SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH INDUSTRIALISASI DI INDONESIA 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 PENGERTIAN INDUSTRI 
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan 
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu 
tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan 
perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari 
proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun 
tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang 
bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu 
disebut dengan perindustrian. 
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan 
manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, 
yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang 
sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi 
yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap 
negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan 
perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan 
macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha 
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. 
Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada 
kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, 
atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, 
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut 
menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan 
kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin 
beranekaragam jenis industrinya.
BAB II 
PEMBAHASAN 
II.1 Klasifikasi Industri 
1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku 
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung 
pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan 
bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh 
langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil 
perikanan, dan industri hasil kehutanan. 
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut 
hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, 
dan industri kain. 
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya 
adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: 
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata. 
2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja 
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat 
dibedakan menjadi: 
a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 
kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat 
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau 
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota 
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri 
tempe/ tahu, dan industri makanan ringan. 
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 
sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative 
kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada 
hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan 
industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 
20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang 
cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan 
perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri 
konveksi, industri bordir, dan industri keramik. 
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun 
secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki 
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji 
kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, 
industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. 
3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan 
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda 
yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang 
dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. 
Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan 
minuman. 
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda 
yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau 
digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri 
baja, dan industri tekstil. 
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau 
benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun 
tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah 
atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, 
industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata. 
4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah 
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan 
menjadi: 
a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, 
Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan. 
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah 
yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri 
baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis. 
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat 
mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi 
menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, 
industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan. 
5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha 
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan 
kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat 
dibedakan menjadi: 
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu 
industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen. 
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), 
yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, 
terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang 
pendidikannya. 
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu 
industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri 
semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk 
di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri 
BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak). 
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di 
tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan 
dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan 
pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu. 
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), 
yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. 
Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, 
dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya:
industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi. 
6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi 
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah 
menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan 
bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu 
lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. 
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi 
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau 
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri 
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler. 
7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan 
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat 
produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan 
industri percetakan. 
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai 
untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan 
industri minuman. 
8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan 
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri 
yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha 
nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, 
dan industri makanan dan minuman. 
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang 
modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri 
komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan. 
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang 
modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya:
industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas. 
9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola 
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, 
misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri 
kerajinan. 
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara 
yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri 
pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan 
industri transportasi. 
10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian 
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, 
seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. 
Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi: 
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, 
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari 
kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya 
masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri 
makanan ringan. 
b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative 
besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 
orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas 
(berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri 
mainan anak-anak. 
c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, 
teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam 
jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau 
internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri 
otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian 
Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga 
pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri 
Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen 
Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah 
sebagai berikut: 
a. Industri Kimia Dasar (IKD) 
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang 
besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun 
industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut: 
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri 
bahan kimia tekstil. 
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, 
dan industri kaca. 
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri 
pestisida. 
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan 
industri ban. 
b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE) 
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam 
menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun 
yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut: 
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin 
traktor, mesin hueler, dan mesin pompa. 
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, 
buldozer, excavator, dan motor grader. 
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin 
gergaji, dan mesin pres. 
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer. 
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator. 
6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan 
suku cadang kendaraan bermotor. 
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter. 
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri 
alumunium, dan industri tembaga. 
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal. 
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, 
peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi. 
c. Aneka Industri (AI) 
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan 
bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang 
termasuk industri ini adalah sebagai berikut: 
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi. 
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan 
mesin jahit, televisi, dan radio. 
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, 
obatobatan, dan pipa. 
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam 
dan makanan kemasan. 
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu 
lapis, dan marmer. 
d. Industri Kecil (IK) 
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja 
sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah 
tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan 
perabotan dari tanah (gerabah). 
e. Industri pariwisata 
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari 
kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: 
pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, 
arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam 
(misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan 
kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat
perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan). 
II.2 Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi 
Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk 
meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju 
maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan 
industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan 
rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar 
mencapai fisik saja. 
Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu 
sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal 
sumber daya alam dan sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai 
suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai 
usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan 
demikian dapat diusahakan secara “vertikal” semakin besarnya nilai 
tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara “horizontal” semakin 
luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah. 
Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting 
sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya 
adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan 
mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian 
dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang 
pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi 
industri. Sektor jasa pun berkembang 
dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga 
keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan 
sebagainya, yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya 
pertumbuhan industri.
Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan 
meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan 
pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan 
dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa 
perekonomian itu tumbuh sehat. 
UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization) 
mengelompokkan negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992) : 
• Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor industri 
terhadap PDB kurang dari 10 persen. 
• Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan 
tersebut antara 10-20 persen. 
• Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbang tersebut antara 20-30 
persen. 
• Kelompok negara industri jika sumbangan tersebut lebih dari 30 persen. 
Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada 
waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang 
disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti pendapat 
Perroux (dalam Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut : 
1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang 
merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. 
Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka 
2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan 
perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola 
konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di
daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah lainya. 
3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif 
aktif dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang 
tergantung dari industri pemimpin atau pusat pertumbuhan. Daerah yang 
relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif. 
II.3 Keterkaitan antar Industri 
Pendapat-pendapat yang mendukung investasi dalam bidang industri 
sebagai suatu prioritas pembangunan bukan hanya didasarkan pada hasil 
penelitian yang menunjukkan bahwa pertumbuhan industri menyertai 
pembangunan. Para penganjur industri menunjukkan bahwa industri 
merupakan suatu sektor pemimpin karena industri tersebut merangsang 
dan mendorong investasi-investasi di sektor-sektor lain juga. 
Pola perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri 
dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar 
industri. Konsep pertumbuhan tidak seimbang menunjukkan bahwa 
pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa industri mendorong 
perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri 
yang tumbuh lebih dahulu tersebut. 
Keterkaitan-keterkaitan ini bisa keterkaitan ke belakang, misalnya industri 
tekstil menyebabkan peningkatan produksi kapas atau zat-zat pewarna 
untuk disediakan bagi industri tekstil tersebut. Keterkaitan tersebut bisa 
juga keterkaitan ke depan, misalnya adanya industri tekstil domestik 
