2. Safety Leadership untuk Personil K3L
• Pendahuluan
– Keunikan Safety Tambang
– Dasar Hukum
• Konsep Keselamatan kerja
– Pembagian Peran dan Tanggung Jawab K3
– Peran dan Tanggung Jawab K3 Personil K3L
– Model Kedewasaan K3 dan
perkembangannya
– Infrastruktur K3 perusahaan
– Berbagai Struktur organisasi fungsional K3
– Penetapan Pengelolaan Risiko Kritis
perusahaan, unit bisnis mayor, sampai
pengawas
– Program Akuntabilitas K3
– Peran penting Pelatihan K3
• Dasar Kepemimpinan
– Leader vs Manager, Leader vs
Follower
– Delapan Prinsip Utama Leader
– Followership
• Kepemimpinan K3
– Safety Belief, komitmen
– Safety Leadership Behavior
– Pentingnya Employee Engagement
dalam K3
– Proses Perubahan Perilaku K3
• Apa yang baru
– Permen 38/2014 SMKP Minerba
– SIF (serius injury and fatality)
– Asosiasi Profesi Keselamatan
Pertambangan Indonesia (APKPI)
– Penanganan fatigue
• Rangkuman Penutup
5. K3 TAMBANG
• Di bawah pembinaan dan pengawasan ESDM
• Berkiblat pada UU-1/1970, PP-19/1973, Kepmen-
555/1995, UU Minerba-4/2009, SMKP Minerba-
38/2014
• Dipimpin oleh seorang KTT
• KTT dibantu oleh pengawas operasional
• Kontraktor dipimpin oleh PJO
• Mengelola K3nya berdasar Kepmen 555 dan SMKP
• Keselamatan Operasional
6. Site Director /
KTT
HSE Mgr
Kepala Divisi /
WKTT
Kepala Tambang
Bawah Tanah
Kepala
Kapal Keruk
KAIT:
1. Direktur Teknik ESDM
2. Ka Dinas Tambang Propinsi
Inspektur Tambang
Ka Dept PJO PJO
Kepala Divisi /
WKTT
PJO
Dirjen ESDM
PENGAWAS OPERASIONAL MADYA (POM)
PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIS (POP)
7. PP 19/1973
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp.
Tahun 1960, UU No. 11 Tahun 1967, UU No. 1 Tahun
1970 dilakukan oleh Menteri Pertambangan
Pasal 2:
Menteri pertambangan melakukan pengawasan atas
keselamatan kerja dalam bidang pertambangan dengan
berpedoman kepada UU No 1 Tahun 1970 serta
peraturan-peraturan pelaksanaannya
Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala melaporkan
pelaksanaan Pengawasan dimaksud Pasal 1, 2, dan 3
kepada Menakertransko
Pasal 5:
PP 19 Tahun 1973 tidak berlaku untuk Ketel Uap
sebagaimana dimaksud Stoom Ordonantie 1930
( Sblt. 1930 Nomor 225).
8. HSE Div Head
Kepala Divisi
Posisi Nomor 1
di Site
Kepala Divisi
HSE Dep Head
Kepala Divisi
HSE Dep Head HSE Dep Head
11. UUD 1945
Pasal 27
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 33
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat
12. UU 1 Tahun 1970
KEWAJIBAN MANAJEMEN
MEMBINA PEKERJA
13. UU 1 Tahun 1970
UU 1 Tahun 1970
SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN KERJA
15. PP 19/1973
Pasal 1:
Pengaturan K2 Pertambangan dalam UU No. 44 Prp.
Tahun 1960, UU No. 11 Tahun 1967, UU No. 1 Tahun
1970 dilakukan oleh Menteri Pertambangan
Pasal 2:
Menteri pertambangan melakukan pengawasan atas
keselamatan kerja dalam bidang pertambangan dengan
berpedoman kepada UU No 1 Tahun 1970 serta
peraturan-peraturan pelaksanaannya
Pasal 4:
Menteri Pertambangan secara berkala melaporkan
pelaksanaan Pengawasan dimaksud Pasal 1, 2, dan 3
kepada Menakertransko
Pasal 5:
PP 19 Tahun 1973 tidak berlaku untuk Ketel Uap
sebagaimana dimaksud Stoom Ordonantie 1930
( Sblt. 1930 Nomor 225).
PELIMPAHAN PEMBINAAN
DAN PENGAWAS K3
TAMBANG
19. Permen 38 Tahun 2014
Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan
(SMKP) – Minerba
30 Desember 2014
20. Bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
(PP 50 / 2012, Pasal 1 angka 1)
Perbaikan Berkesinambungan
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP SMKP
21. KESELAMATAN
KERJA
K3 PERTAMBANGAN (Pasal 26)
KESEHATAN
KERJA
LINGKUNGAN
KERJA SMK3
• Manajemen
Risiko
• Manajemen
Keadaan darurat
• Administrasi
• Program
• Diklat
• Inspeksi
• Penyelidikan
• Ergonomic
• Higienis &
Sanitasi
• Program
• Pengelolaan
Makan,
Minum & Gizi
• Diagnosis
Penyakitt
• Debu
• Kebisingan
• Getaran
• Pencahayaan
• Udara
• Ventilasi
• Faktor Kimia
• Radiasi
• Faktor Biologi
• Kebersihan
• Kebijakan
• Perencaan
• Org & Personel
• Imp;ementasi
• Evaluasi & TL
• Dokumentasi
• Tinjauan
Menajemen
22. KO Pertambangan
• Explorasi
• Konstruksi
• Penambangan
• Hauling
• Prosessing
• Maintenance
• Pengapalan
Identifikasi SPIP Per Proses
Bisnis:
• Sarana (Tool, Power Tool, dsb)
• Prasarana (jalan, gedung, dsb)
• Instalasi (listrik, hidrolik, dsb)
• Peralatan (truk, excavator, dsb)
Melakukan HIRA
terhadap semua SPIP
yang telah diinventori
dari setiap proses bisnis
• Pengujian kelayakan
• Pengoperasian
• Pemeliharaan
• Evaluasi
• Tenaga teknis
• Tool
• Program
• Training
• Jadwal
Proses
Bisnis
Survey
Identifikasi
KO
HIRAC Prosedur Implementasi
• Rancang bangun
24. Permen 38 / 2014 SMKP Minerba
Perusahaan Pertambangan dan
Perusahaan Jasa Pertambangan
wajib menerapkan paling lambat 1
tahun sejak diundangkan pada
tanggal 30 Desember 2014
27. HIRA OTP
Risiko Kritis
(RK)
Standar Pengendalian RK Program
Rencana Kerja
RK Dept
RK Supv
SOP
Kebijakan
Daftar Task
ber-RK
Training SAP
Reward &
Punishment
Daftar Legal
Organisasi & Personel
(KTT, KTB, KKK, PJO…)
ER
Peran dan TT
Penunjukan
K3 & KO Seleksi
Komite
(KTT, P2K3, MR,
Investigasi,
Radioaktif)
Tenaga Teknis Komunikasi
Administrasi
Partisipasi
Izin Kerja
APD&AK
Lingk. Kerja
Kesh. Kerja
KO Perancangan& Rekayasa
Pembelian
CSMS
Dokumentasi
Tinjauan Manajemen
Inspeksi
Pemantauan
Evaluasi
Investigasi
Audit
Off the Job
Tindak Lanjut Ketidaksesuaian
• P3K
• ERT
• CMT
• BCP
• Inspeksi,
• Safety
Meeting,
• JSA,
• Observasi,
• Investigasi
Fire Protection
Manajemen
Perubahan
Tujuan
Target
Penanggung
Jawab Area
Golden Rules
JSA
Standar
Meeting
Perbaikan Berkelanjutan
P
D
C
A
Jalur basis Risiko Kritis
Alur Sistem Manajemen Keselamatan Berbasis Risiko
28. HIRA Rencana Kerja
Risiko Kritis
(RK)
Standar Pengendalian RK
Program
RK Dept
RK Supv
Writen
Proc
Kebijakan
Daftar Task
ber-RK
Legal non Legal
Organisasi & Personel
(KTT, KTB, KKK, PJO…)
SMK3
Peran dan TT
Penunjukan
K3 & KO Seleksi
Komite
(KTT, P2K3, MR,
Investigasi,
Radioaktif)
Tenaga Teknis Komunikasi
Administrasi
Partisipasi
• Kebijakan & Perencanaan
• Implementasi
• Tinjauan Manajemen
• Pemantauan dan Evaluasi
• Dokumentasi
• Perbaikan Berkelanjutan
Tindak Lanjut Ketidaksesuaian
• Inspeksi,
• Safety
Meeting,
• JSA,
• Observasi,
• Investigasi
• Ergonomic
• Higienis & Sanitasi
• Program
Pengelolaan Makan,
Mnum & Gizi
• Diagnosis Penyakit
Tujuan
Target
Penanggung
Jawab Area
Golden Rules
Supv Risk Control
(JSA, Ijin, Training)
Standar
Meeting
P
D
C
A
ER
• P3K
• ERT
• CMT
• BCP
Jalur basis Risiko Kritis
Alur Sistem Manajemen K3 Berbasis Risiko
Keselamatan
Kerja
Kesehatan
Kerja
Lingkungan
Kerja
• KO
• Izin Kerja
• APD & AK
• Investigasi
• Inspeksi
• Fire-
Protection
• Perancangan
& rekayasa
• CSMS
• Manajemen
Perubahan
• Off the Job
• Reward &
Punishment
• Training
• Pembelian
• Audit
SAP
• Debu
• Kebisingan
• Getaran
• Pencahayaan
• Udara
• Ventilasi
• Faktor Kimia
• Radiasi
• Faktor Biologi
• Kebersihan
29. STRUKTURAL FUNGSIONAL ANTAR DEPARTEMEN
(Masuk di Job Description) (Dengan surat penunjukan) (Standar Tertulis)
General Manager Kepala Teknik Tambang Security Department
Deputy General Manager Wakil Kepala Teknik Tambang HR Department
Anggota Steering Committee Training Department
General Superintendent Anggota Crisis Management
