Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakartawendyanbiya
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kualitas dengan pendekatan Six Sigma. Secara singkat, Six Sigma adalah metodologi untuk mengurangi variasi proses dan kesalahan dengan menggunakan alat statistik secara intensif guna meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan."
1) Studi kasus menerapkan Six Sigma untuk meningkatkan kualitas proses pengemasan primer minuman cranberry.
2) Kualitas output bervariasi karena tidak ada SOP dan keterampilan operator rendah.
3) Perbaikan meliputi membuat SOP penanganan material, pelatihan operasi mesin, dan SOP pengaturan mesin.
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan.
dalam presentasi ini dibahas lebih dalam mengenai six sigma dan TQM tersebut
Six Sigma adalah metode manajemen kualitas yang berfokus pada pengendalian proses produksi untuk mengurangi cacat. Metode ini menggunakan pendekatan statistik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab masalah melalui lima tahapan (DMAIC): mendefinisikan masalah, mengukur, menganalisis, meningkatkan, dan mengendalikan proses. Penerapan Six Sigma oleh Motorola berhasil mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang Six Sigma yang disusun oleh kelompok mahasiswa. Presentasi tersebut membahas tentang sejarah, konsep dasar, aplikasi, manfaat, hambatan, fokus, faktor sukses, people power, dan process power dari Six Sigma.
Lean six sigma green belt project at pln area serpongArif Purnomo
Lean Six Sigma Green Belt Project
at PLN Area Serpong Focus on "Services Speed of New Installment of Electric Pre Paid "
Kalau ingin download silahkan kunjungi blog saya di
www.oncoroeblik.blogspot.com
Six Sigma - Managemen Internasional - MM Universitas Trisakti Jakartawendyanbiya
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kualitas dengan pendekatan Six Sigma. Secara singkat, Six Sigma adalah metodologi untuk mengurangi variasi proses dan kesalahan dengan menggunakan alat statistik secara intensif guna meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan."
1) Studi kasus menerapkan Six Sigma untuk meningkatkan kualitas proses pengemasan primer minuman cranberry.
2) Kualitas output bervariasi karena tidak ada SOP dan keterampilan operator rendah.
3) Perbaikan meliputi membuat SOP penanganan material, pelatihan operasi mesin, dan SOP pengaturan mesin.
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan.
dalam presentasi ini dibahas lebih dalam mengenai six sigma dan TQM tersebut
Six Sigma adalah metode manajemen kualitas yang berfokus pada pengendalian proses produksi untuk mengurangi cacat. Metode ini menggunakan pendekatan statistik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab masalah melalui lima tahapan (DMAIC): mendefinisikan masalah, mengukur, menganalisis, meningkatkan, dan mengendalikan proses. Penerapan Six Sigma oleh Motorola berhasil mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk
Dokumen tersebut merupakan presentasi tentang Six Sigma yang disusun oleh kelompok mahasiswa. Presentasi tersebut membahas tentang sejarah, konsep dasar, aplikasi, manfaat, hambatan, fokus, faktor sukses, people power, dan process power dari Six Sigma.
Lean six sigma green belt project at pln area serpongArif Purnomo
Lean Six Sigma Green Belt Project
at PLN Area Serpong Focus on "Services Speed of New Installment of Electric Pre Paid "
Kalau ingin download silahkan kunjungi blog saya di
www.oncoroeblik.blogspot.com
Dokumen tersebut menjelaskan pengertian Six Sigma secara sederhana, termasuk definisi, tujuan, dan komponen utamanya. Dokumen juga membahas latar belakang dan sejarah perkembangan Six Sigma serta pentingnya mengurangi cacat dalam persaingan bisnis saat ini.
Buku ini membahas tentang pentingnya mengolah data menjadi informasi dan pengetahuan untuk menghadapi kompetisi global. Dengan kemajuan teknologi informasi, kapasitas penyimpanan data meningkat namun banyak yang hanya mengumpulkan data tanpa menganalisisnya. Buku ini berisi penjelasan tentang Six Sigma dan analisis statistik sederhana untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna.
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Huda_Dea
Dokumen tersebut membahas tentang Six Sigma, yaitu suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada pengurangan variasi pada proses produksi. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan hingga 3,4 per juta peluang. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, dan strategi manajemen Six Sigma serta prinsip-prinsipnya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Persembahan berkenaan "Lean Sig Sigma" atau Berpandukan Enam Sigma dalam Bahasa Malaysia.Semoga bermanfaat kepada pelajar-pelajar dan peniaga kecil dan sedehana dalam proses meningkatkan hasil jualan dan mengurangkan kerosakan produk atau servis.
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan perbaikan berkelanjutan proses bisnis. TQM bertujuan untuk meningkatkan kualitas, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya melalui partisipasi seluruh karyawan. Implementasi TQM di PT Mustika Ratu mencakup fokus pelanggan, perbaikan proses, dan pengukuran hasil kerja untuk meningkatkan kualitas produk."
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran kualitas perangkat lunak. Terdapat beberapa model pengukuran seperti McCall Model yang menggunakan 11 faktor kualitas dan Garvin Model yang menggunakan 8 dimensi untuk mengukur kualitas. Dokumen ini juga menjelaskan aktivitas-aktivitas Software Quality Assurance (SQA) serta konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan kualitas dengan tiga kalimat berikut: Kualitas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan; Manajemen kualitas total melibatkan perbaikan berkelanjutan dan pemberdayaan karyawan untuk meningkatkan kualitas; Alat TQM digunakan untuk menghasilkan ide, mengatur data, dan mengidentifikasi masalah dalam pengelolaan kualitas.
