Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Akuntansi biaya bab 6.pptx
1. BAB VI
METODE HARGA POKOK PESANAN
A. Pendahuluan
Dalam perusahaan manulaktur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seluruh biaya produksi dicatat dalarn sualu
akun pengendali (cortroling account) yaitu Barang dalam Proses. Transaksi-transaksi yang dicatat sebagaî biaya produksi
dalam akun barang dalam ini biasanya berasal dari Pernakaian bahan baku langsung pendistribusiaan dan pengalokasian
biaya tenaga kerja langsung ke pekerjaan yang bersangkutan, dan Pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan
tarif tertentu.
Rincian biaya produksi atau harga pokok untuk masing-masing pekerjaan dapat ditunjukan pada kartu barga pokok
pesanan. Pada akhir periode akuntansi, saldo akun Barang dalam Proses harus sama dengan saldo dari seluruh kartu harga
pokok pesanan yang rnasih belum selesai pada akhir periode akuntansi. Arus biaya dan pencatatan untuk biaya bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik akan diuraikan dalam lanjutan bab ini pada sub-subtopik akuntansi
bahan baku, akuntansi tenaga kerja, dan akuntansi overhead pabrik.
B. Akuntansi Biaya Bahan Baku
Pada dasarnya terdapat dua jenis transaksi yang mempengaruhi bahan baku, yaitu:
1) pembelian dan penerirnaan bahan baku,
2. Pencatatan pembeliaan dan Penerimaan Bahan Baku
Pencatatan persediaan dalarn perusahaan manufaktur biasanya rnenggunakan sistem perpetual. Selain itu, kita
juga mengenal sistern pencatatan persediaan yang lain, yaitu sistem periodik yang banyak digunakan pada
perusahaan dagang. Pada sistem perpetual, pembelian dan penerimaan bahan baku dicatat dengan mendebit
akun Persediaan Bahan Baku, sedangkan pada sistem periodik akun Pembelian akan didebit. Berikut ini adalah
ayat jurnal untuk mencatat pembelian dan penerimaan bahan sistern perpetual
Contoh:
PT. Akhyar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi
berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh pemesan dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang
diterima. Pada bulan november 2019, PT Akhyar mendapat pesanan untuk
3. mencetak undangan sebanyak 1500 lembar dari PT Syafiq dengan harga Rp 3.000 per lembar. Dalam bulan
yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari
PT Salwa dengan harga Rp 1.000 per lembar. Pesanan dari PT Syafiq diberi nomor 101 dan pesanan dari PT
Salwa diberi nomor 102. Kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut adalah
sebagai berikut:
Pembelian bahan baku dan bahan penolong
Bahan baku dan bahan penolong yang dibeli pada tanggal 3 November untuk keperluan produksi adalah
sebagai berikut:
4. Perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong secara kredit. Bahan baku dan bahan penolong dibeli oleh
bagian pembelian. Bahan tersebut disimpan didalam gudang menanti hingga saatnya digunakan dalam proses
produksi. Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol untuk mencatat persediaan bahan: Persediaan Bahan
Baku dan Persediaan Bahan Penolong. Pembelian bahan baku dan bahan penolong di atas dicatat sebagai berikut:
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam proses produksi
Untuk dapat mencatat bahan baku dan bahan penolong dalam tiap pesanan, perusahaan menggunakan dokumen
yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen
32
5. ini diisi oleh bagian produksi dan diserahkan ke bagian gudang untuk meminta bahan baku yang dibutuhkan
untuk memenuhi pesanan. Kemudian, bagian gudang akan mengisi jumlah bahan baku yang diserahkan ke
bagian produksi pada dokumen tersebut. Dokumen tersebut selanjutnya digunakan sebagai dokumen sumber
untuk dasar pencatatan pemakaian bahan. Untuk memproses pesanan 101 dan 102 digunakan bahan sebagai
berikut:
Jumlah bahan baku yang dipakai (Rp 1.350.000 + Rp 4.125.000) = Rp 5.475.000
Sementara itu, bahan penolong yang digunakan untuk memproses kedua pesanan tersebut adalah sebagai
berikut:
6. Atas dasar bukti permintaan dan pengeluaran gudang tersebut, jurnal yang diperlukan adalah sebagai
berikut:
Karena dalam metode harga pokok pesanan harus dipisahkan antara biaya langsung dengan biaya tidak
langsung maka pemakaian bahan penolong yang merupakan biaya tidak langsung dicatat dengan mendebet
rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan mengkredit Persediaan Bahan Penolong.