mendorong tumbuhnya investasi dalam industri pakaian jadi. 
II.4 Industri dan Tujuan Pembangunan 
Setelah melihat industri dari berbagai perspektif, maka dapat disimpulkan
peranan yang diharapkan dari industri terhadap pembangunan. Pertama, 
industrialisasi bukanlah suatu “obat yang paling mujarab” untuk 
mengobati keterbelakangan. Tidak ada satupun faktor produksi, atau 
kebijaksanaan, atau sektor, yang bisa menyelesaikan secara sendiri-sendiri 
proses pembangunan. Demikian pula halnya dengan industri. 
Tetapi sektor industri mempunyai 2 pengaruh yang penting dalam setiap 
program pembangunan. Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam 
industri merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan per kapita. 
Kedua, industri pengolahan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang 
lebih besar bagi Industri Subsitusi Impor (ISI) yang efesien dan 
meningkatkan ekspor daripada industri primer. 
Jika industrialisasi bukan merupakan obat yang mujarab bagi 
keterbelakangan, demikian juga halnya pembangunan perdesaan. Masing-masing 
membutuhkan yang lainnya, dan akan gagal jika pertumbuhan 
tidak seimbang 
II.5 Pola Pengembangan Industri 
Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan telah tercakup 
dalam Pola Pengembangan Indutri Nasional (PPIN) yang dibuat oleh 
Departemen Perindustrian (dalam Siahaan, 1996). PPIN tersebut berintikan 
6 butir kebijakan : 
1. Pengembangan industri yang diarahkan untuk pendalaman dan 
pemantapan struktur industri serta dikaitkan dengan sektor lainnya. 
2. Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil barang 
modal. 
3. Pengembangan industri kecil.
4. Pembangunan ekspor komoditi industri. 
5. Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang 
bangun khususnya perangkat lunak dan perekayasaan. 
6. Pembangunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja industri 
berupa manajemen, keahlian, kejujuran serta keterampilan. 
II.6 Pengertian Tenaga Kerja 
Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk 
dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga 
kerja dikatakan juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 
tahun atau lebih, seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. 
Selanjutnya tenaga kerja dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan 
angkatan kerja (penduduk yang sebagian besar kegiatannya adalah 
bersekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya selain bekerja). 
Angkatan kerja dibedakan lagi ke dalam dua kelompok, yaitu penduduk 
yang bekerja (sering disebut pekerja) dan penduduk yang tidak bekerja atau 
sedang mencari pekerjaan. 
Dengan demikian, angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang 
sedang bekerja dan siap masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan 
sebSecara umum, tenaga kerja (manpower) didefenisikan sebagai penduduk 
yang berada pada usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk 
dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada 
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi 
dalam aktivitas tersebut. agai pekerja dan merupakan potensi penduduk 
yang akan masuk pasar kerja. Angka yang sering digunakan untuk 
menyatakan jumlah angkatan kerja adalah TPAK (Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja), yang merupakan rasio antara angkatan kerja dan tenaga 
kerja. 
II.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja 
a. Tingkat upah 
Tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi 
perusahaan. Kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan biaya 
produksi, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit produk yang 
dihasilkan. 
Apabila harga per unit produk yang dijual ke konsumen naik, reaksi yang 
biasanya timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi 
membeli produk tersebut. Kondisi ini memaksa produsen untuk 
mengurangi jumlah produk yang dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat 
mengurangi akibat perubahan skala produksi disebut efek skala produksi 
(scale effect). 
Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-barang modal yang lain 
tetap, maka pengusaha mempunyai kecenderungan untuk menggantikan 
tenaga kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya 
penggantian dengan mesin disebut efek subsitusi (substitution effect). 
b. Teknologi 
Penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mempengaruhi berapa 
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Kecanggihan teknologi saja belum 
tentu mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja. Karena dapat terjadi 
kecanggihan teknologi yang menyebabkan hasil produksi yang lebih baik, 
namun kemampuannya dalam menghasilkan produk dalam kuantitas yang 
sama atau relatif sama. 
Yang lebih berpengaruh dalam menetukan permintaan tenaga kerja adalah 
kemampuan mesin untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh
lebih besar dari pada kemampuan manusia. Misalnya, mesin huller 
(penggilingan padi) akan mempengaruhi permintaan tenaga kerja untuk 
menumbuk padi. 
c. Produktivitas tenaga kerja 
Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta dapat ditentukan oleh berapa 
tingkat produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri. Apabila untuk 
menyelesaikan suatu proyek tertentu dibutuhkan 30 karyawan dengan 
produktivitas standar yang bekerja selama 6 bulan. Namun dengan 
karyawan yang produktivitasnya melebihi standar, proyek tersebut dapat 
diselesaikan oleh 20 karyawan dengan waktu 6 bulan. 
Arsyad Anwar (dalam Kasnawi, 1999) mengemukakan bahwa produktivitas 
tenaga kerja dipengaruhi oleh enam hal, yaitu perkembangan barang modal 
per pekerja, perbaikan tingkat keterampilan, pendidikan, dan kesehatan 
pekerja, meningkatkan skala usaha, perpindahan pekerja antar jenis 
kegiatan, perubahan komposisi output dari tiap sektor atau subsektor, 
serta perubahan teknik produksi. Di lain pihak, Basri (dalam Kasnawi, 
1999) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja 
juga dipengaruhi oleh pemanfaatan kapasitas dari berbagai sektor. 
Produktivitas tenaga kerja rendah karena pemanfaatan kapasitas produksi 
rendah. 
d. Kualitas tenaga kerja 
Pembahasan mengenai kualitas ini berhubungan erat dengan pembahasan 
mengenai produktivitas. Karena dengan tenaga kerja yang berkualitas akan 
menyebabkan produktivitas meningkat. Kualitas tenaga kerja ini tercermin 
dari tingkat pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan kematangan 
tenaga kerja dalam bekerja.
BAB III 
KESIMPULAN 
Saat ini adalah masa-masa sulit bagi bangsa kita untuk melepaskan dari 
keterpurukan ekonomi. Globalisasi semakin membuka kebebasan negara 
asing dalam memperluas jangkauan ekonominya di Indonesia, sehingga bila 
bangsa kita tidak tanggap dan merespon positif, maka justru akan 
memperparah situasi ekonomi dan industri dalam negeri. 
Sejauh ini pengembangan sektor industri makin marak, itu sebenarnya 
tuntutan globalisasi itu sendiri. Di Indonesia, kota-kota industri mulai 
berkembang dan menghasilkan barang-barang produksi yang bermutu. 
Namun, ada banyak industri pula di Indonesia yang sebagian sahamnya 
adalah ahasil investasi asing, bahkan ada juga perusahaan dan industri 
yang secara mutlak berdiri dan beroperasi di Indonesia. Mereka (investor), 
hanya akan menuai keuntungan dari modal yang ditanamkan. Sehingga, 
disini dijelaskan bahwa yang menjalankan dan pengelolaan industri itu 
ditangani pihak pribumi, mengapa bisa demikian? Karena bila melihat dari 
sudut pandang terhadap keuangan negara atau swasta dalam negeri lemah, 
yaitu dalam arti kekurangan biaya pengembangan untuk industri (defisit). 
Sebagai contoh saja, industri otomotif sepertai Astra, Indomobil, New 
Armada. Pada dasarnya perusahaan-perusahaan itu hanya merakit dan 
kemudian menjualnya ke masyarakat. Berarti hal itu dapat dikatakan 
bukan hasil karya anak negeri, melainkan modal asing yang ada di 
Indonesia. 
Untuk itulah, seharusnya bangsa ini lebih dalam untuk meningkatkan 
sumber daya manusianya. Dengan demikian dapat disimpulkan ilmu 
pengetahuan dan teknologi ialah sarana dalam mengembangkan SDM 
termasuk menumbuhkembangkan industrialisasi dan menjalankan 
perekonomian bangsa dengan baik.
BAB IV 
DAFTAR PUSTAKA 
• www.google.com 
• www.wikipedia.org

