SlideShare a Scribd company logo
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-307
Abstrak, Konstruksi support module beserta scantlingnya
yang tersambung ke geladak FSO haruslah kuat menahan beban-
beban yang terjadi, yang pada dasarnya bersifat siklis selama
masa operasinya. Oleh karena itu, perancang harus dapat
menentukan kekuatan konstruksi tersebut untuk menahan beban
siklis yang bisa menimbulkan kelelahan pada scantling support
module. Dalam tulisan hasil penelitian ini kelelahan scantling
support module telah dikaji dengan metode deterministik-
spektral. Pada pengkajian dengan metode deterministik-spektral
penyelesaian dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan
kelelahan terangkai. Analisa dimulai dengan penentuan beban
dinamis lingkungan serta penentuan tegangan lokal pada semua
tingkat beban siklis. Penelitian dilakukan pada scantling support
structure accommodation module FSO Cinta Natomas. Beban
siklis dari gelombang dan angin diakumulasi dari beban terendah
sampai dengan tertinggi selama satu tahun. Hasil analisa dalam
penelitian menunjukkan kontribusi beban terhadap umur
kelelahan scantling support module FSO Cinta Natomas berturut-
turut dari yang terbesar adalah disebabkan oleh beban angin
yakni sebesar 89.05846272% dengan beban maksimum
79.088MPa, beban gelombang sebesar 1.04644E-5 % dengan
beban maksimum 0.12MPa dan beban konstruksi sebesar
10.94152681% dengan beban maksimum 1 4 5 . 3 2 M p a .
Umur kelelahan dari scantling support module FSO Cinta
Natomas adalah 141.783 tahun atau 3.635 kali umur
operasinya.
Kata Kunci— scantling support module, kelelahan, FSO
I. PENDAHULUAN
Permasalahan yang selalu ada pada bangunan lepas pantai
adalah kerusakan yang dapat menyebabkan struktur tersebut
gagal. Kerusakan bangunan laut terutama terjadi akibat
kelelahan (fatigue), baik pada komponen struktur utama
maupun struktur sekunder dan tersier [1]. Bangunan lepas
pantai cenderung mengalami kelelahan karena beban
lingkungan yang bekerja didominasi oleh gelombang yang
bersifat siklis, sehingga kelelahan adalah penyebab utama
kerusakan pada bangunan lepas pantai, di mana struktur
merespon secara dinamis gelombang acak serta beban angin
[2]. Disamping itu faktor-faktor operasi lain pada tingkat
tertentu juga dapat menambah beban siklis ini, sehingga
keadaan struktur bertambah kritis. Oleh sebab itu analisis
kelelahan pada bangunan lepas pantai sangat perlu untuk
dilakukan.
Tulisan ini melaporkan hasil analisa perhitungan kelelahan
dengan beban gelombang, beban angin dan beban kostruksi
struktur sebagai beban yang berpengaruh yang menyebabkan
tegangan pada struktur. Beban gelombang dan beban angin
yang terjadi adalah beban selama umur operasi.
II. METODE
A. Tahap Telaah
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan
studi literatur dan pengumpulan data meliputi pencarian
serta mempelajari buku, jurnal, artikel dan sebagainya.
Literatur tersebut digunakan sebagai acuan ataupun referensi
penelitian ini.
Selanjutnya dilakukan pencarian mengenai data-data FSO
Cinta Natomas sebagai objek tugas akhir dan data-data
lingkungan yang diperlukan. Data FSO berupa gambar-gambar
konstruksi, data material, didapatkan dengan langsung
mengunjungi lokasi FSO yaitu di laut Jawa yang masuk dalam
wilayah perairan Tuban. Sedangkan data lingkungan berupa
data gelombag dan data angin diperoleh dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Maritim Perak II
Surabaya.
B. Tahap Pengolahan Data (Pemodelan dan Perhitungan)
Langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data
dengan melakukan perhitungan gaya-gaya yang berpengaruh
terhadap FSO Cinta Natomas antara lain berat struktur
konstruksi yang ditumpu oleh module, perhitungan gaya angin
dan gelombang.
Pemodelan lambung FSO dilakukan berdasarkan
data yang ada agar diketahui bentuk visual dari FSO.
Pemodelan ini dilakukan untuk mengetahui olah gerak FSO
akibat gelombang yang terjadi, yaitu tiga mode gerakan
translasional (surge, sway, heave) dan tiga mode gerakan
rotasional (roll, pitch, yaw) [3].
Setelah pemodelan selesai, selanjutnya dilakukan running
model. Running dilakukan untuk masing-masing data
Analisa Umur Kelelahan (Fatigue Life) Scantling
Support Structure Module FSO Cinta Natomas
Anwar Sadat, Mohammad Nurul Misbah
Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: mnmisbah@na.its.ac.id
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-308
gelombang bulanan selama satu tahun. Arah gelobang
(heading) diambil 180o
karena sistem tambat FSO
menggunakan single buoy mooring sehingga FSO akan
berputar mengikuti arah angin dan arus. Karena FSO ini
ditambat maka kecepatan FSO adalah 0 knot.
Output yang dihasilkan dari olah gerak FSO ini adalah
percepatan gerakan FSO dari masing-masing gerakan heaving,
pitching dan rolling. Di mana percepatan dari masing-masing
gerakan ini digunakan untuk menghitung gaya akibat
gelombang.
Sementara itu, pemodelan struktur support module juga
dilakukan untuk mengetahui berapa tegangan yang dihasilkan
dari gaya-gaya tersebut.
Setelah mendapatkan respon pada struktur penyangga /
structure support module yaitu berupa tegangan, maka
selanjutnya dilakukan perhitungan analisis kelelahan (fatigue
analysis) sruktur untuk mendapatkan umur kelelahan akibat
