SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT &
PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Iwan Nefawan
Subdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi
Direktorat Penyehatan Lingkungan
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT
semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang
kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif serta darah yang
berbahaya bagi kesehatan
LIMBAH CAIR Rumah Sakit
500 – 950 liter per tempat tidur per hari
atau rata-rata 650 liter
20 – 60 liter per orang per hari untuk
petugas
VOLUME LIMBAH CAIR
Rumah Sakit
Sumber limbah cair Material-material utama
Pengaruh pada konsentrasi tinggi
pada penanganan biologis
Ruang pasien • Material-material organik
• Ammonia
• Bakteri patogen
• Antiseptik
• Antibiotik
• Antiseptik : beracun untuk
mikroorganisme
• Antibiotik : beracun untuk
mikroorganisme
Operasi
Ruang emergency
Ruang hemodialysis
Toilet, ruang bersalin
Klinik dan ruang pengujian
patologi
• Material solvent organik
• Fosfor
• Logam berat
• pH fleksibel
• Logam berat : beracun untuk
mikroorganisme
• pH fleksibel : beracun untuk
mikroorganisme
Laboratorium
Ruang dapur • Material-material organik
• Minyak/lemak
• Fosfor
• Pembersih ABS
• Minyak/lemak : mengurangi
perpindahan oksigen ke air
• Pembersih ABS : terbentuk
gelembung-gelembung dalam bio-
reaktor
Ruang cuci (laundry) • Fosfor
• pH 8 ~ 10
• ABS, N-heksana
• pH 8 ~ 10 : beracun untuk
mikroorganisme
• ABS : terbentuk gelembung-
gelembung dalam bio-reaktor
Ruang pemrosesan sinar X Ag, logam berat lain Ag : beracun untuk mikroorganisme
Parameter Satuan Min Max Rata-rata
pH - 5,7 9,1 7,27
TSS mg/L 2 908,0 130,70
BOD Mg/L 1,05 467,4 88,69
COD Mg/L 7,68 1877,55 234,15
Minyak & Lemak Mg/L 0,06 18,6 1,28
MBAS Mg/L 0,01 11,11 1,63
Amonia Nitrogen Mg/L 0,07 79,7 14,10
Fosfat Mg/L 4,51 2,43 3,42
Total Coliform MPN/100 mL 2100 11000 5900,00
RUMAH SAKIT DENGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR < 100
KUALITAS LIMBAH CAIR PADA OUTLET IPAL
Parameter Satuan Min Max Rata-rata
pH - 3,10 11,10 7,38
TSS mg/L 1,00 950,00 26,80
BOD Mg/L 0,15 323,5 23,21
COD Mg/L 0,93 3607,84 59,91
Minyak & Lemak Mg/L 0,009 9,22 0,52
MBAS Mg/L 0,01 22,38 0,75
Amonia Nitrogen Mg/L 0,01 263,3 6,46
Fosfat Mg/L 0,17 5,58 2,31
Total Coliform MPN/100 mL 23,00 15000 1170,10
RUMAH SAKIT DENGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR > 100
KUALITAS LIMBAH CAIR PADA OUTLET IPAL
proses penanganan limbah cair dari sumber
penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Rumah Sakit
DAPUR LAUNDRY LAB RAD RAWAT POLI BEDAH
AIR
HUJAN
PENGOL.
AWAL 1
PENGOL.
AWAL 2
PENGOL.
AWAL 3
PENGOL.
AWAL 4
Badan Air Penerima
SUMBER
SALURAN
PENGOLAHAN
PEMBUANGAN
BAKU
MUTU LC
LAIN2
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Rumah Sakit
Jenis Benda dalam Cairan Kecepatan Alir (m/detik)
 Lumpur 0,10
 pasir yang halus 0,15
 pasir kasar 0,20
 kerikil halus 0,30
 kerikil kasar 0,70
 batu-batuan 1,20
KECEPATAN ALIR
SALURAN
Ukuran Pipa (inchi) Kemiringan Minimal Per 100 feet
jarak
 8 0,400
 10 0,280
 12 0,220
 14 0,170
 16 0,150
 18 0,120
 21 0,100
 24 0,080
 27 0,067
 30 0,058
 36 0,046
KEMIRINGAN PIPA
 Di tempat-tempat yang terdapat perubahan arah aliran
saluran limbah cair atau pada belokan.
 Pada tempat yang salurannya mendapatkan tambahan
aliran dari pipa lain atau pada sambungan
 Apabila saluran tersebut merupakan saluran yang lurus,
maka lubang pemeriksaan ditempatkan pada jarak tertentu
sesuai ukuran pipa, meliputi:
Jarak antara
sumuran (m)
Diameter
saluran (cm)
 50-100 20-50
 101-125 51-100
 126-150 101-200
 200 > 200
SUMUR PEMERIKSAAN
menghilangkan atau mengurangi
kontaminan yang terdapat di dalam limbah
cair sehingga hasil olahan limbah dapat
dimanfaatkan kembali atau tidak
mengganggu lingkungan apabila dibuang
ke lingkungan
