SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Program Wajib Belajar 12 Tahun dicanangkan sebagai lanjutan dari program sebelumnya yakni
Program Wajib Belajar 9 Tahun. Program ini dikenal sebagai program Pendidikan Menengah
Universal (PMU), dengan payung hukum Permendikbud RI No. 80 Tahun 2013 tentang Program
Menengah Universal (PMU). Program ini juga dijadikan strategi untuk menghadapi peningkatan
penduduk usia produktif (bonus demografi) serta penyiapan generasi emas Indonesia 2045.
Program Wajib Belajar 12 Tahun merupakan salah satu program prioritas nasional dengan tujuan
utama untuk mempercepat kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah yang saat
itu baru mencapai 78,7%. Namun, setelah hampir 9 tahun berjalan, sampai dengan tahun 2021
APK nasional pada jenjang SMA baru mencapai 85,23%.
Di tahun 2021, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) nasional juga baru mencapai 8,54 (tidak lulus SMP),
padahal angka Harapan Lama Sekolah (HLS) seharusnya berada di angka 13,08 artinya peluang
menempuh pendidikan di Indonesia
sebenarnya bisa mencapai Diploma I (D1).
Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan
pendukung untuk pelaksanaan program
Wajib Belajar 12 Tahun masih belum tepat,
sehingga pemerintah pusat dan daerah
harus mengevaluasi kembali kebijakan-
kebijakan yang ada, sehingga ketercapaian
program dapat lebih optimal.
Angka Putus
Sekolah di Indonesia
Masih Cukup Tinggi
Merujuk Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), ada 38.116 siswa SD dan 15.042 siswa SMP
putus sekolah hingga akhir 2021. Di jenjang SMA dan sederajat,
tercatat 22.085 siswa putus sekolah pada periode yang sama.
Program Education Out Loud (EOL)
Kerjasama Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI)
dengan dukungan penuh dari Global Partnership for Education (GPE)
“Meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) tahun sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun untuk
mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung
pelaksanaan pendidikan menengah universal/rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun.”
Permendikbud RI Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Program Indonesia Pintar - Pasal 2 ayat (a)
tentang Tujuan PIP bagi Pendidikan Dasar dan Menengah
A. Latar Belakang
01. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL)
“Data pertengahan Pebruari 2022, sebanyak 45.000 anak di Jawa Tengah (Jateng) tidak bisa
melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, atau putus sekolah. Pemicunya, tak lain karena
ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan. Anak di Jateng usia 16-18 tahun yang seharusnya
duduk di bangku SMA sederajat, ternyata 67,9% tidak sekolah. Pandemi yang terjadi dua tahun
terakhir berdampak juga pada peningkatan ancaman angka putus sekolah.” (Lestari Moerdijat,
Anggota Komisi X DPR RI Dapil II Jawa Tengah)
Di Provinsi Jawa Tengah, kasus putus sekolah paling banyak dialami anak usia SMA sederajat. Salah
satu faktor pemicunya adalah masalah ekonomi masyarakat sebagai akibat dampak pandemi
Covid-19. Apalagi di Jawa Tengah, lima daerah yang masuk dalam data wilayah dengan kemiskinan
ekstrem, sehingga banyak anak yang lebih memilih bekerja, merantau, atau pilihan lainnya seperti
pernikahan anak. Dari 19 (Sembilan belas) daerah di Indonesia yang masuk dalam prioritas
kemiskinan ekstrem, lima di antaranya berada di wilayah Jateng. Kelima daerah di Jateng yang
masuk kategori kemiskinan ekstrem itu yakni Kabupaten Kebumen, Brebes, Banjarnegara,
Pemalang, dan Banyumas.
Di Kota Surakarta, berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
(tahun 2020) menunjukkan 1.519 anak putus sekolah dan 472 anak sama sekali tidak pernah
mengenyam bangku sekolah. Meskipun berdasarkan data terbaru dari Dinas Pendidikan Kota
Surakarta tahun ini, jumlah anak yang putus sekolah di sudah berkurang jadi tinggal sekitar 1.000
anak saja, tapi data ini masih proses pembaruan sesuai dengan kondisi lapangan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, APK (Angka
Partisipasi Kasar) SMA sederajat di Kota Surakarta baru mencapai
81,43 saja, sedangkan SD (105,95) dan SMP (92,50) artinya selaras
dengan data sebelumnya, semakin ke tingkat atas angka partisipasi