Dokumen tersebut membahas konsep Six Sigma dan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaannya. Six Sigma adalah metodologi untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi variasi proses dengan menargetkan tingkat kesalahan 3,4 per satu juta kesempatan. Dokumen ini menjelaskan fase-fase pelaksanaan Six Sigma yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control serta alat-alat seperti pemetaan proses, desain eksperimen, matriks
Dokumen tersebut membahas tentang patok duga sebagai proses pengukuran berkelanjutan terhadap produk, layanan, dan praktik bisnis perusahaan terhadap kompetitor terbaik. Tujuannya adalah menemukan kunci keberhasilan kompetitor dan mengadaptasinya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dibahas pula tahapan, manfaat, prasyarat, kode etik, dan hambatan dari pelaksanaan patok duga.
Makalah ini membahas mengenai pengelolaan kualitas yang efektif dengan menjelaskan definisi kualitas, implikasi kualitas, standar kualitas internasional ISO 9000, biaya kualitas, manajemen kualitas total, dan peran inspeksi dalam pengelolaan kualitas.
Based on my work experience doing some improvement particularly productivity improvement in three different multinational companies. Wish I can continue for next part soon.
Any comment or feedback are most welcome.
1. Six Sigma adalah metodologi reengineer proses berbasis data yang mendorong perubahan paradigma perusahaan dalam berperilaku, menangani pelanggan, dan menghasilkan produk dan jasa
2. Six Sigma dapat diterapkan di berbagai bidang seperti layanan maupun manufaktur
3. Tujuan Six Sigma adalah meningkatkan kualitas dan mengurangi cacat
Strategi internasional merupakan penjualan produk di pasar luar negeri. Ada beberapa alasan perusahaan melakukan ekspansi internasional seperti memperluas pasar, mengamankan sumber daya, dan mengurangi biaya produksi. Perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi seperti kepemimpinan biaya, diferensiasi, atau fokus untuk bersaing di pasar global.
Six Sigma is a data-driven methodology for eliminating defects in manufacturing and business processes. It aims to reduce variation and errors through statistical methods. Key aspects include defining critical quality attributes, measuring defects and process capability, analyzing sources of variation, improving processes through design changes, and controlling processes through statistical process control methods. The DMAIC and DMADV methodologies provide frameworks for improving existing processes and designing new defect-free processes. Six Sigma has been widely adopted by major companies and yielded significant cost savings and quality improvements.
Dokumen tersebut menjelaskan pengertian Six Sigma secara sederhana, termasuk definisi, tujuan, dan komponen utamanya. Dokumen juga membahas latar belakang dan sejarah perkembangan Six Sigma serta pentingnya mengurangi cacat dalam persaingan bisnis saat ini.
Buku ini membahas tentang pentingnya mengolah data menjadi informasi dan pengetahuan untuk menghadapi kompetisi global. Dengan kemajuan teknologi informasi, kapasitas penyimpanan data meningkat namun banyak yang hanya mengumpulkan data tanpa menganalisisnya. Buku ini berisi penjelasan tentang Six Sigma dan analisis statistik sederhana untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna.
Nilai Tugas Kel6 MatKul PengMjmnKualitas (Bpk Syamsir Abduh)Huda_Dea
Dokumen tersebut membahas tentang Six Sigma, yaitu suatu sistem manajemen kualitas yang berfokus pada pengurangan variasi pada proses produksi. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan hingga 3,4 per juta peluang. Dokumen ini menjelaskan pengertian, tujuan, dan strategi manajemen Six Sigma serta prinsip-prinsipnya yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Persembahan berkenaan "Lean Sig Sigma" atau Berpandukan Enam Sigma dalam Bahasa Malaysia.Semoga bermanfaat kepada pelajar-pelajar dan peniaga kecil dan sedehana dalam proses meningkatkan hasil jualan dan mengurangkan kerosakan produk atau servis.
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan perbaikan berkelanjutan proses bisnis. TQM bertujuan untuk meningkatkan kualitas, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya melalui partisipasi seluruh karyawan. Implementasi TQM di PT Mustika Ratu mencakup fokus pelanggan, perbaikan proses, dan pengukuran hasil kerja untuk meningkatkan kualitas produk."
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran kualitas perangkat lunak. Terdapat beberapa model pengukuran seperti McCall Model yang menggunakan 11 faktor kualitas dan Garvin Model yang menggunakan 8 dimensi untuk mengukur kualitas. Dokumen ini juga menjelaskan aktivitas-aktivitas Software Quality Assurance (SQA) serta konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan kualitas dengan tiga kalimat berikut: Kualitas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan; Manajemen kualitas total melibatkan perbaikan berkelanjutan dan pemberdayaan karyawan untuk meningkatkan kualitas; Alat TQM digunakan untuk menghasilkan ide, mengatur data, dan mengidentifikasi masalah dalam pengelolaan kualitas.
Dokumen tersebut membahas konsep Six Sigma dan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaannya. Six Sigma adalah metodologi untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi variasi proses dengan menargetkan tingkat kesalahan 3,4 per satu juta kesempatan. Dokumen ini menjelaskan fase-fase pelaksanaan Six Sigma yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control serta alat-alat seperti pemetaan proses, desain eksperimen, matriks
Dokumen tersebut membahas tentang patok duga sebagai proses pengukuran berkelanjutan terhadap produk, layanan, dan praktik bisnis perusahaan terhadap kompetitor terbaik. Tujuannya adalah menemukan kunci keberhasilan kompetitor dan mengadaptasinya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dibahas pula tahapan, manfaat, prasyarat, kode etik, dan hambatan dari pelaksanaan patok duga.
Makalah ini membahas mengenai pengelolaan kualitas yang efektif dengan menjelaskan definisi kualitas, implikasi kualitas, standar kualitas internasional ISO 9000, biaya kualitas, manajemen kualitas total, dan peran inspeksi dalam pengelolaan kualitas.
