SlideShare a Scribd company logo
KELAINAN PADA HIPOFISIS ANTERIOR
AKROMEGALI
Disusun Oleh :
1. Amanatul Khudsiyah (121440124130010)
2. Aniatun Rokhimah (121440124150012)
3. Ayih Puspita Sari (121440124190016)
4. Budianto (121440124200017)
5. Danang Kukuh Pramono (121440124220019)
6. Dandung Kasmaran (121440124230020)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
KELAINAN PADA HIPOFISIS ANTERIOR
AKROMEGALI
A. Definisi Akromegali
Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH)
yang berlebihan pada saat dewasa (Patrik Davey . 2003).
Akromegali adalah keadaan dimana tumor somatotrop hipofisis anterior mensekresi
sejumlah besar hormon pertumbuhan ketika dewasa. (Ganong F William. 1999).
Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH
tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan
jaringan lunak.( Syaiffudin. 2006 ).
Akromegali adalah gangguan kelebihan sekresi Growth Hormone dari kelenjar
hipofisis di otak. Akromegaly terjadi apabila produksi growth hormone berlebihan
sebelum dewasa setelah penutupan epfisis, sehingga tampak terjadinya pertumbuhan
jaringan lunak dan struktur tulang yang berlebihan. Efek anabolic hormone pertumbuhan
dimungkinkan oleh karena adanya mediator insulin like growth factor 1 (IGF - 1), suatu
peptide yang dihasilkan oleh jaringan hati sebagai respon terhadap rangsangan hormone
pertumbuhan.
B. Etiologi Akromegali
Akromegali adalah gangguan karena kelenjar pituitary memproduksi hormone
pertumbuhan (GH) yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang
merupakan 95% dari kasus yang menyekresi GH. Sisanya berasal dari produksi
berlebihan di GHRH (growth hormone releasing hormone) dari tumor karsinoid, tumor
sel beta pancreas, atau tumor adrenal, sekresi GH yang berlebihan yang berasal dari
tumor ektopik sel beta pancreas.
Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan
gigantisme, tetapi menyebabakan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. Keadaan
ini disebut akromegali, dan penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan
kaki. Tangan tidak saja menjadi lebih besar, tetapi bentuknya akan makin menyerupai
persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul. Pembesaran
ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan
pertumbuhan jaringan lunak.
Dari hal-hal di atas, penyebab akromegali dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Akromegali primer atau hipofisis, dimana penyebabnya adalah adenoma hipofisis.
2. Akromegali sekunder atau hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi
GHRH dari hipotalamus.
3. Akromegali yang disebabkan oleh tumor ektopik yang mensekresi GH atau
GHRH.
Melihat besarnya tumor, adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk
yakni mikroadenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma
lebih dari 10 mm. adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering.
Tumor pada umunya dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang – kadang tumor
ektopik dapat pula dijumpai digaris migrasi rathke’s pouch yaitu disinus sfeniodalis
dan didaerah parafarings.
Kadar hormone pertumbuhan mempunyai korelasi dengan besarnya tumor
pada saat diagnosis ditegakkan. Kebanyakan (75%) kasus adenoma somatotrofik
berupa makroadenoma, diantaranya 70% dengan ukuran kurang dari 20mm. dua
pertiga kasus prolaktinoma tergolong mikroadenoma pada saat diagnosis dibuat.
Telah diketahui bahwa 40% kasus tumor somatotrofik berasal dari adanya proses
mutasi yaitu mutasi unit subunit alfa protein G.(harisson, 1994). Tumor yang berasal
dari proses mutasi ini cenderung lebih kecil dari pada kasus tanpa mutasi.
Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH sangat jarang, namun secara
klinis keadaan ini sulit dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh karena
adenohipofisis. Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis,
yang mendapatkan adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma.penyebab lainnya
adalah adanya tumor islet sel pancreas yang menghasilkan hormone pertumbuhan.
C. Patofisiologi Akromegali
Ada beberapa factor terkait yang dapat merangsang disekresikannya hormone
pertumbuhan, diantaranya yaitu:
1) Kelaparan, terutama defisiensi protein yang berat.
2) Hipoglikemi atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah.
3) Olah raga.
4) Keregangan.
5) Trauma.
Hal-hal tersebut kadang kala dapat menyebabkan sel asidofilik (sel pembentuk
hormone pertumbuhan) menjadi sangat aktif, dan bahkan dapat menimbulkan tumor
asidofilik. Akibatnya akan terjadi peningkatan produksi hormone pertumbuhan seluruh
jaringan tubuh akan tumbuh dengan cepat, termasuk tulang. Bila keadaan ini terjadi
sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka tulang akan terus
memanjang dan seseorang akan terus bertambah tinggi. Inilah yang di sebut
gigantisme.
Tetapi jika tumor asidofilik terjadi setelah epifisis tulang panjang bersatu dengan
batang tulang, maka tulang tidak akan dapat bertampah panjang lagi, tetapi tulang
dapat menjadi lebih tebal dan jaringan lunaknya dapat terus tumbuh. Inilah yang
disebut sebagai akromegali.
D. Manifestasi Klinis
Akromegali berlangsung pelan, keluhan-keluhan dapat bertahun-tahun.
