Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Stunting merupakan masalah gizi yang serius di Indonesia termasuk di Sumatera Utara. Pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi berpengaruh terhadap status gizi anak. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan stunting pada anak di PAUD di Kecamatan Lubuk Pakam.
Endometritis dan metritis adalah infeksi rahim yang umumnya terjadi setelah persalinan. Endometritis adalah radang endometrium sedangkan metritis adalah radang otot rahim. Gejala utamanya adalah demam dan lochea berbau. Penanganannya meliputi antibiotika, analgesik, dan kuret bila diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia defisiensi besi, termasuk definisi, gejala, penyebab, prevalensi, pencegahan, dan pengobatannya. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin dan sel darah merah. Prevalensi anemia di Indonesia masih tinggi, terutama pada balita, ibu hamil, dan remaja putri. Pencegahan dan pengobatannya dapat dil
Jalan lahir normal & kala 3 & 4fikri asyura
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan normal melalui jalan lahir, termasuk faktor-faktor yang harus diperhatikan, anatomi jalan lahir, teknik pemeriksaan dalam, tahapan kelahiran bayi dan plasenta, serta pengawasan pasca persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri. Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah yang tidak optimal akibat kekurangan zat besi, kerusakan atau destruksi sel darah merah yang berlebihan, atau kehilangan darah yang berlebihan. Remaja putri rentan terhadap anemia karena pertumbuhan cepat, kebutuhan zat besi yang meningkat, dan kehilangan darah rutin selama haid. Untuk mencegah anemia, remaja putri
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan lewat bulan (serotinus), yang didefinisikan sebagai kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu. Dibahas pula mengenai insiden, etiologi, resiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan pencegahan kehamilan lewat bulan."
Endometritis dan metritis adalah infeksi rahim yang umumnya terjadi setelah persalinan. Endometritis adalah radang endometrium sedangkan metritis adalah radang otot rahim. Gejala utamanya adalah demam dan lochea berbau. Penanganannya meliputi antibiotika, analgesik, dan kuret bila diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia defisiensi besi, termasuk definisi, gejala, penyebab, prevalensi, pencegahan, dan pengobatannya. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin dan sel darah merah. Prevalensi anemia di Indonesia masih tinggi, terutama pada balita, ibu hamil, dan remaja putri. Pencegahan dan pengobatannya dapat dil
Jalan lahir normal & kala 3 & 4fikri asyura
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan normal melalui jalan lahir, termasuk faktor-faktor yang harus diperhatikan, anatomi jalan lahir, teknik pemeriksaan dalam, tahapan kelahiran bayi dan plasenta, serta pengawasan pasca persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri. Anemia disebabkan oleh produksi sel darah merah yang tidak optimal akibat kekurangan zat besi, kerusakan atau destruksi sel darah merah yang berlebihan, atau kehilangan darah yang berlebihan. Remaja putri rentan terhadap anemia karena pertumbuhan cepat, kebutuhan zat besi yang meningkat, dan kehilangan darah rutin selama haid. Untuk mencegah anemia, remaja putri
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memberikan vaksin. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi seperti polio, campak, hepatitis B, tetanus, dan pneumonia. Ada beberapa jenis imunisasi rutin untuk bayi, anak usia sekolah, dan wanita usia subur serta imunisasi tambahan dan khus
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan lewat bulan (serotinus), yang didefinisikan sebagai kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu. Dibahas pula mengenai insiden, etiologi, resiko, diagnosis, penatalaksanaan, dan pencegahan kehamilan lewat bulan."
Sistem reproduksi wanita terdiri atas alat genitalia eksterna seperti vulva, vagina, dan payudara serta alat genitalia internal seperti uterus, tuba falopi, dan ovarium. Organ-organ ini bekerja sama untuk proses reproduksi melalui pengaruh hormon seperti estrogen, progesteron, dan hormon lainnya."
Manuver Leopold adalah pemeriksaan ANC yang terdiri dari 4 langkah untuk menentukan posisi dan bagian tubuh janin dalam rahim ibu. Langkah pertama memeriksa bagian janin di fundus untuk menentukan usia kehamilan. Langkah kedua memeriksa letak punggung atau kaki janin di sisi perut. Langkah ketiga menentukan bagian janin di bagian bawah perut dan kontak dengan pintu panggul. Langkah keempat meng
Dokumen tersebut membahas tentang tindakan pelepasan plasenta secara manual pada kasus retensio plasenta dan prosedurnya yang meliputi eksplorasi rongga rahim untuk mengecek sisa jaringan plasenta serta tindakan yang harus dilakukan bila plasenta belum terlepas dalam 30 menit setelah melahirkan."
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan tes sederhana untuk mendeteksi kanker serviks dengan mengoleskan asam asetat pada serviks dan melihat apakah muncul bercak putih. Tes ini mudah dilakukan, murah, dan dapat digunakan untuk skrining awal kanker serviks. Jika hasil positif, perlu dilanjutkan dengan biopsy untuk konfirmasi diagnosis.
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
Dokumen tersebut membahas tentang Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) atau Revised Prescreening Developmental (R-PDQ) yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan dengan menilai jawaban ibu atau pengasuh anak terhadap 105 pertanyaan. Dokumen juga menjelaskan cara penggunaan dan interpretasi hasil KPSP."
1. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah saat dan sesudah persalinan.
2. Simpul tali pusat dapat menyebabkan asfiksia jika terlalu kencang yang mengakibatkan hipoksia janin.
3. Penanganan asfiksia
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin, seperti kematian janin, kelainan bawaan, atau gangguan perkembangan. Diagnosis infeksi TORCH bergantung pada pemeriksaan serologi seperti IgG, IgM, dan IgG Avidity untuk menentukan apakah terjadi infeksi primer. Upaya pencegahan meliputi memasak daging hingga matang dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum dikon
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
Partograf digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks dan penurunan kepala janin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah persalinan berjalan normal, mencatat kondisi ibu dan janin, serta mengambil keputusan klinis yang tepat. Penilaian dilakukan secara berkala dan mencakup aspek-aspek seperti kontraksi, denyut jantung janin, air ketuban, serta
Sistem reproduksi wanita terdiri atas alat genitalia eksterna seperti vulva, vagina, dan payudara serta alat genitalia internal seperti uterus, tuba falopi, dan ovarium. Organ-organ ini bekerja sama untuk proses reproduksi melalui pengaruh hormon seperti estrogen, progesteron, dan hormon lainnya."
Manuver Leopold adalah pemeriksaan ANC yang terdiri dari 4 langkah untuk menentukan posisi dan bagian tubuh janin dalam rahim ibu. Langkah pertama memeriksa bagian janin di fundus untuk menentukan usia kehamilan. Langkah kedua memeriksa letak punggung atau kaki janin di sisi perut. Langkah ketiga menentukan bagian janin di bagian bawah perut dan kontak dengan pintu panggul. Langkah keempat meng
Dokumen tersebut membahas tentang tindakan pelepasan plasenta secara manual pada kasus retensio plasenta dan prosedurnya yang meliputi eksplorasi rongga rahim untuk mengecek sisa jaringan plasenta serta tindakan yang harus dilakukan bila plasenta belum terlepas dalam 30 menit setelah melahirkan."
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan tes sederhana untuk mendeteksi kanker serviks dengan mengoleskan asam asetat pada serviks dan melihat apakah muncul bercak putih. Tes ini mudah dilakukan, murah, dan dapat digunakan untuk skrining awal kanker serviks. Jika hasil positif, perlu dilanjutkan dengan biopsy untuk konfirmasi diagnosis.
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
Dokumen tersebut membahas tentang Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) atau Revised Prescreening Developmental (R-PDQ) yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan dengan menilai jawaban ibu atau pengasuh anak terhadap 105 pertanyaan. Dokumen juga menjelaskan cara penggunaan dan interpretasi hasil KPSP."
1. Asfiksia adalah kondisi dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah saat dan sesudah persalinan.
2. Simpul tali pusat dapat menyebabkan asfiksia jika terlalu kencang yang mengakibatkan hipoksia janin.
3. Penanganan asfiksia
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada janin, seperti kematian janin, kelainan bawaan, atau gangguan perkembangan. Diagnosis infeksi TORCH bergantung pada pemeriksaan serologi seperti IgG, IgM, dan IgG Avidity untuk menentukan apakah terjadi infeksi primer. Upaya pencegahan meliputi memasak daging hingga matang dan mencuci buah-buahan serta sayuran sebelum dikon
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
Partograf digunakan untuk mencatat kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks dan penurunan kepala janin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi apakah persalinan berjalan normal, mencatat kondisi ibu dan janin, serta mengambil keputusan klinis yang tepat. Penilaian dilakukan secara berkala dan mencakup aspek-aspek seperti kontraksi, denyut jantung janin, air ketuban, serta
PKM ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI melalui penyuluhan di Desa Bukit Kratai. Tim peneliti terdiri atas 5 orang yang akan memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu di desa tersebut mengenai pentingnya ASI eksklusif, waktu pemberian MP-ASI yang tepat, dan cara pemberian MP-ASI yang benar. Penyuluhan dilakukan selama 5 bulan di Posyandu Desa
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanSeptian Muna Barakati
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas gambaran sikap ibu hamil trimester III tentang hubungan seksual selama kehamilan di BPS Ny. Katminah Mojoroto Kediri tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap ibu hamil dalam tiga aspek yaitu pengetahuan, perasaan, dan perilaku mengenai hubungan seksual selama kehamilan. Metode yang digunakan adalah surve
Ibu hamil trimester III memiliki sikap yang beragam terhadap hubungan seksual selama kehamilan. Sebagian besar ibu hamil khawatir bahwa hubungan seksual dapat melukai janin dan orgasme dapat menyebabkan keguguran. Namun, hubungan seksual juga merupakan kebutuhan fisiologis yang perlu dipenuhi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui gambaran sikap ibu hamil trimester III di BPS Ny. Kat
Karya tulis ini membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI. Bendungan ASI dapat terjadi karena pengosongan payudara yang tidak sempurna dan tidak disusui secara adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan ASI. Penelitian dilakukan secara deskriptif pada Ny. Y umur 37 tah
[Ringkasan]
Karya tulis ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan puting susu lecet. Penyusunan karya tulis ini didasarkan pada studi kasus yang dilakukan terhadap Ny. S umur 30 tahun pada hari ke-3 post partum di BPS Fitri Hayati dengan masalah puting susu lecet. Tujuan penelitian ini adalah untuk melaksanakan asuhan kebidanan sesuai standar pada ibu tersebut. Metode yang digunakan
Karya tulis ilmiah ini membahas hubungan antara faktor predisposisi seperti umur, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan keluarga dengan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi usia lebih dari 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Baturaden II, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala III dengan retensio plasenta. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, sekitar 20% ibu melahirkan membutuhkan penanganan khusus karena mengalami perdarahan seperti retensio plasenta. Retensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat sehingga perlu penanganan yang tepat untuk mengurangi risiko komplikasi. Tujuan studi ini adal
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab terjadinya stunting pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Kota Samarinda. Beberapa faktor yang diteliti antara lain status sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, pola asuh, dan sarana prasarana kesehatan."
Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang Kartu Menuju Sehat di Posyandu di Pekanbaru tahun 2014. Hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan penggunaan Kartu Menuju Sehat.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.“A” DEN...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY.“A” DENGAN IKTERUS FISIOLOGIS NEONATORUM
DI PUSKESMAS TONGKUNO KECAMATAN TONGKUNO
TANGGAL 09 MEI S.D 15 MEI
TAHUN 2015
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam kategori baik, cukup, dan kurang. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan sampel sebanyak 78 ibu balita yang diambil secara total sampling. Hasilnya menunjukkan sebagian bes
UNIKBET : Daftar Slot Pragmatic Play Yang Ada Deposit Sesama Bank DKI Promo B...unikbetslotbankmaybank
Pada hari ini 13 Juni 2024, Link Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Bank DKI Promo Bonus Terbesar Banyak Promo Spektakuler di provider Pragmatic Play adalah Unikbet karena berlicensi resmi internasional. Maka dari itu, Untuk anda para pemain slot online yang berada di kota Pematang Siantar, bisa bermain dengan tenang dan aman. Berikut rekomendasi daftar situs slot bisa deposit pakai Bank DKI khusus untuk anda yang berlokasi di Kota Pematang Siantar:
1. Slot Nexus Gates of Olympus™
2. Slot Thor vs Hercules
3. Slot Gates of Gatot Kaca
4. Slot Sugar Rush™
5. Slot Sweet Bonanza Xmas™
6. Slot Mahjong Wins
Kepada anda para warga kota Pematang Siantar, jangan menunggu terlalu lama lagi. Buruan daftar akun slot Bank DKI resmi anda hanya di unikbet sekarang juga.
