi, tidak saja dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga
dari sudut pandang hukum dan agama.
Diperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kasus aborsi tidak aman,
70 ribu perempuan meninggal akibat aborsi tidak aman
Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi dampak pada
kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab kematian ibu yang
utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43
kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000).
DEFINISI
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin berkembang sepenuhnya dan
dapat hidup di luar kandungan dan sebagai
ukuran digunakan kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
KLASIFIKASI ABORTUS
Menurut terjadinya
1. Abortus Spontan
2. Abortus Provokatus
•Abortus
Medisinalis
•Abortus Kriminalis
Aspek Klinis
1. Abortus Iminens
2. Abortus Insipiens
3. Abortus Komplit
4. Abortus Inkomplit
5. Missed Abortion
6. Abortus Habitualis
7. Abortus Infeksius
8. Abortus Septik
FAKTOR RESIKO
1. Bertambahnya usia ibu
2. Riwayat Abortus
3. Kebiasaan Ibu
• Merokok
• Konsumsi alkohol
• Konsumsi kafein (coffee)
• Alat kontrasepsi dalam rahim
• Psikologis : anxietas dan depresi
ETIOLOGI
1. Faktor Genetik
2. Faktor Anatomi
3. Faktor Hormonal
4. Faktor Infeksi
5. Faktor Imunologi
6. Faktor Trauma
7. Faktor nutrisi dan lingkungan
Faktor Genetik
• Sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh
kelainan kariotip dari embrio. Triplodi ditemukan
pada 16% kejadian abortus di mana terjadi
fertilisasi ovum normal oleh 2 sperma (dispermi).
Insiden trisomi meningkat dengan bertambahnya
usia. Trisomi 16 (dengan kejadian sekitar 30%
dari seluruh trisomi) adalah penyebab terbanyak
abortus spontan diikuti dengan sindroma Turner
(20-25%) dan Sindroma Down atau trisomi 21
yang sepertiganya bisa bertahan sampai lahir.
Faktor Anatomi
• Septum uterus akibat daripada kelainan duktus
Mulleri (40-80%)
• uterus bicornis atau uterus unicornis (10-30%)
• Mioma uteri bisa mengakibatkan abortus
berulang dan infertilitas akibat dari gangguan
passage dan kontraktilitas uterus
• Sindroma Asherman : mengganggu tempat
implantasi serta pasokan darah pada permukaan
endometrium
• Cacat uterus akuisita yang berkaitan dengan
abortus adalah leiomioma dan perlekatan
intrauteri.
• Inkompetensi serviks
Faktor Hormonal
• Pada DM, perempuan dengan kadar HbA1c yang
tinggi pada trimester pertama
• Kadar progesteron yang rendah
• Penelitian pada perempuan yang mengalami
abortus berulang, didapatkan 17% kejadian defek
luteal yaitu kurangnya progesteron pada fase
luteal.
Faktor Infeksi
Ada berbagai teori untuk menjelaskan keterkaitan
infeksi dengan kejadian abortus:
• Adanya metabolik toksik, endotoksin,
eksotoksin, dan sitokin yang berdampak langsung
pada janin dan unit fetoplasenta.
• Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin
dan cacat berat sehingga janin sulit untuk
bertahan hidup.
• Infeksi plasenta akan berakibat insufisiensi
plasenta dan bisa berlanjut kematian janin.
• Infeksi kronis endometrium dari penyebaran
kuman genetalia bawah yang bisa mengganggu
proses implantasi.
• Amnionitis oleh kuman gram positif dan gram
negatif juga bisa mengakibatkan abortus.
• Infeki virus pada kehamilan awal dapat
mengakibatkan perubahan genetik dan anatomik
embrio misalnya pada infeksi rubela, parvovirus
B19, CMV, HSV, koksakie virus B, dan varisella
zoster.
Beberapa jenis organisme yang bisa berdampak
pada kejadian abortus:
• Bakteria: listeria monositogenes, klamidia
trakomatis, ureaplasma urealitikum, mikoplasma
hominis, bakterial vaginosis.
• Virus: Sitomegalovirus, Rubella, Herpes
simpleks virus (HSV), Human Immunodeficiency
Virus (HIV), dan parvovirus.
• Parasit: Toksoplasma gondii, Plasmodium
falsifarum.
• Spirokaeta: Treponema pallidum.
Faktor Imunologi
Beberapa penyakit berhubungan erat dengan
kejadian abortus. Antaranya adalah SLE dan
Antiphospholipid Antibodies (aPA). Peluang
terjadinya pengakhiran kehamilan pada trimester 2
dan 3 pada SLE adalah 75%. Menurut penelitian,
sebagian besar abortus berhubungan dengan
adanya aPA yang merupakan antibodi yang akan
berikatan dengan sisi negatif dari phosfolipid.
Faktor Trauma
Trauma abdominal yang berat dapat menyebabkan
terjadinya abortus yang yang diakibatkan karena
adanya perdarahan. Namun secara statistik, hanya
sedikit insiden abortus yang disebabkan karena
trauma.
Faktor Nutrisi & Lingkungan
Patogenesis
Abortus dimulai dari perdarahan ke dalam decidua
basalis yang diikuti dengan nekrosis jaringan
disekitar perdarahan. Pada kehamilan di bawah 8
minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya,
karena vili korialis belum menembus desidua
terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14
minggu, vili korialis telah masuk agak dalam,
sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan
tertinggal. Perdarahan yang banyak terjadi karena
hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas
kontraksi dan retraksi miometrium.
Gambaran Klinis
Gejala abortus berupa sakit perut kram, mules-
mules, dan perdarahan biasanya berupa darah beku
tanpa atau disertai dengan keluarnya fetus atau
jaringan
Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
• Lab darah rutin
• GDS
• BT dan CT
• USG
Penatalaksanaan
• Terlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai
keadaan pasien dan diperiksa apakah ada tanda-
tanda syok.
• Evakuasi jaringan sisa di dalam uterus untuk
menghentikan perdarahan
• Penatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik pembedahan
maupun medis. Teknik pembedahan dapat
dilakukan dengan cara kuretase maupun aspirasi
vakum dan dilakukan induksi oksitosin
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Syok
4. Infeksi
PROGNOSIS
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari
etiologi aborsi sebelumnya. Kecuali adanya
inkompetensi serviks, angka kesembuhan yang
terlihat sesudah mengalami tiga kali abortus
spontan akan berkisar antara 70 dan 85% tanpa
tergantung pada pengobatan yang dilakukan.
Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini
tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang
baik terhadap ibu
Abortus-Inkomplit.pptx

