SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Download to read offline
PEMBANGUNAN
BERPUSAT PADA
MANUSIA
Oleh:
Paulus Wirutomo
Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Apa itu Pembangunan?


4)



Istilah “Development’
Marshal Plan
Membangun kembali dari
kehancuran akibat PD II
Usaha terencana dari negara Dunia
Ketiga untuk mencapai
modernisasi.
Akarnya adalah:
the “ideology of progress”
“manusia diatas mahluk lain di bumi memiliki

kemampuan dan harus berkembang tanpa
batas!!”.

 Pembangunan akan membawa dunia pada masyarakat

Industri dan akan mencapai postindustrial societies yang
memiliki “perpetual wellbeing”.


Secara sederhana:
suatu “perubahan yang direncanakan”
(Planned Change)

Konsekwensinya:
 Teknokratis
 Efisiensi
 teori Growth pole.
Trickling-down effect.
  kesenjangan sosial dan ekonomi merajalela.
Inilah sumber dari kegagalan pembangunan

PBB telah menggambarkan hasil pembangunan yang
terjadi di dunia pada saat ini sebagai berikut:

Jobless growth:
pertumbuhan yang tidak menghasilkan
lapangan kerja.








Angka pengangguran yang terus meningkat seiring
meningkatnya investasi perusahaan raksasa.
Sektor Perbankan sebagian besar hanya melayani
pengusaha besar tetapi tidak mendorong ekonomi
rakyat (misalnya melalui kredit Usaha Kecil
maupun Kredit Mikro).
Tata Ruang Wilayah yang tidak mengakomodasi
sektor informal .
Dan sebagainya..
2. Ruthless

growth:

Pertumbuhan yang kejam karena
justru semakin menghasilkan
kesenjangan antara kaya dan miskin.
3. Rootless growth:

Pertumbuhan yang mencerabut
manusia dari budayanya.




Globalisasi telah membanjiri dunia dengan ”pop
culture” yang sangat berorientasi pada budaya
”Barat” sementara budaya lokal dan nasional
cenderung tidak berkembang bahkan “mati”.
Pembangunan Nasional yang berorientasi budaya dan
gaya hidup ”kota besar” sehingga melemahkan
ikatan sosial di tingkat lokal (komunitas) misalnya
Mall.
Voiceless growth:
Pertumbuhan yang “membungkam masyarakat”.

4.







Aspirasi masyarakat tidak tertampung secara
baik oleh para perencana pembangunan atau
bahkan oleh para wakil rakyat.
RT dan RW (organisasi komunitas) tidak diberi
wewenang untuk menyalurkan aspirasi warga
dalam pembangunan.
Aspirasi perempuan (yang kebanyakan berada di
sektor domestik) paling tidak terdengar dalam
pembangunan.
5. Futureless growth:
Pertumbuhan yang tidak punya masa depan.




Pembangunan yang semakin menghancurkan
sumberdaya lingkungan.
Pembangunan yang tidak menyisakan sumbersumber dan kesempatan bagi generasi
mendatang.


Kegagalan pembangunan selalu
diartikan sebagai kegagalan
rakyat dalam berpartisipasi atau
beradaptasi dengan program
pembangunan yang dibuat
Pemerintah.
David Korten:” ...Dunia saat ini sedang
mengidap tiga krisis mendasar yaitu:




Kemiskinan
Kerusakan Lingkungan Hidup
Tindak kekerasan.


Kemiskinan tidak hanya dalam arti
kondisi penghasilan rendah, tetapi lebih jauh
lagi adalah penutupan sumber-sumber
kesejahteraan (exclusion) sehingga
mengakibatkan sekelompok orang tidak
mampu menjangkau kesehatan, fasilitas
pendidikan, tak mampu memperoleh hak-hak
yang azasi, tidak punya harga diri,
kepercayaan diri dsb.


Salah satu contoh “Social Exclusion”
 Digital Divide


Kekerasan



abad ke 20 tercatat sebagai abad
yang mungkin paling kejam.



Diluar perang antar Negara, lebih
dari 50 juta orang dibunuh secara
sistematis selama 100 tahun.
Di Turki misalnya, pemerintah Ottoman
membunuh lebih dari 1.5 juta orang Armenia
antara th 1915-1923.
 Rezim Nazi membinasakan 6 juta orang
Yahudi pertengahan abad silam.
 Mao Tse Tung membunuh 30 juta rakyatnya
sendiri, sedang Rezim Soviet 20 juta.
 Tahun 70-an Khmer merah membantai 1,7 juta
sesama bangsa Kamboja.
 Antara 1980-90 partai Sadam Husein (Baath)
menjagal tidak kurang dari 100.000 suku
Kurdi dinegaranya sendiri.



Pemerintah militer Rwanda menewaskan
800.000 minoritas Tutsi. Negara kita juga
tercatat dalam daftar pembunuhan massal
itu yakni yang terjadi antara pertengahan
tahun 60-an dan th 80-an dengan jumlah
1.2 juta korban jiwa ( sumber: Barbara
Harff dalam “National Geographic
Indonesia” Januari 2006)..


