SlideShare a Scribd company logo
definisi
 Industria = buruh
 Luas>>menyangkut semua kegiatan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial.
 Sempit >> semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi (manufacturing)
1. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan baku
 Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya

diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil
pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil
kehutanan.
 Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah
lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri
kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
1. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan baku
 c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier.

Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa
layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri rumah tangga, yaitu industri yang

menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang.
Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga,
dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala
rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan,
industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
INDUSTRI RUMAH TANGGA
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya

berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil
adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih
ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng,
industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
INDUSTRI KECIL
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan

tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri
sedang adalah memiliki modal yang cukup besar,
tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan
pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial
tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir,
dan industri keramik.
INDUSTRI SEDANG
2. Klasifikasi industri berdasarkan
tenaga kerja
 Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga

kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah
memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif
dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus
memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan
perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan
kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri
tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri
pesawat terbang.
INDUSTRI BESAR
3. Klasifikasi industri berdasarkan
produksi yang dihasilkan
 Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan

barang atau benda yang membutuhkan pengolahan
lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban,
industri baja, dan industri tekstil.
INDUSTRI SEKUNDER
3. Klasifikasi industri berdasarkan
produksi yang dihasilkan
 Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan

barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih
lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati atau digunakan secara langsung.
Misalnya: industri anyaman, industri konveksi,
industri makanan dan minuman.
INDUSTRI PRIMER
3. Klasifikasi industri berdasarkan
produksi yang dihasilkan
 Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak

berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau
digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat
mempermudah atau membantu kebutuhan
masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri
pariwisata.
IDUSTRI TERTIER
4. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan mentah
 Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah

bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan
pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri
gula, industri kopi, industri teh, dan industri
makanan.
 Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah
bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan.
Misalnya: industri semen, industri
baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan
industri serat sintetis.
4. Klasifikasi industri berdasarkan
bahan mentah
 Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa

layanan yang dapat mempermudah dan meringankan
beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya:
industri perbankan, industri perdagangan, industri
pariwisata, industri transportasi, industri seni dan
hiburan.
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada pasar (market oriented

industry), yaitu industri yang didirikan mendekati
daerah persebaran konsumen.
 Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment
oriented industry), yaitu industri yang didirikan
mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama
daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi
kurang pendidikannya.
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented

industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau
ditempat pengolahan. Misalnya:
industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan
batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat
dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang
minyak).
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri

yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku.
Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan
industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan
dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan
lahan tebu.
5. Klasifikasi industri berdasarkan
lokasi unit usaha
 Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain

(footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak
terikat oleh syarat-syarat
di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja,
karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat
luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya:
industri elektronik, industri otomotif, dan industri
transportasi.
6. Klasifikasi industri berdasarkan
proses produksi
 Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang

setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang
yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati
oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang,
industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.
6. Klasifikasi industri berdasarkan
proses produksi
 Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah

bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri
ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu
lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan
industri baja.
7. Klasifikasi industri berdasarkan
barang yang dihasilkan
 Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan

mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya:
industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri
percetakan.
 Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan
barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya:
industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman
8. Klasifikasi industri berdasarkan
modal yang digunakan
 Industri dengan penanaman modal dalam negeri

(PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan
modal dari pemerintah atau pengusaha nasional
(dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri
pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
8. Klasifikasi industri berdasarkan
modal yang digunakan
 Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu

industri yang modalnya berasal dari penanaman
modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri
perminyakan, dan industri pertambangan.
 Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu
industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama
antara PMDN dan PMA. Misalnya:
industri otomotif, industri transportasi, dan industri
kertas.
9. Klasifikasi industri berdasarkan
subjek pengelola
 a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan

merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler,
industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
 b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan
merupakan milik negara yang dikenal dengan istilah
BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,
industri baja, industri pertambangan, industri
perminyakan, dan industri transportasi.
10. Klasifikasi industri
berdasarkan
cara pengorganisasian
 Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri:

modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya
kurang dari 10 orang biasanya dari
kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan
lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal).
Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan
ringan.
10. Klasifikasi industri berdasarkan cara
pengorganisasian
 Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-

ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi
masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga
kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih
luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir,
industri sepatu, dan industri mainan anak-anak
10. Klasifikasi industri berdasarkan cara
pengorganisasian
 Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri:

modal sangat besar, teknologi canggih dan modern,
organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak
dan terampil pemasarannya berskala nasional atau
internasional. Misalnya: industri barang-barang
elektronik, industri otomotif, industri transportasi,
dan industri persenjataan.
11. Klasifikasi industri berdasarkan
Surat Keputusan MenteriPerindustrian
 Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar (IKD)
 modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan
menerapkan teknologi maju.
 1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak

dan industri bahan kimia tekstil.
 2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen,
industri asam sulfat, dan industri kaca
 3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan
industri pestisida.
 4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas,
industri pulp, dan industri ban.
b. Industri Mesin Logam Dasar dan
Elektronika (IMELDE)
 mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau







rekayasa mesin dan perakitan.
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya:
mesin traktor,
mesin hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah
batu, buldozer,
excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor,
mesin gergaji,
dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan
generator.
b. Industri Mesin Logam Dasar
dan Elektronika (IMELDE)
 6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
 7) Industri kendaraan bermotor (otomotif ), misalnya:





mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan
helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi
baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan
reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin
produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
c. Aneka Industri (AI)
 barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang






termasuk industri
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian
jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin,
lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho,
tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula,
teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu
gergajian, kayu lapis, dan marmer.
d. Industri Kecil (IK)
 Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan

jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana.
Biasanya dinamakan industri rumah tangga,
 misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah
tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
e. Industri pariwisata
 Industri ini merupakan industri yang menghasilkan

nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa
berupa: wisata seni dan budaya
 (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata
pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur,
 alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata
alam (misalnya: pemandangan alam di pantai,
pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan
 wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan,
pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran,
hotel, dan tempat hiburan).
Faktor-faktor penentuan lokasi
industri
 a. Bahan mentah
 b. Modal
 c. Tenaga kerja

 d. Sumber energi
 e. Transportasi
 f. Pasar
 g. Teknologi yang digunakan
 h. Perangkat hukum
 i. Kondisi lingkungan
(teori lokasi industri)
dari Alfred Weber
 1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri

memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif
homogen.
 2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan
cukup memadai.
 3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan
tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).
Asumsi
(teori lokasi industri)
dari Alfred Weber
 4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.
 5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan

jarak angkut.
 6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
 7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir
rasional.
Segitiga lokasional weber

(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada
jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari
pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah
dari pada hasil industri.
(Theory of optimal industrial
location)
dari Losch
 Teori ini didasarkan pada permintaan (demand),

sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi
optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila
dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas,
sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
transport (theory of weight loss
and
transport cost)
 Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki

nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah
dan biaya transport yang paling murah.
 Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:
 1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka
makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di
daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan
catatan faktor yang lainnya sama.
 2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan
mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan
untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.
Industri yang cenderung
ditempatkan di lokasi bahan baku
 Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan

baku adalah industri yang membutuhkan bahan baku
dalam jumlah yang cukup besar, bahan baku yang
digunakan tidak rusak/utuh, dan bahan baku yang
diolah banyak mengalami penyusutan sehingga
meringankan biaya pengangkutan.
Industri yang cenderung
ditempatkan di lokasi bahan baku
 1) Industri yang mengolah bahan baku yang cepat rusak atau








busuk, misalnya: industri daging, industri ikan, industri bunga, dan
industri susu.
2) Industri yang mengolah bahan baku dalam jumlah besar atau
barang curahan (bulk goods) dan biaya angkutannya cukup mahal,
misalnya: industri kayu dan industri pengolahan minyak bumi.
Industri kelompok ini memiliki perbandingan kehilangan berat
(weight loss) mencapai 75% atau lebih.
3) Memiliki ketersedian bahan mentah yang cukup besar.
4) Biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada biaya
pengangkutan barang jadi.
5) Volume produksi lebih kecil dari bahan mentah karena adanya
penyusutan.
Industri yang cenderung
ditempatkan di daerah
pemasaran
 Industri yang cenderung ditempatkan di daerah

