SlideShare a Scribd company logo
Pertemuan ke-7
MACHINABILITY DAN SURFACE FINISHING
6.1. MACHINABILITY (Kemampu mesinan)
Suatu bahan dikatakan machinability adalah, suatu bahan yang mampu di proses lebih
lanjut dengan menggunakan peralatan-peralatan permesinan dan machinability sangat
dipengaruhi oleh jenis dan bentuk pahat yang digunakan Oleh karena itu, hal-hal yang
mempengaruhi suatu bahan dikatakan machinability adalah:
- jenis pahat
- bahan pahat
- keuletan benda kerja
- kekerasan benda kerja
Sedangkan faktor-faktor yang menyatakan suatu bahan machinability adalah:
- umur pahat
- daya yang dibutuhkan untuk memotong
- biaya
- kondisi permukaan benda kerja yang diperoleh
Dalam hal ini, terlihat bahwa umur pahat, merupakan suatu variabel yang sangat
penting, bahkan sering sangat dominan, maka harus dihindarkan pemahatan/ pembubutan, bila
sampai harus merusak pahat (mengurangi umur pahat).
Sebagai contoh; Baja Karbon adalah bahan yang lebih machinability bila dibandingkan dengan
Baja Paduan (untuk kekerasan dan % Karbon yang sama), sebab umumnya pada saat proses
pemadatan baja karbon, ditambahkan juga unsur Timbal (timah hitam).
Besi Cor Putih, adalah bahan yang kurang machinability, sebab walaupun cukup keras, tetapi
keuletan nya cukup rendah. Untuk itu, melalui proses penempaan dibuat sedemikian rupa
sehingga menurunkan kekerasan, walaupun mungkin menjadi lebih ulet, maka akan diperoleh
besi cor putih yang lebih machinability.
Penambahan fosfor atau belerang secukupnya, akan dapat meningkat kan kemampu mesinan,
sebab fosfor akan menyebabkan serpihan (geram) menjadi rapuh, sehingga tidak akan terbentuk
geram-geram yang panjang (continous chip).
Pengujian kemampu mesinan suatu material yang akan dipotong dilakukan dalam kondisi yang
standar, hasil pengujian nya akan menunjukkan komposisi, kekerasan, ukuran butiran, struktur
mikro, karakteristik pengerasan, dll.
Sesungguhnya ada 2 (dua) faktor paling signifikan yang dapat mempengaruhi
kemampu mesinan suatu logam, yakni: keuletan dan kekerasan nya. Bila kekerasan logam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 1
ditingkatkan, maka penetrasi mata pahat akan semakin sulit, maka dikatakan logam tersebut tidak
atau kurang machinability. Demikian juga, suatu logam yang tingkat keuletan nya tinggi, akan
tidak mungkin menghasilkan geram terputus-putus (segmental chip), oleh karena itu harus
diusahakan suatu benda kerja (logam) yang akan di bubut (machining) mempunyai tingkat
keuletan yang rendah, walaupun dalam prakteknya hal ini akan sulit didapat, sebab: pada
umumnya setiap logam yang keuletan nya berkurang, akan menyebabkan kekerasan logam nya
meningkat, sehingga sulit juga untuk dipotong (kurang machinability)........”heat treatment”
Kemampu mesinan yang baik, bukan berarti penyelesaian permukaan yang baik, tetapi lebih
ditujukan kepada faktor ekonomi yang dikaitkan dengan pembentukan geram (gaya untuk
membentuk geram, terkait dengan biaya).
Secara umum ada 3 (tiga) pengujian yang dapat di aplikasikan untuk menentukan nilai kemampu
mesinan suatu logam, Yakni:
a. Menggunakan pahat dengan bentuk tertentu untuk memotong pada kedalaman dan
hantaran tertentu pula (pemotongan berat), bila pahat mampu berfungsi dengan baik
untuk waktu 1 jam (non stop), maka dikatakan benda itu machinability nya baik.
b. Menggunakan pahat sembarang (selain karbida dan keramik) dan dengan metode radio
aktif, dapat melihat tingkat ke-aus an dari pahatnya. Makin cepat pahatnya aus, makin
rendah tingkat machinability benda kerja nya, demikian sebalik nya.
c. Sebuah dinamometer dipasangkan untuk mengukur gaya-gaya pahat pada suatu kondisi
pemotongan tertentu. Bahan yang dapat dibubut pada kecepatan paling tinggi tanpa
terjadi perubahan-perubahan besar nya gaya tercatat pada dinamometer, akan menunjuk
kan bahwa bahan tersebut yang paling machinability.
Catatan:
Suatu benda kerja logam disebut machinability yang baik, adalah apabila umur pahat nya bisa
lebih awet, gaya untuk membentuk geramnya kecil dan bukan hasil permukaan benda kerja
nya.
6.2. SURFACE FINISHING ( PENYELESAIAN PERMUKAAN)
Suatu penyelesaian permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
a. pemotongan yang ringan
b. hantaran pahat yang sedikit
c. kecepatan potong yang tinggi
d. media pendingin (coolant) yang baik
e. bentuk ujung mata pahat harus bulat
f. sudut masuk nya pahat pada benda kerja harus sesuai.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 2
7. UMUR PAHAT
Per defenisi, Umur Pahat adalah: ukuran lamanya suatu pahat dapat memotong benda
kerja dengan memuaskan, dalam arti pahat tidak menjadi aus.
Umur pahat merupakan faktor penting dalam pekerjaan proses memproduksi, karena bukan saja
harga pahat-pahat tertentu bisa mahal, tetapi setiap kali pahat rusak, maka perlu untuk diganti,
penggantian pahat ini akan banyak memakan waktu untuk kegiatan penyetelan nya.
Oleh karena keausan suatu pahat merupakan indikasi rusaknya suatu pahat, maka perlu
meninjau dan mengetahui apa saja keausan yang dapat terjadi pada pahat.
Secara umum, ada 2 (dua) jenis ke-aus-an pahat, yaitu:
1. Keausan sisi pahat
Keterangan:
1. Ada timbul kawah kecil pada sisi pahat
2. Ada bagian ujung mata pahat yang tergerus (ter-amplas)
3. Misalnya pada pahat HSS, dikatakan rusak, apabila tepi pahat nya tergerus sekitar 1,58
mm. Sedangkan untuk pahat Karbida adalah: 0,76 mm.
2. Keausan pada bawah mata pahat
Keterangan:
Terbentuknya kawah kecil atau depresi dibagian bawah pahat yang terjadi akibat aksi
penggerusan dari geram - geram ketika melintasi permukaan pahat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 3
Keausan juga bisa terjadi pada muka pahat dalam bentuk kawah kecil atau depresi di belakang
ujung mata pahat. Depresi ini terjadi akibat aksi pengamplasan geram terhadap pahat.
Karena umur pahat berkurang dengan naiknya kecepatan potong, maka umur pahat dapat
dibuatkan grafiknya, antara umur pahat [menit] terhadap kecepatan potong [m/menit] atau bisa
juga terhadap 3
cm geram yang terjadi.
• Pada sekitar awal abad ke-20, Fredriek W. Taylor, mengatakan bahwa: Umur Pahat sangat
erat berhubungan dengan Kecepatan Potong nya, yang secara matematis dapat dituliskan:
CTC N
S = ................................... Pers. Taylor.
dengan: SC = kecepatan potong 