More Related Content

What's hot

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
Eka Wahyuliana
 
Tugas ekonomi internasional
Tugas ekonomi internasionalTugas ekonomi internasional
Tugas ekonomi internasional
RifkiRafsanjaya
 
Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
stephaniejessey
 
2. keyboard
2. keyboard2. keyboard
2. keyboard
Rumah Belajar
 
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkunganKarya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Operator Warnet Vast Raha
 
Peranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunannPeranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunannDarwin Kadarisman
 
Hambatan Non Tarif
Hambatan Non TarifHambatan Non Tarif
Hambatan Non Tarif
Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 
Pengantar ekp bab 3
Pengantar ekp bab 3Pengantar ekp bab 3
Pengantar ekp bab 3
Mubarok Syahrul
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
siti aisah
 
Contoh Proposal Tugas Akhir D3
Contoh Proposal Tugas Akhir D3Contoh Proposal Tugas Akhir D3
Contoh Proposal Tugas Akhir D3
Area Pratama
 
Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...
Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...
Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...
Tri Widodo W. UTOMO
 
Perubahan struktural
Perubahan strukturalPerubahan struktural
Perubahan struktural
ifa_talita
 
Presentasi tentang Masalah Ekonomi
Presentasi tentang Masalah EkonomiPresentasi tentang Masalah Ekonomi
Presentasi tentang Masalah Ekonomi
Nabila Maharani Febrina
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
Dita Prillia Kusuma Devi
 
Pengantar bisnis session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosial
Pengantar bisnis   session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosialPengantar bisnis   session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosial
Pengantar bisnis session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosial
Hansshev
 
(4)pertumbuhan ekonomi
(4)pertumbuhan ekonomi(4)pertumbuhan ekonomi
(4)pertumbuhan ekonomi
Elisabeth Marina
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
erlina na
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
Ranti Pusriana
 

What's hot (20)

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
 
Tugas ekonomi internasional
Tugas ekonomi internasionalTugas ekonomi internasional
Tugas ekonomi internasional
 
Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
Perkembangan bisnis di indonesia tugas awal pengbis - STEPHANIE AKUN A UNJ 2016
 
2. keyboard
2. keyboard2. keyboard
2. keyboard
 
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkunganKarya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
Karya ilmiah dampak pencemaran lingkungan
 
Peranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunannPeranan kewirausahaan dalam pembangunann
Peranan kewirausahaan dalam pembangunann
 
Hambatan Non Tarif
Hambatan Non TarifHambatan Non Tarif
Hambatan Non Tarif
 
Pengantar ekp bab 3
Pengantar ekp bab 3Pengantar ekp bab 3
Pengantar ekp bab 3
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Contoh Proposal Tugas Akhir D3
Contoh Proposal Tugas Akhir D3Contoh Proposal Tugas Akhir D3
Contoh Proposal Tugas Akhir D3
 
Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...
Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...
Transformasi Struktural Perekonomian Indonesia pada Tahun 2020: Permasalahan ...
 
