2. Kaidah Penyusunan Tes Uraian
Soal harus sesuai dengan indikator.
Batasan pertanyaan dan jawaban yang
diharapkan harus dinyatakan secara jelas.
Tingkat kesulitan materi yang ditanyakan
sesuai dengan kemampuan berpikir peserta
didik, yang ditunjukkan oleh jenjang pendidikan
dan tingkat kelas.
Menggunakan kalimat tanya atau perintah yang
menuntut jawaban uraian.
Ada petunjuk yang jelas mengenai cara
mengerjakan/cara menjawab soal.
3. Lanjutan Penyusunan Tes Uraian
Ada pedoman penskorannya (scoring).
Rumusan kalimat soal komunikatif (mudah
dipahami peserta tes).
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Tidak menggunakan kata/ungkapan yang
menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu.
4. Tes Obyektif …
Tes bentuk objektif adalah perangkat tes yang
butir-butir soalnya mengandung alternatif
jawaban yang harus dipilih oleh peserta tes.
Alternatif jawaban telah disediakan oleh
penyusun butir soal. Dalam hal ini, peserta tes
hanya tinggal memilih jawaban yang benar atau
paling benar dari alternatif jawaban yang telah
disediakan.
Pada dasarnya, ada empat bentuk tes obyektif,
yaitu : (1) Bentuk Benar-Salah atau B-S; (2)
Bentuk jawaban singkat atau isian singkat; (3)
Bentuk menjodohkan; dan (4) bentuk pilihan
ganda (multiple choice).
5. Keunggulan Tes Obyektif:
Jumlah soal banyak, sehingga dapat mencakup
semua isi mata pelajaran (representatif
validitas isi baik);
Penilaiannya mudah dan obyektif;
Tidak ada kemungkinan bagi testi untuk me-
ngemukakan hal-hal yang tidak relevan dengan
pertanyaan;
Hasil tes dapat diinformasikan lebih cepat;
Reliabilitas skor tinggi; dan
Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama
pada wilayah yang luas (SPMB, UNAS, UAS, UUB
dsb).
6. Kelemahan Tes Obyektif :
Tidak melatih testi untuk mengemukakan ide-
idenya secara tertulis;
Kemungkinan menebak besar sekali, dan sulit
dilacak;
Sulit untuk membuat soal yang baik, dan
sering hanya mengukur kemampuan yang
dangkal; dan
Banyak waktu yang tersita untuk membaca
soal dan jawabannya.
7. Tes Bentuk Benar – Salah
Nama lain dari tes ini adalah True-false Item
atau True-false Test.
Tes berupa pernyataan (statement).
Tes menyediakan dua pilihan jawaban, yaitu
Ya/Tidak atau Benar – Salah. Model yang biasa
digunakan adalah Benar – Salah atau B – S.
Siswa hanya diminta menandai masing-masing
pernyataan dengan melingkari huruf B jika per-
nyataan tersebut Benar, dan S jika pernyataan-
nya Salah.
8. Tes Bentuk Jawaban Singkat
Tes bentuk jawaban singkat dan tes bentuk isian
(melengkapi) keduanya merupakan bentuk tes yang
dapat dijawab dengan satu kata, satu bagian kalimat,
angka atau simbol.
Perbedaan keduanya terletak pada cara menyajikan
masalah atau persoalannya. Soal tes jawaban singkat
disajikan dengan kalimat tanya, sedangkan soal tes
bentuk isian (melengkapi) disajikan dengan kalimat yang
tidak lengkap.
Contoh:
Jawaban Singkat : Siapakah nama penemu listrik ?
Isian : Nama penemu listrik adalah
.....
9. Tes Bentuk Menjodohkan
Pada dasarnya, tes bentuk menjodohkan adalah
hampir sama dengan pilihan ganda, di mana
peserta tes diminta untuk menjodohkan sebuah
butir soal di salah satu kolom dengan salah satu
pilihan jawaban yang benar yang terdapat pada
kolom lainnya.