Di Indonesia terhitung ribuan
jiwa lain yang menjadi korban
pembantaian bangsa sendiri
setelah era reformasi yaitu antara
1990-2003 dimana terjadi
peristiwa kekerasan sebanyak
3.600 kali dan menyebabkan
10.700 orang tewas
Kekerasan bukan hanya berhubungan dengan
peperangan tetapi juga bisa berupa keputusankeputusan politik atau aturan-aturan yang
menindas dan tidak adil. Peraih Nobel
Perdamaian 2005 asal Kenya Wangari Maathai
mengatakan bahwa ada 40 juta warga Afrika
terancam hidupnya karena kegagalan
pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan.
Desmon Tutu mengatakan bahwa 40 juta
rakyat Afrika telah meninggal karena
kesehatan (Malaria, pneumonia, diare, AIDS
dsb.). Ini melebihi jumlah kematian dari
seluruh dunia modern lainnya dan melebihi
kematian korban Perang Dunia! Jika masalah
ini tidak diperbaiki sampai 2015, maka akan
ada 125 juta orang Afrika akan terenggut
Apakah hubungan pembunuhan massal
itu dengan pembangunan ?.
 pertumbuhan menuntut sumberdaya yang

besar dan “tak terbatas”, padahal
sumber-sumber yang tersedia di planet
bumi ini bersifat terbatas
Maka pembangunan seperti itu akan
selalu ditandai oleh “perebutan sumbersumber”  konflik, peperangan dan
dominasi (penjajahan) bahkan
penindasan.


Jadi, dekade pembangunan yang

dicanangkan di seluruh dunia pada tahun
50-an (setelah PD II) ternyata tidak
mengurangi tingkat “kebiadaban”
bangsa-bangsa di dunia.


Pengeluaran anggaran militer
sekarang sekitar $ 2 juta setiap
menitnya. Di planet bumi yang
“mungil” ini sekarang tertimbun
alat peledak (bom nuklir dan
sejenisnya) yang bisa meledakkan
bola dunia ini berkali-kali !!.
Semua bangsa modern saat ini se-olaholah tidak dapat keluar dari “dalil
primitif” yang diucapkan oleh Julius
Caesar beberapa ribu tahun yang lalu :”
Si vis pacem para bellum!”, kalau mau
damai, bersiaplah untuk perang!.
 Sementara itu menurut Roosevelt –- salah
satu dari empat kebebasan dasar manusia
adalah bebas dari rasa takut, maka harus
ada pengurangan persenjataan di seluruh
dunia sampai tahap dimana tidak ada
bangsa yang dapat menghancurkan
bangsa lain dengan agresi fisik





Perlu dicatat bahwa peperangan pada dekade
akhir-akhir ini justru lebih banyak antar
golongan atau perang saudara
 Tanda: “pembangunan” yang
diselenggarakan oleh pemerintah telah
menimbulkan kesenjangan antar golongan
yang semakin dalam dan melukai rasa
keadilan rakyat.


Paradigma pembagunan ini salah,
karena memiliki sifat dan pendekatan yang
keliru, yaitu bersifat:
 Reduksionistik: kebutuhan manusia
disederhanakan seolah hanya materi saja
(one dimensional men).
 Statis dan absolutis: kebutuhan
manusia akan pembangunan ditentukan
secara sepihak dan absolut oleh para
teknokrat sebagai pemikir dan pemimpin
pembangunan,
 Sentralistik-korporatis:
mengandalkan pada pemerintah dan
perusahaan yang kuat dan sangat bersifat


Logika pembangunan yang
berorientasi pertumbuhan seringkali
“tidak mendasar” dan tidak mengatasi
esensi persoalannya. Misalnya:

Mengatasi kerusakan hutan
 Mengatasi masalah krisis energi
 Pembangunan (terutama di dunia ketiga)
cenderung mengandalkan modal finansial
dan teknologi yang dipinjam (dengan cara
berhutang)



Perlu diingat bahwa kesalahan arah
pembangunan yang terjadi bukanlah
karena kesalahan pembangunan
ekonomi, yang salah adalah
ideologinya (dasar filsafatnya) yaitu
pembangunan yang berorientasi pada
pertumbuhan (bukan pada manusia).


Pembangunan berorientasi pertumbuhan yang
mengandung banyak kelemahan itu kini telah
dianggap ketinggalan jaman oleh berbagai
pihak. Ideologi pembangunan itu kini secara
sinis disebut sebagai “developmentalism”
(pembangunanisme). Ideologi yang baru lebih
banyak menggunakan istilah pemberdayaan
dan menyeimbangkan aspek material dan
ekonomis dengan aspek-aspek sosial-budaya.


Umat manusia memang sedang mengalami
suatu “paradox pembangunan”. Kita
menentukan pertumbuhan ekonomi sebagai
indikator dari “kemajuan manusia”, tetapi
ketika pembangunan ekonomi menghasilkan
barang dan jasa, gejala dehumanisasi
(pengangguran, kemiskinan, peperangan)
justru merebak dan kwalitas sebagian besar
kehidupan merosot. Dengan mengikuti cara
berpikir yang mengutamakan uang daripada
kehidupan, manusia selalu berusaha
memperkaya diri sambil terus menerus
menerabas batas kemampuan alam dan
kemampuan sosial untuk mendukungnya.


Ekonomi dunia harus ditata kembali untuk
lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan
manusia: makan, pakaian, perumahan
kesehatan dan pendidikan, bukan senjata,
polusi, kemacetan dan kejahatan! Kita harus
melihat masa depan bukan sebagai takdir,
tetapi sebagai suatu pilihan, jadi kita dapat
merubahnya !!.


