SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Yuni Maimuna, S.Ak., M.Ak
Mengetahui biaya bahan baku sebagai komponen biaya produksi
Mengetahui proses pengadaan bahan baku untuk produksi
Mengetahui pencatatan pengadaan & pemakaian bahan baku dalam produksi
Bahan-bahan yg merupakan
komponen utama yg membentuk
keseluruhan dari produk jadi.
Bahan baku
Bahan baku
penolong
Bahan yg digunakan dalam proses
produksi yg nilainya kecil dan tidak
dapat diidentifikasikan dalam produk
jadi.
Contoh
Produk : Kaos olah raga
Bahan baku : Kain kaos
Bahan penolong : Benang
Bahan baku penolong ini masuk
dalam komponen biaya produksi
sebagai BOP
Perusahaa
n
Bagan alur Pembelian,
Penerimaan, Pencatatan
& Pembayaran Bahan
Baku
Harga perolehan bahan baku dalam perusahaan, tdk hanya harga beli bahan baku saja,
namun juga termasuk biaya-biaya yg dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan
bahan baku tersebut.
Dalam perusahaan yg besar, untuk membeli bahan baku yg dibutuhkan perusahaan dilakukan oleh
departemen tersendiri, yaitu Departemen Pembelian.
Pembelian dilakukan tertulis dgn membuat formulir-formulir guna menetapkan tanggung jawab & memberikan
informasi mengenai pihak-pihak yg akan menggunakan informasi tersebut.
Formulir-formulir yg dibuat dlm rangka pembelian bahan baku diantaranya:
Perusahaa
n
Formulir
Pembelian
Formulir
Pemesanan Bahan
Baku
Formulir
Penerimaan
1 2 3
Formulir
Pembelian
1
Formulir utama yg diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian.
Bukti permintaan pembelian berasal dari bagian gudang dimana bagia tsb membuat formulir permintaan bahan baku yg
diajukan pada bagian pembelian. Permintaan bahan baku dari bagian gudang dibuat jika bahan baku yg ada di gudang
sudah mencapai pada tahap minimal sehingga perlu dilakukan pemesanan kembali/reorder point (ROP).
Reorder Point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock
Keterangan:
Lead time =Waktu yg dibutuhkan antara barang yg dipesan hingga sampai di perusahaan
Rata-rata pemakaian = Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu
Persediaan pengaman = Jumlah persediaan barang minimum yg harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku
Safety stock
Formulir
Pembelian
1
Formulir utama yg diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian.
Bukti permintaan pembelian berasal dari bagian gudang dimana bagia tsb membuat formulir permintaan bahan baku yg
diajukan pada bagian pembelian. Permintaan bahan baku dari bagian gudang dibuat jika bahan baku yg ada di gudang
sudah mencapai pada tahap minimal sehingga perlu dilakukan pemesanan kembali/reorder point (ROP).
Reorder Point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock
Keterangan:
Lead time =Waktu yg dibutuhkan antara barang yg dipesan hingga sampai di perusahaan
Rata-rata pemakaian = Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu
Persediaan pengaman = Jumlah persediaan barang minimum yg harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku
Safety stock
Contoh Soal:
PT Maju Makmur Konveksi, akan menghitung persediaan dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan
baku kain, dengan data sbb:
Waktu tunggu pesanan bahan baku kain datang (lead time) 5 hari
 Pemakaian rata-rata perhari bahan baku kain sebesar 300 m
Persediaan cadangan (safety stock) sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 hari
Tentukan Reorder Point untuk bahan baku kain!!
Jawab:
Reorder point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock
= (5 x 300 m) + (2 x 300 m)
= 2.100 m
Lanjutan…
Jadi, batas minimal bahan baku di gudang sebanyak 2.100 m , maka bagian gudang wajib mengajukan permintaan
pembelian bahan baku kain pada bagian pembelian.
Formulir permintaan bahan baku yg dibuat oleh bagian gudang, selanjutnya diberikan pada bagian pembelian, lalu
bagian pembelian membuat formulir pesanan pembelian bahan baku yg ditujukan pada pemasok bahan baku.
Formulir
Pemesanan Bahan
Baku
2
Formulir
Penerimaan
3
Tugas penerima yaitu menerima bahan baku yg dipesan dari pemasok, membongkar bahan baku yg sudah dikirim dari
pemasok, membandingkan jumlah bahan baku yg diterima dgn formulir pemesanan, membuat laporan penerimaan.
Jika ada ketidaksesuaian dan kerusakan, maka bagian penerima perlu memberitahukan pada bagian pembelian
mengenai selisih, lalu bagian pembelian akan menghubungi pihak pemasok.
Kuantitas Pemesanan Ekonomis
(Economic Order Quantity –
EOQ)
EOQ adalah jumlah persediaan yg harus dipesan pada suatu saat dgn tujuan untuk mengurangi biaya tahunan.