pemasaran adalah industri yang biasanya tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaan bahan baku
atau mudah diperoleh di daerah sekitarnya. Misalnya:
industri perakitan, industri makanan, dan industri
konveksi.
Industri yang cenderung
ditempatkan di daerah
pemasaran
 1) Jika dalam pembuatan barang industri, perbandingan

kehilangan (susut) berat mencapai nol persen, biaya
angkut untuk barang jadi lebih mahal dari pada biaya
angkut untuk barang mentah. Misalnya: industri roti
karena setelah diolah beratnya tidak berbeda dengan
bahan mentahnya.
 2) Jika bahan mentah/baku mudah diperoleh. Misalnya:
industri air mineral, karena air bersih dianggap mudah
diperoleh.
 3) Jika barang yang dihasilkan memerlukan ongkos tinggi
karena ukurannya relatif lebih besar. Misalnya: industri
peti dan industri mebel.
Industri yang cenderung
ditempatkan di daerah
pemasaran
 4) Jika barang yang dihasilkan selalu mengalami






perubahan yang cepat karena kaitannya dengan model dan
mode yang sedang berkembang. Misalnya industri
konveksi.
5) Jika biaya angkut barang jadi lebih mahal dari pada biaya
angkut bahan mentah/baku.
6) Jika produksi yang dihasilkan mudah rusak dan tidak
tahan lama.
7) Jika barang yang dihasilkan memerlukan pemasaran
yang luas.
8) Jika bahan baku yang digunakan tahan lama.
FAKTOR PENYEBAB GEJALA
AGLOMERASI INDUSTRI
 pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu

wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah
aglomerasi industri.
 Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan
industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang
berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk;
Industri
 berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu
bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya
cenderung mendekati sumber bahan mentah.
FAKTOR PENYEBAB GEJALA
AGLOMERASI INDUSTRI
 1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang

dibutuhkan pada suatu lokasi;
 2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah
satu faktor produksi tertentu;
 3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang
disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
 4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan
bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
 5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam
menghasilkan suatu produk.
Keuntungan Aglomerasi Industri
 1. mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan,







karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan
dalam penanganannya;
2. mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya
dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota;
3. memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama
industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah
disepakati;
4. tidak mengganggu rencana tata ruang;
5. dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi
serendah mungkin.
Kawasan Industri
 kawasan industri atau sering disebut industrial estate,

yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan
industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana
dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang
strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang
lain, misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat
pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh
perusahaan pengelola kawasan industri.
Kawasan Industri
 Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri

(aglomerasi yang disengaja), antara lain
 untuk mempercepat pertumbuhan industri
 memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
 Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan
berlokasi di kawasan tersebut, dan
 menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan
lingkungan
Kawasan Industri
 beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain

Medan, Cilegon (Banten),
 Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap
(Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.
Kawasan berikat (Bonded zone)
 kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah

pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan
khusus di bidang pabean.
 Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat
penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang
yang berasal dari dalam atau luar negeri.
 Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan
 Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung,

dan Batam.
Industri berikat
 industri berikat (Industrial Linkage), yaitu beberapa

industri yang memiliki keterikatan ke dalam suatu
industri utama
 Keterikatan antara satu industri dengan industri
lainnya dapat terjalin dari elemen-elemen (lahan,
modal, mesin, tenaga kerja,
informasi, pasar, transportasi, dan unsur lainnya) yang
terkait dengan pengoperasian industri
Keterikatan industri berikat
 1. keterkaitan produk;
 2. keterkaitan jasa;
 3. keterkaitan proses;

 4. keterkaitan subkontrak.
Industri berikat
 di sekitar industri garmen dikelilingi oleh industri-

industri lain yang berfungsi sebagai penunjang,
misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting,
dan asesoris lainnya.
 Adanya keterkaitan antara industri yang berada pada
suatu tempat, tidak hanya dapat menekan biaya
transport, tetapi juga dapat mendukung pertumbuhan
dan keberlangsungan industri-industri tersebu
Industri dan distribusi
Industri dan distribusi
Industri dan distribusi

More Related Content

What's hot

3. Mine Terminologi update.pdf
3. Mine Terminologi update.pdf3. Mine Terminologi update.pdf
3. Mine Terminologi update.pdf
RyanSeptiawan1
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Syahwil Ackbar
 