Perubahan struktural
Perubahan strukturalPerubahan struktural
Perubahan struktural
 
Presentasi tentang Masalah Ekonomi
Presentasi tentang Masalah EkonomiPresentasi tentang Masalah Ekonomi
Presentasi tentang Masalah Ekonomi
 
Perekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia pptPerekonomian indonesia ppt
Perekonomian indonesia ppt
 
Pengantar bisnis session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosial
Pengantar bisnis   session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosialPengantar bisnis   session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosial
Pengantar bisnis session 4 - lingkungan perusahaan dan tanggungjawab sosial
 
(4)pertumbuhan ekonomi
(4)pertumbuhan ekonomi(4)pertumbuhan ekonomi
(4)pertumbuhan ekonomi
 
M2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesiaM2. sejarah perekonomian indonesia
M2. sejarah perekonomian indonesia
 
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh AlfidhahPPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
PPt Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi,Ranti Pusriana,oleh Alfidhah
 
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropisHutan hujan tropis
Hutan hujan tropis
 

Viewers also liked

Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
Septian Muna Barakati
 
Makalah ipa
Makalah ipaMakalah ipa
Makalah kewirausaaan
Makalah kewirausaaanMakalah kewirausaaan
Makalah kewirausaaan
Septian Muna Barakati
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
Septian Muna Barakati
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
Septian Muna Barakati
 
Makalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safiaMakalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safia
Septian Muna Barakati
 
Makalah jaringan lan komputer
Makalah jaringan lan komputerMakalah jaringan lan komputer
Makalah jaringan lan komputer
Septian Muna Barakati
 
Makalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petaniMakalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petani
Septian Muna Barakati
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
Septian Muna Barakati
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Septian Muna Barakati
 
Makalah isp
Makalah ispMakalah isp
Makalah komnasham
Makalah komnashamMakalah komnasham
Makalah komnasham
Septian Muna Barakati
 
Makalah kesmas
Makalah kesmasMakalah kesmas
Makalah kesmas
Septian Muna Barakati
 
Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3
Septian Muna Barakati
 
Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
Septian Muna Barakati
 
Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2
Septian Muna Barakati
 
Makalah kep. komunitas
Makalah kep. komunitasMakalah kep. komunitas
Makalah kep. komunitas
Septian Muna Barakati
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
Septian Muna Barakati
 
Makalah kimia organik yani
Makalah kimia organik yaniMakalah kimia organik yani
Makalah kimia organik yani
Septian Muna Barakati
 
Formation ArcGis
Formation ArcGisFormation ArcGis
Formation ArcGis
Mohamed Rahim
 

Viewers also liked (20)

Makalah isim..
Makalah isim..Makalah isim..
Makalah isim..
 
Makalah ipa
Makalah ipaMakalah ipa
Makalah ipa
 
Makalah kewirausaaan
Makalah kewirausaaanMakalah kewirausaaan
Makalah kewirausaaan
 
Makalah kedelai
Makalah kedelaiMakalah kedelai
Makalah kedelai
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safiaMakalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safia
 
Makalah jaringan lan komputer
Makalah jaringan lan komputerMakalah jaringan lan komputer
Makalah jaringan lan komputer
 
Makalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petaniMakalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petani
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakitMakalah keperawatan terhadap orang sakit
Makalah keperawatan terhadap orang sakit
 
Makalah isp
Makalah ispMakalah isp
Makalah isp
 
Makalah komnasham
Makalah komnashamMakalah komnasham
Makalah komnasham
 
Makalah kesmas
Makalah kesmasMakalah kesmas
Makalah kesmas
 
Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3Makalah kewirausahaan 3
Makalah kewirausahaan 3
 
Makalah karia
Makalah kariaMakalah karia
Makalah karia
 
Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2
 
Makalah kep. komunitas
Makalah kep. komunitasMakalah kep. komunitas
Makalah kep. komunitas
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Makalah kimia organik yani
Makalah kimia organik yaniMakalah kimia organik yani
Makalah kimia organik yani
 
Formation ArcGis
Formation ArcGisFormation ArcGis
Formation ArcGis
 

Similar to Makalah industrialisasi di indonesia

Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Klasifikasi industri
Klasifikasi industriKlasifikasi industri
Klasifikasi industri
Hildiana Gusti
 