Hubungi kontak resmi kami :
» Telegram : 0813 7044 7146
» Link Daftar : unikbet . link / daftar
» Whatsapp : 0813 7044 7146
Atau Langsung ketik di Google : " UNIKBET "
#PematangSiantar #slotBankDKI #slotviaBankDKI #daftarslotBankDKI #unikbet
Pengembangan Strategi Pemasaran UMKM Melalui Media Online pada Komunitas Ibu-...Habibatut Tijani
Program Pengembangan Strategi Pemasaran UMKM Melalui Media Online di Kecamatan Sambikerep bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dan masyarakat sekitar dengan memberikan edukasi dan bimbingan dalam mempromosikan produk melalui media sosial. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan pemasaran digital, membantu mendaftarkan usaha ke marketplace, dan mengelola media online secara efektif. Dengan pendekatan teori jaringan sosial dan partisipatif aktif, program ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar UMKM, meningkatkan penjualan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi peserta dan komunitas secara keseluruhan.
Project Bab 1 - Kelompok 1 Dari kami yang sudah membuat.pptxabiddah0606
"Mie Gacoan" adalah sebuah merk dagang dari jaringan restaurant mie pedas No. 1 di Indonesia, yang menjadi anak perusahaan PT Pesta Pora Abadi. Nama "Gacoan" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "jagoan" atau "andalan". Berdiri sejak awal tahun 2016, saat ini merk "Mie Gacoan" telah tumbuh menjadi market leader F&B terbesar di Indonesia. Mengusung konsep bersantap modern dengan harga yang affordable, kehadiran "Mie Gacoan" telah mendapatkan apresiasi luar biasa di setiap market dimana "Mie Gacoan" hadir untuk melayani puluhan ribu pelanggan setiap bulannya. Oleh karena itu, inovasi akan selalu dikedepankan agar "Mie Gacoan" tetap relevan dan menjadi pilihan terbaik bagi para customer loyal.
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Dobel Minimalis di Denpasar.pdfFORTRESS
"PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Dobel Minimalis di Denpasar; Pintu Double Besi Rumah Minimalis di Buleleng; Pintu Double Rumah Minimalis di Sawan; Pintu Dua Daun Minimalis di Abang; Pintu Garis Minimalis di Manggis.
FORTRESS adalah produk Pintu Baja Motif Kayu Sebuah terobosan inovasi terbaru sebagai alternatif pengganti pintu rumah konvensional yang mengunakan material baja sebagai bahan baku utamanya.
Tingkatkan Keamanan Rumah Anda dengan 13 Keunggulan Fortress Pintu Baja!
- Material Baja Berkualitas Tinggi.
- Finishing dengan Pola Serat Kayu Alami.
- Kusen Baja dengan Detail Architrave yang Anggun.
- Engsel Baja Tersembunyi dalam 4 Set.
- Sistem Penguncian 5 Titik dengan Kunci Utama.
- Sistem Keamanan A-B Lock dengan 7 Kunci Elektronik.
- Dilengkapi dengan Slot/Grendel untuk Penguncian Tambahan.
- Terdapat Lubang Pengintip.
- Pelindung Karet pada Kusen dan Daun Pintu.
- Lapisan Honeycomb Paper sebagai Penyerap Suara.
- Lapisan PE-Film untuk Perlindungan Tambahan.
- Dilengkapi dengan 6 Set Baut Pemasangan.
- Memiliki Ambang Pintu yang Kokoh.
Dapatkan keamanan yang tak tertandingi dengan Fortress Pintu Baja; solusi pintu yang kuat dan tahan lama untuk melindungi rumah Anda.
Hubungi Kami Segera (0821-7001-0763)
Head Office (Kantor Pusat) :
Jl. Raya Binong Jl. Kp. Cijengir No. 99; Rt.005/Rw.003; Binong; Kec. Curug; Kabupaten Tangerang; Banten 15810
Kantor Cabang JBS : (Solo; Pekanbaru; Surabaya; Lampung; Palembang; Kendari; Makassar; Balikpapan; Medan; Dan Kota Lainnya Menyusul)
Provinsi Bali Meliputi : Kab Badung-Mangupura; Kab Bangli; Kab Buleleng-Singaraja; Kab Gianyar; Kab Jembrana-Negara; Kab Karangasem-Amlapura; Kab Klungkung-Semarapura; Kab Tabanan; Kota Denpasar Dan Seluruh Kota Se-Indonesia.
#pintudobelminimalisdidenpasar #pintudoublebesirumahminimalisdibuleleng #pintudoublerumahminimalisdisawan #pintuduadaunminimalisdiabang #pintugarisminimalisdimanggis
Pintu Dobel Minimalis di Denpasar; Pintu Double Minimalis Motif Kayu di Busung Biu; Pintu Double Rumah Modern di Seririt; Pintu Dua Minimalis Terbaru di Bebandem; Pintu Hitam Minimalis di Rendang."
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Dobel Minimalis di Denpasar.pdf
KTI STEVEN CARLOS.docx
1. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG
STUNTING DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK
DI PAUD TERINTEGRASI POSYANDU
KECAMATAN LUBUK PAKAM
KARYA TULIS ILMIAH
STEVEN CARLOS SOLOMASI HULU
P01031117051
2. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG
STUNTING DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK
DI PAUD TERINTEGRASI POSYANDU
KECAMATAN LUBUK PAKAM
Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Diploma III di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Medan
STEVEN CARLOS SOLOMASI HULU
P01031117051
3. PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
Stunting dengan Kejadian Stunting pada Anak di
PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam
Nama Mahasiswa : Steven Carlos Solomasi Hulu
NIM : P01031117051
Program Studi : Diploma III
Menyetujui:
Dini Lestrina, DCN, M.Kes
Pembimbing Utama
Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM Mincu Manalu, S.Gz, M.Kes
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Ketua Jurusan
Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes
NIP. 196403121987031003
Tanggal Lulus : 16 Juni 2020
iii
4. ABSTRAK
STEVEN CARLOS SOLOMASI HULU “HUBUNGAN PENGETAHUAN
DAN SIKAP IBU TENTANG STUNTING DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK DI PAUD TERINTEGRASI POSYANDU
KECAMATAN LUBUK PAKAM” (DIBAWAH BIMBINGAN : DINI
LESTRINA)
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak pendek
dibandingkan dengan anak lain seusianya. Pengetahuan gizi ibu
mempengaruhi konsumsi pangan seseorang. Orang yang mempunyai
pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan gizi dalam pemilihan dan pengolahan pangan
sehingga asupan makanannya lebih terjamin dan mampu memperhatikan
gizi yang baik untuk anak dan keluarganya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting
pada anak di PAUD terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan
cross sectional. Pengukuran tinggi badan dan pengumpulan data
dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2020. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh anak PAUD di 3 PAUD terintegrasi Posyandu
di Kecamatan Lubuk Pakam yaitu PAUD Intan, PAUD Ceria, dan PAUD
Tunas Baru. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang anak PAUD.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu dari anak PAUD yang
berjumlah 31 orang.
Hasil penelitian menujukkan bahwa sebanyak 61.3% responden
memiliki pengetahuan dengan kategori baik dan sebanyak 38.7%
responden memiliki pengetahuan dengan kategori kurang tentang
stunting. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak 64,5% memiliki
sikap dengan kategori baik dan 35.5% responden memiliki sikap dengan
kategori kurang tentang stunting.
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
pengetahuan ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di
PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam dengan nilai
p=0,470. Hasil uji Chi-Square juga menunjukkan bahwa adanya
hubungan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak
di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam dengan nilai
p=0,001.
Kata Kunci : pengetahuan, sikap, stunting, paud terintegrasi posyandu
iv
6. vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu tentang Stunting dengan Kejadian Stunting pada Anak di PAUD
Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam “.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak dapat
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini dengan ketulusan hati maka penulis menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besar nya kepada :
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi
Poltekkes Kesehatan Medan
2. Dini Lestrina, DCN, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan, nasehat serta motivasi dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
3. Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku Penguji I pada
Karya Tulis Ilmiah.
4. Mincu Manalu, S.Gz, M.Kes selaku Penguji II pada Karya Tulis
Ilmiah.
5. Ibu saya Masaria Telaumbanua dan saudara kandung saya Yolan
Selviana Hulu yang telah banyak memberikan dukungan moril dan
motivasi kepada saya.
6. Sahabat-sahabat saya Ester Anna, Lilis Gulo, Desna Putri, Sindak
Gunawan, Eka Juliana, Aidy Irma, dan Rani Oktaviani yang
memberikan dukungan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dan
rekan-rekan seperjuangan yang tidak dapat saya sebutkan namanya
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan saran maupun masukan yang berguna
untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
7. vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................................................iii
ABSTRAK .............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................5
A. Stunting...................................................................................................5
B. Status Gizi...............................................................................................8
C. Pengetahuan Ibu....................................................................................9
D. Sikap Ibu................................................................................................15
E. PAUD Terintegrasi Posyandu............................................................17
F. Kerangka Konsep................................................................................18
G. Defenisi Operasional...........................................................................19
H. Hipotesis...............................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................21
A. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................21
B. Jenis dan Rancangan Penelitian.......................................................21
C. Populasi dan Sampel..........................................................................21
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data..................................................21
E. Pengolahan dan Analisis Data..........................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................25
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................25
B. Karakteristik Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam.......................................................................................25
C. Karakteristik Responden dari Anak di PAUD Terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam...............................................27
D. Pengetahuan Ibu tentang Stunting...................................................30
E. Sikap Ibu tentang Stunting.................................................................31
F. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting
di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.........33
G. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian Stunting di PAUD
Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.........................35
8. viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................37
A. Kesimpulan...........................................................................................37
B. Saran.....................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................38
LAMPIRAN .........................................................................................................41
9. ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Kategori dan ambang batas Status Gizi Anak.......................................8
2. Defenisi Operasional.................................................................................21
3. Distribusi Jenis Kelamin Anak.................................................................26
4. Status Gizi Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu berdasarkan
Indeks TB/U................................................................................................26
5. Kategori Status Gizi Anak PAUD berdasarkan TB/U...........................27
6. Distribusi Umur Responden.....................................................................27
7. Distribusi Pendidikan Responden...........................................................28
8. Distribusi Pekerjaan Responden.............................................................29
9. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Responden.................................30
10. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden.......................................30
11. Distribusi Kategori Sikap Responden.....................................................31
12. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stunting dengan
Kejadian Stunting pada Anak di PAUD Terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.....................................................33
13. Hubungan Sikap Ibu tentang Stunting dengan Kejadian Stunting
pada Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam.........................................................................................................35
10. x
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Gambar 1 : Kerangka Konsep............................................................. 20
12. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak pendek
dibandingkan dengan anak lain seusianya. Kekurangan gizi kronis terjadi
sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun ataupada periode 1000
hari pertama kehidupan. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
defisit stunting adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD
(pendek) dan kurang dari -3SD (sangat pendek) (TNP2K, 2017).
Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar
(TNP2K, 2017). Prevalensi stunting berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskedas) 2018 secara nasional adalah 30,8% (sangat pendek
11,5% dan pendek 19,3%) dan Sumatera Utara adalah 32,4% (sangat
pendek 13,2% dan pendek 19,2%). Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
2017 menunjukkan prevalensi stunting di Deli Serdang adalah 33,3%.
Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikatakan kategori baik bila
prevalensi balita pendek kurang dari 20%. Prevalensi balita pendek >20%
merupakan masalah gizi masyarakat kronik (Kemenkes, 2018).
Stunting memiliki dampak pada masalah kesehatan yaitu gagal tumbuh
(berat lahir rendah, kecil, kurus, dan pendek), hambatan kognitif dan
motorik, dan pada saat dewasa akan beresiko penyakit tidak menular
seperti diabetes, obesitas, stroke, dan penyakit jantung. Stunting juga
memiliki dampak pada pertumbuhan penduduk yaitu akan menyebabkan
menurunnya produktivitas sumber daya manusia (Ali, 2018).
