Dokumen tersebut membahas tentang industrialisasi dan perkembangan sektor industri, termasuk pengertian industri, klasifikasi industri, faktor-faktor pendorong industrialisasi, pola pengembangan industri, dan permasalahan serta strategi pembangunan sektor industri."
Menguraikan kebijakan investasi di Indonesia, baik UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sampai kebijakan ekonomi di era pemerintahan Jokowi-Jk dari Jilid I-VI.
Menguraikan kebijakan investasi di Indonesia, baik UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sampai kebijakan ekonomi di era pemerintahan Jokowi-Jk dari Jilid I-VI.
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Materi ini guna memenuhi mata kuliah Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi. Adapun pembahasannya tentang aliran-aliran yang terdapat dalam ilmu ekonomi seperti pemikiran tokoh dari aliran Fisiokrat dan Merkantilisme.
Aliran Fisiokrat adalah suatu paham yang mengutamakan segi pertanian dan kebebasan.
Sedangkan aliran Merkantilisme sangat mengutamakan hal-hal yang menyangkut keduniawian, dimana jika suatu negara ingin maju/makmur maka negara itu harus melakukan perdagangan dengan negara lain.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Sub Bab :
1. Perkembangan Teori Moneter
2. Perkembangan Teori Kuantitas Uang dari Mahzab Klasik
3. Teori Kuantitas Sederhana - Ricardo
4. Transaction Equation atau Transaction Velocity Approach
5. Income Flow Equation of Exchange
6. Cambridge Equation of Exchange
7. Cash Balance Equation
8. Income Version
9. Income Payment Approach - J.M. Keynes
10. Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
11. Kurva Permintaan Uang untuk Transaksi Berjaga-jaga
12. Permintaan Uang untuk Spekulasi
13. Kurva Permintaan Uang untuk Spekulasi
14. Fungsi Permintaan Uang dari Keynes
15. Kurva Permintaan Uang Total
16. Perbedaan Teori Moneter Klasik dan Teori Moneter Keynes
Materi ini guna memenuhi mata kuliah Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi. Adapun pembahasannya tentang aliran-aliran yang terdapat dalam ilmu ekonomi seperti pemikiran tokoh dari aliran Fisiokrat dan Merkantilisme.
Aliran Fisiokrat adalah suatu paham yang mengutamakan segi pertanian dan kebebasan.
Sedangkan aliran Merkantilisme sangat mengutamakan hal-hal yang menyangkut keduniawian, dimana jika suatu negara ingin maju/makmur maka negara itu harus melakukan perdagangan dengan negara lain.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pengertian Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan
bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkankeuntungan. Usaha perakitan atau assembling
dan juga reparasi adalah bagian dari industri.Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggiuntuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri.
3. Klasifikasi Industri
1. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
2. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
3. Klasifikasi industri berdasarkan Proses Produksi
4. Klasifikasi Industri berdasarkan Cara Pengorganisasian
5. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian
4. 1. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan
Baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda,
tergantung pada apa yang akandihasilkan dari proses industri
tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industridapat
dibedakan menjadi:
• Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh
langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri
hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan
• Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut
hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
pemintalan, dan industri kain.
• Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan
industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk
keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,
perdagangan,angkutan, dan pariwisata.
5. 2. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga
Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
• Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empatorang.
Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggotakeluarga,
dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atauanggota
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu,dan industri
makanan ringan.
• Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang,
Ciriindustri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal
darilingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,
industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
• Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri
industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memilikiketerampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri
konveksi, industri bordir, dan industri keramik
• Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar
adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikansaham,
tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilihmelalui uji
kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industrimobil, industri
besi baja, dan industri pesawat terbang.
6. 3. Klasifikasi industri berdasarkan Proses
Produksi
• Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya
hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri
yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,
industri pemintalan, dan industri baja
• Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadisehingga barang yang dihasilkan dapat
langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya:
industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif,
dan industri meubeler
7. 4. Klasifikasi Industri berdasarkan
Cara Pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor,
seperti: modal, tenagakerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.
Berdasarkan cara pengorganisasianya,industri dapat dibedakan menjadi:
• Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil,
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari
kalangan keluarga, produknya masihsederhana, dan lokasi pemasarannya
masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industrikerajinan dan industri
makanan ringan.
• Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar,
teknologicukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang,
tenaga kerja tidak tetap, danlokasi pemasarannya relative lebih luas
(berskala regional). Misalnya: industri bordir, industrisepatu, dan industri
mainan anak-anak.
• Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,
teknologi canggihdan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah
banyak dan terampil.
8. 5. Klasifikasi Industri berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Perindustrian
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga
pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkanoleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan.
Adapun pengklasifikasiannya adalahsebagai berikut:
1) Industri Kimia Dasar (IKD)
2) Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang
besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.
Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan
kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat,
dan industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
9. Konsep dan Tujuan Industrialisasi
• Dalam konsep sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi
berawal darirevolusi industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di
Inggris, yang ditandai dengan penemuan metode baru untuk permintalan,
dan penemuan kapas yanng mencipatakan spesialisasi dalam produksi,
seta peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan.