More Related Content

What's hot

Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partumRsia Muslimat
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fharry christama
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminensandikabudiarto
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dinifikri asyura
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitWarnet Raha
 
23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...
23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...
23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...do090390
 
Sectio caesarea
Sectio caesareaSectio caesarea
Sectio caesarealuthfiasah
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Syscha Lumempouw
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)adefelia_91
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 

What's hot (20)

Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diareLaporan PKMD terhadap bayi dengan diare
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare
 
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri IminensPemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
Pemeriksaan Penunjang Ruptura Uteri Iminens
 
Kala 2 memanjang
Kala 2 memanjangKala 2 memanjang
Kala 2 memanjang
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Cr kista ovarium fixxx
Cr kista ovarium fixxxCr kista ovarium fixxx
Cr kista ovarium fixxx
 
Letak lintang
Letak lintangLetak lintang
Letak lintang
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...
23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...
23 255 praktis-diagnosis dan tatalaksana preeklampsia berat tidak tergantung ...
 
Sectio caesarea
Sectio caesareaSectio caesarea
Sectio caesarea
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
06 partograf
06 partograf06 partograf
06 partograf
 
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
Case Report Ketuban Pecah Dini (KPD)
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Presentasi muka
Presentasi mukaPresentasi muka
Presentasi muka
 

Similar to Abortus-Inkomplit.pptx (20)

Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Sap abortus
Sap abortusSap abortus
Sap abortus
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
PPT abortus.ppt
PPT abortus.pptPPT abortus.ppt
PPT abortus.ppt
 