menit
m
=
1000
.. nDπ
D = diameter benda kerja [ ]mm
n = kecepatan putar mesin bubut [ ]rpm
T = umur pahat [ ]menit
N = eksponensial, yang tergantung dari material pahatnya.
C = konstanta = 1 menit
7.1. PENENTUAN NILAI EKSPONENSIAL PERSAMAAN TAYLOR.
• Dari data empiris, nilai pendekatan untuk N pada Persamaan Taylor diatas, dapat didekati
melalui 2 (dua) cara, yakni:
Cara - 1.
Jenis Material Pahat N
Baja Kecepatan Tinggi 0,08 ÷ 0,12
Karbida 0,13 ÷ 0,25
Keramik 0,40 ÷ 0,55
• Harga N juga dapat didekati dengan menggunakan persamaan logaritma, seperti yang terlihat
dibawah ini:
N =
12
12
loglog
loglog
TT
VV
−
−
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 4
Dimana harga-harga V dan T diberikan pada grafik Pers. Taylor yang di “plot” pada kertas
logaritma, seperti terlihat dibawah ini:
Cara - 2.
Walaupun terdapat 2 (dua) cara untuk menentukan harga N, namun pada umum nya orang akan
lebih menyukai cara pertama diatas, karena lebih mudah dan biasanya sudah tertera didalam tabel
bahan-bahan teknik.
• Karena Umur Pahat tersebut begitu penting (bahkan sering dijadikan sebagai tolok ukur untuk
menilai baik tidak nya seorang operator), maka hindarkan lah:
a. penggerindaan yang tidak tepat terhadap sudut pahat
b. kehilangan sifat kekerasan pahat, yaitu akibat panas yang berlebihan
c. pembentukan kawah yang dapat mengakibatkan ke aus an
d. beban yang terlalu berat pada pahat (dapat berakibat retak pada pahat), artinya: usahakan
agar alat pemegang pahat nya, harus kaku dan kokoh
8. KECEPATAN POTONG DAN HANTARAN (FEED)
8.1. KECEPATAN POTONG
Per defenisi, Kecepatan potong dinyatakan dalam satuan 





