Aliran Murji'ah muncul setelah kematian Utsman untuk menghindari konflik antara kelompok Ali dan Muawiyah. Mereka meyakini bahwa iman hanya terletak pada pengakuan hati dan orang berdosa besar tidak langsung kafir, serta hukuman akan diberikan oleh Allah di hari kiamat. Aliran ini memberikan ruang lingkup keimanan yang lebih luas dan mengaburkan identitas keagamaan seseorang.
Murjiah merupakan kelompok sempalan yang berorientasi pada pendangkalan keimanan. Syubhat-syubhatnya amat berbahaya bagi tonggak-tonggak keimanan yang telah terhunjam dalam sanubari umat. Dasar pijakannya adalah akal dan pengetahuan bahasa Arab yang dipahami sesuai dengan hawa nafsu mereka, layaknya kelompok-kelompok bid’ah lainnya. Mereka berpaling dari keterangan-keterangan yang ada dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, serta perkataan para sahabat dan tabi’in.
Murjiah merupakan kelompok sempalan yang berorientasi pada pendangkalan keimanan. Syubhat-syubhatnya amat berbahaya bagi tonggak-tonggak keimanan yang telah terhunjam dalam sanubari umat. Dasar pijakannya adalah akal dan pengetahuan bahasa Arab yang dipahami sesuai dengan hawa nafsu mereka, layaknya kelompok-kelompok bid’ah lainnya. Mereka berpaling dari keterangan-keterangan yang ada dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, serta perkataan para sahabat dan tabi’in.
"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran 104)
Ayat yang mulia ini merupakan seruan yang sangat jelas kepada umat Islam untuk membentuk suatu jama'ah, kelompok da'wah atau sebuah partai politik Islam, sekaligus membatasi aktivitasnya ke dalam dua kegiatan: pertama, berda'wah kepada Islam (terhadap pengikut agama lain); dan kedua, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar di tengah-tengah kaum Muslimin.
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah.
Aliran Khawarij telah tumbuh dan berkembang dengan cara yang keras dan ekstrim dalam memahami ajaran Islam. Kehidupan dan lingkungan yang tidak begitu kondusif menjadikan mereka memahami ajaran Islam apa adanya tanpa ada usaha untuk memahami lebih lanjut tentang makna apa saja yang terkandung dalam wahyu Allah SWT.
Pengkafiran yang begitu mudah mereka lontarkan bagi orang-orang yang di luar paham mereka telah menyulut perpecahan bahkan pertumpahan darah yang tidak sedikit.
"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran 104)
Ayat yang mulia ini merupakan seruan yang sangat jelas kepada umat Islam untuk membentuk suatu jama'ah, kelompok da'wah atau sebuah partai politik Islam, sekaligus membatasi aktivitasnya ke dalam dua kegiatan: pertama, berda'wah kepada Islam (terhadap pengikut agama lain); dan kedua, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar di tengah-tengah kaum Muslimin.
Secara terminologis Syî‘ah berarti orang-orang yang mendukung Sayyidina Ali secara khusus, dan berpendapat bahwa hanya Sayyidina Ali saja yang berhak menjadi khalifah dengan ketetapan nash dan wasiat dari Rasulullah , baik secara tersurat maupun tersirat. Mereka berkeyakinan bahwa hak imâmah (menjadi pemimpin umat Islam) tidak keluar dari keturunan Ali . Apabila imâmah ternyata tidak dalam genggaman keturunan Ali , berarti ada kezaliman dari pihak lain, atau imam yang berhak sedang menerapkan konsep taqiyyah.
Aliran Khawarij telah tumbuh dan berkembang dengan cara yang keras dan ekstrim dalam memahami ajaran Islam. Kehidupan dan lingkungan yang tidak begitu kondusif menjadikan mereka memahami ajaran Islam apa adanya tanpa ada usaha untuk memahami lebih lanjut tentang makna apa saja yang terkandung dalam wahyu Allah SWT.
Pengkafiran yang begitu mudah mereka lontarkan bagi orang-orang yang di luar paham mereka telah menyulut perpecahan bahkan pertumpahan darah yang tidak sedikit.
K..H..A..W..A..R..I..J
(Abdul Manan- Fathur Rozi-Indra-Novi Hidayati-Rif’atin Aprilia)
K-h-a-w-a-r-i-j ????
khawarij berasal dari bahasa Arab yaitu kharaja yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak.
SE-jA-RaH Sin-G-kat Kh-aWa-RIj
Golongan Khawarij timbul setelah perang Siffin. Perang yang terjadi antara ‘Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah disuatu daerah di Iraq yang bernama Siffin pada tahun 37H/657M. Jalannya peperangan menguntungkan pasukan ‘Ali, hampir seluruh pasukan Muawiyah lari kucar-kacir. Akan tetapi mereka menjalankan atau menyerukan “cease fire”.
DoKtRin-DOktRin KhawaRij
Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam,
Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat,
Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kezaliman,
Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ketujuh masa kekhalifahannya Utsman r.a dianggap telah menyeleweng,
Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap telah menyeleweng,
Sekte – Sekte dalam Khawarij
Munculnya aliran murji'ah berkaitan dengan politik atau lebih tepatnya berkaitan dengan masalah khilafah yang menimbulkan pertikaian dikalangan umat muslim. Pertikaian tersebut terjadi setelah peristiwa pemberontakan di Madinah dari Mesir yang mengakibatkan terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan pada 17 juni 856M. Terlebih yang membunuh adalah anak angkatnya yang bernama Muhammad bin Abi Bakar. Pertikaian tersebut menyebabkan perpecahan antar umat sehingga munculah perang saudara dan membuat islam mengalami kemunduran. Setelah wafatnya Khalifah Usman bin Affan ada sekelompok orang yang tidak ingin terlibat dalam pertikaian tersebut, diantaranya Abu Bakrah, Abdullah Ibnu Umar, Saad bin Waqash, Imran bin Husain.
Kelompok pemuja akal ini muncul di kota Bashrah (Irak) pada abad ke-2 Hijriyah, antara tahun 105-110 H, tepatnya di masa pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan dan khalifah Hisyam bin Abdul Malik
mu’tazilah adalah aliran teologi yang muncul pada masa Bani Umayyah berkisar antara 115-110 H, dipimpin oleh Washil bin Atho. Yang menganut lima ajaran dasar.
2. A. Sejarah dan Pengertian
Aliran Murji’ah
Berkaitan Politik setelah wafatnya Utsman
Situasi kritis, tidak berpikir rasional dan
dipihak lain ada peluang melaksanakan
ambisi pribadi untuk merekat kekuasaan
Zubair ibn Awwan membatalkan baiat pada
Ali dan bergabung pada Aisyah yang
bertentangan dengan bathin dengan Ali.
Dipertajam kenyataan Abdullah ibn Zubair
yang ingin menduduki kursi Khalifah, dan
golongan Mu’awiyah selalu bersikap
menentang Ali, dengan alasan menuntut
bela terhadap kematian Utsman.
3. lahirlah sekelompok orang mu’min yang
berusaha menjauhkan diri dan tidak
ingin mencampuri persoalan itu
tidak diketahui siapa sebenarnya
pendiri atau tokoh utama aliran ini.
