SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
PERTEMUAN 11
AKUNTANSI BIAYA
1
BIAYA PRODUKSI
2
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku tidak Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung
Biaya tidak Langsung Lainnya
BIAYA BAHAN BAKU
3
TUJUAN PEMBELAJARAN
4
1. Mampu menjelaskan klasifikasi bahan
2. Mampu menjelaskan akuntansi biaya bahan
3. Mampu menjelaskan system pencatatan persediaan
bahan
4. Mampu menjelaskan kuantitas pesanan yang ekonomis
5. Mampu menerapkan metode penilaian persediaan bahan
6. Mampu menjelaskan prosedur pengendalian bahan
KLASIFIKASI
BAHAN
5
6
BIAYA BAHAN
BAKU
Biaya Bahan
Baku Langsung
Biaya Bahan
Baku tidak
Langsung
Biaya bahan baku langsung
adalah biaya yang dikeluarkan
untuk bahan yang akan menjad
bagian dari barang hasil produksi
Biaya dari komponen yang
digunakan dalam proses produksi
tetapi nilainya relative lebih kecil
dan tidak dapat ditelusuri dan
diidentifikasi secara langsung pada
suatu produk
KLASIFIKASI BAHAN
biaya dari suatu
komponen yang
digunakan dalam
proses produksi, yang
mana pemakaiannya
yang membentuk
bagian integral dari
produk jadi
AKUNTANSI BIAYA
BAHAN
7
8
AKUNTANSI BIAYA BAHAN
Akuntansi biaya bahan meliputi dua
kegiatan :
1. Pembelian Bahan
2. Pemakaian Bahan
9
Departemen pembelian bertanggung jawab atas pengadaan bahan
yang diperlukan untuk produksi dengan harga murah, kualitas yang baik,
dan tersedia tepat waktu. Berikut ini 3 formulir yang umum digunakan
dalam transaksi pembelian
PEMBELIAN BAHAN
FORMULIR PERMINTAAN
PEMBELIAN
PESANAN
PEMBELIAN
LAPORAN PENERIMAAN
Deskripsi Permintaan tertulis
kepada departemen
pembelian untuk
membeli bahan yang
dibutuhkan
Permintaan tertulis
kepada pemasok untuk
mengirimkan bahan
yang dipesan pada
tanggal tertentu
Laporan tertulis yang dibuat pada
saat bahan yang dipesan diterima
yang mencantumkan kuantitas
deskripsi, kondisi pemasok dan No.
pesanan
10
PEMBELIAN BAHAN
FORMULIR PERMINTAAN PEMBELIAN PESANAN PEMBELIAN LAPORAN PENERIMAAN
Pembuat Bagian Gudang kepada
Departemen yang membutuhkan
Departemen Pembelian Bagian penerima barang
Distribusi
Tembusan
Gudang-Gudang, Bagian
penerima barang, Departemen
Pembelian
Pemasok-pemasok,
Departemen pembelian,
Departemen Akuntansi,
Bagian Utang, Bagian
penerima barang
Bagian penerima barang-
barang, Departemen
Pembelian, Departemen
Akuntansi, bagian Utang
Departemen Gudang
11
Pemakaian bahan kepala Departemen yang
membutuhkan bahan mengisi formulir permintaan
bahan yang mencantumkan nomor pesanan atau
departemen yang memerlukan bahan, nama dan
kuantitas bahan yang diminta. Setelah menerima
formulir tersebut bagian Gudang akan mengeluarkan
bahan-bahan yang diminta.
PEMAKAIAN BAHAN
SISTEM PENCATATAN
PERSEDIAAN BAHAN
12
13
1. Sistem persediaan periodic
2. Sistem persediaan perpetual
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
14
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
Kegiatan
PERPETUAL
Akun Debet Kredit
Pembelian
bahan
Persediaan bahan XXX
Kas/Utang dagang XXX
PERIODIK
Akun Debet Kredit
Pembelian bahan XXX
Kas/Utang dagang XXX
15
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
Kegiatan
PERPETUAL
Akun Debet Kredit
Pemakaian
bahan
PDP Biaya Bahan XXX
BOP Aktual XXX
Persediaan Bahan XXX
PERIODIK
TIDAK ADA JURNAL
Persediaan bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung dicatat