Jika suatu perusahaan tdk terlalu sering membeli bahan baku & melakukan pembelian tsb dalam jumlah besar
(kebalikan dari hal ini adalah pendekatan just in-time), biaya penyimpanan persediaan menjadi tinggi karena investasi
yg cukup besar dalam persediaan.
Jika pembelian dilakukan dalam jumlah kecil, dgn frekuensi pesanan cukup sering, hal ini dapat mengakbatkan biaya
pemesanan yg tinggi.
Oleh karena itu, jumlah optimum yg dipesan pada suatu waktu tertentu ditentukan dgn cara menyeimbangkan 2
faktor:
1) Biaya penyimpanan
bahan baku
2) Biaya perolehan
(pemesanan) bahan baku
Kuantitas Pemesanan Ekonomis
(Economic Order Quantity –
EOQ)
Rumus EOQ adalah sbb:
EOQ = √2 x RU x CO
CU x CC
Keterangan:
RU = Required unit for annual (kebutuhan bahan untuk tahun yg akan datang)
CO = Cost per Order (biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan)
CU = Cost per Unit (harga faktur & biaya angkut setiap bahan yg dibeli)
CC = Carrying Cost Percentage (biaya penyimpanan variabel yg dihitung berdasarkan persentase dari cost per unit bahan
Lanjutan…
Kuantitas Pemesanan Ekonomis
(Economic Order Quantity –
EOQ)
Contoh Soal:
Perusahaan X membutuhkan bahan mentah karet sebanyak 64.000 unit/tahun (1 tahun = 320 hari) dengan harga Rp50
setiap unit.
Dalam rangka pembelian tersebut dibutuhkan biaya-biaya sbb:
 Biaya pengiriman pesanan Rp10/1 kali pesan
 Biaya administrasi Rp20/1 kali pesan
 Biaya penyelesaian pemesanan Rp20/1 kali pesan
 Biaya penyimpanan di gudang Rp1/unit/tahun
Carilah EOQ!!
Jawab:
RU = 64.000
CO = 10+20+20
CU = 50
CC = 1
Lanjutan…
EOQ = √2 x 64.000 x 50
50 x 1
= 358 unit
Jadi, PT X agar memperoleh pemesanan yg ekonomis
maka setiap kali disarankan jumlah pemesanan
ekonomis sebanyak 358 unit.
Unsur dari harga pokok bahan baku yg dibeli adalah
terdiri dari:
Harga pembelian (harga yg tercantum dalam
faktur pembelian)
1
Biaya-biaya pembelian seperti biaya angkut
2
Biaya-biaya yg dikeluarkan untuk menyiapkan
bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah
3
Untuk perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan
sbb:
Biaya angkutan diperlakukan sbg tambahan harga pokok
bahan baku yg dibeli.
1
Biaya angkutan tidak diperlakukan sbg tambahan harga pokok
bahan baku yg dibeli. Namun, diperlakukan sbg unsur BOP
2
(a) Biaya angkut dihitung berdasarkan kuantitas
bahan baku
(b) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga
pokok bahan baku yg dibeli berdasarkan tarif yg
ditentukan di muka.
Pada awal tahun, perusahaan melakukan pembuatan
anggaran. Untuk besarnya biaya angkut pembelian
bahan baku akan dilakukan penaksiran sbg unsur BOP.
Kemudian, biaya angkutan yg sesungguhnya terjadi &
dikeluarkan kemudian dicatat dalam debit rekening
BOP sesungguhnya.
Lanjutan…
Biaya angkutan diperlakukan sbg tambahan harga pokok bahan baku yg dibeli.
1
(a) Biaya angkut dihitung berdasarkan kuantitas bahan baku
Contoh Soal:
Perusahaan membeli 3 macam bahan baku dgn
jumlah harga dalam faktur sebesar Rp700.000.
biaya angkutan yg harus dibayar untuk
mengangkut 3 jenis bahan baku sebesar
Rp200.000. kuantitas masing-masing jenis
bahan baku yg tercantum dalam faktur adalah
bahan baku A = 300 Kg; bahan baku B = 250 Kg;
bahan baku C = 50 Kg.
Pembagian biaya angkutan kepada tiap-tiap
jenis bahan baku adalah:
Jenis Bahan Baku
Berat
Harga Pokok
Bahan Baku
Harga
Faktur
%
Kg (i) (i) : 600 (ii) (ii) x Rp200.000 (iii)
A 300 0,50 100.000
B 250 0,42 83.333
C 50 0,08 16.667
600 1,00 200.000
Lanjutan…
Biaya angkutan diperlakukan sbg tambahan harga
pokok bahan baku yg dibeli.
1
(b) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga
pokok bahan baku yg dibeli berdasarkan tarif yg
ditentukan di muka
Contoh Soal:
Biaya angkutan yg diperkirakan akan dikeluarkan dalam
Tahun 2020 adalah sebesar Rp3.000.000 dan jumlah
bahan baku yg diangkut diperkirakan sebanyak 40.000
Kg. jadi tarif biaya angkut untukTahun 2020 adalah
sebesar Rp3.000.000 : 40.000 Kg jadi Rp75 /Kg bahan
baku yg diangkut. Dalam tahun 2020 jumlah bahan
baku yg dibeli dan alokasi angkutan atas dasar tarif
disajikan sbb:
Jenis
Bahan
Baku
Berat Harga Faktur
Biaya Angkutan yg
Dibebankan atas
DasarTarif
Harga Pokok Bahan
Baku
Kg (i) (ii) (i) x Rp75 (iii) (ii) + (iii) = (iv)
A 20.000 Rp 4.000.000 Rp 1.500.000 Rp 5.500.000
B 10.000 3.000.000 750.000 3.750.000
C 10.000 3.500.000 750.000 4.250.000
Rp 10.500.000 Rp 3.000.000 Rp 13.500.000
Jika misalnya biaya angkutan yg sesungguhnya dlm tahun 2020 adalah
sebesar Rp2.800.000, maka jurnal yg dibuat dlm Tahun 2020 untuk mencatat
bahan baku yg dibeli tsb adalah sbb:
Lanjutan…