Hasil penelitian Hanum dan Khomsan (2016) menunjukkan bahwa
perkembangan bahasa dan kognitif anak umur 30 bulan- 52 bulan (2,5
tahun sampai 4,4 tahun) yang mengalami stunting lebih rendah dibanding
anak yang tidak mengalami stunting.
Kejadian stunting merupakan dampak terburuk dari kekurangan gizi
yang dialami pada saat kehamilan maupun dua tahun pertama usia anak
yang merupakan periode window of opportunity, dan akan mengakibatkan
13. 2
kerusakan pada tumbuh kembang otak yang bersifat permanen (Hamun,
2016).
Menurut Unicef, masalah gizi disebabkanoleh faktor langsung dan tidak
langsung. Faktor langsung yang dapat menyebabkan masalah gizi yaitu
konsumsi makanan dan status infeksi pada balita. Sedangkan faktor tidak
langsung yaitu ketersediaan dan pola konsumsi pangan, pola asuh, serta
pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan (Ali, 2018).
Pengetahuan gizi ibu mempengaruhi konsumsi pangan seseorang.
Orang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizi dalam pemilihan dan
pengolahan pangan sehingga asupan makanannya lebih terjamin dan
mampu memperhatikan gizi yang baik untuk anak dan keluarganya
(Salman, 2017). Penelitian Pormes (2014) pada anak usia 4-5 tahun
menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan orangtua tentang gizi
dengan kejadian stunting.
Untuk mengatasi persoalan stunting sangat berhubungan dengan
kesadaran keluarga tentang gizi. Keluarga yang memiliki kesadaran
tentang gizi yang baik, maka status gizi anaknya pun akan baik
(Puspitasari, 2018). Penelitian Ramlah (2014), menunjukkan bahwa
sebanyak 70,2% responden memiliki pengetahuan dalam kategori kurang
tentang stunting.
Masa remaja adalah masa dimana fase pertumbuhan yang pesat
(Growth Spurt) terjadi, sehingga dibutuhkan zat gizi yang relatif lebih besar
jumlahnya. Pada perempuan Growth spurt dimulai sejak usia 11 sampai
14 tahun. Sedangkan pada laki – laki akan ada pertumbuhan yang linear
mulai dari usia remaja menengah yakni 15 sampai 17 tahun. Pada fase
pertumbuhan yang pesat ini anak yang stunting berpotensi untuk
mengejar ketertinggalannya dengan memperhatikan asupan makanan
(Siregar, 2017).
PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu merupakan suatu strategi
dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi peningkatan
derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman,
pengembangan psikososial, kemampuan berbahasa dan pengembangan
kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak
14. 3
(Mahardika, 2018).
Survey pendahuluan yang telah dilakukan di 3 PAUD terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam yaitu PAUD Intan, PAUD Ceria, dan
PAUD Tunas Baru menunjukkanstatus gizi balita berdasarkan indeks tinggi
badan menurut umur, masih terdapat 28,6% balita pendek.
Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Pengetahunan dan Sikap Ibu tentang Stunting dengan
Kejadian Stunting pada Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Stunting
dengan Kejadian Stunting pada Anak di PAUD Terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang
stunting dengan kejadian stunting pada anak di PAUD terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam
2. Tujuan Khusus
a. Menilai prevalensi stunting pada anak di PAUD terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam berdasarkan indeks TB/U
b. Menilai pengetahuan ibu tentang stunting
c. Menilai sikap ibu tentang stunting
d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang stunting
dengan kejadian stunting pada anak di PAUD terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam
e. Menganalisis hubungan sikap ibu tentang stunting dengan
kejadian stunting pada anak di PAUD terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam
15. 4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting
dengan kejadian stunting pada anak di PAUD terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi tentang hubungan antara pengetahuan dan
sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak
di PAUD terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti
dalam menulis Karya Tulis Ilmiah
16. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah
lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak
setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek
(severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi
badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-
MGRS (Multicentre Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi
stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita
dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan
kurang dari – 3SD (severely stunted) (TNP2K, 2017).
2. Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak
balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi
pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa
faktor yang menjadi penyebab stunting dapat digambarkan sebagai berikut
(TNP2K, 2017):
a) Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya
pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan
pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa
fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60% dari
anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
secara ekslusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak
menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-
ASI diberikan/mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6
17. 6
bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru
pada bayi, MP- ASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi
tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI, serta
membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistem
imunologis anak terhadap makanan maupun minuman.
b) Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-
Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang
berkualitas. Informasi yang dikumpulkan dari publikasi
Kemenkes dan Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat
kehadiran anak di Posyandu semakin menurun dari 79% di
2007 menjadi 64% di 2013 dan anak belum mendapat akses
yang memadai ke layanan imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3
ibu hamil belum mengkonsumsi sumplemen zat besi yang
memadai serta masih terbatasnya akses ke layanan
pembelajaran dini yang berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-
6 tahun belum terdaftar di layanan PAUD/Pendidikan Anak Usia
Dini).
c) Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan
bergizi. Hal ini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia
masih tergolong mahal. Menurut beberapa sumber , komoditas
makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibanding dengan di New
Delhi, India. Harga buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal
daripada di Singapura. Terbatasnya akses ke makanan bergizi
di Indonesia juga dicatat telah berkontribusi pada 1 dari 3 ibu
hamil yang mengalami anemia.
d) Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang
diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah
tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) diruang
terbuka, serta 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke
air minum bersih.
18. 7
Penelitian yang dilakukan oleh Ariati (2019) menunjukkan bahwa usia
ibu saat hamil, status gizi ibu saat hamil, riwayat ASI eksklusif, asupan
protein, status penyakit infeksi, status imunisasi, pendidikan ibu, pekerjaan
ayah, dan status ekonomi mempunyai hubungan bermakna dengan
penyebab kejadian stunting pada anak balita usia 23-59 bulan di Desa
Panduman (Ariati, 2019).
Hasil penelitian Maywita (2018) di Kelurahan Kampung Baru
Kecamataan Lubuk Begalung didapatkan bahwa 62.9% balita usia yang
memiliki riwayat penyakit infeksi menderita stunting. Balita yang memiliki
riwayat penyakit infeksi dalam 6 bulan terakhir memiliki resiko menjadi
stunting sebesar 3.8% dibandingkan dengan balita yang tidak memiliki
riwayat penyakit infeksi selama 6 bulan terakhir (Maywita, 2018).
3. Dampak Stunting
Stunting memiliki dampak pada kesehatan dan dampak pada
pertumbuhan penduduk. Dampak stunting pada kesehatan meliputi gagal
tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan
kognitif dan motorik, dan gangguan metabolik pada saat dewasa yang akan
mengingkatkan risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke,
penyakit jantung). Dampak stunting pada pertumbuhan penduduk yaitu
anak yang pada masa balitanya mengalami stunting akan menurunkan
produktivitas sumber daya manusia (Ali, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Picauly dan Toy (2013) pada anak
sekolah di Kupang dan Sumba menunjukkan bahwa stunting berdampak
terhadap prestasi belajar anak sekolah. Stunting menyebabkan
kemampuan berpikir dan belajar siswa terganggu sehingga prestasi belajar
siswa stunting menurun dibandingkan anak sekolah non stunting (Picauly
dan Toy, 2013).
19. 8
4. Gizi Seimbang Stunting
Menurut Unicef, masalah gizi disebabkan oleh faktor langsung dan tidak
langsung. Faktor langsung yang dapat menyebabkan masalah gizi yaitu
konsumsi makanan dan status infeksi pada balita. Sedangkan faktor tidak
langsung yaitu ketersediaan dan pola konsumsi pangan, pola asuh, serta
pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan (Ali, 2018).
Masalah stunting dipengaruhi rendahnya akses terhadap makanan dari
segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “ Isi
Piringku “ dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam
kehidupan sehari-hari bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan dan
asupan protein serta konsumsi sayur dan buah (Kemenkes, 2018).
Isi piringku terdiri dari 2/3 dari 1/2 piring adalah makanan pokok, dan
1/3 dari 1/2 piring adalah lauk-pauk. Kemudian 1/2 piring lagi terdiri dari 1/3
buah-buahan dan 2/3 sayur-sayuran.
B. Status Gizi
1. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos (tubuh) dan metros (ukuran).
Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia. Dalam
bidang gizi, antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dariberbagai tingkat umur
dan tingkat gizi (Supariasa, 2017).
20. 9
2. Indeks Antropometri
Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah sebagaimana
terdapat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Kategori dan ambang batas Status Gizi Anak
Indeks
Kategori
Status Gizi
Ambang Batas
(Z-Score)
Berat Badan
Menurut Umur
(BB/U)
Gizi Buruk < - 3 SD
Gizi Kurang -3 SD sampai <-2 SD
Gizi Baik -2 SD sampai 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Panjang Badan
Menurut Umur
(PB/U) atau
Tinggi Badan
Menurut Umur
(TB/U)
Sangat Pendek < - 3 SD
Pendek
-3 SD sampai <-2 SD
Normal
-2 SD sampai 2 SD
Tinggi >2 SD
Berat Badan
Menurut Panjang
Badan (BB/PB)
atau Berat Badan
menurut Tingi
Badan (BB/TB)
Sangat Kurus < - 3 SD
Kurus -3 SD sampai <-2 SD
Normal
-2 SD sampai 2 SD
Gemuk >2 SD
sumber : Keputusan Menteri Kesehatan 2010
C. Pengetahuan Ibu
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera yang dimiliki manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk sebuah
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).
21. 10
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2012, tingkatan pengetahuan di dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termaksud dalam tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) suatu spesifik dari seluruh bahan yang
telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tingkat
pengetahuan ini merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan
dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatau kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang telah dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisa dapat memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
22. 11
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,
meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang telah ada.
3. Pengukuran Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, 2014), pengetahuan tentang kesehatan dapat
diukur berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif atau kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
Pada umumnya mencari jawaban atas kejadian/fenomena yang
menyangkut beberapa banyak, berapa sering, berapa lama, dan
sebagainya , maka biasanya menggunakan metode wawancara dan
angket.
1) Wawancara tertutup dan wawancara terbuka, dengan
menggunakan instrument (alat pengukur/ pengumpul data)
kuesioner. Wawancara tertutup adalah wawancara dengan
jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan telah
tersedia dalam opsi jawaban, responden tinggal memilih
jawaban yang dianggap mereka paling benar atau paling tepat.
Sedangkan wawancara terbuka, yaitu pertanyaan–pertanyaan
yang diajukan bersifat terbuka, dan responden boleh menjawab
sesuai dengan pendapat atau pengetahuan responden sendiri.
23. 12
2) Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara, angket
juga dalam bentuk tertutup dan terbuka. Instrumen atau alat
ukurnya seperti wawancara, hanya jawaban responden
disampaikan lewat tulisan. Metode pengukuran melalui angket
ini seriing disebut “self administered” atau metode mengisi
sendiri
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab bagaimana suatu
fenomena itu terjadi atau mengapa terjadi.Misalnya penelitian
kesehatan tentang demam berdarah di suatu komunitas
tertentu.Penelitian kualitatif mencari jawaban mengapa di komunitas ini
sering terjadi kasus demam berdarah, dan mengapa masyarakat tidak
mau melakukan 3M, dan sebagainya. Metode pengukuran
pengetahuan dalam penelitian kualitatif antara lain:
1) Wawancara Mendalam
Mengukur variabel pengetahuan dengan metode wawamcara
mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan
sebagai pembuka, yang akan membuat responden menjawab
sebanysk – banyaknya dari pertanyaan tersebut. Jawaban
responden akan diikuti pertanyaan selanjutnya dan terus
menerus sehingga diperoleh informasi dari responden dengan
sejelas – jelasnya
2) Diskusi Kelompok Terfokus (DKT)
Diskusi kelompok terfokus atau “Focus group discussion” dalam
menggali informasi dari beberapa orang responden sekaligus
dalam kelompok. Peneliti mengajukan pertanyaan yang akan
memperoleh jawaban yang berbeda dari semua responden
dalam kelompok tersebut. Jumlah kelompok dalam diskusi
kelompok terfokus sebenarnya tidak terlalu banyak tetapi juga
tidak terlalu sedikit antar 6 – 10 orang.