menit
m
Didalam pengertian mesin bubut, kecepatan potong adalah kecepatan permukaan atau kecepatan
benda kerja melintasi permukaan alat potong (pahat).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 5
Walau pun keceptan potong; SC biasanya sudah tertera di text book, namun ada baiknya lebih
diperjelas lagi cara menghitungnya, yakni:
SC =
1000
.. nDπ






menit
m
atau [ ]rpm
D
C
n s
π
1000
=
dengan D = diameter benda kerja [ ]mm
n = putaran mesin [ ]rpm
Yang sering menjadi masalah adalah ketika harus menentukan berapa besarnya nilai n,
sebab n bisa saja ditingkatkan (diperbesar) sehingga bis meng-akibatkan efisiensi operator,
maupun efisiensi mesin akan meningkat tajam, tetapi akibat nya, mata pahat mesin bubut bisa
menjadi lebih cepat rusak.
Sebagai contoh, misalkan diketahui diameter awal benda kerja = 127 mm, kemudian akan
dibubut menjadi diameter akhir = 25 mm (material benda kerja Baja Karbon Sedang)
Untuk jelas nya, peristiwa ini dapat dilihat melalui gambar ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi:
SC = 27 





menit
m
SC = 27 





menit
m
SC = 27






menit
m
n = 135 [ ]rpm n = 135[ ]rpm n = 343 [ ]rpm
Kesimpulan:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 6
Dengan tetap mempertahankan kecepatan potong; SC = 27 





menit
m
, ternyata diperlukan
peningkatan putaran kerja mesin yang cukup signifikan
8.2. HANTARAN (FEED)
Per defenisi, hantaran adalah: kecepatan pahat pemotong atau roda gerinda bergerak maju
sepanjang atau masuk ke dalam permukaan benda kerja.
a). Bila, benda kerja yang berputar, maka feed dinyatakan dalam 





putaran
mm
b). Bila, benda kerja dan mesin yang bergerak bolak-balik, maka feed dalam 





langkah
mm
c). Bila, benda kerja diam dan mesin berputar, maka feed dalam 





pemotongputaran
mm
.
Contoh:
• Untuk pahat HSS, hantaran (feed) nya = (0,13 ÷ 0,38) 