Team
Road Maintenance
Department
Superintendent Anggota Taskforce Medical Services
Supervisor Anggota tim investigasi internal Engineering Department
Leader HSE Representative Purchasing Department
Karyawan Senior Sukarelawan Fire and Rescue Public Affars Department
Karyawan Fire Warden Corporate Communication
Karyawan Junior First Aider
HSE Department
Helper
Peran dan Tanggung Jawab K3
30. STRUKTURAL PERAN
TOP MANAGEMENT Kebijakan, arah, program, budget
MIDDLE MANAGEMENT Mengelola program, memastikan
resources tersedia, memastikan
pelatihan untuk SDM
PENGAWAS GARIS DEPAN Memimpin crew mengikuti
aturan yang ada
KARYAWAN
• Mengikuti aturan
• Stop dan lapor atasan kalau
aturan tidak bisa diikuti
• Tidak bekerja dalam kondisi
tidak sehat
• Melaporkan kecelakaan
• Melaporkan keadaan berbahaya
32. Peran dan Tanggung Jawab K3
STRUKTURAL PERAN
TOP
MANAGEMENT
- Menetapkan Kebijakan, arah
- Menetapkan Standar, Program
- Memberi apresiasi
- Menyediakan Budget
MIDDLE
MANAGEMENT
Mengelola program, yaitu memastikan:
- resources untuk menjalankan
program tersedia,
- implementasi berjalan
- pengawas dan karyawan
mendapatkan pelatihan
- melakukan Inspeksi
- memberi apresiasi
PENGAWAS
GARIS DEPAN
• Memastikan anak buah mengikuti
SOP, punya lisensi, atau work permit
• Menghentikan pekerjaan jika ada
kondisi atau tindakan tidak aman
• Memberi apresiasi kepada karyawan
- Melakukan safety talk,
inspeksi, investigasi,
observasi, JSA, pelatihan
- Melakukan penindakan
pelanggaran Golden Rule
KARYAWAN - Mengikuti aturan, SOP, JSA, APD,
instruksi
- Tidak mengubah langkah kerja atau
cara kendali
- Stop pekerjaan dan lapor pengawas
bila JSA tidak bisa diikuti
- Melaporkan kondisi
berbahaya
- Melaporkan insiden
- Tidak bekerja bila tidak
sehat
33. Peran dan Tanggung Jawab K3 Departemen (1)
No PERAN DAN TANGGUNGJAWAB K3 OLEHDEPARTEMEN
1 Perekrutan pekerja baru.
2 Medical check up.
3 Pelatihan K3.
4 Penanganan cedera serta perawatan sakit akibat kerja.
5 Perawatan jalan, drainase,
6 Menangani kedaruratan kebakaran,
7 Darurat keamanan.
8 Pengontrolan kecepatan kendaraan
9 Rambu jalan.
10 Penjagaan di checkpoint dari orang dan kendaraan yang tidak berhak.
11 Pembelian barang dan peralatan K3
12 Penanganan fire protection.
13 Komisioning kendaraan.
14 Rancang bangun.
15 Hubungan dengan instansi pemerintah terkait.
34. No PERAN DAN TANGGUNGJAWABK3 OLEHDEPARTEMEN
16 Pelaporan kecelakaan ke instansi pemerintah terkait.
17 Perekrutan dan pengawasan catering.
18 Perawatan peralatan tanggap darurat.
19 Pengelolaan sampah.
20 Monitoring geotech.
21 Perawatan saranakomunikasi tanggap darurat.
22 Penyusunan, pencetakan dan pemasangan publikasi K3.
23 Monitoring permanent structure.
24 Pengurusan perijinan ke pemerintah terkait.
25 Pengukuran kebisingan, penerangan, kadaroksigen dan gas bebahaya.
26 Penyimpanan bahan kimia.
27 Pengelolaan airminum.
28 Pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
29 Dispatcher
Peran dan Tanggung Jawab K3 Departemen (2)
35. Peran danTanggung Jawab K3L
Antar Departemen
HR SECURITY
ROAD
MAINTENANCE
PUBLIC AFFAIRS
MEDICAL
SERVICES
PROCUREMENT ENGINEERING
PLAN
DO
CHECK
ACT
36. HSE Mgr
Kepala Divisi
Posisi Nomor 1
di Site
Kepala Divisi
HSE Supt
HSE Supt
HSE Supt
Kepala Divisi
PERAN:
o Designer
o Developer
o Evaluator
o Organizer
37. • Peran guru
• Peran orang tua
• Peran polisi
Berbagi Peran
42. Pengukuran Kinerja K3
• Lagging indicators (sisi kegagalan)
– Statistik Kepmen 5555
– Statistik International
– Statistik kecelakaan alat
– Angka sakit akibat kerja
– Jumlah kebakaran
• Leading indicators (sisi upaya)
– SAP (safety accountability program – kegiatan K3
minimumnya pengawas) POP, POM, POU
– Perbaikan berkelanjutan
43. Leading Indicator
• Pelaksanaan SAP Pengawas
– Safety Meeting
– Safety Inspection
– Safety Observation
– JSA
– Pre shift supervisor check
– Investigation
• Kegiatan:
– Safety Steering Committee
Meeting
– Pertemuan taskforce HIRAC
– Pertemuan taskforce SMKP
– Pertemuan taskforce safety
yang lain
– Emergency Response Drill
– Audit internal
• Pelatihan dan Sertifikasi
– Prosentase pencapaian pelatihan
sistem kendali risiko kritis
– Prosentase pencapaian
pembekalan POP
– Prosentase pencapaian pelatihan
SAP Pengawas
– Prosentase pencapaian pelatihan
tanggap darurat
• Perbaikan berkelanjutan
– Pelaporan dan investigasi
nearmiss
– Penulisan atau update JSA atau
SOP
– Publikasi
47. 8 Leadership Principles
1. Kepemimpinan besar mulai dari diri sendiri,
bukan posisi.
2. Kepemimpinan besar adalah perihal tingkat
pengaruh kita kepada orang lain, bukan
tingkat otoritas.
3. Pemimpin besar banyak mendengar, di
samping kemampuan komunikasi.
4. Kepemimpinan besar adalah perihal
kebijaksanaan, bukan kecerdasan
Leadership Skills: 8 Principles Every Leader Should Know
Brian Kight
48. 8 Leadership Principles
5. Untuk bisa memimpin dengan baik, kita
harus terlebih dahulu bisa menjadi
pengikut yang baik.
6. Pemimpin besar menciptakan stabilitas
dan penggerak perubahan
7. Pemimpin hebat memakai powernya
dengan cara memberikannya kepada
orang lain.
8. Pemimpin yang efektif membutuhkan
keberanian
Leadership Skills: 8 Principles Every Leader Should Know
Brian Kight
49. ......... adalah energi
yang membawa
impian, inspirasi,
antusiasme,
keinginan yang kuat,
kebanggaan, peduli,
passion, and love.
50. CIRI-CIRI LEADER
LEADER – PEMIMPIN
1. Memulai duluan
2. Bergerak sendiri
mengikuti standar
3. Tahu kapan mulai dan
kapan berhenti
4. Banyak ide-ide
5. Berpikir jauh ke depan
FOLLOWER- PENGIKUT
1. Mengekor saja
2. Menunggu diperintah
3. Perlu diingatkan
4. Mengikuti ide orang
lain
5. Ikut saja
51. Manager vs Leader
MANAGER
1. Punya karyawan
2. Mengatasi perubahan
3. Memiliki ide bagus
4. Mengkomunikasikan
5. Mengarahkan groups
6. Berusaha jadi hero
7. Mengambil manfaat
8. Harus fokus
9. Memakai power untuk
ngontrol bawahan
LEADER
1. Punya pengikut
2. Membuat perubahan
3. Implementasi ide bagus
4. Mempengaruhi
5. Membangun team
6. Membuat hero
7. Mengambil tanggung jawab
8. Berbagi fokus
9. Mengembangkan power
bersama pengikut
52. Followership
• The capacity and willingness to follow a leader
• Kemampuan dan kerelaan mengikuti seorang
pemimpin
55. TIDAK MAMPU TAPI
SEMANGAT SEKALI
TIDAK MAMPU
TIDAK SEMANGAT
MAMPU SEKALI
SEMANGAT SEKALI
MAMPU SEKALI TAPI
TIDAK SEMANGAT
MAMPU
MAU
Tinggi
Tinggi
Rendah
Mapping
57. Kunci Kepemimpinan Personil K3
• Dan Budaya (bagaimana kami melakukannya di
sini) adalah kinerja K3 yang bisa diprediksi
Nilai-Nilai
(Personal
Safety
Ethic)
HOW to
lead
(Style)
Pengaruh
(Best
Practice)
Perilaku
(Budaya-
Kultur)
59. Main Belief in Safety
Bahwa:
• Semua kecelakaan bisa
dicegah
• Cara kita mencegah adalah
yang paling mujarab di dunia
• Semua harus dilibatkan di
dalam pencegahan
kecelakaan
60. in Leadership
• Komunikasi antar individu,
lisan, bahasa tubuh
• Empati
• Pendengar yang baik
• Di semua level
61. Komunikasi Interpersonal
Keterampilan komunikasi interpersonal
jauh LEBIH PENTING daripada
keterampilan teknis. Kita bisa cerdas
dan meraih kualifikasi pelatihan yang
tinggi tetapi jika dalam pergaulan kita
tidak bisa diterima dan kita tidak bisa
mempengaruhi orang lain untuk
berubah, maka keberadaan kita sebagai
pemimpin keselamatan sebenarnya sia-
sia saja.