KABINET DJUANDA ATAU KARYA
KABINET DJUANDA ATAU KARYAKABINET DJUANDA ATAU KARYA
KABINET DJUANDA ATAU KARYA
Alfiyan Mustaqim
 
RANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptx
RANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptxRANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptx
RANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptx
ANDRYMULIADY1
 
Pk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdf
Pk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdfPk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdf
Pk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdf
Agus Tri
 
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950Mochammad Ridwan
 
Tambang umum tpb
Tambang umum   tpbTambang umum   tpb
Tambang umum tpbIpung Noor
 
75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang
Nando Ltoruan
 
Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
Wardi Al-Qadri
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyakKeselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Deni Darma
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070ayunitamulyana
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasionalEdo Setiawan
 
Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)
Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)
Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)
Yuni Tri Retnani Sardi, S.Pd
 
Sistem tanam paksa
Sistem tanam paksaSistem tanam paksa
Sistem tanam paksaSindhu Rizky
 
Psikologi dalam dunia kerja
Psikologi dalam dunia kerjaPsikologi dalam dunia kerja
Psikologi dalam dunia kerja
Universiti Putra Malaysia-KTT
 
makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
Adnan Pandupraja
 
Jalan tambang
Jalan tambangJalan tambang
Jalan tambang
Bintora Hutabarat
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Cut Endang Kurniasih
 

What's hot (20)

3. Mine Terminologi update.pdf
3. Mine Terminologi update.pdf3. Mine Terminologi update.pdf
3. Mine Terminologi update.pdf
 
Room and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubaraRoom and pillar_dan_longwall_batubara
Room and pillar_dan_longwall_batubara
 
KABINET DJUANDA ATAU KARYA
KABINET DJUANDA ATAU KARYAKABINET DJUANDA ATAU KARYA
KABINET DJUANDA ATAU KARYA
 
RANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptx
RANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptxRANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptx
RANCANGAN PIT LIMIT PENAMBANGAN BIJIH NIKEL MENGGUNAKAN METODE.pptx
 
Pk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdf
Pk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdfPk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdf
Pk7-KD1T2. Revolusi Industri 1.0 - 4.0.pdf
 
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950
 
Tambang umum tpb
Tambang umum   tpbTambang umum   tpb
Tambang umum tpb
 
75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang75455276 diktat ventilasitambang
75455276 diktat ventilasitambang
 
Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyakKeselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-pada-kilang-minyak
 
Proteksi perdagangan
Proteksi perdaganganProteksi perdagangan
Proteksi perdagangan
 
81649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-0617207081649107 makalah-terminal-06172070
81649107 makalah-terminal-06172070
 
pendapatan nasional
pendapatan nasionalpendapatan nasional
pendapatan nasional
 
Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)
Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)
Bab 07 Kebijakan Moneter (Kls XI)
 
Sistem tanam paksa
Sistem tanam paksaSistem tanam paksa
Sistem tanam paksa
 
Psikologi dalam dunia kerja
Psikologi dalam dunia kerjaPsikologi dalam dunia kerja
Psikologi dalam dunia kerja
 
makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
 
Jalan tambang
Jalan tambangJalan tambang
Jalan tambang
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Pasar oligopolis
Pasar oligopolisPasar oligopolis
Pasar oligopolis
 

Similar to Industri dan distribusi

Klasifikasi industri
Klasifikasi industriKlasifikasi industri
Klasifikasi industri
Hildiana Gusti
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
Septian Muna Barakati
 
Industri dan pertanian
Industri dan pertanianIndustri dan pertanian
Industri dan pertanian
Andi Furnando
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
Jihan Khaerani
 
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Gilang Jupriono
 
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Putri Karunia Darmawati
 
Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Alia Jessica
 
geografi-industri.pptx
geografi-industri.pptxgeografi-industri.pptx
geografi-industri.pptx
Maulidi Noviantoro
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Yusinadia Sekar Sari
 