Sebaliknya pertumbuhan linear yang amat cepat pada anak-anak yang menjurus
kepada gigantisme.
Keluhan-keluhan terbagi dalam 2 kelompok yaitu :
1. Akibat massa tumor :
 Sakit kepala
 Defek lapangan pandangan
 Hemianopsia bitemporal
 Keluhan-keluhan akibat hiperprolaktinemia
 Defisiensi gonadotropin
 Glukokortikoid dan hormon tiroid
2. Akibat kelebihan GH / IGF-1:
 Amat cepat pertambahan tinggi badan (gigantisme)
 Pembengkakan jaringan lunak dan pembesaran ekstremitas (peningkatan
ukuran cincin dan sepatu)
 Hiperhidrosis
 Wajah besar
 Prognatisme
 Makroglosia
 Artritis
 Apneu obstruktif sewaktu tidur
 Intoleransi glukosa / DM
 Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler
 Hiperfosfatemia
 Hiperkalsiuria
 Hipertrigliseridemia
 Payah jantung
 Polip / Ca colon
E. Pemeriksaan Diagnostik
Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan :
1. CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance
Imaging), yang mempunyai kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya
tumor hipofisis (baik mikro maupun makroadenoma)
2. Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH akan
menunjang diagnosis gigantisme dan akromegali
F. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan :
1. Menormalkan kembali kadar GH atau IGF – 1 / SM – C
2. Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
3. Menormalkan fungsi hipofisis
4. Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH / IGF 1 atau SM _ C akibat
pembesaran tumor
Dikenal 3 macam terapi :
1. Terapi pembedahan
Merupakan cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan
tergantung dari besarnya tumor yaitu, bedah makro dengan melakukan
pembedahan pada batok kepala ( TC / Trans cranial) dan bedah mikro ( TESH /
Trans ethmoic sphenoid hypophysectomy) yang dilakukan dengan cara
pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara
kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis.
Efek samping operasi dapat terjadi pada 6-20% kasus, namun pada umumnya
dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa : kebocoran cairan
serebrospinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis, dan infeksi luka
operasi. Komplikasi lainnya adalah terjadinya gejala diabetes insipidus atau
SIADH (syndrome inappropriate anti diuretic hormone), dan hipopituitarisme.
Dapat terjadi pada 5 – 10% kasus.
Hal – hal yang harus diperhatikan pasca operasi :
a) Insulin tolerance test (ITT) : diperlukan untuk memantau aksis ACTH-
kortisol, pada kasus yang membutuhkan pengobatan dengan kortisol sebagai
terapi substitusi.
b) OGTT, dikerjakan apabila kadar hormone pertumbuhan menetap diatas 2
µg/l.
c) TRH test harus dibuat untuk menunjukan test positif pre operatif.
d) Fungsi kelenjar tiroid, apabila terjadi penurunan sekresi hormone tiroid, maka
terapi substitusi hormone tiroid harus diberikan.
e) Fungsi gonad, dengan melakukan pemeriksaan hormone testoreron dan
FSH/LH.
2. Terapi radiasi
Dilakukan jika tindakan operasi tidak memungkinkan dan menyertai tindakan
pembedahan jika masih terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan dilakukan.
Tindakan radiasi dapat dilakukan dalam dua cara yaitu :
a) Radiasi secara konvensional, menggunakan sinar energi proton dimulai dengan
dosis kecil ( waktu 5 minggu) tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan
jaringan sehat. Misalnya khiasma optikum atau hipotalamus. Total radiasi
dengan cara ini dapat mencapai 4500 rad. Radiasi memberikan manfaat
pengecilan tumor, menurunkan kadar hormone pertumbuhan, tetapi dapat pula
mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar hormone pertumbuhan
umunya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan.
b) Radiasi dengan energy tinggi partikel berat, dapat memberikan hasil yang lebih
baik tetapi membawa resiko lebih besar pada gangguan penglihatan. Radiasi ini
dilaksanakan dengan dosis 12.000 cGy atau 12.000 rad, dan diarahkan
kesentral adenoma.
3. Terapi medicamentosa
Agonis dopamine
Pada orang normal dapat meningkatkan kadar GH. Pada akromegali dapat
menurunkan kadar GH dalam darah. Misalnya diberikan menyertai terapi lainnya
dan jarang berhasil sebagai obat tunggal.
Contoh agosis dopamine :
a) Brokriptin
Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan
dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai
antara lain adalah :
- Ukuran tangan dan jari mengecil, dan
- Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa
Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi
ortostatik, sesak nafas ringan, nausea, konstipasi, dll.
b) Ocreotide (long acting somatostatin analogue)
Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-
200 mikrogram diberikan setiap 8 jam.
Perbaikan klinis yang dicapai :
- Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus
- Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus
- Penyusunan tumor
Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di
daerah suntikan dan kram perut.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokter-ayha.blogspot.com/2011/11/akromegali.html
http://jerryns-ilmukeperawatanj-ry.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-
gigantisme.html
http://mickeperawatan.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-akromegali.html

