Perubahan fisiologis normal terjadi pada ibu hamil untuk memelihara janin yang berkembang dan mempersiapkan persalinan, termasuk mual dan muntah yang umumnya terjadi pada trimester pertama akibat hormon seperti hCG dan GDF15. Kondisi hiperemesis gravidarum yang lebih parah dapat terjadi pada wanita dengan faktor risiko tertentu seperti riwayat pribadi, kehamilan ganda, atau kelainan janin.
2. Perubahan Fisiologi Selama Kehamilan
memahami perubahan fisiologis normal yang
terjadi pada kehamilan karena akan
membantu membedakan dari adaptasi yang
abnormal.
- untuk memelihara janin yang sedang
berkembang
- mempersiapkan ibu untuk persalinan
Selama kehamilan
ibu hamil mengalami perubahan
anatomi dan fisiologis yang signifikan
Perubahan ini dimulai setelah
pembuahan dan mempengaruhi setiap
sistem organ dalam tubuh
Bagi wanita yang mengalami kehamilan
tanpa komplikasi, perubahan ini hilang
setelah kehamilan dengan efek residual
yang minimal
PENTING !!!
Pillay PS., et al., 2016
Gejala fisik terkait kehamilan sering terjadi pada trimester pertama
Lutterodt M., et al., 2019
3. Gejala yang terjadi Selama Kehamilan
Mual dan muntah terjadi pada wanita
hamil hingga 74%, dan 50% mengalami
muntah saja.
Sekitar 80% wanita melaporkan
bahwa gejalanya berlangsung
sepanjang hari, sedangkan hanya
1,8% wanita yang melaporkan
gejala yang terjadi hanya di pagi hari.
MORNING SICKNESS
Namun waktu, tingkat keparahan,
dan durasi gejala sangat bervariasi.
Gejala yang terjadi Selama Kehamilan
Herrel, 2014
Wanita yang lebih tua, kehamilan ganda,
keguguranpada kehamilan sebelumnya
berisiko lebih besar mengalami mual dan
muntah lebih parah.
Penggunaan kontrasepsi yang
mengandung estrogen juga dapat
meningkatkan risiko.
FAKTOR PENYEBAB
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
mual dan muntah yang cukup parah untuk menyebabkan gangguan
cairan dan elektrolit, dan sering memerlukan rawat inap
4. ETIOLOGY AND PATHOPHYSIOLOGY
Penyebab mual dan muntah kehamilan dan
hiperemesis gravidarum tidak diketahui.
human chorionic gonadotropin (HCG) and
the size of the placental mass
Wanita dengan kadar HCG yang lebih tinggi,
seperti pada kehamilan ganda, mola
hidatidosa, atau janin dengan sindrom
Down peningkatan risiko mual dan
muntah.
Tingkat estrogen dan progesteron juga
mungkin terlibat. Etiologi potensial lainnya
termasuk prostaglandin plasenta, kadar
serotonin, disfungsi tiroid, peningkatan
kadar leptin, disregulasi sistem kekebalan,
infeksi Helicobacter pylori, dan dismotilitas
gastrointestinal.
Herrel, 2014
6. Growth/differentiation factor 15 (GDF15)
hormone produced at the highest levels by the placenta
expressed as early as the 8–10 cell blastocyst stage
Fejzo, et al. 2019
GDF15 juga telah terbukti menunda
pengosongan lambung yang juga dapat
menyebabkan mual
Baik GDF15 dan hCG adalah hormon yang
diregulasi pada awal kehamilan ketika
gejala NVP dan HG terjadi
7. Ini mempengaruhi hingga 1% wanita hamil dan berhubungan
dengan muntah terus-menerus (lebih dari tiga episode per
hari) yang mengakibatkan dehidrasi berat, ketonuria, kelainan
elektrolit seperti hipokalemia, dan penurunan berat badan
lebih dari 5%.
Riwayat pribadi hiperemesis gravidarum, penyakit trofoblas
gestasional, triploidi janin, trisomi 21 janin, hidrops fetalis, dan
kehamilan ganda meningkatkan risiko kondisi ini. Risiko dapat
meningkat sebanyak 50% jika janinnya perempuan
Editor's Notes
Saat GDF15 berjalan ke area postrema dan nukleus traktus soliter (medula oblongata) melalui sistem peredaran darah, GDF15 berikatan dengan reseptornya, GFRAL , yang menandakan hilangnya nafsu makan dan penolakan rasa. Biasanya, GDF15 mengaktifkan GFRAL ketika tubuh berada di bawah tekanan fisik, tetapi ketika jalurnya terlalu aktif, itu juga dapat menyebabkan mual dan muntah. Varian genetik GFRAL juga terkait dengan hiperemesis gravidarum (HG). Secara teoritis, pada kehamilan yang dipengaruhi oleh HG, sinyal jalur GDF15-GFRAL tingkat tinggi yang abnormal di pusat muntah (area postrema) batang otak dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, penolakan rasa, mual dan muntah, meskipun hal ini belum terbukti secara definitif. Reseptor tirosin-protein kinase (RET) berinteraksi dengan koreseptornya GFRAL, dan diperlukan untuk sinyal hilir kehilangan nafsu makan oleh GDF15.