tegangan yang terjadi pada struktur tersebut dengan
menggunakan formula Palmgren-Miner [4] berikut :
…………………………………..(1)
D = Rasio kerusakan kumulatif.
m = Total (Σ) dari interval-intervalrentang tegangan.
ni = Jumlah cycle kolom interval rentang tegangan i
dengan harga Si yang sebenarnya terjadi, dari rentang
distribusi tegangan jangka panjang akibat beban eksternal.
Ni = Jumlah cycle rentang tegangan dengan harga Si
yang menyebabkan kegagalan. Harga besaran ini dapat
diperoleh dari kurva S-N [5].
Sedangkan untuk menghitung nilai rasio kerusakan
kumulatif akibat semua beban, dilakukan dengan
menjumlahkan nilai rasio kerusakan masing-masing beban.
Dtot = Dwave + Dwind + Dcons ……….(2)
Dimana Dtot = rasio kerusakan kumulatif (total)
Dwave = rasio kerusakan akibat gelombang
Dwind = rasio kerusakan akibat angin
Dcons = rasio kerusakan akibat beban konstruksi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gaya Gelombang
Dari gambar 1 di bawah terlihat bahwa gaya gelombang
terbesar ada pada bulan ke-delapan dan sembilan yaitu bulan
Agustus dan September, hal ini dikarenkan pada bulan tersebut
terjadi gelombang yang paling tinggi karena pada musim ini
adalah musim kemarau di mana biasanya angin bertiup kencang
sehingga menyebabkan gelombang tingi.
Gambar 1. Gaya gelombang sepanjang tahun 2010
Dari hasil perhitungan gaya yang ditimbulkan akibat
gelombang, dilakukan perhitungan rasio kumulatif kerusakan
dengan menggunakan formula (1) yang hasilnya disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 1.
Hasil perhitungan rasio kumulatif kerusakan akibat beban
gelombang
Bulan Hs (m) ni Si (Mpa) Ni ni/Ni
Januari 1.75 555032 0.04431 3.14E+16 1.77E-11
Februari 1.75 555032 0.04431 3.14E+16 1.77E-11
Maret 1 734278 0.01482 8.38E+17 8.76E-13
April 0.75 849836 0 0 0
Mei 1 734278 0.01482 8.38E+17 8.76E-13
Juni 1.6 581166 0.02946 1.07E+17 5.44E-12
Juli 2 519439 0.07421 6.68E+15 7.78E-11
Agustus 2.25 489057 0.1195 1.60E+15 3.06E-10
September 2.25 489057 0.12 1.58E+15 3.10E-10
Oktober 1.3 644776 0.01482 8.38E+17 7.69E-13
November 1.1 700541 0.01482 8.38E+17 8.36E-13
Desember 1 734278 0.01482 8.38E+17 8.76E-13
D 7.38E-10
Dari Tabel 1. di atas dapat diketahui rasio kerusakan
kumulatif akibat beban gelombang adalah sebesar 7,3806E-
10. Dengan besar ni merupakan jumlah kejadian gelombang
tiap-tiap bulan.
B. Gaya Angin
Gambar 2 menyajikan gaya angin terbesar ada pada bulan
ke-satu dan delapan yaitu bulan Januari dan Agustus, hal ini
dikarenkan pada bulan tersebut terjadi kecepatan angin yang
paling tinggi karena pada bulan ini adalah musim kemarau di
mana biasanya angin bertiup kencang.
Dari hasil perhitungan gaya yang ditimbulkan akibat akibat
angin, dilakukan perhitungan rasio kumulatif kerusakan
menggunakan formula (1) di mana hasilnya bisa dilihat dalam
Tabel 2.
Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui jumlah rasio
kerusakan kumulatif akibat beban angin (Dwind) sebesar
0.0062813.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-309
Gambar 2. Gaya angin sepanjang tahun 2010
Tabel 2.
Hasil perhitungan rasio kumulatif kerusakan akibat beban angin
Bulan v (m/s) ni
Si
(Mpa)
Ni ni/Ni
Januari 5.659 27580 79.088 11037250 0.0016659
Februari 2.058 2674 10.480 2.372E+09 1.13E-06
Maret 1.801 2048 8.006 5.319E+09 3.85E-07
April 1.801 2048 8.006 5.319E+09 3.85E-07
Mei 4.373 9630 27.599 129862156 7.42E-05
Juni 6.431 22792 65.400 39038165 0.0005838
Juli 6.688 22792 65.400 39038165 0.0005838
Agustus 6.945 27580 79.088 11037250 0.0016659
September 3.858 8206 23.433 212167554 3.87E-05
Oktober 2.058 2674 10.480 2.372E+09 1.13E-06
November 1.543 1368 5.878 1.344E+10 1.02E-07
Desember 1.286 950 4.088 3.997E+10 2.38E-08
D 0.0062813
C. Pengaruh Beban Statis terhadap Kelelahan
Tabel 3.
Pengaruh beban rata-rata (statis) terhadap fatigue pada beban
gelombang
Bulan Hs (m) ni σa (ksi) σm (ksi) Ni ni/Ni
Januari 1.75 555032 0.00642 21.0714 10000000000 5.55E-05
Februari 1.75 555032 0.00642 21.0714 10000000000 5.55E-05
Maret 1 734278 0.00215 21.0714 10000000000 7.34E-05
April 0.75 849836 0 21.0714 10000000000 8.50E-05
Mei 1 734278 0.00215 21.0714 10000000000 7.34E-05
Juni 1.6 581166 0.00427 21.0714 10000000000 5.81E-05
Juli 2 519439 0.01076 21.0714 10000000000 5.19E-05
Agustus 2.25 489057 0.01733 21.0714 10000000000 4.89E-05
September 2.25 489057 0.0174 21.0714 10000000000 4.89E-05
Oktober 1.3 644776 0.00215 21.0714 10000000000 6.45E-05
November 1.1 700541 0.00215 21.0714 10000000000 7.01E-05
Desember 1 734278 0.00215 21.0714 10000000000 7.34E-05
Ds(wave) 0.0007587
Dari tabel 3 dan 4 di atas nilai total D akibat pengaruh beban
rata-rata (statis) terhadap fatigue adalah sebagai berikut :
Dkons = Ds(wave) + Ds(wind)
= 0.000758677 + 1.30342E-05
= 7,71711E-4
Tabel 4.
Pengaruh beban rata-rata (statis) terhadap fatigue pada beban
angin
Bulan v (m/s) ni σa (ksi) σm (ksi) Ni ni/Ni
Januari 5.659 27580 11.4678 21.0714 1E+10 2.76E-06
Februari 2.058 2674 1.5196 21.0714 1E+10 2.67E-07
Maret 1.801 2048 1.16093 21.0714 1E+10 2.05E-07
April 1.801 2048 1.16093 21.0714 1E+10 2.05E-07
Mei 4.373 9630 4.00186 21.0714 1E+10 9.63E-07
Juni 6.431 22792 9.483 21.0714 1E+10 2.28E-06
Juli 6.688 22792 9.483 21.0714 1E+10 2.28E-06
Agustus 6.945 27580 11.4678 21.0714 1E+10 2.76E-06