Based on my work experience doing some improvement particularly productivity improvement in three different multinational companies. Wish I can continue for next part soon.
Any comment or feedback are most welcome.
1. Six Sigma adalah metodologi reengineer proses berbasis data yang mendorong perubahan paradigma perusahaan dalam berperilaku, menangani pelanggan, dan menghasilkan produk dan jasa
2. Six Sigma dapat diterapkan di berbagai bidang seperti layanan maupun manufaktur
3. Tujuan Six Sigma adalah meningkatkan kualitas dan mengurangi cacat
Strategi internasional merupakan penjualan produk di pasar luar negeri. Ada beberapa alasan perusahaan melakukan ekspansi internasional seperti memperluas pasar, mengamankan sumber daya, dan mengurangi biaya produksi. Perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi seperti kepemimpinan biaya, diferensiasi, atau fokus untuk bersaing di pasar global.
Six Sigma is a data-driven methodology for eliminating defects in manufacturing and business processes. It aims to reduce variation and errors through statistical methods. Key aspects include defining critical quality attributes, measuring defects and process capability, analyzing sources of variation, improving processes through design changes, and controlling processes through statistical process control methods. The DMAIC and DMADV methodologies provide frameworks for improving existing processes and designing new defect-free processes. Six Sigma has been widely adopted by major companies and yielded significant cost savings and quality improvements.
Panduan Simpel SOP&KPI untuk startup dan entrepreneurGede Manggala
FREE ebook berisi panduan dan tips sederhana terkait konsep dan cara membuat SOP dan KPI. Terutama ditujukan buat perusahaan kecil/baru serta wirausaha muda.
Belajar MS Excel - Rumus Vlookup (mengisi data kolom secara otomatis)Syawalianto Rahmaputro
Dokumen ini memberikan penjelasan singkat tentang fungsi VLOOKUP di Microsoft Excel. Fungsi ini digunakan untuk mengisi data secara otomatis berdasarkan acuan sel dan database. Caranya adalah dengan membuat database, kemudian menggunakan rumus VLOOKUP untuk mengambil data dari kolom tertentu sesuai nomor kolom. Rumus terdiri atas empat parameter yaitu nilai acuan, lokasi database, nomor kolom data, dan nilai pencarian.
The document discusses the components of DMAIC, the methodology used in Six Sigma improvement projects. It begins by outlining some key requirements for Six Sigma projects, including leadership commitment, using facts to make decisions, and cross-functional team training. It then describes each stage of DMAIC - Define, Measure, Analyze, Improve, and Control - and lists some potential tools and activities used in each stage. The document concludes by listing several statistical tools that can be used throughout the Six Sigma improvement process.
Six sigma is a statistical approach to process improvement that aims to reduce defects. It was developed by Motorola in the 1970s to improve quality. The six sigma method includes phases such as Define, Measure, Analyze, Improve, and Control to identify and remove defects in processes. It uses statistical tools and follows a DMAIC or DMADV model. While six sigma aims to improve processes and reduce defects, some critics argue it is more focused on appraisal than prevention and does not always yield quality improvements.
The document provides an overview of Six Sigma, including:
1) It defines Six Sigma as a methodology for continuous improvement and creating high quality products and processes using statistical tools.
2) It discusses the origins and growth of Six Sigma at Motorola and GE in the 1980s-1990s.
3) It describes the DMAIC methodology used for process improvement projects and the roles of Master Black Belts, Black Belts, and Green Belts in a Six Sigma organization.
DMAIC-Six sigma process Improvement ApproachConfiz
The document describes a Six Sigma DMAIC process improvement project conducted by a product development company on their Simobo product. It includes details of each DMAIC phase: Define, Measure, Analyze, Improve, and Control. In the Define phase, a project charter was created to reduce support issues and defects. The Measure phase involved data collection and determining the baseline defect rate. Analysis identified the root causes of defects. Improve developed solutions which were tested. Control created controls to maintain the solutions and reduced the defect rate to achieve a sigma level of 4.08.
Lean Six Sigma adalah gabungan dua kaedah pengurusan yaitu Lean dan Six Sigma. Lean berfokus pada penyingkiran sisa sedangkan Six Sigma berfokus pada pengurangan variasi. Bersama-sama, Lean Six Sigma membantu mengenalpasti masalah, melaksanakan pembaikpulih berdasarkan fakta, dan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Teks tersebut membahas konsep Six Sigma yang digunakan oleh PT Adhi Karya Tbk untuk meningkatkan kinerja proses bisnis. Six Sigma adalah metode untuk meningkatkan kualitas dengan mengurangi cacat produksi dan biaya serta meningkatkan produktivitas. PT Adhi Karya mengalami penurunan pendapatan dan laba pada tahun 2014 akibat penundaan proyek dan perubahan iklim ekonomi.
Konsep six sigma pt adhi karya kelompok 10 giatamaistian1
Teks tersebut membahas konsep Six Sigma yang digunakan oleh PT Adhi Karya Tbk dalam meningkatkan kinerja proses bisnis. Six Sigma adalah metode untuk meningkatkan kualitas dengan mengurangi cacat produksi dan biaya serta meningkatkan produktivitas. PT Adhi Karya mengalami penurunan pendapatan dan laba pada tahun 2014 akibat penundaan proyek dan perubahan iklim ekonomi. Perusahaan berupaya meningkatkan kinerja melalui revis
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan metode Six Sigma untuk menyelesaikan masalah kesenjangan pada as roda belakang yang dihasilkan oleh supplier untuk General Motors. Metode DMAIC digunakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan merancang solusi berupa penyesuaian tekanan selama proses pemanasan cat pada oven.