pada akhir periode dengan melakukan penyesuaian
KUANTITAS PESANAN
YANG EKONOMIS
16
17
Kuantitas pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity)
adalah jumlah persediaan bahan baku yang harus dipesan pada suatu saat
tertentu dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan bahan baku
tahunan. Jika perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah besar, maka
biaya pemilikan persediaan akan tinggi karena adanya investasi yang besar.
Sebaliknya jika pesanan dilakukan dalam jumlah kecil, maka akan sering
terjadi pemesanan, sehingga biaya pesanan (ordering cost) menjadi tinggi.
Oleh karena itu jumlah pesanan yang akan dilakukan harus ditentukan
dengan memperhitungkan dua faktor, yaitu:
1. Biaya pemilikan ( penyediaan) bahan baku,
2. Biaya perolehan ( pemesanan) bahan baku.
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
18
Untuk menyeimbangkan faktor-faktor tersebut, perlu diberikan pertimbangan yang
menyeluruh terhadap investasi persediaan yang minimum dan manfaat yang berkaitan dengan
pencapaian proses pabrikasi yang lebih efisien dan efektif. untuk menghitung kuantitas pesanan
ekonomis (EOQ) dapat dilakukan dengan rumus:
EOQ =
2 𝑥 𝑅𝑈 𝑥 𝐶𝑂
𝐶𝑈 𝑥 𝐶𝐶
EOQ = Economic Order Quantity (Kuantitas pesanan yang ekonomis)
Keterangan :
RU = Annual Required Units (Unit Kebutuhan setahun)
CO = Cost per Order (Biaya per Pesanan)
CU = Cost per Unit of Material (Biaya bahan per unit)
CC = Carryng Cost percentage (persentase biaya pemilikan)
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
19
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
PT Pratama memberikan data kebutuhan bahan sebagai
berikut:
Estimasi kebutuhan tahun depan 2.400 unit
Biaya bahan tersebut per unit Rp 0,75
Biaya pemesanan per pesanan Rp.20
Biaya pemilikan persediaan (% dari rata-rata investasi
persediaan) 20%.
Diminta: berapa EOQ nya?
CONTOH :
20
Dari data tersebut EOQ adalah :
EOQ =
2 𝑥 2.400 𝑥 𝑅𝑝.20
𝑅𝑝.0,75 𝑥 20%
=
96.000
0,15
= 640.000
= 800 unit
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
21
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
EOQ tersebut juga dapat dinyatakan dalam nilai uang (rupiah), yaitu dengan
cara :
EOQ =
2 𝑥 2.400 𝑥 𝑅𝑝.0,75 𝑥 𝑅𝑝.20
20%
=
72.000
0,20
= 360.000
= Rp. 600 (total biaya)
Untuk mengubah EOQ dari nilai uang menjadi nilai kuantitas dapat
dilakukan dengan cara lain yaitu total biaya dibagi dengan biaya per unit
(Rp. 600 : 0,75 = 800 unit)
METODE PENILAIAN
PERSEDIAAN BAHAN
22
23
Aktivitas pembelian (perolehan) dan pemakaian bahan selalu
menyertai aktivitas produksi yang dilakukan. Frekuensi perolehan
(pembelian) bahan dalam satu periode akuntansi dapat dilakukan
beberapa kali dan mungkin dengan nilai biaya perolehan yang
berbeda. Oleh karena itu, persediaan bahan yang disimpan di
Gudang dimungkinkan memiliki biaya yang cukup beragam dan
fluktuatif, meskipun jenis bahan yang digunakan sama, yang
menjadikan permasalahan dalam pembebanan biaya bahan yang
digunakan untuk proses produksi.
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN
24
Metode untuk menentukan besarnya biaya bahan yang
digunakan dalam proses produksi :
1. Metode Identifikasi Khusus (Special Identification
Method)
2. Metode Rata-rata (Average Method)
3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN
25
Metode ini merupakan metode penilaian persediaan