More Related Content

What's hot

HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
Indah Triayu
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
IrwanBudiana2
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
HildaHerman1
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
DenisFarida
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
andalizah
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptxKONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
AnisaTriCahyani1
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
pjj_kemenkes
 
Keseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhKeseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuh
Cahya
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
pjj_kemenkes
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
Warnet Raha
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
warjoyo susilo
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Yabniel Lit Jingga
 

What's hot (20)

HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
HIV DALAM KEHAMILAN & PENATALAKSANAANNYA (WHO 2013)
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasiSterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
Sterilisasi, desinfeksi, dekontaminasi
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
 
Hashimoto disease
Hashimoto diseaseHashimoto disease
Hashimoto disease
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptxKONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
KONSEP DASAR PATOLOGI DAN PATOFISOLOGI.pptx
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi KesehatanPengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan
 
Keseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuhKeseimbangan asam basa tubuh
Keseimbangan asam basa tubuh
 
Regulasi Keperawatan
Regulasi KeperawatanRegulasi Keperawatan
Regulasi Keperawatan
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondiMakalah bakteri toxoplasma gondi
Makalah bakteri toxoplasma gondi
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 

Similar to Akromegali

Akromegali risma dhiyah
Akromegali risma dhiyahAkromegali risma dhiyah
Akromegali risma dhiyah
melani-manda
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
Yulia mar'atuzzakiyah
 
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, DwarfisemGigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Fatin Cassie
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
ZweyChan
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
Sri Nala
 
Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara
Ade Firmansyah
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker
pjj_kemenkes
 
bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50Ratih Arfa
 
Ginekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptx
Ginekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptxGinekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptx
Ginekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptx
FarisMuhammadAsyari
 