Framework strategi adalah kerangka kerja yang digunakan untuk merencanakan dan mencapai tujuan masa depan dengan menggunakan proyek dan inisiatif lain untuk mendukung visi seluruh pemangku kepentingan. Framework ini mempertimbangkan faktor-faktor eksternal, kelompok tekanan, dan proses perencanaan strategis internal untuk mengembangkan dan menerapkan strategi bisnis.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menjelaskan langkah-langkah implementasi Six Sigma yang terdiri dari Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control beserta penjelasan singkat setiap langkah. Juga disebutkan manfaat penerapan Six Sigma bagi perusahaan seperti menghasilkan keberhasilan berkelanjutan dan memperkuat nilai pelanggan.
Dokumen ini membahas Six Sigma, sebuah metodologi pengelolaan mutu yang dikembangkan oleh Motorola. Metodologi ini menitikberatkan pada pengurangan variasi proses dan eliminasi cacat melalui analisis data dan statistik. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan Six Sigma seperti DMAIC dan peran-peran kunci seperti Black Belt. Penerapan Six Sigma di Motorola berhasil meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya cac
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, evaluasi...triwahyunugroho3
Dokumen tersebut merangkum evaluasi dan review mata kuliah Strategic Management. Mata kuliah ini membahas konsep-konsep penting seperti canvas bisnis model, diversifikasi, balanced scorecard, etika bisnis, manajemen risiko, ekonomi global, dan strategi laut biru. Tujuannya adalah mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir secara strategis dalam mengelola perusahaan.
Dokumen tersebut membahas beberapa model bisnis strategi yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi bisnis jangka panjang. Beberapa model strategi yang dijelaskan antara lain model 5 langkah Lafley dan Martin, model berlian Hambrick dan Fredrickson, kanvas model bisnis Osterwalder, dan model 5P Mintzberg. Model-model tersebut memberikan panduan untuk menganalisis lingkungan bisnis, sumber daya perusahaan,
5, sm, maswanih, hafzi ali, tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan ...maswanihsagitaputri
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi strategi perusahaan, yang meliputi proses pengorganisasian tindakan untuk merealisasikan strategi yang telah dirumuskan, berbagai tantangan dalam implementasi strategi, serta peran berbagai pihak seperti analis formulir dan pengembang formulir dalam mengimplementasikan strategi perusahaan.
Mengumpulkan dan menganalisis informasi pemasaranLilik Mafula
Tugas kelompok ini membahas analisis situasi pemasaran yang meliputi empat hal penting yaitu: analisis bukanlah solusi, perbedaan antara data dan informasi, manfaat analisis harus melebihi biaya, dan tantangan melakukan analisis situasi. Dokumen ini juga menjelaskan analisis lingkungan internal perusahaan, sumber daya, budaya, dan lingkungan pembeli.
Dokumen tersebut membahas tentang langkah-langkah penting dalam mengadopsi program baru dalam suatu organisasi, yaitu (1) mengatur agenda, (2) bekerja sama untuk menemukan masalah, (3) pengambilan keputusan, (4) penyesuaian bersama, dan (5) menormalkan struktur organisasi. Dokumen tersebut juga membahas strategi manajemen inovasi yang memungkinkan organisasi berkembang seperti menggun
1. ANALISIS SWOT TERHADAP SIX SIGMA
UNTUK PENENTUAN STRATEGI MASA DEPAN
Wenny Chandra
Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha
wenny.chandra@eng.maranatha.edu
Abstrak
Sejak Motorola pertama kali mengembangkan program kualitas bernama Six Sigma di
tahun 1988, telah banyak literatur dan artikel yang bermunculan berkaitan dengan
penerapan dan keberhasilan Six Sigma. Tapi tidak banyak penelitian yang membahas
tentang potensi dan keterbatasan aktual, serta kemungkinan perbaikan pendekatan
kualitas ini, baik metode-metode yang digunakan maupun penerapan Six Sigma dalam
berbagai jenis organisasi.
Sama halnya seperti organisasi yang harus mengenali kekuatan & kelemahan internal
maupun eksternal untuk dapat mengembangkan strategi jitu supaya lebih berhasil di
masa depan, demikian pula dengan Six Sigma. Untuk dapat bertahan bahkan untuk
mencapai penggunaan yang lebih luas, Six Sigma harus mengenali kemampuannya
(baik kekuatan maupun kelemahan), kesempatan untuk pengembangan, juga
hambatan yang mungkin ditemui.
Hal tersebut dicapai dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) terhadap Six Sigma. Selain itu, untuk melihat bagaimana pengaruh
lingkungan yang dinamis terhadap kekuatan & kelemahan Six Sigma, dilakukan
analisis pengaruh (impact analysis).
Hasil dari studi ini adalah bahwa untuk mencapai penggunaan lebih luas, Six Sigma
harus memanfaatkan secara maksimal kekuatan yang sudah dimiliki. Sedangkan
untuk memperbaiki kelemahannya, Six Sigma harus dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan industri non manufaktur, perencanaan skenario untuk lingkungan yang
dinamis, dan pencapaian optimum global, bukan lokal.
Kata kunci: Six Sigma, analisis SWOT, analisis pengaruh.
Pendahuluan
Di tahun 1988, Motorola Inc. mengembangkan suatu program peningkatan kualitas
yang dinamakan Six Sigma. Sigma atau σ sebenarnya adalah suatu simbol yang
digunakan untuk melambangkan nilai suatu populasi yang berdistribusi normal.
Secara matematis, 99,73% populasi akan berada di dalam batas 3 sigma di atas dan di
bawah nilai rata-rata populasi tersebut. Sedangkan Six Sigma adalah suatu cara untuk
menyatakan kemampuan suatu proses menghasilkan produk/jasa dengan hanya 3,4
cacat per juta unit produk/kesempatan.