Bab i aborsi
Bab i aborsiBab i aborsi
Bab i aborsi
 
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdfMK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
MK ASKEB KOMPLEK 1 BU NIDYA.pdf
 
Abortus habitualis
Abortus habitualisAbortus habitualis
Abortus habitualis
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah diniKetuban pecah dini
Ketuban pecah dini
 
Pendarahan pada kehamilan muda
Pendarahan pada kehamilan mudaPendarahan pada kehamilan muda
Pendarahan pada kehamilan muda
 
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptxKELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
KELOMPOK 5_INFERTILITAS.pptx
 
Askep pos sc atas indikasi kpsw
Askep pos sc atas indikasi kpswAskep pos sc atas indikasi kpsw
Askep pos sc atas indikasi kpsw
 
Abortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartumAbortus, perdarahan antepartum
Abortus, perdarahan antepartum
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 

More from estikuliah21

1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt
1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt
1. DASAR KOMUNIKASI esty.pptestikuliah21
 
3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx
3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx
3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptxestikuliah21
 
LAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptx
LAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptxLAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptx
LAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptxestikuliah21
 

More from estikuliah21 (6)

1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt
1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt
1. DASAR KOMUNIKASI esty.ppt
 
3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx
3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx
3_PELAYANAN KLINIS PRIORITAS esty 2022.pptx
 
GRAFIK.pptx
GRAFIK.pptxGRAFIK.pptx
GRAFIK.pptx
 
Analisa RCA.pptx
Analisa RCA.pptxAnalisa RCA.pptx
Analisa RCA.pptx
 
LAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptx
LAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptxLAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptx
LAP PELATIHAN SARDJITOKEPERAWATAN MARET 2020.pptx
 