George Robotham
62. OHS Leadership Practices
Safety Leadership Practice #1: Visible Leadership
• Keluar dari kantor yang bisa dilihat oleh karyawan
– Informal
– Formal
• Mudah dihubungi atau
ditemui
– Informal
– Formal
• Menjadi contoh on dan off
the job
• Tanggung jawab
– Pimpin Steering Committee
– Lakukan akuntabilitas OHS mu
– Pastikan kontrak kerja menekankan OHS
63. Praktek Leadership
• Secara umum, perusahaan yang
masih kesulitan menerapkan
keselamatan berbasis perilaku
biasanya memiliki moral yang
rendah, banyak perselisihan,
serta tingkat saling tidak percaya
yang tinggi antara karyawan dan
manajemen.
• Dan ternyata yang membedakan
adalah praktek leadershipnya.
65. Safety Leadership Behavior
SAFETY LEADERSHIP BEHAVIORS BOD
Top
Management
Middle
Management
Supervisor
Lini Depan
Karyawan
1 Melakukan Inspeksi
2 Menyelenggarakan Safety Meeting
3 Mengetok palu pada waktu Launching
New Safety Program
4 Membuka training-training safety
5 Memimpin Management Safety
Committee
6 Memberi teladan di dalam menjalankan
semua aturan K3 di dalam dan di luar
kerja
7 Mendengarkan baik-baik semua masukan
safety
8 Proaktif, mendorong program yang
bersifat leading indicator
66. Safety Leadership Behavior
SAFETY LEADERSHIP BEHAVIORS BOD
Top
Management
Middle
Management
Supervisor
Lini Depan
Karyawan
9 Memprioritaskan mereview dan approve
SOP
10 Membuka pidato selalu mulai dengan
pesan safety
11 Memasukkan Safety sebagai agenda
pertama semua meeting
12 Memasukkan Safety sebagai topik
pertama dalam semua report
13 Mencari kesempatan untuk bisa
mengapresiasi karyawan karena K3
14 Memberikan respon dengan segera
terhadap masukan-masukan K3
15 Berdiri di depan pada waktu terjadi
disaster
16 Menciptakan kegiatan-kegiatan untuk
mengapresiasi pencapaian safety
17 Menyediakan budget cukup untuk safety
70. JANGAN MENUNTUT!!!!!
Apapun yang:
• Kita BELUM buatkan SOP dan PROGRAMnya
• Kita BELUM pernah atau cukup AJARkan
• Kita BELUM konsisten monitor atau check
• Kita BELUM jadwalkan dengan rapi dan
terkoodinir pelaksanaan PROGRAM antar
departemen, antar level organisasi, dan
dengan mitra kerja
71. HSE Mgr
Kepala Divisi
Posisi Nomor 1
di Site
Kepala Divisi
HSE Supt
HSE Supt
HSE Supt
Kepala Divisi
PERAN:
o Designer
o Developer
o Evaluator
o Organizer
72. • Menjadi motor program
perusahaan
• Pelibatan seluruh organisasi di
dalam menjalankan program
73. Kunci Kepemimpinan Personil K3
• Dan Budaya (bagaimana kami melakukannya di
sini) adalah kinerja K3 yang bisa diprediksi
Nilai-Nilai
(Personal
Safety
Ethic)
HOW to
lead
(Style)
Pengaruh
(Best
Practice)
Perilaku
(Budaya-
Kultur)
74. Nilai-nilai K3 Personil K3
• K3 adalah jalan hidup, suatu keyakinan
• Menjadi contoh K3 on and off the job
• Menjalankan peran dan tanggung jawab
personil K3L dari hati
77. • Apa yang harusnya ada belum ada?
• Program apa yang sudah ada tetapi
perlu disempurnakan atau diupdate?
• Program apa yang ada tetapi belum
berjalan penuh?
• Program apa yang sudah jenuh?
• What’s new?
80. DALAM INVESTIGASI
JANGAN MENYALAHKAN KARYAWAN!!!!!
Untuk apapun yang:
• SOP dan PROGRAMnya belum ada atau masih
kurang
• HKita BELUM pernah atau cukup AJARkan
• Kita BELUM konsisten monitor atau check
• Kita BELUM jadwalkan dengan rapi dan
terkoodinir pelaksanaan PROGRAM antar
departemen, antar level organisasi, dan
dengan mitra kerja
91. PRA JSA
1. Inventory Jabatan
Anak Buah
2. Inventory tugas
setiap jabatan Anak
Buah
4. Memilih tugas yang
akan dibuatkan JSA
5. Menguraikan tugas
menjadi langkah-langkah
6. Mengidentifikasi bahaya
dari setiap langkah kerja
7. Menetapkan sistem
kendali untuk setiap
bahaya
8. Mendapatkan reviu dari
personil HSE
9. Mendapatkan Approval
Manajemen
10. Mensosialisasikan JSA
kepada karyawan
11. Memakai JSA
12. Melakukan Planned Job
Observation
13. Mengevaluasi dan
mengupdate JSA
PEMBUATAN JSA
PEMAKAIAN JSA
PENGELOLAAN JSA
3. Memberi nilai
risiko pada tugas
setiap jabatan Anak
Buah
PROSES JSA
101. Peran dan Tanggung Jawab Inspeksi
Pengawas Pengawas Pengawas
Manajemen
Inspeksi Pengawas:
• Inspeksi Rutin
• Inspeksi Gabungan
• Inspeksi Risiko Kritis
Inspeksi Manajemen
• Inspeksi Rutin
• Inspeksi Gabungan
• Inspeksi Risiko Kritis
Inspeksi Karyawan:
• P2H AlatArea
• Inspeksi Fungsional:
Kartu Inspeksi Alat/
APAR/Power Tool
Inspeksi Gabungan Lintas Area
• Rutin / IRM
Inspeksi Personil HSE:
• Rutin/ IRM
Inspeksi Eksternal
Area Kerja
Seksi/Subseksi
Area Kerja
Seksi/Subseksi
Area Kerja
Seksi/Subseksi
102. Ruang Lingkup Inspeksi K3
Pengawas
INSPEKSI
ANAK BUAH
INSPEKSI
PIHAK LAIN
INSPEKSI
PENGAWAS
INSPEKSI
GABUNGAN
• Inspeksi
Rutin
• Inspeksi
Critical Risk
Struktural
• P2H Alat dan
Area kerja
Fungsional
• Kartu Inspeksi
Peralatan: ==
• APAR
• Power tools
Menjadi anggota
team:
• Inspeksi
gabungan
Diinspeksi oleh:
• Inspeksi
manajemen
• Inspeksi
personil HSE
• Inspeksi ulang
atasan
• Inspeksi
eksternal (PIT,
dsb)
103. INSPEKSI OLEH DIKONTROL OLEH
Inspeksi P2H Karyawan Pengawas (Leader, Foreman,
Supervisor)
Inspeksi Area Pengawas Superintendent dan Manager
Inspeksi Risiko Kritis Pengawas Superintendent dan Manager
Inspeksi Superintendent dan
Manager
PM, GM
Semua inspeksi K3LH Mitra Dikontrol oleh Manager K3L Mitra
Semua inspeksi K3LH internal
Perusahaan
Dikontrol oleh Manager K3L
Perusahaan di areanya masing-
masing
Semua inspeksi K3LH di area kerja
Perusahaan (termasuk mitra)
Dikontrol oleh GM K3 Perusahaan
Peran dan Tanggung Jawab
Berjenjang Inspeksi Terencana
112. 1 Magang Business Process areakerjayang menjadi
tanggung jawabnya, ikut kerja3shift
2 Pelatihan Wajib
Teknis
HIRAC
Inspeksi
Observasi
Safety Meeting
JSA
Menulis SOP
Managerial
Interpersonal communication
BasicSupervision
Safety Leadership
Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan
3 Bacaan wajib
Safety
Industrial Hygiene
Emergency Response
Fire Protection
4 Penugasan
Menulis SOP
Membuat Program
Membuat materi pelatihan
Fasilitasi dan presentasi
5 Sertifikasi
Instructor
Auditor
Asesor
113. • Peran dan
Tanggungjawab K3
• Organisasi Struktural
dan Fungsional K3 ==
• HSE Management
Committee
• Struktur Akuntabilitas K3
==
• Program HIRAC - Refokus
pada Risiko Kritis ==
• Safety Accountability
Program ==
• Program Inspeksi
• Program investigasi
• Housekeeping ==
• Membangun perilaku
karyawan ==
• Emergency Response ==
• Program Kesehatan
Kerja
• Program Pelatihan K3
==
• CSMS ==
114. Desain program,
jangan dibiarkan
expire
Buat roda semua
organisasi K3
terus berputar
kencang
Kembangkan
semua
stakeholders
Perbanyak
apresiasi
Jadilah
true leader
Jual
kreativitasmu
ke Steering
Committee
Keep move
up
19/24
116. Praktek Leadership
• Secara umum, perusahaan yang
masih kesulitan menerapkan
keselamatan berbasis perilaku
biasanya memiliki moral yang
rendah, banyak perselisihan,
serta tingkat saling tidak percaya
yang tinggi antara karyawan dan
manajemen.