PRINSIP PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
Mengurangi jumlah padatan tersuspensi
Mengurangi jumlah padatan terapung
Mengurangi jumlah bahan organik
Menghilangkan mikroorganisme patogen
Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya
dan beracun
Mengurangi unsur nutrisi (N dan P) yang
berlebihan
Mengurangi unsur lain yang dianggap dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem
TUJUAN PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995
tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit
Menurut Tingkat Perlakuan (1)
1. Pre-Treatment (Pra Pengolahan)
Proses pendahuluan yang berlangsung dan dilakukan untuk
menghilangkan benda-benda kasar/sampah dalam limbah cair
yang berukuran besar dan mudah terlihat mata, seperti kayu,
plastik, sisa kain, pasir, dll. Alat yang digunakan adalah BAR
SCREEN
2. Primary Treatment (Pengolahan Primer)
Proses yang berlangsung secara fisik, yakni padatan dibiarkan
mengendap atau terapung, kemudian dipisahkan. Proses ini
mereduksi Bological Oxygen Demand sebanyak 25-30% dan Total
Suspended Slid sebanyak 50-60%.
JENIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
3. Secondary Treatment (Pengolahan Sekunder)
Proses pengolahan sekunder untuk rumah sakit umumnya proses
biologis yang mampu mereduksi kadar BOD sebanyak 80-90%
dan kadar TSS sebanyak 50-60%. Unit-unit pengolahan yang
lazim digunakan antara lain Activated Sludge, Aerated Lagoon,
Sequencing Reactor, Aerobic Digestion rocess, Trickling Filter,
Rotating Biological Contactor, Rotating Filter dan Pack Bed
Reactor
4. Tertiary Treatment (Pengolahan Tersier)
Proses pengolahan untuk memperoleh sludge atau lumpur dari
primary dan secondary treatment.
5. Advance Treatment (Pengolahan Tingkat Lanjut)
Proses pengolahan untuk menghilangkan kadar senyawa kimia
tertentu. Biasa digunakan pada pengolahan limbah cair industri.
Menurut Tingkat Perlakuan (2)
JENIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Efisiensi Pengolahan Berdasarkan
Unit Operasi dan Unit Proses Pengolahan Limbah Cair
TANGKI SEPTIK
PROSES LUMPUR
AKTIF
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Dapat mengolah limbah cair dengan beban BOD yang
besar
Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga
tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan
Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi
penghilangan amonium lebih besar
KELEMAHAN
Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi
Terjadi bulking atau buih (foam) seperti pda lumpur aktif
PROSES LUMPUR
AKTIF
PROSES “EXTENDED
AERATION”
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Lahan yang dibutuhkan relatif kecil
Biaya operasi rendah
Dibandingkan dengan lumpur aktif, lumpur yang terjadi relatif
lebih sedikit
Dapat menghilangkan nitrogen dan forfor yang dapat
menyebabkan eutrofikasi pertumbuhan yang tidak terkendali
pada tanaman air (gulma)
Dapat digunakan untuk limbah cair yang beban BOD cukup
besar
Suplai udara untuk aerasi lebih sedikit
KELEMAHAN
Dalam proses diperlukan bahan tambahan berupa biofilter
Biaya investasi relatif lebih besar
Pada keadaan jenuh dengan biofilm yang sudah tebal, maka
biofilter harus dibersihkan agar bekerja optimal
PROSES “EXTENDED
AERATION”
PROSES “ROTATING BIOLOGICAL
CONTACTOR”
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Untuk kapasitas kecil/paket, dibandingkan dengan proses
lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah
Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga
tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan
Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi
penghilangan amonium lebih besar
Tidak terjadi bulking atau buih (foam) seperti pada lumpur
aktif
KELEMAHAN
Pengendalian jumlah mikroorganisme sulit dilakukan
Sensitif terhadap perubahan temperatur
Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi
Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut dan bau
yang tidak sedap
PROSES “ROTATING BIOLOGICAL
CONTACTOR”
PROSES FILTER ANAEROBIK
REAKTOR FILTER ANAEROBIK
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Proses pengolahan sangat sederhana
Tidak diperlukan mesin blower yang memerlukan biaya
operasional dan pemeliharaan yang tinggi
Tidak menggunakan bahan kimia
KELEMAHAN
Memerlukan lahan yang cukup luas
Hanya diterapkan untuk limbah cair dengan debit yang terlalu
besar
Menghasilkan gas pembusukan (metan dan sulfida) yang
dapat mengganggu estetika
Dihasilkan scum (endapan terapung) yang harus dibersihkan
dari sistem
PROSES FILTER ANAEROBIK
PROSES ANAEROBIK-AEROBIK
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Proses pengolahan sangat sederhana
Dapat mengolah limbah cair dengan beban organik tinggi
Dapat menghilangkan nitrogen dan fosfor
Suplai oksigen relatif kecil
Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit
Tahan terhadap shock loading
Tidak menggunakan bahan kimia
KELEMAHAN
Biaya investasi lebih mahal
Menghasilkan bau metan dan sulfida pada bak anaerob
PROSES ANAEROBIK-AEROBIK
sumber
penyaluran
pengolahan
Badan air penerima
PERTANYAAN:
 Ada fasilitas?
 Kecukupan jumlah & kapasitas?
 Sesuai kriteria & regulasi?
 Komplain?
PEMANTAUAN
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
PEMANTAUAN/MONITORING
1. Pemantauan Fasilitas Unit Proses dan Operasi
Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap kondisi
operasi peralatan dan aliran tahap demi tahap
2. Pemantauan Kualitas Limbah Cair
Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap kualitas
limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan, baik di
lapangan maupun laboratorium
EVALUASI
1. Untuk mengetahui kinerja proses pengolahan
2. Untuk mengetahui tingkat penaatan terhadap baku mutu
yang berlaku
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
(BOD inlet - BOD Outlet)
Effesiensi = ------------------------------------------- x 100 %
BOD inlet
EVALUASI
PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR (1)
EVALUASI EFISIENSI IPAL
• Untuk mengetahui kemampuan sistem IPAL untuk
menurunkan konsentrasi parameter air limbah tertentu
pada kondisi sebelum dan setelah proses
• Bagi pengelola sarana pelayanan kesehatan, evaluasi
ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan
program operasional dan pemeliharaan IPAL
EVALUASI KUALITAS LIMBAH CAIR
• Evaluasi kualitas air limbah IPAL dilakukan dengan
cara membandingkan konsentrasi parameter air
limbah outlet (hasil olahan) IPAL dengan Baku Mutu
limbah cair
• Cara menilainya adalah apabila konsentrasi air limbah
hasil olahan IPAL berada di bawah baku mutu dan
kinerja proses sesuai disain kriteria, maka kinerja IPAL
dinilai baik
EVALUASI
PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR (2)
EVALUASI
PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR (3)
EVALUASI KECENDERUNGAN DEBIT
• Debit air limbah adaah volume air limbah per satuan
waktu ( misal: M3/hari)
• Evaluasi debit air limbah SARYANKES dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara disain beban hidraulik
dengan debit aktual air limbah yang masuk
• Debit air limbah sebaiknya sama atau berada di bawah
desain beban hidraulik IPAL
• Evaluasi debit dilakukan dengan cara mencatat volume
air limbah pada alat ukur debit
• Hasil pencatatan debit dapat berguna untuk menghitung
beban air limbah (Organic loading) dan satuan produksi
air limbah.
EVALUASI BEBAN CEMARAN
(Organic Loading)
Beban air limbah berguna untuk mengevaluasi
kemampuan sistem IPAL dalam menurunkan materi
organik dalam air limbah. Dalam perhitungan IPAL, beban
air biasanya menggunakan satuan BOD loading, biasanya
menggunakan satuan Kg BOD/hari.
Beban Air Limbah = ( Q X Konsentrasi BOD) x Konversi
EVALUASI
PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR (4)
Terima
Kasih