Kritik yang gencar baik secara
praktis maupun secara teoretis
terhadap pembangunan sebagai
suatu “cara berpikir dan suatu
ideology” saat ini bermuara pada
suatu paradigam pembangunan
yang baru yaitu People Centred
Development


Gerakan “People Centered
Development” (PCD) menegaskan
bahwa manusia membutuhkan
suatu pencerahan baru yang
dilandasi oleh suatu nilai-nilai:
cinta, kasih-sayang, dan rasa
tanggungjawab yang mendalam
pada kemanusiaan dan alam.
Beberapa prinsip yang mendasarinya
adalah:


Rakyat harus diberi wewenang
menguasai sumberdayanya sendiri,
memperoleh akses ke informasi, punya
sarana legal untuk menuntut
pertanggungjawaban bahkan
menggugat penguasa (prinsip
akuntabilitas).


Para “penolong” pembangunan
harus berjalan mengikuti agenda
rakyat. Nilai bantuan asing diukur
dari peningkatan kapasistas rakyat
untuk menentukan hari depan
mereka sendiri.


Suatu “Pembangunan” baru
terjadi bila masyarakat
melakukan usaha
pembangunannya sendiri,
sehingga proses pembangunan
menjadi milik masyarakat.


Pembangunan tidak boleh di
subkontrakkan, tanggungjawab
tidak diserahkan pada pihak lain.
Suatu pembangunan disebut
sustainable bila ia membangun apa
yang sudah ada. Betapapun
kecilnya, suatu proses
pembangunan harus mulai dengan
menggunakan kemampuan yang
ada. Adalah sia-sia bila
pembangunan tidak
membangkitkan kapasitas lokal.


Forum PCD menawarkan “
Living Economies Program” untuk
menggantikan pendekatan yang
disebutnya sebagai “global suicide
economy” dengan “planetary system of
living economies”.
Robertson menunjukkan beberapa
persepsi dari para pemikir pembangunan
“berorientasi Pertumbuhan” dimasa lalu
yang kini ditolak oleh paradigma PCD:
 1. Kemakmuran adalah hasil dari
penguasaan dan penindasan terhadap
orang lain: manusia dicerabut dari
tanahnya dan dijadikan buruh yang
tergantung pada orang kaya atau yang
berkuasa. Sebaliknya, PCD lebih
mengemukakan keadilan ekonomi dan
demokrasi melalui kebijakan yang
mengutungkan produsen kecil, koperasi,
dan usaha yang dimiliki buruh serta



2. Kemajuan dan pembangunan adalah
hasil dari ekploitasi terhadap alam yang
terus menerus oleh manusia (terutama
yang berpengetahuan serta memiliki
kekuasaan). PCD sebaliknya, menolak
ide antroposentris ini (yang merupakan
ajaran pada “masa pencerahan” atau
renaissance). Sebaliknya paradigma PCD
menilai tinggi budaya kerohanian serta
keselarasan dengan alam sebagai milik
semua orang (bukan hanya “kelompok
yang berkuasa”).


3. Aktivitas ekonomi masa lalu lebih
menghargai ilmu dan kemampuan memahami
alam secara ilmiah (untuk menguasasi alam)
dan menganggap nilai-nilai individual, etika
dan kejiwaan sebagai sesuatu yang tidak
relevan. PCD menolak pemisahan antara ilmu
ekonomi dengan ilmu moral dan menolak
keyakinan bahwa “tangan yang tak nampak”
akan merubah kerakusan manusia menjadi
manfaat bagi masyarakat. PCD sebaliknya
beranggapan bahwa pilihan-pilihan ekonomi
harus melibatkan tanggungjawab moral dan
pasar harus menjadi alat (bukan penentu)
untuk mencapai tujuan pribadi dan kebijakan
publik.
4. Hanya benda yang dapat dihitung
(memiliki nilai) dan uang adalah ukuran
yang paling sahih bagi kehidupan public.
Tetapi PCD percaya bahwa nilai yang
tertinggi sering tidak dapat dihitung dan
diukur dengan uang - seperti kehidupan
itu sendiri . Ilmu ekonomi adalah alat
untuk mencapai nilai yang lebih tinggi
daripada sekedar kekayaan.


5. Ekonomi dunia adalah suatu system dari
persaingan antar ekonomi nasional. PCD
menolak kehidupan manusia ditentukan oleh
kemampuannya bersaing dengan ekonomi
bangsa lain (dalam bidang produksi,
perdagangan dan jasa). Hal ini tidak “esensial”
bagi kehidupan yang bermartabat. PCD
melihat ekonomi dunia yang berfungsi baik
adalah yang memiliki berbagai tingkatan
otonomi dan terdesentralisasi. Ekonomi
tersebut diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga tiap tingkat memungkinkan tingkat
dibawahnya untuk dapat maju pada arah yang
memberdayakan manusia dan melestarikan
alam. Sistem ekonomi ini harus melibatkan
keluarga dan komunitas lokal yang biasanya


6. Kemajuan ekonomi terjadi
dalam “dunia laki-laki”, berbasis
pada dorongan dan nilai
“kejantanan”. PCD sebaliknya,
menyadari bahwa perkembangan
peran wanita, anak- anak serta orang
lanjut usia adalah sama pentingnya
dengan laki-laki dewasa. PCD juga
mengakui pentingnya peran sosialekonomi dari keluarga dan komunitas
local dalam menciptakan
kemakmuran).