Dengan demikian, tes bentuk menjodohkan
terdiri atas dua bagian, yaitu kolom pertanyaan
(premis) yang biasanya diletakkan pada kolom
bagian kiri, dan kolom jawaban (respon), yang
berada pada kolom bagian kanan.
10. Tes Bentuk Pilihan Ganda
Butir soal tes bentuk pilihan ganda ini
merupakan salah satu bentuk tes obyektif yang
paling luwes dan banyak dikembangkan akhir-
akhir ini, karena dapat digunakan untuk
mengukur berbagai tataran pengetahuan dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
Tes pilihan ganda terdiri atas bagian pokok soal/
pertanyaan yang disebut STEM, dan bagian
alternatif jawaban yang disebut OPTIONS. Opsi
jawaban, terdiri atas: satu jawaban BENAR, yaitu
kunci jawaban, dan beberapa alternatif jawaban
yang disebut pengecoh (distraktor).
11. Kaidah Penyusunan Tes Pilihan
Ganda
Soal harus sesuai dengan indikator yang
terdapat pada kisi-kisi.
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan
tegas.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
hendak-nya merupakan pertanyaan yang
diperlukan saja.
Pokok soal hendaknya jangan memberi petunjuk
ke arah jawaban yang benar. Atau dengan kata
lain, hindarkan sifat asosiatif antara pokok soal
dengan alternatif jawabannya.
12. Lanjutan Penyusunan Soal PG..
Pokok soal hendaknya jangan menggunakan
pernyataan yang bersifat negatif ganda.
Pilihan jawaban harus homogen dan atau logis
ditinjau dari segi materi.
Panjang rumusan pilihan jawaban hendaknya
relatif sama.
Pilihan jawaban hendaknya jangan
menggunakan pernyataan yang berbunyi ”semua
pilihan jawaban di atas salah” atau ”semua
jawaban di atas benar”.
13. Lanjutan Penyusunan Soal Pilihan
Ganda
Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya.
Penyertaan gambar/grafik/tabel/diagram harus jelas
dan berfungsi.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang
benar atau paling benar.
Butir soal hendaknya jangan bergantung pada
jawaban soal sebelumnya.
Penempatan alternatif jawaban yang benar
hendaknya tidak mengikuti pola sistematis.
14. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif
mengklasifikasikan
hasil belajar dalam ranah kognitif ke dalam enam
tataran
perilaku yang menunjukkan tingkatan berpikir, yaitu:
Pengetahuan (knowledge)
Pemahaman (comprehension)
Aplikasi (application)
Analisis (analysis)
Sintesis (Synthesis)
Evaluasi (evaluation)
15. TAKSONOMI BLOOM:
Pengetahuan:
Mencakup kemampuan dalam mengingat
kembali: istilah, fakta-fakta, metode, prosedur,
proses, prinsip-prinsip, pola, struktur atau
susunan.
Pemahaman:
Menyangkut kemampuan seseorang dalam:
menafsirkan suatu informasi, menentukan
implikasi-implikasi, akibat-akibat maupun
pengaruh-pengaruh.
16. Lanjutan Taksonomi
Bloom…
Aplikasi:
Merupakan kemampuan menerapkan abstraksi-
abstraksi: hukum, aturan, metoda, prosedur,
prinsip, teori yang bersifat umum dalam situasi
yang khusus.
Analisis
Kemampuan menguraikan informasi ke dalam
bagian-bagian, unsur-unsur, sehingga jelas:
urutan ide-idenya, hubungan dan interaksi
diantara bagian-bagian atau unsur-unsur
tersebut,
17. Lanjutan Taksonomi
Bloom…
Sintesis
Kemampuan menyusun/memadukan bagian-
bagian, unsur-unsur, menjadi struktur atau
pola yang baru, yang sebelumnya tidak ada.
