1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
Transparan hartati
1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENYEMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI TAHUN 2009
OLEH :
HARTATI
NIM : 04 10 096 130 162
2. A. Infeksi saluran napas atas
merupakan kasus yang
paling banyak terjadi serta
perlunya penanganan
dengan baik karena
komplikasinya yang
membahayakan seperti
otitis, sinusitis, dan
faringitis.
A. Infeksi saluran napas atas
merupakan kasus yang
paling banyak terjadi serta
perlunya penanganan
dengan baik karena
komplikasinya yang
membahayakan seperti
otitis, sinusitis, dan
faringitis.
C. Di Provinsi Jambi pada tahun
2007 dan tahun 2008 dari 10
penyakit terbesar yang berada
di urutan teratas adalah
Penyakit Infeksi Akut Saluran
Pernafasan Atas.
C. Di Provinsi Jambi pada tahun
2007 dan tahun 2008 dari 10
penyakit terbesar yang berada
di urutan teratas adalah
Penyakit Infeksi Akut Saluran
Pernafasan Atas.
B. Berdasarkan hasil Survey
Kesehatan Nasional tahun
2001 diketahui bahwa infeksi
pernapasan atas menjadi
penyebab kematian balita
tertinggi (22,8%) dan
penyebab kematian bayi
kedua setelah gangguan
perinatal.
B. Berdasarkan hasil Survey
Kesehatan Nasional tahun
2001 diketahui bahwa infeksi
pernapasan atas menjadi
penyebab kematian balita
tertinggi (22,8%) dan
penyebab kematian bayi
kedua setelah gangguan
perinatal.
D. Di Kota Jambi pada tahun
2008, jumlah kasus
penyakit ISPA sebanyak
120.149 orang.
D. Di Kota Jambi pada tahun
2008, jumlah kasus
penyakit ISPA sebanyak
120.149 orang.
E. Dilihat dari 20 Puskesmas
yang ada di Kota Jambi
diketahui distribusi penderita
ISPA pada balita tahun 2008
lebih banyak di Puskesmas
Koni yaitu sebanyak 8.981
kasus.
E. Dilihat dari 20 Puskesmas
yang ada di Kota Jambi
diketahui distribusi penderita
ISPA pada balita tahun 2008
lebih banyak di Puskesmas
Koni yaitu sebanyak 8.981
kasus.
3. Diketahuinya gambaran faktor-
faktor yang berhubungan dengan
penyembuhan ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Koni
Kota Jambi tahun 2009.
Diketahuinya gambaran faktor-
faktor yang berhubungan dengan
penyembuhan ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Koni
Kota Jambi tahun 2009.
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyembuhan ISPA pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2009.
Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyembuhan ISPA pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2009.
4. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Bagi Puskesmas Koni Kota Jambi
Bagi Perawat
Bagi Peneliti Lain
Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Bagi Puskesmas Koni Kota Jambi
Bagi Perawat
Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan mengatasi demam, penanganan balita batuk dan
pilek, pemberian ASI dan makanan dan pemberian minuman
dengan penyembuhan ISPA pada balita. Penelitian ini dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi dengan
melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Responden
dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang
menderita ISPA. Penelitian dianalisis secara univariat dan
bivariat menggunakan uji statistik chi-square dan pengumpulan
data dilaksanakan pada bulan Mei-Juli tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan mengatasi demam, penanganan balita batuk dan
pilek, pemberian ASI dan makanan dan pemberian minuman
dengan penyembuhan ISPA pada balita. Penelitian ini dilakukan
di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi dengan
melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Responden
dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang
menderita ISPA. Penelitian dianalisis secara univariat dan
bivariat menggunakan uji statistik chi-square dan pengumpulan
data dilaksanakan pada bulan Mei-Juli tahun 2009.
5. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Pengertian
Klasifikasi Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
Etiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
Gambaran Klinik
Faktor Resiko
Pengobatan ISPA
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Penyembuhan ISPA
Mengatasi Demam
Mengatasi Batuk Pilek
Pemberian ASI dan Makanan
Pemberian Minum
Kerangka Teori
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Pengertian
Klasifikasi Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
Etiologi Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA)
Gambaran Klinik
Faktor Resiko
Pengobatan ISPA
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Penyembuhan ISPA
Mengatasi Demam
Mengatasi Batuk Pilek
Pemberian ASI dan Makanan
Pemberian Minum
Kerangka Teori
6. Penelitian kuantitatif dengan
menggunakan rancangan studi cross
sectional
Terdapat hubungan antara mengatasi
demam, penanganan batuk dan pilek,
pemberian ASI dan Makanan, pemberian
minuman dengan penyembuhan ISPA pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota
Jambi tahun 2009.
