Dokumen tersebut merangkum hasil analisis pola penyebaran jumlah siswa putus sekolah di tingkat SMA di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk miskin di setiap provinsi pada tahun 2016 menggunakan software SaTScan. Analisis menunjukkan adanya 6 klaster penyebaran yang tertinggi di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wanita Usia Subur
2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita
2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita
2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur
2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS
2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur
2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Wanita Usia Subur
2.2 Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita
2.3 Siklus Menstruasi Pada Wanita
2.4 Masalah Kesuburan Pada Wanita
2.5 Jenis – Jenis Penyakit Kelamin Pada Wanita Usia Subur
2.6 Materi Pendidikan 1000 HPK Yang Harus Diketahui Oleh WUS
2.7 Perawatan Prakonsepsi Bagi Wanita Usia Subur
2.8 Mitos / Kepercayaan Masa Pra Hamil
Hasil Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Tahun 2022)IwanSetiyoko
Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun merupakan bagian dari program Education Out Loud (EOL) yang dilaksanakan oleh JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) dengan dukungan dari Global Partnership for Education (GPE), yang dilaksanakan selama periode 1 bulan (10 November s/d 10 Desember 2022) di empat wilayah, yaitu: DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Kota Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di empat wilayah tersebut.
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) sebagai salah satu anggota jaringan JPPI ditunjuk menjadi penanggungjawab dalam pelaksanaan penelitian di Kota Surakarta.
ABSTRAK
Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan.
Otonomi daerah telah menyerahkan kewenangan bidang pendidikan dasar kepada pemerintah
daerah kabupaten/kota. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan. Bagaimana tingkat keberhasilan
pendidikan dasar menurut kecamatan di Kabupaten Banyuasin ? Kajian ini menggunakan methode
deskriptif dengan studi kepustakaan. Alat analisis yang digunakan adalah The Analytical Hierarchy
Process (AHP). Hasil analisis menunjukan bahwa Kecamatan Banyuasin III, Kecamatan Banyuasin
I dan Kecamatan Talang Kelapa adalah yang terbaik dalam pendidikan dasar.
MATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATEdithaDewi
MATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKATMATERI KESEHATAN MASYARAKAT PENGABDIAN MASYARAKAT
PENERAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA YANG TERBATAS PADA SEKOLAH PEDESAAN DI MTSN...RismandaAnnisa
Jurnal ini disusun oleh saya Annisa Khotima Rismanda dengan Nim 202041047 untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) dosen dari Bapak Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom. Pada mata kuliah Komunikasi Kelompok di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. Selain itu, saya juga berharap agar jurnal ini dapat menambah wawasan tentang “Komunikasi Kelompok”.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena Ujian Akhir Semester (UAS) yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan menyadari jurnal ini masih jauh dari kata sempurna.
Provinsi Sumatera Selatan memiliki perkembangan pembangunan manusia yang sangat baik.
Hal ini ditunjukan dengan capaian peringkat 10 besar nasional dan pertumbuhan indek pembangunan
manusia selama 2005-2010. Namun demikian, capaian tersebut merupakan kontribusi dari seluruh
kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Hal yang sangat menarik adalah perkembangan
pembangunan manusia kabupaten dan kota sangat bervariasi, kondisi tersebut yang menunjukan
kurang meratanya pembangunan di Sumatera Selatan. Study ini menganalisa kabupaten/kota yang
memiliki perkembangan pembangunan manusia terbaik dengan menggunakan metode evaluasi dan
tool analytical hierarchy process (AHP). Hasil Analisa menunjukan bahwa Kabupaten Musi Rawas
memiliki pembangunan manusia terbaik dengan nilai 10.1 persen
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Sebelumnya kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Spasial Pola Penyebara Jumlah
Putus Sekolah Tingkat SMA Berdasarkan Jumlah Penduduk Miskin Di setiap
Provinsi Di Indonesia Pada Tahun 2016” tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memenuhi kewajiban saya dalam memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Informasi Geografi. Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa saran, kritik,
bimbingan maupun bantuan lainya.
Adapun harapan saya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi berbagai
kalangan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
2. BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara
sesuai amanat UUD 1945. Namun, hingga usia 71 tahun kemerdekaan RI, segenap
masyarakatnya masih belum mempunyai akses mengenyam dunia pendidikan
formal selayaknya.
Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat
menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar
(SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Begitupula data statistik yang dikeluarkan oleh BPS, bahwa di tingkat
provinsi dan kabupaten menunjukkan terdapat kelompok anak-anak tertentu yang
terkena dampak paling rentan yang sebagian besar berasal dari keluarga miskin
sehingga tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya
Triyas menambahkan, seperti siklus, kasus anak putus sekolah saling
mempengaruhi satu sama lain dengan persoalan kemiskinan. Putus sekolah
mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran, bahkan menambah
kemungkinan kenakalan anak dan tindak kejahatan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Begitu seterusnya karena tingkat pendapatan yang rendah, akses ke
pendidikan formal pun sulit dicapai. . (Cnnindonesia.student, n.d.)
Banyak anak Indonesia putus sekolah telah menjadi pekerjaan rumah
pemerintah sekian lama. Nyatanya, angka putus sekolah jenjang SMA di Tanah Air
begitu tinggi. (Okezone, 2015)
Faktor ekonomi menjadi penghambat utama mereka untuk melanjutkan
sekolah. Padahal, dalam komitmen tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau
Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 Bidang Pendidikan, setiap Negara
harus bisa memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalan pendidikan.
(Radiidola, 2016)
2 Rumusan Masalah
3. Bagaimanakah penyebaran jumlah putus sekolahpada jenjang SMA
berdasarkan jumlah penduduk miskin yang tersebar di berbagai provinsi yang
ada di Indonesia.?
3 Tujuan
Untuk mengetahui penyebaran jumlah putus sekolahpada jenjang
SMA berdasarkan jumlah penduduk miskin yang tersebar di berbagai provinsi
yang ada di Indonesia.
4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu supaya pemerintah dapat lebih
memperbaiki lagi system pendidikan yang ada di Indonesia ini.
4. BAB II
PEMBAHASAN
Peta Indonesia yang terbagi menjadi 34 provinsi memiliki angka putus sekolah
terbanyak ke-2 di dunia. Sebanyak 47,3 persen responden menjawab tidak bersekolah lagi
karena masalah biaya, kemudian 31 persen karena ingin membantu orang tua dengan
bekerja, serta 9,4 persen karena ingin melanjutkan pendidikan nonformal seperti pesantren
atau mengambil kursus keterampilan lainnya.
Gambar 5. 1 Peta Negara Indonesia.
5. Gambar 5. 2 Data
Data jumlah putus sekolah pada jenjang SMA dan Jumlah penduduk miskin
harga yang tersebar di berbagai provinsi di indonesia pada tahun 2016 yang akan
dianalisis menggunakan software satscan adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahu pola penyebaran jumlah putus sekolah yaitu dengan cara
mengklaster menggunakan software satscan dengan sebaran bernouli dimana hasil
output ditampilkan dengan menggunakan Cartesian Coordinates, google maps dan
Google Earth.
6. Gambar 5. 3. Google Earth
Gambar 5. 4. GoogleMaps
7. Gambar 5. 5. Cartesian Coordinates Maps
Dari hasil output pada gambar 5.3, gambar 5.4, dan gambar 5.5 yang di
tampilkan dengan Cartesian Coordinates, google maps dan Google Earth terdapat
lingkaran merah merupakan titik hotspot yang dapat meberikan infromasi
mengenai lokasi atau menunjukan jumlah cluste yang terbentuk dimana pola
penyebaran jumlah putus sekolah pada jenjang SMA berdasarkan jumlah
penduduk miskin yaitu terbagi menjadi 6 cluster.
Dapat diperhatikan kembali pada gambar lingkaran merah hal ini menandakan
bahwa daerah tersebut merupakan daerah terbanyak terdapat kasus jumlah kasus
putus sekolah pada enjang SMA.
Kemudian terdapat output summary of data yang didaptkan dari output
saTscan.
Gambar 5. 6 Summary of Data
Pada output summary of data diperoleh informasi tanggal data yaitu tanggal 30
Desember 2016. Dengan jumlah lokasi sebanyak 32, total populasi 2799970
penduduk dan total kasus putus sekolah yaitu 50631. Presentase dari area kasus
1.8% .
Pembagian clusters sebanyak 6 bagian, pada cluster 1 terdapat pada provinsi
Bantenn dan jakarta.
8. Gambar 5. 7 Cluster 1
Analisis SaTScan memberikan gambaran bahwa pada cluster 1 ditemukan 2
provinsi, dengan titik koordinat 6.120000 S, 106.150300 E dengan jarak antar
cluster 75.79 km. Dimana pada provinsi banten dan Jakarta menunjukan angkat
jumlah putus sekolah pada jenjang SMA ini bersifat rendah, memiliki gini Cluster
dengan jumlah populasi 75106 dan jumlah kasus 4439 dengan nilai harapan 3.27.