More Related Content

Similar to 420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx

MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfHendrawanSetya
 
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptPengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptRiffidoresson1
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxBimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxssuser6077f3
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptAlFharel
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptwahyufajar30
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptNovriadi10
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptYusufGanteng2
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahuReza Nuari
 
Fasilitas Kritis download from scribd.ppt
Fasilitas Kritis download from scribd.pptFasilitas Kritis download from scribd.ppt
Fasilitas Kritis download from scribd.pptNurmaliaSaraswati
 
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri FarmasiPengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasissuser4219cb
 
kelola limbah.pptx
kelola limbah.pptxkelola limbah.pptx
kelola limbah.pptxDeniAhmad9
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriIkhwan To
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
 

Similar to 420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx (20)

MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
 
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptPengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptxBimtek LH Jabar 042022.pptx
Bimtek LH Jabar 042022.pptx
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
PPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptxPPTX_JIH.pptx
PPTX_JIH.pptx
 
Pertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.pptPertemuan ke-2.ppt
Pertemuan ke-2.ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
Ringkasan tahu
Ringkasan tahuRingkasan tahu
Ringkasan tahu
 
Fasilitas Kritis download from scribd.ppt
Fasilitas Kritis download from scribd.pptFasilitas Kritis download from scribd.ppt
Fasilitas Kritis download from scribd.ppt
 
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri FarmasiPengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
 
kelola limbah.pptx
kelola limbah.pptxkelola limbah.pptx
kelola limbah.pptx
 
Pengenalan SPAB
Pengenalan SPABPengenalan SPAB
Pengenalan SPAB
 
Penanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustriPenanggulangan limbah lndustri
Penanggulangan limbah lndustri
 
kelola limbah.pdf
kelola limbah.pdfkelola limbah.pdf
kelola limbah.pdf
 
BEST BACTERY ENZYME
BEST BACTERY ENZYMEBEST BACTERY ENZYME
BEST BACTERY ENZYME
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 