September 3.858 8206 3.39779 21.0714 1E+10 8.21E-07
Oktober 2.058 2674 1.5196 21.0714 1E+10 2.67E-07
November 1.543 1368 0.8523 21.0714 1E+10 1.37E-07
Desember 1.286 950 0.59273 21.0714 1E+10 9.50E-08
Ds(wind) 1.30E-05
D. Analisa AkhirUmur Kelelahan
Setelah didapat tiga rasio kerusakan (D) akibat beban
gelombang, beban angin dan beban konstruksi, maka tiga nilai
rasio kerusakan tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai
rasio kerusakan kumulatif total seperti pada Persamaan (2)
berikut :
Nilai dari Dtotal adalah:
∑ D =Dwave +Dwind +Dkons
= 0.00000000073806 +0.006281335+ 0.000771711
= 0.007053047
Nilai kelelahan didapatkan dengan formulasi berikut [4]:
Nilai kelelahan = 1/D
= 1 / 0.007053047
= 141.783 tahun
FSO Cinta Natomas dibangun tahun 1971 dan mulai
beroperasi tahun 1973, jadi sisa kelelahan atau umur lelah FSO
dari sekarang (tahun 2012) adalah 102.783 tahun atau sampai
tahun 2114.
Service life dari FSO Cinta Natomas s a mp a i
s e k a r a n g adalah 39 tahun. Dengan umur kelelahan
141.783 tahun, maka perhitungan nilai kelelahan (fatigue) ini
memiliki nilai safety factor (SF) sebesar:
= 3.635
Jadi nilai safety factor (SF) dari struktur scantling
support structure module FSO Cinta Natomas adalah 3,635
dan telah memenuhi kriteria safety factor yang disyaratkan
DNV [6], yakni sebesar 3,0.
E. Kontribusi Beban terhadap Umur Kelelahan
Dari hasil analisis, dapat diketahui besarnya pengaruh beban
gelombang dan beban angin terhadap umur kelelahan dari
scantling support structure module FSO Cinta Natomas.
Besarnya pengaruh beban-beban tersebut dapat dilihat pada
Tabel 5.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-310
Tabel 5.
Kontribusi beban terhadap kelelahan
Beban D %
Gelombang 7.38E-10 1.05E-05
Angin 0.0062813 89.058463
Beban konstruksi 7.72E-04 10.941527
Total 0.0053872 100
Dari table 5. di atas, t e r liha t beban angin memiliki
pengaruh paling besar terhadap umur kelelahan pada
scantling support structure module FSO Cinta Natomas yakni
sebesar 89.05846272%. Sedangkan pengaruh yang disebabkan
oleh beban gelombang sebesar 1.04644E-5 % dan b e b a n
k o n s t r u k s i s e b e s a r 10.94152681% terhadap umur
kelelahan pada scantling support structure module FSO Cinta
Natomas.
Pada penelitian sebelumnya [7], beban terbesar terjadi
karena gelombang. sedangkan pada penelitian ini, beban
terbesar karena angin karena penelitian kali ini mengambil
lokasi perairan laut Jawa pinggiran jadi gelombang yang terjadi
tidak terlalu besar.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian pada scantling support structure
module FSO Cinta Natomas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa beban yang berpengaruh pada analisis umur kelelahan
scantling support structure module FSO Cinta Natomas
adalah beban gelombang, beban angin, dan beban berat struktur
sendiri. Di mana beban angin memiliki pengaruh paling besar
daripada beban gelombang dan beban strukturnya.
Letak lokasi yang paling kritis adalah pada daerah
sambungan antara kaki module dengan module support.
Sehingga lokasi ini perlu mendapat perhatian atau inspeksi
secara berkala, atau bisa ditambahkan bracket untuk
mengurangi tegangan yang terjadi pada daerah tersebut.
Dengan siklis beban yang terjadi selama masa opeasinya,
FSO Cinta Natomas ini memiliki umur kelelahan scantling
support structures accommodation module selama
141.783 tahun atau 3.635 kali umur operasinya.
Nilai kelelahan dari struktur scantling support structure
module FSO Cinta Natomas relatif tinggi, atau struktur bisa
dikatakan sangat kuat. Hal ini dikarenakan : struktur tersebut
berada di atas geladak sehingga bisa dikatakan hampir tidak
terkena pengaruh korosi dari air laut, konstruksi struktur yang
kuat, dengan diameter pilar 165.2 mm dan ketebalan 11 mm,
beban gelombang dan angin yang terjadi di perairan jawa di
mana FSO ini beroperasi juga tidak terlalu tinggi karena lokasi
FSO ini berada di perairan laut Jawa wilayah dangkal sekitar
40m.
UCAPAN TERIMA KASIH
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Duta
Marine sebagai perusahaan yang mengoperasikan FSO Cinta
Natomas serta BMKG Maritim Perak II Surabaya yang telah
memberikan bantuan berupa data-data yang diperlukan dalam
pengerjaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] E.B. Djatmiko, “Analisis Kelelahan Struktur Bangunan Laut”, Kursus
Singkat Offshore Structure Design And Modelling, Surabaya, (2003).
[2] P.H. Wirsching, Y.N. Chen, “Considerations of Probability-Based
Fatigue Design for Marine Structure”, SNAME, One World Trade
Center Suite 1369, New York, (1988).
[3] R. Bhattacharyya, “Dynamic of Marine Vehicles”. John Wiley and
Sons Inc., New York, (1978).
[4] H. Boonstra, P . Gelder, N. Shabakhty, “Reliability Analysis of
Jack-Up Platforms Based On Fatigue Degradation”, Proceedings of
OMAE’02, Norway, (2002).
[5] DnV Recommended Practice C203, “Fatigue Design of Offshore Steel
Structures”, Norway, (2008).
[6] DnV Recommended Practice C205, , “Environmental Condition and
Environmental Loads”, Norway, (2007).
[7] W. A. Kurniawan. “Analisis Keandalan Scantling Support Structure
System Gas Processing Module FPSO Belanak Terhadap Beban
Kelelahan”, Tugas Akhir Jurusan Teknik Kelautan, ITS, Surabaya,
(2010).

