3. LIMBAH WWTP (WASTE WATER TRETMENT PLANT)
PRE
TREATMENT
L
I
M
B
A
H
P
R
O
S
E
S
EQUALITATION
L
CHEMICAL
TREATMENT
FLOKULASI
SEDIMENTASI
BIOLOGICAL
TREATMENT
FILTRATION
TREATMENT
OUTPUT
PROSES
SOLID
TREATMENT
C
S
5. LIMBAH
Limbah
: Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
Karakterisitik Limbah
:
Berukuran mikro, dinamis, berdampak luas
(penyebarannya), berdampak jangka panjang (antar generasi).
Jika limbah masuk atau dimasukkan dalam tatanan (komposisi) air, udara dan
tanah dari lingkungan, sehingga tatanan dari lingkungan tersebut berubah, maka
hal ini yang disebut pencemaran.
Jenis – jenis Limbah :
1.Limbah Cair
2.Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
3.Limbah Padat
4.Limbah Gas
6. LIMBAH
Untuk mengatasi limbah ini, diperlukan sebuah sistem yang menangani dan
mengelola limbah. Didasarkan pada baku mutu lingkungan.
Baku mutu lingkungan : Batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup atau benda lainnya.
Parameter – parameter limbah :
Parameter Organik : ukuran jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah,
• ex : Total Oil Content, COD, BOD, Total Petroleum Hidrokarbon
Karakteristik Fisik : karakter visual dan fisik dari limbah,
• ex : TSS, PH, temperatur, warna, bau
Kontaminan spesifik : senyawa organik ataupun anorganik yang terkadung
dalam limbah.
• ex : NH3, H2S, CN, fenol, dll
7. BAKU MUTU
Baku mutu lingkungan : Batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup atau benda lainnya.
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan / atau Kegiatan
Eksplorasi dan Produksi Migas :
MenLH No 04/2007 atau
Bappedal No 03/ 1995
8. BAKU MUTU
Men Neg LH No. 04/2007
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Eksplorasi
dan Produksi Migas.
1. COD
2. Minyak dan Lemak
3. Sulfida terlarut (H2S)
4. Amonia (NH3-N)
5. Phenol
6. Temperatur
7. pH
8. TDS
: 200 mg/L
: 25 mg/L
: 0,5 mg/L
: 5 mg/L
: 2 mg/L
: 40° C
:6-9
: 4000 mg/L
9. BAKU MUTU
Bapedal No.03 / 1995
Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Pengolahan Limbah Industri B3
Fisika
:
Suhu
: 38 °C
Zat Padat terlarut (TDS)
: 2000 mg/L
Zat Padat tersuspensi (TSS)
: 200 mg/L
Kimia
pH
: 6-9
Besi (Fe)
: 5 mg/L
Mangan (Mn)
: 2 mg/L
Barium (Ba)
: 2 mg/L
Tembaga (Cu)
: 2 mg/L
Seng (Zn)
: 5 mg/L
Krom
: 0,1 mg/L
Kadmium
: 0,5 mg/L
Merkuri
: 0,002 mg/L
Timbal
: 0,01 mg/L
11. BAKU MUTU
DO (Dissolved Oxygen) : besarnya oksigen terlarut dalam air. Dibutuhkan
untuk mikroorganisme aerobik.
BOD (Biochemical Oxygen Demand) : jumlah oksigen yang diperlukan
terlarut dalam air
buangan yang dipakai oleh campuran populasi
mikroorganisme dalam kondisi aerobik untuk menstabilkan zat-zat organik.
COD (Chemical Oxygen Demand) : jumlah kandungan zat-zat organik pada air
alami dan air limbah yang mengandung zat-zat beracun dan membahayakan
kehidupan biologis.
Cara Pengecekan :
BOD : dengan memberikan bakteri dalam limbah dan diukur kembali setelah 5
hari
COD : dengan memberikan chemical sebagai bahan pengoksidadi kuat (kalium
dikromat).
