Dokumen ini membahas analisis kualitatif kation dan anion melalui metode instrumental dan kimia klasik. Kation dikelompokkan ke dalam 5 golongan berdasarkan reaksi dengan beberapa reagen seperti HCl, H2S, dan amonium karbonat. Analisis meliputi tes pendahuluan, penentuan kation, dan penentuan anion.
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
Senyawa kompleks terdiri atas atom pusat yang dikelilingi ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Titrasi kompleksometri memanfaatkan reaksi antara ligan dengan ion logam untuk menentukan kadar unsur tertentu. Indikator yang digunakan adalah indikator logam.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemisahan dan identifikasi kation Golongan IV, yaitu Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ melalui metode pemisahan kation dengan reagen NH4Cl, NH4OH, dan (NH4)2CO3. Kation-kation tersebut akan diendapkan sebagai karbonatnya dan kemudian dipisahkan menggunakan metode sulfat atau nitrat.
Metoda argentometri adalah metoda volumetri yang menggunakan larutan AgNO3 sebagai pereaksi utama berdasarkan reaksi pembentukan endapan. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi titik akhir dalam argentometri, yaitu cara Mohr menggunakan K2CrO4 sebagai indikator, cara Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluoresin, dan cara Volhard menggunakan Fe3+ sebagai indikator. Beberapa parameter yang d
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
Dokumen tersebut merangkum prosedur analisis kualitatif zat melalui uji kering dan basah, dengan mengamati sifat seperti bentuk, warna, dan perubahan saat dipanaskan. Prosedur tersebut digunakan untuk mengidentifikasi analit yang belum diketahui.
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
Senyawa kompleks terdiri atas atom pusat yang dikelilingi ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Titrasi kompleksometri memanfaatkan reaksi antara ligan dengan ion logam untuk menentukan kadar unsur tertentu. Indikator yang digunakan adalah indikator logam.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemisahan dan identifikasi kation Golongan IV, yaitu Ba2+, Sr2+, dan Ca2+ melalui metode pemisahan kation dengan reagen NH4Cl, NH4OH, dan (NH4)2CO3. Kation-kation tersebut akan diendapkan sebagai karbonatnya dan kemudian dipisahkan menggunakan metode sulfat atau nitrat.
Metoda argentometri adalah metoda volumetri yang menggunakan larutan AgNO3 sebagai pereaksi utama berdasarkan reaksi pembentukan endapan. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi titik akhir dalam argentometri, yaitu cara Mohr menggunakan K2CrO4 sebagai indikator, cara Fajans menggunakan indikator adsorpsi seperti fluoresin, dan cara Volhard menggunakan Fe3+ sebagai indikator. Beberapa parameter yang d
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
Dokumen tersebut merangkum prosedur analisis kualitatif zat melalui uji kering dan basah, dengan mengamati sifat seperti bentuk, warna, dan perubahan saat dipanaskan. Prosedur tersebut digunakan untuk mengidentifikasi analit yang belum diketahui.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur golongan 1 (litium, natrium, kalium, rubidium, cesium, dan fransium) yang memiliki elektron valensi ns1. Dibahas pula jari-jari atom, jari-jari ion, berat jenis, potensial ionisasi, elektronegativitas, dan kelimpahan mereka. Selanjutnya dibahas pula reaksi-reaksi dan senyawa yang dibentuk oleh unsur-unsur tersebut, seperti
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang analisis kation secara kualitatif melalui pemisahan golongan dan tes spesifik. Terdapat lima langkah utama yaitu analisis pendahuluan, penentuan golongan, pemisahan golongan, dan tes spesifik untuk mengidentifikasi kation. Dokumen ini juga menjelaskan alat, bahan, dan prosedur yang digunakan dalam analisis kation secara sistematis.