pendidikannya semakin menurun. Sedangkan angka Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) di Kota Surakarta baru mencapai 11,25 (laki-laki) dan
10,30 (perempuan) atau setara tidak lulus SMA, jadi masih ada juga
kesenjangan akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan.
02. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL)
B. Konteks Pendidikan di Jawa Tengah dan Kota Surakarta
Hasil temuan di lapangan, 4 faktor utama pemicu angka putus sekolah di Kota Surakarta adalah:
1. Infrastruktur. Kurangnya ketersediaan SMA negeri terutama di Kecamatan Pasar Kliwon dan
Laweyan sehingga banyak yang tak bersekolah karena terbatas oleh aturan zonasi.
2. Pernikahan Anak. Pernikahan anak di tahun 2021 sebanyak 120 anak, sedangkan di tahun 2022
(sampai bulan Oktober) lebih dari 50 anak sudah mengajukan pernikahan dini usia 14-18 tahun.
Beberapa faktor penyebabnya adalah kondisi ekonomi orang tua yang kekurangan, pergaulan
yang terlalu bebas, dan ketahanan keluarga yang lemah akibat broken home.
3. Kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS Kota Surakarta, tahun 2020 angka kemiskinan di Kota
Surakarta sebesar 9,03%, sedangkan pada tahun 2021 naik menjadi 9,40%.
4. Mahalnya Biaya Sekolah Swasta. Mahalnya biaya pendidikan di sekolah swasta terutama di
tingkat SMA sederajat, membuat anak-anak dari keluarga miskin lebih memilih untuk bekerja
membantu perekonomian orang tuanya, ketika mereka tidak bisa masuk ke sekolah negeri.
Berbagai permasalahan di sektor pendidikan tersebut mendesak untuk segera ditangani, karena
akan sangat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), rendahnya partisipasi
kerja (tingginya angka pengangguran) usia produktif, ketidakstabilitan ekonomi, serta dapat
memicu berbagai permasalahan sosial lainnya.
Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun merupakan bagian dari program Education Out Loud (EOL) yang
dilaksanakan oleh JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) dengan dukungan dari Global
Partnership for Education (GPE), yang dilaksanakan selama periode 1 bulan (10 November s/d
10 Desember 2022) di empat wilayah, yaitu: DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Kota Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di
empat wilayah tersebut. Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) sebagai salah satu anggota jaringan JPPI
ditunjuk menjadi penanggungjawab dalam pelaksanaan penelitian di Kota Surakarta. Pendekatan
yang digunakan adalah kualitatif, dengan menggunakan metode penggalian data sebagai berikut:
4 Faktor utama pemicu
Putus Sekolah
di Kota Surakarta:
1. Infrastruktur
2. Pernikahan Anak
3. Kemiskinan
4. Mahalnya Biaya
Sekolah Swasta
C. Tujuan, Pendekatan, dan Metode Penelitian yang Digunakan
03. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL)
Pemetaan
Stakeholder
Pemetaan stakeholder
dilakukan untuk mengetahui
peran dan pengaruh para
pihak dalam pelaksanaan
Wajar 12 tahun
FGD Multipihak
FGD sebagai proses
pendalaman dan triangulasi
dari temuan studi dokumen
dan Pemetaan Stakeholder
Wawancara
Mendalam
Wawancara mendalam
sebagai proses pendalaman
dan triangulasi dari hasil FGD
Studi Dokumen
Penggalian data awal dari
berbagai sumber (BPS, Media,
Hasil Penelitian, Pusdatin
Kemendikbudristek, dll)
25 Peserta perwakilan dari: Disdik,
DPRD, NGO, Media, DPKS, MPPS,
Universitas (UNS, UMS, UNISRI), BEM
Wawancara mendalam secara offline
kepada: Disdikbud dan DPRD Jateng
19 responden yang mengisi form
pemetaan dan pengaruh para pihak
Kesimpulan Rekomendasi
1. Kendala yang dihadapi dalam implementasi Wajib Belajar 12
Tahun di Kota Surakarta adalah kurangnya SMA negeri sederajat
di 2 (dua) kecamatan, masih tingginya angka kemiskinan dan
pernikahan anak, serta mahalnya biaya SMA swasta sederajat,
sehingga memicu tingginya angka putus sekolah (lebih dari 1.000
anak -berdasarkan data sementara Dinas Pendidikan Kota
Surakarta- yang masih dalam proses pendataan di lapangan),
serta kesenjangan akses pendidikan antara anak laki-laki dan
perempuan, terutama di jenjang SMA sederajat.
2. Peran para pihak yang paling paling berpengaruh dalam
mendukung implementasi Wajib Belajar 12 Tahun di Kota
Surakarta (Kemendikbudristek, Dinas Pendidikan Provinsi-Kota,
DPR RI, DPRD Provinsi-Kota, Lembaga Pendidikan Negeri-Swasta,