Bookllet pituitary BrainTumorCenter.id
Bookllet pituitary BrainTumorCenter.idBookllet pituitary BrainTumorCenter.id
Bookllet pituitary BrainTumorCenter.id
BrainTumorIndonesia
 
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapiTugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
EkaMeliyanti
 
REFRAT PUA.docx
REFRAT PUA.docxREFRAT PUA.docx
REFRAT PUA.docx
dradekurnia24
 
Gangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdf
Gangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdfGangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdf
Gangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdf
BelaEkaAvrini
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
pjj_kemenkes
 

Similar to Akromegali (20)

Akromegali risma dhiyah
Akromegali risma dhiyahAkromegali risma dhiyah
Akromegali risma dhiyah
 
Cushing sindrom
Cushing sindrom Cushing sindrom
Cushing sindrom
 
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, DwarfisemGigantisme, Akromegali, Dwarfisem
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem
 
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docxFIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
FIX LP RSMH Ca Tiroid.docx
 
Askep Chusing Sindrom
Askep Chusing SindromAskep Chusing Sindrom
Askep Chusing Sindrom
 
Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Kanker
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50bedah-iskandar japardi50
bedah-iskandar japardi50
 
Askep hipopituitari
Askep hipopituitariAskep hipopituitari
Askep hipopituitari
 
Askep tiroid
Askep tiroidAskep tiroid
Askep tiroid
 
Ginekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptx
Ginekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptxGinekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptx
Ginekomastia dan Keganasan Payudara Pria.pptx
 
Bookllet pituitary BrainTumorCenter.id
Bookllet pituitary BrainTumorCenter.idBookllet pituitary BrainTumorCenter.id
Bookllet pituitary BrainTumorCenter.id
 
Hiperpituitari AKPER PEMKAB MUNA
Hiperpituitari AKPER PEMKAB MUNA Hiperpituitari AKPER PEMKAB MUNA
Hiperpituitari AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapiTugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
Tugas fix kep.anak intervensi kemotherapi
 
Hiperpituitari
HiperpituitariHiperpituitari
Hiperpituitari
 
REFRAT PUA.docx
REFRAT PUA.docxREFRAT PUA.docx
REFRAT PUA.docx
 
Gangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdf
Gangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdfGangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdf
Gangguan Haid pada Masa Reproduksi.pdf
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat KankerAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kanker
 

More from Yabniel Lit Jingga

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Yabniel Lit Jingga
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 
Soleh 2078
Soleh 2078Soleh 2078
Soleh 2078
 