Standar pengukuran ini memungkinkan adanya suatu perbandingan antar proses yang
serupa maupun berbeda dalam perusahaan kecil maupun besar. Dalam perkembangan
selanjutnya, Motorola menjalankan program Six Sigma bukan hanya untuk
2. menghasilkan produk “hampir” bebas cacat, tapi juga menghilangkan cacat di seluruh
proses dalam organisasi tersebut.
Sejak saat itu, program kualitas ini menyebar ke perusahaan lain seperti General
Electric (GE), Allied Signal, dan IBM. GE dalam laporan tahunannya melaporkan di
tahun 1999 bahwa penerapan Six Sigma menghabiskan lima ratus juta dollar namun
menghasilkan penghematan sebesar lebih dari dua miliar dollar.
Dengan meningkatnya perhatian pada Six Sigma, makin banyak juga artikel atau buku
yang ditulis dengan topik Six Sigma. Pembaca yang pertama kali mengenal Six Sigma
mungkin menyimpulkan bahwa tidak ada yang baru di dalamnya. Six Sigma
menggunakan metode-metode yang sudah dikenal sejak lama seperti 7 Tools,
ANOVA dan DOE. Namun yang membedakan dan menjadi kunci sukses adalah cara
Six Sigma mengemas pemakaian metode tersebut dalam kerangka proyek-proyek yang
dijalankan dengan tujuan yang jelas, jangka waktu yang pasti, dan target yang
dinyatakan dalam satuan uang.
Namun, ada juga suara negatif dalam penerapan Six Sigma ini. Pelatihan untuk
menghasilkan Green Belt, Black Belt, Master Black Belt, dan Champion – hirarki
sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek Six Sigma – membutuhkan modal
awal puluhan bahkan ratusan ribu dollar yang tidak mungkin dimiliki oleh perusahaan
skala kecil sampai menengah. Motorola meskipun melaporkan keberhasilan di tahap
awal penerapan Six Sigma, namun pada akhirnya tetap dikalahkan para pesaingnya
karena ketidakmampuan mengenali keinginan konsumen.
Melihat hal-hal di atas, makalah ini mencoba membahas strategi apa yang harus
diterapkan Six Sigma, seperti layaknya yang dilakukan suatu organisasi, untuk tetap
bertahan bahkan mencapai pemakaian yang lebih luas di masa depan.
Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan strategi yang jitu, suatu perusahaan harus mengenali kekuatan
dan kelemahannya, dan bagaimana perubahan lingkungan yang dinamis dapat
dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan atau diwaspadai sebagai suatu ancaman.
Untuk mendapatkan strategi jitu untuk memperluas pemakaian Six Sigma, maka akan
dilakukan suatu analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Dalam makalah ini, kekuatan dan kelemahan Six Sigma akan dilihat dari struktur
internal Six Sigma. Kekuatan berasal dari definisi dan penerapan Six Sigma yang
menjadi sumber manfaat penerapan Six Sigma. Sedangkan kelemahan adalah isi dari
Six Sigma yang perlu ditingkatkan untuk mencapai pengaruh yang lebih besar.
Di lain pihak, kesempatan bagi Six Sigma adalah faktor-faktor luar yang bisa
dimanfaatkan untuk perubahan Six Sigma ke arah penerapan yang lebih luas.
Sedangkan ancaman merupakan masalah-masalah yang dapat mengurangi penerapan
Six Sigma atau membuat Six Sigma tergantikan oleh program kualitas lain di masa
depan
3. Untuk mengevaluasi perubahan lingkungan yang dinamis terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki Six Sigma, dilakukan analisis pengaruh (impact analysis).
Dalam analisis ini diberikan nilai +5 sampai –5 untuk tiap kekuatan dan kelemahan
Six Sigma dalam setiap perubahan lingkungan. Melalui penilaian ini akan dikenali:
Perubahan lingkungan yang paling kritis
Kekuatan yang akan sama atau malah berubah menjadi kelemahan dalam
lingkungan yang sudah berubah
Unsur internal yang paling terpengaruh oleh perubahan lingkungan
Arti dari nilai yang diberikan adalah:
Nilai positif menunjukkan kekuatan Six Sigma yang akan membantunya
memanfaatkan kesempatan atau menyelesaikan masalah yang ditimbulkan
perubahan lingkungan. Nilai positif juga menunjukkan kelemahan Six Sigma
yang terbantu oleh perubahan lingkungan.
Nilai negatif menunjukkan kekuatan Six Sigma yang akan berkurang karena
adanya perubahan lingkungan. Nilai negatif juga menunjukkan kelemahan
Six Sigma yang akan menghambatnya mengatasi masalah baru yang
disebabkan perubahan lingkungan.
Nilai nol menunjukkan bahwa kekuatan atau kekuatan Six Sigma tidak
terpengaruh oleh perubahan lingkungan.
Hasil & Pembahasan
1. Analisis SWOT
KEKUATAN
Six Sigma melakukan pengukuran
Baik proses produksi yang diukur performansinya dari jumlah cacat, atau jasa
yang bisa diukur dari waktunya, semua proses mengalami pengukuran. Baik
ukuran yang menunjukkan performansi dahulu, sekarang, dan target untuk
peningkatan di masa depan. Dengan demikian semuanya lebih nyata, arah &
tujuan ke depan lebih jelas.
Semua diterjemahkan menjadi satuan uang
Karena pengukuran dinyatakan dalam angka, maka lebih mudah untuk
menerjemahkannya menjadi penghematan dalam bentuk uang. Akibatnya
dapat dirasakan langsung dalam peningkatan keuntungan perusahaan.
Kemudahan mengenali proyek yang layak dilakukan
Penghematan dalam bentuk uang memungkinkan perhitungan rasio usaha
terhadap akibat dari tiap proyek [4]. Jika uang yang dikeluarkan (usaha) lebih
besar dari hasil yang akan didapat (akibat), proyek tersebut tidak layak
dijalankan. Proyek yang mempunyai rasio terkecil akan mendapat prioritas
untuk dijalankan lebih dahulu.