Kepala Sekolah, Guru, OMS/LSM, dan Komite Sekolah) masih
belum optimal, baik dari sisi kebijakan maupun dalam
penyelanggaraan pendidikan dan implementasi Wajib Belajar.
3. Peran dan pengawasan para pihak berkepentingan dalam
implementasi Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Anak Usia
Sekolah/OSIS, Orang Tua, Masyarakat, dan Kelompok Marjinal-
Minoritas seperti: Warga Miskin, Disabilitas, Perempuan, ODHA,
Korban Kekerasan, dan kelompok marjinal lainnya) masih lemah.
1. Para pihak yang paling bertanggungjawab dan memiliki
pengaruh kuat dalam implementasi Wajib Belajar 12 Tahun harus
memberikan perhatian serius dalam implementasi Wajib Belajar
12 Tahun dengan dukungan kebijakan dan penambahan alokasi
anggaran, baik di tingkat pusat atau daerah (provinsi-kota), serta
peningkatan kualitas layanan pendidikan di seluruh jenjang,
terutama SMA sederajat.
2. OMS/LSM, Komite Sekolah, Paguyuban Orang Tua Murid, dan
Masyarakat Umum harus berperan aktif dalam melakukan
pengawasan (control) secara sistematis dan berkesinambungan
terhadap para pengambil kebijakan dan penyelenggara
pendidikan, untuk memastikan implementasi Wajib Belajar 12
Tahun bisa terlaksana secara optimal, serta untuk memastikan
tidak adanya diskriminasi akses pendidikan bagi kelompok-
kelompok marjinal-minoritas (no one left behind).
3. Pengawasan dan pengawalan terhadap program-program yang
sudah direncanakan, seperti: Pembangunan SMAN di Kecamatan
Pasar Kliwon, Bebas Pungli di sekolah negeri, Penghitungan ulang
unit cost BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota
Surakarta), Perencanaan pendidikan berbasis data terpadu, dan
Implementasi Merdeka Belajar.
D. Kesimpulan dan Rekomendasi
04. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL)
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) merupakan koalisi
beberapa lembaga masyarakat sipil (CSO) yang memiliki concern untuk
memperkuat akses dan kualitas pendidikan terhadap seluruh warga
negara Indonesia. Koalisi ini telah berdiri sejak tahun 2010 dengan nama
Civil Society Organization Initiative for Education for All (CSOiEFA),
berganti nama menjadi Network for Education Watch Indonesia (NEW
Indonesia) atau Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) pada
tanggal 2 November 2012. JPPI ini mempunyai beberapa anggota koalisi,
yaitu: PGRI, YSKK, PEKKA, PP Muslimat NU, LP3ES, YAPARI, P3M, ACE,
Asppuk, BKKPPSI, BSK, Fisip UMJ, Lakpesdam, PPSW, JARI, YBS, YIS, Aulia,
Darush Sholihin, Paramuda, IHF, IHCS, LPM UNUSIA, Praxsis, dan Koloni.
JPPI merupakan anggota dari jaringan koalisi pendidikan di level regional
dan global, yakni: The Asia South Pacific Association for Basic and Adult
Education (ASPBAE) dan juga Global Campaign for Education (GCE).
Kantor Sekretariat : Jl. KH. Ramli Selatan 27 Menteng, Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870
Telp/Fax : +62-21-28543205 / +62-821-1416-1251; Email: newindonesia12@gmail.com
Website: https://new-indonesia.org; IG: @sahabatjppi; FB: Seknas JPPI; Twitter: @SeknasJppi
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) merupakan organisasi masyarakat sipil
(OMS/LSM) yang lahir pada tanggal 12 Mei 2001 di Surakarta, JawaTengah
dan menjadi bagian dari pembangunan bangsa yang kritis dan solutif,
dengan bekerja ‘untuk dan bersama’ masyarakat terpinggirkan, khususnya
perempuan dan anak. Sampai tahun 2022, cakupan wilayah dan sasaran
program YSKK berada di 7 provinsi; 21 kab/kota; 90 desa; 394 sekolah; 61
koperasi perempuan. YSKK telah berpengalaman (lebih dari 21 tahun)
bekerja dengan berbagai donor, nasional maupun internasional, di
antaranya: GFW, Japan Embassy, NZAid, TIFA Foundation, World Bank,
GFC, AusAID, TdH Netherlands, USAID, Exxon Mobile Tbk., PT. JAPFA
Comfeed Tbk., HiVOS, EU, AKH Germany, ChildFund International,
Kemendikbudristek, dlsb. Selain itu, sampai saat ini YSKK juga sudah
melayani jasa konsultasi lebih dari 76 jenis dan 37 topik pelatihan; 14
penelitian; 2.749 alumni pelatihan; 52 institusi pengguna di 19 provinsi.
Kantor Sekretariat : Singopuran RT.04 RW.II, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah 57164
Telp/Fax : +62-271-784928; Email: office@yskk.org; Website: https://www.yskk.org
IG/FB: @yskksolo; YouTube/FP: Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK); Twitter: YSKK_solo