More Related Content

What's hot

Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingRajanson Siregar
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
It ctt diagram
It ctt diagramIt ctt diagram
It ctt diagramMn Hidayat
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
[9] shear force n bending moment
[9] shear force n bending moment[9] shear force n bending moment
[9] shear force n bending momentSyahrir Qoim
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamLailatul Arofah
 
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)tekpal14
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6
Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6
Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6eli priyatna laidan
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)p4n71
 
Struktur Kristal Logam
Struktur Kristal LogamStruktur Kristal Logam
Struktur Kristal Logammetalujay
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiRumah Belajar
 

What's hot (20)

Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishing
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
It ctt diagram
It ctt diagramIt ctt diagram
It ctt diagram
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
[9] shear force n bending moment
[9] shear force n bending moment[9] shear force n bending moment
[9] shear force n bending moment
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6
Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6
Rencana pelaksanaan pembelajaran bab 6
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Sambungan las
Sambungan lasSambungan las
Sambungan las
 
Struktur Kristal Logam
Struktur Kristal LogamStruktur Kristal Logam
Struktur Kristal Logam
 
Laporan akhir cover
Laporan akhir coverLaporan akhir cover
Laporan akhir cover
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 

Similar to Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling

Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperlina meliana
 
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.pptMuh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.pptIKky21
 
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...Jamhari Hidayat Bin Mustofa
 
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)Satria Manggala
 
Draft peraturan gempa
Draft peraturan gempaDraft peraturan gempa
Draft peraturan gempaNufrizal H
 
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082May Vimeris
 
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdfBahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdfJuanCharlosWanggai
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docxumammuhammad27
 
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)Putika Ashfar Khoiri
 
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNETPENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNETMohammadAgungDirmawa
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
PPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluanPPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluanJuwita Hutajulu
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfayu rizki ananda
 
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman videoPetrisPratama
 

Similar to Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling (20)

Its paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paperIts paper-32776-4107100041-paper
Its paper-32776-4107100041-paper
 
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.pptMuh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
Muh Rifki Presentasi Perencanaan Dermaga Pelabuhan.ppt
 
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
Analisis Tegangan Lokal Maksimum Struktur Chain Stopper pada Hexagonal Single...
 