24. 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-
faktor berikut :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliknya. Sebaliknya jika seseorang
tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan
sikap terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan dimana seseorang bekerja dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
c. Umur
Pada pertambahan umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik
secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan
ukuran, perubahan proporsi hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya
ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan pada fungsi organ. Pada
aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin
matang dan menjadi dewasa.
d. Minat
Suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal yang pada akhirnya diperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam.
e. Pengalaman
Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
25. 14
pengalaman yang kurang baik sehingga seseorang akan berusaha
untuk melupakan, namun jika pengalaman tersebut menyenangkan
maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam
dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula
membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
f. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu seseorang memperoleh pengetahuan yang baru
dengan cepat.
g. Status Kesehatan
Menurut WHO sehat adalah suatu kondisi yang sempurna baik fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Meningkatnya status kesehatan ditinjau dari faktor
sosial adalah sejalan dengan meningkatnya derajat pendidikan,
pengetahuan dan teknologi.
Pengetahuan gizi ibu mempengaruhi konsumsi pangan seseorang.
Orang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizi dalam pemilihan dan
pengolahan pangan sehingga asupan makanannya lebih terjamin dan
mampu memperhatikan gizi yang baik untuk anak dan keluarganya
(Salman, 2017). Penelitian Pormes (2014) pada anak usia 4-5 tahun
menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan orangtua tentang gizi
dengan kejadian stunting.
Untuk mengatasi persoalan stunting sangat berhubungan dengan
kesadaran keluarga tentang gizi. Keluarga yang memiliki kesadaran
tentang gizi yang baik, maka status gizi anaknya pun akan baik
(Puspitasari, 2018). Penelitian Ramlah (2014), menunjukkan bahwa
sebanyak 70,2% responden memiliki pengetahuan dalam kategori kurang
tentang stunting.
26. 15
D. Sikap Ibu
Menurut (Notoatmodjo, 2014) menjelaskan bahwa, sikap adalah
bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal
yang terkait dengan kesehatan, sehatsakit dan faktor yang terkait dengan
faktor risiko kesehatan. Sikap menurut Campbell (1950) dalam
(Notoatmodjo, 2014) mendefinisikan sangat sederhana yakni: “An
individual’s attitude is syndrome of respons consistency with regard to
object”. Jadi jelas dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan
gejala dalam merespons stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan
pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
Menurut Allport (1954) dalam (Notoatmodjo, 2014) menjelaskan, sikap
terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, yang
artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
Sikap adalah ancang–ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.
Ketiga komponen tersebut bersama–sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi sangat
berperan penting dalam menentukan sikap.
1. Pengukuran Sikap
Menurut (Notoatmodjo,2014) sikap dapat dilakukan berdaasarkan jenis
atau metode penelitian yang digunakan.
a. Kuantitatif
Pengukuran sikap dalam kuantitatif, digunakan dengan dua cara
seperti pengukuran pengetahuan yaitu:
27. 16
1) Wawancara
Metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan
pengukuran pengetahuan, bedanya pada substansi pertanyaannya
saja. Jika pada pengukuran pengetahuan pertanyaannya menggali
jawaban yang diketahui oleh responden, sedangkan pengukuran
sikap pertanyaannya menggali pendapat atau penilaian responden
terhadap objek.
2) Angket
Demikian pengukuran sikap menggunakan metode angket, juga
menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek
kesehatan melalui pertanyaan dan jawaban tertulis.
b. Kualitatif
Pengukuran sikap dengan metode kualitatif, substansi
pertanyaannya sama dengan pertanyaan pada metode penelitian
kuantitatif, yaitu wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok Terfokus
(DKT). Dalam wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus yakni
seperti pertanyaan dalam metode penelitian kuantitatif untuk sikap, tetapi
pertanyaannya bersifat menggali pendapat atau penilaian responden
terhadap objek.
2. Proses Perubahan Sikap
a. Kesadaran (awareness), dimana seseorang menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
b. Merasa tertarik (interest), terhadap stimulasi atau objek.
c. Evaluasi (evaluation), menimbang-nimbang terhadap baik dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
d. Mencoba (trial), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adopsi
(adoption), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dapat dilakukan dengan
28. 17
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
E. PAUD Terintegrasi Posyandu
Posyandu merupakan salah salah satu wahana yang sudah ada dan
berjalan di masyarakat telah melaksanakan kegiatan peningkatan gizi dan
pemeliharaan kesehatan bagi anak, dipandang sebagai wahana yang
paling tepat yang dapat dijadikan tempat kegiatan pembelajaran anak usia
dini. Terkait dengan pandangan tersebut maka pelaksanaan posyandu
perlu diintegrasikan dengan PAUD (Mahardika, 2018).
Secara umum integrasi merupakan suatu proses penyatuan antara dua
unsur atau lebih yang mengakibatkan terciptanya suatu keinginan yang
berjalan dengan baik dan benar. Lebih lanjut jika kita masukkan ke dalam
kehidupan sosial, integrasi sosial dapat diartikan sebagai suatu proses
mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat sebagai sebuah sistem
(Mahardika, 2018).
PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu adalah wadah yang paling
tepat yang dapat dijadikan tempat kegiatan pembelajaran anak usia dini.
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak sejak usia dini,
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang
meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan
yang sehat dan aman, pengembangan psikososial, kemampuan berbahasa
dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta
perlindungan anak terhadap pengabaian (Mahardika, 2018).
Pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Pembentukan anak yang sehat,
cerdas dan Doa Ibu dapat diperoleh salah satunya melalui pendidikan dan
pembinaan yang dilakukan oleh kader pada kegiatan posyandu, pada
kegiatan PAUD posyandu ini selain melihat perkembangan anak juga
membina orang tua khususnya ibu agar memiliki bekal pengetahuan dan
keterampilan agar dapat mendidik dan membina anak dengan baik, dan
tentunya untuk menunjang semua ini diperlukan kader-kader Posyandu
29. 18
yang benar-benar handal dalam melaksanakan tugasnya (Mahardika,
2018).
Berdasarkan hasil penelitian Diana,dkk (2011) tentang perbedaan
tumbuh kembang anak pada Posyandu yang terintegrasi PAUD dengan
Posyandu tidak terintegrasi PAUD menemukan bahwa perkembangan anak
yang tidak sesuai dengan usianya dan persentase anak dengan status gizi
kurang dan kurus lebih tinggi pada posyandu yang tidak terintegrasi PAUD.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan tumbuh
kembang danstatus gizi anak pada PAUD terintegrasi Posyandu danPAUD
tidak terintegrasi Posyandu.
F. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Sikap Ibu tentang
Stunting
Kejadian stunting
pada anak di
PAUD terintegrasi
Posyandu
Pengetahuan Ibu
tentang Stunting
30. 19
G. Defenisi Operasional
Tabel 2. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional Skala
Pengukuran
1. Pengetahuan
Ibu tentang
Stunting
Hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Dalam penelitian ini,
pengetahuan yang dimaksud adalah
pengetahuan ibu tentang stunting terkait
pengertian stunting, zat gizi yang diperlukan
dalam pencegahan stunting, resikostunting,
dan pencegahan stunting. Pengetahuan ibu
diperoleh dengan mengisi kuesioner yang
terdiri dari 15 pertanyaan. Setiap
pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban dan
diberi skor 1 untuk setiap jawabanbenar dan
skor 0 untuk setiap jawaban salah. Maka
nilai maksimum adalah 15 dan nilai
minimum adalah 0. Kemudian dikategorikan
menjadi baik dan kurang.
Ordinal
2. Sikap Ibu
tentang
Stunting
Respon yang melibatkan pikiran, perasaan
dan perhatian ibu berupa sikap tentang
stunting terkait pola pemberian makan bagi
anak dan pengetahuan ibu tentang
makanan. Sikap ibu diperoleh dengan
mengisikuesioner yang terdiri dari 20
pertanyaan. Skor tertinggi yang diberikan
untuk setiap jawaban benar dari pertanyaan
tentang sikap ibu adalah 1. Dan skor
terendah yang diberikan untuk setiap
jawaban salah dari pertanyaan tentang
sikap ibu adalah 0. Jika pernyataan positif
diberikanskor 1 jika jawaban setuju dan skor
0 jika tidak setuju. Untuk pernyataan negatif
diberikan skor 1 untuk jawaban tidak setuju
dan skor 0 untuk jawaban setuju.Maka nilai
maksimum adalah 20 dan nilai minimum
adalah 0. Kemudian dikategorikan menjadi
baik dan kurang.
Ordinal
3. Kejadian
Stunting
Stunting didefinisikan sebagai keadaan
tubuh yang pendek atau sangat pendek
yang didasarkan pada indeks Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U). Kejadian stunting
kemudian dikategorikan menjadi stunting (z-
score <-2SD) dan tidak stunting (z-score >-
2SD).
Ordinal
31. 20
H. Hipotesis
Ha1 : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stunting dengan
kejadian stunting pada anak di PAUD terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam
Ha2 : Ada hubungan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian
stunting pada anak di PAUD terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam
32. 21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 3 PAUD yang terintegrasi Posyandu di
KecamatanLubuk Pakam yaituPAUD Intan, PAUD Ceria, dan PAUD Tunas
Baru. Pengukuran tinggi badan anak di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam di lakukan pada 13 Februari sampai dengan 15
Februari. Pengumpulan data dilakukan pada 9 Mei 2020 sampai dengan
19 Mei 2020.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional. Cross sectional atau potong lintang adalah rancangan penelitian
yang mempelajari hubungan dan paparan suatu penyakit dengan cara
mengamati paparan dan status penyakit dari kumpulan individu pada satu
waktu atau periode (Rachmat, 2017).
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak PAUD di 3 PAUD
terintegrasi Posyandu di Kecamatan Lubuk Pakam yaitu PAUD Intan,
PAUD Ceria, dan PAUD Tunas Baru. Sampel dalam penelitian anak PAUD
di 3 PAUD terintegrasi Posyandu di Kecamatan Lubuk Pakam yaitu PAUD
Intan, PAUD Ceria, dan PAUD Tunas Baru. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah berjumlah 31 orang anak di 3 PAUD terintegrasi
Posyandu di Kecamatan Lubuk Pakam yaitu PAUD Intan, PAUD Ceria, dan
PAUD Tunas Baru. Responden dalam penelitian ini adalah ibu dari anak
PAUD terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam yang berjumlah 31
orang.
33. 22
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data primer
dan data sekunder.
a. Data Primer
1) Data karakteristik responden meliputi nama, umur, alamat,
pekerjaan, dan pendidikan terakhir, dan jumlah anggota
keluarga. Data karakteristik diperoleh dengan cara wawancara
via telefon menggunakan kuesioner.
2) Data antropometri balita meliputi tinggi badan anak di 3 PAUD
terintegrasi Posyandu di Kecamatan Lubuk Pakam yaitu PAUD
Intan, PAUD Ceria, dan PAUD Tunas Baru. Data antopometri
dikumpulkan dengan cara mengukur tinggi badan anak
menggunakan microtoice sebelum dilakukannya physical
distancing yaitu pada 13 Februari sampai dengan 15 Februari
oleh Kartika, dkk.
3) Data pengetahuan ibu diperoleh dengan menggunakan
kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan tentang pengertian
stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan pencegahan
stunting. Kuesioner pengetahuan dalam penelitian ini
merupakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Agumelar
(2014). Data pengetahuan ibu tentang stunting diperoleh
dengan cara wawancara via telefon menggunakan kuesioner.
4) Data sikap ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang
terdiri dari 20 pernyataan terkait stunting. Pada pertanyaan
positif, diberikan skor 1 untuk jawaban setuju dan skor 0 untuk
setiap jawaban tidak setuju. Sedangkan pada pertanyaan
negatif, diberikan skor 1 untuk jawaban tidak setuju dan skor 0
untuk jawaban setuju. Kuesioner sikap dalam penelitian ini
merupakan adopsi dari penelitian Agumelar (2014). Data sikap
ibu tentang stunting dikumpulkan dengan diperoleh dengan cara
wawancara via telefon menggunakan kuesioner.
34. 23
Pengumpulan data pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting
dilakukan melalui wawancara via telefon. Nomor telefon responden
didapatkan dari tenaga pengajar di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam ataupun yang didapatkan dari responden lain
ketika dilakukannya wawancara. Pengumpulan data dilakukan pada
tanggal 9 Mei 2020 sampai dengan 19 Mei 2020.