1) Jurnal pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku Rp10.500.000
Kas Rp10.500.000
2) Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif
Persediaan bahan baku Rp3.000.000
Biaya angkutan Rp3.000.000
3) Jurnal pencatatan biaya angkutan yg sesungguhnya terjadi
Biaya angkutan Rp2.800.000
Kas Rp2.800.000
4) Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening harga pokok penjualan
Biaya angkutan Rp200.000
Harga pokok penjualan Rp200.000
Jika misalnya biaya
angkutan yg
sesungguhnya dlm
tahun 2020 adalah
sebesar Rp2.800.000,
maka jurnal yg dibuat
dlm Tahun 2020 untuk
mencatat bahan baku
yg dibeli tsb adalah
sbb:
Harga bahan baku dari waktu ke waktu ada kemungkinan tdk stabil, maka dari itu persediaan bahan baku di gudang
terdiri dari beberapa harga.
Untuk mengatasi masalah beberapa harga yg berbeda walaupun jenis bahan bakunya sama, perlu dilakukan metode
penentuan harga pokok bahan baku pada saat akan memproduksi barang. Metod tsb adalah:
Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (First In, First Out – FIFO)
Metode MasukTerakhir Keluar
Pertama (Last In, First Out – LIFO)
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving
Average Method)
1 2 3
Metode ini menentukan biaya
bahan baku dgn anggapan
bahwa harga pokok per satuan
bahan baku yg pertama masuk
ke dalam gudang, digunakan
untuk menentukan harga pokok
bahan baku yg pertama kali
dipakai.
Metode ini menentukan biaya
bahan baku dgn anggapan
bahwa harga pokok per satuan
bahan baku yg masuk terakhir di
gudang, digunakan untuk
menentukan harga pokok bahan
baku yg pertama kali dipakai.
Metode ini menghitung harga
pokok rata-ratanya dgn cara
membagi total harga pokok dgn
jumlah satuannya. Setiap kali
terjadi pembelian yg harga
pokok produk per satuannya
berbeda dgn harga pokok satuan
barang yg ada di gudang, harus
dilakukan perhitungan harga
Harga bahan baku dari waktu ke waktu ada kemungkinan tdk stabil, maka dari itu persediaan bahan baku di gudang
terdiri dari beberapa harga.
Untuk mengatasi masalah beberapa harga yg berbeda walaupun jenis bahan bakunya sama, perlu dilakukan metode
penentuan harga pokok bahan baku pada saat akan memproduksi barang. Metod tsb adalah:
Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama (First In, First Out – FIFO)
Metode MasukTerakhir Keluar
Pertama (Last In, First Out – LIFO)
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving
Average Method)
1 2 3
Metode ini menentukan biaya
bahan baku dgn anggapan
bahwa harga pokok per satuan
bahan baku yg pertama masuk
ke dalam gudang, digunakan
untuk menentukan harga pokok
bahan baku yg pertama kali
dipakai.
Metode ini menentukan biaya
bahan baku dgn anggapan
bahwa harga pokok per satuan
bahan baku yg masuk terakhir di
gudang, digunakan untuk
menentukan harga pokok bahan
baku yg pertama kali dipakai.
Metode ini menghitung harga
pokok rata-ratanya dgn cara
membagi total harga pokok dgn
jumlah satuannya. Setiap kali
terjadi pembelian yg harga
pokok produk per satuannya
berbeda dgn harga pokok satuan
barang yg ada di gudang, harus
dilakukan perhitungan harga
Lanjutan…
Contoh Soal: FIFO
Tgl 1 Januari 2014 Persediaan awal : 100 buah @ Rp5.000
Tgl 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.000
Tgl 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.500
Tgl 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Tgl 5 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Tgl Pembelian Penjualan Persediaan Akhir
1 100 @ Rp5.000
2 100 @ Rp10.000 100 @ Rp5.000
100 @ Rp10.000
3 100 @ Rp10.500 100 @ Rp5.000
100 @ Rp10.000
100 @ Rp10.500
4 100 @ Rp5.000 100 @ Rp10.000
= Rp500.000 100 @ Rp10.500
5 100 @ Rp10.000 100 @ Rp10.500
= Rp1.000.000
Sehingga persediaan akhir setelah
transaksi ke-5 adalah sebesar 100
buah @ Rp10.500 = Rp1.050.000
Lanjutan…
Contoh Soal: LIFO
Tgl 1 Januari 2014 Persediaan awal : 100 buah @ Rp5.000
Tgl 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.000
Tgl 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.500
Tgl 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Tgl 5 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Tgl Pembelian Penjualan Persediaan Akhir
1 100 @ Rp5.000
2 100 @ Rp10.000 100 @ Rp5.000
100 @ Rp10.000
3 100 @ Rp10.500 100 @ Rp5.000
100 @ Rp10.000
100 @ Rp10.500
4 100 @ Rp10.500 100 @ Rp5.000
= Rp1.050.000 100 @ Rp10.000
5 100 @ Rp10.000 100 @ Rp5.000
= Rp1.000.000
Sehingga persediaan akhir setelah
transaksi ke-5 adalah sebesar 100
buah @ Rp5.000 = Rp500.000
Lanjutan…
Contoh Soal:
AVERAGE
Tgl 1 Januari 2014 Persediaan awal : 100 buah @ Rp5.000