Akromegali

  • 1. KELAINAN PADA HIPOFISIS ANTERIOR AKROMEGALI Disusun Oleh : 1. Amanatul Khudsiyah (121440124130010) 2. Aniatun Rokhimah (121440124150012) 3. Ayih Puspita Sari (121440124190016) 4. Budianto (121440124200017) 5. Danang Kukuh Pramono (121440124220019) 6. Dandung Kasmaran (121440124230020) PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2013
  • 2. KELAINAN PADA HIPOFISIS ANTERIOR AKROMEGALI A. Definisi Akromegali Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan pada saat dewasa (Patrik Davey . 2003). Akromegali adalah keadaan dimana tumor somatotrop hipofisis anterior mensekresi sejumlah besar hormon pertumbuhan ketika dewasa. (Ganong F William. 1999). Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.( Syaiffudin. 2006 ). Akromegali adalah gangguan kelebihan sekresi Growth Hormone dari kelenjar hipofisis di otak. Akromegaly terjadi apabila produksi growth hormone berlebihan sebelum dewasa setelah penutupan epfisis, sehingga tampak terjadinya pertumbuhan jaringan lunak dan struktur tulang yang berlebihan. Efek anabolic hormone pertumbuhan dimungkinkan oleh karena adanya mediator insulin like growth factor 1 (IGF - 1), suatu peptide yang dihasilkan oleh jaringan hati sebagai respon terhadap rangsangan hormone pertumbuhan. B. Etiologi Akromegali Akromegali adalah gangguan karena kelenjar pituitary memproduksi hormone pertumbuhan (GH) yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang merupakan 95% dari kasus yang menyekresi GH. Sisanya berasal dari produksi berlebihan di GHRH (growth hormone releasing hormone) dari tumor karsinoid, tumor sel beta pancreas, atau tumor adrenal, sekresi GH yang berlebihan yang berasal dari tumor ektopik sel beta pancreas. Setelah pertumbuhan somatic selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabakan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. Keadaan ini disebut akromegali, dan penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki. Tangan tidak saja menjadi lebih besar, tetapi bentuknya akan makin menyerupai persegi empat (seperti sekop) dengan jari-jari tangan lebih bulat dan tumpul. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan jaringan lunak.
  • 3. Dari hal-hal di atas, penyebab akromegali dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Akromegali primer atau hipofisis, dimana penyebabnya adalah adenoma hipofisis. 2. Akromegali sekunder atau hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari hipotalamus. 3. Akromegali yang disebabkan oleh tumor ektopik yang mensekresi GH atau GHRH. Melihat besarnya tumor, adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk yakni mikroadenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma lebih dari 10 mm. adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umunya dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang – kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai digaris migrasi rathke’s pouch yaitu disinus sfeniodalis dan didaerah parafarings. Kadar hormone pertumbuhan mempunyai korelasi dengan besarnya tumor pada saat diagnosis ditegakkan. Kebanyakan (75%) kasus adenoma somatotrofik berupa makroadenoma, diantaranya 70% dengan ukuran kurang dari 20mm. dua pertiga kasus prolaktinoma tergolong mikroadenoma pada saat diagnosis dibuat. Telah diketahui bahwa 40% kasus tumor somatotrofik berasal dari adanya proses mutasi yaitu mutasi unit subunit alfa protein G.(harisson, 1994). Tumor yang berasal dari proses mutasi ini cenderung lebih kecil dari pada kasus tanpa mutasi. Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH sangat jarang, namun secara klinis keadaan ini sulit dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh karena adenohipofisis. Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis, yang mendapatkan adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma.penyebab lainnya adalah adanya tumor islet sel pancreas yang menghasilkan hormone pertumbuhan. C. Patofisiologi Akromegali Ada beberapa factor terkait yang dapat merangsang disekresikannya hormone pertumbuhan, diantaranya yaitu: 1) Kelaparan, terutama defisiensi protein yang berat. 2) Hipoglikemi atau rendahnya konsentrasi asam lemak dalam darah. 3) Olah raga. 4) Keregangan. 5) Trauma.