Mengatasi Demam
Penanganan Batukdan Pilek
Pemberian ASI dan Makanan
Pemberian Minuman
7. Populasi penelitian adalah seluruh
ibu yang memiliki balita yang
pernah menderita ISPA yang
berada di wilayah kerja
Puskesmas Koni Kota Jambi
sebanyak 80 orang (balita yang
menderita ISPA bulan Juni tahun
2009).
ibu yang memiliki balita yang
sedang menderita ISPA bulan
Juni dan berada di wilayah kerja
Puskesmas Koni Kota Jambi,
sebanyak 80 orang, pengambilan
sampel dengan cara purposive
sampling
Data Primer :
Melalui wawancara
langsung menggunakan
kuesioner
Data sekunder :
Puskesmas Koni
Pengolahan data
Analisa data :
Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Data Primer :
Melalui wawancara
langsung menggunakan
kuesioner
Data sekunder :
Puskesmas Koni
Pengolahan data
Analisa data :
Analisis Univariat
Analisis Bivariat
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 04 Mei sampai 23 Juli tahun
2009.
8. NoNo VariabelVariabel KategoriKategori HasilHasil
11 Penyembuhan ISPA Tidak Sembuh
Sembuh
47 (58,8%)47 (58,8%)
33 (41,3%)33 (41,3%)
22 Mengatasi DemamMengatasi Demam Kurang BaikKurang Baik
BaikBaik
43 (53,8%)43 (53,8%)
37 (46,3%)37 (46,3%)
33 Penanganan BatukPenanganan Batuk
dan Pilekdan Pilek
Kurang BaikKurang Baik
BaikBaik
44 (55,0%)44 (55,0%)
36 (45,0%)36 (45,0%)
44 Pemberian ASI danPemberian ASI dan
MakananMakanan
Kurang BaikKurang Baik
BaikBaik
41 (51,3%)41 (51,3%)
39 (48,7%)39 (48,7%)
55 Pemberian MinumanPemberian Minuman Kurang BaikKurang Baik
BaikBaik
45 (56,3%)45 (56,3%)
35 (43,7%)35 (43,7%)
Ada hubungan yang bermakna antara mengatasi demam,
penanganan batuk dan pilek, pemberian ASI dan Makanan,
pemberian minuman dengan penyembuhan ISPA pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Koni Kota Jambi tahun 2009.
9. Gambaran Penyembuhan ISPA pada Balita oleh Orang
Tua
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar (58,8%) balita
tidak sembuh menderita ISPA. Hal ini menunjukkan bahwa
penyembuhan ISPA yang dilakukan oleh orang tua masih kurang baik.
Hasil kuesioner diketahui bahwa masih ada orang tua yang belum
melakukan pemberian kompres pada balita dengan mengelap seluruh
badan balita (dahi, lipatan paha, ketiak), memberikan makanan tinggi
kalori dan protein, memberikan minum yang lebih banyak dari biaa dan
membersihkan hidung anak dengan menggunakan sapu tangan bersih.
Untuk itu perlu adanya peningkatan pengetahuan orang tua mengenai
penyembuhan ISPA pada balita dengan cara pemberian informasi
kepada orang tua oleh tenaga kesehatan, tokoh masyarakat dan kader
posyandu melalui kerjasama dengan kelompok-kelompok yang ada di
masyarakat.
10. Hubungan Mengatasi Demam dengan penyembuhan ISPA
Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar (53,8%)
responden kurang baik dalam mengatasi demam pada balita dan
diketahui ada hubungan yang bermakna antara mengatasi demam
dengan penyembuhan ISPA pada balita.
Hasil penelitian diketahui bahwa ibu belum semuanya memberikan obat
penurun panas pada anaknya sesuai yang dianjurkan.
Hasil penelitian diketahui bahwa responden masih kurang baik dalam
mengatasi demam pada balita. Hal ini dilihat dari hasil kuesioner masih
ada orang tua yang tidak melakukan kompres ke seluruh badan balita
dan memberikan kompres air dingin.
Perawat berperan sebagai penyuluh yang dapat memberikan informasi
pada orang tua mengenai penyakit ISPA, bahaya ISPA dan bagaimana
cara menangani ISPA pada balita. Pemberian informasi yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan secara kontiniu dan
melakukan survei ke rumah-rumah pada responden sehingga dapat
diketahui permasalahan yang dihadapi masyarakat.