7. Ekonomi terpisah dari politik.
Prinsip ini ditolak oleh PCD yang
beranggapan bahwa setiap golongan di
masyarakat memiliki kepentingan, jadi
setiap pilihan di bidang ekonom adalah
merupakan suatu pilihan politik. Setiap
pemerintah harus secara tegas
merumuskan dan menentukan tekad
politik “Siapa yang akan memperoleh
keuntungan dari kegiatan ekonomi dan
siapa yang akan menerima dampak serta
resikonya?” PCD menolak prinsip bahwa
lembaga ekonomi dapat beroperasi
semaunya (secara bebas) diluar kerangka
pilihan politik dan social secara nasional


8. Harga dari kebebasan ekonomi harus
dibayar (dipertukarkan) dengan
kesejehateraan sosial dan kelestarian
ekologis. PCD menolak prinsip ini dan
menolak kebebasan ekonomi dalam bentuik
“pasar bebas” dan “perdagangan bebas” yang
dapat mematikan kebebasan (dan kehidupan)
orang lain. PCD sebaliknya juga menolak
peraturan yang terlalu sentralistik dari
ekonomi terpimpin dan pemikiran social
demokratik berupa system ekonomi campuran
yang konvensional. Sebagai gantinya PCD
ingin menciptakan kelembagaan yang
memungkinkan semua orang mengembangkan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannnya.


Efisiensi ekonomi harus
diartikan sebagai efisiensi
untuk mengalokasikan sumbersumber demi tercapainya
tujuan social di dalam
masyarakat (efectivitas pen.)




Selanjutnya prioritas yang diperlukan pada tiap
jenjang ekonomi untuk memajukan prinsip-prinsip
PCD adalah sbb:
Di jenjang ‘tata kelola global’: harus dibatasi
sedemikian rupa sehingga perhatian ekonomi
diseimbangkan dengan prioritas kebijakan publik
yang lain (keadilan, kesejahteraan social, kesehatan,
pendidikan dsb.) dibawah pengawasan yang
demokratis dan akuntabel. Struktur tata kelola global
saat ini cenderung menyerahkan kebijakan ekonomi
kepada lembaga Bretton Woods – World Bank, IMF
dan WTO - yang cenderung berfungsi secara rahasia
diluar pengawasan akuntabilitas demokratis dan
memposisikan korporat besar serta kepentingan
ekonomi diatas kepentingan sosial dan lingkungan
hidup. Reformasi PBB – oleh karenanya - harus
meletakkan lembaga-lembaga Bretton Woods
didalam struktur utama PBB untuk berfungsi dibawah


Dalam kerangka pembuatan kebijakan
yang lebih transparan dan demokratis itu
kebijakan global mengenai perdagangan,
hutang dan investasi yang sekarang
dilaksanakan oleh GATT, IMF dan WB
akan dapat dipertimbangkan dalam
konteks yang lebih luas dari segi sosial
dan lingkungan, inilah suatu langkah
fundamental menuju PCD.


Di tingkat Kebijakan Nasional:
adalah sangat penting bahwa
kebijakan nasional - terutama di
negara kaya - diorientasikan untuk
menunjang PCD dan pembangunan
lingkungan yang berkelanjutan. Ini
adalah kepentingan semua bangsa
termasuk bangsa kaya.

More Related Content

What's hot

Sustainable development (SDGs) - Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable development (SDGs) - Pembangunan BerkelanjutanSustainable development (SDGs) - Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable development (SDGs) - Pembangunan BerkelanjutanMeidina Nabila
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963abdul ajid
 
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori NaturalTeori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori NaturalState University of Padang
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DAAlfius Taarelluan
 
Populasi dan pembangunan ekonomi
Populasi dan pembangunan ekonomiPopulasi dan pembangunan ekonomi
Populasi dan pembangunan ekonomiRahmatia Azzindani
 

What's hot (9)

Sustainable development (SDGs) - Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable development (SDGs) - Pembangunan BerkelanjutanSustainable development (SDGs) - Pembangunan Berkelanjutan
Sustainable development (SDGs) - Pembangunan Berkelanjutan
 
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia171436214 makalah-perekonomian-indonesia
171436214 makalah-perekonomian-indonesia
 
Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963Abdul ajid, 11140963
Abdul ajid, 11140963
 
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori NaturalTeori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
Teori penduduk ( Teori Sosial dan Teori Natural
 
Isu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkiniIsu kependudukan terkini
Isu kependudukan terkini
 
Strategi pemberdayaan pn_pm-libre
Strategi pemberdayaan pn_pm-libreStrategi pemberdayaan pn_pm-libre
Strategi pemberdayaan pn_pm-libre
 
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DADemografi WDAW DAW DA D AD  AWD AW DW D A DA
Demografi WDAW DAW DA D AD AWD AW DW D A DA
 
Populasi dan pembangunan ekonomi
Populasi dan pembangunan ekonomiPopulasi dan pembangunan ekonomi
Populasi dan pembangunan ekonomi
 
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
Kemiskinan dan Kesenjangan (Perekonomian Indonesia BAB 3)
 

Viewers also liked (9)

Indonesiaku(A)
Indonesiaku(A)Indonesiaku(A)
Indonesiaku(A)
 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
 
Kepemimpinan Abad 21(E)
Kepemimpinan Abad 21(E)Kepemimpinan Abad 21(E)
Kepemimpinan Abad 21(E)
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Leadership Kepsek
Leadership KepsekLeadership Kepsek
Leadership Kepsek
 
Kep Warna(C)
Kep Warna(C)Kep Warna(C)
Kep Warna(C)
 
Bab Empat Leadership
Bab Empat LeadershipBab Empat Leadership
Bab Empat Leadership
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
 