• Dan ternyata yang membedakan
adalah praktek leadershipnya.
118. Safety Leadership Behavior
SAFETY LEADERSHIP BEHAVIORS BOD
Top
Management
Middle
Management
Supervisor
Lini Depan
Karyawan
1 Melakukan Inspeksi
2 Menyelenggarakan Safety Meeting
3 Mengetok palu pada waktu Launching
New Safety Program
4 Membuka training-training safety
5 Memimpin Management Safety
Committee
6 Memberi teladan di dalam menjalankan
semua aturan K3 di dalam dan di luar
kerja
7 Mendengarkan baik-baik semua masukan
safety
8 Proaktif, mendorong program yang
bersifat leading indicator
119. Safety Leadership Behavior
SAFETY LEADERSHIP BEHAVIORS BOD
Top
Management
Middle
Management
Supervisor
Lini Depan
Karyawan
9 Memprioritaskan mereview dan approve
SOP
10 Membuka pidato selalu mulai dengan
pesan safety
11 Memasukkan Safety sebagai agenda
pertama semua meeting
12 Memasukkan Safety sebagai topik
pertama dalam semua report
13 Mencari kesempatan untuk bisa
mengapresiasi karyawan karena K3
14 Memberikan respon dengan segera
terhadap masukan-masukan K3
15 Berdiri di depan pada waktu terjadi
disaster
16 Menciptakan kegiatan-kegiatan untuk
mengapresiasi pencapaian safety
17 Menyediakan budget cukup untuk safety
120. PERAN KEPEMIMPINAN K3L
TOP MANAGEMENT
MIDDLE
MANAGEMENT
SUPERVISORLINI
DEPAN
KARYAWAN
PLAN
DO
CHECK
ACT
121. • Peran dan
Tanggungjawab K3
• Organisasi Struktural
dan Fungsional K3 ==
• HSE Management
Committee
• Struktur Akuntabilitas K3
==
• Program HIRAC - Refokus
pada Risiko Kritis ==
• Safety Accountability
Program ==
• Program Inspeksi
• Program investigasi
• Housekeeping ==
• Membangun perilaku
karyawan ==
• Emergency Response ==
• Program Kesehatan
Kerja
• Program Pelatihan K3
==
• CSMS ==
122. Peran
Manajemen di
Tambang yang
Unik
Manfaatkan
momentum SMKP
untuk membenahi
sistem manajemen K3
19/24
Infrastruktur K3
harus ada dan
solid
Fokus pada
risiko kritis
Sistemkan
aktivitas
leadership setiap
level
Bulatkan
Safety
Belief
Bangun perilaku
K3 dengan
Apresiasi
Menuju
Kultur K3
126. Site Director /
KTT
HSE Mgr
Kepala Divisi /
WKTT
Kepala Tambang
Bawah Tanah
Kepala
Kapal Keruk
KAIT:
1. Direktur Teknik ESDM
2. Ka Dinas Tambang Propinsi
Inspektur Tambang
Ka Dept PJO PJO
Kepala Divisi /
WKTT
PJO
Dirjen ESDM
PENGAWAS OPERASIONAL MADYA (POM)
PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIS (POP)
127. Safety Manager Advisors
Sr. VP
Rick Coleman
Rusdian Lubis
Safety Advisor
Safety
Supeprintendent
Division Safety TE
Member
Division Committee
Mgr/Gen Supt
Member
Division Committee
Mgr/Gen Supt
Member
Division Committee
Mgr/Gen Supt
Chairman
Division Committee
Div Head/DTM
Chairman
Division Committee
Div Head/DTM
Chairman
Division Committee
Div Head/DTM
Safety
Superintendent
Division Safety TE
Member
Division Committee
Mgr/Gen Supt
Member
Division Committee
Mgr/Gen Supt
Member
Division Committee
Mgr/Gen Supt
Chairman
Division Committee
Div Head/DTM
Division
Committee
Level 2
Mgmt
Committee
Level 1
Management Safety
Steering Committee
Chairman
Exc VP & GM
128. Executive
Committee
Team
Department
Committee
Level 3
Division
Committee
Level 2
Division Safety Steering
Committee
Management
Committee
Level 1
Safety TE Selected Mgrs
(Iwan, Sekeh, etc)
Area Safety Supt
Safety
Gen Fmn/Fmn
Rotating Safety TE
Member
Dept Committee
Supt/Gen Fmn
Member
Dept Committee
Supt/Gen Fmn
Member
Dept Committee
Supt/Gen Fmn
Chairman
Dept Committee
Mgr/Gen Supt/Supt
Chairman
Dept Committee
Mgr/Gen Supt/Supt
Chairman
Dept Committee
Mgr/Gen Supt/Supt
Safety
Gen Fmn/Fmn
Rotating Safety TE
Member
Dept Committee
Supt/Gen Fmn
Member
Dept Committee
Supt/Gen Fmn
Member
Dept Committee
Supt/Gen Fmn
Chairman
Dept Committee
Mgr/Gen Supt/Supt
Chairman
Division VP
129. Best Practices Steering Committee (1)
• Anggotanya adalah jabatan struktural organisasi itu
• Semua work group di organisasi itu terwakili
• Forum membahas topik-topik strategis
• Sarana komunikasi Top-Down dan Bottom-Up
• Pembagian peran yang jelas
• Penunjukan resmi untuk semua anggota
• Personil K3 sebagai sekretaris (motor)
• Jadwal dan durasi meeting pasti
• Agenda meeting dikirim bersama undangan
130. Best Practices Steering Committee (2)
• Ini forum keputusan, jangan membahas topik dari nol
di forum ini (maksimalkan pembuatan draft dan
melobby di luar forum)
• Jangan mempermalukan anggota disini
• Jadikan forum apresiasi dan saling edukasi
• Pergunakan untuk menGOALkan ide-ide besar
• Dudukkan advisor expat di posisi yang benar
• Buat semua anggota tandatangan keputusan
• Buat forum ini sebagai sarana kaderisasi
131. CRISIS MANAGEMENT TEAM - ORGANIZATION CHART
HIGHLAND
Update August 01 2005
Coordinator-Director
Eddie Tegouch
Brody Delcambre
Coordinator
Solihin
Dwi Pudjiarso
Co-Director Jakarta Office
Andre Burhanudin
Siddharta Moersjid
Surface Mine
Michael Allen
U.G. Mine
Leon Thomas
Joko basuni
Concentrating
Darin Lee
Hersubeno
Mat. Management
Eddie Tegouch
Petrus Budiyono
Technical Serv.
Steve Drake
Geology
Wahyu Sunyoto
Noris Belluz
Finance
Finance
Finance
Finance
Finance
Sugiharso
Sugiharso
Sugiharso
Sugiharso
Sugiharso
Kris Sucipto
C.M.T. Advisor
Darin Lee
Steve Drake
M.I.S.
Brody Delcambre
Prayoga Adi
Corporate Communication
Helmia Seba
Youla Usagani
H.R.D.
Erika Hamizar
Robert Siby
Govrel
Zulfiadi
Yoga Hamboro
IR
Maghfur Lasah
Enos Rumbiak
CLO
Benny Gobay
Pius Natkime
Communication Support Team
Maghfur Lasah
Enos Rumbiak
ERG
Syahrir Muin
Hanny Runtuwene
Medical Services/AEA
Mark Howland
dr. Darma Irawan
Security
Mangasa Saragi
Andreas Sugianto
Millitary Liaison
Eliezer Ohee
Ramang Mokodompit
Environmental
Environmental
Environmental
Environmental
Environmental
Don Chamberlain
Don Chamberlain
Don Chamberlain
Don Chamberlain
Don Chamberlain
Sapari Yuniantoro
Crisis Response Support Team
Irwan Hakim
Mulyadi
Transport / Equipment
Erie Haryanto
Alex Wibowo
Material / Supplies
Petrus Budiyono
Togap Siagian
T.R.M.P.
Didiek Subagyo
Singgih Hardjono
Energy
Lyon Barry
siswo Cahyono
Logistic Support Team
Steve Drake
Erie Haryanto
Const./Eng
Zulkifli
Erizal
Facilities
Jansen Sihombing
T. S. Ginting
Food & Catering
Joe Fragnito
Rudy Cool
Accomodation
Tony Tan
John Sersermudy
Community Evacuation
Geoff Hocking
Ginting T.S.