More Related Content

Similar to Hasil Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Tahun 2022)

Annual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdf
Annual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdfAnnual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdf
Annual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdfFajar Baskoro
 
2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf
2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf
2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdfAhmadMujidin1
 
Urutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur dari hasil umnptn
Urutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur  dari hasil umnptnUrutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur  dari hasil umnptn
Urutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur dari hasil umnptnVebriana Setiadeny
 
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdfKurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdfZukét Printing
 
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docxKurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docxZukét Printing
 
isi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdf
isi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdfisi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdf
isi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdfImmanuelTejaHarjaya
 
PIP Sebagai Kebijakan Sosial Pendidikan
PIP Sebagai Kebijakan Sosial PendidikanPIP Sebagai Kebijakan Sosial Pendidikan
PIP Sebagai Kebijakan Sosial Pendidikanahmad khabiburohman
 
Profil Sanitasi Sekolah 2020
Profil Sanitasi Sekolah 2020Profil Sanitasi Sekolah 2020
Profil Sanitasi Sekolah 2020Reza Hendrawan
 
Managemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanManagemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanIlan Surf ﺕ
 
Isu pendidikan
Isu pendidikanIsu pendidikan
Isu pendidikansihah
 
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...Nandang Sukmara
 
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...Nandang Sukmara
 
Petunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsmPetunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsmNandang Sukmara
 
Petunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsmPetunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsmNandang Sukmara
 
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518ayu02
 
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518Chiee Arviant
 

Similar to Hasil Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Tahun 2022) (20)

Annual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdf
Annual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdfAnnual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdf
Annual-Report-PINTAR-2021_Bahasa_web (1).pdf
 