bahan menggunakan biaya dan jumlah unit bahan yang
sesungguhnya (actual). Metode identifikasi khusus
merupakan cara yang paling ideal karena bahan yang
dibeli perusahaan diberi label idetitas terkait biaya bahan
per unit beserta jumlahnya, sehingga setiap pemakaian
bahan untuk proses produksi dapat langsung diketahui
besarnya biaya bahan yang digunakan.
METODE IDENTIFIKASI KHUSUS
26
Metode ini berasumsi bahwa bahan fisik yang digunakan dalam proses produksi
diambil dari Gudang secara acak. Oleh karena itu, besarnya biaya bahan per unit
yang digunakan dalam proses produksi ditentukan dari gabungan (kombinasi) seluruh
biaya bahan yang berasal dari salda awal persediaan bahan dan pembelian bahan.
Dengan demikian, untuk menentukan biaya bahan per unit didasarkan pada rata-
rata biaya bahan dari total biaya bahan yang ada digudang. Metode rata-rata
menggunakan Metode rata-rata tertimbang untuk secara fisik dan metode rata-rata
bergerak untuk system perpetual.
METODE RATA-RATA (AVERAGE METHOD)
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan aliran biaya bahan tanpa
harus sesuai dengan aliran fisik bahannya karena aliran listrik bahan
mempertimbangkan kondisi fisik bahan tersebut.
27
Metode FIFO ini berasumsi bahwa bahan yang dibeli pertama
kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses
produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir
periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli terakhir
kali.
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
Metode LIFO ini berasumsi bahwa bahan yang dibeli terakhir
kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses
produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir
periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli pertama
kali.
PENGENDALIAN
BAHAN
28
29
Ada lima prosedur pengendalian bahan yang digunakan untuk
menjamin agar biaya persediaan minimum dan kegiatan produksi tidak
terganggu karena kehabisan bahan.
1. Order Cyling melakukan pemeriksaan secara periodik terhadap
persediaan bahan dan mengadakan pemesanan jika diperlukan.
2. Min - max method ditentukan jumlah persediaan minimum supaya tidak
kehabisan bahan. Apabila persediaan bahan sudah mencapai jumlah
minimum, maka diadakan pemesanan sehingga bahan mencapai jumlah
maksimum.
PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN
30
3. Two-bin method persediaan dibagi dalam dua tempat dengan jumlah yang sama. pemesanan
dilakukan pada saat apabila persediaan dalam salah satu tempat telah habis telah ditentukan
4. Automatic order system ditentukan terlebih dahulu jumlah kuantitas pemesanan kembali.
pemesanan dilakukan pada saat kuantitas persediaan bahan telah mencapai jumlah yang
ditentukan.
5. ABC Plan bahan secara sistematis diklasifikasikan ke dalam tiga golongan berdasarkan
besarnya biaya pemakaian bahan selama satu periode. golongan bahan yang mengakibatkan
biaya pemakaian bahan terbesar ( golongan A) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
memadai ( misal: automatic order quantity). golongan bahan yang mengakibatkan biaya
pemakaian bahan terkecil ( golongan C) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
sederhana ( misal: min-max methode). karakteristik pengendalian bahan golongan B tingkat
keketatan nya di antara golongan A dan C
PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN

More Related Content

Similar to Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx

METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptxMETODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptximamhanapi4
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxNursinTahitu
 
Modul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biayaModul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biayaaninabil08
 
Biaya Taksiran.pdf
Biaya Taksiran.pdfBiaya Taksiran.pdf
Biaya Taksiran.pdfRiaMennita
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Eka Wahyuliana
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANOwnskin
 
Pengendalian Fasilitas dan Bahan
Pengendalian Fasilitas dan BahanPengendalian Fasilitas dan Bahan
Pengendalian Fasilitas dan BahanSobry Lhs
 
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11  Akuntasi Biaya.pptxkelompok 11  Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptxyovisene
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnAdi Jauhari
 
Resume 1 psak 14 persediaan
Resume 1  psak 14 persediaanResume 1  psak 14 persediaan
Resume 1 psak 14 persediaangresyestepina
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Mandiri Sekuritas
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruDarmansyahHS
 
Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiSistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiLuthfi Nk
 

Similar to Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx (20)

METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptxMETODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
METODE HP PESANAN - BIAYA BAHAN BAKU.pptx
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
 
Modul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biayaModul praktikum-akuntansi-biaya
Modul praktikum-akuntansi-biaya
 
Biaya Taksiran.pdf
Biaya Taksiran.pdfBiaya Taksiran.pdf
Biaya Taksiran.pdf
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)Inventory (persediaan)
Inventory (persediaan)
 
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANANHARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
HARGA POKOK PROSES DAN HARGAB POKOK PESANAN
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
 
Pengendalian Fasilitas dan Bahan
Pengendalian Fasilitas dan BahanPengendalian Fasilitas dan Bahan
Pengendalian Fasilitas dan Bahan
 
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11  Akuntasi Biaya.pptxkelompok 11  Akuntasi Biaya.pptx
kelompok 11 Akuntasi Biaya.pptx
 
Sistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya TaksirnSistem Biaya Taksirn
Sistem Biaya Taksirn
 
Resume 1 psak 14 persediaan
Resume 1  psak 14 persediaanResume 1  psak 14 persediaan
Resume 1 psak 14 persediaan
 
Tugas kwh
Tugas kwhTugas kwh
Tugas kwh
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
Bab 4-persediaan
Bab 4-persediaanBab 4-persediaan
Bab 4-persediaan
 
Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3Ringkasan rps 3
Ringkasan rps 3
 
Pertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baruPertemuan 2 b_baru
Pertemuan 2 b_baru
 
Sistem Informasi Produksi
Sistem Informasi ProduksiSistem Informasi Produksi
Sistem Informasi Produksi
 
Job Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptxJob Order Cost.pptx
Job Order Cost.pptx
 

Recently uploaded

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 

Recently uploaded (20)

Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 

Pertemuan 11 Biaya Bahan.pptx

  • 2. BIAYA PRODUKSI 2 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Bahan Baku tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung Biaya tidak Langsung Lainnya
  • 4. TUJUAN PEMBELAJARAN 4 1. Mampu menjelaskan klasifikasi bahan 2. Mampu menjelaskan akuntansi biaya bahan 3. Mampu menjelaskan system pencatatan persediaan bahan 4. Mampu menjelaskan kuantitas pesanan yang ekonomis 5. Mampu menerapkan metode penilaian persediaan bahan 6. Mampu menjelaskan prosedur pengendalian bahan
  • 6. 6 BIAYA BAHAN BAKU Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Bahan Baku tidak Langsung Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk bahan yang akan menjad bagian dari barang hasil produksi Biaya dari komponen yang digunakan dalam proses produksi tetapi nilainya relative lebih kecil dan tidak dapat ditelusuri dan diidentifikasi secara langsung pada suatu produk KLASIFIKASI BAHAN biaya dari suatu komponen yang digunakan dalam proses produksi, yang mana pemakaiannya yang membentuk bagian integral dari produk jadi
  • 8. 8 AKUNTANSI BIAYA BAHAN Akuntansi biaya bahan meliputi dua kegiatan : 1. Pembelian Bahan 2. Pemakaian Bahan
  • 9. 9 Departemen pembelian bertanggung jawab atas pengadaan bahan yang diperlukan untuk produksi dengan harga murah, kualitas yang baik, dan tersedia tepat waktu. Berikut ini 3 formulir yang umum digunakan dalam transaksi pembelian PEMBELIAN BAHAN FORMULIR PERMINTAAN PEMBELIAN PESANAN PEMBELIAN LAPORAN PENERIMAAN Deskripsi Permintaan tertulis kepada departemen pembelian untuk membeli bahan yang dibutuhkan Permintaan tertulis kepada pemasok untuk mengirimkan bahan yang dipesan pada tanggal tertentu Laporan tertulis yang dibuat pada saat bahan yang dipesan diterima yang mencantumkan kuantitas deskripsi, kondisi pemasok dan No. pesanan
  • 10. 10 PEMBELIAN BAHAN FORMULIR PERMINTAAN PEMBELIAN PESANAN PEMBELIAN LAPORAN PENERIMAAN Pembuat Bagian Gudang kepada Departemen yang membutuhkan Departemen Pembelian Bagian penerima barang Distribusi Tembusan Gudang-Gudang, Bagian penerima barang, Departemen Pembelian Pemasok-pemasok, Departemen pembelian, Departemen Akuntansi, Bagian Utang, Bagian penerima barang Bagian penerima barang- barang, Departemen Pembelian, Departemen Akuntansi, bagian Utang Departemen Gudang
  • 11. 11 Pemakaian bahan kepala Departemen yang membutuhkan bahan mengisi formulir permintaan bahan yang mencantumkan nomor pesanan atau departemen yang memerlukan bahan, nama dan kuantitas bahan yang diminta. Setelah menerima formulir tersebut bagian Gudang akan mengeluarkan bahan-bahan yang diminta. PEMAKAIAN BAHAN
  • 13. 13 1. Sistem persediaan periodic 2. Sistem persediaan perpetual SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
  • 14. 14 SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN Kegiatan PERPETUAL Akun Debet Kredit Pembelian bahan Persediaan bahan XXX Kas/Utang dagang XXX PERIODIK Akun Debet Kredit Pembelian bahan XXX Kas/Utang dagang XXX
  • 15. 15 SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN Kegiatan PERPETUAL Akun Debet Kredit Pemakaian bahan PDP Biaya Bahan XXX BOP Aktual XXX Persediaan Bahan XXX PERIODIK TIDAK ADA JURNAL Persediaan bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung dicatat pada akhir periode dengan melakukan penyesuaian
  • 17. 17 Kuantitas pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity) adalah jumlah persediaan bahan baku yang harus dipesan pada suatu saat tertentu dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan bahan baku tahunan. Jika perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah besar, maka biaya pemilikan persediaan akan tinggi karena adanya investasi yang besar. Sebaliknya jika pesanan dilakukan dalam jumlah kecil, maka akan sering terjadi pemesanan, sehingga biaya pesanan (ordering cost) menjadi tinggi. Oleh karena itu jumlah pesanan yang akan dilakukan harus ditentukan dengan memperhitungkan dua faktor, yaitu: 1. Biaya pemilikan ( penyediaan) bahan baku, 2. Biaya perolehan ( pemesanan) bahan baku. KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
  • 18. 18 Untuk menyeimbangkan faktor-faktor tersebut, perlu diberikan pertimbangan yang menyeluruh terhadap investasi persediaan yang minimum dan manfaat yang berkaitan dengan pencapaian proses pabrikasi yang lebih efisien dan efektif. untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) dapat dilakukan dengan rumus: EOQ = 2 𝑥 𝑅𝑈 𝑥 𝐶𝑂 𝐶𝑈 𝑥 𝐶𝐶 EOQ = Economic Order Quantity (Kuantitas pesanan yang ekonomis) Keterangan : RU = Annual Required Units (Unit Kebutuhan setahun) CO = Cost per Order (Biaya per Pesanan) CU = Cost per Unit of Material (Biaya bahan per unit) CC = Carryng Cost percentage (persentase biaya pemilikan) KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