Remote Evacuation
Ginting T.S.
Ayub Rahayaan
Infratructure Support Team
Eric Lutz
Geoff Hocking
C.M.T. Director
Armando Mahler
Mike Arnold
132. TASK FORCE HIRAC
KETUA
TIM INTI
TIM AREAL/...
TIM AREAL-EXPLORASI
TIM AREAL-KONSTRUKSI
TIM AREAL-MINING
TIM AREAL-HAULING
1. Mr
2. Ms
3. Mr
133. AFPP Taskforce : PT. SAPTAINDRA SEJATI
Divisi: : MINING
Penanggung Jawab: : M. TAMRIN ( GM )
AGUS HARSANTO ( Deputy GM )
TITO AVIANTO ( Manager SHE )
NYOMAN ARSANA ( Manager ENG )
Champion : SISWANTO & PRAJA GUNAWA (dari K3-menfasilitasi proses AFPP)
Taskforce Members
LHD ST2, CT 1, CT 2 : HINDARWANTO
: ERIKSON
: RONI DWI Y
LHD : HEVAAM DWI
: TITO DEWANTORO
: JASFIN NADAPDAP
DDL : BENNY BONAPARTE
MRG : SOFYAN HADI
: MIRHAN
Drill & Blast : HERI HARYANTO
Engineering : DIDIK RIANTO
: YUSUF BIMA
POOL : DARYANTO
OTD : KUNCORO HENDRO
Note:a) Nama Shop Sesuaikan dengan nama di perusahaan masing-masing.
b) Usahakan semua work group terwakili
c) Pilih yang pengawas aktif yang paling berpengalaman
ADARO FATALITY PREVENTION PROGRAM (AFPP) 2013
Site PT Adaro Indonesia
( pengawas berpengalaman yang
masih aktif sebagai pengawas)
134. TIM INVESTIGASI INTERNAL
KETUA TIM
WKTT/KA DIVISI/ PJO
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
SEKRETARIS
1) Personil K3 Owner
2) Personil K3 Mitra
Kontraktor
Tim ahli dari pihak netral
Wakil manajemen area yg
celaka dari pihak owner
Wakil manajemen area yg
celaka dari mitra
kontraktor
135. • WKTT – Ketua Team
• Sekretaris :
– Personil K3 Owner dari area yang celaka
– Personil K3 Mitra Kontraktor
• Anggota:
– Team Ahli dari pihak netral (memiliki keahlian di
bidang pekerjaan yang celaka)
– Wakil manajemen area yang celaka dari mitra
kontraktor
– Wakil manajemen area yang celaka dari perusahaan
owner
Note: sebagai advisor tidak tertulis adalah Safety
Manager.
137. Struktur Akuntabilitas
Lagging Indicator
No Rate No Rate No Rate No $ Rate No $ No Rate No Rate No Rate No $ Rate No $
49,027,150
Hermani Soeprapto/
Adrianto Magribie
16,429,087 Rick Coleman
5,127,157 Armando Mahler Iwan Kurniawan
Nurhadi
Sabirin
1 Grasberg Operation 2,162,599 Mike Allen Dedi Nitya Nurhadi Sabirin
a Pit Development 1,232,632 Mike Allen
DIVISION /
DEPARTMENT /
SECTION Reportable
Fat
LTA &
RAC
Reportable Fat
LTA &
RAC
MONTH TO DATE YEAR TO DATE
Manhours
Manhours
DIVISION /
DEPARTMENT /
SECTION HEAD
PTFI AREA
SAFETY
DEPARTMENT
HEAD
WAKIL
KEPALA
TEKNIK
Mobile
Equipment
FIRE
Mobile
Equipment
FIRE
TOTAL PTFI
OPERATION GROUP
SURFACE MINES
2005 PERFORMANCE
No Target % No Target % No Target % No Target % No Target % No Target % No Target % No Target % No Target % No Target %
Rick Coleman
Armando Mahler Iwan Kurniawan
Nurhadi
Sabirin
1 Grasberg Operation Mike Allen Dedi Nitya Nurhadi Sabirin
a Pit Development Mike Allen
DIVISION /
DEPARTMENT /
SECTION
2005 PERFORMANCE
DIVISION /
DEPARTMENT /
SECTION HEAD
PTFI AREA
SAFETY
DEPARTMENT
HEAD
WAKIL
KEPALA
TEKNIK
Safety
Inspection
Safety Meeting JSA OBSERVATION
MONTH TO DATE YEAR TO DATE
Daily Pre Shift
Check
Safety Inspection Safety Meeting JSA OBSERVATION
Daily Pre Shift
Check
TOTAL PTFI
OPERATION GROUP
SURFACE MINES
Leading Indicator
146. Risiko Kritis
Perusahaan
(30)
Risiko Kritis
Departemen
(19)
Risiko Kritis
Pengawas
(6)
Risiko Kritis Pengawas Listrik
1. Bekerja di ketinggian
2. Isolasi
3. Safe guarding, pinch point
4. Listrik
5. Berkendaraan di jalan tambang
6. Ekskavasi
Fokus Pada Risiko Kritis
147. Indonesia
1 Bahan peledak dan peledakan Fatal Terkena ledakan atau material hasil peledakan dan terperosok ke lubang akibat proses peledakan.
2 Berkendara & Memperbaiki Unit
di jalan tambang
Fatal lebih dari
satu
Bahaya tertabrak atau tergilas haul truck dan A2B yang lain, tertimpa material dari haul truck pada
waktu berkendara atau memperbaiki unit di jalan tambang.
3 Berkendara & Memperbaiki Unit
di jalan hauling
Fatal lebih dari
satu
Bahaya tertabrak trailer atau ban lepas, tertimpa material dari vessel, ditabrak unit lain, menabrak
atau ditabrak outsider sewaktu memperbaiki unit di jalan hauling.
4 Jatuh Fatal Jatuh dari ketinggian di atas 1.8 meter, baik karena proses naik turunnya dari ketinggian, selama
bekerja di ketinggian, atau waktu perpindahan posisi waktu berada di ketinggian.
5 Bekerja di ruang terbatas Fatal Bekerja di ruang terbatas yang tidak ada atau kurang ventilasi, sehingga karyawan terpapar bahaya
kehabisan oksigen atau menghirup gas beracun, apalagi kalau di dalam ruang tersebut karyawan
melakukan pekerjaan yang menghasilkan sisa pembakaran, seperti bekerja di dalam tangki
(membersihkan atau mengelas), bekerja di gorong-gorong.
6 Bekerja di air atau di dekat air Fatal Bahaya tenggelam
7 Bekerja yang memerlukan
pengisolasian energi
Fatal Bahaya yang ditimbulkan dari energi (listrik, mekanis, hidrolik, angin, kinetik, gravitasi, dsb) yang
dihidupkan oleh orang lain atau terlepas dengan sendirinya pada waktu pekerjaan sedang dilakukan.
8 Pengangkatan dan penarikan
beban
Fatal Alat angkat atau barang yang diangkat roboh atau jatuh menimpa orang, tali pengangkat atau alat
penarik putus, sehingga memukul orang, atau alat yang ditarik atau barang yang diangkat meluncur
hilang kontrol.
9 Kestabilan Lereng Fatal Tertimpa longsoran ketika melakukan perbaikan unit, terperosok ke dalam lubang atau jalan yang
longsor.
10 Pengelolaan ban Fatal Ban yang dipompa meledak sehingga angin ban, ring atau serpihan ban terlempar mengenai orang.
11 Titik jepit dan pelindung mesin Fatal Bagian tubuh masuk ke mesin yang berputar atau ke titik jepit yang lain.
RISIKO KRITIS
DEPARTEMEN MAINTENANCE MINING
No
RISIKO MAYOR POTENSI
CEDERA
MAYOR
DEFINISI atau SCOPE
148. Indonesia
12 Berkendara di area Workshop Fatal Pergerakan mobil atau alat berat di area workshop yang bisa menabrak tiang workshop, orang atau
unit yang sedang diperbaiki (contoh: unit jatuh dari stand sehingga menimpa orang, unit bergerak
menabrak orang).
13 Perkakas tangan dan perkakas
bersumber energi
Fatal Perkakas manual dan perkakas bertenaga listrik, angin, atau hidrolik mencederai karyawan (contoh:
slang lepas, lentingan gram, lentingan mata bor yang patah, pecahan batu gurinda terlempar
mencederai karyawan, anggota badan terpuntir oleh impact wrench).
14 Energi potensial tersembunyi Fatal Energi tersisa (tersembunyi) yang keluarnya dan kekuatannya tidak diduga. Waktu energi keluar bisa
menghantam karyawan. Contoh: spring yang melenting sewaktu dilepas, sisa tekanan hidrolik di
selang, sisa tenaga angin di selang, ayunan barang yang mencari titik keseimbangan waktu satu sisi
bautnya di lepas, wheel chock terlempar saat kendaraan dijalankan sebelum wheel chock dilepas,
dsb.