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
static discharge (sistem penangkal petir pada pesawat terbang)
 
Revisi peta gempa
Revisi peta gempaRevisi peta gempa
Revisi peta gempa
 
Draft peraturan gempa
Draft peraturan gempaDraft peraturan gempa
Draft peraturan gempa
 
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
Jurnal May Trio Vimeris K2E009082
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
 
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdfBahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
Bahan Tugas Gempa 2021 (3).pdf
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)
STOC (Storm Surge and Tsunami Simulator in Oceans and Coastal Areas)
 
1718 chapter ii
1718 chapter ii1718 chapter ii
1718 chapter ii
 
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNETPENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
PENGUKURAN GAYA DALAM MEDAN MAGNET
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
PPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluanPPT agroklimat bab I pendahuluan
PPT agroklimat bab I pendahuluan
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
 
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
1905511071 petris pratama paratte rangkuman video
 
laporan enfia
laporan enfialaporan enfia
laporan enfia
 

Recently uploaded

Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfnimrodnapitu
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfnovia73231
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...MichaelBluer
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)hendriko8
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxmuhammadiswahyudi12
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfTsabitpattipeilohy
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptwartonowartono11
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptAzrilAld
 

Recently uploaded (8)

Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
 
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdfStudi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
Studi Kasus Pantai Kelan Provinsi Bali.pdf
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 