Kedua lokasi ini memiliki nilai yang signifikan karena nilai P-value< α yaitu
0.0000<0.05.
9. Gambar 5. 8. Cluster 2
Selanjutnya pada cluster 2 terdapat provinsi Kalimantan tengah, Kalimantan
selatan, Kalimantan timur, Sulawesi barat, dan Kalimantan barat dengan titik
koordinat 2.210000 S, 113.920000 E dengan jarak antar cluster 564.86 km. Dimana
pada provinsi-provinsi tersebut menunjukan angkat jumlah putus sekolah pada jenjang
SMA ini bersifat cukup tinggi, memiliki gini Cluster dengan jumlah populasi 112221
dan jumlah kasus 3177 dengan nilai harapan 1.57. Lokasi-lokasi pada cluster 2 ini
memiliki nilai yang signifikan karena nilai P-value< α yaitu 0.0000<0.05.
10. Gambar 5. 9 Cluster 3
Pada cluster 3 terdapat provinsi Riau, sumatera barat, jambi, kepulauan riau, dan
sumatera utara, dengan titik koordinat 0.481667 N, 101.460600 E dengan jarak antar
cluster 464.33 km. Dimana pada provinsi-provinsi tersebut menunjukan angkat jumlah
putus sekolah pada jenjang SMA ini bersifat cukup tinggi, memiliki gini Cluster
dengan jumlah populasi 281010 dan jumlah kasus 6518 dengan nilai harapan 1.28.
Lokasi-lokasi pada cluster 3 ini memiliki nilai yang signifikan karena nilai P-value< α
yaitu 0.0000<0.05.
11. .
Gambar 5. 10 Cluster 4
Pada cluster 4 terdapat provinsi Bangka belitung dengan titik koordinat
2.100000 S, 106.100000 E dengan jarak antar cluster 0 km. Dimana pada provinsi
Bangka belitung tersebut menunjukan angkat jumlah putus sekolah pada jenjang
SMA ini bersifat rendah, memiliki gini Cluster dengan jumlah populasi 7803 dan
jumlah kasus 394 dengan nilai harapan 2,79. Lokasi pada cluster 4 ini memiliki
nilai yang signifikan karena nilai P-value< α yaitu 0.0000<0.05.
12. Gambar 5. 11 Cluster 5
Kemudian Pada cluster 5 terdapat provinsi nusatenggara timur, Sulawesi
tenggara, dan Sulawesi selatan dengan titik koordinat 10.183330 S, 123.583300 E
dengan jarak antar cluster 724.81 km. Dimana pada provinsi-provinsi tersebut
menunjukan angkat jumlah putus sekolah pada jenjang SMA yaitu sangat tinggi,
memiliki gini Cluster dengan jumlah populasi 234258 dan jumlah kasus 4701 dengan
nilai harapan 1.11. Lokasi pada cluster 5 ini memiliki nilai yang signifikan karena
nilai P-value< α yaitu 0.0000<0.05.
13. Gambar 5. 12 Cluster 6
Dan yang terakhir yaitu cluster 6 terdapat provinsi Maluku utara dengan titik
koordinat 0.783333 S, 127.366700 E dengan jarak antar cluster 0 km. Dimana pada
provinsi Maluku utara tersebut menunjukan angkat jumlah putus sekolah pada jenjang
SMA yaitu sangat rendah, memiliki gini Cluster dengan jumlah populasi 7855 dan
jumlah kasus 208 dengan nilai harapan 1.46. Lokasi pada cluster 6 ini memiliki nilai
yang signifikan karena nilai P-value< α yaitu 0.0000<0.05.
14. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil penjabaran data tentang pola penyebaran jumlah putus sekolah pada
jenjang SMA di Indonesia yang tersebar di berbagai provinsi yang ada d
Indonesia dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:
1. Penyebaran jumlah putus sekolah pada jenjang SMA berdasarkan jumlah
penduduk miskin terbagi menjadi 6 cluster.
2. Kasus jumlah putus sekolah pada jenjang SMA ini yang tertinggi yaitu pada
cluster 5 yaitu terdapat pada provinsi nusatenggara timur, Sulawesi tenggara,
dan Sulawesi selatan.
3.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan saTscen,
peneliti berharap pemerintah dapat lebih memperbaiki lagi pendidikan di
Indonesia, dan lebih memperhatikan siswa/siswi yang kurang mampu dalam
membiyai sekolah mereka.