15 Bekerja dengan panas Fatal Memakai energi panas (welding, cutting, heating) di dekat barang yang mudah terbakar atau mudah
meledak (contoh mengelas tangki, di dekat tangki atau saluran bahan bakar, conveyor, dinding
bangunan terbuat dari plywood, dsb) yang bisa menyebabkan kebakaran atau peledakan.
16 Penanganan dan pemakaian
bahan kimia berbahaya
Fatal Dari sifatnya saja bahan kimia tertentu sudah masuk kategori berbahaya. Kalau masuk ke tubuh
manusia lewat mulut, kulit, mata atau pernapasan akan membuat keracunan, atau menyebabkan
iritasi atau luka bakar.
17 Kebakaran Fatal Bahaya kebakaran (contoh: bensin/solar yang menetes di knalpot yang panas atau mesin yang masih
hidup, semburan dari selang oli yang pecah, konslet listrik atau hubungan arus pendek, debu batu
bara yang menumpuk, bahan kimia sejenis solvent, thinner, api rokok).
18 Gas Bertekanan Fatal Bahaya ledakan atau kebakaran akibat gas bertekanan seperti: oksigen, asitilen, nitrogen, kaleng
bertekanan (anti rust, contact cleaner, battery cleaner), bejana bertekanan.
19 Listrik Fatal Bahaya terkena sengatan listrik (kesetrum). Contoh: pekerjaan di sekitar jaringan listrik,
pengoperasian perkakas tangan listrik, bekerja dengan kabel las melewati genangan air
20 Petir Fatal Bahaya tersambar petir ketika bekerja di tempat terbuka pada saat cuaca berpetir.
21 Gigitan Binatang Berbisa Fatal Bahaya terkena gigitan/sengatan binatang yang berbisa seperti ; ular, lebah,kalajengking dll
DEPARTEMEN MAINTENANCE MINING
No
RISIKO MAYOR POTENSI
CEDERA
MAYOR
DEFINISI atau SCOPE
149. Risiko Kritis Pengawas Listrik
1. Bekerja di ketinggian
2. Isolasi
3. Safe guarding, pinch point
4. Listrik
5. Berkendaraan di jalan tambang
6. Ekskavasi
RK Pengawas
Risiko Kritis Perusahaan
1. Bekerja di ketinggian
2. Isolasi
3. Safe guarding, pinch point
4. Listrik
5. Berkendaraan di jalan tambang
6. Ekskavasi
7. Tenggelam
8. Hotwork
9. Sengatan lebah
10. Tools powertoolls
11. Petir
12. HazardousMaterials
13. Slope
14. Peledakan
15.Lifting
16.Fire
17.Compressed Gas
18.Banjir
19.xxx
150. Risiko Kritis Pengawas
Supervisor Listrik
1. Bekerja di ketinggian
2. Isolasi
3. Safe guarding, pinch point
4. Listrik tegangan tinggi
5. Berkendaraan di jalan tambang
6. Penggalian
Memakai Risiko Kritis Pengawas
164
Inspeksi
Membuat
JSA
Safety
Meeting
Observasi
Investigasi
Beri tugas
ke crew
152. Kondisi Kesalahan
• Tergesa-gesa
• Frustrasi
• Kelelahan
• Complacency
• Inisiatif sendiri
• Belum tahu caranya
• Pandangan tidak pada
pekerjaan
• Pikiran tidak pada
pekerjaan
• Berada di “jalur api”
• Keseimbangan atau
pegangan terganggu
• Tanpa ijin
• Coba-coba
Mening-
katkan
potensi
terjadinya
kecelakaan
Pola Kesalahan dan Kecelakaan
153. Yaitu kondisi di mana karyawan bergerak
melebihi kecepatan biasanya, baik ketika
bekerja, mengemudi, berjalan, berpindah,
mengangkat barang, dsb.
Tergesa-gesa
154. Frustrasi:
Disebabkan oleh:
• kondisi alat yang rusak-rusak,
• perkakas kurang,
• instruksi tidak jelas,
• tekanan target produksi,
• lingkungan kerja yang panas, dsb
155. Kelelahan:
Terlalu lelah untuk bisa melakukan pekerjaan
dengan selamat, baik secara fisik maupun mental.
• Telat merespon
• Tidak bisa menghindar
• Tertidur waktu mengemudi
156. Complacency – Auto pilot
Terbiasa berdampingan dengan bahaya tertentu yang
ditemui setiap saat atau berulang-ulang, sehingga
menjadi kurang waspada. Menyebabkan tindakannya
sudah otomatis, tidak melihat atau tidak berpikir dengan
apa yang dia lakukan.
157. Inisiatif Berbahaya
Terlalu kreatif atau melakukan inisiatif-inisiatif berbahaya
• Mengubah langkah kerja JSA
• Melakukan perubahan cara kendali bahaya yang telah
ditetapkan
• Melakukan pekerjaan yang bukan kewenangannya
• Mengerjakan pekerjaan yang belum diajari
• Memasuki area yang tidak familiar
• Membantu kesulitan teman lain dengan caranya sendiri
158. Pandangan tidak pada pekerjaan
• Tidak melihat kemana akan bergerak
• Tidak melihat ada yang melintas di
hadapannya.
• Tidak melihat sebelum melangkah
• Tidak melihat sebelum tangan meraih sesuatu
166. Program Pertanggung gugatan K3 (SAP) 2005
Administrasi (HR, Akunting, Administrasi, dsb)
Level
Pertemuan
K3
Inspeksi
K3
JSA
Investigas
i
Evaluasi
Pelaksana
an SAP
Pengawas garis
depan (Front
Line Supervision
1 / bulan 1 / bulan
100%
Buat
100%
memakai
Sesuai
jadwal
-
Middle
Management
1 / bulan 1 / bulan
Sesuai
jadwal
1 /
kuartal
Top Management 1 / bulan
1
/semester
Sesuai
jadwal 1 /
kuartal
170. • Kerterlibatan pengawas pada
program perusahaan
• Pelibatan karyawan di dalam
menjalankan program
171. Survey Pandangan Manajemen dan Karyawan
Motivasi Karyawan Manajemen
Apresiasi terhadap hasil kerja baik 1 8
Pelibatan karyawan pada suatu
permasalahan 2 10
Membantu mengatasi masalah pribadi
karyawan 3 9
Keamanan pekerjaan 4 2
Gaji yang baik 5 1
Pekerjaan yang menarik 6 5
Kesempatan tumbuh atau promosi 7 3
Setia membela karyawan 8 6
Kondisi kerja yang baik 9 4
Kedisiplinan 10 7
172. Proses Membangun Perilaku (1)
Skill Drill
(praktek
melakukan
perilaku yang
diinginkan)
Pra Kontemplasi
(belum tahu
bahaya)
Kontemplasi
(menyadari
masalah dan
perubahan
perilaku yang
diinginkan)
Persiapan
(ingin memulai
tindakan)
Action
(mulai
mempraktek
kan perilaku
yang baru)
Perawatan
(agar tetap
menjalankan
perilaku
barunya
sebagai
kebiasaan)
Pelatihan
Safety
173. Proses Membangun Perilaku (2)
DIBERI
TAHU
BELUM
TAHU
RAGU
-
MELAKUKAN
TEST CASE
MELAKUKAN
WAKTU
DIAWASI
MELAKUKAN
INGIN
DIAPRESIASI
BANGGA
MELAKUKAN
100%
(MALU,
MERASA
DOSA KALAU
MELANGGAR)
Pelatihan
Safety
40%
60%
80%
20%
0%
175. Fokus pada sisi positif?
• Driving tanpa SIMPER –
PHK
• Tidak memakai seatbelt –
PHK
• Overspeeding – 1 denda
(setiap 10kpj)
• Tidak berhenti di rambu
stop – SP3
• Bekerja di ketinggian
tanpa alat pelindung
jatuh – PHK
• Dst
Tanda-tanda Driver
profesional adalah:
• Memiliki SIMPER
• Memakai seatbelt
• Mengikuti batas
kecepatan
• Akan berhenti di
persimpangan dengan
rambu STOP
• Dst
176. AKU BANGGA.....
• TIDAK PERNAH mengoperasikan peralatan apa pun
kalau saya belum punya SIMPER
• TIDAK PERNAH mengemudi melewati batas
kecepatan yang ditetapkan
• TIDAK PERNAH memperbaiki peralatan TANPA
melakukan ISOLASI terlebih dahulu
• TIDAK PERNAH merokok di tempat dilarang merokok
• TIDAK PERNAH memposisikan diri di bawah muatan
yang dilifting
177. AKU BANGGA.....
• SELALU mengenakan seatbelt waktu mengemudi
• SELALU berhenti total di rambu STOP
• SELALU mengenakan APD lengkap waktu bekerja
• SELALU mendapatkan WORK PERMIT terlebih dahulu
sebelum bekerja di ruang terbatas
• SELALU melaporkan semua NEARMISS dengan segera
• SELALU mengenakan alat pelindung jatuh setiap
bekerja di ketinggian.