Industri dan pertanian
Industri dan pertanianIndustri dan pertanian
Industri dan pertanian
Andi Furnando
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
Jihan Khaerani
 
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
Gilang Jupriono
 
Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Alia Jessica
 
Pengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriPengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriSthefanie Parera
 
geografi Industri.ppt
geografi Industri.pptgeografi Industri.ppt
geografi Industri.ppt
Lee Eun Hee
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
Theresia Nelie
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Yusinadia Sekar Sari
 
geografi-industri.pptx
geografi-industri.pptxgeografi-industri.pptx
geografi-industri.pptx
Maulidi Noviantoro
 
Jurnal - the classified of business and industry
Jurnal -  the classified of business and industryJurnal -  the classified of business and industry
Jurnal - the classified of business and industry
aldi ramdhani fahlevi deisti
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
Bakhrul Ulum
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Operator Warnet Vast Raha
 
Home_Industri.pptx
Home_Industri.pptxHome_Industri.pptx
Home_Industri.pptx
Ettim Yoga
 
industri dalam kewirausahaan
 industri dalam kewirausahaan industri dalam kewirausahaan
industri dalam kewirausahaan
hadi spn
 
Kawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanKawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutan
Agus Dwi Wicaksono
 

Similar to Makalah industrialisasi di indonesia (20)

Makalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesiaMakalah industrialisasi di indonesia
Makalah industrialisasi di indonesia
 
Klasifikasi industri
Klasifikasi industriKlasifikasi industri
Klasifikasi industri
 
Kawasan industri
Kawasan industriKawasan industri
Kawasan industri
 
Industri dan distribusi
Industri dan distribusiIndustri dan distribusi
Industri dan distribusi
 
Industri dan pertanian
Industri dan pertanianIndustri dan pertanian
Industri dan pertanian
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry industrialisasi dan perkembangan sektor industry
industrialisasi dan perkembangan sektor industry
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Bab industri (alia)
Bab industri (alia)Bab industri (alia)
Bab industri (alia)
 
Pengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industriPengertian, jenis & penggolongan industri
Pengertian, jenis & penggolongan industri
 
geografi Industri.ppt
geografi Industri.pptgeografi Industri.ppt
geografi Industri.ppt
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
 
geografi-industri.pptx
geografi-industri.pptxgeografi-industri.pptx
geografi-industri.pptx
 
Jurnal - the classified of business and industry
Jurnal -  the classified of business and industryJurnal -  the classified of business and industry
Jurnal - the classified of business and industry
 
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
(9) INDUSTRIALISASI DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
 
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
Makalah perkembangan industri di era globalisasi ekonomi dunia terhadap penda...
 
Home_Industri.pptx
Home_Industri.pptxHome_Industri.pptx
Home_Industri.pptx
 
industri dalam kewirausahaan
 industri dalam kewirausahaan industri dalam kewirausahaan
industri dalam kewirausahaan
 
Kawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutanKawasan industri berkelanjutan
Kawasan industri berkelanjutan
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 

Recently uploaded (18)

METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 

Makalah industrialisasi di indonesia

  • 1. MAKALAH INDUSTRIALISASI DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN INDUSTRI Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN II.1 Klasifikasi Industri 1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan. b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata. 2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan. b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
  • 3. c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. 3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman. b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil. c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata. 4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
  • 4. diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan. b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis. c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan. 5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen. b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya. c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak). d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu. e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya:
  • 5. industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi. 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler. 7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan. b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman. 8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman. b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan. c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya:
  • 6. industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas. 9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan. b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi. 10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi: a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan. b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak. c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
  • 7. 11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut: a. Industri Kimia Dasar (IKD) Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut: 1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil. 2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca. 3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida. 4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban. b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE) Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut: 1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa. 2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader. 3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres. 4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer. 5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator. 6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
  • 8. 7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor. 8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter. 9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga. 10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal. 11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi. c. Aneka Industri (AI) Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut: 1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi. 2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio. 3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa. 4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan. 5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer. d. Industri Kecil (IK) Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah). e. Industri pariwisata Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat
  • 9. perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan). II.2 Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara “vertikal” semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara “horizontal” semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah. Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri.
  • 10. Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat. UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization) mengelompokkan negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992) : • Kelompok negara non-industri apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang dari 10 persen. • Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut antara 10-20 persen. • Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbang tersebut antara 20-30 persen. • Kelompok negara industri jika sumbangan tersebut lebih dari 30 persen. Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti pendapat Perroux (dalam Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut : 1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka 2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di
  • 11. daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah lainya. 3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri pemimpin atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif. II.3 Keterkaitan antar Industri Pendapat-pendapat yang mendukung investasi dalam bidang industri sebagai suatu prioritas pembangunan bukan hanya didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pertumbuhan industri menyertai pembangunan. Para penganjur industri menunjukkan bahwa industri merupakan suatu sektor pemimpin karena industri tersebut merangsang dan mendorong investasi-investasi di sektor-sektor lain juga. Pola perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar industri. Konsep pertumbuhan tidak seimbang menunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut. Keterkaitan-keterkaitan ini bisa keterkaitan ke belakang, misalnya industri tekstil menyebabkan peningkatan produksi kapas atau zat-zat pewarna untuk disediakan bagi industri tekstil tersebut. Keterkaitan tersebut bisa juga keterkaitan ke depan, misalnya adanya industri tekstil domestik mendorong tumbuhnya investasi dalam industri pakaian jadi. II.4 Industri dan Tujuan Pembangunan Setelah melihat industri dari berbagai perspektif, maka dapat disimpulkan