Durasi wawancara kepada responden penelitian berkisar antara 30
menit sampai dengan 45 menit. Namun, ada juga responden yang
meminta wawancara dilanjutkan di jam selanjutnya berhubung dengan
pekerjaan yang harus dilakukan responden. Sehingga, pengumpulan data
satu responden dapat dilakukan dua kali. Dalam sehari, peneliti
melakukan wawancara kepada 2 orang responden ataupun tergantung
dengan ketersediaan responden untuk diwawancara pada hari
pengumpulan data.
b. Data Sekunder
Data sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Data identitas sampel yang sudah dikumpulkan diolah secara
manual menggunakan komputer dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Memeriksa kelengkapan data
2) Mengentri data
b. Data antropometri yang sudah dikumpulkan, akan diolah dengan
menggunakan aplikasi WHO Antropometri 2010 untuk melihat
nilai z-score anak menggunakan indeks TB/U.
Selanjutnya akan dikategorikan menjadi (Menkes, 2010) :
1) Stunting bila z-score nya < -2 SD
2) Tidak stunting bila z-score nya > -2 SD.
35. 24
c. Data pengetahuan ibu tentang stunting yang sudah dikumpulkan
kemudian akan diberi skor. Selanjutnya total skor akan
dikategorikan menjadi :
1) Baik bila skornya ≥ Rata-rata (total skor ≥6)
2) Kurang bila skornya < Rata-rata (total skor <6)
d. Data sikap ibu tentang stunting yang sudah dikumpulkan
kemudian akan diberi skor. Selanjutnya total skor akan
dikategorikan menjadi :
1) Baik bila skornya ≥ Rata-rata (total skor ≥13)
2) Kurang bila skornya < Rata-rata (total skor<13)
2. Analisis Data
Setelah data dikategorikan, maka akan dilakukan analisis data
secara univariate dan bivariate. Analisis data univariate
menggambarkan karakteristik responden, sedangkan analisis
bivariate digunakan untuk menguji hubungan pengetahuan dan sikap
ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di PAUD
terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product
and Service Solutions).
a. Analisis Univariat
Analisis univariate digunakan untuk menggambarkan distribusi
karakteristik responden yaitu umur, pekerjaan, pendidikan terakhir,
dan jumlah anggota keluarga.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariate digunakan untuk menguji hubungan pengetahuan
dan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di
PAUD terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam menggunakan
uji Chi-Square.
36. 25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. PAUD Intan
PAUD Intan terletak di Jalan Pangeran Diponegoro No. 95,
Kelurahan Pakam Pekan, Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Data ruang kelas di PAUD Intan
berjumlah 2 ruang dengan jumlah murid sebanyak 33 orang dengan
tenaga pendidik sebanyak 3 orang.
2. PAUD Ceria
PAUD Ceria terletak di Jalan R. A. Kartini No. 106, Kelurahan Lubuk
Pakam I-II, Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Data ruang kelas di PAUD Ceria berjumlah 1 ruang
dengan jumlah murid sebanyak 17 orang dengan tenaga pendidik
sebanyak 2 orang.
3. PAUD Tunas Baru
PAUD Tunas Baru terletak di Jalan Kantor Kelurahan Paluh Kemiri,
Kelurahan Paluh Kemiri, Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Data ruang kelas di PAUD Tunas
Baru berjumlah 1 ruang dengan jumlah murid sebanyak 8 orang
dengan tenaga pendidik sebanyak 1 orang.
B. Karakteristik Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan identitas gender seseorang yakni jenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan tabel
distribusi jenis kelamin anak adalah sebagai berikut :
37. 26
Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin Anak
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 14 45.2
Perempuan 17 54.8
Total 31 100.0
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 54.8% sampel dalam
penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan 45.2% berjenis kelamin
laki-laki.
Hasil penelitian Setyawati (2018) menunjukkan bahwa masalah
stunting paling banyak diderita oleh anak laki-laki. Pertumbuhan anak
laki-laki mudah terhambat karena keadaan psikologis yang melibatkan
pemahaman, kontrol ekspresi dan berbagai emosi (Mugianti, 2018).
Namun, hasil uji statistik pada penelitian Setyawati (2018) menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan jenis jenis kelamin dengan kejadian
stunting.
2. Status Gizi Anak berdasarkan Indeks TB/U
Pada penelitian ini, jumlah anak PAUD Terintegrasi Posyandu yang
diukur berjumlah 31 orang. Gambaran status gizi anak PAUD
berdasarkan indeks TB/U dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Status Gizi Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu
berdasarkan Indeks TB/U
Indeks Status Gizi n %
Sangat Pendek 0 0
Pendek 13 41.9
Normal 18 58.1
Tinggi 0 0
Total 31 100.0
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi
yang lalu dan sekarang (Supariasa, 2016) dan indeks TB/U
menunjukkan status gizi balita pada masa lampau (Ni’mah, 2015).
Tabel 4 menunjukkanbahwa 41.9% anak PAUD Terintegrasi Posyandu
berstatus gizi pendek menurut umurnya. Sebanyak 58.1% memiliki
38. 27
status gizi normal berdasarkan tinggi badan menurut umur. Kemudian,
status gizi berdasarkan indeks TB/U akan dikategorikan menjadi
stunting dan tidak stunting pada tabel 5.
Tabel 5. Kategori Status Gizi Anak PAUD berdasarkan TB/U
Status Gizi n %
Stunting 13 41.9
Tidak Stunting 18 58.1
Total 31 100.0
Stunting adalahkondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak pendek
dibandingkan dengan anak lain seusianya (TNP2K, 2017). Tabel 5
menunjukkan bahwa kejadian stunting di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam adalah sebesar 41,9%. Sesuai dengan
standar WHO, suatu wilayah dikatakan kategori baik apabila prevalensi
balita pendek kurang dari 20%. Prevalensi balita pendek >20%
nerupakan masalah gizi masyarakat kronik (Kemenkes, 2018).
C. Karakteristik Responden dari Anak di PAUD Terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuan kerja dan produktifitas seseorang. Seseorang akan
mengalami peningkatan kemampuan kerja seiring dengan meningkatnya
umur, akan tetapi selanjutnya akan mengalami penurunan kamampuan
kerja pada titik umur tertentu (Rizal, 2017). Tabel 6 menunjukkan
distribusi umur ibu sebagai responden dalam penelitian ini.
Tabel 6. Distribusi Umur Responden
Umur (tahun) n %
27-29 4 12,9
30-32 9 29,0
33-35 2 6,5
36-38 8 25,8
39-41 6 19,4
42-44 2 6,5
Total 31 100.0
39. 28
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 29.0% umur ibu yang
menjadi responden dalam penelitian ini berada di rentang 30-32 tahun.
Dan sebanyak 25.8% berada pada rentang 36-38 tahun, 19.4% berada
pada rentang 39-41 tahun, 12.9% berada pada rentang 27-29 tahun, dan
sebanyak 8.7% berada pada rentang 33-35 tahun dan 42-44 tahun.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami
(Notoadmojo, 2012). Seseorang dalam menerima informasi dapat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Orang dengan tingkat pendidikan
yang lebih baik akan lebih mudah dalam menerima informasi daripada
orang dengan tingkat pendidikan rendah (Ni’mah, 2015). Seseorang
tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan
(Notoadmojo, 2012). Distribusi pendidikan responden pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Pendidikan Responden
Pendidikan n %
SMP 5 16.1
SMA 17 54.8
D3 7 22.6
S1 2 6.5
Total 31 100.0
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
pendidikan SMA (54,8%). Hasil penelitian Ni’mah, 2015 menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian
stunting. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mustamin, 2018 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan tingkat
pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Sampel dalam peneliannya
adalah ibu balita.
40. 29
3. Pekerjaan
Lingkungan dimana seseorang bekerja dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung (Notoadmojo, 2012). Distribusi
pekerjaan responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Distribusi Pekerjaan Responden
Pekerjaan n %
Aparatur Sipil Negara 2 6.5
Ibu Rumah Tangga 24 77.4
Pegawai Honorer 1 3.2
Pegawai Swasta 2 6.5
Wirausaha 2 6.5
Total 31 100.0
Tabel 8 menunjukkan bahwa 77.4% responden adalah Ibu
Rumah Tangga. Hasil penelitian Picauly di Kupang dan Sumba Timur,
NTT menunjukkan bahwa ibu yang bekerja memiliki peluang anaknya
mengalami stunting lebih besar dibandingkan ibu yang tidak bekerja,
dimana terjadi peningkatan sebesar 3.623 pada ibu yang bekerja. Hal ini
disebabkan oleh ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu cukup untuk
memperhatikan makanan anak sesuai dengan kebutuhan dan kurangnya
perhatian ibu dalam pengasuhan anak (Osla, 2017).
4. Jumlah Anggota Keluarga
Status gizi anak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan
salah satunya adalah faktor kelurga seperti jumlah anggota dalam suatu
keluarga. Jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi pertumbuhan
seorang anak. Keluarga besar ditambah dengan sosial ekonomi yang
rendah akan mengakibatkan berkurangnya kasih sayang serta
kebutuhan primernya seperti makanan dan pakaian (Purnamasari,
2016).
Hasil penelitian Purnamasari, 2016 menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi anak. Distribusi
jumlah anggota keluarga responden dapat dilihat pada tabel 9.
41. 30
Tabel 9. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Responden
Jumlah Anggota
Keluarga
n %
3 2 6.5
4 17 54.8
5 10 32.3
6 2 6.5
Total 31 100.0
Tabel 9 menunjukkan bahwa sebanyak 54.8% responden
memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang, 32.1% memiliki
anggota keluarga sebanyak 5 orang. Sebanyak 6.5% responden memiliki
jumlah anggota keluarga sebanyak 3 dan Sebanyak 6.5% responden
memiliki jumlah anggota keluarga 6 orang.
D. Pengetahuan Ibu tentang Stunting
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera yang dimiliki manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk sebuah
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukan bahwa skor pengetahuan respoonden
berkisar antara 3-14 dengan rata-rata 7,6 dan standar deviasi 2,70. Tabel
13 menunjukkan distribusi kategori pengetahuan responden.
Tabel 10. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden
Kategori Pengetahuan n %
Baik (total skor ≥6) 19 61.3
Kurang (total skor <6) 12 38.7
Total 31 100.0
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 61.3% responden memiliki
pengetahuan terkait stunting dengan kategori baik. Sedangkan sebanyak
38.7% responden memiliki pengetahuan tentang stunting dengan kategori
kurang.
42. 31
Tabel 10 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik
lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan
kurang. Hal ini didukung dengan hasil wawancara lebih lanjut yang
didapatkan hasil bahwa 22.6% ibu tidak pernah mendengar istilah
stunting. Dan secara keselurahan (100%) ibu menganggap tinggi badan
anak menurut umur adalah dalam kategori normal. Hal ini menjadi bukti
yang menguatkan bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang stunting.
Hasil penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa pertanyaan
pengetahuan tentnag stunting yang paling banyak dijawab salah oleh
responden adalah tentang perbedaan anak dengan status gizi stunting dan
tidak stunting (90.3%), jenis defesiensi zat gizi penyebab stunting (77.4%),
dampak stunting pada masa dewasa (77.4%), dan upaya pemerintahdalam
pencegahan stunting dengan intervensi melalui pendidikan dan kesehatan
(77.4%).
Beberapa kuesioner pengetahuan menggambarkan untuk mengejar
pertumbuhan kedua seperti zat gizi yang berfungsi untuk pertumbuhan
anak dan vitamin yang dapat membantu pertumbuhan tulang.
Menurut Zainudin (2014) pengetahuan gizi ibu yang kurang baik
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pendidikan, dan sikap
kurang peduli atau ketidakingin tahuan ibu tentang gizi, sehingga hal ini
akan berdampak pada tumbuh kembang anak balitanya yang akan
mengalami gangguan pertumbuhan seperti halnya stunting. Sehingga
pengetahuan orang tua tentang gizi merupakan salah satu kunci
keberhasilan baik atau buruknya status gizi pada balita (Fitriani, 2015).
E. Sikap Ibu tentang Stunting
Menurut (Notoatmodjo, 2014) menjelaskan bahwa, sikap adalah
bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal
yang terkait dengan kesehatan, sehatsakit dan faktor yang terkait dengan
faktor risiko kesehatan.