putaran
mm
• Untuk pahat Karbida, feed nya = (0,75 ÷ 1,27) 





putaran
mm
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan feed (hantaran) suatu perkakas pemotong (pahat)
menjadi turun, antara lain:
a). Kecepatan potong yang terlalu tinggi
b). Benda kerja yang terlalu keras
c). Benda kerja yang terlalu ulet (liat)
d). Coolant yang kurang
e). Pahat yang tumpul
f). Menurun nya kekakuan benda kerja atau pahat nya.
8.3. Beberapa Contoh Soal
Soal:
1). Sebuah poros dengan massa jenis = 7,88 3
cm
gr , diameter awal = 80 mm, akan dibubut
menjadi = 60 mm. Bila n = 100 rpm, hitung lah: a). Berat poros awal (kg) ?
b). Berat geram nya (kg) ?
c). Berat poros akhir (kg) ?
Jawab:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 7
a) ρ
π
..
4
2
. porosawalporos LdG = = ( ) 88,7.1000.80
4
2π
= 150.476,48 gr
= 150,5 kg
b). ( ) ρ
π
...
4
22
porosakhirawalgeram LddG −= = ( ) 88,7.100.68.
4
22
−
π
= 69.280,91 gr
= 69,3 kg
c). geramawalporosakhirporos GGG −= .. = 150,5 – 69,3 = 81,2 kg
Soal:
2). Sebuah pelat dikerjakan dengan mesin sekrap (shaper) dengan lebar = 95 mm, bila umpan 0,4
mm per langkah, panjang langkah total 150 mm dan n = 0,8 langkah/detik, maka hitunglah waktu
yang dibutuh kan untuk pelaksanaan proses tersebut ?
Jawab:
Jumlah langkah yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses tersebut adalah:
langkah
mm
mm
umpan
pelatlebar
4,0
95.
=
= 237,5 langkah
Maka, jumlah waktu yang dibutuhkan adalah:
ik
langkah
langkah
n
langkahjumlah
det
8,0
.5,237.
=
= 296,87 detik
= 4,95 menit
Hal ini berarti bahwa seorang operator mesin sekrap akan membutuhkan waktu sekitar 5 menit
untuk men-sekrap sebuah plat dengan lebar 95 mm (tanpa memperhitungkan waktu untuk
penyetelan pahat).
8.4. REVIEW SINGKAT SELURUH MATERI KULIAH DARI MULAI PERTEMUAN
KE-1 SAMPAI DENGAN PERTEMUAN KE-7, UNTUK PERSIAPAN “UTS”.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 8

More Related Content

What's hot

Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIFisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
MOSES HADUN
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
Dwi Andriyanto
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
SIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIKSIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIK
Lifia Citra Ramadhanti
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Universitas Gadjah Mada
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Adolvin Mahadiputra
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
Eko Purwanto
 
Susunan paduan
Susunan paduanSusunan paduan
Susunan paduan
Mn Hidayat
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
Mn Hidayat
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
GGM Spektafest
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
ichsan_madya
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre
rosidahmad
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)p4n71
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
tekpal14
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian materialOmpu Kurniawan
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
Chyka JepaNk
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Vendi Supendi
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
wizdan ozil
 

What's hot (20)

Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIFisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
SIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIKSIFAT BAHAN TEKNIK
SIFAT BAHAN TEKNIK
 
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDXPengujian material menggunakan SEM-EDX
Pengujian material menggunakan SEM-EDX
 
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Susunan paduan
Susunan paduanSusunan paduan
Susunan paduan
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre2 struktur-statis-tertentu2-libre
2 struktur-statis-tertentu2-libre
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian material
 
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.Presipitation hardening docx.
Presipitation hardening docx.
 