2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf
2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf
2021 ICW - Tren Penindakan Korupsi Sektor Pendidikan.pdf
 
Urutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur dari hasil umnptn
Urutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur  dari hasil umnptnUrutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur  dari hasil umnptn
Urutan ke 31 mutu pendidikan aceh diukur dari hasil umnptn
 
Deskripsi.docx
Deskripsi.docxDeskripsi.docx
Deskripsi.docx
 
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdfKurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.pdf
 
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docxKurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
Kurikulum Merdeka Sebagai Solusi Mengatasi Krisis Belajar.docx
 
isi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdf
isi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdfisi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdf
isi_FD54325B-2BC7-476F-8EDD-615705C2D5DE_.pdf
 
PIP Sebagai Kebijakan Sosial Pendidikan
PIP Sebagai Kebijakan Sosial PendidikanPIP Sebagai Kebijakan Sosial Pendidikan
PIP Sebagai Kebijakan Sosial Pendidikan
 
Profil Sanitasi Sekolah 2020
Profil Sanitasi Sekolah 2020Profil Sanitasi Sekolah 2020
Profil Sanitasi Sekolah 2020
 
Bab 1 08402241020
Bab 1  08402241020Bab 1  08402241020
Bab 1 08402241020
 
Managemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas PendidikanManagemen Dinas Pendidikan
Managemen Dinas Pendidikan
 
jurnal 3.pdf
jurnal 3.pdfjurnal 3.pdf
jurnal 3.pdf
 
Makalah Pembiayaan Pendidikan
Makalah Pembiayaan PendidikanMakalah Pembiayaan Pendidikan
Makalah Pembiayaan Pendidikan
 
Isu pendidikan
Isu pendidikanIsu pendidikan
Isu pendidikan
 
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
 
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
Panduan pelaksanaan beasiswa miskin (bsm) khususnya bagi sekolah menengah per...
 
Petunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsmPetunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsm
 
Petunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsmPetunjuk pelaksanaan bsm
Petunjuk pelaksanaan bsm
 
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518
 
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518Indonesiamdgbigoal2  20081122001221__518
Indonesiamdgbigoal2 20081122001221__518
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Hasil Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Tahun 2022)

