Dokumen tersebut membahas mengenai akuntansi biaya produksi khususnya biaya bahan baku, meliputi klasifikasi biaya bahan baku, sistem pencatatan persediaan, metode penilaian persediaan, dan prosedur pengendalian bahan.
2. BIAYA PRODUKSI
2
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Bahan Baku tidak Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tenaga Kerja tidak Langsung
Biaya tidak Langsung Lainnya
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
4
1. Mampu menjelaskan klasifikasi bahan
2. Mampu menjelaskan akuntansi biaya bahan
3. Mampu menjelaskan system pencatatan persediaan
bahan
4. Mampu menjelaskan kuantitas pesanan yang ekonomis
5. Mampu menerapkan metode penilaian persediaan bahan
6. Mampu menjelaskan prosedur pengendalian bahan
6. 6
BIAYA BAHAN
BAKU
Biaya Bahan
Baku Langsung
Biaya Bahan
Baku tidak
Langsung
Biaya bahan baku langsung
adalah biaya yang dikeluarkan
untuk bahan yang akan menjad
bagian dari barang hasil produksi
Biaya dari komponen yang
digunakan dalam proses produksi
tetapi nilainya relative lebih kecil
dan tidak dapat ditelusuri dan
diidentifikasi secara langsung pada
suatu produk
KLASIFIKASI BAHAN
biaya dari suatu
komponen yang
digunakan dalam
proses produksi, yang
mana pemakaiannya
yang membentuk
bagian integral dari
produk jadi
9. 9
Departemen pembelian bertanggung jawab atas pengadaan bahan
yang diperlukan untuk produksi dengan harga murah, kualitas yang baik,
dan tersedia tepat waktu. Berikut ini 3 formulir yang umum digunakan
dalam transaksi pembelian
PEMBELIAN BAHAN
FORMULIR PERMINTAAN
PEMBELIAN
PESANAN
PEMBELIAN
LAPORAN PENERIMAAN
Deskripsi Permintaan tertulis
kepada departemen
pembelian untuk
membeli bahan yang
dibutuhkan
Permintaan tertulis
kepada pemasok untuk
mengirimkan bahan
yang dipesan pada
tanggal tertentu
Laporan tertulis yang dibuat pada
saat bahan yang dipesan diterima
yang mencantumkan kuantitas
deskripsi, kondisi pemasok dan No.
pesanan
10. 10
PEMBELIAN BAHAN
FORMULIR PERMINTAAN PEMBELIAN PESANAN PEMBELIAN LAPORAN PENERIMAAN
Pembuat Bagian Gudang kepada
Departemen yang membutuhkan
Departemen Pembelian Bagian penerima barang
Distribusi
Tembusan
Gudang-Gudang, Bagian
penerima barang, Departemen
Pembelian
Pemasok-pemasok,
Departemen pembelian,
Departemen Akuntansi,
Bagian Utang, Bagian
penerima barang
Bagian penerima barang-
barang, Departemen
Pembelian, Departemen
Akuntansi, bagian Utang
Departemen Gudang
11. 11
Pemakaian bahan kepala Departemen yang
membutuhkan bahan mengisi formulir permintaan
bahan yang mencantumkan nomor pesanan atau
departemen yang memerlukan bahan, nama dan
kuantitas bahan yang diminta. Setelah menerima
formulir tersebut bagian Gudang akan mengeluarkan
bahan-bahan yang diminta.
PEMAKAIAN BAHAN
13. 13
1. Sistem persediaan periodic
2. Sistem persediaan perpetual
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
14. 14
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
Kegiatan
PERPETUAL
Akun Debet Kredit
Pembelian
bahan
Persediaan bahan XXX
Kas/Utang dagang XXX
PERIODIK
Akun Debet Kredit
Pembelian bahan XXX
Kas/Utang dagang XXX
15. 15
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BAHAN
Kegiatan
PERPETUAL
Akun Debet Kredit
Pemakaian
bahan
PDP Biaya Bahan XXX
BOP Aktual XXX
Persediaan Bahan XXX
PERIODIK
TIDAK ADA JURNAL
Persediaan bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung dicatat
pada akhir periode dengan melakukan penyesuaian
17. 17
Kuantitas pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity)
adalah jumlah persediaan bahan baku yang harus dipesan pada suatu saat
tertentu dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan bahan baku
tahunan. Jika perusahaan melakukan pembelian dalam jumlah besar, maka
biaya pemilikan persediaan akan tinggi karena adanya investasi yang besar.
Sebaliknya jika pesanan dilakukan dalam jumlah kecil, maka akan sering
terjadi pemesanan, sehingga biaya pesanan (ordering cost) menjadi tinggi.
Oleh karena itu jumlah pesanan yang akan dilakukan harus ditentukan
dengan memperhitungkan dua faktor, yaitu:
1. Biaya pemilikan ( penyediaan) bahan baku,
2. Biaya perolehan ( pemesanan) bahan baku.
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
18. 18
Untuk menyeimbangkan faktor-faktor tersebut, perlu diberikan pertimbangan yang
menyeluruh terhadap investasi persediaan yang minimum dan manfaat yang berkaitan dengan
pencapaian proses pabrikasi yang lebih efisien dan efektif. untuk menghitung kuantitas pesanan
ekonomis (EOQ) dapat dilakukan dengan rumus:
EOQ =
2 𝑥 𝑅𝑈 𝑥 𝐶𝑂
𝐶𝑈 𝑥 𝐶𝐶
EOQ = Economic Order Quantity (Kuantitas pesanan yang ekonomis)
Keterangan :
RU = Annual Required Units (Unit Kebutuhan setahun)
CO = Cost per Order (Biaya per Pesanan)
CU = Cost per Unit of Material (Biaya bahan per unit)
CC = Carryng Cost percentage (persentase biaya pemilikan)
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
19. 19
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
PT Pratama memberikan data kebutuhan bahan sebagai
berikut:
Estimasi kebutuhan tahun depan 2.400 unit
Biaya bahan tersebut per unit Rp 0,75
Biaya pemesanan per pesanan Rp.20
Biaya pemilikan persediaan (% dari rata-rata investasi
persediaan) 20%.
Diminta: berapa EOQ nya?
CONTOH :
20. 20
Dari data tersebut EOQ adalah :
EOQ =
2 𝑥 2.400 𝑥 𝑅𝑝.20
𝑅𝑝.0,75 𝑥 20%
=
96.000
0,15
= 640.000
= 800 unit
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
21. 21
KUANTITAS PESANAN YANG EKONOMIS
EOQ tersebut juga dapat dinyatakan dalam nilai uang (rupiah), yaitu dengan
cara :
EOQ =
2 𝑥 2.400 𝑥 𝑅𝑝.0,75 𝑥 𝑅𝑝.20
20%
=
72.000
0,20
= 360.000
= Rp. 600 (total biaya)
Untuk mengubah EOQ dari nilai uang menjadi nilai kuantitas dapat
dilakukan dengan cara lain yaitu total biaya dibagi dengan biaya per unit
(Rp. 600 : 0,75 = 800 unit)
23. 23
Aktivitas pembelian (perolehan) dan pemakaian bahan selalu
menyertai aktivitas produksi yang dilakukan. Frekuensi perolehan
(pembelian) bahan dalam satu periode akuntansi dapat dilakukan
beberapa kali dan mungkin dengan nilai biaya perolehan yang
berbeda. Oleh karena itu, persediaan bahan yang disimpan di
Gudang dimungkinkan memiliki biaya yang cukup beragam dan
fluktuatif, meskipun jenis bahan yang digunakan sama, yang
menjadikan permasalahan dalam pembebanan biaya bahan yang
digunakan untuk proses produksi.
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN
24. 24
Metode untuk menentukan besarnya biaya bahan yang
digunakan dalam proses produksi :
1. Metode Identifikasi Khusus (Special Identification
Method)
2. Metode Rata-rata (Average Method)
3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN
25. 25
Metode ini merupakan metode penilaian persediaan
bahan menggunakan biaya dan jumlah unit bahan yang
sesungguhnya (actual). Metode identifikasi khusus
merupakan cara yang paling ideal karena bahan yang
dibeli perusahaan diberi label idetitas terkait biaya bahan
per unit beserta jumlahnya, sehingga setiap pemakaian
bahan untuk proses produksi dapat langsung diketahui
besarnya biaya bahan yang digunakan.
METODE IDENTIFIKASI KHUSUS
26. 26
Metode ini berasumsi bahwa bahan fisik yang digunakan dalam proses produksi
diambil dari Gudang secara acak. Oleh karena itu, besarnya biaya bahan per unit
yang digunakan dalam proses produksi ditentukan dari gabungan (kombinasi) seluruh
biaya bahan yang berasal dari salda awal persediaan bahan dan pembelian bahan.
Dengan demikian, untuk menentukan biaya bahan per unit didasarkan pada rata-
rata biaya bahan dari total biaya bahan yang ada digudang. Metode rata-rata
menggunakan Metode rata-rata tertimbang untuk secara fisik dan metode rata-rata
bergerak untuk system perpetual.
METODE RATA-RATA (AVERAGE METHOD)
Metode ini dimaksudkan untuk menentukan aliran biaya bahan tanpa
harus sesuai dengan aliran fisik bahannya karena aliran listrik bahan
mempertimbangkan kondisi fisik bahan tersebut.
27. 27
Metode FIFO ini berasumsi bahwa bahan yang dibeli pertama
kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses
produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir
periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli terakhir
kali.
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
Metode LIFO ini berasumsi bahwa bahan yang dibeli terakhir
kali merupakan bahan yang pertama kali digunakan dalam proses
produksi. Dengan demikian, nilai persediaan bahan di akhir
periode diasumsikan berasal dari nilai bahan yang dibeli pertama
kali.
29. 29
Ada lima prosedur pengendalian bahan yang digunakan untuk
menjamin agar biaya persediaan minimum dan kegiatan produksi tidak
terganggu karena kehabisan bahan.
1. Order Cyling melakukan pemeriksaan secara periodik terhadap
persediaan bahan dan mengadakan pemesanan jika diperlukan.
2. Min - max method ditentukan jumlah persediaan minimum supaya tidak
kehabisan bahan. Apabila persediaan bahan sudah mencapai jumlah
minimum, maka diadakan pemesanan sehingga bahan mencapai jumlah
maksimum.
PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN
30. 30
3. Two-bin method persediaan dibagi dalam dua tempat dengan jumlah yang sama. pemesanan
dilakukan pada saat apabila persediaan dalam salah satu tempat telah habis telah ditentukan
4. Automatic order system ditentukan terlebih dahulu jumlah kuantitas pemesanan kembali.
pemesanan dilakukan pada saat kuantitas persediaan bahan telah mencapai jumlah yang
ditentukan.
5. ABC Plan bahan secara sistematis diklasifikasikan ke dalam tiga golongan berdasarkan
besarnya biaya pemakaian bahan selama satu periode. golongan bahan yang mengakibatkan
biaya pemakaian bahan terbesar ( golongan A) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
memadai ( misal: automatic order quantity). golongan bahan yang mengakibatkan biaya
pemakaian bahan terkecil ( golongan C) akan dikendalikan dengan teknik-teknik yang
sederhana ( misal: min-max methode). karakteristik pengendalian bahan golongan B tingkat
keketatan nya di antara golongan A dan C
PROSEDUR PENGENDALIAN BAHAN