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan sifat alkohol, eter, dan fenol. Alkohol memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon, sedangkan eter memiliki gugus hidroksil yang terikat pada dua atom karbon. Fenol memiliki gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. Alkohol, eter, dan fenol memiliki sifat fisik yang berbeda seperti titik didih dan kelarutan yang terg
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang kation, anion, dan jenis-jenisnya. Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika atom melepaskan elektron, sedangkan anion adalah ion bermuatan negatif yang terbentuk ketika atom menerima elektron. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh-contoh kation dan anion serta cara mengidentifikasi kation dan anion melalui reaksi kering dan basah.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penyelidikan beberapa jenis anion, termasuk klorida, bromida, yodida, ferrosianida, ferrisianida, rodanida, dan nitrit. Reaksi kimia yang terjadi ketika anion-anion tersebut direaksikan dengan asam sulfat dan beberapa zat kimia lain dijelaskan.
1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Stabilitas suatu senyawa kompleks dipengaruhi oleh atom pusat, ligan, dan harga konstanta stabilitas (βn). Semakin besar nilai βn, semakin stabil kompleks tersebut."
Analisis kation dilakukan dengan memisahkan kation ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat kimia dan reaksi identifikasi. Kation dalam setiap golongan akan bereaksi dengan pereaksi khusus untuk membentuk endapan tertentu yang memungkinkan identifikasi kation. Golongan 1 akan mengendap dengan asam klorida, golongan 2 dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam, dan seterusnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang empat unsur golongan VI yaitu belerang, telurium, selenium, dan polonium. Unsur-unsur tersebut dijelaskan sifat kimia dan fisikanya, cara pembuatannya, manfaat, serta bahaya yang ditimbulkannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kelimpahan 15 unsur kimia utama dalam kerak bumi, dimulai dari golongan IA (hidrogen, litium, sodium, kalium, rubidium, cesium, dan francium) hingga golongan IIIA (boron, aluminium, gallium, indium, dan talium). Unsur-unsur tersebut memiliki kelimpahan yang bervariasi, dengan hidrogen sebagai unsur paling melimpah di alam.
Teori ikatan valensi dapat menjelaskan struktur dan sifat magnetik berbagai senyawa kompleks dengan mengasumsikan pembentukan ikatan antara orbital logam dengan orbital ligan. Namun, teori ini memiliki kelemahan dalam menjelaskan bentuk-bentuk tertentu kompleks dan proses eksitasi elektron yang menyebabkan perbedaan warna pada kompleks.
Dokumen tersebut membahas tentang kelarutan dan konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) dari beberapa senyawa kimia. Terdapat 10 soal yang membahas tentang menghitung Ksp, kelarutan, konsentrasi ion, dan kesetimbangan larutan berdasarkan Ksp.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur golongan 1 (litium, natrium, kalium, rubidium, cesium, dan fransium) yang memiliki elektron valensi ns1. Dibahas pula jari-jari atom, jari-jari ion, berat jenis, potensial ionisasi, elektronegativitas, dan kelimpahan mereka. Selanjutnya dibahas pula reaksi-reaksi dan senyawa yang dibentuk oleh unsur-unsur tersebut, seperti
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang analisis kation secara kualitatif melalui pemisahan golongan dan tes spesifik. Terdapat lima langkah utama yaitu analisis pendahuluan, penentuan golongan, pemisahan golongan, dan tes spesifik untuk mengidentifikasi kation. Dokumen ini juga menjelaskan alat, bahan, dan prosedur yang digunakan dalam analisis kation secara sistematis.
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan sifat alkohol, eter, dan fenol. Alkohol memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon, sedangkan eter memiliki gugus hidroksil yang terikat pada dua atom karbon. Fenol memiliki gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin benzena. Alkohol, eter, dan fenol memiliki sifat fisik yang berbeda seperti titik didih dan kelarutan yang terg
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang kation, anion, dan jenis-jenisnya. Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika atom melepaskan elektron, sedangkan anion adalah ion bermuatan negatif yang terbentuk ketika atom menerima elektron. Dokumen tersebut juga menyebutkan contoh-contoh kation dan anion serta cara mengidentifikasi kation dan anion melalui reaksi kering dan basah.