Fokus pada pelanggan
4. Pelanggan adalah raja. Six Sigma mengharuskan proses ditujukan untuk
mendapatkan apa yang pelanggan inginkan. Ini dicapai dengan mendefinisikan
CTQ (Critical to Quality), faktor yang menjadi cerminan kebutuhan konsumen.
Pendekatan top-down
Dalam cerita sukses tipikal Six Sigma, pendekatan top-down ini selalu
dilakukan. Inisiatif dan komitmen penuh berasal dari manajemen atas dahulu,
baru kemudian “ditularkan” pada tiap orang dalam organisasi, baik sebagai
suatu pendekatan atau bahkan menjadi filosofi dalam rangka peningkatan
kualitas.
Infrastruktur dengan hirarki yang jelas
Gb. 1 Hirarki Personel Six Sigma [7]
Seperti terlihat pada gambar 1, di ujung piramid terbalik ada manajemen
tingkat atas, kemudian makin ke atas makin banyak orang yang berfungsi
sebagai Champion, Master Black Belt dan seterusnya. Pada bagian teratas,
pelanggan menjadi dasar yang kuat.
Infrastruktur semacam ini memungkinkan adanya kerja tim. Manajemen
tingkat atas dan Champion berfungsi sebagai pemimpin. Master Black Belt &
Belt sebagai pelaku utama karena keahlian mereka dalam statistik. Pada saat
yang sama mereka juga mengawasi Green Belt yang merupakan orang-orang
lapangan yang paling menguasai proses yang sedang ditangani.
Personel yang berdedikasi dan berkualitas
Dalam banyak cerita sukses Six Sigma, orang-orang yang dipilih untuk
mengerjakan proyek-proyek Six Sigma adalah yang terbaik dalam perusahaan
tersebut. Setelah menyelesaikan pelatihan, seorang Black Belt akan bekerja
penuh untuk proyek Six Sigma. Rata-rata dia dapat menyelesaikan empat
sampai 6 proyek, di samping pada saat yang sama juga melatih Green Belt [7].
Penyelesaian masalah dengan dukungan data dan pendekatan statistik
5. Karena sangat mementingkan pengukuran, Six Sigma sangat bergantung pada
data. Metode-metode statistik kemudian diterapkan untuk menganalisis data
yang terkumpul. Kemudian sistem dinyatakan secara statistik dalam bentuk
Level Sigma yang tercapai. Ini adalah gambaran sistem yang jelas, yang dapat
diperbandingkan antara proses-proses yang ada.
Metodologi penyelesaian masalah yang terstruktur
DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control) untuk proses yang sudah
ada dan DMADV (Define Measure Analyze Design Verify) untuk proses baru.
Ini adalah tahapan lewat mana proyek Six Sigma dilaksanakan. Merupakan
suatu prosedur yang mudah diikuti dan berlaku umum untuk semua pelaku Six
Sigma.
Bahasa yang sama antar departemen atau industri
Sebelum munculnya Six Sigma, tiap perusahaan khususnya manufaktur bisa
menerapkan ukuran yang berbeda-beda: Cp, Cpk, % yield, waktu siklus.
Demikian juga perusahaan non manufaktur dengan istilahnya masing-masing.
Dengan Six Sigma semua performansi dikenali dengan istilah Level Sigma,
baik untuk proses produksi maupun pelayanan. Dengan satu ukuran dan
bahasa yang seragam, dicapai pengertian yang cepat dan tepat.
KELEMAHAN
Phobia terhadap statistik
Butuh waktu dan kemauan untuk mempelajari statistik yang menjadi dasar Six
Sigma. Banyak orang langsung ‘alergi’ mendengar kata statistik.
Biaya pelatihan
Sumber daya untuk memberi pelatihan kepada sejumlah orang, bukan hanya
biaya pelatihan tapi juga kegiatan yang terganggu atau harus digantikan orang
lain. Dengan biaya puluhan bahkan ribuan dollar hanya perusahaan besar yang
mempunyai modal awal cukup untuk memulai program Six Sigma ini.
Pengukuran CTQ
Sangat mudah untuk mengukur jumlah cacat pada produk hasil proses
manufaktur. Tapi pada organisasi pemberi jasa, membutuhkan lebih banyak
pemikiran dan manipulasi untuk mendefinisikan CTQ. Misalnya dengan
memberikan penilaian subjektif (skala 1 sampai dengan 10) untuk suatu atribut
pelayanan. Jika nilai yang didapat kurang dari 5, maka pelayanan tersebut
dianggap cacat. Hasilnya yang didapatkan adalah ukuran yang subjektif.
Dengan mengubah batas penentuan cacat tidaknya suatu pelayanan, akan
didapatkan level sigma yang berbeda tentang suatu operasi.
Selain subjektivitas, CTQ juga terkadang tidak dapat mencerminkan kondisi
yang sebenarnya. Misalnya CTQ = jumlah pesawat yang tinggal landas tepat
waktu atau jumlah kecelakaan di suatu lokasi konstruksi. Ukuran ini tidak
mengukur seberapa terlambat pesawat tersebut atau seberapa serius kecelakaan
yang terjadi.
6. Kurangnya pelatihan untuk menangani proses non manufaktur
Sebagai suatu program yang lahir dari lingkungan manufaktur, metodologi
yang diperkenalkan dalam pelatihan adalah yang umum dipakai dalam
menangani masalah manufaktur yang kebanyakan mempunyai data-data
kuantitatif. Meskipun telah mengikuti pelatihan Six Sigma, industri non
manufaktur dengan karakteristik data kualitatif/atribut (misalnya hasil survei
pelanggan, status pembayaran pelanggan) tidak diperlengkapi dengan
metodologi yang tepat untuk menangani data semacam ini. Seringkali industri
non manufaktur harus mencari dan mempelajarai kembali metode-metode lain
yang sesuai dengan karakteristik data yang dimiliki [14].