Similar to 7574052 pembangunan-berpusat-pada-manusia

Penjajahan terhadap Indonesia
Penjajahan terhadap IndonesiaPenjajahan terhadap Indonesia
Penjajahan terhadap IndonesiaNesha Mutiara
 
Makalah globalisasi
Makalah globalisasiMakalah globalisasi
Makalah globalisasiDewi Zulaeva
 
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiParadigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiPMII
 
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERSOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERprimagraphology consulting
 
Tamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaTamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaRusyda Rahim
 
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptxBab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptxHikiroKurou
 
Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiBayu Setiawan
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Arly Hidayat
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisijanroi
 
12887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-2017071012887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-20170710staiypbwi1
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamMuhammad Idris
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiJan Purba
 
Imperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya Khilafah
Imperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya KhilafahImperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya Khilafah
Imperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya KhilafahAnas Wibowo
 
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif GlobalIlmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif GlobalLintang Nugraheni
 

Similar to 7574052 pembangunan-berpusat-pada-manusia (20)

Penjajahan terhadap Indonesia
Penjajahan terhadap IndonesiaPenjajahan terhadap Indonesia
Penjajahan terhadap Indonesia
 
Makalah globalisasi
Makalah globalisasiMakalah globalisasi
Makalah globalisasi
 
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiParadigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Cbran dialog
Cbran dialogCbran dialog
Cbran dialog
 
Makalah kemiskinan
Makalah kemiskinanMakalah kemiskinan
Makalah kemiskinan
 
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKERSOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
SOSIALISME ABAD KEDUAPULUH SATU : PENGALAMAN AMERIKA LATIN -- MARTHA HARNECKER
 
Tamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaTamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asia
 
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptxBab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
Bab_5_Mewaspadai_Ancaman_Terhadap_Kedudu.pptx
 
Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasi
 
Makalah genosida 2
Makalah genosida 2Makalah genosida 2
Makalah genosida 2
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisi
 
12887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-2017071012887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-20170710
 
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islamProspek dan-tantangan-ekonomi-islam
Prospek dan-tantangan-ekonomi-islam
 
BAB 6.pptx
BAB 6.pptxBAB 6.pptx
BAB 6.pptx
 
Kesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisiKesejahteraan adalah kondisi
Kesejahteraan adalah kondisi
 
Imperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya Khilafah
Imperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya KhilafahImperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya Khilafah
Imperialisme Barat Abad 21 Dan Kembalinya Khilafah
 
Demokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modernDemokrasi dalam sosialisme modern
Demokrasi dalam sosialisme modern
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif GlobalIlmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan  Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
Ilmu Ekonomi, Institusi-institusi, dan Pembangunan : Sebuah Perspektif Global
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