  • 1. Program Wajib Belajar 12 Tahun dicanangkan sebagai lanjutan dari program sebelumnya yakni Program Wajib Belajar 9 Tahun. Program ini dikenal sebagai program Pendidikan Menengah Universal (PMU), dengan payung hukum Permendikbud RI No. 80 Tahun 2013 tentang Program Menengah Universal (PMU). Program ini juga dijadikan strategi untuk menghadapi peningkatan penduduk usia produktif (bonus demografi) serta penyiapan generasi emas Indonesia 2045. Program Wajib Belajar 12 Tahun merupakan salah satu program prioritas nasional dengan tujuan utama untuk mempercepat kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah yang saat itu baru mencapai 78,7%. Namun, setelah hampir 9 tahun berjalan, sampai dengan tahun 2021 APK nasional pada jenjang SMA baru mencapai 85,23%. Di tahun 2021, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) nasional juga baru mencapai 8,54 (tidak lulus SMP), padahal angka Harapan Lama Sekolah (HLS) seharusnya berada di angka 13,08 artinya peluang menempuh pendidikan di Indonesia sebenarnya bisa mencapai Diploma I (D1). Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan pendukung untuk pelaksanaan program Wajib Belajar 12 Tahun masih belum tepat, sehingga pemerintah pusat dan daerah harus mengevaluasi kembali kebijakan- kebijakan yang ada, sehingga ketercapaian program dapat lebih optimal. Angka Putus Sekolah di Indonesia Masih Cukup Tinggi Merujuk Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), ada 38.116 siswa SD dan 15.042 siswa SMP putus sekolah hingga akhir 2021. Di jenjang SMA dan sederajat, tercatat 22.085 siswa putus sekolah pada periode yang sama. Program Education Out Loud (EOL) Kerjasama Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) dengan dukungan penuh dari Global Partnership for Education (GPE) “Meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) tahun sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal/rintisan wajib belajar 12 (dua belas) tahun.” Permendikbud RI Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Program Indonesia Pintar - Pasal 2 ayat (a) tentang Tujuan PIP bagi Pendidikan Dasar dan Menengah A. Latar Belakang 01. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL)
  • 2. “Data pertengahan Pebruari 2022, sebanyak 45.000 anak di Jawa Tengah (Jateng) tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, atau putus sekolah. Pemicunya, tak lain karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan. Anak di Jateng usia 16-18 tahun yang seharusnya duduk di bangku SMA sederajat, ternyata 67,9% tidak sekolah. Pandemi yang terjadi dua tahun terakhir berdampak juga pada peningkatan ancaman angka putus sekolah.” (Lestari Moerdijat, Anggota Komisi X DPR RI Dapil II Jawa Tengah) Di Provinsi Jawa Tengah, kasus putus sekolah paling banyak dialami anak usia SMA sederajat. Salah satu faktor pemicunya adalah masalah ekonomi masyarakat sebagai akibat dampak pandemi Covid-19. Apalagi di Jawa Tengah, lima daerah yang masuk dalam data wilayah dengan kemiskinan ekstrem, sehingga banyak anak yang lebih memilih bekerja, merantau, atau pilihan lainnya seperti pernikahan anak. Dari 19 (Sembilan belas) daerah di Indonesia yang masuk dalam prioritas kemiskinan ekstrem, lima di antaranya berada di wilayah Jateng. Kelima daerah di Jateng yang masuk kategori kemiskinan ekstrem itu yakni Kabupaten Kebumen, Brebes, Banjarnegara, Pemalang, dan Banyumas. Di Kota Surakarta, berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) (tahun 2020) menunjukkan 1.519 anak putus sekolah dan 472 anak sama sekali tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Meskipun berdasarkan data terbaru dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta tahun ini, jumlah anak yang putus sekolah di sudah berkurang jadi tinggal sekitar 1.000 anak saja, tapi data ini masih proses pembaruan sesuai dengan kondisi lapangan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, APK (Angka Partisipasi Kasar) SMA sederajat di Kota Surakarta baru mencapai 81,43 saja, sedangkan SD (105,95) dan SMP (92,50) artinya selaras dengan data sebelumnya, semakin ke tingkat atas angka partisipasi pendidikannya semakin menurun. Sedangkan angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kota Surakarta baru mencapai 11,25 (laki-laki) dan 10,30 (perempuan) atau setara tidak lulus SMA, jadi masih ada juga kesenjangan akses pendidikan antara laki-laki dan perempuan. 02. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL) B. Konteks Pendidikan di Jawa Tengah dan Kota Surakarta