Pen-dogma-an Six Sigma
Tidak setiap metodologi Six Sigma sesuai untuk menyelesaikan permasalahan
yang spesifik. Misalnya dalam pemasaran yang berkaitan langsung dengan
pelanggan, tidak tepat untuk melakukan desain eksperimen [6].
Kebanyakan metodologi Six Sigma juga terlalu kompleks untuk kebanyakan
kesempatan peningkatan kualitas [15]. Untuk masalah yang membutuhkan
respons cepat dan solusi segera, Six Sigma dengan struktur DMAIC bukanlah
pendekatan yang terbaik. Tapi seringkali pelaku Six Sigma terlalu terpaku
melakukan hal-hal dengan cara Six Sigma, sehingga cara lain dipandang kurang
tepat [1].
Asumsi kenormalan [6]
Banyak metodologi Six Sigma membutuhkan asumsi bahwa proses-proses
mempunyai perilaku yang berdistribusi normal. Misalnya proses yang
mempunyai level enam sigma hanya mempunyai 3,4 cacat dalam sejuta
kesempatan mensyaratkan variasi dalam proses tersebut mengikuti distribusi
normal.
Berdasarkan teorema limit sentral, suatu proses yang mempunyai banyak
sumber variasi akan berperilaku normal. Tapi beberapa proses yang hanya
dipengaruhi satu atau dua faktor penting tidak dapat dikatakan normal karena
tidak memenuhi syarat teorema limit sentral. Mengasumsikan kenormalan
dalam kasus ini akan mengakibatkan kesimpulan yang salah.
Tidak ada alasan pergeseran 1,5σ
Dalam perhitungan level sigma suatu proses, diiijinkan adanya suatu
pergeseran jangka panjang sebanyak 1,5σ. Jadi 3,4 cacat per sejuta
kesempatan sebenarnya adalah untuk jarak 4,5σ dari rata-rata proses. Tapi
tidak ada alasan yang kuat mengapa yang diambil adalah pergeseran sebanyak
1,5σ [13].
Ketidakmampuan melihat secara sistem
Penentuan tujuan per proyek menimbulkan resiko pemikiran pelaku Six Sigma
terkotak-kotak hanya pada proyek yang sedang dijalankan. Ini menyebabkan
tidak tercapainya peningkatan yang optimal. Dengan kata lain, yang tercapai
adalah optimum lokal, bukan global [5].
7. KESEMPATAN
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan perangkat lunak
Karena intensifnya penggunaan data dan metode statistik dalam Six Sigma,
perkembangan ini menciptakan peluang bagi perkembangan Six Sigma yang
lebih luas [6]:
⇒ Pengawasan otomatis, akses ke database besar
⇒ Ketersediaan & kemudahan penggunaan metode statistik yang
dimungkinkan software komersial
⇒ Pertukaran informasi global dengan bantuan internet dan e-mail.
Tuntutan pelanggan yang makin beraneka ragam
Karena fokus Six Sigma adalah kepuasan pelanggan, perkembangan ini dapat
dipandang sebagai suatu kesempatan. Dengan pendefinisian multi-CTQ,
kepuasan pelanggan dapat tercapai sesuai tuntutan.
Kesadaran akan pentingnya sertifikasi
Pelanggan menjadi lebih kritis mengenai kualitas, mereka makin menuntut
suatu sertifikasi untuk meyakinkan bahwa suatu perusahaan memenuhi standar
untuk menghasilkan produk berkualitas. Misalnya dengan makin maraknya
sertifikasi ISO. Perkembangan ini menunjukkan adanya kesempatan bagi Six
Sigma untuk membuat sertifikasi bagi perusahaan yang telah mencapai level
sigma tertentu.
Perkembangan perusahaan-perusahaan non manufaktur
Walaupun Six Sigma lahir dan sampai sekarang lebih banyak digunakan dalam
proses manufaktur, tapi pemakaian Six Sigma tidak terbatas sampai di situ.
Dengan adanya krisis ekonomi yang lebih banyak mempengaruhi perusahaan
manufaktur, muncul suatu kesempatan bagi Six Sigma untuk lebih
memantapkan penggunaannya dalam lingkungan non manufaktur. Secara lebih
spesifik, dirasakan adanya kebutuhan untuk spesialisasi Six Sigma untuk
pelayanan yang sifatnya transaksi, atau untuk pembuatan software [4].
Lingkungan yang makin dinamis
Untuk mengantisipasi perubahan yang cepat, meningkatkan kreativitas,
mendorong langkah-langkah proaktif, maka dibutuhkan perencanaan skenario
untuk kemungkinan pencapaian performansi Six Sigma yang lebih baik [5].
ANCAMAN
Krisis ekonomi
Sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan di Indonesia
yang belum pulih kondisi keuangannya. Tingginya modal awal yang
dibutuhkan untuk memulai program Six Sigma merupakan hambatan besar
meluasnya penerapan Six Sigma di banyak perusahaan.