Tgl 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.000
Tgl 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.500
Tgl 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah
Tgl Pembelian Penjualan Persediaan Akhir
1
Persediaan awal
100 @ Rp5.000
Rp500.000
2 100 @ Rp10.000 Rp1.000.000
3 100 @ Rp10.500 Rp1.050.000
4 100 @ Rp8.500 Rp850.000
Harga jual perbuah
= Rp500.000 + Rp1.000.000 +
Rp1.050.000
= Rp2.550.000 / 300 buah
= Rp 8.500
Persediaan akhir 200 buah x Rp8.500 =
Rp1.700.000
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yg diapakai dalam produksi, yaitu:
Metode mutasi persediaan atau Perpetual
1
Setiap ada mutasi atau perpindahan bahan
baku harus dicatat dalam kartu
persediaan, jadi sewaktu-waktu bisa
diketahui berapa total persediaan bahan
baku.
Perhitungan dgn melakukan pencatatan
yg tertib & teratur setiap ada perubahan
persediaan.
Persediaan bahan baku digunakan untuk
mencatat persediaan awal & mutasi bahan
baku selama satu periode waktu.
Apabila persediaan bahan baku
bertambah, akun ini di debit & jika
berkurang akun ini di kredit.
a) Pembelian bahan baku secara tunai:
Persediaan bahan baku Rpxxx
Kas Rpxxx
b) Pembelian bahan baku secara kredit:
Persediaan bahan baku Rpxxx
Utang dagang Rpxxx
c) Pemakaian bahan baku:
Barang dalam proses – Biaya bahan baku Rpxxx
Persediaan bahan baku Rpxxx
Metode persediaan fisik
2
Dalam metode ini, hanya tambahan
persediaan bahan baku dari pembelian
saja yg dicatat, sedangkan mutasi
berkurangnya bahan baku karena
pemakaian tidak dicatat dalam kartu
persediaan.
Perhitungan dgn cara melihat langsung
wujud/fisik barang yg dimiliki saat itu
(stock opname)
Persediaan tdk dicatat setiap saat.
a) Pembelian bahan baku secara tunai:
Persediaan bahan baku Rpxxx
Kas Rpxxx
b) Pembelian bahan baku secara kredit:
Persediaan bahan baku Rpxxx
Utang dagang Rpxxx
c) Pemakaian bahan baku:
Tidak dicatat
Lanjutan…
Sisa Bahan
1
Ketika memproses bahan mentah menjadi barang jadi, tdk semua bahan baku terpakai semua, ada bahan-bahan sisa. Namun, sisa
tersebut tdk dpt digunakan lagi.
Apabila sisa bahan baku tidak mempunyai nilai atau tdk dpt dijual, hal ini berakibat harga bahan baku yg dibebankan ke produk jadi
menjadi lebih tinggi.
Jika sisa bahan mempunyai nilai artinya bisa dijual, maka perlakuan hasil penjualan sisa bahan tersebut dpt sbg pengurang biaya bahan
baku pesanan yg menghasilkan sisa bahan tersebut, sbg pengurangan BOP yg sesungguhnya terjadi, atau sbg penghasil di luar usaha.
Produk Rusak
2
Produk rusak adalah produk yg tdk memenuhi standar yg telah ditetapkan, kemungkinannya produk tersebut sudah tdk dpt diperbaiki,
padahal produk tersebut sudah menggunakan unsur biaya produksi untuk memproduksinya.
a) Apablia produk rusak terjadi krn kesulitan dalam pengerjaannya sehingga produk yg dihasilkan ada beberapa yg rusak.
 Jika terjadi seperti hal tsb maka harga poko produk rusak dibebankan sbg penambahan tambahan harga pokok produk yg baik
dalam pesanan yg bersangkutan.
 Jika produk rusak tsb masih dpt dijual, maka hasil uang penjualan dpt mengurangi biaya produksi yg menghasilkan produk rusak
tadi. Sehingga hasil penjualannya diperlakukan sbg pengurang biaya produksi yg menghasilkan produk rusak tsb.
Produk Rusak
2
b) Apablia produk rusak karena hal yg wajar terjadi, maka kerugian yg timbul karena adanya kerusakan akan dibebankan kepada
produk secara keseluruhan kedalam BOP.
Lanjutan…
Produk Catat
3
Produk catat adalah produk yg tdk memenuhi standar yg telah ditetapkan, sehingga membutuhkan untuk perbaikan atau revisi
produk kembali.
Untuk memperbaiki produk tersebut dibutuhkan biaya perbaikan agar produk tersebut dpt sesuai standar yg ditetapkan.
Perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat adalah mirip dengan yg telah dibicarakan dalam produk rusak.
a) Apabila produk cacat terjadi karena kesulitan dalam pengerjaannya sehingga produk yg dihasilkan ada beberapa yg cacat.
 Jika terjadi seperti hal tersebut maka harga pokok produk catat dibebankan sbg penambahan tambahan harga pokok produk
yg baik dalam pesanan yg bersangkutan.
 Jika produk cacat tersebut masih dapat dijual, maka hasil uang penjualan dapat mengurangi biaya produksi yg menghasilkan
produk cacat tadi, maka hasil penjualannya diperlakukan sbg pengurang biaya produksi yg menghasilkan produk cacat
tersebut.
b) Apabila produk cacat karena hal yg wajar terjadi, maka kerugian yg timbul karena adanya produk cacat akan dibebankan kepada
produk secara keseluruhan kedalam BOP.
8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx

More Related Content

What's hot

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikRiriany Ririany
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Mandiri Sekuritas
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1Lia Ivvana
 
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANFalanni Firyal Fawwaz
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemenYola_Fitri
 
Pendapatan nasional ii
Pendapatan nasional iiPendapatan nasional ii
Pendapatan nasional iiTsaniyah Hanif
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesHasan Romadon
 
Biaya overhead-pabrik
Biaya overhead-pabrikBiaya overhead-pabrik
Biaya overhead-pabrikliishaque
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrssripardede
 

What's hot (20)

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead PabrikAkuntansi Biaya Overhead Pabrik
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
 
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - XRingkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaianJurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian
 
akuntansi manajemen
akuntansi manajemenakuntansi manajemen
akuntansi manajemen
 
Persekutuan (Likuidasi)
Persekutuan (Likuidasi)Persekutuan (Likuidasi)
Persekutuan (Likuidasi)
 
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bopContoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
Contoh soal dan penyelesaian departementalisasi bop
 
Penentuan Harga Jual
Penentuan Harga JualPenentuan Harga Jual
Penentuan Harga Jual
 
Pendapatan nasional ii
Pendapatan nasional iiPendapatan nasional ii
Pendapatan nasional ii
 
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok ProsesAkuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
Akuntansi Biaya : Metode Harga Pokok Proses
 
Akuntansi Dasar Bab 6
Akuntansi Dasar Bab 6Akuntansi Dasar Bab 6
Akuntansi Dasar Bab 6
 
Bab 8 multiplier
Bab 8   multiplierBab 8   multiplier
Bab 8 multiplier
 
Biaya overhead-pabrik
Biaya overhead-pabrikBiaya overhead-pabrik
Biaya overhead-pabrik
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
 

Similar to 8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx

Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1noortia
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanR S
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPOwnskin
 
Akuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptxAkuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptxMiaAdinda3
 
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11  Akuntasi Biaya.pptxkelompok 11  Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptxyovisene
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIsmha Mhanyun
 
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptxMETODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptximamhanapi4
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptxTaufan41
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxHendraLesmana48
 
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.pptPertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.pptNURMELISA4
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulDiana Marlyna
 
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptMetode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptAwaludin Siking
 
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.pptFrida Adnantara
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).pptMANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).pptAnnisaRohima1
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Diana Marlyna
 

Similar to 8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx (20)

Akuntansi Biaya 7.pdf
Akuntansi Biaya 7.pdfAkuntansi Biaya 7.pdf
Akuntansi Biaya 7.pdf
 
Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOPbiaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
biaya tenaga kerja,bahan baku dan BOP
 
Akuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptxAkuntansi biaya bab 6.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptx
 
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11  Akuntasi Biaya.pptxkelompok 11  Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptxMETODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
 
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptxPertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
 
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docxMATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
MATERI TAMBAHAN 770 PERTEMUAN 2.docx
 
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.pptPertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
Pertemuan_3,_4_Metode_HP_Pesanan.ppt
 
Metode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modulMetode harga pokok pesanan modul
Metode harga pokok pesanan modul
 
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptMetode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
 
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).pptMANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN (2).ppt
 
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
Metode harga pokok pesanan student-dikonversi (1)
 
Ppt fix
Ppt fix Ppt fix
Ppt fix
 
Manajemen Persediaan.ppt
Manajemen Persediaan.pptManajemen Persediaan.ppt
Manajemen Persediaan.ppt
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHykbek
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