  • 4. Hal-hal tersebut kadang kala dapat menyebabkan sel asidofilik (sel pembentuk hormone pertumbuhan) menjadi sangat aktif, dan bahkan dapat menimbulkan tumor asidofilik. Akibatnya akan terjadi peningkatan produksi hormone pertumbuhan seluruh jaringan tubuh akan tumbuh dengan cepat, termasuk tulang. Bila keadaan ini terjadi sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka tulang akan terus memanjang dan seseorang akan terus bertambah tinggi. Inilah yang di sebut gigantisme. Tetapi jika tumor asidofilik terjadi setelah epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang, maka tulang tidak akan dapat bertampah panjang lagi, tetapi tulang dapat menjadi lebih tebal dan jaringan lunaknya dapat terus tumbuh. Inilah yang disebut sebagai akromegali. D. Manifestasi Klinis Akromegali berlangsung pelan, keluhan-keluhan dapat bertahun-tahun. Sebaliknya pertumbuhan linear yang amat cepat pada anak-anak yang menjurus kepada gigantisme. Keluhan-keluhan terbagi dalam 2 kelompok yaitu : 1. Akibat massa tumor :  Sakit kepala  Defek lapangan pandangan  Hemianopsia bitemporal  Keluhan-keluhan akibat hiperprolaktinemia  Defisiensi gonadotropin  Glukokortikoid dan hormon tiroid 2. Akibat kelebihan GH / IGF-1:  Amat cepat pertambahan tinggi badan (gigantisme)  Pembengkakan jaringan lunak dan pembesaran ekstremitas (peningkatan ukuran cincin dan sepatu)  Hiperhidrosis  Wajah besar  Prognatisme  Makroglosia  Artritis  Apneu obstruktif sewaktu tidur
  • 5.  Intoleransi glukosa / DM  Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler  Hiperfosfatemia  Hiperkalsiuria  Hipertrigliseridemia  Payah jantung  Polip / Ca colon E. Pemeriksaan Diagnostik Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan : 1. CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), yang mempunyai kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya tumor hipofisis (baik mikro maupun makroadenoma) 2. Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH akan menunjang diagnosis gigantisme dan akromegali F. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan : 1. Menormalkan kembali kadar GH atau IGF – 1 / SM – C 2. Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor 3. Menormalkan fungsi hipofisis 4. Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH / IGF 1 atau SM _ C akibat pembesaran tumor Dikenal 3 macam terapi : 1. Terapi pembedahan Merupakan cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu, bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala ( TC / Trans cranial) dan bedah mikro ( TESH / Trans ethmoic sphenoid hypophysectomy) yang dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis. Efek samping operasi dapat terjadi pada 6-20% kasus, namun pada umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa : kebocoran cairan
  • 6. serebrospinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis, dan infeksi luka operasi. Komplikasi lainnya adalah terjadinya gejala diabetes insipidus atau SIADH (syndrome inappropriate anti diuretic hormone), dan hipopituitarisme. Dapat terjadi pada 5 – 10% kasus. Hal – hal yang harus diperhatikan pasca operasi : a) Insulin tolerance test (ITT) : diperlukan untuk memantau aksis ACTH- kortisol, pada kasus yang membutuhkan pengobatan dengan kortisol sebagai terapi substitusi. b) OGTT, dikerjakan apabila kadar hormone pertumbuhan menetap diatas 2 µg/l. c) TRH test harus dibuat untuk menunjukan test positif pre operatif. d) Fungsi kelenjar tiroid, apabila terjadi penurunan sekresi hormone tiroid, maka terapi substitusi hormone tiroid harus diberikan. e) Fungsi gonad, dengan melakukan pemeriksaan hormone testoreron dan FSH/LH. 2. Terapi radiasi Dilakukan jika tindakan operasi tidak memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan jika masih terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan dilakukan. Tindakan radiasi dapat dilakukan dalam dua cara yaitu : a) Radiasi secara konvensional, menggunakan sinar energi proton dimulai dengan dosis kecil ( waktu 5 minggu) tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan jaringan sehat. Misalnya khiasma optikum atau hipotalamus. Total radiasi dengan cara ini dapat mencapai 4500 rad. Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar hormone pertumbuhan, tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar hormone pertumbuhan umunya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. b) Radiasi dengan energy tinggi partikel berat, dapat memberikan hasil yang lebih baik tetapi membawa resiko lebih besar pada gangguan penglihatan. Radiasi ini dilaksanakan dengan dosis 12.000 cGy atau 12.000 rad, dan diarahkan kesentral adenoma.
  • 7. 3. Terapi medicamentosa Agonis dopamine Pada orang normal dapat meningkatkan kadar GH. Pada akromegali dapat menurunkan kadar GH dalam darah. Misalnya diberikan menyertai terapi lainnya dan jarang berhasil sebagai obat tunggal. Contoh agosis dopamine : a) Brokriptin Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain adalah : - Ukuran tangan dan jari mengecil, dan - Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak nafas ringan, nausea, konstipasi, dll. b) Ocreotide (long acting somatostatin analogue) Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100- 200 mikrogram diberikan setiap 8 jam. Perbaikan klinis yang dicapai : - Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus - Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus - Penyusunan tumor Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah suntikan dan kram perut.