12. BAKU MUTU
TSS (Total padatan tersuspensi) : Jumlah total padatan yang
tersuspensi dalam suatu volume air.
TDS (Total padatan terlarut) : Jumlah total moloekul organik,
anorganik dan ion-ion yang terlarut pada suatu volume air.
Temperatur : merupakan parameter penting karena berperan
dalam reaksi kimia dan rasio reaksinya, aktivitas mikrobiologis,
kelarutan gas dan kekentalannya (Syeed.R, 1985)
Warna : air limbah yang berwarna abu-abu, abu-abu tua dan
hitam adalah akibat dari pembentukan metalik sulfida yang
terbentuk saat berproduksinya Sulfida di bawah kondisi anaerobik
dan bereaksi dengan logam-logam dalam air limbah.
13. BAKU MUTU
Kekeruhan (Turbidity) : kekeruhan disebabkan oleh
adanya zat padat terlarut (lumpur), makin banyak
lumpur maka kekeruhan makin tinggi. Zat padat ini
bisa bersifat mengendap atau tidak dapat mengendap
(koloid).
Bau : Air limbah industri memberikan jenis-jenis bau
yang bervariasi, karena bau berhubungan dengan jenis
fasilitas pengolahan air limbah yang digunakan.
(Syeed.R, 1985)
Derajat keasaman (pH) : merupakan tingkat kadar
ion hidrogen di dalam air limbah .
14. PRE TREATMENT
Equalitation Tank
Fungsi : Homogenisasi Limbah dan pengaturan debit
limbah, bisa juga berfungsi settling tank
(pengendapan awal menambah waktu tinggal)
Perhatikan Desain setiap kompartemen dari
Equalisasi Tank.
15. PRE TREATMENT
Decanter Centrifuge
Decanter Centrifuge (Two Pass)
Alat yang digunakan untuk memisahkan partikel yang memiliki massa
berbeda dengan memanfaatkan Gaya Sentrifugal.
Besarnya gaya Sentrifugal tergantung dari besarnya jari –jari dari titik
pusat dan kecepatan putar.
16. Liquid Tank :
Tangki penampungan cairan yang merupakan produk dari Decanter
Centrifuge
Solid Box :
Box untuk menampung produk padatan dari Decanter Centrifuge
17. CHEMICAL TREATMENT
Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi : Menetralisir kekuatan yang membuat mereka
tetap terpisah. Akibatnya, partikel-partikel bertumbukan
untuk membentuk partikel yang lebih besar (flock)
Flokulasi : tindakan polimer untuk membentuk jembatan
antara flock dan mengikat partikel-partikel menjadi
partikel yang lebih besar
18. Mixing Tank
Proses coagulasi dan floculasi terjadi di sini di
mixing tank.
Dengan penambahan bahan kimia proses
sedimentasi akan lebih mudah. (TP-14, TP-036, TP01)
Partikel – partikel besar (flock) akan terendapkan di
dasar tangki.
Reaksi kimia juga untuk mengurangi parameter
limbah meliputi : TSS, COD, BOD, Minyak dan
Lemak, warna dll
19. PRESIPITASI
Sedimentasi
Proses dengan menggunakan prinsip fisika yaitu hukum gravitasi.
Partikel dengan massa yang lebih besar akan mengendap di dasar tangki.
Fluida akan mengalir ke proses filtrasi. Solid / slurry akan menuju proses
dewatering.
20. FLOTASI
DAF
Flotasi (pengapungan)
Pemisahan juga berdasarkan prinsip perbedaan densitas.
Proses pengapungan ini dibantu oleh gelembung udara bertekanan tinggi.
Parameter : Oil & Grease, TSS
Contoh alat : Dissolved Air Flotation (DAF)
21. BIOLOGICAL TREATMENT
Semua limbah yang bersifat Biodegradable dapat diolah secara Biologi.
Pengolahan ini menggunakan mikroorganisme (bakteri,algae,protozoa) dalam
mereduksi unsur polutan yang terkandung dalam air limbah.