Deformasi
DeformasiDeformasi
Deformasi
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 

Similar to Machinability dan-surface-finishing

CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
Adam Superman
 
Mekanikal Material
Mekanikal MaterialMekanikal Material
Mekanikal Material
oiua
 
Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanical
oiua
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
Fahdiar
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas Pemotong
Mahros Darsin
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
Rajda Wardhana
 
ppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptxppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptx
HazelAlfarinoPutra
 
Analisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptxAnalisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptx
Mufasya2
 
elemen mesin
elemen mesinelemen mesin
elemen mesin
Sari Faturrohmah
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukNurul Rosli
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
filmgan1
 
makalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesinmakalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesin
dyanhidayat
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Muhsin Ali
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Abrianto Akuan
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
tanalialayubi
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
Yudi Hartono
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdf
FirdausFikri3
 

Similar to Machinability dan-surface-finishing (20)

CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptxCJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
CJR Teknologi Mekanik Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida.pptx
 
Mekanikal Material
Mekanikal MaterialMekanikal Material
Mekanikal Material
 
Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanical
 
Tpl
TplTpl
Tpl
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas Pemotong
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
ppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptxppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptx
 
Analisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptxAnalisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptx
 
elemen mesin
elemen mesinelemen mesin
elemen mesin
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentuk
 
Kelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptxKelompok 4.pptx
Kelompok 4.pptx
 
makalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesinmakalah tugas teknik mesin
makalah tugas teknik mesin
 
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
 
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali Laporan kegiatan praktek muhsin ali
Laporan kegiatan praktek muhsin ali
 
Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)Jurnal proses cyaniding (AA)
Jurnal proses cyaniding (AA)
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
metalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdfmetalrolling-161223051244 (2).pdf
metalrolling-161223051244 (2).pdf
 

Recently uploaded

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 

Recently uploaded (10)