Evaluasi
Kemampuan untuk menilai ketepatan: teori,
prinsip, metoda, prosedur untuk menyelesai-
kan masalah tertentu.
18. CONTOH PENGGUNAAN:
Pengetahuan tentang Istilah:
Manakah diantara istilah-istilah berikut yang memiliki
makna yang sama dengan kata reliabel?
a. konsisten c. sahih
b. tepat d. obyektif
Pengetahuan tentang fakta-fakta:
Lima Negara di Asia Tenggara yang pertama kali
tergabung
ke dalam Asean adalah…
A. Indonesia, Burma, Filipina, Muangthai, Singapura
B. Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Muangthai
C. Filipina, Indonesia, Burma, India, Muangthai
D. Singapura, Filipina, Malaysia, Burma, Muangthai
19. Pengetahuan tentang metode dan
prosedur
Dalam melaksanakan penelitian ilmiah, maka
langkah yang pertama-tama harus dilakukan
adalah ….
A. mengumpulkan data
B. merumuskan hipotesis
C. merancang pelaksanaan eksperimen
D. menyiapkan bahan dan alat penelitian
20. Kemampuan memahami hubungan antara
dua hal atau lebih:
Jumlah karbon monoksida akan meningkat
apabila
bahan bakar dibakar pada ruang yang terbatas
oksigennya, sebab:
A. karbon bereaksi dengan karbon monoksida
B. karbon bereaksi dengan karbon dioksida
C. karbon monoksida merupakan agen reduksi
yang
efektif
D. terjadi oksidasi yang lebih besar
22. Kemampuan menentukan implikasi-
implikasi
Mengapa dalam aquarium diperlukan penerangan
yang cukup ?
A. Untuk melihat makanan, ikan membutuhkan cahaya
B. Ikan mengambil oksigen di dalam kegelapan
C. Di kegelapan, tumbuhan akan mengeluarkan
karbon dioksida
D. Di dalam kegelapan, tumbuhan tumbuh terlalu
cepat
24. Data di atas menunjukkan bahwa:
A. Kebanyakan mahasiswa di semester-semester
awal tidak mempunyai masalah
B. Kebanyakan mahasiswa di semester-semester
akhir mempunyai lebih sedikit masalah dibanding
mahasiswa semester-semester awal
C. Setiap mahasiswa memiliki kesempatan yang
sama untuk berkonsultasi dengan konselor
D. Mahasiswa di semester-semester akhir
mempunyai hak yang lebih besar untuk
berkonsultasi dengan konselor
25. Kemampuan membuat sintesis/
simpulan
Berbagai usaha pemerintah untuk: (1) menaikkan
tingkat
kemakmuran di pedesaan dengan berbagai bantuan
presiden, intensifikasi pertanian dan peternakan; (2)
menurunkan tingkat kelahiran dengan KB di pedesaan;
dan (3) mengglakkan industri rakyat di pedesaan,
dimaksudkan agar….
A. Mengurangi arus urbanisasi
B. Menurunkan angka kejahatan di pedesaan
C. Meningkatkan pertambahan penduduk di kota
D. Meningkatkan industri padat modal di kota-kota
26. Kemampuan mengevaluasi (Pilihan
Berganda)
Untuk soal-soal berikut ini, pilihlah:
A, jika jawaban (1), (2) dan (3) benar
B, jika jawaban (1) dan (3) benar
C, jika jawaban (2) dan (4) benar
D, jika jawaban (4) saja yang benar
E, jika semua jawaban benar
27. Kemampuan mengevaluasi (Pilihan
Berganda)
Untuk memilih butir-butir soal suatu tes pencapaian
hasil belajar, maka pertimbangan-pertimbangan
yang harus diambil adalah …
(1) Butir soal tersebut sesuai dengan kompetensi
dasar dan indikator
(2) Butir-butir soal tersebut mencakup materi yang
diajarkan
(3) Butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau
terlalu mudah
(4) Daya pembeda butir-butir soal tersebut signifikan