  • 12. peranan yang diharapkan dari industri terhadap pembangunan. Pertama, industrialisasi bukanlah suatu “obat yang paling mujarab” untuk mengobati keterbelakangan. Tidak ada satupun faktor produksi, atau kebijaksanaan, atau sektor, yang bisa menyelesaikan secara sendiri-sendiri proses pembangunan. Demikian pula halnya dengan industri. Tetapi sektor industri mempunyai 2 pengaruh yang penting dalam setiap program pembangunan. Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam industri merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Kedua, industri pengolahan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi Industri Subsitusi Impor (ISI) yang efesien dan meningkatkan ekspor daripada industri primer. Jika industrialisasi bukan merupakan obat yang mujarab bagi keterbelakangan, demikian juga halnya pembangunan perdesaan. Masing-masing membutuhkan yang lainnya, dan akan gagal jika pertumbuhan tidak seimbang II.5 Pola Pengembangan Industri Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan telah tercakup dalam Pola Pengembangan Indutri Nasional (PPIN) yang dibuat oleh Departemen Perindustrian (dalam Siahaan, 1996). PPIN tersebut berintikan 6 butir kebijakan : 1. Pengembangan industri yang diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur industri serta dikaitkan dengan sektor lainnya. 2. Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil barang modal. 3. Pengembangan industri kecil.
  • 13. 4. Pembangunan ekspor komoditi industri. 5. Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang bangun khususnya perangkat lunak dan perekayasaan. 6. Pembangunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja industri berupa manajemen, keahlian, kejujuran serta keterampilan. II.6 Pengertian Tenaga Kerja Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dikatakan juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih, seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya tenaga kerja dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (penduduk yang sebagian besar kegiatannya adalah bersekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya selain bekerja). Angkatan kerja dibedakan lagi ke dalam dua kelompok, yaitu penduduk yang bekerja (sering disebut pekerja) dan penduduk yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Dengan demikian, angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebSecara umum, tenaga kerja (manpower) didefenisikan sebagai penduduk yang berada pada usia kerja (15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. agai pekerja dan merupakan potensi penduduk yang akan masuk pasar kerja. Angka yang sering digunakan untuk menyatakan jumlah angkatan kerja adalah TPAK (Tingkat Partisipasi
  • 14. Angkatan Kerja), yang merupakan rasio antara angkatan kerja dan tenaga kerja. II.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja a. Tingkat upah Tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi, yang selanjutnya akan meningkatkan harga per unit produk yang dihasilkan. Apabila harga per unit produk yang dijual ke konsumen naik, reaksi yang biasanya timbul adalah mengurangi pembelian atau bahkan tidak lagi membeli produk tersebut. Kondisi ini memaksa produsen untuk mengurangi jumlah produk yang dihasilkan, yang selanjutnya juga dapat mengurangi akibat perubahan skala produksi disebut efek skala produksi (scale effect). Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang-barang modal yang lain tetap, maka pengusaha mempunyai kecenderungan untuk menggantikan tenaga kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya penggantian dengan mesin disebut efek subsitusi (substitution effect). b. Teknologi Penggunaan teknologi dalam perusahaan akan mempengaruhi berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Kecanggihan teknologi saja belum tentu mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja. Karena dapat terjadi kecanggihan teknologi yang menyebabkan hasil produksi yang lebih baik, namun kemampuannya dalam menghasilkan produk dalam kuantitas yang sama atau relatif sama. Yang lebih berpengaruh dalam menetukan permintaan tenaga kerja adalah kemampuan mesin untuk menghasilkan produk dalam kuantitas yang jauh
  • 15. lebih besar dari pada kemampuan manusia. Misalnya, mesin huller (penggilingan padi) akan mempengaruhi permintaan tenaga kerja untuk menumbuk padi. c. Produktivitas tenaga kerja Berapa jumlah tenaga kerja yang diminta dapat ditentukan oleh berapa tingkat produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri. Apabila untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu dibutuhkan 30 karyawan dengan produktivitas standar yang bekerja selama 6 bulan. Namun dengan karyawan yang produktivitasnya melebihi standar, proyek tersebut dapat diselesaikan oleh 20 karyawan dengan waktu 6 bulan. Arsyad Anwar (dalam Kasnawi, 1999) mengemukakan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh enam hal, yaitu perkembangan barang modal per pekerja, perbaikan tingkat keterampilan, pendidikan, dan kesehatan pekerja, meningkatkan skala usaha, perpindahan pekerja antar jenis kegiatan, perubahan komposisi output dari tiap sektor atau subsektor, serta perubahan teknik produksi. Di lain pihak, Basri (dalam Kasnawi, 1999) mengemukakan bahwa tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh pemanfaatan kapasitas dari berbagai sektor. Produktivitas tenaga kerja rendah karena pemanfaatan kapasitas produksi rendah. d. Kualitas tenaga kerja Pembahasan mengenai kualitas ini berhubungan erat dengan pembahasan mengenai produktivitas. Karena dengan tenaga kerja yang berkualitas akan menyebabkan produktivitas meningkat. Kualitas tenaga kerja ini tercermin dari tingkat pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan kematangan tenaga kerja dalam bekerja.
  • 16. BAB III KESIMPULAN Saat ini adalah masa-masa sulit bagi bangsa kita untuk melepaskan dari keterpurukan ekonomi. Globalisasi semakin membuka kebebasan negara asing dalam memperluas jangkauan ekonominya di Indonesia, sehingga bila bangsa kita tidak tanggap dan merespon positif, maka justru akan memperparah situasi ekonomi dan industri dalam negeri. Sejauh ini pengembangan sektor industri makin marak, itu sebenarnya tuntutan globalisasi itu sendiri. Di Indonesia, kota-kota industri mulai berkembang dan menghasilkan barang-barang produksi yang bermutu. Namun, ada banyak industri pula di Indonesia yang sebagian sahamnya adalah ahasil investasi asing, bahkan ada juga perusahaan dan industri yang secara mutlak berdiri dan beroperasi di Indonesia. Mereka (investor), hanya akan menuai keuntungan dari modal yang ditanamkan. Sehingga, disini dijelaskan bahwa yang menjalankan dan pengelolaan industri itu ditangani pihak pribumi, mengapa bisa demikian? Karena bila melihat dari sudut pandang terhadap keuangan negara atau swasta dalam negeri lemah, yaitu dalam arti kekurangan biaya pengembangan untuk industri (defisit). Sebagai contoh saja, industri otomotif sepertai Astra, Indomobil, New Armada. Pada dasarnya perusahaan-perusahaan itu hanya merakit dan kemudian menjualnya ke masyarakat. Berarti hal itu dapat dikatakan bukan hasil karya anak negeri, melainkan modal asing yang ada di Indonesia. Untuk itulah, seharusnya bangsa ini lebih dalam untuk meningkatkan sumber daya manusianya. Dengan demikian dapat disimpulkan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah sarana dalam mengembangkan SDM termasuk menumbuhkembangkan industrialisasi dan menjalankan perekonomian bangsa dengan baik.
  • 17. BAB IV DAFTAR PUSTAKA • www.google.com • www.wikipedia.org