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 

Machinability dan-surface-finishing

  • 1. Pertemuan ke-7 MACHINABILITY DAN SURFACE FINISHING 6.1. MACHINABILITY (Kemampu mesinan) Suatu bahan dikatakan machinability adalah, suatu bahan yang mampu di proses lebih lanjut dengan menggunakan peralatan-peralatan permesinan dan machinability sangat dipengaruhi oleh jenis dan bentuk pahat yang digunakan Oleh karena itu, hal-hal yang mempengaruhi suatu bahan dikatakan machinability adalah: - jenis pahat - bahan pahat - keuletan benda kerja - kekerasan benda kerja Sedangkan faktor-faktor yang menyatakan suatu bahan machinability adalah: - umur pahat - daya yang dibutuhkan untuk memotong - biaya - kondisi permukaan benda kerja yang diperoleh Dalam hal ini, terlihat bahwa umur pahat, merupakan suatu variabel yang sangat penting, bahkan sering sangat dominan, maka harus dihindarkan pemahatan/ pembubutan, bila sampai harus merusak pahat (mengurangi umur pahat). Sebagai contoh; Baja Karbon adalah bahan yang lebih machinability bila dibandingkan dengan Baja Paduan (untuk kekerasan dan % Karbon yang sama), sebab umumnya pada saat proses pemadatan baja karbon, ditambahkan juga unsur Timbal (timah hitam). Besi Cor Putih, adalah bahan yang kurang machinability, sebab walaupun cukup keras, tetapi keuletan nya cukup rendah. Untuk itu, melalui proses penempaan dibuat sedemikian rupa sehingga menurunkan kekerasan, walaupun mungkin menjadi lebih ulet, maka akan diperoleh besi cor putih yang lebih machinability. Penambahan fosfor atau belerang secukupnya, akan dapat meningkat kan kemampu mesinan, sebab fosfor akan menyebabkan serpihan (geram) menjadi rapuh, sehingga tidak akan terbentuk geram-geram yang panjang (continous chip). Pengujian kemampu mesinan suatu material yang akan dipotong dilakukan dalam kondisi yang standar, hasil pengujian nya akan menunjukkan komposisi, kekerasan, ukuran butiran, struktur mikro, karakteristik pengerasan, dll. Sesungguhnya ada 2 (dua) faktor paling signifikan yang dapat mempengaruhi kemampu mesinan suatu logam, yakni: keuletan dan kekerasan nya. Bila kekerasan logam PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 1
  • 2. ditingkatkan, maka penetrasi mata pahat akan semakin sulit, maka dikatakan logam tersebut tidak atau kurang machinability. Demikian juga, suatu logam yang tingkat keuletan nya tinggi, akan tidak mungkin menghasilkan geram terputus-putus (segmental chip), oleh karena itu harus diusahakan suatu benda kerja (logam) yang akan di bubut (machining) mempunyai tingkat keuletan yang rendah, walaupun dalam prakteknya hal ini akan sulit didapat, sebab: pada umumnya setiap logam yang keuletan nya berkurang, akan menyebabkan kekerasan logam nya meningkat, sehingga sulit juga untuk dipotong (kurang machinability)........”heat treatment” Kemampu mesinan yang baik, bukan berarti penyelesaian permukaan yang baik, tetapi lebih ditujukan kepada faktor ekonomi yang dikaitkan dengan pembentukan geram (gaya untuk membentuk geram, terkait dengan biaya). Secara umum ada 3 (tiga) pengujian yang dapat di aplikasikan untuk menentukan nilai kemampu mesinan suatu logam, Yakni: a. Menggunakan pahat dengan bentuk tertentu untuk memotong pada kedalaman dan hantaran tertentu pula (pemotongan berat), bila pahat mampu berfungsi dengan baik untuk waktu 1 jam (non stop), maka dikatakan benda itu machinability nya baik. b. Menggunakan pahat sembarang (selain karbida dan keramik) dan dengan metode radio aktif, dapat melihat tingkat ke-aus an dari pahatnya. Makin cepat pahatnya aus, makin rendah tingkat machinability benda kerja nya, demikian sebalik nya. c. Sebuah dinamometer dipasangkan untuk mengukur gaya-gaya pahat pada suatu kondisi pemotongan tertentu. Bahan yang dapat dibubut pada kecepatan paling tinggi tanpa terjadi perubahan-perubahan besar nya gaya tercatat pada dinamometer, akan menunjuk kan bahwa bahan tersebut yang paling machinability. Catatan: Suatu benda kerja logam disebut machinability yang baik, adalah apabila umur pahat nya bisa lebih awet, gaya untuk membentuk geramnya kecil dan bukan hasil permukaan benda kerja nya. 6.2. SURFACE FINISHING ( PENYELESAIAN PERMUKAAN) Suatu penyelesaian permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: a. pemotongan yang ringan b. hantaran pahat yang sedikit c. kecepatan potong yang tinggi d. media pendingin (coolant) yang baik e. bentuk ujung mata pahat harus bulat f. sudut masuk nya pahat pada benda kerja harus sesuai. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 2
  • 3. 7. UMUR PAHAT Per defenisi, Umur Pahat adalah: ukuran lamanya suatu pahat dapat memotong benda kerja dengan memuaskan, dalam arti pahat tidak menjadi aus. Umur pahat merupakan faktor penting dalam pekerjaan proses memproduksi, karena bukan saja harga pahat-pahat tertentu bisa mahal, tetapi setiap kali pahat rusak, maka perlu untuk diganti, penggantian pahat ini akan banyak memakan waktu untuk kegiatan penyetelan nya. Oleh karena keausan suatu pahat merupakan indikasi rusaknya suatu pahat, maka perlu meninjau dan mengetahui apa saja keausan yang dapat terjadi pada pahat. Secara umum, ada 2 (dua) jenis ke-aus-an pahat, yaitu: 1. Keausan sisi pahat Keterangan: 1. Ada timbul kawah kecil pada sisi pahat 2. Ada bagian ujung mata pahat yang tergerus (ter-amplas) 3. Misalnya pada pahat HSS, dikatakan rusak, apabila tepi pahat nya tergerus sekitar 1,58 mm. Sedangkan untuk pahat Karbida adalah: 0,76 mm. 2. Keausan pada bawah mata pahat Keterangan: Terbentuknya kawah kecil atau depresi dibagian bawah pahat yang terjadi akibat aksi penggerusan dari geram - geram ketika melintasi permukaan pahat. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 3
  • 4. Keausan juga bisa terjadi pada muka pahat dalam bentuk kawah kecil atau depresi di belakang ujung mata pahat. Depresi ini terjadi akibat aksi pengamplasan geram terhadap pahat. Karena umur pahat berkurang dengan naiknya kecepatan potong, maka umur pahat dapat dibuatkan grafiknya, antara umur pahat [menit] terhadap kecepatan potong [m/menit] atau bisa juga terhadap 3 cm geram yang terjadi. • Pada sekitar awal abad ke-20, Fredriek W. Taylor, mengatakan bahwa: Umur Pahat sangat erat berhubungan dengan Kecepatan Potong nya, yang secara matematis dapat dituliskan: CTC N S = ................................... Pers. Taylor. dengan: SC = kecepatan potong       menit m = 1000 .. nDπ D = diameter benda kerja [ ]mm n = kecepatan putar mesin bubut [ ]rpm T = umur pahat [ ]menit N = eksponensial, yang tergantung dari material pahatnya. C = konstanta = 1 menit 7.1. PENENTUAN NILAI EKSPONENSIAL PERSAMAAN TAYLOR. • Dari data empiris, nilai pendekatan untuk N pada Persamaan Taylor diatas, dapat didekati melalui 2 (dua) cara, yakni: Cara - 1. Jenis Material Pahat N Baja Kecepatan Tinggi 0,08 ÷ 0,12 Karbida 0,13 ÷ 0,25 Keramik 0,40 ÷ 0,55 • Harga N juga dapat didekati dengan menggunakan persamaan logaritma, seperti yang terlihat dibawah ini: N = 12 12 loglog loglog TT VV − − PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 4
  • 5. Dimana harga-harga V dan T diberikan pada grafik Pers. Taylor yang di “plot” pada kertas logaritma, seperti terlihat dibawah ini: Cara - 2. Walaupun terdapat 2 (dua) cara untuk menentukan harga N, namun pada umum nya orang akan lebih menyukai cara pertama diatas, karena lebih mudah dan biasanya sudah tertera didalam tabel bahan-bahan teknik. • Karena Umur Pahat tersebut begitu penting (bahkan sering dijadikan sebagai tolok ukur untuk menilai baik tidak nya seorang operator), maka hindarkan lah: a. penggerindaan yang tidak tepat terhadap sudut pahat b. kehilangan sifat kekerasan pahat, yaitu akibat panas yang berlebihan c. pembentukan kawah yang dapat mengakibatkan ke aus an d. beban yang terlalu berat pada pahat (dapat berakibat retak pada pahat), artinya: usahakan agar alat pemegang pahat nya, harus kaku dan kokoh 8. KECEPATAN POTONG DAN HANTARAN (FEED) 8.1. KECEPATAN POTONG Per defenisi, Kecepatan potong dinyatakan dalam satuan       menit m Didalam pengertian mesin bubut, kecepatan potong adalah kecepatan permukaan atau kecepatan benda kerja melintasi permukaan alat potong (pahat). PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 5