Recently uploaded

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx

  • 1. DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT & PENYEHATAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Iwan Nefawan Subdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi Direktorat Penyehatan Lingkungan PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT
  • 2. semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan LIMBAH CAIR Rumah Sakit
  • 3. 500 – 950 liter per tempat tidur per hari atau rata-rata 650 liter 20 – 60 liter per orang per hari untuk petugas VOLUME LIMBAH CAIR Rumah Sakit
  • 4. Sumber limbah cair Material-material utama Pengaruh pada konsentrasi tinggi pada penanganan biologis Ruang pasien • Material-material organik • Ammonia • Bakteri patogen • Antiseptik • Antibiotik • Antiseptik : beracun untuk mikroorganisme • Antibiotik : beracun untuk mikroorganisme Operasi Ruang emergency Ruang hemodialysis Toilet, ruang bersalin Klinik dan ruang pengujian patologi • Material solvent organik • Fosfor • Logam berat • pH fleksibel • Logam berat : beracun untuk mikroorganisme • pH fleksibel : beracun untuk mikroorganisme Laboratorium Ruang dapur • Material-material organik • Minyak/lemak • Fosfor • Pembersih ABS • Minyak/lemak : mengurangi perpindahan oksigen ke air • Pembersih ABS : terbentuk gelembung-gelembung dalam bio- reaktor Ruang cuci (laundry) • Fosfor • pH 8 ~ 10 • ABS, N-heksana • pH 8 ~ 10 : beracun untuk mikroorganisme • ABS : terbentuk gelembung- gelembung dalam bio-reaktor Ruang pemrosesan sinar X Ag, logam berat lain Ag : beracun untuk mikroorganisme
  • 5. Parameter Satuan Min Max Rata-rata pH - 5,7 9,1 7,27 TSS mg/L 2 908,0 130,70 BOD Mg/L 1,05 467,4 88,69 COD Mg/L 7,68 1877,55 234,15 Minyak & Lemak Mg/L 0,06 18,6 1,28 MBAS Mg/L 0,01 11,11 1,63 Amonia Nitrogen Mg/L 0,07 79,7 14,10 Fosfat Mg/L 4,51 2,43 3,42 Total Coliform MPN/100 mL 2100 11000 5900,00 RUMAH SAKIT DENGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR < 100 KUALITAS LIMBAH CAIR PADA OUTLET IPAL
  • 6. Parameter Satuan Min Max Rata-rata pH - 3,10 11,10 7,38 TSS mg/L 1,00 950,00 26,80 BOD Mg/L 0,15 323,5 23,21 COD Mg/L 0,93 3607,84 59,91 Minyak & Lemak Mg/L 0,009 9,22 0,52 MBAS Mg/L 0,01 22,38 0,75 Amonia Nitrogen Mg/L 0,01 263,3 6,46 Fosfat Mg/L 0,17 5,58 2,31 Total Coliform MPN/100 mL 23,00 15000 1170,10 RUMAH SAKIT DENGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR > 100 KUALITAS LIMBAH CAIR PADA OUTLET IPAL
  • 7. proses penanganan limbah cair dari sumber penghasil, penyaluran hingga pengolahannya termasuk pengawasan, pencatatan dan pelaporan sehingga memenuhi baku mutu efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup PENGELOLAAN LIMBAH CAIR Rumah Sakit
  • 8. DAPUR LAUNDRY LAB RAD RAWAT POLI BEDAH AIR HUJAN PENGOL. AWAL 1 PENGOL. AWAL 2 PENGOL. AWAL 3 PENGOL. AWAL 4 Badan Air Penerima SUMBER SALURAN PENGOLAHAN PEMBUANGAN BAKU MUTU LC LAIN2 PENGELOLAAN LIMBAH CAIR Rumah Sakit
  • 9. Jenis Benda dalam Cairan Kecepatan Alir (m/detik)  Lumpur 0,10  pasir yang halus 0,15  pasir kasar 0,20  kerikil halus 0,30  kerikil kasar 0,70  batu-batuan 1,20 KECEPATAN ALIR SALURAN
  • 10. Ukuran Pipa (inchi) Kemiringan Minimal Per 100 feet jarak  8 0,400  10 0,280  12 0,220  14 0,170  16 0,150  18 0,120  21 0,100  24 0,080  27 0,067  30 0,058  36 0,046 KEMIRINGAN PIPA
  • 11.  Di tempat-tempat yang terdapat perubahan arah aliran saluran limbah cair atau pada belokan.  Pada tempat yang salurannya mendapatkan tambahan aliran dari pipa lain atau pada sambungan  Apabila saluran tersebut merupakan saluran yang lurus, maka lubang pemeriksaan ditempatkan pada jarak tertentu sesuai ukuran pipa, meliputi: Jarak antara sumuran (m) Diameter saluran (cm)  50-100 20-50  101-125 51-100  126-150 101-200  200 > 200 SUMUR PEMERIKSAAN