8. Akuntansi Biaya Bahan Baku.pptx

  • 2. Mengetahui biaya bahan baku sebagai komponen biaya produksi Mengetahui proses pengadaan bahan baku untuk produksi Mengetahui pencatatan pengadaan & pemakaian bahan baku dalam produksi
  • 3. Bahan-bahan yg merupakan komponen utama yg membentuk keseluruhan dari produk jadi. Bahan baku Bahan baku penolong Bahan yg digunakan dalam proses produksi yg nilainya kecil dan tidak dapat diidentifikasikan dalam produk jadi. Contoh Produk : Kaos olah raga Bahan baku : Kain kaos Bahan penolong : Benang Bahan baku penolong ini masuk dalam komponen biaya produksi sebagai BOP Perusahaa n
  • 4. Bagan alur Pembelian, Penerimaan, Pencatatan & Pembayaran Bahan Baku
  • 5. Harga perolehan bahan baku dalam perusahaan, tdk hanya harga beli bahan baku saja, namun juga termasuk biaya-biaya yg dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan bahan baku tersebut. Dalam perusahaan yg besar, untuk membeli bahan baku yg dibutuhkan perusahaan dilakukan oleh departemen tersendiri, yaitu Departemen Pembelian. Pembelian dilakukan tertulis dgn membuat formulir-formulir guna menetapkan tanggung jawab & memberikan informasi mengenai pihak-pihak yg akan menggunakan informasi tersebut. Formulir-formulir yg dibuat dlm rangka pembelian bahan baku diantaranya: Perusahaa n Formulir Pembelian Formulir Pemesanan Bahan Baku Formulir Penerimaan 1 2 3
  • 6. Formulir Pembelian 1 Formulir utama yg diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian. Bukti permintaan pembelian berasal dari bagian gudang dimana bagia tsb membuat formulir permintaan bahan baku yg diajukan pada bagian pembelian. Permintaan bahan baku dari bagian gudang dibuat jika bahan baku yg ada di gudang sudah mencapai pada tahap minimal sehingga perlu dilakukan pemesanan kembali/reorder point (ROP). Reorder Point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock Keterangan: Lead time =Waktu yg dibutuhkan antara barang yg dipesan hingga sampai di perusahaan Rata-rata pemakaian = Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu Persediaan pengaman = Jumlah persediaan barang minimum yg harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku Safety stock
  • 7. Formulir Pembelian 1 Formulir utama yg diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan pesanan pembelian. Bukti permintaan pembelian berasal dari bagian gudang dimana bagia tsb membuat formulir permintaan bahan baku yg diajukan pada bagian pembelian. Permintaan bahan baku dari bagian gudang dibuat jika bahan baku yg ada di gudang sudah mencapai pada tahap minimal sehingga perlu dilakukan pemesanan kembali/reorder point (ROP). Reorder Point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock Keterangan: Lead time =Waktu yg dibutuhkan antara barang yg dipesan hingga sampai di perusahaan Rata-rata pemakaian = Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu Persediaan pengaman = Jumlah persediaan barang minimum yg harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku Safety stock
  • 8. Contoh Soal: PT Maju Makmur Konveksi, akan menghitung persediaan dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan baku kain, dengan data sbb: Waktu tunggu pesanan bahan baku kain datang (lead time) 5 hari  Pemakaian rata-rata perhari bahan baku kain sebesar 300 m Persediaan cadangan (safety stock) sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 hari Tentukan Reorder Point untuk bahan baku kain!! Jawab: Reorder point = (lead time x rata-rata pemakaian) + safety stock = (5 x 300 m) + (2 x 300 m) = 2.100 m Lanjutan… Jadi, batas minimal bahan baku di gudang sebanyak 2.100 m , maka bagian gudang wajib mengajukan permintaan pembelian bahan baku kain pada bagian pembelian.
  • 9. Formulir permintaan bahan baku yg dibuat oleh bagian gudang, selanjutnya diberikan pada bagian pembelian, lalu bagian pembelian membuat formulir pesanan pembelian bahan baku yg ditujukan pada pemasok bahan baku. Formulir Pemesanan Bahan Baku 2 Formulir Penerimaan 3 Tugas penerima yaitu menerima bahan baku yg dipesan dari pemasok, membongkar bahan baku yg sudah dikirim dari pemasok, membandingkan jumlah bahan baku yg diterima dgn formulir pemesanan, membuat laporan penerimaan. Jika ada ketidaksesuaian dan kerusakan, maka bagian penerima perlu memberitahukan pada bagian pembelian mengenai selisih, lalu bagian pembelian akan menghubungi pihak pemasok.
  • 10. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity – EOQ) EOQ adalah jumlah persediaan yg harus dipesan pada suatu saat dgn tujuan untuk mengurangi biaya tahunan. Jika suatu perusahaan tdk terlalu sering membeli bahan baku & melakukan pembelian tsb dalam jumlah besar (kebalikan dari hal ini adalah pendekatan just in-time), biaya penyimpanan persediaan menjadi tinggi karena investasi yg cukup besar dalam persediaan. Jika pembelian dilakukan dalam jumlah kecil, dgn frekuensi pesanan cukup sering, hal ini dapat mengakbatkan biaya pemesanan yg tinggi. Oleh karena itu, jumlah optimum yg dipesan pada suatu waktu tertentu ditentukan dgn cara menyeimbangkan 2 faktor: 1) Biaya penyimpanan bahan baku 2) Biaya perolehan (pemesanan) bahan baku
  • 11. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity – EOQ) Rumus EOQ adalah sbb: EOQ = √2 x RU x CO CU x CC Keterangan: RU = Required unit for annual (kebutuhan bahan untuk tahun yg akan datang) CO = Cost per Order (biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan) CU = Cost per Unit (harga faktur & biaya angkut setiap bahan yg dibeli) CC = Carrying Cost Percentage (biaya penyimpanan variabel yg dihitung berdasarkan persentase dari cost per unit bahan Lanjutan…
  • 12. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity – EOQ) Contoh Soal: Perusahaan X membutuhkan bahan mentah karet sebanyak 64.000 unit/tahun (1 tahun = 320 hari) dengan harga Rp50 setiap unit. Dalam rangka pembelian tersebut dibutuhkan biaya-biaya sbb:  Biaya pengiriman pesanan Rp10/1 kali pesan  Biaya administrasi Rp20/1 kali pesan  Biaya penyelesaian pemesanan Rp20/1 kali pesan  Biaya penyimpanan di gudang Rp1/unit/tahun Carilah EOQ!! Jawab: RU = 64.000 CO = 10+20+20 CU = 50 CC = 1 Lanjutan… EOQ = √2 x 64.000 x 50 50 x 1 = 358 unit Jadi, PT X agar memperoleh pemesanan yg ekonomis maka setiap kali disarankan jumlah pemesanan ekonomis sebanyak 358 unit.