1. Dokumen tersebut memberikan informasi tentang penyelidikan beberapa jenis anion, termasuk klorida, bromida, yodida, ferrosianida, ferrisianida, rodanida, dan nitrit. Reaksi kimia yang terjadi ketika anion-anion tersebut direaksikan dengan asam sulfat dan beberapa zat kimia lain dijelaskan.
1. Eksperimen ini bertujuan untuk membuat larutan standar AgNO3 dan menentukan konsentrasinya, serta menggunakannya untuk menentukan kadar klorida dalam garam dapur melalui titrasi argentometri.
Stabilitas suatu senyawa kompleks dipengaruhi oleh atom pusat, ligan, dan harga konstanta stabilitas (βn). Semakin besar nilai βn, semakin stabil kompleks tersebut."
Analisis kation dilakukan dengan memisahkan kation ke dalam 5 golongan berdasarkan sifat kimia dan reaksi identifikasi. Kation dalam setiap golongan akan bereaksi dengan pereaksi khusus untuk membentuk endapan tertentu yang memungkinkan identifikasi kation. Golongan 1 akan mengendap dengan asam klorida, golongan 2 dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam, dan seterusnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang empat unsur golongan VI yaitu belerang, telurium, selenium, dan polonium. Unsur-unsur tersebut dijelaskan sifat kimia dan fisikanya, cara pembuatannya, manfaat, serta bahaya yang ditimbulkannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kelimpahan 15 unsur kimia utama dalam kerak bumi, dimulai dari golongan IA (hidrogen, litium, sodium, kalium, rubidium, cesium, dan francium) hingga golongan IIIA (boron, aluminium, gallium, indium, dan talium). Unsur-unsur tersebut memiliki kelimpahan yang bervariasi, dengan hidrogen sebagai unsur paling melimpah di alam.
Teori ikatan valensi dapat menjelaskan struktur dan sifat magnetik berbagai senyawa kompleks dengan mengasumsikan pembentukan ikatan antara orbital logam dengan orbital ligan. Namun, teori ini memiliki kelemahan dalam menjelaskan bentuk-bentuk tertentu kompleks dan proses eksitasi elektron yang menyebabkan perbedaan warna pada kompleks.
Dokumen tersebut membahas tentang kelarutan dan konstanta hasil kali kelarutan (Ksp) dari beberapa senyawa kimia. Terdapat 10 soal yang membahas tentang menghitung Ksp, kelarutan, konsentrasi ion, dan kesetimbangan larutan berdasarkan Ksp.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Seng (Zn) adalah logam transisi pertama golongan 12 periode 4 dengan nomor atom 30. Ia berwarna abu-abu muda kebiruan, titik lebur 419,53°C dan titik didih 907°C. Seng umumnya ditemukan dalam bentuk sulfida dan karbonat di alam. Ia bersifat diamagnetik dan cukup reaktif, dapat digunakan sebagai pelapis baja anti karat maupun bahan paduan.
1. Unsur-unsur periode ketiga memiliki titik leleh dan didih yang meningkat dari kiri ke kanan kecuali Si. Sifat logam dan nonlogam tergantung pada kemampuan membentuk ion.
2. Energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan kecuali Mg dan P karena konfigurasi elektronnya stabil.
3. Unsur-unsur tersebut memiliki berbagai kegunaan mulai dari industri, pupuk, obat-obatan, hingga b
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis analisis kimia berdasarkan kuantitas zat dan volume yang digunakan, yaitu analisis makro, semimikro, dan mikro. Dokumen juga membahas beberapa keuntungan penggunaan analisis semimikro dan mikro seperti penggunaan zat dan volume yang lebih sedikit serta kecepatan dan ketajaman analisis yang lebih tinggi.