  • 12. menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat di dalam limbah cair sehingga hasil olahan limbah dapat dimanfaatkan kembali atau tidak mengganggu lingkungan apabila dibuang ke lingkungan PRINSIP PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
  • 13. Mengurangi jumlah padatan tersuspensi Mengurangi jumlah padatan terapung Mengurangi jumlah bahan organik Menghilangkan mikroorganisme patogen Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya dan beracun Mengurangi unsur nutrisi (N dan P) yang berlebihan Mengurangi unsur lain yang dianggap dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem TUJUAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
  • 14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit
  • 15. Menurut Tingkat Perlakuan (1) 1. Pre-Treatment (Pra Pengolahan) Proses pendahuluan yang berlangsung dan dilakukan untuk menghilangkan benda-benda kasar/sampah dalam limbah cair yang berukuran besar dan mudah terlihat mata, seperti kayu, plastik, sisa kain, pasir, dll. Alat yang digunakan adalah BAR SCREEN 2. Primary Treatment (Pengolahan Primer) Proses yang berlangsung secara fisik, yakni padatan dibiarkan mengendap atau terapung, kemudian dipisahkan. Proses ini mereduksi Bological Oxygen Demand sebanyak 25-30% dan Total Suspended Slid sebanyak 50-60%. JENIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
  • 16. 3. Secondary Treatment (Pengolahan Sekunder) Proses pengolahan sekunder untuk rumah sakit umumnya proses biologis yang mampu mereduksi kadar BOD sebanyak 80-90% dan kadar TSS sebanyak 50-60%. Unit-unit pengolahan yang lazim digunakan antara lain Activated Sludge, Aerated Lagoon, Sequencing Reactor, Aerobic Digestion rocess, Trickling Filter, Rotating Biological Contactor, Rotating Filter dan Pack Bed Reactor 4. Tertiary Treatment (Pengolahan Tersier) Proses pengolahan untuk memperoleh sludge atau lumpur dari primary dan secondary treatment. 5. Advance Treatment (Pengolahan Tingkat Lanjut) Proses pengolahan untuk menghilangkan kadar senyawa kimia tertentu. Biasa digunakan pada pengolahan limbah cair industri. Menurut Tingkat Perlakuan (2) JENIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
  • 17. Efisiensi Pengolahan Berdasarkan Unit Operasi dan Unit Proses Pengolahan Limbah Cair
  • 20. KELEBIHAN Pengoperasian dan perawatannya mudah Dapat mengolah limbah cair dengan beban BOD yang besar Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan amonium lebih besar KELEMAHAN Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi Terjadi bulking atau buih (foam) seperti pda lumpur aktif PROSES LUMPUR AKTIF
  • 22. KELEBIHAN Pengoperasian dan perawatannya mudah Lahan yang dibutuhkan relatif kecil Biaya operasi rendah Dibandingkan dengan lumpur aktif, lumpur yang terjadi relatif lebih sedikit Dapat menghilangkan nitrogen dan forfor yang dapat menyebabkan eutrofikasi pertumbuhan yang tidak terkendali pada tanaman air (gulma) Dapat digunakan untuk limbah cair yang beban BOD cukup besar Suplai udara untuk aerasi lebih sedikit KELEMAHAN Dalam proses diperlukan bahan tambahan berupa biofilter Biaya investasi relatif lebih besar Pada keadaan jenuh dengan biofilm yang sudah tebal, maka biofilter harus dibersihkan agar bekerja optimal PROSES “EXTENDED AERATION”
  • 24. KELEBIHAN Pengoperasian dan perawatannya mudah Untuk kapasitas kecil/paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan amonium lebih besar Tidak terjadi bulking atau buih (foam) seperti pada lumpur aktif KELEMAHAN Pengendalian jumlah mikroorganisme sulit dilakukan Sensitif terhadap perubahan temperatur Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut dan bau yang tidak sedap PROSES “ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR”