• Sejarah ekonomi duniai menunjukan bahwa industrialissi merupakan suatu
proses interasksiantara pengemebangan teknologi, inovasi,
spesialisasi, produksi, dan perdagangan anatar negara, yang pada akhirnya
sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong
perubahan struktur ekonomi dibanyak negara, dari yang
tadinya berbasis pertanian menjadi berbasis industri.
• Pengalaman di hampir semua negara menunjukan bahwa indutrialisasi
sangat perlu karena menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Hanya beberapa Negara dengan penduduksedikit & kekayaan alam
meilmpah seperti Kuwait & Libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi
tanpa industrialisasi.
10. Faktor-Faktor Pendorong Industrialisasi
• Kemampuan teknologi dan inovasi
• Laju pertumbuhan pendapatan nasional perkapita
• Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya
memiliki industridasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri
tengah seperti mesin alat produksiakan mengalami proses industrialisasi
lebih cepat
• Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan
dan jumlah penduduk.Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan
pertumbuhan kegiatan ekonomi
• Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap
implementasi, jenisindustri unggulan dan insentif yang diberikan.
• Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat
dalam industrialisasi
• Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi
industriorientasi ekspor.
11. Pola Pengembangan Industri
Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan
telah tercakup dalam Pola Pengembangan Indutri Nasional (PPIN) yang
dibuat oleh Departemen Perindustrian (dalamSiahaan, 1996).
PPIN tersebut berintikan 6 butir kebijakan :
• Pengembangan industri yang diarahkan untuk pendalaman dan
pemantapan struktur industri serta dikaitkan dengan sektor lainnya.
• Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil barang
modal.
• Pengembangan industri kecil.
• Pembangunan ekspor komoditi industri.
• Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang
bangun khususnya perangkat lunak dan perekayasaan.
• Pembangunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja
industri berupa manajemen,keahlian, kejujuran serta keterampilan.
12. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur
Nasional
• Sektor industri manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami
perkembangan sangat pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur
dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus istimewa. Lebih
dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic karena kinerja
ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industri manufaktur
merupakan contributorutama.
• Untuk melihat sejauh mana perkembangan industry manufaktur di
Indonesia selama ini, perludilihat perbandingan kinerjanya dengan
sector yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN,
misalnya kontribusi output dari sector industry manufaktur
terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil,
walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya termasuk tinggi di
Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan Indonesia
belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi
dibandingkanMalaysia dan Thailand.
13. Permasalahan dalam Industri Manufaktur
Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:
1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempita.
a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa 50%dari nilai
total manufaktur
b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas
c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor
manufakturIndonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan
pakaian jadi
d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur
e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan
Indonesiamengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat
f. Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia
mengalami penurunan daya saing
2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi
3. Tidak adanya industry berteknologi menengah
4. Konsentrasi regional
Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:
1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped
2. Konsentrasi pasar
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
4. Lemahnya SDM
14. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sektor
Industri
1. Strategi Subtitusi Impor
Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar domestik Strategi
subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang menggantikan impor Dilandasi oleh
pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan
industry dalam negeri yang memproduksi barang pengganti impor
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru Ekspor manufaktur
Indonesia belum berkembang dengan baik Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru
menimbulkan high cost economy Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat
diproteksi
3. Strategi Promosi Ekspor
Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeriTidak ada
diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintahDilandasi
pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produkyang dibuat di
dalam negeri dijual di pasar eksporStrategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam
pergeseran sumber dayaekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif
4. Kebijakan industrialisasi
Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan
sederhanaDikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan
kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta bersama-sama dengan BUMN
15. Pengukuran Daya Saing Industri
• Globalisasi pada dasarnya adalah penomena yang mendorong perusahaan
di tingkat mikroekonomi untuk meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing
di tingkat lokal, nasional,maupun internasional. Dengan globalisasi yang
menyatukan pasar dan kompetisi investasiinternasional meningkatkan
tantangan sekaligus peluang bagi semua perusahaan baik kecil,menengah
maupun besar.
• Daya saing adalah kemampuan perusahaan, industri, daerah, negara, atau
antar daerah untukmenghasilkan faktor pendapatan dan faktor pekerjaan
yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk menghadapi persaingan
internasional (sumber OECD). Oleh karenadaya saing industri merupakan
penomena di tingkat mikro perusahaan, maka kebijakan pembangunan
industri nasional didahului dengan mengkaji sector industri secara utuh
sebagaidasar pengukurannya. Analisa difokuskan pada dua sisi yaitu: Sisi
Penawaran dan SisiPermintaan.
• Sisi penawaran diukur dari 2 unsur yaitu: 9, 2010Kondisi kemampuan
ekonomi Indonesia atau Modal Dasar (SDA, SDM, Teknologi,
daninfrastruktur fisik, Kondisi saat ini struktur industri manufaktur Indonesia
(kemampuan)