Persaingan dari metodologi yang lain: Sertifikasi ISO
Sertifikasi ISO merupakan program kualitas yang menitikberatkan pada
pencapaian suatu standar kualitas yang sudah baku. Standar ISO dengan
8. banyak variasi untuk berbagai jenis perusahaan dan diakui secara internasional
menjadi saingan berat Six Sigma
2. ANALISIS PENGARUH
Hasil dari Analisis Pengaruh dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Pengaruh terhadap Six Sigma
Semakin pentingnya
teknologi informasi,
tuntutan pelanggan
software, internet
Lingkungan yang
Metodologi lain
Perubahan
Perkembangan
Krisis ekonomi
Meningkatnya
lingkungan
manufaktur
+ -
sektor non
(KESEMPATAN
dinamis
& ANCAMAN)
KEKUATAN
Pendekatan
kuantitatif, berbasis +5 0 +1 +2 0 0 +8 0
data, statistik
Fokus kepada
+3 +5 +3 +4 0 +1 +16 0
pelanggan
Infrastruktur sdm +2 0 0 0 0 +3 +5 0
Metodologi
terstruktur +5 +2 +2 +2 0 +3 +14 0
(DMAIC)
Bahasa seragam +3 +3 +2 +2 0 +2 +12 0
KELEMAHAN
Modal awal tinggi +1 0 -2 -3 -5 -2 +1 -12
Subjektivitas CTQ 0 -2 -2 -1 0 -2 0 -7
Kurangnya
pelatihan dalam 0 -1 -1 -5 -2 -3 0 -12
non manufaktur
Pen-dogma-an 0 -1 -2 0 0 +2 +2 -3
Tidak berpikir
0 0 -3 0 0 -3 0 -6
sistem
Nilai Pengaruh +25 +15 +10 +14 +2 +17
Lingkungan 0 -4 -10 -9 -7 -10
Dari Tabel 1 terlihat bahwa semua kekuatan mendapat nilai positif, berarti semua
kekuatan Six Sigma akan tetap menjadi kelebihannya dalam lingkungan yang berubah.
Sedangkan untuk kelemahan, faktor ‘modal awal tinggi’ dan ‘kurangnya pelatihan
dalam sektor non manufaktur’ mendapat nilai negatif yang paling tinggi yaitu –12.
Faktor yang juga perlu diperhatikan adalah ‘subjektivitas CTQ’ dan ‘tidak berpikir
sistem’ yang masing-masing mendapat nilai –7 dan –6. Keempat faktor yang
disebutkan terakhir (dengan prioritas pada dua faktor pertama) merupakan faktor yang
perlu diperbaiki kelemahannya supaya Six Sigma dapat tetap bertahan dalam
lingkungan yang berubah.
9. Dari sisi perubahan lingkungan, “perkembangan teknologi informasi, software,
internet” (+25), “metodologi lain” (+17), “meningkatnya tuntutan pelanggan” (+15)
dan “semakin pentingnya sektor non manufaktur” (+14) merupakan perubahan yang
harus dapat dimanfaatkan Six Sigma untuk perluasan pemakaiannya. Meskipun
demikian, dari keempat faktor tersebut, “metodologi lain” (-10) dan “semakin
pentingnya sektor non manufaktur” juga harus diwaspadai karena jika tidak disiasati
dengan baik, akan merupakan ancaman yang menghalangi pemakaian Six Sigma lebih
luas. Kesempatan yang ada jika tidak dimanfaatkan akan berbalik menjadi ancaman.
Selain itu, “lingkungan yang dinamis” (-10) dan “krisis ekonomi” (-7) merupakan
perubahan lingkungan yang perlu diwaspadai.
Kesimpulan
Penelitian ini menganalisis potensi maupun kelemahan internal Six Sigma, dan juga
pengaruh perubahan lingkungan terhadap kemampuan Six Sigma. Untuk tetap unggul
sebagai suatu inisiatif peningkatan kualitas, Six Sigma harus dapat mensiasati
perubahan lingkungan dengan cara:
• Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatannya
• Memperbaiki kelemahannya, terutama dengan menggunakan kesempatan yang
muncul dari semakin kuatnya sektor non manufaktur. Hal ini dapat dicapai
dengan cara:
o Meng-customized pelatihan untuk perusahaan non manufaktur
o Pendefinisian CTQ secara lebih analitis sesuai suara konsumen (misalnya
dengan QFD)
o Perencanaan skenario untuk melihat akibat perubahan lingkungan yang
dinamis
o Melihat secara sistem, optimum global, bukan lokal
Daftar Pustaka
1. Anon, GE Six Sigma a Joke?, The Emperor’s New Woes
2. Bayle, P., Farrington, M., Sharp, B., Hild, C. & Sanders, D., Illustration of Six
Sigma Assistance on a Design Project, Quality Engineering, 13(3), 341-348, 2001.
3. Fontenot, G., Behara, R., & Gresham, A., Six Sigma in Customer Satisfaction,
Quality Progress, December 1994.
4. Fuller, H. T., Observations about the Success and Evolution of Six Sigma at
Seagate, Quality Engineering, 12(3), 311-315, 2000.
5. Goh, T. N., The Eight Sigma Organization, Keynote Paper SQI Symposium, Oct
2001.
6. Hahn, G.J., Doganaksoy, N. & Hoerl, R., The Evolution of Six Sigma, Quality
Engineering, 12(3), 317-326, 2000.
7. Harry, M. & Schroeder, R., Six Sigma : The Breakthrough Management Strategy
Revolutionizing the World’s Top Corporations, Doubleday, 2000
8. Jones, Milton H., Six Sigma … at a Bank, Six Sigma Forum Magazine, 3(2), ASQ,
February 2004
9. Lee, C., Why You can Safely Ignore Six Sigma, Fortune, January 22, 2001.
10. Lucier, G.T. & Seshadri, S., GE takes Six Sigma beyond the Bottom Line,
Strategic Finance, May 2001.
10. 11. Montgomery, D., Beyond Six Sigma, Quality and Reliability Engineering
International, 17(4), iii-iv, 2001.
12. Pearson, T. A., Six Sigma and the Knowledge Revolution, Quality Congress,
2000.
13. Snee, R. D., Impact of Six Sigma on Quality Engineering, Quality Engineering,
12(3), ix-xiv, 2000.
14. Steele, Andrew D., Six Sigma Toolkit at Your Service, Six Sigma Forum
Magazine, 3(2), ASQ, February 2004
15. At Sixes and Sevens