Analisa umur kelelahan (fatigue life) scantling

  • 1. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-307 Abstrak, Konstruksi support module beserta scantlingnya yang tersambung ke geladak FSO haruslah kuat menahan beban- beban yang terjadi, yang pada dasarnya bersifat siklis selama masa operasinya. Oleh karena itu, perancang harus dapat menentukan kekuatan konstruksi tersebut untuk menahan beban siklis yang bisa menimbulkan kelelahan pada scantling support module. Dalam tulisan hasil penelitian ini kelelahan scantling support module telah dikaji dengan metode deterministik- spektral. Pada pengkajian dengan metode deterministik-spektral penyelesaian dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan kelelahan terangkai. Analisa dimulai dengan penentuan beban dinamis lingkungan serta penentuan tegangan lokal pada semua tingkat beban siklis. Penelitian dilakukan pada scantling support structure accommodation module FSO Cinta Natomas. Beban siklis dari gelombang dan angin diakumulasi dari beban terendah sampai dengan tertinggi selama satu tahun. Hasil analisa dalam penelitian menunjukkan kontribusi beban terhadap umur kelelahan scantling support module FSO Cinta Natomas berturut- turut dari yang terbesar adalah disebabkan oleh beban angin yakni sebesar 89.05846272% dengan beban maksimum 79.088MPa, beban gelombang sebesar 1.04644E-5 % dengan beban maksimum 0.12MPa dan beban konstruksi sebesar 10.94152681% dengan beban maksimum 1 4 5 . 3 2 M p a . Umur kelelahan dari scantling support module FSO Cinta Natomas adalah 141.783 tahun atau 3.635 kali umur operasinya. Kata Kunci— scantling support module, kelelahan, FSO I. PENDAHULUAN Permasalahan yang selalu ada pada bangunan lepas pantai adalah kerusakan yang dapat menyebabkan struktur tersebut gagal. Kerusakan bangunan laut terutama terjadi akibat kelelahan (fatigue), baik pada komponen struktur utama maupun struktur sekunder dan tersier [1]. Bangunan lepas pantai cenderung mengalami kelelahan karena beban lingkungan yang bekerja didominasi oleh gelombang yang bersifat siklis, sehingga kelelahan adalah penyebab utama kerusakan pada bangunan lepas pantai, di mana struktur merespon secara dinamis gelombang acak serta beban angin [2]. Disamping itu faktor-faktor operasi lain pada tingkat tertentu juga dapat menambah beban siklis ini, sehingga keadaan struktur bertambah kritis. Oleh sebab itu analisis kelelahan pada bangunan lepas pantai sangat perlu untuk dilakukan. Tulisan ini melaporkan hasil analisa perhitungan kelelahan dengan beban gelombang, beban angin dan beban kostruksi struktur sebagai beban yang berpengaruh yang menyebabkan tegangan pada struktur. Beban gelombang dan beban angin yang terjadi adalah beban selama umur operasi. II. METODE A. Tahap Telaah Langkah pertama dalam penelitian ini adalah melakukan studi literatur dan pengumpulan data meliputi pencarian serta mempelajari buku, jurnal, artikel dan sebagainya. Literatur tersebut digunakan sebagai acuan ataupun referensi penelitian ini. Selanjutnya dilakukan pencarian mengenai data-data FSO Cinta Natomas sebagai objek tugas akhir dan data-data lingkungan yang diperlukan. Data FSO berupa gambar-gambar konstruksi, data material, didapatkan dengan langsung mengunjungi lokasi FSO yaitu di laut Jawa yang masuk dalam wilayah perairan Tuban. Sedangkan data lingkungan berupa data gelombag dan data angin diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Maritim Perak II Surabaya. B. Tahap Pengolahan Data (Pemodelan dan Perhitungan) Langkah berikutnya adalah melakukan pengolahan data dengan melakukan perhitungan gaya-gaya yang berpengaruh terhadap FSO Cinta Natomas antara lain berat struktur konstruksi yang ditumpu oleh module, perhitungan gaya angin dan gelombang. Pemodelan lambung FSO dilakukan berdasarkan data yang ada agar diketahui bentuk visual dari FSO. Pemodelan ini dilakukan untuk mengetahui olah gerak FSO akibat gelombang yang terjadi, yaitu tiga mode gerakan translasional (surge, sway, heave) dan tiga mode gerakan rotasional (roll, pitch, yaw) [3]. Setelah pemodelan selesai, selanjutnya dilakukan running model. Running dilakukan untuk masing-masing data Analisa Umur Kelelahan (Fatigue Life) Scantling Support Structure Module FSO Cinta Natomas Anwar Sadat, Mohammad Nurul Misbah Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: mnmisbah@na.its.ac.id
  • 2. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-308 gelombang bulanan selama satu tahun. Arah gelobang (heading) diambil 180o karena sistem tambat FSO menggunakan single buoy mooring sehingga FSO akan berputar mengikuti arah angin dan arus. Karena FSO ini ditambat maka kecepatan FSO adalah 0 knot. Output yang dihasilkan dari olah gerak FSO ini adalah percepatan gerakan FSO dari masing-masing gerakan heaving, pitching dan rolling. Di mana percepatan dari masing-masing gerakan ini digunakan untuk menghitung gaya akibat gelombang. Sementara itu, pemodelan struktur support module juga dilakukan untuk mengetahui berapa tegangan yang dihasilkan dari gaya-gaya tersebut. Setelah mendapatkan respon pada struktur penyangga / structure support module yaitu berupa tegangan, maka selanjutnya dilakukan perhitungan analisis kelelahan (fatigue analysis) sruktur untuk mendapatkan umur kelelahan akibat tegangan yang terjadi pada struktur tersebut dengan menggunakan formula Palmgren-Miner [4] berikut : …………………………………..