Kenapa bukan dengan mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik?
Rekening Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik hanya didebet untuk mencatat biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Jadi pemakaian bahan baku akan dijurnal sebagai berikut:
33
7. 3. Pencatatan biaya tenaga kerja
Untuk mencatat biaya tenaga kerja, terlebih dahulu dipisahkan antara upah langsung
dan upah tidak langsung. Upah langsung dicatat dengan mendebet rekening Barang
Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Lansung sedangkan upah tidak langsung dicatat
dengan menggunakan rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Misalkan
biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi adalah sebagai
berikut:
8. Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
Karena biaya tenaga kerja terdiri dari beberapa unsur biaya yakni biaya tenaga kerja lansung, biaya tenaga
kerja tidak langsung, dan biaya non produksi (gaji karyawan bagian adm dan bagian pemasaran) maka
diperlukan adanya distribusi biaya tenaga kerja sehingga jurnal untuk mencatat transaksi biaya tersebut
adalah sebagai berikut:
34
9. c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah
Gaji dan upah yang dibayarkan akan dicatat dengan jurnal berikut:
4. Pencatatan biaya overhead pabrik
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua yakni:
1. Biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan
Biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka adalah biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk pesanan. Tarif biaya overhead pabrik ini umumnya dihitung di awal
tahun anggaran berdasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka di catat mendebet rekening Barang Dalam Proses – Biaya
Overhead Pabrik dan mengkredit rekening Biaya Overhead yang Dibebankan.
10. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan di atas adalah:
2. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang benar-
benar terjadi pada saat proses produksi dan dicatat dengan mendebet rekening
kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Secara periodik (biasanya akhir bulan)biaya
overhead pabrik yang dibebankan kepada produk akan dibandingkan dengan biaya
overhead pabrik sesungguhnya dengan mendebet rekening Biaya Overhead Pabrik yang
Dibebankan dan mengkredit rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya kemudian dihitung
selisihnya.
Misalkan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk adalah sebesar 150% dari biaya
tenaga kerja masing- masing produk sehingga biaya overhead pabrik yang dibebankan pada
masing-masingproduk adalah sebagai berikut:
11. Misalkan selama proses produksi terdapat biaya overhead pabrik yang sesungguhnyaterjadi selain yang
disebut dalam jurnal #4 dan #6 seperti berikut:
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi seperti disebut di
12. •samping adalah sebagai berikut:
•Untuk mengetahui apakah biaya overhead
pabrik yang dibebankan menyimpang dari
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi maka saldo rekening Biaya Overhead
Pabrik yang Dibebankan ditutup ke
rekening Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya.
•Setelah itu kita hitung saldo Biaya
Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi
sepertiberikut:
13. Selisih tersebut akan dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik denganmencatat jurnal berikut:
5. Pencatatan harga pokok produk jadi
Harga pokok produk yang sudah jadi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan
yang bersangkutan. Misalkan produk yang sudah selesai diproduksi adalah pesanan 101 . Harga pokok produk pesanan 101
berdasarkan kartu harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:
Harga pokok produk pesanan 101 dicatat dengan jurnal berikut:
14. 6. Pencatatan harga pokok yang masih dalam proses
Pada akhir periode, kemungkin terdapat produk yang masih dalam proses produksi. Biaya yang telah
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan
kemudian dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dengan mendebet rekening
Persediaan Produk Dalam Proses danmengkredit rekening Barang Dalam Proses. Misalkan produk yang
masih dalam proses adalah pesanan 102 dengan rincian biaya berdasarkan kartu harga pokok pesanan
adalah sebagai berikut:
Jurnalnya :
37
15. 7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dengen mendebet rekening Harga Pokok Penjualan dan
mengkredit Persediaan Produk Jadi. Untuk pesanan 101 jurnalnya adalah sebagai berikut:
8. Pencatatan pendapatan penjualan produk
Pendapatan dicata dengan mendebet rekening Piutang Dagang (penjualan dilakukan secara kredit) dan mengkredit
rekening Hasil Penjualan. Di awal disebutkan bahwa harga jual untuk pesanan 101 adalah Rp 3000 per lembar dengan
jumlah sebanyak 1500 lembar sehingga jumlah keseluruhannya adalah RP
4.500.000. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Latihan :