7574052 pembangunan-berpusat-pada-manusia

  • 1. PEMBANGUNAN BERPUSAT PADA MANUSIA Oleh: Paulus Wirutomo Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
  • 2. Apa itu Pembangunan?  4)  Istilah “Development’ Marshal Plan Membangun kembali dari kehancuran akibat PD II Usaha terencana dari negara Dunia Ketiga untuk mencapai modernisasi.
  • 3. Akarnya adalah: the “ideology of progress” “manusia diatas mahluk lain di bumi memiliki kemampuan dan harus berkembang tanpa batas!!”.  Pembangunan akan membawa dunia pada masyarakat Industri dan akan mencapai postindustrial societies yang memiliki “perpetual wellbeing”.
  • 4.  Secara sederhana: suatu “perubahan yang direncanakan” (Planned Change) Konsekwensinya:  Teknokratis  Efisiensi  teori Growth pole. Trickling-down effect.   kesenjangan sosial dan ekonomi merajalela. Inilah sumber dari kegagalan pembangunan 
  • 5. PBB telah menggambarkan hasil pembangunan yang terjadi di dunia pada saat ini sebagai berikut:  Jobless growth: pertumbuhan yang tidak menghasilkan lapangan kerja.     Angka pengangguran yang terus meningkat seiring meningkatnya investasi perusahaan raksasa. Sektor Perbankan sebagian besar hanya melayani pengusaha besar tetapi tidak mendorong ekonomi rakyat (misalnya melalui kredit Usaha Kecil maupun Kredit Mikro). Tata Ruang Wilayah yang tidak mengakomodasi sektor informal . Dan sebagainya..
  • 6. 2. Ruthless growth: Pertumbuhan yang kejam karena justru semakin menghasilkan kesenjangan antara kaya dan miskin.
  • 7. 3. Rootless growth: Pertumbuhan yang mencerabut manusia dari budayanya.   Globalisasi telah membanjiri dunia dengan ”pop culture” yang sangat berorientasi pada budaya ”Barat” sementara budaya lokal dan nasional cenderung tidak berkembang bahkan “mati”. Pembangunan Nasional yang berorientasi budaya dan gaya hidup ”kota besar” sehingga melemahkan ikatan sosial di tingkat lokal (komunitas) misalnya Mall.
  • 8. Voiceless growth: Pertumbuhan yang “membungkam masyarakat”. 4.    Aspirasi masyarakat tidak tertampung secara baik oleh para perencana pembangunan atau bahkan oleh para wakil rakyat. RT dan RW (organisasi komunitas) tidak diberi wewenang untuk menyalurkan aspirasi warga dalam pembangunan. Aspirasi perempuan (yang kebanyakan berada di sektor domestik) paling tidak terdengar dalam pembangunan.
  • 9. 5. Futureless growth: Pertumbuhan yang tidak punya masa depan.   Pembangunan yang semakin menghancurkan sumberdaya lingkungan. Pembangunan yang tidak menyisakan sumbersumber dan kesempatan bagi generasi mendatang.
  • 10.  Kegagalan pembangunan selalu diartikan sebagai kegagalan rakyat dalam berpartisipasi atau beradaptasi dengan program pembangunan yang dibuat Pemerintah.
  • 11. David Korten:” ...Dunia saat ini sedang mengidap tiga krisis mendasar yaitu:    Kemiskinan Kerusakan Lingkungan Hidup Tindak kekerasan.
  • 12.  Kemiskinan tidak hanya dalam arti kondisi penghasilan rendah, tetapi lebih jauh lagi adalah penutupan sumber-sumber kesejahteraan (exclusion) sehingga mengakibatkan sekelompok orang tidak mampu menjangkau kesehatan, fasilitas pendidikan, tak mampu memperoleh hak-hak yang azasi, tidak punya harga diri, kepercayaan diri dsb.
  • 13.  Salah satu contoh “Social Exclusion”  Digital Divide
  • 14.  Kekerasan  abad ke 20 tercatat sebagai abad yang mungkin paling kejam.  Diluar perang antar Negara, lebih dari 50 juta orang dibunuh secara sistematis selama 100 tahun.
  • 15. Di Turki misalnya, pemerintah Ottoman membunuh lebih dari 1.5 juta orang Armenia antara th 1915-1923.  Rezim Nazi membinasakan 6 juta orang Yahudi pertengahan abad silam.  Mao Tse Tung membunuh 30 juta rakyatnya sendiri, sedang Rezim Soviet 20 juta.  Tahun 70-an Khmer merah membantai 1,7 juta sesama bangsa Kamboja.  Antara 1980-90 partai Sadam Husein (Baath) menjagal tidak kurang dari 100.000 suku Kurdi dinegaranya sendiri. 
  • 16.  Pemerintah militer Rwanda menewaskan 800.000 minoritas Tutsi. Negara kita juga tercatat dalam daftar pembunuhan massal itu yakni yang terjadi antara pertengahan tahun 60-an dan th 80-an dengan jumlah 1.2 juta korban jiwa ( sumber: Barbara Harff dalam “National Geographic Indonesia” Januari 2006)..
  • 17.  Di Indonesia terhitung ribuan jiwa lain yang menjadi korban pembantaian bangsa sendiri setelah era reformasi yaitu antara 1990-2003 dimana terjadi peristiwa kekerasan sebanyak 3.600 kali dan menyebabkan 10.700 orang tewas
  • 18. Kekerasan bukan hanya berhubungan dengan peperangan tetapi juga bisa berupa keputusankeputusan politik atau aturan-aturan yang menindas dan tidak adil. Peraih Nobel Perdamaian 2005 asal Kenya Wangari Maathai mengatakan bahwa ada 40 juta warga Afrika terancam hidupnya karena kegagalan pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan. Desmon Tutu mengatakan bahwa 40 juta rakyat Afrika telah meninggal karena kesehatan (Malaria, pneumonia, diare, AIDS dsb.). Ini melebihi jumlah kematian dari seluruh dunia modern lainnya dan melebihi kematian korban Perang Dunia! Jika masalah ini tidak diperbaiki sampai 2015, maka akan ada 125 juta orang Afrika akan terenggut
  • 19. Apakah hubungan pembunuhan massal itu dengan pembangunan ?.  pertumbuhan menuntut sumberdaya yang besar dan “tak terbatas”, padahal sumber-sumber yang tersedia di planet bumi ini bersifat terbatas Maka pembangunan seperti itu akan selalu ditandai oleh “perebutan sumbersumber”  konflik, peperangan dan dominasi (penjajahan) bahkan penindasan.