(1) D = Rasio kerusakan kumulatif. m = Total (Σ) dari interval-intervalrentang tegangan. ni = Jumlah cycle kolom interval rentang tegangan i dengan harga Si yang sebenarnya terjadi, dari rentang distribusi tegangan jangka panjang akibat beban eksternal. Ni = Jumlah cycle rentang tegangan dengan harga Si yang menyebabkan kegagalan. Harga besaran ini dapat diperoleh dari kurva S-N [5]. Sedangkan untuk menghitung nilai rasio kerusakan kumulatif akibat semua beban, dilakukan dengan menjumlahkan nilai rasio kerusakan masing-masing beban. Dtot = Dwave + Dwind + Dcons ……….(2) Dimana Dtot = rasio kerusakan kumulatif (total) Dwave = rasio kerusakan akibat gelombang Dwind = rasio kerusakan akibat angin Dcons = rasio kerusakan akibat beban konstruksi III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gaya Gelombang Dari gambar 1 di bawah terlihat bahwa gaya gelombang terbesar ada pada bulan ke-delapan dan sembilan yaitu bulan Agustus dan September, hal ini dikarenkan pada bulan tersebut terjadi gelombang yang paling tinggi karena pada musim ini adalah musim kemarau di mana biasanya angin bertiup kencang sehingga menyebabkan gelombang tingi. Gambar 1. Gaya gelombang sepanjang tahun 2010 Dari hasil perhitungan gaya yang ditimbulkan akibat gelombang, dilakukan perhitungan rasio kumulatif kerusakan dengan menggunakan formula (1) yang hasilnya disajikan dalam tabel berikut : Tabel 1. Hasil perhitungan rasio kumulatif kerusakan akibat beban gelombang Bulan Hs (m) ni Si (Mpa) Ni ni/Ni Januari 1.75 555032 0.04431 3.14E+16 1.77E-11 Februari 1.75 555032 0.04431 3.14E+16 1.77E-11 Maret 1 734278 0.01482 8.38E+17 8.76E-13 April 0.75 849836 0 0 0 Mei 1 734278 0.01482 8.38E+17 8.76E-13 Juni 1.6 581166 0.02946 1.07E+17 5.44E-12 Juli 2 519439 0.07421 6.68E+15 7.78E-11 Agustus 2.25 489057 0.1195 1.60E+15 3.06E-10 September 2.25 489057 0.12 1.58E+15 3.10E-10 Oktober 1.3 644776 0.01482 8.38E+17 7.69E-13 November 1.1 700541 0.01482 8.38E+17 8.36E-13 Desember 1 734278 0.01482 8.38E+17 8.76E-13 D 7.38E-10 Dari Tabel 1. di atas dapat diketahui rasio kerusakan kumulatif akibat beban gelombang adalah sebesar 7,3806E- 10. Dengan besar ni merupakan jumlah kejadian gelombang tiap-tiap bulan. B. Gaya Angin Gambar 2 menyajikan gaya angin terbesar ada pada bulan ke-satu dan delapan yaitu bulan Januari dan Agustus, hal ini dikarenkan pada bulan tersebut terjadi kecepatan angin yang paling tinggi karena pada bulan ini adalah musim kemarau di mana biasanya angin bertiup kencang. Dari hasil perhitungan gaya yang ditimbulkan akibat akibat angin, dilakukan perhitungan rasio kumulatif kerusakan menggunakan formula (1) di mana hasilnya bisa dilihat dalam Tabel 2. Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui jumlah rasio kerusakan kumulatif akibat beban angin (Dwind) sebesar 0.0062813.
  • 3. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-309 Gambar 2. Gaya angin sepanjang tahun 2010 Tabel 2. Hasil perhitungan rasio kumulatif kerusakan akibat beban angin Bulan v (m/s) ni Si (Mpa) Ni ni/Ni Januari 5.659 27580 79.088 11037250 0.0016659 Februari 2.058 2674 10.480 2.372E+09 1.13E-06 Maret 1.801 2048 8.006 5.319E+09 3.85E-07 April 1.801 2048 8.006 5.319E+09 3.85E-07 Mei 4.373 9630 27.599 129862156 7.42E-05 Juni 6.431 22792 65.400 39038165 0.0005838 Juli 6.688 22792 65.400 39038165 0.0005838 Agustus 6.945 27580 79.088 11037250 0.0016659 September 3.858 8206 23.433 212167554 3.87E-05 Oktober 2.058 2674 10.480 2.372E+09 1.13E-06 November 1.543 1368 5.878 1.344E+10 1.02E-07 Desember 1.286 950 4.088 3.997E+10 2.38E-08 D 0.0062813 C. Pengaruh Beban Statis terhadap Kelelahan Tabel 3. Pengaruh beban rata-rata (statis) terhadap fatigue pada beban gelombang Bulan Hs (m) ni σa (ksi) σm (ksi) Ni ni/Ni Januari 1.75 555032 0.00642 21.0714 10000000000 5.55E-05 Februari 1.75 555032 0.00642 21.0714 10000000000 5.55E-05 Maret 1 734278 0.00215 21.0714 10000000000 7.34E-05 April 0.75 849836 0 21.0714 10000000000 8.50E-05 Mei 1 734278 0.00215 21.0714 10000000000 7.34E-05 Juni 1.6 581166 0.00427 21.0714 10000000000 5.81E-05 Juli 2 519439 0.01076 21.0714 10000000000 5.19E-05 Agustus 2.25 489057 0.01733 21.0714 10000000000 4.89E-05 September 2.25 489057 0.0174 21.0714 10000000000 4.89E-05 Oktober 1.3 644776 0.00215 21.0714 10000000000 6.45E-05 November 1.1 700541 0.00215 21.0714 10000000000 7.01E-05 Desember 1 734278 0.00215 21.0714 10000000000 7.34E-05 Ds(wave) 0.0007587 Dari tabel 3 dan 4 di atas nilai total D akibat pengaruh beban rata-rata (statis) terhadap fatigue adalah sebagai berikut : Dkons = Ds(wave) + Ds(wind) = 0.000758677 + 1.30342E-05 = 7,71711E-4 Tabel 4. Pengaruh beban rata-rata (statis) terhadap fatigue pada beban angin Bulan v (m/s) ni σa (ksi) σm (ksi) Ni ni/Ni Januari 5.659 27580 11.4678 21.0714 1E+10 2.76E-06 Februari 2.058 2674 1.5196 21.0714 1E+10 2.67E-07 Maret 1.801 2048 1.16093 21.0714 1E+10 2.05E-07 April 1.801 2048 1.16093 21.0714 1E+10 2.05E-07 Mei 4.373 9630 4.00186 21.0714 1E+10 9.63E-07 Juni 6.431 22792 9.483 21.0714 1E+10 2.28E-06 Juli 6.688 22792 9.483 21.0714 1E+10 2.28E-06 Agustus 6.945 27580 11.4678 21.0714 1E+10 2.76E-06 