  • 3. Hasil temuan di lapangan, 4 faktor utama pemicu angka putus sekolah di Kota Surakarta adalah: 1. Infrastruktur. Kurangnya ketersediaan SMA negeri terutama di Kecamatan Pasar Kliwon dan Laweyan sehingga banyak yang tak bersekolah karena terbatas oleh aturan zonasi. 2. Pernikahan Anak. Pernikahan anak di tahun 2021 sebanyak 120 anak, sedangkan di tahun 2022 (sampai bulan Oktober) lebih dari 50 anak sudah mengajukan pernikahan dini usia 14-18 tahun. Beberapa faktor penyebabnya adalah kondisi ekonomi orang tua yang kekurangan, pergaulan yang terlalu bebas, dan ketahanan keluarga yang lemah akibat broken home. 3. Kemiskinan. Berdasarkan data dari BPS Kota Surakarta, tahun 2020 angka kemiskinan di Kota Surakarta sebesar 9,03%, sedangkan pada tahun 2021 naik menjadi 9,40%. 4. Mahalnya Biaya Sekolah Swasta. Mahalnya biaya pendidikan di sekolah swasta terutama di tingkat SMA sederajat, membuat anak-anak dari keluarga miskin lebih memilih untuk bekerja membantu perekonomian orang tuanya, ketika mereka tidak bisa masuk ke sekolah negeri. Berbagai permasalahan di sektor pendidikan tersebut mendesak untuk segera ditangani, karena akan sangat berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), rendahnya partisipasi kerja (tingginya angka pengangguran) usia produktif, ketidakstabilitan ekonomi, serta dapat memicu berbagai permasalahan sosial lainnya. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun merupakan bagian dari program Education Out Loud (EOL) yang dilaksanakan oleh JPPI (Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia) dengan dukungan dari Global Partnership for Education (GPE), yang dilaksanakan selama periode 1 bulan (10 November s/d 10 Desember 2022) di empat wilayah, yaitu: DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Kota Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di empat wilayah tersebut. Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) sebagai salah satu anggota jaringan JPPI ditunjuk menjadi penanggungjawab dalam pelaksanaan penelitian di Kota Surakarta. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan menggunakan metode penggalian data sebagai berikut: 4 Faktor utama pemicu Putus Sekolah di Kota Surakarta: 1. Infrastruktur 2. Pernikahan Anak 3. Kemiskinan 4. Mahalnya Biaya Sekolah Swasta C. Tujuan, Pendekatan, dan Metode Penelitian yang Digunakan 03. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL) Pemetaan Stakeholder Pemetaan stakeholder dilakukan untuk mengetahui peran dan pengaruh para pihak dalam pelaksanaan Wajar 12 tahun FGD Multipihak FGD sebagai proses pendalaman dan triangulasi dari temuan studi dokumen dan Pemetaan Stakeholder Wawancara Mendalam Wawancara mendalam sebagai proses pendalaman dan triangulasi dari hasil FGD Studi Dokumen Penggalian data awal dari berbagai sumber (BPS, Media, Hasil Penelitian, Pusdatin Kemendikbudristek, dll) 25 Peserta perwakilan dari: Disdik, DPRD, NGO, Media, DPKS, MPPS, Universitas (UNS, UMS, UNISRI), BEM Wawancara mendalam secara offline kepada: Disdikbud dan DPRD Jateng 19 responden yang mengisi form pemetaan dan pengaruh para pihak
  • 4. Kesimpulan Rekomendasi 1. Kendala yang dihadapi dalam implementasi Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta adalah kurangnya SMA negeri sederajat di 2 (dua) kecamatan, masih tingginya angka kemiskinan dan pernikahan anak, serta mahalnya biaya SMA swasta sederajat, sehingga memicu tingginya angka putus sekolah (lebih dari 1.000 anak -berdasarkan data sementara Dinas Pendidikan Kota Surakarta- yang masih dalam proses pendataan di lapangan), serta kesenjangan akses pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan, terutama di jenjang SMA sederajat. 2. Peran para pihak yang paling paling berpengaruh dalam mendukung implementasi Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Kemendikbudristek, Dinas Pendidikan Provinsi-Kota, DPR RI, DPRD Provinsi-Kota, Lembaga Pendidikan Negeri-Swasta, Kepala Sekolah, Guru, OMS/LSM, dan Komite Sekolah) masih belum optimal, baik dari sisi kebijakan maupun dalam penyelanggaraan pendidikan dan implementasi Wajib Belajar. 