  • 19. 19 KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS PT Pratama memberikan data kebutuhan bahan sebagai berikut: Estimasi kebutuhan tahun depan 2.400 unit Biaya bahan tersebut per unit Rp 0,75 Biaya pemesanan per pesanan Rp.20 Biaya pemilikan persediaan (% dari rata-rata investasi persediaan) 20%. Diminta: berapa EOQ nya? CONTOH :
  • 20. 20 Dari data tersebut EOQ adalah : EOQ = 2 𝑥 2.400 𝑥 𝑅𝑝.20 𝑅𝑝.0,75 𝑥 20% = 96.000 0,15 = 640.000 = 800 unit KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
  • 21. 21 KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS EOQ tersebut juga dapat dinyatakan dalam nilai uang (rupiah), yaitu dengan cara : EOQ = 2 𝑥 2.400 𝑥 𝑅𝑝.0,75 𝑥 𝑅𝑝.20 20% = 72.000 0,20 = 360.000 = Rp. 600 (total biaya) Untuk mengubah EOQ dari nilai uang menjadi nilai kuantitas dapat dilakukan dengan cara lain yaitu total biaya dibagi dengan biaya per unit (Rp. 600 : 0,75 = 800 unit)
  • 23. 23 Aktivitas pembelian (perolehan) dan pemakaian bahan selalu menyertai aktivitas produksi yang dilakukan. Frekuensi perolehan (pembelian) bahan dalam satu periode akuntansi dapat dilakukan beberapa kali dan mungkin dengan nilai biaya perolehan yang berbeda. Oleh karena itu, persediaan bahan yang disimpan di Gudang dimungkinkan memiliki biaya yang cukup beragam dan fluktuatif, meskipun jenis bahan yang digunakan sama, yang menjadikan permasalahan dalam pembebanan biaya bahan yang digunakan untuk proses produksi. METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN
  • 24. 24 Metode untuk menentukan besarnya biaya bahan yang digunakan dalam proses produksi : 1. Metode Identifikasi Khusus (Special Identification Method) 2. Metode Rata-rata (Average Method) 3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) 4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO) METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN
  • 25. 25 Metode ini merupakan metode penilaian persediaan bahan menggunakan biaya dan jumlah unit bahan yang sesungguhnya (actual). Metode identifikasi khusus merupakan cara yang paling ideal karena bahan yang dibeli perusahaan diberi label idetitas terkait biaya bahan per unit beserta jumlahnya, sehingga setiap pemakaian bahan untuk proses produksi dapat langsung diketahui besarnya biaya bahan yang digunakan. METODE IDENTIFIKASI KHUSUS
  • 26. 26 Metode ini berasumsi bahwa bahan fisik yang digunakan dalam proses produksi diambil dari Gudang secara acak. Oleh karena itu, besarnya biaya bahan per unit yang digunakan dalam proses produksi ditentukan dari gabungan (kombinasi) seluruh biaya bahan yang berasal dari salda awal persediaan bahan dan pembelian bahan. Dengan demikian, untuk menentukan biaya bahan per unit didasarkan pada rata- rata biaya bahan dari total biaya bahan yang ada digudang. Metode rata-rata menggunakan Metode rata-rata tertimbang untuk secara fisik dan metode rata-rata bergerak untuk system perpetual. METODE RATA-RATA (AVERAGE METHOD) Metode ini dimaksudkan untuk menentukan aliran biaya bahan tanpa harus sesuai dengan aliran fisik bahannya karena aliran listrik bahan mempertimbangkan kondisi fisik bahan tersebut.
  • 27. 27 Metode FIFO ini berasumsi bahwa bahan yang dibeli pertama kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli terakhir kali. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO) Metode LIFO ini berasumsi bahwa bahan yang dibeli terakhir kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli pertama kali.
  • 29. 29 Ada lima prosedur pengendalian bahan yang digunakan untuk menjamin agar biaya persediaan minimum dan kegiatan produksi tidak terganggu karena kehabisan bahan. 1. Order Cyling melakukan pemeriksaan secara periodik terhadap persediaan bahan dan mengadakan pemesanan jika diperlukan. 2. Min - max method ditentukan jumlah persediaan minimum supaya tidak kehabisan bahan. Apabila persediaan bahan sudah mencapai jumlah minimum, maka diadakan pemesanan sehingga bahan mencapai jumlah maksimum. PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN
  • 30. 30 3. Two-bin method persediaan dibagi dalam dua tempat dengan jumlah yang sama. pemesanan dilakukan pada saat apabila persediaan dalam salah satu tempat telah habis telah ditentukan 4. Automatic order system ditentukan terlebih dahulu jumlah kuantitas pemesanan kembali. pemesanan dilakukan pada saat kuantitas persediaan bahan telah mencapai jumlah yang ditentukan. 5. ABC Plan bahan secara sistematis diklasifikasikan ke dalam tiga golongan berdasarkan besarnya biaya pemakaian bahan selama satu periode. golongan bahan yang mengakibatkan biaya pemakaian bahan terbesar ( golongan A) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang memadai ( misal: automatic order quantity). golongan bahan yang mengakibatkan biaya pemakaian bahan terkecil ( golongan C) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang sederhana ( misal: min-max methode). karakteristik pengendalian bahan golongan B tingkat keketatan nya di antara golongan A dan C PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN