ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan Pena Minang
Buku ini disusun dalam lapan bab:
1. Hakikat Bahasa
2. Prinsip Penggunaan Kata
3. Prinsip Penggunaan Imbuhan
4. Prinsip Pembinaan Ayat
5. Bagaimana Kata Berfungsi
6. Bahasa Figuratif
7. Bagaimana Ayat Berfungsi
8. Tanda Baca
Namun, ulasan hanya dilakukan pada bab 5, 6 dan 7 sahaja kerana pengkaji mendapati bab-bab ini amat penting dalam penulisan retorik.
Aspek Tatabahasa Dalam Kisah Pelayaran Abdullah Ke Kelantan (Karya Abdullah M...Arif Azahari Zailiani
Slaid pembentangan ini dihasilkan khas untuk tugasan pembentangan bagi subjek HMT315 (Sejarah Perkembangan Linguistik Bahasa Melayu) di Universiti Sains Malaysia.
Diharapkan slaid pembentangan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat kepada semua.
ULASAN BUKU : Strategi Bahasa: Panduan Nahu dan Retorik Untuk Penulisan Pena Minang
Buku ini disusun dalam lapan bab:
1. Hakikat Bahasa
2. Prinsip Penggunaan Kata
3. Prinsip Penggunaan Imbuhan
4. Prinsip Pembinaan Ayat
5. Bagaimana Kata Berfungsi
6. Bahasa Figuratif
7. Bagaimana Ayat Berfungsi
8. Tanda Baca
Namun, ulasan hanya dilakukan pada bab 5, 6 dan 7 sahaja kerana pengkaji mendapati bab-bab ini amat penting dalam penulisan retorik.
Aspek Tatabahasa Dalam Kisah Pelayaran Abdullah Ke Kelantan (Karya Abdullah M...Arif Azahari Zailiani
Slaid pembentangan ini dihasilkan khas untuk tugasan pembentangan bagi subjek HMT315 (Sejarah Perkembangan Linguistik Bahasa Melayu) di Universiti Sains Malaysia.
Diharapkan slaid pembentangan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan dan manfaat kepada semua.
Bahan Masukan untuk Penyusunan Bahan Ajar Diklat
Reform Leader Academy (RLA), Pusdiklat Teknis & Fungsional LAN-RI
Bandung, 19-20 Maret 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jl. Veteran No, 10 Jakarta
http:inovasi.lan.go.id
Asymmetric Policy sebagai Inovasi untuk Akselerasi Pembangunan Perbatasan NegaraTri Widodo W. UTOMO
Disampaikan pada Workshop Nasional “Kupas Tuntas Kebijakan Asimetris di Perbatasan Negara”, diselenggarakan oleh
Kementerian PPN/Bappenas
JAKARTA. 10 AGUSTUS 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara
LAN-RI Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://inovasi.lan.go.id
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjukamri sanjaya
development agricultural in nganjuk region east java about legal policy, development landscape also point of view planing impact between land and economic agriculture demand
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...alfian200800
Pendidikan merupakan jalan emas menuju perbaikan kualitas hidup suatu bangsa. Tanpa pendidikan, suatu negara akan jauh tertinggal dari negara lain. Sulitnya akses pendidikan membuat sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk berhenti sekolah dan bekerja membantu orangtua mereka di laut. Kondisi seperti ini banyak terjadi, salah satunya di pulau Lanjukang, Sulawesi Selatan.Pulau Lanjukang merupakan pulau terluar di wilayah Makassar yang berjarak kurang lebih 40 km dari kota Makassar dan untuk mencapai pulau ini hanya bisa menggunakan kapal kecil dengan biaya yang cukup tinggi. Hal inilah yang kerap menyulitkan penduduk pulau Lanjukang, khususnya para anak nelayan harus mengakses pendidikan ke luar pulau sebab belum adanya sekolah yang beroperasi dipemukiman mereka.Maka tidak heran jika di pulau ini banyak ditemui anak-anak yang buta huruf karena tidak bersekolah, padahal keterampilan membaca harus segera dikuasai sejak dini sebab keterampilan membaca merupakan modal utama seseorang dalam upaya memperoleh informasi dan pengetahuan. Pada artikel kali ini saya akan membahas Faktor apa saja yang menjadi penghambat kurangnya tingkat pendidikan di pulau Lanjukang, Serta upaya-upaya dalam pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia pada masyarakat pesisir, khususnya di pulau Lanjukang. Hal inilah yang kemudian saya akan di bahas dalam penulisan artikel ini. Metode yang saya gunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan pendekatan metode studi literatur dengan mengambil informasi/sumber dari web/platform sejenisnya internet.Adapun tujuan penulisan artikel ini untuk menambah wawasan kita terhadap dunia kemaritiman terkhususnya terkait kesejahteraan hidup masyarakat maritim. Kesejahteraan hidup yang dimaksud disini ialah kesejahteraan pendidikan para masyarakat maritim, dalam hal ini, khusunya para anak usia sekolah di pulau Lanjukang. Diharapkan outline dalam penulisan artkel ini adalah tercapainya sumber daya manusia yang berpendidikan, khususnya bagi masyarakat pesisir di pulau Lanjukang. Hal lain yang mempengaruhi adalah perspektif masyarakat nelayan terkait pendidikan, dalam hal ini adalah orang tua anak-anak pesisir. Kemudian faktor ekonomi, faktor lingkungan dan lainnya yang menjadi alasan berikutnya. Pendidikan sangatlah penting, pendidikan merupakan suatu usaha untuk mempersiapkan generasi muda menuju masa depan yang lebih baik, tentunya untuk menghadapi segala tantangan yang mendatang.Anak-anak pesisir yang cerdas dan berpendidikan akan membawa tingkat kehidupan keluarga menjadi lebih baik, dari sistem sosial dan ekonomi, bahkan dapat memajukan potensi sumber daya dibidang kelautan kelak.
Supply and Demand : Cost of Cultural (sustainability perspective)Sidi Rana Menggala
Yogyakarta is well-known for its tourism, surely tourism have stimulation impacts such as sample, the demand for infrastructure which cause various of conflicts regrading environment. enjoy!
Social Capital and Poverty Reduction : Community-Based organic farmingSidi Rana Menggala
Economic development is proven if the community are willing to become a unit which increase their welfare. I want to show you a sample of that possibility by triger the concept of organic farming
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Akulturasi bahasa di perbatasan
1. AKULTURASI BAHASA DI PERBATASAN
MALAYSIA - INDONESIA
Penulis : Sidi Rana Menggala
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya, dari mulai Sabang sampai Merauke,
dari Miangas sampai Pulau Rote. Indonesia berbatasan dengan beberapa negara seperti Malaysia,
Filipina, dan Papua. Batas-batas wilayah antar Indonesia dengan Negara-negara yang disebutkan
diatas juga tidak memiliki patokan yang jelas, kadangkala hanya sebatas patokan tidak resmi.
Sehingga muncul berbagai ketegangan antar Indonesia dan Malaysia terkait dengan batasan
Negara seperti Kasus Ambalat serta kasus Camar Bulan dan Tanjung Datuk .
Disisi lain, penulis ingin mengajak pembaca melihat lebih dalam mengenai
permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat yang hidup di perbatasan, salah
satunya adalah penggunaan bahasa Indonesia. Salah satu penyebab masyarakat yang
menggunakan bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari juga disebabkan karena
ketidaktersediaan SDM guru disertai dengan fasilitas sarana prasarana pendidikan yang
memadai. Di beberapa perkampungan atau dusun di perbatasan Kalimantan Barat misalnya,
2. anak-anak harus berjalan kaki 1-2 jam sejauh hingga lebih dari 6 km melintasi hutan dan
menuruni bukit untuk mendapatkan pendidikan di sekolah setiap hari. Kondisi sulit yang
dihadapi anak diperbatasan juga dialami oleh para guru, terutama para guru honorer yang
kebanyakan honor komite. Para guru tersebut banyak yang harus mengajar 2-3 kelas sekaligus.
Dampak dari ini adalah ketidak lancaran penggunaan bahasa Indonesia dan banyak warga
masyarakat yang masih buta aksara.