  • 13. Unsur dari harga pokok bahan baku yg dibeli adalah terdiri dari: Harga pembelian (harga yg tercantum dalam faktur pembelian) 1 Biaya-biaya pembelian seperti biaya angkut 2 Biaya-biaya yg dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah 3 Untuk perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sbb: Biaya angkutan diperlakukan sbg tambahan harga pokok bahan baku yg dibeli. 1 Biaya angkutan tidak diperlakukan sbg tambahan harga pokok bahan baku yg dibeli. Namun, diperlakukan sbg unsur BOP 2 (a) Biaya angkut dihitung berdasarkan kuantitas bahan baku (b) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yg dibeli berdasarkan tarif yg ditentukan di muka. Pada awal tahun, perusahaan melakukan pembuatan anggaran. Untuk besarnya biaya angkut pembelian bahan baku akan dilakukan penaksiran sbg unsur BOP. Kemudian, biaya angkutan yg sesungguhnya terjadi & dikeluarkan kemudian dicatat dalam debit rekening BOP sesungguhnya.
  • 14. Lanjutan… Biaya angkutan diperlakukan sbg tambahan harga pokok bahan baku yg dibeli. 1 (a) Biaya angkut dihitung berdasarkan kuantitas bahan baku Contoh Soal: Perusahaan membeli 3 macam bahan baku dgn jumlah harga dalam faktur sebesar Rp700.000. biaya angkutan yg harus dibayar untuk mengangkut 3 jenis bahan baku sebesar Rp200.000. kuantitas masing-masing jenis bahan baku yg tercantum dalam faktur adalah bahan baku A = 300 Kg; bahan baku B = 250 Kg; bahan baku C = 50 Kg. Pembagian biaya angkutan kepada tiap-tiap jenis bahan baku adalah: Jenis Bahan Baku Berat Harga Pokok Bahan Baku Harga Faktur % Kg (i) (i) : 600 (ii) (ii) x Rp200.000 (iii) A 300 0,50 100.000 B 250 0,42 83.333 C 50 0,08 16.667 600 1,00 200.000
  • 15. Lanjutan… Biaya angkutan diperlakukan sbg tambahan harga pokok bahan baku yg dibeli. 1 (b) Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yg dibeli berdasarkan tarif yg ditentukan di muka Contoh Soal: Biaya angkutan yg diperkirakan akan dikeluarkan dalam Tahun 2020 adalah sebesar Rp3.000.000 dan jumlah bahan baku yg diangkut diperkirakan sebanyak 40.000 Kg. jadi tarif biaya angkut untukTahun 2020 adalah sebesar Rp3.000.000 : 40.000 Kg jadi Rp75 /Kg bahan baku yg diangkut. Dalam tahun 2020 jumlah bahan baku yg dibeli dan alokasi angkutan atas dasar tarif disajikan sbb: Jenis Bahan Baku Berat Harga Faktur Biaya Angkutan yg Dibebankan atas DasarTarif Harga Pokok Bahan Baku Kg (i) (ii) (i) x Rp75 (iii) (ii) + (iii) = (iv) A 20.000 Rp 4.000.000 Rp 1.500.000 Rp 5.500.000 B 10.000 3.000.000 750.000 3.750.000 C 10.000 3.500.000 750.000 4.250.000 Rp 10.500.000 Rp 3.000.000 Rp 13.500.000 Jika misalnya biaya angkutan yg sesungguhnya dlm tahun 2020 adalah sebesar Rp2.800.000, maka jurnal yg dibuat dlm Tahun 2020 untuk mencatat bahan baku yg dibeli tsb adalah sbb:
  • 16. Lanjutan… 1) Jurnal pembelian bahan baku: Persediaan bahan baku Rp10.500.000 Kas Rp10.500.000 2) Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif Persediaan bahan baku Rp3.000.000 Biaya angkutan Rp3.000.000 3) Jurnal pencatatan biaya angkutan yg sesungguhnya terjadi Biaya angkutan Rp2.800.000 Kas Rp2.800.000 4) Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening harga pokok penjualan Biaya angkutan Rp200.000 Harga pokok penjualan Rp200.000 Jika misalnya biaya angkutan yg sesungguhnya dlm tahun 2020 adalah sebesar Rp2.800.000, maka jurnal yg dibuat dlm Tahun 2020 untuk mencatat bahan baku yg dibeli tsb adalah sbb:
  • 17. Harga bahan baku dari waktu ke waktu ada kemungkinan tdk stabil, maka dari itu persediaan bahan baku di gudang terdiri dari beberapa harga. Untuk mengatasi masalah beberapa harga yg berbeda walaupun jenis bahan bakunya sama, perlu dilakukan metode penentuan harga pokok bahan baku pada saat akan memproduksi barang. Metod tsb adalah: Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In, First Out – FIFO) Metode MasukTerakhir Keluar Pertama (Last In, First Out – LIFO) Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) 1 2 3 Metode ini menentukan biaya bahan baku dgn anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yg pertama masuk ke dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga pokok bahan baku yg pertama kali dipakai. Metode ini menentukan biaya bahan baku dgn anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yg masuk terakhir di gudang, digunakan untuk menentukan harga pokok bahan baku yg pertama kali dipakai. Metode ini menghitung harga pokok rata-ratanya dgn cara membagi total harga pokok dgn jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yg harga pokok produk per satuannya berbeda dgn harga pokok satuan barang yg ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga
  • 18. Harga bahan baku dari waktu ke waktu ada kemungkinan tdk stabil, maka dari itu persediaan bahan baku di gudang terdiri dari beberapa harga. Untuk mengatasi masalah beberapa harga yg berbeda walaupun jenis bahan bakunya sama, perlu dilakukan metode penentuan harga pokok bahan baku pada saat akan memproduksi barang. Metod tsb adalah: Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In, First Out – FIFO) Metode MasukTerakhir Keluar Pertama (Last In, First Out – LIFO) Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) 1 2 3 Metode ini menentukan biaya bahan baku dgn anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yg pertama masuk ke dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga pokok bahan baku yg pertama kali dipakai. Metode ini menentukan biaya bahan baku dgn anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yg masuk terakhir di gudang, digunakan untuk menentukan harga pokok bahan baku yg pertama kali dipakai. Metode ini menghitung harga pokok rata-ratanya dgn cara membagi total harga pokok dgn jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembelian yg harga pokok produk per satuannya berbeda dgn harga pokok satuan barang yg ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga
  • 19. Lanjutan… Contoh Soal: FIFO Tgl 1 Januari 2014 Persediaan awal : 100 buah @ Rp5.000 Tgl 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.000 Tgl 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.500 Tgl 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah Tgl 5 Januari 2014 Penjualan : 100 buah Tgl Pembelian Penjualan Persediaan Akhir 1 100 @ Rp5.000 2 100 @ Rp10.000 100 @ Rp5.000 100 @ Rp10.000 3 100 @ Rp10.500 100 @ Rp5.000 100 @ Rp10.000 100 @ Rp10.500 4 100 @ Rp5.000 100 @ Rp10.000 = Rp500.000 100 @ Rp10.500 5 100 @ Rp10.000 100 @ Rp10.500 = Rp1.000.000 Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 buah @ Rp10.500 = Rp1.050.000
  • 20. Lanjutan… Contoh Soal: LIFO Tgl 1 Januari 2014 Persediaan awal : 100 buah @ Rp5.000 Tgl 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.000 Tgl 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.500 Tgl 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah Tgl 5 Januari 2014 Penjualan : 100 buah Tgl Pembelian Penjualan Persediaan Akhir 1 100 @ Rp5.000 2 100 @ Rp10.000 100 @ Rp5.000 100 @ Rp10.000 3 100 @ Rp10.500 100 @ Rp5.000 100 @ Rp10.000 100 @ Rp10.500 4 100 @ Rp10.500 100 @ Rp5.000 = Rp1.050.000 100 @ Rp10.000 5 100 @ Rp10.000 100 @ Rp5.000 = Rp1.000.000 Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-5 adalah sebesar 100 buah @ Rp5.000 = Rp500.000
  • 21. Lanjutan… Contoh Soal: AVERAGE Tgl 1 Januari 2014 Persediaan awal : 100 buah @ Rp5.000 Tgl 2 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.000 Tgl 3 Januari 2014 Pembelian : 100 buah @ Rp10.500 Tgl 4 Januari 2014 Penjualan : 100 buah Tgl Pembelian Penjualan Persediaan Akhir 1 Persediaan awal 100 @ Rp5.000 Rp500.000 2 100 @ Rp10.000 Rp1.000.000 3 100 @ Rp10.500 Rp1.050.000 4 100 @ Rp8.500 Rp850.000 Harga jual perbuah = Rp500.000 + Rp1.000.000 + Rp1.050.000 = Rp2.550.000 / 300 buah = Rp 8.500 Persediaan akhir 200 buah x Rp8.500 = Rp1.700.000
  • 22. Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yg diapakai dalam produksi, yaitu: Metode mutasi persediaan atau Perpetual 1 Setiap ada mutasi atau perpindahan bahan baku harus dicatat dalam kartu persediaan, jadi sewaktu-waktu bisa diketahui berapa total persediaan bahan baku. Perhitungan dgn melakukan pencatatan yg tertib & teratur setiap ada perubahan persediaan. Persediaan bahan baku digunakan untuk mencatat persediaan awal & mutasi bahan baku selama satu periode waktu. Apabila persediaan bahan baku bertambah, akun ini di debit & jika berkurang akun ini di kredit. a) Pembelian bahan baku secara tunai: Persediaan bahan baku Rpxxx Kas Rpxxx b) Pembelian bahan baku secara kredit: Persediaan bahan baku Rpxxx Utang dagang Rpxxx c) Pemakaian bahan baku: Barang dalam proses – Biaya bahan baku Rpxxx Persediaan bahan baku Rpxxx
  • 23. Metode persediaan fisik 2 Dalam metode ini, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yg dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Perhitungan dgn cara melihat langsung wujud/fisik barang yg dimiliki saat itu (stock opname) Persediaan tdk dicatat setiap saat. a) Pembelian bahan baku secara tunai: Persediaan bahan baku Rpxxx Kas Rpxxx b) Pembelian bahan baku secara kredit: Persediaan bahan baku Rpxxx Utang dagang Rpxxx c) Pemakaian bahan baku: Tidak dicatat Lanjutan…
  • 24. Sisa Bahan 1 Ketika memproses bahan mentah menjadi barang jadi, tdk semua bahan baku terpakai semua, ada bahan-bahan sisa. Namun, sisa tersebut tdk dpt digunakan lagi. Apabila sisa bahan baku tidak mempunyai nilai atau tdk dpt dijual, hal ini berakibat harga bahan baku yg dibebankan ke produk jadi menjadi lebih tinggi. Jika sisa bahan mempunyai nilai artinya bisa dijual, maka perlakuan hasil penjualan sisa bahan tersebut dpt sbg pengurang biaya bahan baku pesanan yg menghasilkan sisa bahan tersebut, sbg pengurangan BOP yg sesungguhnya terjadi, atau sbg penghasil di luar usaha. Produk Rusak 2 Produk rusak adalah produk yg tdk memenuhi standar yg telah ditetapkan, kemungkinannya produk tersebut sudah tdk dpt diperbaiki, padahal produk tersebut sudah menggunakan unsur biaya produksi untuk memproduksinya. a) Apablia produk rusak terjadi krn kesulitan dalam pengerjaannya sehingga produk yg dihasilkan ada beberapa yg rusak.  Jika terjadi seperti hal tsb maka harga poko produk rusak dibebankan sbg penambahan tambahan harga pokok produk yg baik dalam pesanan yg bersangkutan.  Jika produk rusak tsb masih dpt dijual, maka hasil uang penjualan dpt mengurangi biaya produksi yg menghasilkan produk rusak tadi. Sehingga hasil penjualannya diperlakukan sbg pengurang biaya produksi yg menghasilkan produk rusak tsb.
  • 25. Produk Rusak 2 b) Apablia produk rusak karena hal yg wajar terjadi, maka kerugian yg timbul karena adanya kerusakan akan dibebankan kepada produk secara keseluruhan kedalam BOP. Lanjutan… Produk Catat 3 Produk catat adalah produk yg tdk memenuhi standar yg telah ditetapkan, sehingga membutuhkan untuk perbaikan atau revisi produk kembali. Untuk memperbaiki produk tersebut dibutuhkan biaya perbaikan agar produk tersebut dpt sesuai standar yg ditetapkan. Perlakuan terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat adalah mirip dengan yg telah dibicarakan dalam produk rusak. a) Apabila produk cacat terjadi karena kesulitan dalam pengerjaannya sehingga produk yg dihasilkan ada beberapa yg cacat.  Jika terjadi seperti hal tersebut maka harga pokok produk catat dibebankan sbg penambahan tambahan harga pokok produk yg baik dalam pesanan yg bersangkutan.  Jika produk cacat tersebut masih dapat dijual, maka hasil uang penjualan dapat mengurangi biaya produksi yg menghasilkan produk cacat tadi, maka hasil penjualannya diperlakukan sbg pengurang biaya produksi yg menghasilkan produk cacat tersebut. b) Apabila produk cacat karena hal yg wajar terjadi, maka kerugian yg timbul karena adanya produk cacat akan dibebankan kepada produk secara keseluruhan kedalam BOP.