Home_Industri.pptx
Home_Industri.pptxHome_Industri.pptx
Home_Industri.pptx
Ettim Yoga
 
geografi Industri.ppt
geografi Industri.pptgeografi Industri.ppt
geografi Industri.ppt
Lee Eun Hee
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
Theresia Nelie
 
industri dalam kewirausahaan
 industri dalam kewirausahaan industri dalam kewirausahaan
industri dalam kewirausahaan
hadi spn
 
Pengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriPengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriSthefanie Parera
 
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriPengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Suciani Saputri
 
Kawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanKawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutan
Agus Dwi Wicaksono
 

Similar to Industri dan distribusi (20)

Kawasan industri
Kawasan industriKawasan industri
Kawasan industri
 
Klasifikasi industri
Klasifikasi industriKlasifikasi industri
Klasifikasi industri
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Industri dan pertanian
Industri dan pertanianIndustri dan pertanian
Industri dan pertanian
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian IndonesiaPengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
Pengaruh Perindustrian Bagi Perekonomian Indonesia
 
Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Bab industri (alia)
Bab industri (alia)
 
geografi-industri.pptx
geografi-industri.pptxgeografi-industri.pptx
geografi-industri.pptx
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
 
Home_Industri.pptx
Home_Industri.pptxHome_Industri.pptx
Home_Industri.pptx
 
geografi Industri.ppt
geografi Industri.pptgeografi Industri.ppt
geografi Industri.ppt
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
industri dalam kewirausahaan
 industri dalam kewirausahaan industri dalam kewirausahaan
industri dalam kewirausahaan
 
Pengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriPengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industri
 
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor IndustriPengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
Pengaruh Perubahan Cuaca Terhadap Sektor Industri
 
Kawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanKawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutan
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Inflasi
InflasiInflasi
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
Muhamad Dzaki Albiruni
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
Muhamad Dzaki Albiruni
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 