• SELALU memperbaiki atau melaporkan kondisi tidak
aman yang saya temukan
178. Contoh: membangun rasa MALU
SOPIR ANGKOT JAKARTA
• Memakai seatbelt kalau
lihat polisi
• Ngebut ngejar setoran
• Hanya berhenti di rambu
stop kalau ada polisi
• Isi muatan kendaraan
sesukanya
DRIVER PROFESIONAL
• Memakai seatbelt karena
tahu manfaatnya
• Menjaga kecepatan
sesuai rambu sebagai
kebanggaan
• Berhenti di persimpangan
dengan rambu STOP,
karena malu kalau tidak
• Isi muatan sesuai
kapasitas karena ingin
terlihat profesional
CIRI-CIRI
180. STOP
– Bilang ini “SALAH” harusnya
“BEGINI”
AJAK BICARA
– Sampai ia bilang: “Iya pak saya tadi
SALAH”.
– Iya pak“HARUSNYA SAYA BEGINI”
TUGAS KITA
– Bilang SETUJU
– TOSS
INTERAKSI POSITIF
184. www.indoshe.com
Emergency Response Zones:
1. Zone #1: Mine 1
2. Zone #2: Minesite Highwall
3. Zone #3: Hauling Dispatcher
4. Zone #4: Port
5. Zone #5: Coal Terminal
6. Zone #6: Pit 4
Emergency Response Zones
Pit 1
Pit 2
Pit 3
ERT St
Medical St
Security St
ERT St
Medical St
Security St
Km 40
Km 8
Km 50
Zone 1
Mine 1
Zone 3
Hauling
Zone 4
Port
Zone 5
Coal
Terminal
ERT St
Medical St
Security St
ERT St
Medical St
Security St
Km 0
Pit 4
ERT St
Medical St
Security St
Zone 6
Pit 4
ER Command
Center
Zone 2
Pit 2
185. Emergency Reporting and
Responding Flow
Hotline Number
ER Command Center
Fire and Rescue Medical Security
Incident
Reporter
Incident
Area Emergency Preparedness==
CMT (Crisis Management Team) ==
186. Reporting & Responding Emergency
Pelapor
HSE
Owner
Manajemen
ERT
Mine 1
6666
ER Command
Center
SOS
Mine 1
Security
Mine 1
ERT
Terdekat
SOS
Terdekat
Security
Terdekat
Kirim
SMS
Accident
KTT
HSE
Mitra
190. Master Plan Training - Konsep
Induksi
New Hire or
Transfer
Kompetensi K3
minimum
untuk mulai
bekerja
Pelatihan
Dasar K3
Semua
Karyawan di
Site
Kompetensi
K3L minimum
untuk bekerja
di site
Pelatihan
Dasar K3
Pengawas
Semua
Pengawas di
Site
Kompetensi K3
Pengawas
minimum
untuk bekerja
di site
Pelatihan
Kendali
Risiko Kritis
Semua
karyawan
yang
terpapar RK
Kompetensi
minimum
untuk
mengendali-
kan Risiko
Kritis di mana
karyawan
terpapar.
Pelatihan
Tanggap
Darurat
Sukarelawan
Kompetensi
tanggap
darurat untuk
karyawan yang
bukan anggota
ERT
Pelatihan
Peran K3
Fungsional
Karyawan
yang
mendapat
Penunjukan
Kompetensi
minimum
yang harus
dimiliki
karyawan yang
mendapatkan
tugas
Fungsional K3
lewat
penunjukan
191. KONSEP INDUKSI K3
INDUKSI K3 UMUM
K3 AREA SPESIFIK
OJT OLEH PENGAWAS
INDUKSI PERUSAHAAN
Hari 1 Hari 2 Hari 3-4 Hari 5-7
Induksi
Umum
Perusaha-
an
Perusaha-
an
Induksi K3
Umum
PT
Perusaha-
an
Induksi K3
Area
Spesifik
(Divisi
Owner atau
Kontraktor
Besar)
On the
Job
Training
(OJT) oleh
Pengawas
192. KONSEP PELATIHAN K3
PDK3L
SUPERVISORY
MANAJEMEN
RISIKO KRITIS
DARURAT
INDUKSI
PENUNJUKAN
Karyawan
baru
Karyawan
Lama
Karyawan
Lama
ber
Risiko
Kritis
Karyawan
ber
Risiko
Kritis,
Volunteer,
Penunjukan
Pengawas
Manajemen
193. Integrated Induksi
New Hire
or
Transfer
Kompetens
i K3
minimum
untuk
mulai
bekerja
Pelatihan
Dasar K3
Semua
Karyawan
di Site AI
Kompetens
i MI3LH
minimum
untuk
bekerja di
site AI
Pelatihan
Dasar K3
Pengawas
Semua
Pengawas
di Site AI
Kompetens
i K3
minimum
untuk
bekerja di
site AI
Pelatihan
Kendali
Risiko
Kritis
Semua
karyawan
yang
terpapar
RM
Kompetens
i minimum
untuk
mengendal
ikan Risiko
Kritis di
mana
karyawan
terpapar.
Pelatihan
Tanggap
Darurat
Sukarela
wan
Kompetens
i tanggap
darurat
untuk
karyawan
yang bukan
anggota
ERT
Pelatihan
Peran K3
Fungsional
Karyawan
yang
mendapat
Penunjukan
Kompetens
i minimum
yang harus
dimiliki
karyawan
yang
mendapatk
an tugas K3
lewat
penunjuka
n
MK3L UMUM
K3 AREA SPESIFIK
OJT OLEH PENGAWAS
INDUKSI PERUSAHAAN
Hari 1 Hari 2 Hari 3-4 Hari 5-7
Induksi
Perusah
aan
Perusah
aan
Induksi
K3 PT
Perusah
aan
Induksi K3
Area
Spesifik
(Divisi AI
atau
Kontrakto
r Besar)
On the
Job
Training
oleh
Pengawa
s
JSA (RK)
Inspeksi (RK)
Hazard Report
Safety Meeting
Personal Contact
SAP
Pre Shift Checklist
Investigasi
PDMK3L
SUPERVISORY
MANAJEMEN
RISIKO Kritis
DARURAT
INDUKSI
PENUNJUKAN
Karyawan
baru
Karyawan
Lama
Karyawan
Lama
ber
Risiko
Kritis
Karyawan
ber
Risiko
Kritis,
Volunteer,
Penunjukan
Pen
gaw
as
Man
aje
men
FPE
JSA
Inspeksi
Risiko Kritis
Total 29 Risiko Kritis
Train The
Trainer (T3)
POP,
POM,
POU
Master Plan Training
Program Induksi
Kompetensi K3L
Behavior
Based
Safety
Berbasis
Legal
194. Nama
Pelatihan
Kompetensi
yang
dicapPerusaha
an Owner
Target Peserta
Topik
1. Induksi Umum Perusahaan
Owner
8 1. Pelatihan Dasar K3L
Perusahaan Owner
16 Pelatihan K3L Pengawas Garis
Depan (SAP/P0P)
Working at Height 8 Interaction with Dump Truck
and Mine Mobile Equipment
8 Pelaporan Keadaan Darurat 2 HSE Representatives 16
Pelatihan
Peraturan K3L Pertambangan 4 Confined space 8 Interaction with Hauling
Mobile Equipment
8 Teknik MemakPerusahaan
Owner APAR
2 Fire Warden 4
2. Induksi K3L Karyawan 2. Annual Refresher K3L
Perusahaan Owner
8 Akuntabilitas K3L Pengawas Lifting and Towing 8 Operation of Mobile
Equipment in Workshop
8 Basic life support 8 Chemical coordinator 8
a. Induksi K3L Umum 8 a. Non staf - Classroom 8 Inspeksi K3L Pengawas 16 Energy Isolation 8 Working near or on water 8 Evakuasi Gedung 4 Radiation Protection Workers 8
b. Induksi K3L Area Spesifik b. Pengawas ke atas -
Classroom
4 JSA dan PJO 16 Safe Guarding & Pinch Points 4 Ground Stability Fire and rescue volunteer 8 Petugas pemeriksa APAR 4
1) Mining 8 c. Pengawas ke atas - On 2 Pertemuan K3L Pengawas 8 Tools and Power Tools 8 Tire Spill Response 4 Petugas pemeriksa alat angkat 4
2) Plant 8 HIRA Pengawas 16 Fire 4 Lightning Strike Petugas pemeriksa tangga 4
3) Hauling 8 Investigasi Insiden Pengawas 16 Hidden Potential Energy 4 Blaster 2 Petugas pemeriksa kotak P3K 4
4) Prosesing 8 Hazard Report (Observasi) 8 Hot Work 8 LV Training and Certification
5) Port 8 Personal Contact 8 Hazardous Chemicals Substances 8 HE Training and Certification
6) HRGA 8 Electricity 8 Defensive Driving
7) External 8 Pelatihan K3L Level Manajemen Compressed Gas 0.5 Ergonomy
8) Produksi 8 Peraturan K3L Pertambangan 4 Excavation 1
c. On the Job Training oleh
Supervisor
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
Tree Cutting 0.5 NOTE:
Lingkungan Hidup Manual Handling 0.5
3. Induksi K3L Visitor 0.25 Sistem Manajemen K3L 8
a. VIP 1 IS0 9001 Dumping di hopper-crusher area
b. Visitor dengan escort OHSAS 18001 Conveyor Belt
ISO 14001 Crusher Feeder in Crusher W73
Manajemen Keadaan Darurat 4 Working inside Crusher
Manajemen Loss Control 4 Animal bites
Konservasi Pertambangan 8 Food Poisoning
Gas blow out
Refresher POP, POM, POU Explosives & Blasting
NOTE: NOTE: NOTE: NOTE: NOTE:
Estimasi jumlah
Peserta yang
harus mengikuti
pelatihan ini.