11. Hubungan Penanganan Batuk dan Pilek dengan
Penyembuhan ISPA Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar (55,0%)
responden kurang baik dalam melakukan penanganan batuk dan pilek
pada balita yang menderita ISPA dan diketahui ada hubungan yang
bermakna antara penanganan batuk dan pilek dengan penyembuhan
ISPA pada balita.
Hasil penelitian diketahui bahwa orang tua masih kurang baik dalam
melakukan penanganan batuk dan pilek pada balita. Hal ini diketahui
dari hasil observasi diketahui bahwa orang tua membersihkan hidung
anak belum menggunakan sapu tangan bersih, orang tua membersihkan
hidung anak menggunakan baju atau kain yang dipakai anak.
Melihat uraian di atas maka perlu pemberian contoh oleh petugas
kesehatan tentang bagaimana cara penyembuhan ISPA yang baik,
karena tidak cukup dalam pemikiran saja perlu diikuti dengan tindakan.
12. Hubungan Pemberian ASI dan Makanan dengan
Penyembuhan ISPA Pada Balita
Hasil penelitian diketahui sebagian besar (51,3%) responden kurang
baik dalam melakukan pemberian ASI dan makanan pada balita, dan
hasil analisis hubungan pemberian ASI dan makanan dengan
penyembuhan ISPA pada balita diketahui ada hubungan yang bermakna
antara pemberian ASI dan makanan dengan penyembuhan ISPA pada
balita.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa masih ditemukan ibu yang tidak
memberikan ASI pada balitanya baik ASI maupun susu formula pada
balita yang sedang sakit. Orang tua mengatakan bahwa anak menolak
diberikan ASI begitu juga makanan yang mengandung tinggi kalori dan
protein.
Perawat sebagai petugas kesehatan mempunyai peran salah satunya
sebagai pemberi kenyamanan, merawat klien sebagai seorang manusia
merupakan peran tradisional dan historis dalam keperawatan serta
sebagai penyuluh, menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur.
13. Hubungan Pemberian Minuman dengan
Penyembuhan ISPA Pada Balita
Hasil penelitian diketahui sebagian besar (56,3%) responden
kurang baik dalam melakukan pemberian minumam pada
balita, dan hasil analisis hubungan pemberian minuman
dengan penyembuhan ISPA pada balita diketahui ada
hubungan yang bermakna antara pemberian minumam
dengan penyembuhan ISPA pada balita.
Dari hasil penelitian diketahui bila balita menderita ISPA, ibu
tidak memberikan cairan/minuman seperti air putih dan susu
buatan. Ibu akan memberikan cairan/minuman sesuai
dengan kemauan anak.
perlu adanya peningkatan pengetahuan orang tua dalam
melakukan pemberian minuman pada balita yang menderita
ISPA. Pengetahuan dapat diperoleh baik secara informal
maupun formal melalui pendidikan dan melalui media
massa.
14. Dari hasil penelitian diketahui sebagian besar (58,8%)
balita tidak sembuh menderita ISPA, dilihat dari tindakan
mengatasi demam yang dilakukan orang tua sebagian
besar (53,8%) kurang baik dan sebagian besar (55,0%)
orang tua kurang baik dalam melakukan penanganan
batuk dan pilek, sebagian besar (51,3%) orang tua kurang
baik dalam melakukan pemberian ASI dan makanan serta
sebagian besar (56,3%) orang tua kurang baik dalam
melakukan pemberian minuman.
Terdapat hubungan yang bermakna antara mengatasi
demam, penanganan batuk dan pilek, pemberian ASI dan
makanan, pemberian minuman dengan penyembuhan
ISPA pada balita oleh orang tua
15. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Perlu pengembangan kerjasama dengan sektor terkait seperti
Lembaga Swadaya Masyarakat, tokoh masyarakat yang ada di
daerah tersebut
Bagi Puskesmas Koni Kota Jambi
• Agar Meningkatkan frekuensi penyuluhan secara kontiniu baik
melalui laporan rutin maupun survei langsung ke masyarakat
• Dalam memberikan penyuluhan petugas kesehatan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
masyarakat
• Perawat agar meningkatkan perannya dalam memberikan
penyuluhan pada orang tua balita yang menderita ISPA dan
meningkatkan asuhan keperawatan pada balita yang
menderita ISPA