  • 20.  Jadi, dekade pembangunan yang dicanangkan di seluruh dunia pada tahun 50-an (setelah PD II) ternyata tidak mengurangi tingkat “kebiadaban” bangsa-bangsa di dunia.
  • 21.  Pengeluaran anggaran militer sekarang sekitar $ 2 juta setiap menitnya. Di planet bumi yang “mungil” ini sekarang tertimbun alat peledak (bom nuklir dan sejenisnya) yang bisa meledakkan bola dunia ini berkali-kali !!.
  • 22. Semua bangsa modern saat ini se-olaholah tidak dapat keluar dari “dalil primitif” yang diucapkan oleh Julius Caesar beberapa ribu tahun yang lalu :” Si vis pacem para bellum!”, kalau mau damai, bersiaplah untuk perang!.  Sementara itu menurut Roosevelt –- salah satu dari empat kebebasan dasar manusia adalah bebas dari rasa takut, maka harus ada pengurangan persenjataan di seluruh dunia sampai tahap dimana tidak ada bangsa yang dapat menghancurkan bangsa lain dengan agresi fisik 
  • 23.   Perlu dicatat bahwa peperangan pada dekade akhir-akhir ini justru lebih banyak antar golongan atau perang saudara  Tanda: “pembangunan” yang diselenggarakan oleh pemerintah telah menimbulkan kesenjangan antar golongan yang semakin dalam dan melukai rasa keadilan rakyat.
  • 24.  Paradigma pembagunan ini salah, karena memiliki sifat dan pendekatan yang keliru, yaitu bersifat:  Reduksionistik: kebutuhan manusia disederhanakan seolah hanya materi saja (one dimensional men).  Statis dan absolutis: kebutuhan manusia akan pembangunan ditentukan secara sepihak dan absolut oleh para teknokrat sebagai pemikir dan pemimpin pembangunan,  Sentralistik-korporatis: mengandalkan pada pemerintah dan perusahaan yang kuat dan sangat bersifat
  • 25.  Logika pembangunan yang berorientasi pertumbuhan seringkali “tidak mendasar” dan tidak mengatasi esensi persoalannya. Misalnya: Mengatasi kerusakan hutan  Mengatasi masalah krisis energi  Pembangunan (terutama di dunia ketiga) cenderung mengandalkan modal finansial dan teknologi yang dipinjam (dengan cara berhutang) 
  • 26.  Perlu diingat bahwa kesalahan arah pembangunan yang terjadi bukanlah karena kesalahan pembangunan ekonomi, yang salah adalah ideologinya (dasar filsafatnya) yaitu pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan (bukan pada manusia).
  • 27.  Pembangunan berorientasi pertumbuhan yang mengandung banyak kelemahan itu kini telah dianggap ketinggalan jaman oleh berbagai pihak. Ideologi pembangunan itu kini secara sinis disebut sebagai “developmentalism” (pembangunanisme). Ideologi yang baru lebih banyak menggunakan istilah pemberdayaan dan menyeimbangkan aspek material dan ekonomis dengan aspek-aspek sosial-budaya.
  • 28.  Umat manusia memang sedang mengalami suatu “paradox pembangunan”. Kita menentukan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator dari “kemajuan manusia”, tetapi ketika pembangunan ekonomi menghasilkan barang dan jasa, gejala dehumanisasi (pengangguran, kemiskinan, peperangan) justru merebak dan kwalitas sebagian besar kehidupan merosot. Dengan mengikuti cara berpikir yang mengutamakan uang daripada kehidupan, manusia selalu berusaha memperkaya diri sambil terus menerus menerabas batas kemampuan alam dan kemampuan sosial untuk mendukungnya.
  • 29.  Ekonomi dunia harus ditata kembali untuk lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan manusia: makan, pakaian, perumahan kesehatan dan pendidikan, bukan senjata, polusi, kemacetan dan kejahatan! Kita harus melihat masa depan bukan sebagai takdir, tetapi sebagai suatu pilihan, jadi kita dapat merubahnya !!.
  • 30.
  • 31.  Kritik yang gencar baik secara praktis maupun secara teoretis terhadap pembangunan sebagai suatu “cara berpikir dan suatu ideology” saat ini bermuara pada suatu paradigam pembangunan yang baru yaitu People Centred Development
  • 32.  Gerakan “People Centered Development” (PCD) menegaskan bahwa manusia membutuhkan suatu pencerahan baru yang dilandasi oleh suatu nilai-nilai: cinta, kasih-sayang, dan rasa tanggungjawab yang mendalam pada kemanusiaan dan alam.
  • 33. Beberapa prinsip yang mendasarinya adalah:  Rakyat harus diberi wewenang menguasai sumberdayanya sendiri, memperoleh akses ke informasi, punya sarana legal untuk menuntut pertanggungjawaban bahkan menggugat penguasa (prinsip akuntabilitas).
  • 34.  Para “penolong” pembangunan harus berjalan mengikuti agenda rakyat. Nilai bantuan asing diukur dari peningkatan kapasistas rakyat untuk menentukan hari depan mereka sendiri.
  • 35.  Suatu “Pembangunan” baru terjadi bila masyarakat melakukan usaha pembangunannya sendiri, sehingga proses pembangunan menjadi milik masyarakat.
  • 36.  Pembangunan tidak boleh di subkontrakkan, tanggungjawab tidak diserahkan pada pihak lain. Suatu pembangunan disebut sustainable bila ia membangun apa yang sudah ada. Betapapun kecilnya, suatu proses pembangunan harus mulai dengan menggunakan kemampuan yang ada. Adalah sia-sia bila pembangunan tidak membangkitkan kapasitas lokal.
  • 37.  Forum PCD menawarkan “ Living Economies Program” untuk menggantikan pendekatan yang disebutnya sebagai “global suicide economy” dengan “planetary system of living economies”.
  • 38. Robertson menunjukkan beberapa persepsi dari para pemikir pembangunan “berorientasi Pertumbuhan” dimasa lalu yang kini ditolak oleh paradigma PCD:  1. Kemakmuran adalah hasil dari penguasaan dan penindasan terhadap orang lain: manusia dicerabut dari tanahnya dan dijadikan buruh yang tergantung pada orang kaya atau yang berkuasa. Sebaliknya, PCD lebih mengemukakan keadilan ekonomi dan demokrasi melalui kebijakan yang mengutungkan produsen kecil, koperasi, dan usaha yang dimiliki buruh serta 