Aluminium merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Silikon dan besi juga merupakan unsur-unsur yang melimpah di bumi. Unsur-unsur logam ini ditemukan dalam berbagai mineral dan batuan."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang analisis kualitatif kation golongan pertama yang meliputi perak, merkuri, dan timbal. Terdapat beberapa prosedur yang dilakukan untuk mengidentifikasi ketiga kation tersebut yaitu dengan mereaksikannya dengan asam klorida, amonia, kalium iodida, dan kalium kromat yang menghasilkan berbagai endapan khas.
Unsur periode ketiga memiliki sifat yang bervariasi antara sifat logam, nonlogam, dan metaloid. Sifat kimia mereka berkisar dari pereduksi kuat hingga pengoksidasi kuat tergantung elektronegativitasnya.
Teks tersebut membahas tentang golongan logam alkali IA dan IIA, termasuk litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Logam-logam ini sangat reaktif karena mudah melepaskan elektron, dan membentuk basa kuat. Teks tersebut juga menjelaskan sifat, reaksi kimia, cara pembuatan, dan kegunaan dari unsur-unsur golongan alkali tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur golongan IA (logam alkali) yang terdiri atas hidrogen, litium, natrium, kalium, rubidium, cesium dan fransium. Unsur-unsur ini sangat reaktif sehingga harus disimpan dalam minyak. Dokumen ini juga menjelaskan sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali tersebut beserta keberadaan dan kegunaannya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemisahan dan identifikasi kation golongan I (Ag+, Hg2+, Pb2+) dari campuran. Kation-kation tersebut diendapkan terlebih dahulu menggunakan asam klorida encer menjadi garam-garamnya. PbCl2 kemudian dipisahkan dengan air panas, sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 dipisahkan dengan penambahan amonia menjadi kompleks senyawa. Berdasarkan hasil uji dengan
1. ANALISIS KATION DAN ANION
Analisis kualitatif:
•Metode Instrumental
•Metode kimia klasik
Dasar identifikasi suatu unsur: sifat kimia dan fisika unsur
tersebut (warna, reaksinya dengan reagen-reagen
tertentu, hasil reaksinya :larutan, endapan, gas).
2. ANALISIS KATION DAN ANION
Analisis kualitatif:
•Metode Instrumental
•Metode kimia klasik
Dasar identifikasi suatu unsur: sifat kimia dan fisika unsur
tersebut (warna, reaksinya dengan reagen-reagen
tertentu, hasil reaksinya :larutan, endapan, gas).
3. •Suatu analisis dikelompokkan menjadi:
1. Tes pendahuluan
2. Penentuan ion-ion logam (kation)
dalam larutan
3. Penentuan anion dalam larutan
• Zat-zat yang dianalisis kemungkinan: padatan
non metalik, larutan, metal/alloy, ataupun zat
yang tidak larut.
4. Pemeriksaan Pendahuluan
•Secara organoleptis: amati sifat-sifat fisik zat tersebut
•Bentuk : padat (amorf atau kristalin), atau larutan.
•Warna : padatan:
Merah :Pb3O4, HgO, Sb2S3, Kuning: CdS, As2S3, PbI2, Biru
: garam-garam kobalt(Co2+ ) anhidrat, garam-garam
tembaga (Cu2+ )terhidrat.......................dll
Tabel 1. Beberapa warna ion dalam pelarut air
ion warna ion warna
Cu 2+ biru CrO42- kuning
Ni2+ hijau Cr2O72- Merah-jingga
Fe2+ hijau MnO4- ungu
Cr3+ hijau Mn2+ Merah jambu
5. •Pemeriksaan pendahuluan untuk kation:
1. Pemanasan dalam tabung pemijaran
Untuk bahan-bahan yang mudah terurai, peristiwa yang
dapat diamati: perubahan warna, pelelehan, sublimasi,
terjadi uap air, atau gas.
Pengamatan Kesimpulan
Kuning ketika panas, kuning ketika dingin PbO dan beberapa garam Pb
Kuning ketika panas, putih ketika dingin ZnO dan garam-garam Zn
Terbentuk sublimat hitam-biru, uap lembayung I
Sublimat abu-abu, mudah digosok menjadi butir- Hg
butir bulat
6. 2. Reaksi nyala: Bahan dibasahi HCl pekat, diambil sedikit dengan kawat
platina, dipanaskan di nyala oksidasi atas. Warna diamati.