Permasalahan Sosial
Eksistensi bahasa indonesia di daerah perbatasan ternyata sudah mengalami pergeseran.
Keberadaannya saat ini seolah hanya sebuah tulisan saja, karena pada keadaan yang sebenarnya,
bahasa melayu lah yang mengisi kekosongan ini. Di dalam berkomunikasi antar masyarakat
selain menggunakan bahasa daerah, mereka menggunakan bahasa Melayu Malaysia.
Intevensi dan Pembangunan Sosial
Berbicara mengenai pendidikan, di kawasan perbatasan tersebut memerlukan lebih
banyak perhatian dan sentuhan. Letak geografisnya sangat jauh dari ibu kota provinsi dan
kabupaten, menjadi alasan mengapa pendidikan di sana kurang perhatian dan sentuhan. Alasan
lain adalah belum ada akses jalan darat yang memadai, saluran komunikasi melalui telepon
seluler maupun kabel tidak tersedia, dan belum terjangkau aliran listrik. Kondisi geografis di
daerah perbatasan menyulitkan banyak anak mendapatkan akses pendidikan. Kondisi yang
dialami oleh para siswa dan guru di daerah-daerah perbatasan yang pada hakikatnya merupakan
daerah terdepan sebagai pintu gerbang untuk memasuki Indonesia. Tentu saja menjadi tanggung
jawab pemerintah pusat untuk mencari solusinya, agar pendidikan di sana memiliki kualitas yang
sederajad dengan daerah lain yang letak geografisnya lebih menguntungkan.
Setidaknya ada tujuh langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam membangun
pendidikan berkelanjutan di wilayah perbatasan, yakni;
1. Membangun sarana dan prasarana pendukung pendidikan, seperti memperbaiki gedung
sekolah yang sudah rusak dan fasilitas pembelajaran lainnya
2. Memenuhi kebutuhan guru dalam rupa meningkatkan taraf pendapatan bulanan
3. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan insentif yang layak
3. 4. Membuka akses komunikasi yang layak, seperti penyediaan transportasi yang memadai,
dan komunikasi lisan yang dapat diakses melalui telepon seluler/telepon kabel
5. Meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan-pelatihan agar tercipta pembelajaran yang
efektif
6. Mengembangkan kurikulum yang berkearifan lokal, sehingga sesuai untuk diterapkan di
daerah perbatasan.
7. Menuntaskan buta aksara dan membuat program “kembali ke sekolah”
Pemetaan Permasalahan dan Intervensi Sosial
Kesimpulan
Luasnya wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia tentunya membutuhkan dukungan sistem
manajemen perbatasan yang terorganisir dan profesional, baik itu ditingkat pusat maupun daerah.
Akan tetapi minimnya infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah
tidak memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik. Perbandingan kondisi antara
daerah daerah yang berada di tengah dengan yang berada di pinggir sangat jelas terlihat. Hal ini
memperlihatkan tingkat kesenjangan yang tinggi antara daerah tengah dan daerah pinggir.
Kondisi Sosial
•Minim akses pendidikan
•Menggunakan bahasa Melayu sebagai
bahasa sehari-hari
•Kurang perhatian dari pemerintah pusat
dan daerah terkait permasalahan sosial
mayarakat perbatasan
•Infrastruktur yang tidak memadai dan
banyak desa yang terisolir dari
pembangunan
Strategi
Pembangunan
Sosial
• Pelaksanaan program buta aksara
• Penyediaan layanan infrastruktur dasar terpadu
(jalan, perumahan, listrik, komunikasi, sanitasi,
air bersih) bagi masyarakat di daerah perbatasan
• Penyediaan layanan pendidikan dan
kesehatan (kuantitas dan kualitas)
• Peningkatan kualitas SDM untuk peningkatan
akses pekerjaan/sumber mata pencaharian.
• Program kembali ke Kampung untuk
pengembangan kapasitas sosial
4. Terutama mengenai pendidikan yang merupakan salah satu modal yang sangat penting untuk
menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan adanya pendidikan kita bisa mengetahui berbagai
macam informasi.