3. Peran dan pengawasan para pihak berkepentingan dalam implementasi Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta (Anak Usia Sekolah/OSIS, Orang Tua, Masyarakat, dan Kelompok Marjinal- Minoritas seperti: Warga Miskin, Disabilitas, Perempuan, ODHA, Korban Kekerasan, dan kelompok marjinal lainnya) masih lemah. 1. Para pihak yang paling bertanggungjawab dan memiliki pengaruh kuat dalam implementasi Wajib Belajar 12 Tahun harus memberikan perhatian serius dalam implementasi Wajib Belajar 12 Tahun dengan dukungan kebijakan dan penambahan alokasi anggaran, baik di tingkat pusat atau daerah (provinsi-kota), serta peningkatan kualitas layanan pendidikan di seluruh jenjang, terutama SMA sederajat. 2. OMS/LSM, Komite Sekolah, Paguyuban Orang Tua Murid, dan Masyarakat Umum harus berperan aktif dalam melakukan pengawasan (control) secara sistematis dan berkesinambungan terhadap para pengambil kebijakan dan penyelenggara pendidikan, untuk memastikan implementasi Wajib Belajar 12 Tahun bisa terlaksana secara optimal, serta untuk memastikan tidak adanya diskriminasi akses pendidikan bagi kelompok- kelompok marjinal-minoritas (no one left behind). 3. Pengawasan dan pengawalan terhadap program-program yang sudah direncanakan, seperti: Pembangunan SMAN di Kecamatan Pasar Kliwon, Bebas Pungli di sekolah negeri, Penghitungan ulang unit cost BPMKS (Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta), Perencanaan pendidikan berbasis data terpadu, dan Implementasi Merdeka Belajar. D. Kesimpulan dan Rekomendasi 04. Penelitian Wajib Belajar 12 Tahun di Kota Surakarta – Program Education Out Loud (EOL) Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) merupakan koalisi beberapa lembaga masyarakat sipil (CSO) yang memiliki concern untuk memperkuat akses dan kualitas pendidikan terhadap seluruh warga negara Indonesia. Koalisi ini telah berdiri sejak tahun 2010 dengan nama Civil Society Organization Initiative for Education for All (CSOiEFA), berganti nama menjadi Network for Education Watch Indonesia (NEW Indonesia) atau Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) pada tanggal 2 November 2012. JPPI ini mempunyai beberapa anggota koalisi, yaitu: PGRI, YSKK, PEKKA, PP Muslimat NU, LP3ES, YAPARI, P3M, ACE, Asppuk, BKKPPSI, BSK, Fisip UMJ, Lakpesdam, PPSW, JARI, YBS, YIS, Aulia, Darush Sholihin, Paramuda, IHF, IHCS, LPM UNUSIA, Praxsis, dan Koloni. JPPI merupakan anggota dari jaringan koalisi pendidikan di level regional dan global, yakni: The Asia South Pacific Association for Basic and Adult Education (ASPBAE) dan juga Global Campaign for Education (GCE). Kantor Sekretariat : Jl. KH. Ramli Selatan 27 Menteng, Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870 Telp/Fax : +62-21-28543205 / +62-821-1416-1251; Email: newindonesia12@gmail.com Website: https://new-indonesia.org; IG: @sahabatjppi; FB: Seknas JPPI; Twitter: @SeknasJppi Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) merupakan organisasi masyarakat sipil (OMS/LSM) yang lahir pada tanggal 12 Mei 2001 di Surakarta, JawaTengah dan menjadi bagian dari pembangunan bangsa yang kritis dan solutif, dengan bekerja ‘untuk dan bersama’ masyarakat terpinggirkan, khususnya perempuan dan anak. Sampai tahun 2022, cakupan wilayah dan sasaran program YSKK berada di 7 provinsi; 21 kab/kota; 90 desa; 394 sekolah; 61 koperasi perempuan. YSKK telah berpengalaman (lebih dari 21 tahun) bekerja dengan berbagai donor, nasional maupun internasional, di antaranya: GFW, Japan Embassy, NZAid, TIFA Foundation, World Bank, GFC, AusAID, TdH Netherlands, USAID, Exxon Mobile Tbk., PT. JAPFA Comfeed Tbk., HiVOS, EU, AKH Germany, ChildFund International, Kemendikbudristek, dlsb. Selain itu, sampai saat ini YSKK juga sudah melayani jasa konsultasi lebih dari 76 jenis dan 37 topik pelatihan; 14 penelitian; 2.749 alumni pelatihan; 52 institusi pengguna di 19 provinsi. Kantor Sekretariat : Singopuran RT.04 RW.II, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah 57164 Telp/Fax : +62-271-784928; Email: office@yskk.org; Website: https://www.yskk.org IG/FB: @yskksolo; YouTube/FP: Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK); Twitter: YSKK_solo