  • 27. KELEBIHAN Pengoperasian dan perawatannya mudah Proses pengolahan sangat sederhana Tidak diperlukan mesin blower yang memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan yang tinggi Tidak menggunakan bahan kimia KELEMAHAN Memerlukan lahan yang cukup luas Hanya diterapkan untuk limbah cair dengan debit yang terlalu besar Menghasilkan gas pembusukan (metan dan sulfida) yang dapat mengganggu estetika Dihasilkan scum (endapan terapung) yang harus dibersihkan dari sistem PROSES FILTER ANAEROBIK
  • 29. KELEBIHAN Pengoperasian dan perawatannya mudah Proses pengolahan sangat sederhana Dapat mengolah limbah cair dengan beban organik tinggi Dapat menghilangkan nitrogen dan fosfor Suplai oksigen relatif kecil Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit Tahan terhadap shock loading Tidak menggunakan bahan kimia KELEMAHAN Biaya investasi lebih mahal Menghasilkan bau metan dan sulfida pada bak anaerob PROSES ANAEROBIK-AEROBIK
  • 30. sumber penyaluran pengolahan Badan air penerima PERTANYAAN:  Ada fasilitas?  Kecukupan jumlah & kapasitas?  Sesuai kriteria & regulasi?  Komplain? PEMANTAUAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
  • 31. PEMANTAUAN/MONITORING 1. Pemantauan Fasilitas Unit Proses dan Operasi Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap kondisi operasi peralatan dan aliran tahap demi tahap 2. Pemantauan Kualitas Limbah Cair Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap kualitas limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan, baik di lapangan maupun laboratorium EVALUASI 1. Untuk mengetahui kinerja proses pengolahan 2. Untuk mengetahui tingkat penaatan terhadap baku mutu yang berlaku PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
  • 32. (BOD inlet - BOD Outlet) Effesiensi = ------------------------------------------- x 100 % BOD inlet EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR (1) EVALUASI EFISIENSI IPAL • Untuk mengetahui kemampuan sistem IPAL untuk menurunkan konsentrasi parameter air limbah tertentu pada kondisi sebelum dan setelah proses • Bagi pengelola sarana pelayanan kesehatan, evaluasi ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan program operasional dan pemeliharaan IPAL
  • 33. EVALUASI KUALITAS LIMBAH CAIR • Evaluasi kualitas air limbah IPAL dilakukan dengan cara membandingkan konsentrasi parameter air limbah outlet (hasil olahan) IPAL dengan Baku Mutu limbah cair • Cara menilainya adalah apabila konsentrasi air limbah hasil olahan IPAL berada di bawah baku mutu dan kinerja proses sesuai disain kriteria, maka kinerja IPAL dinilai baik EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR (2)
  • 34. EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR (3) EVALUASI KECENDERUNGAN DEBIT • Debit air limbah adaah volume air limbah per satuan waktu ( misal: M3/hari) • Evaluasi debit air limbah SARYANKES dilakukan untuk melihat kesesuaian antara disain beban hidraulik dengan debit aktual air limbah yang masuk • Debit air limbah sebaiknya sama atau berada di bawah desain beban hidraulik IPAL • Evaluasi debit dilakukan dengan cara mencatat volume air limbah pada alat ukur debit • Hasil pencatatan debit dapat berguna untuk menghitung beban air limbah (Organic loading) dan satuan produksi air limbah.
  • 35. EVALUASI BEBAN CEMARAN (Organic Loading) Beban air limbah berguna untuk mengevaluasi kemampuan sistem IPAL dalam menurunkan materi organik dalam air limbah. Dalam perhitungan IPAL, beban air biasanya menggunakan satuan BOD loading, biasanya menggunakan satuan Kg BOD/hari. Beban Air Limbah = ( Q X Konsentrasi BOD) x Konversi EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR (4)