Anak yang terinfeksi HIV/AIDS memiliki harapan hidup yang sangat pendek, rata-rata meninggal sebelum usia 5 tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti stigma masyarakat dan diskriminasi yang dihadapi pengasuh, serta kesulitan pengasuh dalam menjaga kepatuhan anak minum obat jangka panjang. Program VCT diperlukan untuk memberikan dukungan medis, sosial, dan psikologis bagi pengasuh dan anak terin
2. Kasus anak yang meninggal terkait penyakit AIDS pada tahun
2012 di seluruh dunia mencapai 260.000 (UNAID , 2010).
Hanya sejumlah kecil bayi yang lahir dengan HIV positif bisa
bertahan hidup sampai usia 6 tahun (UNICEF, 2011).
Di Indonesia rata-rata meninggal sebelum usia 5 tahun
(Mboi, 2011)
Latar Belakang
3. Penelitian yang dilakukan PKBI Jawa Tengah tahun 2010
menemukan anak terdampak dan terinfeksi HIV/AIDS pada
rentang usia 0–5 tahun menempati prosentase tertinggi jika
dibandingkan dengan kelompok usia anak yang lain yaitu 42,5%
(Djati; dkk, 2011)
4. Jurnal Penelitian
Judul : Sikap Pengasuh Anak Balita Yang Terinfeksi Hiv/Aids
Di Kabupaten Temanggung Dan Kudus.
Penulis : Ernawati Prodi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Semarang
Lokasi penelitian : Kabupaten Temanggung dan
Kudus
Jumlah responden 9 orang pengasuh balita dengan
HIV/AIDS
Metode Penelitian : merupakan penelitian kualitatif
6. Karakteristik pengasuh dan anak
balita yang terinfeksi HIV/AIDS
7 orang (6 ibu, 1 nenek)
2 orang laki – laki (1 orang bapak, 1
orang kakek)
7. Sikap pengasuh dalam merawat anak HIV
positif diteliti mengunakan lima situasi
1. Kesediaan merawat
2. Menjaga kepatuhan minum
obat
3. Pengungkapan Status HIV
4. Stigma
5. Diskriminasi
8. Kesediaan merawat, semua pengasuh baik laki – laki maupun
perempuan menyatakan kesediaan dan kesanggupan merawat
anak sakit sesuai kemampuannya
Menjaga kepatuhan minum obat, ketidakyakinan menjaga
kepatuhan minum obat ARV seumur hidup, menyebabkan
pengasuh bersikap tidak mendukung program pengobatan
untuk anak HIV/AIDS.
Pengungkapan status HIV, Sebanyak 4 orang
pengasuh(pengasuh 5, 7, 8, 9) telah membuka status HIV.
Sebanyak 5 orang menutup status HIV (pengasuh 1, 2, 3, 4, 6)
9. Stigma masyarakat, ketakutan stigma masyarakat membuat
pengasuh menutupi status HIV anak dan tidak memeriksakan
anaknya sedini mungkin.
Diskriminasi, bebrapa pernyataan diskriminasi disampaikan
responden datang dari keluarga besar, mereka langsung bersikap
sinis, mendapatkan perlakuan mencolok yang di bedakan dan
responden merasa di asingkan, sehingga membuat pengasuh balita
lebih menutupi status HIV/AIDS nya.
10. Rata2 usia
kehidupan
balita HIV
(5 th)
faktor yang
menggangg
u proses
survival
balita
Stigma
masyarakat
VCT
(Voluntary
Counselling
and testing)
humanistik
Pembahasan
11. Implikasi keperawatan
Dalam mengahadapi ODHA terutama anak-
anak, perawat harus memberikan dukungan
sosial, membangun support sistem dalam
keluarga mereka, bagaimana mereka bisa
diterima dengan baik di keluarga, lingkungan,
maupun sarana pelayan kesehatan
12. Kesimpulan
HIV/AIDS pada anak kebanyakan di tularkan oleh ibu
saat mereka masih dalam janin, saat proses melahirkan,
atau saat menyusui. Usia harapan hidup anak yang
terinfeksi HIV/AIDS sejak lahir sangatlah kecil,
dikarenakan faktor dari pengasuh itu sendiri dalam
merawat anak dengan HIV/AIDS. Hal yang paling
membuat beban psikologis pada pengasuh adalah stigma
masyarakat dan adanya sikap diskriminasi. Sudah ada
program VCT sebagai sarana medis, sosial, psikologis
untuk support ODHA, tetapi hal ini masih perlu
peningkatan lagi untuk penguatan support sistem di
masyarakat.