4. Perkataan Murji’ah Memberi
Pengertian
Menangguhkan hukum perbuatan
seseorang sampai di hadapan Tuhan
atau memberi pengharapan bagi orang
yang melakukan dosa besar tidak
dihukum kafir, masih mempunyai
harapan pengampunan
5. Hal – hal yang melatar
belakangi kehadiran Murji’ah
1. Pertentangan antara orang – orang
syi’ah dan Khawarij mengkafirkan pihak
– pihak yang ingin merebut kekuasaan
Ali dan mengkafirkan orang yang
terlibat dan menyetujui adanya tahkim
dalam prang shiffin
2. Adanya pendapat yang menyalahkan
pihak Aisyah, cs. Yang menyebabkan
pecahnya perang shiffin
3. Adanya pendapat yang menyalahkan
orang yang ingin merebut kekuasaan
6. Murji'ah
Irja‘ memiliki dua
pengertian
Pertama berarti
penangguhan
Kedua al-irja' berarti
mengguhkan kasus
seseorang yang
melakukan dosa
besar hingga hari
kiamat
Golongan Murjiah
adalah orang yang
menunda atau
menangguhkan
penjelasan
kedudukan orang
yang bersengketa,
yakni Ali dan
Mu'awiyah serta
pasukannya
7. B. Pokok – Pokok Ajaran
Aliran Mur’jiah
1. Iman hanya pengakuan dalam hati.
2. Orang yang berbuat dosa besar tidak
dihukumkan kafir, tapi masih mu’min
selama ia mengakui dua kalimah
syahadat.
3. Hukum segala perbuatan manusia,
ditangguhkan hingga sampai hari akhir
kelak.
8. Konsekwensi ajaran tersebut,
melahirkan pendapat –
pendapat
1. Keimanan merupakan pokok ajaran,
sedangkan amal suatu hal yang nomor
dua
Memberi ruang lingkup yang lebih luas pada
umat Islam ajaran ini mengaburkan identitas
keimanan seseorang, padahal agama
merupakan misi untuk membina kepribadian
seseorang
2. Orang yang berbuat dosa besar masih
tetap mempunyai harapan memperoleh
rahmat, ia masih mu’min dan tidak kafir
Hal ini berarti suatu sikap yang lunak terhadap
para maksiat dan akan berakibat
berkembangnya masyarakat serba bebas dari
ikata nilai dan norma
9. Menurut Harun Nasution
1. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah,
Amru bin Ash dan Abu Musa Al-Asy’ari
yang terlibat tahkim dan menyerahkan
kepada Allah SWT di hari kiamat.
2. Menyerahkan keputusan kepada Allah
atas orang muslim yang berdosa besar.
3. Meletakkan pentingnya iman dara pada
amal.
4. Memberikan pengharapan kepada
muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampun dari Allah.
10. Metode Berpikir dalam Aliran
Murji’ah
Sikap netral, paham netral, yakni
memilih bersikap diam dan menahan diri
agar tidak mencampuri fitnah yang
menimbulkan kehancuran umat Islam,
mereka menyerahkan persoalan kepada
Allah
Menunda masalah siksaan seseorang di
tangan Tuhan, yakni jika Tuhan mau
memaafkan, dia akan langsung masuk
surga, jika sebaliknya maka akan
disiksa sesuai dengan dosanya
11. Tokoh – Tokoh dalam Aliran
Murji’ah
Pemimpin utama madzhab Murji’ah
ialah Hasan ibn Bilal al Muzni, Abu Salat
as-Sammam dan Dirar ibn Umar
Pada masa bani Umaiyah telah muncul
sebuah syair yang terkenal tentang
I’tikad dan keyakinan Murji’ah yang
digubah oleh Tsabiti Quthnah
12. Dari segi politik
Murji’ah sangat menguntungkan pada
Khalifah semasa Bani Umayah
Dogma mereka dapat mencegah
pemberontakan terhadap pemerintah
13. Perpecahan dan Perbedaan
Pendapat
Murji’ah yang moderat antara lain Hasan
ibn Muhammad ibn Abi Thalib antara
lain berpendapat walau bagaimanapun
besar dosanya, kemungkinan
pengampunan Tuhan masih ada
Dan yang ekstrim antara lain
berpendapat sekalipun orang
menyatakan dirinya musyrik, maka ia
tidak dihukumkan kafir
14. Asy Syahratsani membagi
kelompok – kelompok pendapat
Murji’ah itu kepada empat,
yaitu:
1. Murji’ah Khawarij
2. Murji’ah Qadariyah
3. Murji’ah Jabariyah
4. Murji’ah Sunni
5. Murji’ah Murni