Aerasi
Meningkatkan kadar oksigen di pit sehingga proses biodegradation oleh
microorganisme dapat berjalan.
Air limbah didekomposisikan oleh microorganisme menjadi produk lebih
sederhana sehingga mengurangi bahan organik yang ada.
22. Proses lumpur aktif
Merubah zat-zat organik pencemar koloid menjadi flock yang dapat
dihilangkan dengan cara pengendapan
Lumpur aktif : digunakan sebagai media tumbuh microorganisme
(bakteri) dan yang akan mendegradasi zat-zat organik. Mikroorganisme
akan bertambah dengan adanya aerasi. Mikroorganisme yang mati
memperbesar dan menambah banyaknya flok.
Parameter : BOD, COD, Zat-zat Organik
Skema Alat :
Bak Aerasi (aerator)
>>> sedimentasi tank
>>> pipa return sludge.
25. FILTRASI
Pemisahan dengan melewatkan limbah terhadap media yang mempunyai
porositas tertentu sehingga materi yang mempunyai dimensi lebih besar
daripada media akan tertahan.
Filter Membran : Pemisahan dengan menggunakan bantuan media suatu
membran.
Parameter : TSS, TDS, bau , warna, COD, BOD,
Contoh alat : Sand Filter, Reverse Osmosis
26. RO
Reverse osmosis
dilakukan dengan cara memberikan tekanan pada bagian larutan dengan
konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah.
Sehingga larutan akan mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses
perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran yang semipermeabel dan tekanan yang
diberikan adalah tekanan hidrostatik (Shun Dar Lin, 2001).
Membran RO didesain untuk dapat melewatkan molekul-molekul air dan menahan solid,
seperti ion-ion garam.
Membran RO juga dapat memisahkan dan menyisihkan zat terlarut, zat organik, pirogen, koloid,
virus, dan bakteri dari air baku.
Reverse Osmosis System
27. DEWATERING
Proses pemisahan air dengan memanfaatkan kombinasi dari
proses mekanis dengan fisika (filtrasi, tekanan).
Parameter : mengurangi kandungan air dalam lumpur
Contoh Alat : Belt Press Filter
Belt Press Filter
Belt filter Proses
Digunakan untuk memisahkan air dan
padatan, dengan cara melewatkan sludge
melalui sepasang kain dan belt filter dalam
sistem roll.
Lumpur di feed hooper diapit antara dua kain
penyaring (warna hijau dan ungu). dengan
menekan kain melalui rol. Filtrat keluar melalui
saluran pembuangan, sementara padatan yang
terkikis dimasukkan ke dalam sebuah wadah
28. SOLIDIFIKASI & STABILISASI
Produk lain >>>> Lumpur
• Sebelum di buang ke Landfill (tempat pembuangan akhir), lumpur diolah
agar aman bagi lingkungan.
Pengolahan tersebut a.l :
Thickening (Pengentalan) : menambahkan flokulan disertai dengan
pengadukan kemudian dilanjutkan dengan pengendapan atau flotasi.
Dewatering : seperti dijelaskan dalam slide sebelumya
Perlu adanya proses yang bertujuan untuk mengurangi potensi racun dan
kontaminan melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut,
pergerakan/ penyebaran dan daya racunnya.
Proses tersebut adalah Solidification dan stabilization.
29. SOLIDIFIKASI & STABILISASI
Stabilization :
Penambahan reagen terhadap materi yang terkontaminasi untuk membuat
konstituen lebih stabil secara kimia.
Solidification :
Penambahan reagen terhadap materi yang terkontaminasi untuk membuat
stabil secara fisik/dimensi mengandung kontaminan dalam produk yang solid
dan mengurangi pengaruh oleh agen eksternal (misalnya udara, curah hujan)
Bahan – bahan yang digunakan :
Bahan pencampur
: gipsum, pasir lempung, dll
Bahan perekat/pengikat
: semen, kapur, tanah liat, dll