  • 39.  2. Kemajuan dan pembangunan adalah hasil dari ekploitasi terhadap alam yang terus menerus oleh manusia (terutama yang berpengetahuan serta memiliki kekuasaan). PCD sebaliknya, menolak ide antroposentris ini (yang merupakan ajaran pada “masa pencerahan” atau renaissance). Sebaliknya paradigma PCD menilai tinggi budaya kerohanian serta keselarasan dengan alam sebagai milik semua orang (bukan hanya “kelompok yang berkuasa”).
  • 40.  3. Aktivitas ekonomi masa lalu lebih menghargai ilmu dan kemampuan memahami alam secara ilmiah (untuk menguasasi alam) dan menganggap nilai-nilai individual, etika dan kejiwaan sebagai sesuatu yang tidak relevan. PCD menolak pemisahan antara ilmu ekonomi dengan ilmu moral dan menolak keyakinan bahwa “tangan yang tak nampak” akan merubah kerakusan manusia menjadi manfaat bagi masyarakat. PCD sebaliknya beranggapan bahwa pilihan-pilihan ekonomi harus melibatkan tanggungjawab moral dan pasar harus menjadi alat (bukan penentu) untuk mencapai tujuan pribadi dan kebijakan publik.
  • 41. 4. Hanya benda yang dapat dihitung (memiliki nilai) dan uang adalah ukuran yang paling sahih bagi kehidupan public. Tetapi PCD percaya bahwa nilai yang tertinggi sering tidak dapat dihitung dan diukur dengan uang - seperti kehidupan itu sendiri . Ilmu ekonomi adalah alat untuk mencapai nilai yang lebih tinggi daripada sekedar kekayaan.
  • 42.  5. Ekonomi dunia adalah suatu system dari persaingan antar ekonomi nasional. PCD menolak kehidupan manusia ditentukan oleh kemampuannya bersaing dengan ekonomi bangsa lain (dalam bidang produksi, perdagangan dan jasa). Hal ini tidak “esensial” bagi kehidupan yang bermartabat. PCD melihat ekonomi dunia yang berfungsi baik adalah yang memiliki berbagai tingkatan otonomi dan terdesentralisasi. Ekonomi tersebut diorganisasikan sedemikian rupa sehingga tiap tingkat memungkinkan tingkat dibawahnya untuk dapat maju pada arah yang memberdayakan manusia dan melestarikan alam. Sistem ekonomi ini harus melibatkan keluarga dan komunitas lokal yang biasanya
  • 43.  6. Kemajuan ekonomi terjadi dalam “dunia laki-laki”, berbasis pada dorongan dan nilai “kejantanan”. PCD sebaliknya, menyadari bahwa perkembangan peran wanita, anak- anak serta orang lanjut usia adalah sama pentingnya dengan laki-laki dewasa. PCD juga mengakui pentingnya peran sosialekonomi dari keluarga dan komunitas local dalam menciptakan kemakmuran).
  • 44.  7. Ekonomi terpisah dari politik. Prinsip ini ditolak oleh PCD yang beranggapan bahwa setiap golongan di masyarakat memiliki kepentingan, jadi setiap pilihan di bidang ekonom adalah merupakan suatu pilihan politik. Setiap pemerintah harus secara tegas merumuskan dan menentukan tekad politik “Siapa yang akan memperoleh keuntungan dari kegiatan ekonomi dan siapa yang akan menerima dampak serta resikonya?” PCD menolak prinsip bahwa lembaga ekonomi dapat beroperasi semaunya (secara bebas) diluar kerangka pilihan politik dan social secara nasional
  • 45.  8. Harga dari kebebasan ekonomi harus dibayar (dipertukarkan) dengan kesejehateraan sosial dan kelestarian ekologis. PCD menolak prinsip ini dan menolak kebebasan ekonomi dalam bentuik “pasar bebas” dan “perdagangan bebas” yang dapat mematikan kebebasan (dan kehidupan) orang lain. PCD sebaliknya juga menolak peraturan yang terlalu sentralistik dari ekonomi terpimpin dan pemikiran social demokratik berupa system ekonomi campuran yang konvensional. Sebagai gantinya PCD ingin menciptakan kelembagaan yang memungkinkan semua orang mengembangkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannnya.
  • 46.  Efisiensi ekonomi harus diartikan sebagai efisiensi untuk mengalokasikan sumbersumber demi tercapainya tujuan social di dalam masyarakat (efectivitas pen.)
  • 47.   Selanjutnya prioritas yang diperlukan pada tiap jenjang ekonomi untuk memajukan prinsip-prinsip PCD adalah sbb: Di jenjang ‘tata kelola global’: harus dibatasi sedemikian rupa sehingga perhatian ekonomi diseimbangkan dengan prioritas kebijakan publik yang lain (keadilan, kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan dsb.) dibawah pengawasan yang demokratis dan akuntabel. Struktur tata kelola global saat ini cenderung menyerahkan kebijakan ekonomi kepada lembaga Bretton Woods – World Bank, IMF dan WTO - yang cenderung berfungsi secara rahasia diluar pengawasan akuntabilitas demokratis dan memposisikan korporat besar serta kepentingan ekonomi diatas kepentingan sosial dan lingkungan hidup. Reformasi PBB – oleh karenanya - harus meletakkan lembaga-lembaga Bretton Woods didalam struktur utama PBB untuk berfungsi dibawah
  • 48.  Dalam kerangka pembuatan kebijakan yang lebih transparan dan demokratis itu kebijakan global mengenai perdagangan, hutang dan investasi yang sekarang dilaksanakan oleh GATT, IMF dan WB akan dapat dipertimbangkan dalam konteks yang lebih luas dari segi sosial dan lingkungan, inilah suatu langkah fundamental menuju PCD.
  • 49.  Di tingkat Kebijakan Nasional: adalah sangat penting bahwa kebijakan nasional - terutama di negara kaya - diorientasikan untuk menunjang PCD dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Ini adalah kepentingan semua bangsa termasuk bangsa kaya.