Skor sikap responden berkisar antara 9 sampai dengan 20 dengan rata-
rata 15,2 dan standar deviasi 3,12. Tabel 11 menunjukkan distribusi
kategori sikap responden tentang stunting.
43. 32
Tabel 11. Distrbusi Kategori Sikap Responden
Kategori Sikap n %
Baik (total skor ≥13) 20 64.5
Kurang (total skor<13) 11 35.5
Total 31 100.0
Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
sikap dengan kategori baik tentang stunting (64.5%) dan 35.5%
responden memiliki sikap dengan kategori kurang tentang stunting.
Hasil penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa pertanyaan dimana
sebagaian responden menjawab pertanyaan sikap dengan benar adalah
konsumsi susu untuk pertumbuhan tulang (100%), sarapan pagi yang dapat
membantu konsentrasi anak (100%), dan sumber protein nabati (100%).
Kuesioner sikap menggambarkan untuk mengejar pertumbuhan kedua
seperti sikap ibu terhadap konsumsi susu baik untuk pertumbuhan tulang.
Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur,
pekerjaan, pendidikan, dan paritas. Jika seorang ibu cenderung memiliki
sikap yang negatif, maka ibu akn cenderung memiliki tindakan dan perilaku
yang negatif (Osla, 2017).
Hasil penelitian Maesarah (2014) menunjukkan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara sikap orangtua dengan status gizi anak,
hal ini disebabkan karena ibu yang memiliki sikap negatif akan cenderung
memiliki pengetahuan yang kurang sehingga sikap ibu cenderung kurang
dalam memperhatikan sumber dan jenis makanan yang diberikan kepada
anak. Akibatnya anak akan dapat mengalami defesiensi atau kekurangan
zat gizi yang diperlukan oleh tubuh yang dapat menyebabkan masalah gizi
pada anak.
44. 33
F. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stunting dengan Kejadian
Stunting pada Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam
Pengetahuan ibu tentang stunting pada penelitian ini berhubungan
dengan kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam. Hasil analisis bivariat hubungan pengetahuan
ibu dengan kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam disajikan pada tabel 12.
Tabel 12. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Stunting dengan Kejadian
Stunting pada Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam
Pengetahuan
Ibu tentang
Stunting
Kejadian Stunting
Jumlah p
value
Stunting Tidak Stunting
n % N % n %
Baik 7 22.6 12 38.6 19 61.2
0.470
Kurang 6 19.4 6 19.4 12 38.8
Total 13 42 18 58 31 100
Tabel 12 menunjukkan bahwa ibu dengan kategori pengetahuan baik
tentang stunting lebih banyak dibandingkan ibu dengan kategori
pengetahuan kurang tentang stunting. Tabel 12 juga menunjukkan bahwa
semakin kurang pengetahuan responden, maka jumlah angka anak
stunting semakin tinggi dan sebaliknya semakin baik pengetahuan maka
jumlah anak tidak stunting semakin rendah.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 6 dari 13 anak yang mengalami
stunting memiliki ibudengan kategori pengetahuankurang tentang stunting.
Untuk menguji hubungan antara pengetahuan ibu tentang stunting dengan
kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam digunakan uji Chi-Square.
45. 34
Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh p value sebesar 0,470. Hal
ini berarti bahwa p value >0.05 dan hipotesis H0 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan ibu tentang
stunting dengan kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam.
Pengetahuan ibu akan mempengaruhi konsumsi pangan seseorang.
Orang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan mempunyai
kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizi dalam pemilihan dan
pengolahan pangan sehingga asupan makanannya lebih terjamin dan
mampu memperhatikan gizi yang baik untuk anak dan keluarganya
(Salman, 2017).
Dalam penelitian Mazengia, et al (2018) mengatakan bahwa pendidikan
dan pengetahuan menjadi satu faktor risiko penting untuk stunting di
Indonesia, Cina Selatan dan Abeokuta, Southwest Nigeria. Ibu yang terdidik
mungkin lebih terbuka terhadap media, tidak buta huruf, memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang gizi dan kesehatan, ibu juga mungkin
memiliki otoritas yang lebih besar di rumah dan dapat meningkatkan
produktivitas untuk meningkatkan status gizi anak dan keluarga.
46. 35
G. Hubungan Sikap Ibu tentang Stunting dengan Kejadian Stunting
pada Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam
Sikap ibu tentang stunting pada penelitian ini berhubungan dengan
kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam. Hasil analisis bivariat hubungan sikap ibu dengan kejadian
stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam disajikan pada tabel 13.
Tabel 13. Hubungan Sikap Ibu tentang Stunting dengan Kejadian Stunting
pada Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam
Sikap Ibu
tentang
Stunting
Kejadian Stunting
Jumlah p
value
Stunting Tidak Stunting
n % n % n %
Baik 4 12.9 16 51.6 20 64.5
0.001
Kurang 9 29 2 6.5 11 35,5
Total 13 41.9 18 58.1 31 100
Tabel 13 menunjukkan bahwa ibu dengan kategori sikap baik tentang
stunting lebih banyak dibandingkan ibu dengan kategori sikap kurang
tentang stunting. Tabel 13 juga menggambarkan bahwa semakin baik sikap
ibu maka semakin tinggi jumlah anak yang tidak stunting.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 9 dari 13 anak yang mengalami
stunting memiliki ibu dengan kategori sikap kurang tentang stunting. Untuk
menguji hubungan antara sikap ibu tentang stunting dengan kejadian
stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam digunakan uji Chi-Square.
Dari hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p value sebesar 0,001. Hal
ini berarti bahwa p value <0.05 dan hipotesis Ha2 diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan sikap ibu tentang stunting
dengan kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam. Sikapmerupakan kecenderungan bertindak dari
47. 36
individu berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu.
Sikap menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi seseorang. Jika seseorang
cenderung memiliki sikap yang negatif, maka tindakan dan perilakunya
cenderung negatif, sehingga masalah gizi pada anak dapat terjadi (Osla,
2017).
Ibu yang memiliki sikap yang negatif cenderung memiliki pengetahuan
yang kurang sehingga sikap ibu kurang dalam memperhatikan sumber dan
jenis makanan yang diberikan kepada anak sehingga anak dapat
mengalami kekurangan zat gizi yang akan mengakibatkan masalah gizi
pada anak (Maesarah, 2014). Dalam penelitian Tessema, et al (2013) di
Sidama, South Ethiopia, disimpulkan bahwa praktik pemberian makan
kepada anak pada sebagian besar ibu tidak memenuhi rekomendasi WHO
48. 37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam
yang mengalami stunting adalah sebesar 41.9%
2. Sebanyak 61.3% memiliki pengetahuan tentang stunting dengan
kategori kurang, dan 38.7% responden memiliki pengetahuan
tentang stunting dengan kategori baik.
3. Sebanyak 64.5% responden memiliki sikap tentang stunting dengan
kategori baik, dan 35.5% memiliki sikap tentang stunting dengan
kategori kurang.
4. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang stunting dengan
kejadian stunting pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu
Kecamatan Lubuk Pakam.
5. Ada hubungan sikap ibu tentang stunting dengan kejadian stunting
pada anak di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk
Pakam.
B. Saran
1. Bagi ibu yang memiliki anak stunting diharapkan agar
memperhatikan asupan makanan anaknya. Hal ini dimaksudkan
untuk mengejar keterlambatan pertumbuhan dalam hal tinggi
badan pada masa remaja.
2. Peneliti mengharapkan agar dilakukannya intervensi lanjut seperti
edukasi tentang stunting kepada anak dan ibu di PAUD
Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam. Selain itu,
perlunya penelitian lebih lanjut terkait dengan variabel lain
penyebab stunting di PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan
Lubuk Pakam.
49. 38
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Pungkas Bahjuri. 2018. Integrasi Percepatan Penurunan Stunting.
Makalah dalam Rapat Koordinasi Pencegahan Stunting di Wilayah
Prioritas. Kementrian PPN/Bappenas. Jakarta, 22 November 2018
Argumelar, Titis Susiloyanti. 2014. Pengetahuan Gizi dan Pengetahuan
tentang Masalah Gizi Stunting pada Siswa SMAN 3 Bogor. Skripsi.
Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor
Ariati, Linda Ika Puspita. 2019. Faktor-Faktor Resiko Penyebab Terjadinya
Stunting pada Balita Usia 23-59 Bulan. Oksitosin, Kebidanan. 6(1) :
28-37
Bappenas. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan sadar Gizi Dalam Rangka
Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Kementrian
PPN/Bappenas. Jakarta
Dewey, Kathryn G. Begum, Khadija. 2011. Longterm Consequence of
Stunting in Early Life. Jurnal Maternal and Child Nutritions. 7(3) :5-18
Diana, Fivi Mela. , Symon, Denas. , Yurizal. 2011. Perbedaan Tumbuh
Kembang Anak pada Posyandu yang Terintegrasi PAUD dengan
Posyandu Tidak Terntegrasi PAUD. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
6(1) : 10-15
Fitriani, Furi Kamalia. 2015. Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi
terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang di
Puskesmas Pamulang, Tanggerang Selatan Tahun 2015. Skripsi.
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Hanum, Nur Latifah. Khomsan, Ali. 2016. Pola Asuh Makan,
Perkembangan Bahasa, Dan Kognitif Anak Balita Stunted Dan
Normal Di Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang Bekasi. Jurnal Gizi
dan Pangan. 7(2) : 81-88
Kemenkes. 2011. Standar Antopometri Penilaian Status Gizi Anak.
Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta
Kemenkes. 2018. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta
Direktorat Gizi Masyarakat
Kemenkes. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departeman Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Lestari, Puput. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
Makanan Balita terhadap Status Gizi Balita di Desa Malangjiwan,
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah.
Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
50. 39
Maesarah. Djafar Lisa, Pakaya, Fremli. 2018. Hubungan Perilaku Orang
Tua dengan Status Gizi Balita di Desa Bulalo Kabupaten Gorontalo
Utara. Gorontalo Journal of Public Health. 1(1) : 39-45
Mahardika, A.A. , Fakhuddin. , Suminar, T. 2017. Partisipasi Masyarakat
Dalam Keberhasilan Program PAUD Yang Terintegrasi Dengan
Posyandu. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus). 3(2) :
158-165
Maywita, Erni. 2018. Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Stunting pada
Balita Umur 12-59 Bulan di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan
Lubuk Begalung Tahun 2015. Jurnal Riset Hesti Medan. 3(1) : 56-65
Mazengia, Amare Lisanu. Biks, Gashaw Andargie. 2018. Predictors of
Stunting among School-Age Children in Northwestern Ethiopia.
Journal of Nutrition and Metabolism . 3-7
Mustamin, Asbar, Ramlan. Budiawan. 2018. Tingkat Pendidikan Ibu dan
Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita di
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Gizi dan Pangan . 25(01) : 25-32
Mugianti, Sri. , M, Arif. , A, Agus. , N, Zian. 2018. Faktor Penyebab Anak
Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Jurnal
Ners dan Kebidanan. 5(3) : 268-278
Ni’mah, Cholifatun. Muniroh, Lailatu. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan,
Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan
Stunting pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia. 10(01) :
84-90
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. . Jakarta
Notoadmojo, Soekidjo. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Osla, Edwin Danie. Sulastri, Delmi. Anas, Eliza. 2017. Hubungan Sikap dan
Pengetahuan Ibu terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk
Sekolah Dasar di Kecamatan Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas.
6(3) : 523-529
Picauly, Intje. , Toy, Sarci Magdalena. 2013. Analisis Determinan dan
Pengaruh Stunting terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah di Kupang
dan Sumba Timur, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Gizi dan Pangan. 8(1)
: 55-62
Pormes, Wellem Elseus. Rompas, Sefti. Ismanto, Amatus Yudi. 2014.
Hubungan Pengetahuan Orangtua tentang Gizi dengan Stunting pada
Anak Usia 4-5 Tahun di TK Malaekat Pelindung Manado. Jurnal
Keperawatan. 2(2)
Purnamasari, Diyah Umiyarni. Dardjito, Endo. Kusnandar. 2016. Hubungan
Jumlah Anggota Keluarga, Pengetahuan Gizi Ibu dan Tingkat
Konsumsi Energi dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar. Jurnal
Kesmas Indonesia. 8(2) : 49-56
51. 40
Puspitasari, Selvi Setyo. 2018. Analisis Kejadian Stunting pada Balita di
Desa Gembong Wilayah Kerja Puskesmas Gedeg Kabupaten
Mojokerto. Manuscript. Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto
Racmat, Mochamad. 2017. Metodologi Penelitian Gizi dan Kesehatan.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Ramlah. 2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang
Stunting pada Balita di Puskesmas Antang Makasar Tahun 2014.
Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Negeri
Alauddin Makasar
Rizal, Syamsul. Nisa, Imaron Izzatun. Darsyah, Moh. Yamin. 2017. Analisis
Pengaruh Status Bekerja terhadap Jenis Kelamin dan Umur dengan
Pendekatan Binary Logistic Regression. Seminar Nasional
Pendidikan, Sains dan Teknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Semarang
Salman. Arbi, Fitri Yani. Humolungo, Yulin. 2017. Hubungan Pengetahuan
Gizi Ibu dengan Kejadia Stunting pada Anak Balita di Desa Buhu
Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Health and Nutritions
Journal. 3(1) : 42-53
Setyawati, Vilda Ana Veria. 2018. Kajian Stunting berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin di Kota Semarang. University Research Colloqium.
STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Siregar, Theresia Sarimauli. 2017. Gambaran Pola Makan Siswa Stunting
di SMP Negeri 1 Dolok Masihul Tahun 2017. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara
Supariasa, I Dewa Nyoman. , B, Bacyar. , F, Ibnu. 2016. Penilaian Status
Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Tessema, Masresha. Belachew, Tefera. Ersini, Getahun. 2013. Feeding
Patterns and Stunting during Early Childhood in Rural Communites of
Sidama, South Ethiopia. Pan African Medical Journal.
TNP2K. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting). Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. Jakarta
52. 41
Lampiran 1. Informed Consent
PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN
( INFORMED CONSENT )
Informasi untuk responden
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak pendek
dibandingkan dengan anak lain seusianya. Untuk mengatasi persoalan
stunting sangat berhubungan dengan kesadaran keluarga tentang gizi.
Keluarga yang memiliki kesadaran tentang gizi yang baik, maka status gizi
anaknya pun akan baik.
Judul dari penelitian ini adalah “Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Tentang Stunting dengan Kejadian Stunting pada Anak di
PAUD Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada anak di PAUD
Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam. Responden dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak didik di PAUD
Terintegrasi Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam. Responden akan
diwawancarai menggunakan kuesioner terkait pengetahuan dan sikap
tentang stunting.
Keikutsertaan responden pada penelitian ini bersifat sukarela, dan
tidak ada konsekuensi apapun bagi responden yang mengundurkan diri.
Informasi yang diberikan responden bersifat rahasia, dan hanya akan
digunakan pada penelitian ini.
Setelah mendengar/membaca penjelasan tersebut diatas, saya yang
bertandatangan dibawah ini menyatakan persetujuan untuk menjadi
responden penelitian ini
Nama :
Tempat, Tgl Lahir :
Alamat :
Lubuk Pakam ...........................2020
(......................................)
53. 42
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG
STUNTING DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK DI PAUD
TERINTEGRASI POSYANDU KECAMATAN LUBUK PAKAM
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan :
5. Pendidikan terakhir :
6. Jumlah anggota keluarga :
B. PETUNJUK PENGISIAN
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda
silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, dan d sesuai dengan yang anda
ketahui.
2. Bila ada kesalahan dalam menjawab, cukup berikan tanda (=) pada huruf
yang telah disilang, kemudian berilah tanda silang pada jawaban yang
dianggap benar.
C. KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG STUNTING
Berilah tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban a,b, c atau d
dibawah ini.
1. Apakah ibu pernah mendengar tentang stunting ?
a. Ya b. Tidak
2. Dari mana/siapa ibu pernah mendengar tentang stunting ?
a. Petugas kesehatan
b. Televisi/radio
c. Koran/majalah
d. Internet
3. Apakah menurut ibu, tinggi badan anak ibu saat ini normal?
a. Ya b. Tidak
54. 43
4. Pengertian stunting (pendek) adalah?
a. Keadaan kurang gizi berdasarkan berat badan menurut umur
b. Keadaan gagal tumbuh berdasarkan tinggi badan menurut umur
c. Keadaan kelebihan berat badan dan tinggi badan
d. Keadaan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang kurang
5. Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat?
a. Gawat
b. Menahun
c. Akut
d. Kompleks
6. Apa perbedaan anak status gizi stunting dan status gizi anak tidak
stunting ?
a. Berat badan anak stunting lebih rendah dari anak normal
b. Tinggi badan anak stunting tidak berbeda dari anak normal
c. Kecerdasan anak stunting dibawah rata-rata anak normal
d. Semua benar
7. Faktor utama yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak
tertama pada periode emas anak yaitu
a. Genetik (keturunan)
b. Asupan dan penyakit infeksi
c. Ketersediaan pangan
d. Ekonomi keluarga
8. Periode emas anak adalah pada usia…
a. 0-2 tahun
b. 3-4 tahun
c. 5- 6 tahun
d. >6 tahun
55. 44
9. Faktor genetik (keturunan) yang dapat mempengaruhi terjadinya
stunting pada anak balita?
a. Keluarga miskin
b. Pendapatan orang tua rendah
c. Tinggi badan ibu
d. Kurang zat besi
10. Kekurangan zat gizi pada kehamilan dapat
menyebabkan?
a. BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
b. Osteoporosis
c. Obesitas pada ibu dan janin
d. Anemia
11. Penyebab stunting yang dapat disebabkan kekurangan zat gizi mikro?
a. Karbohidrat
b. Serat
c. Vitamin B2
d. Selenium
12. Dampak dari kondisi stunting adalah?
a. Kerusakan otak yang bersifat permanen
b. Pertumbuhan tubuh yang pendek
c. Terjangkit penyakit infeksi kronis
d. Diare akut
13. Anak stunting pada masa dewasanya nanti akan lebih mudah untuk
mengalami masalah kesehatan yaitu
a. Terserang penyakit tidak menular
b. Kegemukan
c. Pendek
d. Kurus
56. 45
14. Salah satu upaya pemerintah untuk pencegahan stunting dengan
intervensi melalui pendidikan dan kesehatan yaitu
a. Gerakan 1000 langkah
b. Pemberian Raskin
c. Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
d. Pemberian Makanan Tambahan
15. Zat gizi yang berfungsi untuk pertumbuhan anak adalah
a. Lemak
b. Protein
c. Vitamin A
d. Vitamin C
16. Zat gizi yang terdapat pada susu yang dapat mendukung pertumbuhan
tulang adalah
a. Iodium
b. Kalium
c. Kalsium
d. Zat besi
17. Kekurangan iodium pada anak dapat meyebabkan?
a. Terhambatnya pertumbuhan
b. Kelumpuhan
c. Hipertensi
d. Anemia
18. Vitamin dibawah ini yang baik untuk pertumbuhan tulang
a. Vitamin B
b. Vitamin C
c. Vitamin D
d. Vitamin E
57. 46
D. KUESIONER TENTANG SIKAP STUNTING
Jawablah pernyataan pada kolom sesuai dengan keterangan dibawah ini,
beri tanda (√) pada salah satu kotak jawaban yang tersedia
Keterangan :
S : Setuju TS : Tidak Setuju
No Pernyataan
Jawaban
S TS
1. Mengkonsumsi susu baik untuk pertumbuhan tulang
2. Hati ayam merupakan sumber zat besi
3. Ayam makanan sumber protein nabati
4. Sayur dan buah sumber serat alami
5. ASI eksklusif diberikan oleh ibu pada bayi diselingi madu
6. Sarapan membatu dalam konsentrasi belajar
7. Makan sayur penting agar sehat dan melancarkan BAB
(Buang Air Besar)
8. Garam beriodium harus digunakan setiap hari
9. Hidari makan nasi dan mie goreng secara bersamaan
10. Penderita diabetes baik mengkonsumsi teh tawar
dibandingkan dengan teh manis
11. Sumber protein nabati tidak perlu ada pada susunan
menu sehari
12. Kentang bukan pangan sumber lemak
13. Makan ikan saja sudah baik untuk kesehatan
58. 47
14. Memperbanyak makan telur setiap hari baik untuk
kesehatan
15. Kekurangan iodium menyebabkan penyakit gondok
16. Berat badan berlebih saat remaja tidak perlu diperhatikan
karena masih dalam masa pertumbuhan
17. Vitamin C baik untuk kesehatan mata
18. Subjek makanan sumber protein nabati yaitu tempe,
tahu, telur, oncom
19. Lebih baik makan daging dibandingkan ikan
20. ASI eksklusif boleh diberikan hanya sampai usia bayi 4
bulan
59. 48
Lampiran 3. Master Tabel
No
Kode
Resp
onden
Umur
(tahun)
Pekerjaan Pendi
dikan
Jlh.
Anggot
a Kel
Nama
Anak
Asal PAUD TB BB
z-
score
TB/U
Status
Gizi
Skor
Penge
t
ahuan
Kategori
Pengetah
uan
Skor
Sika
p
Kategori
Sikap
1 R1 37
Ibu Rumah
Tangga SMA 6
Aira
P. Intan
104.5 14.9 -2.03
Stunting
6
Kurang
13
Kurang
2 R2 28
Ibu Rumah
Tangga SMA 6
Razan
P. Intan
108.0 18.2 -0.66
Tidak
Stunting 12
Baik
15
Baik
3 R3 30
Ibu Rumah
Tangga S1 4
Alesa
P. Intan
107.0 19.0 0.7
Tidak
Stunting 9
Baik
14
Baik
4 R4 31
Ibu Rumah
Tangga SMA 3
Azzura
P. Intan
104.3 16.1 -1.18
Tidak
Stunting 6
Kurang
14
Baik
5 R5 42
Ibu Rumah
Tangga SMA 4
Roganda
P. Intan
106.5 15.2 -1.94
Tidak
Stunting 14
Baik
18
Baik
6 R6 36
Ibu Rumah
Tangga SMA 4
Aldi
P. Intan
105.5 16.5 -2.37
Stunting
6
Kurang
9
Kurang
7 R7 40
Pegawai
Swasta SMA 4
Naufal
P. Intan
101.0 16.1 -0.87
Tidak
Stunting 8
Baik
18
Baik
8 R8 44
Ibu Rumah
Tangga SMP 4
Rayhan
P. Intan
97.2 13.4 -2.61
Stunting
7
Baik
12
Kurang
9 R9 40
Ibu Rumah
Tangga SMA 5
Siti
Humaira
P. Intan
92.0 10.0 -2.87
Stunting
3
Kurang
9
Kurang
10 R10 40
Ibu Rumah
Tangga S1 5
Alvin
P. Intan
100.3 15.0 -1.95
Tidak
Stunting 11
Baik
15
Baik
60. 49
11 R11 30
Ibu Rumah
Tangga SMP 4
Aqsa
P. Intan
109.2 16.2 -0.78
Tidak
Stunting 5
Kurang
19
Baik
12 R12 27 Wirausaha D3 4
Nur
Hafifah
P. Intan
106.1 19.4 -0.68
Tidak
Stunting 10
Baik
20
Baik
13 R13 38 Wirausaha D3 4
Adam
P. Intan
101.0 13.1 -1.99
Tidak
Stunting 8
Baik
20
Baik
14 R14 29
Ibu Rumah
Tangga SMA 6
Nabila
P. Intan
107.0 14.5 0.03
Tidak
Stunting 10
Baik
17
Baik
15 R15 38
Ibu Rumah
Tangga SMA 4
Afiqa
P. Intan
105.0 19.1 -1.19
Tidak
Stunting 13
Baik
17
Baik
16 R16 35
Ibu Rumah
Tangga D3 5
Sofia
P. Intan
106.1 14.9 -0.3
Tidak
Stunting 8
Baik
19
Baik
17 R17 40
Aparatur
Sipil Negara D3 5
Jeremia
P. Intan
109.5 22.0 0.46
Tidak
Stunting 11
Baik
17
Baik
18 R18 36
Ibu Rumah
Tangga SMA 5
Nazwa
P. Tunas Baru
107.2 17.4 -1.1
Tidak
Stunting 9
Baik
20
Baik
19 R19 36
Ibu Rumah
Tangga SMA 5
Isylah
P. Tunas Baru
94.0 12.5 -2.08
Stunting
9
Baik
16
Baik
20 R20 30
Ibu Rumah
Tangga SMP 4
M.Diki
Irawan
P. Tunas Baru
109.0 19.0 -1.31
Tidak
Stunting 5
Kurang
17
Baik
21 R21 37
Ibu Rumah
Tangga SMP 4
Iqbal Zikri
P. Ceria
103.0 16.8 0.31
Tidak
Stunting 7
Baik
17
Baik
22 R22 40
Ibu Rumah
Tangga SMP 4
Pandu
P. Intan
101.7 15.6 -2.19
Stunting
4
Kurang
18
Baik
23 R23 34
Ibu Rumah
Tangga D3 4 Nadira
P. Ceria
101.0 14.3 -2.12
Stunting
7
Baik
16
Baik
61. 50
24
R24 40
Pegawai
Swasta SMA 5 Abiu
P. Intan
99.0 13.3 -2.79 Stunting
5 Kurang 13 Kurang
25
R25 31
Ibu Rumah
Tangga D3 5 Awan
P. Intan
95.0 12.3 -2.26 Stunting
7 Kurang 12 Kurang
26 R26 31
Ibu Rumah
Tangga SMA 4 Dafa
P. Intan
105.0 15.8 -2.33 Stunting
6 Kurang 13 Kurang
27
R27 30
Ibu Rumah
Tangga SMA 4 Aulia
P. Ceria
103.0 14.5 -1.89
Tidak
Stunting
5 Kurang 12 Kurang
28 R28 31
Ibu Rumah
Tangga SMA 5 Kesya
P. Ceria
105.0 14.1 -2.17 Stunting
6 Kurang 12 Kurang
29 R29 29
Aparatur Sipil
Negara D3 4 Khaira
R.