(Sebelumnya kawat platina dipijarkan sampai tidak mewarnai api)
Warna nyala kation
kuning Na
Hijau kuning Ba
Kuning merah Ca
Hijau kebiruan Cu
3. Mutiara boraks: ujung kawat platina dipijarkan sampai merah lalu
dimasukkan ke dalam boraks halus, dipanaskan sampai terbentuk butiran
transparan.butiran ini disentuhkan pada analat, lalu dipanaskan dalam api
oksidasi dan dalam api reduksi.warna diamati pada saat mutiara boraks panas
dan setelah dingin.
7. Nyala oksidasi Nyala reduksi logam
Coklat kekuningan atau merah Hijau ketika panas dan dingin Fe
ketika panas, kuning ketika dingin
Biru ketika panas dan dingin Biru ketika panas dan dingin Kobalt
Kuning tua ketika panas, hijau Hijau ketika panas dan dingin kromium
ketika dingin
Lembayung ketika panas dan Tak berwarna ketika panas Mangan
dingin dan dingin
•Analisis kualitatif melibatkan beberapa reaksi
kimia, seperti reaksi asam basa, redoks,
kompleks dan pengendapan.
8. ANALISA KATION
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan untuk klasifikasi kation yang paling
umum: HCl, H2S, amonium sulfida, dan amonium
karbonat, berdasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia ini dan membentuk endapan
Jadi, klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut.
9. Kelompok Kation Analisis Kualitatif
Golongan Kation Pereaksi Pengendap
1 Pb2+, Hg+, Ag+ HCl encer
2 Hg2+, Cu2+, Bi2+, Cd2+, As5+, H2S dalam asam mineral
Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+ encer
3 Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Amonium sulfida dalam
Al3+, Zn2+, Mn2+ suasana netral atau
amoniakal
4 Ca2+, Mg2+ , Sr2+ Amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida
dalam suasana netral atau
sedikit asam
5 Na+, K+, NH4+ , Mg2+
10.
11. Katio
n HCl 6 M
AgCl, Hg2Cl2, PbCl2 (endapan putih)
Air panas
Pb2+ AgCl, Hg2Cl2
H2SO4 K2CrO4
NH4OH
PbSO4 PbCrO4
End. Putih end. Kuning Ag(NH3)2+,Cl- Hg (hitam),
HNO3 HgNH2Cl (abu-abu)
AgCl (putih)
Gambar 2. Skema analisis kation golongan 1
12. Catatan:
•Jika tidak terbentuk endapan dengan
HCl, dapat dipastikan tidak terdapat ion Ag+ dan
Hg22+ , tetapi ion Pb masih mungkin ada karena
ion Pb masih mungkin larut.
•Kelarutan PbSO4 = 1,3.10-8 sedangkan PbCrO4
adalah 2.10-16 pada 20°C, sehingga PbCrO4
memberikan tes yang lebih sensitif untuk Pb
13. •Suatu analisis dikelompokkan menjadi:
1. Tes pendahuluan
2. Penentuan ion-ion logam (kation)
dalam larutan
3. Penentuan anion dalam larutan
• Zat-zat yang dianalisis kemungkinan: padatan
non metalik, larutan, metal/alloy, ataupun zat
yang tidak larut.
14. Pemeriksaan Pendahuluan
•Secara organoleptis: amati sifat-sifat fisik zat tersebut
•Bentuk : padat (amorf atau kristalin), atau larutan.