Jenis tugas penunjukan ini
banyak dan berbeda dari satu
perusahaan ke perusahaan yang
Wajib bagi semua karyawan baru dan
transfer di Area Kerja Perusahaan
Owner
Wajib bagi semua yang bekerja di Area
Kerja Perusahaan Owner
Wajib bagi semua posisi PENGAWAS
Perusahaan Owner dan Mitra
Pelatihan Topik Tanggap Darurat
terhadap volunteer atau karyawan yang
bukan Petugas ERT
Wajib bagi karyawan yang diberi tugas
tambahan
Kompetensi K3 minimal bagi karyawan
yang diberi tanggung jawab diluar tugas
utamanya, untuk menjalankan fungsi
K3 tertentu.
MASTER PLAN HSE TRAINING
PROGRAM INDUKSI K3L PELATIHAN DASAR K3L PELATIHAN DASAR K3L PENGAWAS
PELATIHAN TANGGAP
DARURAT
PELATIHAN PERAN K3L
FUNGSIONAL
Kompetensi K3 minimal untuk bisa
mulai bekerja dengan selamat
Kompetensi dasar K3 sebagai
persyaratan minimal untuk bekerja di
Perusahaan Owner
Kompetensi K3 minimal bagi Pengawas Kompetensi minimal karyawan untuk
mengendalikan keadaan darurat
tertentu
NOTE:
Jenis dan kurikulum pelatihan ini mencakup sistem kendali semua Risiko
Kritis Perusahaan Owner yang telah ditetapkan melalui FPE
PELATIHAN PENGENDALIAN RISIKO KRITIS
Kompetensi K3 minimal untuk mengendalikan risiko Kritis yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan
Wajib bagi setiap karyawan terhadap RISIKO Kritis yang ia terpapar
Pelatihan ini sudah mencakup pengawas garis
depan, manajemen menengah dan manajemen
atas
Kompetensi sudah mencakup SAP, POP, POM,
POU, serta Dasar Supervisi Pengawas, Dasar
Manajemen dan Leadership
Contoh Master Plan Safety Training
196. Diagram Alir CSMS
Pekerjaan yang
Dikontrakkan
Penilaian Risiko
Pra-kualifikasi
dibutuhkan?
Pra-Kualifikasi
Seleksi
dibutuhkan?
Seleksi
Aktivitas Pra
Kerja
dibutuhkan?
Aktivitas Pra-Kerja
Progres Kerja
dibutuhkan?
Progres Kerja
Evaluasi Akhir
Bank Data
Pemberian
Kontrak
kepada
Pemenang
Tender
Mekanisme
Respon Balik
Tahap Administrasi Tahap Implementasi Lapangan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
197. Diagram Alir CSMS
Pekerjaan yang
Dikontrakkan
Penilaian Risiko
Pra-kualifikasi
dibutuhkan?
Pra-Kualifikasi
Seleksi
dibutuhkan?
Seleksi
Aktivitas Pra
Kerja
dibutuhkan?
Aktivitas Pra-Kerja
Progres Kerja
dibutuhkan?
Progres Kerja
Evaluasi Akhir
Bank Data
Pemberian
Kontrak
kepada
Pemenang
Tender
Mekanisme
Respon Balik
Tahap Administrasi Tahap Implementasi Lapangan
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Alur CSMS di
Antam?
Standar Project
Requisition atau
TOR?
Standar
data yang
diminta dari
peserta
tender? K3L
sdh masuk?
Standar proses
seleksi?
Standar Risk
Assessment?
Team CSMS?
Matrix
Risiko?
Standar
Data K3 apa
yg diminta?
Standar proses
seleksi?
Team CSMS?
204. Paradigma lama: Apakah bisa
mendiskripsikan secara akurat?
• Ya - Ini data dari 6 perusahaan tahun 2008 / 2009
SIF: 293
Restricted Duty /
Lost work day: 2984
Medical Treatment: 12,791
205. Catatan Cedera Recordable-
Menyesatkan
Patah kaki
Kasus A – Seorang karyawan patah kaki ketika terpeleset anak
tangga paling bawah dan jatuh 75 cm ke tanah, waktu turun
dari kabin truk. Kakinya tergelincir batu kecil yang
mengakibatkan patah tulang.
Kasus B – Seorang karyawan menderita patah tulang kaki
ketika tertabrak oleh sebuah forklift yang mundur. Operator
forlilift mundur tanpa melihat ke belakang, dan alarm
mundurnya tidak berfungsi.
206. Paradigma Lama
• Paradigma Lama telah
mengeneralisasi sehingga telah
mengaburkan :
o Semakin parah cedera, semakin
jarang terjadi
o Semua cedera ringan memiliki
potensi yang sama untuk
menjadi serius
– Cedera dengan tingkat
keparahan berbeda, memiliki
penyebab dasar yang sama
– Satu strategi upaya pencegahan
kecelakaan bisa mencegah
semua cedera secara sama
Fatalities
Lost-Time Injuries
Recordable Injuries
207. Melihat Segitiga Keselamatan Lebih Baik
Fatal
Cedera Berat
Cedera LTI
Perawatan Medis
P3K
Mine the Diamond: Identifikasi
kejadian dengan potensi SIF
Kalau Bukan karena BERUNTUNG – akan parah atau fatal
208. Contoh
• Di tempat kerja W,X,Y & Z:
P1 – Bekerja di ketinggian
P2 – Waktu perbaikan tidak terjadwal
P3 – Tanpa persiapan atau persiapan kurang memadai
P4 – Karyawan baru
P3
P1
P2
P4
Fokus
Pasal 32
210. LEGALITAS HUKUM
1. Akta Notaris APKPI Nomor 07 tanggal 17 April 2014, Notaris Hermin
Budisetyasih, SJ, MKN yang berkedudukan di Jakarta Timur.
2. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-
00110.60.10.2014 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum
Perkumpulan Asosiasi Profesi Keselamatan Pertambangan Indonesia.
3. Surat Keterangan Domisili Perusahaan Nomor : 1894/1.824/2014 dari
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, tanggal 12 Juni
2014.
4. Surat Keterangan Terdaftar Nomor : S-659KT/WPJ.04 /KP.1203 /2014
dari Kementerian Keuangan RI Ditjen Pajak Kanwil DJP Jakarta Selatan
KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga, tanggal 23 Juni 2014.
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor : 70.497.384.1-063.000 dari
Kementerian Keuangan RI Ditjen Pajak.
6. No Rek Resmi APKPI, BRI KC Bekasi HI : 0424.01.000459.30.6
211. STRUKTUR ORGANISASI
Pelindung : Direktur Jenderal Minerba
Pembina : Direktur Teknik dan Lingkungan Minerba
Pengawas : Eko Gunarto, Dipl.Mech.E, MT
Penasehat : Drs. Dwi Pudjiarso
Direktur : Ir. Edy Saptono
Wakil Direktur : Alwahono, MBA, MOSH
Sekretaris Jendral : Ade Kurdiman
Bendahara : Mahmudi, ST, MT
Departemen Riset dan Pengembangan
Ketua : Drs. Haryadi Wardono
Anggota : Richard K; Drs. Herwiyanto MKes; Ir.Sapari PMP; Ir.Sunarto S, MSc
Departemen Hubungan Masyarakat
Ketua : Bahctiar Lewai, ST, MM
Anggota : Dani Wirahandoko SKM; Ir.Yogi Sasongko, Msc; Aloisius Paerong,
ST; Triturno Joko Marmono; Gunawan Pujianto, SKM,MK3.
Departemen Organisasi & Keanggotaan
Ketua : Amiruddin Hasyim, ST
Anggota : Ir. Eka Sumarna MKes; Rahmad Subagyo SE; Adetya Bayu Nasution, SP;
Siswahyudi; Andri, ST; Sukoriyanto.
Akte Notaris APKPI Nomor 07 tanggal 17 April 2014
212. VISI, MISI DAN NILAI INTI
1. Mengembangkan kompetensi profesional keselamatan pertambangan
2. Memberikan pelayanan kemitraan pada pemangku kepentingan
3. Menjadikan wadah komunikasi & informasi bagi para profesional
keselamatan pertambangan
4. Menjadi pelopor & inisiator kegiatan bagi para profesional untuk
pengembangan keselamatan pertambangan
5. Menjadi agen perubahan dalam pengelolaan keselamatan pertambangan
6. Menjadi sumber pengembangan standar (code of practice) dalam peningkatan
pengelolaan keselamatan pertambangan
Visi
Misi
Menjadikan APKPI sebagai suatu
organisasi yang mampu membentuk
Budaya Keselamatan
Pertambangan Indonesia
bertaraf internasional
213. 4. Rapat Kerja APKPI, 14-16 Feb 2014
Rapat Kerja APKPI, tanggal 14 – 16 Februari 2014, di Hotel Soen - Gadok,
dalam rangka : Penyusunan Draft Program Kerja APKPI 2014
KEGIATAN TAHUN 2014