unknown.pptx
unknown.pptxunknown.pptx
unknown.pptx
 

Recently uploaded

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

Abortus-Inkomplit.pptx

  • 2. LATAR BELAKANG Aborsi di dunia dan di Indonesia khususnya tetap menimbulkan banyak persepsi dan bermacam interpretasi, tidak saja dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Diperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kasus aborsi tidak aman, 70 ribu perempuan meninggal akibat aborsi tidak aman Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43 kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000).
  • 3. DEFINISI Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang sepenuhnya dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
  • 4. KLASIFIKASI ABORTUS Menurut terjadinya 1. Abortus Spontan 2. Abortus Provokatus •Abortus Medisinalis •Abortus Kriminalis Aspek Klinis 1. Abortus Iminens 2. Abortus Insipiens 3. Abortus Komplit 4. Abortus Inkomplit 5. Missed Abortion 6. Abortus Habitualis 7. Abortus Infeksius 8. Abortus Septik
  • 5.
  • 6. FAKTOR RESIKO 1. Bertambahnya usia ibu 2. Riwayat Abortus 3. Kebiasaan Ibu • Merokok • Konsumsi alkohol • Konsumsi kafein (coffee) • Alat kontrasepsi dalam rahim • Psikologis : anxietas dan depresi
  • 7. ETIOLOGI 1. Faktor Genetik 2. Faktor Anatomi 3. Faktor Hormonal 4. Faktor Infeksi 5. Faktor Imunologi 6. Faktor Trauma 7. Faktor nutrisi dan lingkungan
  • 8. Faktor Genetik • Sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh kelainan kariotip dari embrio. Triplodi ditemukan pada 16% kejadian abortus di mana terjadi fertilisasi ovum normal oleh 2 sperma (dispermi). Insiden trisomi meningkat dengan bertambahnya usia. Trisomi 16 (dengan kejadian sekitar 30% dari seluruh trisomi) adalah penyebab terbanyak abortus spontan diikuti dengan sindroma Turner (20-25%) dan Sindroma Down atau trisomi 21 yang sepertiganya bisa bertahan sampai lahir.
  • 9. Faktor Anatomi • Septum uterus akibat daripada kelainan duktus Mulleri (40-80%) • uterus bicornis atau uterus unicornis (10-30%) • Mioma uteri bisa mengakibatkan abortus berulang dan infertilitas akibat dari gangguan passage dan kontraktilitas uterus • Sindroma Asherman : mengganggu tempat implantasi serta pasokan darah pada permukaan endometrium • Cacat uterus akuisita yang berkaitan dengan abortus adalah leiomioma dan perlekatan intrauteri. • Inkompetensi serviks
  • 10. Faktor Hormonal • Pada DM, perempuan dengan kadar HbA1c yang tinggi pada trimester pertama • Kadar progesteron yang rendah • Penelitian pada perempuan yang mengalami abortus berulang, didapatkan 17% kejadian defek luteal yaitu kurangnya progesteron pada fase luteal.
  • 11. Faktor Infeksi Ada berbagai teori untuk menjelaskan keterkaitan infeksi dengan kejadian abortus: • Adanya metabolik toksik, endotoksin, eksotoksin, dan sitokin yang berdampak langsung pada janin dan unit fetoplasenta. • Infeksi janin yang bisa berakibat kematian janin dan cacat berat sehingga janin sulit untuk bertahan hidup. • Infeksi plasenta akan berakibat insufisiensi plasenta dan bisa berlanjut kematian janin.
  • 12. • Infeksi kronis endometrium dari penyebaran kuman genetalia bawah yang bisa mengganggu proses implantasi. • Amnionitis oleh kuman gram positif dan gram negatif juga bisa mengakibatkan abortus. • Infeki virus pada kehamilan awal dapat mengakibatkan perubahan genetik dan anatomik embrio misalnya pada infeksi rubela, parvovirus B19, CMV, HSV, koksakie virus B, dan varisella zoster.
  • 13. Beberapa jenis organisme yang bisa berdampak pada kejadian abortus: • Bakteria: listeria monositogenes, klamidia trakomatis, ureaplasma urealitikum, mikoplasma hominis, bakterial vaginosis. • Virus: Sitomegalovirus, Rubella, Herpes simpleks virus (HSV), Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan parvovirus. • Parasit: Toksoplasma gondii, Plasmodium falsifarum. • Spirokaeta: Treponema pallidum.
  • 14. Faktor Imunologi Beberapa penyakit berhubungan erat dengan kejadian abortus. Antaranya adalah SLE dan Antiphospholipid Antibodies (aPA). Peluang terjadinya pengakhiran kehamilan pada trimester 2 dan 3 pada SLE adalah 75%. Menurut penelitian, sebagian besar abortus berhubungan dengan adanya aPA yang merupakan antibodi yang akan berikatan dengan sisi negatif dari phosfolipid.
  • 15. Faktor Trauma Trauma abdominal yang berat dapat menyebabkan terjadinya abortus yang yang diakibatkan karena adanya perdarahan. Namun secara statistik, hanya sedikit insiden abortus yang disebabkan karena trauma.
  • 16. Faktor Nutrisi & Lingkungan
  • 17. Patogenesis Abortus dimulai dari perdarahan ke dalam decidua basalis yang diikuti dengan nekrosis jaringan disekitar perdarahan. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, vili korialis telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal. Perdarahan yang banyak terjadi karena hilangnya kontraksi yang dihasilkan dari aktivitas kontraksi dan retraksi miometrium.
  • 18. Gambaran Klinis Gejala abortus berupa sakit perut kram, mules- mules, dan perdarahan biasanya berupa darah beku tanpa atau disertai dengan keluarnya fetus atau jaringan
  • 19. Penegakan Diagnosis 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik 3. Pemeriksaan penunjang • Lab darah rutin • GDS • BT dan CT • USG
  • 20. Penatalaksanaan • Terlebih dahulu dilakukan penilaian mengenai keadaan pasien dan diperiksa apakah ada tanda- tanda syok. • Evakuasi jaringan sisa di dalam uterus untuk menghentikan perdarahan • Penatalaksanaan abortus spontan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pembedahan maupun medis. Teknik pembedahan dapat dilakukan dengan cara kuretase maupun aspirasi vakum dan dilakukan induksi oksitosin
  • 22. PROGNOSIS Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi sebelumnya. Kecuali adanya inkompetensi serviks, angka kesembuhan yang terlihat sesudah mengalami tiga kali abortus spontan akan berkisar antara 70 dan 85% tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan. Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang baik terhadap ibu