•Warna : padatan:
Merah :Pb3O4, HgO, Sb2S3, Kuning: CdS, As2S3, PbI2, Biru
: garam-garam kobalt(Co2+ ) anhidrat, garam-garam
tembaga (Cu2+ )terhidrat.......................dll
Tabel 1. Beberapa warna ion dalam pelarut air
ion warna ion warna
Cu 2+ biru CrO42- kuning
Ni2+ hijau Cr2O72- Merah-jingga
Fe2+ hijau MnO4- ungu
Cr3+ hijau Mn2+ Merah jambu
15. •Pemeriksaan pendahuluan untuk kation:
1. Pemanasan dalam tabung pemijaran
Untuk bahan-bahan yang mudah terurai, peristiwa yang
dapat diamati: perubahan warna, pelelehan, sublimasi,
terjadi uap air, atau gas.
Pengamatan Kesimpulan
Kuning ketika panas, kuning ketika dingin PbO dan beberapa garam Pb
Kuning ketika panas, putih ketika dingin ZnO dan garam-garam Zn
Terbentuk sublimat hitam-biru, uap lembayung I
Sublimat abu-abu, mudah digosok menjadi butir- Hg
butir bulat
16. 2. Reaksi nyala: Bahan dibasahi HCl pekat, diambil sedikit dengan kawat
platina, dipanaskan di nyala oksidasi atas. Warna diamati.
(Sebelumnya kawat platina dipijarkan sampai tidak mewarnai api)
Warna nyala kation
kuning Na
Hijau kuning Ba
Kuning merah Ca
Hijau kebiruan Cu
3. Mutiara boraks: ujung kawat platina dipijarkan sampai merah lalu
dimasukkan ke dalam boraks halus, dipanaskan sampai terbentuk butiran
transparan.butiran ini disentuhkan pada analat, lalu dipanaskan dalam api
oksidasi dan dalam api reduksi.warna diamati pada saat mutiara boraks panas
dan setelah dingin.
17. Nyala oksidasi Nyala reduksi logam
Coklat kekuningan atau merah Hijau ketika panas dan dingin Fe
ketika panas, kuning ketika dingin
Biru ketika panas dan dingin Biru ketika panas dan dingin Kobalt
Kuning tua ketika panas, hijau Hijau ketika panas dan dingin kromium
ketika dingin
Lembayung ketika panas dan Tak berwarna ketika panas Mangan
dingin dan dingin
•Analisis kualitatif melibatkan beberapa reaksi
kimia, seperti reaksi asam basa, redoks,
kompleks dan pengendapan.
18. ANALISA KATION
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat
kation terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan untuk klasifikasi kation yang paling
umum: HCl, H2S, amonium sulfida, dan amonium
karbonat, berdasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia ini dan membentuk endapan
Jadi, klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut.
19. Kelompok Kation Analisis Kualitatif
Golongan Kation Pereaksi Pengendap
1 Pb2+, Hg+, Ag+ HCl encer
2 Hg2+, Cu2+, Bi2+, Cd2+, As5+, H2S dalam asam mineral
Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+ encer
3 Co2+, Ni2+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Amonium sulfida dalam
Al3+, Zn2+, Mn2+ suasana netral atau
amoniakal
4 Ca2+, Mg2+ , Sr2+ Amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida
dalam suasana netral atau
sedikit asam
5 Na+, K+, NH4+ , Mg2+
20.
21. Katio
n HCl 6 M
AgCl, Hg2Cl2, PbCl2 (endapan putih)
Air panas
Pb2+ AgCl, Hg2Cl2
H2SO4 K2CrO4
NH4OH
PbSO4 PbCrO4
End. Putih end. Kuning Ag(NH3)2+,Cl- Hg (hitam),
HNO3 HgNH2Cl (abu-abu)
AgCl (putih)
Gambar 2. Skema analisis kation golongan 1
22. Catatan:
•Jika tidak terbentuk endapan dengan
HCl, dapat dipastikan tidak terdapat ion Ag+ dan
Hg22+ , tetapi ion Pb masih mungkin ada karena
ion Pb masih mungkin larut.
•Kelarutan PbSO4 = 1,3.10-8 sedangkan PbCrO4
adalah 2.10-16 pada 20°C, sehingga PbCrO4
memberikan tes yang lebih sensitif untuk Pb