Recently uploaded

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 

Industri dan distribusi

  • 1.
  • 2. definisi  Industria = buruh  Luas>>menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.  Sempit >> semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (manufacturing)
  • 3. 1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku  Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.  Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
  • 4. 1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku  c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
  • 5. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
  • 7. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
  • 9. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
  • 11. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja  Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
  • 13. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan  Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
  • 15. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan  Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
  • 17. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan  Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
  • 19. 4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah  Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.  Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
  • 20. 4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah  Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
  • 21. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.  Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
  • 22. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
  • 23. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
  • 24. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha  Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
  • 25. 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi  Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.
  • 26. 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi  Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
  • 27. 7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan  Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.  Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman
  • 28. 8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan  Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
  • 29. 8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan  Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.  Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
  • 30. 9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola  a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.  b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
  • 31. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian  Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
  • 32. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian  Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri- ciri: modal relatif besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak
  • 33. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian  Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
  • 34. 11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan MenteriPerindustrian  Industri Kimia Dasar (IKD)
  • 35. Industri Kimia Dasar (IKD)  modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju.  1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.  2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca  3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.  4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
  • 36. b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)  mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau      rekayasa mesin dan perakitan. 1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa. 2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader. 3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres. 4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer. 5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
  • 37. b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)  6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.  7) Industri kendaraan bermotor (otomotif ), misalnya:     mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor. 8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter. 9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga. 10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal. 11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
  • 38. c. Aneka Industri (AI)  barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang      termasuk industri 1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi. 2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio. 3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa. 4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan. 5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
  • 39. d. Industri Kecil (IK)  Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga,  misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
  • 40. e. Industri pariwisata  Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya  (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur,  alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan  wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
  • 41. Faktor-faktor penentuan lokasi industri  a. Bahan mentah  b. Modal  c. Tenaga kerja  d. Sumber energi  e. Transportasi  f. Pasar  g. Teknologi yang digunakan  h. Perangkat hukum  i. Kondisi lingkungan
  • 42. (teori lokasi industri) dari Alfred Weber  1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif homogen.  2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.  3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).
  • 43. Asumsi (teori lokasi industri) dari Alfred Weber  4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.  5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.  6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.  7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
  • 44. Segitiga lokasional weber (a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak. (b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri. (c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.
  • 45. (Theory of optimal industrial location) dari Losch  Teori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar.
  • 46. transport (theory of weight loss and transport cost)  Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah.  Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:  1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.  2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.
  • 47. Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku  Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku adalah industri yang membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang cukup besar, bahan baku yang digunakan tidak rusak/utuh, dan bahan baku yang diolah banyak mengalami penyusutan sehingga meringankan biaya pengangkutan.
  • 48. Industri yang cenderung ditempatkan di lokasi bahan baku  1) Industri yang mengolah bahan baku yang cepat rusak atau     busuk, misalnya: industri daging, industri ikan, industri bunga, dan industri susu. 2) Industri yang mengolah bahan baku dalam jumlah besar atau barang curahan (bulk goods) dan biaya angkutannya cukup mahal, misalnya: industri kayu dan industri pengolahan minyak bumi. Industri kelompok ini memiliki perbandingan kehilangan berat (weight loss) mencapai 75% atau lebih. 3) Memiliki ketersedian bahan mentah yang cukup besar. 4) Biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada biaya pengangkutan barang jadi. 5) Volume produksi lebih kecil dari bahan mentah karena adanya penyusutan.
  • 49. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran  Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran adalah industri yang biasanya tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan bahan baku atau mudah diperoleh di daerah sekitarnya. Misalnya: industri perakitan, industri makanan, dan industri konveksi.
  • 50. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran  1) Jika dalam pembuatan barang industri, perbandingan kehilangan (susut) berat mencapai nol persen, biaya angkut untuk barang jadi lebih mahal dari pada biaya angkut untuk barang mentah. Misalnya: industri roti karena setelah diolah beratnya tidak berbeda dengan bahan mentahnya.  2) Jika bahan mentah/baku mudah diperoleh. Misalnya: industri air mineral, karena air bersih dianggap mudah diperoleh.  3) Jika barang yang dihasilkan memerlukan ongkos tinggi karena ukurannya relatif lebih besar. Misalnya: industri peti dan industri mebel.
  • 51. Industri yang cenderung ditempatkan di daerah pemasaran  4) Jika barang yang dihasilkan selalu mengalami     perubahan yang cepat karena kaitannya dengan model dan mode yang sedang berkembang. Misalnya industri konveksi. 5) Jika biaya angkut barang jadi lebih mahal dari pada biaya angkut bahan mentah/baku. 6) Jika produksi yang dihasilkan mudah rusak dan tidak tahan lama. 7) Jika barang yang dihasilkan memerlukan pemasaran yang luas. 8) Jika bahan baku yang digunakan tahan lama.
  • 52. FAKTOR PENYEBAB GEJALA AGLOMERASI INDUSTRI  pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri.  Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk; Industri  berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati sumber bahan mentah.
  • 53. FAKTOR PENYEBAB GEJALA AGLOMERASI INDUSTRI  1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;  2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;  3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;  4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;  5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.
  • 54. Keuntungan Aglomerasi Industri  1. mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan,     karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya; 2. mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota; 3. memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati; 4. tidak mengganggu rencana tata ruang; 5. dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.
  • 55. Kawasan Industri  kawasan industri atau sering disebut industrial estate, yaitu suatu kawasan atau tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain, misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri.
  • 56. Kawasan Industri  Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja), antara lain  untuk mempercepat pertumbuhan industri  memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,  Mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut, dan  menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan
  • 57. Kawasan Industri  beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon (Banten),  Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.
  • 58. Kawasan berikat (Bonded zone)  kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean.  Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri.
  • 59.  Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan  Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam.
  • 60. Industri berikat  industri berikat (Industrial Linkage), yaitu beberapa industri yang memiliki keterikatan ke dalam suatu industri utama  Keterikatan antara satu industri dengan industri lainnya dapat terjalin dari elemen-elemen (lahan, modal, mesin, tenaga kerja, informasi, pasar, transportasi, dan unsur lainnya) yang terkait dengan pengoperasian industri
  • 61. Keterikatan industri berikat  1. keterkaitan produk;  2. keterkaitan jasa;  3. keterkaitan proses;  4. keterkaitan subkontrak.
  • 62. Industri berikat  di sekitar industri garmen dikelilingi oleh industri- industri lain yang berfungsi sebagai penunjang, misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan asesoris lainnya.  Adanya keterkaitan antara industri yang berada pada suatu tempat, tidak hanya dapat menekan biaya transport, tetapi juga dapat mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan industri-industri tersebu