  • 6. Walau pun keceptan potong; SC biasanya sudah tertera di text book, namun ada baiknya lebih diperjelas lagi cara menghitungnya, yakni: SC = 1000 .. nDπ       menit m atau [ ]rpm D C n s π 1000 = dengan D = diameter benda kerja [ ]mm n = putaran mesin [ ]rpm Yang sering menjadi masalah adalah ketika harus menentukan berapa besarnya nilai n, sebab n bisa saja ditingkatkan (diperbesar) sehingga bis meng-akibatkan efisiensi operator, maupun efisiensi mesin akan meningkat tajam, tetapi akibat nya, mata pahat mesin bubut bisa menjadi lebih cepat rusak. Sebagai contoh, misalkan diketahui diameter awal benda kerja = 127 mm, kemudian akan dibubut menjadi diameter akhir = 25 mm (material benda kerja Baja Karbon Sedang) Untuk jelas nya, peristiwa ini dapat dilihat melalui gambar ilustrasi berikut ini: Ilustrasi: SC = 27       menit m SC = 27       menit m SC = 27       menit m n = 135 [ ]rpm n = 135[ ]rpm n = 343 [ ]rpm Kesimpulan: PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 6
  • 7. Dengan tetap mempertahankan kecepatan potong; SC = 27       menit m , ternyata diperlukan peningkatan putaran kerja mesin yang cukup signifikan 8.2. HANTARAN (FEED) Per defenisi, hantaran adalah: kecepatan pahat pemotong atau roda gerinda bergerak maju sepanjang atau masuk ke dalam permukaan benda kerja. a). Bila, benda kerja yang berputar, maka feed dinyatakan dalam       putaran mm b). Bila, benda kerja dan mesin yang bergerak bolak-balik, maka feed dalam       langkah mm c). Bila, benda kerja diam dan mesin berputar, maka feed dalam       pemotongputaran mm . Contoh: • Untuk pahat HSS, hantaran (feed) nya = (0,13 ÷ 0,38)       putaran mm • Untuk pahat Karbida, feed nya = (0,75 ÷ 1,27)       putaran mm Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan feed (hantaran) suatu perkakas pemotong (pahat) menjadi turun, antara lain: a). Kecepatan potong yang terlalu tinggi b). Benda kerja yang terlalu keras c). Benda kerja yang terlalu ulet (liat) d). Coolant yang kurang e). Pahat yang tumpul f). Menurun nya kekakuan benda kerja atau pahat nya. 8.3. Beberapa Contoh Soal Soal: 1). Sebuah poros dengan massa jenis = 7,88 3 cm gr , diameter awal = 80 mm, akan dibubut menjadi = 60 mm. Bila n = 100 rpm, hitung lah: a). Berat poros awal (kg) ? b). Berat geram nya (kg) ? c). Berat poros akhir (kg) ? Jawab: PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 7
  • 8. a) ρ π .. 4 2 . porosawalporos LdG = = ( ) 88,7.1000.80 4 2π = 150.476,48 gr = 150,5 kg b). ( ) ρ π ... 4 22 porosakhirawalgeram LddG −= = ( ) 88,7.100.68. 4 22 − π = 69.280,91 gr = 69,3 kg c). geramawalporosakhirporos GGG −= .. = 150,5 – 69,3 = 81,2 kg Soal: 2). Sebuah pelat dikerjakan dengan mesin sekrap (shaper) dengan lebar = 95 mm, bila umpan 0,4 mm per langkah, panjang langkah total 150 mm dan n = 0,8 langkah/detik, maka hitunglah waktu yang dibutuh kan untuk pelaksanaan proses tersebut ? Jawab: Jumlah langkah yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses tersebut adalah: langkah mm mm umpan pelatlebar 4,0 95. = = 237,5 langkah Maka, jumlah waktu yang dibutuhkan adalah: ik langkah langkah n langkahjumlah det 8,0 .5,237. = = 296,87 detik = 4,95 menit Hal ini berarti bahwa seorang operator mesin sekrap akan membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk men-sekrap sebuah plat dengan lebar 95 mm (tanpa memperhitungkan waktu untuk penyetelan pahat). 8.4. REVIEW SINGKAT SELURUH MATERI KULIAH DARI MULAI PERTEMUAN KE-1 SAMPAI DENGAN PERTEMUAN KE-7, UNTUK PERSIAPAN “UTS”. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Ganda Samosir, M.Sc. TEKNIK MANUFAKTUR 8