September 3.858 8206 3.39779 21.0714 1E+10 8.21E-07 Oktober 2.058 2674 1.5196 21.0714 1E+10 2.67E-07 November 1.543 1368 0.8523 21.0714 1E+10 1.37E-07 Desember 1.286 950 0.59273 21.0714 1E+10 9.50E-08 Ds(wind) 1.30E-05 D. Analisa AkhirUmur Kelelahan Setelah didapat tiga rasio kerusakan (D) akibat beban gelombang, beban angin dan beban konstruksi, maka tiga nilai rasio kerusakan tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rasio kerusakan kumulatif total seperti pada Persamaan (2) berikut : Nilai dari Dtotal adalah: ∑ D =Dwave +Dwind +Dkons = 0.00000000073806 +0.006281335+ 0.000771711 = 0.007053047 Nilai kelelahan didapatkan dengan formulasi berikut [4]: Nilai kelelahan = 1/D = 1 / 0.007053047 = 141.783 tahun FSO Cinta Natomas dibangun tahun 1971 dan mulai beroperasi tahun 1973, jadi sisa kelelahan atau umur lelah FSO dari sekarang (tahun 2012) adalah 102.783 tahun atau sampai tahun 2114. Service life dari FSO Cinta Natomas s a mp a i s e k a r a n g adalah 39 tahun. Dengan umur kelelahan 141.783 tahun, maka perhitungan nilai kelelahan (fatigue) ini memiliki nilai safety factor (SF) sebesar: = 3.635 Jadi nilai safety factor (SF) dari struktur scantling support structure module FSO Cinta Natomas adalah 3,635 dan telah memenuhi kriteria safety factor yang disyaratkan DNV [6], yakni sebesar 3,0. E. Kontribusi Beban terhadap Umur Kelelahan Dari hasil analisis, dapat diketahui besarnya pengaruh beban gelombang dan beban angin terhadap umur kelelahan dari scantling support structure module FSO Cinta Natomas. Besarnya pengaruh beban-beban tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
  • 4. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-310 Tabel 5. Kontribusi beban terhadap kelelahan Beban D % Gelombang 7.38E-10 1.05E-05 Angin 0.0062813 89.058463 Beban konstruksi 7.72E-04 10.941527 Total 0.0053872 100 Dari table 5. di atas, t e r liha t beban angin memiliki pengaruh paling besar terhadap umur kelelahan pada scantling support structure module FSO Cinta Natomas yakni sebesar 89.05846272%. Sedangkan pengaruh yang disebabkan oleh beban gelombang sebesar 1.04644E-5 % dan b e b a n k o n s t r u k s i s e b e s a r 10.94152681% terhadap umur kelelahan pada scantling support structure module FSO Cinta Natomas. Pada penelitian sebelumnya [7], beban terbesar terjadi karena gelombang. sedangkan pada penelitian ini, beban terbesar karena angin karena penelitian kali ini mengambil lokasi perairan laut Jawa pinggiran jadi gelombang yang terjadi tidak terlalu besar. IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian pada scantling support structure module FSO Cinta Natomas maka dapat diambil kesimpulan bahwa beban yang berpengaruh pada analisis umur kelelahan scantling support structure module FSO Cinta Natomas adalah beban gelombang, beban angin, dan beban berat struktur sendiri. Di mana beban angin memiliki pengaruh paling besar daripada beban gelombang dan beban strukturnya. Letak lokasi yang paling kritis adalah pada daerah sambungan antara kaki module dengan module support. Sehingga lokasi ini perlu mendapat perhatian atau inspeksi secara berkala, atau bisa ditambahkan bracket untuk mengurangi tegangan yang terjadi pada daerah tersebut. Dengan siklis beban yang terjadi selama masa opeasinya, FSO Cinta Natomas ini memiliki umur kelelahan scantling support structures accommodation module selama 141.783 tahun atau 3.635 kali umur operasinya. Nilai kelelahan dari struktur scantling support structure module FSO Cinta Natomas relatif tinggi, atau struktur bisa dikatakan sangat kuat. Hal ini dikarenakan : struktur tersebut berada di atas geladak sehingga bisa dikatakan hampir tidak terkena pengaruh korosi dari air laut, konstruksi struktur yang kuat, dengan diameter pilar 165.2 mm dan ketebalan 11 mm, beban gelombang dan angin yang terjadi di perairan jawa di mana FSO ini beroperasi juga tidak terlalu tinggi karena lokasi FSO ini berada di perairan laut Jawa wilayah dangkal sekitar 40m. UCAPAN TERIMA KASIH Para penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Duta Marine sebagai perusahaan yang mengoperasikan FSO Cinta Natomas serta BMKG Maritim Perak II Surabaya yang telah memberikan bantuan berupa data-data yang diperlukan dalam pengerjaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] E.B. Djatmiko, “Analisis Kelelahan Struktur Bangunan Laut”, Kursus Singkat Offshore Structure Design And Modelling, Surabaya, (2003). [2] P.H. Wirsching, Y.N. Chen, “Considerations of Probability-Based Fatigue Design for Marine Structure”, SNAME, One World Trade Center Suite 1369, New York, (1988). [3] R. Bhattacharyya, “Dynamic of Marine Vehicles”. John Wiley and Sons Inc., New York, (1978). [4] H. Boonstra, P . Gelder, N. Shabakhty, “Reliability Analysis of Jack-Up Platforms Based On Fatigue Degradation”, Proceedings of OMAE’02, Norway, (2002). [5] DnV Recommended Practice C203, “Fatigue Design of Offshore Steel Structures”, Norway, (2008). [6] DnV Recommended Practice C205, , “Environmental Condition and Environmental Loads”, Norway, (2007). [7] W. A. Kurniawan. “Analisis Keandalan Scantling Support Structure System Gas Processing Module FPSO Belanak Terhadap Beban Kelelahan”, Tugas Akhir Jurusan Teknik Kelautan, ITS, Surabaya, (2010).