P. Ceria
100.0 15.3 -2.4 Stunting
7 Kurang 17 Baik
30 R30 30
Pegawai
Honorer SMA 3 Nabil
P. Ceria
108.0 15.1 -1.85
Tidak
Stunting
4 Kurang 13 Kurang
31 R31 29
Ibu Rumah
Tangga SMA 5 Nabila
P. Ceria
108.0 14.1 -2.03 Stunting
8 Baik 12 Kurang
62. 50
Lampiran 4. Hasil Analisis Karakteristik Responden
Statistics
Umur Ibu Pekerjaan Ibu
Pendidikan
Terakhir Ibu
Jumlah Anggota
Keluarga
Responden
N Valid 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0
Umur Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 27 1 3.2 3.2 3.2
28 1 3.2 3.2 6.5
29 2 6.5 6.5 12.9
30 5 16.1 16.1 29.0
31 4 12.9 12.9 41.9
34 1 3.2 3.2 45.2
35 1 3.2 3.2 48.4
36 3 9.7 9.7 58.1
37 3 9.7 9.7 67.7
38 2 6.5 6.5 74.2
40 6 19.4 19.4 93.5
42 1 3.2 3.2 96.8
44 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
63. 51
Pekerjaan Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Aparatur Sipil Negara 2 6.5 6.5 6.5
Ibu Rumah Tangga 24 77.4 77.4 83.9
Pegawai Honorer 1 3.2 3.2 87.1
Pegawai Swasta 2 6.5 6.5 93.5
Wirausaha 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir Ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMP 5 16.1 16.1 16.1
SMA 17 54.8 54.8 71.0
D3 7 22.6 22.6 93.5
S1 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Jumlah Anggota Keluarga Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 2 6.5 6.5 6.5
4 17 54.8 54.8 61.3
5 10 32.3 32.3 93.5
6 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
64. 52
Statistics
Jenis Kelamin
Anak
Status Gizi Anak
Berdasarkan
TB/U
Apakah Ibu
Pernah
Mendengar
Stunting
Dari Mana Ibu
Pernah
Mendengar
Stunting
Apakah Menurut
Ibu Tinggi Badan
Anak Ibu Normal
N Valid 31 31 31 24 31
Missing 0 0 0 7 0
Jenis Kelamin Anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 14 45.2 45.2 45.2
Perempuan 17 54.8 54.8 100.0
Total 31 100.0 100.0
Status Gizi Anak Berdasarkan TB/U
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Stunting 13 41.9 41.9 41.9
Tidak Stunting 18 58.1 58.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
65. 53
Lampiran 5. Hasil Analisis Pengetahuan Responden
Apakah Ibu Pernah Mendengar Stunting
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 24 77.4 77.4 77.4
Tidak 7 22.6 22.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Dari Mana Ibu Pernah Mendengar Stunting
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Petugas Kesehatan 11 35.5 45.8 45.8
Televisi/radio 13 41.9 54.2 100.0
Total 24 77.4 100.0
Missing System 7 22.6
Total 31 100.0
Apakah Menurut Ibu Tinggi Badan Anak Ibu Normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 31 100.0 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 15 48.4 48.4 48.4
Benar 16 51.6 51.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
66. 54
Skor Pertanyaan Pengetahuan 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 16 51.6 51.6 51.6
Benar 15 48.4 48.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 28 90.3 90.3 90.3
Benar 3 9.7 9.7 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 18 58.1 58.1 58.1
Benar 13 41.9 41.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 4 12.9 12.9 12.9
Benar 27 87.1 87.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
67. 55
Skor Pertanyaan Pengetahuan 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 16 51.6 51.6 51.6
Benar 15 48.4 48.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 4 12.9 12.9 12.9
Benar 27 87.1 87.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 24 77.4 77.4 77.4
Benar 7 22.6 22.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 6 19.4 19.4 19.4
Benar 25 80.6 80.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
68. 56
Skor Pertanyaan Pengetahuan 13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 24 77.4 77.4 77.4
Benar 7 22.6 22.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 24 77.4 77.4 77.4
Benar 7 22.6 22.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 11 35.5 35.5 35.5
Benar 20 64.5 64.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 13 41.9 41.9 41.9
Benar 18 58.1 58.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
69. 57
Skor Pertanyaan Pengetahuan 17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 9 29.0 29.0 29.0
Benar 22 71.0 71.0 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Pengetahuan 18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 17 54.8 54.8 54.8
Benar 14 45.2 45.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total Skor Pengetahuan
Responden
31 3.00 14.00 7.6129 2.70404
Valid N (listwise) 31
Kategori Pengetahuan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 14 45.2 45.2 45.2
Kurang 17 54.8 54.8 100.0
Total 31 100.0 100.0
70. 58
Lampiran 6. Hasil Analisis Sikap Responden
Skor Pertanyaan Sikap 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 31 100.0 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 15 48.4 48.4 48.4
Benar 16 51.6 51.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 21 67.7 67.7 67.7
Benar 10 32.3 32.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 31 100.0 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 17 54.8 54.8 54.8
Benar 14 45.2 45.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
72. 60
Skor Pertanyaan Sikap 11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 9 29.0 29.0 29.0
Benar 22 71.0 71.0 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 9 29.0 29.0 29.0
Benar 22 71.0 71.0 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 25.8 25.8 25.8
Benar 23 74.2 74.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 31 100.0 100.0 100.0
73. 61
Skor Pertanyaan Sikap 15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 9.7 9.7 9.7
Benar 28 90.3 90.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 22.6 22.6 22.6
Benar 24 77.4 77.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 21 67.7 67.7 67.7
Benar 10 32.3 32.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 31 100.0 100.0 100.0
74. 62
Skor Pertanyaan Sikap 19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 25.8 25.8 25.8
Benar 23 74.2 74.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Skor Pertanyaan Sikap 20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 11 35.5 35.5 35.5
Benar 20 64.5 64.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total Skor Sikap Responden 31 9.00 20.00 15.2903 3.12190
Valid N (listwise) 31
Kategori Sikap Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 29 93.5 93.5 93.5
Kurang 2 6.5 6.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
75. 63
Lampiran 7. Hasil Uji Chi Square
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Pengetahuan
Responden * Status Gizi
Anak Berdasarkan TB/U
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Kategori Pengetahuan Responden * Status Gizi Anak Berdasarkan TB/U
Crosstabulation
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .523a
1 .470
.710 .362
Continuity Correctionb
.122 1 .727
Likelihood Ratio .521 1 .470
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association .506 1 .477
N of Valid Casesb
31
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5.The minimum expected countis 5,03.
b. Computed onlyfor a 2x2 table
Count
Status Gizi Anak Berdasarkan
TB/U
Total
Stunting Tidak Stunting
Kategori Pengetahuan
Responden
Baik 7 12 19
Kurang 6 6 12
Total 13 18 31
76. 64
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Sikap Responden *
Status Gizi Anak
BerdasarkanTB/U
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Kategori Sikap Responden * Status Gizi Anak Berdasarkan TB/U Crosstabulation
Count
Status Gizi Anak Berdasarkan
TB/U
Total
Stunting Tidak Stunting
Kategori Sikap Responden Baik 4 16 20
Kurang 9 2 11
Total 13 18 31
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 11.138a
1 .001
.002 .001
Continuity Correctionb
8.744 1 .003
Likelihood Ratio 11.718 1 .001
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association 10.779 1 .001
N of Valid Casesb
31
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5.The minimum expected countis 4,61.
b. Computed onlyfor a 2x2 table
77. Lampiran 8. Keaslian Penelitian
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Steven Carlos Solomasi Hulu
NIM : P01031117051
Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Karya Tulis Ilmiah
saya adalah benar saya ambil dan bila tidak, saya bersedia mengukuti
ujian ulang (ujian utama saya dibatalkan).
Yang membuat pernyataan,
(Steven Carlos Solomasi Hulu)
65
78. Lampiran 9. Bukti Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
Bukti Bimbingan Karya Tulis Ilmiah
Nama : Steven Carlos Solomasi Hulu
NIM : P01031117051
Judul : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Stunting
dengan Kejadian Stunting pada Anak di PAUD Terintegrasi
Posyandu Kecamatan Lubuk Pakam
Pembimbing : Dini Lestrina, DCN, M.Kes
No Tanggal Topik Bimbingan
Tanda
Tangan
Mahasiswa
Tanda
Tangan
Pembimbing
1. 01 Agustus 2019 Masalah penelitian
2. 07 Agustus 2019
Mendata lahan
penelitian
3. 14 Agustus 2019
Mendiskusikan jurnal
yang digunakan dalam
penulisan usulan
penelitian
4. 15 Agustus 2019
Membahas hasil dari
survei awal lahan
penelitian
5. 02 September 2019
Penentuan topik atau
judul penelitian
6. 04 September 2019
Diskusi penulisan latar
belakang
7. 23 September 2019
Revisi latar belakang
dan BAB I
8. 30 September 2019
Revisi bab I dan
diskusi penulisan bab
II dan bab III
9. 7 Oktober 2019
Revisi bab II dan bab
III
10. 10 Oktober 2019
Revisi bab I, II, dan III
dan diskusi pembuatan
kuesioner peneltian
66
79. 11. 14 Oktober 2019
Pengecekan proposal
penelitian
12. 16 Oktober 2019
Finishing usulan
penelitian
13. 23 Oktober 2019
Seminar usulan
penelitian
14. 09 Desember 2019
ACC Proposal dengan
pembimbing
15. 20 Desember 2019
ACC Proposal dengan
penguji
16. 06 Mei 2020
ACC Proposal dengan
penguji
17. 09-19 Mei 2020
Penggumpulan kontak
Responden dan
Pengumpulan data
18. 20-24 Mei 2020 Pengolahan data
19. 25-27 Mei 2020
Penulisan BAB IV dan
BAB V
20. 31 Mei 2020
Revisi I (BAB IV dan
BAB V)
21. 02 Juni 2020
Revisi II (BAB IV dan
BAB V)
22. 09 Juni 2020
Revisi III (BAB IV dan
BAB V)
23. 10 Juni 2020
ACC KTI dari
Pembimbing
67
80. Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup
Nama Lengkap : Steven Carlos Solomasi Hulu
Tempat/tanggal lahir : Batam, 23 Juni 1999
Jumlah anggota keluarga : 2 bersaudara
Alamat rumah : Desa Lasara Bahili, Kota Gunungsitoli
No.hp/ Telephone 082276220255
Riwayat Pendidikan : 1. TK YPCU Tanjung Jabung Barat
2. SD YPCU Tanjung Jabung Barat
3. SD 070975 Gunungsitoli
4. SMP Negeri 1 Gunungsitoli
5. SMA Negeri 1 Gunungsitoli
Hobby : Badminton
Motto : I dream, I believe, then I’ll make it happen
68