SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
LAPORAN MAGANG
MEKANISME PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
UNIT PADANG PELAWI BENGKULU
WASTEWATER TREATMENT MECHANISM
AT PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
UNIT OF PADANG PELAWI BENGKULU
Tassya Auria Zahra
05011281823085
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
SUMMARY
TASSYA AURIA ZAHRA. Wastewater Treatment Mechanism at PT
Perkebunan Nusantara VII Unit Of Padang Pelawi Bengkulu (Supervised by
ARIFIANTO ADI WIBOWO, S.T. and EKA MULYANA, S.P., M.SI.).
The purpose of this internship is to (1) know the mechanism of wastewater
treatment at PTPN VII Unit Padang Pelawi and (2) analyzing the quality standards
of liquid waste at PTPN VII Unit Padang Pelawi. The method used is the method
of literature study and active participation. The literature study method is prepared
in advance to obtain material related to the institution where the practitioner
carries out an internship. In active participation activities, the practitioner is
actively involved in the activities carried out by PT Perkebunan Nusantara VII
Unit of Padang Pelawi especially cultivation, processing, marketing and human
resource management activities. The internship is carried out for approximately
30 working days. From the results of this internship, it is known that the
wastewater treatment process at PTPN VII Padang Pelawi consists of several
activities carried out in several pools, namely rubber trap pools, aerobic ponds,
facultative ponds, aerobic ponds I, aerobic ponds II, aerobic ponds III, check
ponds, ponds chek dam I, and ponds check dam II. Each pool has a different
function. Based on the assessment of the Palembang Class I Environmental Health
Engineering and Disease Control Center team in 2021 with good quality standard
parameters for wastewater treatment, it shows that the BOD and COD produced
do not exceed the specified threshold, which means that in the 2nd quarter of 2021
liquid waste at PTPN VII Padang Pelawi produced a good wastewater treatment
analysis.
Keywords: Wastewater, mechanism, waste quality standard
RINGKASAN
TASSYA AURIA ZAHRA. Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT
Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu (Dibimbing oleh
ARIFIANTO ADI WIBOWO, S.T. dan EKA MULYANA, S.P., M.SI.).
Tujuan magang ini adalah untuk (1) mengetahui mekanisme pengolahan
limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi dan (2) menganalisis baku mutu
limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi. Metode yang digunakan adalah
metode studi pustaka dan partisipasi aktif. Metode studi pustaka dipersiapkan
terlebih dahulu untuk mendapatkan materi yang berkaitan dengan instansi tempat
praktikan melakukan kegiatan magang. Pada kegiatan partisipasi aktif, praktikan
ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara VII Unit
Padang Pelawi. Magang dilakukan kurang lebih selama 30 hari kerja. Dari hasil
kegiatan magang ini diketahui bahwa proses penanganan air limbah di PTPN VII
Padang Pelawi terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan dibeberapa kolam
yaitu kolam rubber trap, kolam an aerob, kolam fakultatif, kolam aerob I, kolam
aerob II, kolam aerob III, kolam chek dam I, dan kolam chek dam II. Setiap kolam
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan penilaian tim Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang tahun
2021 dengan parameter standar baku mutu pengolahan air limbah yang baik
menunjukkan bahwa BOD dan COD yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas
yang ditentukan, yang artinya pada triwulan 2 tahun 2021 limbah cair di PTPN
VII Padang Pelawi menghasilkan analisis pengolahan air limbah yang baik.
Kata Kunci: Limbah cair, mekanisme, baku mutu limbah
LAPORAN MAGANG
MEKANISME PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII
UNIT PADANG PELAWI BENGKULU
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Tassya Auria Zahra
05011281823085
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
PERNYATAAN INTEGRITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Tassya Auria Zahra
NIM : 05011281823085
Judul : Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT Perkebunan Nusantara VII
Unit Padang Pelawi Bengkulu.
Menyatakan bahwa seluruh data dan informasi yang saya sajikan dalam
laporan magang ini merupakan hasil penelitian saya sendiri dibawah supervise
pembimbing, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila di
kemudian hari ditemukan adanya unsur plagiasi dalam laporan magang ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak mendapat
paksaan dari pihak manapun.
Palembang, Agustus 2021
Tassya Auria Zahra
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 8 Februari 2001 di Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan, merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Orang tua
bernama Husni Alias dan Yoyoh Sadiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya pada tahun 2012 di SD
Negeri 30 Palembang, sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 2015
di SMP Negeri 27 Palembang, dan sekolah menengah atas diselesaikan pada
tahun 2018 di SMA Negeri 16 Palembang. Pada tahun 2018, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya di Kampus Indralaya
melalui jalur Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN.
Sampai saat ini penulis masih aktif menempuh pendidikan di Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya.
Penulis aktif mengikuti organisasi yang ada di kampus, yaitu Organisasi
Himpunan Mahasiswa Jurusan yaitu HIMASEPERTA (Himpunan Mahasiswa
Sosial Ekonomi Pertanian) dan Organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan
yaitu DPM KM SOSEK.
viii Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis curahkan atas kehadirat Allah SWT shalawat
beserta salam senantiasa tercurah kepada Rasullullah SAW sebagai utusannya.
Berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan magang
ini. Adapun judul dari laporan magang ini “Mekanisme Pengolahan Limbah Cair
di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Mulyana, S.P., M.Si.
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dalam
penyusunan laporan magang ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Dr. Ir. Maryadi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Program Studi
Agribisnis yang telah memberikan izin sehingga pelaksanaan magang dapat
dilaksanakan dan kepada keluarga dan teman-teman semua yang telah membantu
dan memberikan masukan terhadap laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum lah sempurna baik
penulisan maupun isi karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap
semoga laporan ini akan membawa manfaat bagi kita semua dan bagi penulis
khususnya.
Palembang, Agustus 2021
Tassya Auria Zahra
ix Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................. 3
1.3. Manfaat ................................................................................................ 3
BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................... 4
2.1. Pelaksanaan Kegiatan........................................................................... 4
2.2. Metode Pelaksanaan............................................................................. 4
2.2.1. Metode Pelaksanaan Magang............................................................ 4
2.2.2. Jenis Data .......................................................................................... 4
2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 5
BAB 3. PROFIL PERUSAHAAN.............................................................. 6
3.1. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII ................................................ 6
3.2. Makna Logo PT Perkebunan Nusantara VII........................................ 8
3.3. Profil PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi .................. 9
3.4. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII ............................ 9
3.5. Peta Wilayah PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi ..... 14
3.6. Letak Geografis PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi.. 15
3.7. Keadaan Iklim dan Tanah .................................................................... 16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 17
4.1. Limbah di PTPN VII Unit Padang Pelawi ........................................... 17
4.1.1. Limbah Padat di PTPN VII Unit Padang Pelawi .............................. 17
4.1.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi ................................ 18
4.1.3. Limbah Gas di PTPN VII Unit Padang Pelawi................................. 19
4.1.4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).................................... 21
4.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi ................................... 22
x Universitas Sriwijaya
Halaman
4.2.1. Kolam Rubber Trap Pada IPAL........................................................ 25
4.2.2. Kolam An Aerob Pada IPAL ............................................................ 25
4.2.3. Kolam Fakultatif Pada IPAL............................................................. 26
4.2.4. Kolam Aerob I Pada IPAL................................................................ 27
4.2.5. Kolam Aerob II Pada IPAL .............................................................. 27
4.2.6. Kolam Aerob III Pada IPAL ............................................................. 28
4.2.7. Kolam Chek Dam I Pada IPAL......................................................... 29
4.2.8. Kolam Chek Dam II Pada IPAL ....................................................... 30
4.3. Mekanisme Pengolahan Limbah Cair .................................................. 30
4.4. Analisis Baku Mutu Limbah Cair ........................................................ 34
4.4.1. Parameter COD Dalam Analisis Limbah Cair.................................. 35
4.4.2. Parameter BOD5 Dalam Analisis Limbah Cair................................. 35
4.4.3. Parameter TSS Dalam Analisis Limbah Cair.................................. 36
4.4.4. Parameter NH3-N Dalam Analisis Limbah Cair ............................. 36
4.4.5. Parameter N-Total Dalam Analisis Limbah Cair.............................. 36
4.4.6. Parameter pH Dalam Analisis Limbah Cair...................................... 36
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 38
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 38
5.2. Saran..................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 40
LAMPIRAN
xi Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang .................................... 5
Tabel 4.1. Jenis Limbah dari Proses Produksi Karet................................. 22
Tabel 4.2. Analisa Limbah Cair Outlet PTPN VII Unit Padang Pelawi
Triwulan 2 Tahun 2021............................................................ 37
Tabel 4.3. Analisa Limbah Cair Domestik PTPN VII Unit Padang
Pelawi Triwulan 2 Tahun 2021................................................ 37
xii Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Sejarah Umum PT Perkebunan Nusantara............................. 6
Gambar 3.2. Sejarah Khusus PT Perkebunan Nusantara ............................ 7
Gambar 3.3. Logo Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII................... 8
Gambar 3.4. Struktur Organisasi di PTPN VII Unit Padang Pelawi .......... 10
Gambar 3.5. Peta Afdeling di PTPN VII Unit Padang Pelawi ................... 15
Gambar 4.1. Limbah Padat dari Kolam Rubber Trap............................. 18
Gambar 4.2. Limbah di Gudang Afval........................................................ 18
Gambar 4.3. Limbah Cair di Kolam Rubber Trap...................................... 19
Gambar 4.4. Cerobong Asap dari Heater ................................................... 20
Gambar 4.5. Cerobong Asap dari Dryer..................................................... 20
Gambar 4.6. Cerobong Asap dari Genset ................................................... 21
Gambar 4.7. Gudang Penyimpanan Limbah B3 ......................................... 22
Gambar 4.8. Instalasi Pengendalian Air Limbah (IPAL)............................ 24
Gambar 4.9. Kolam Rubber Trap Pada IPAL............................................. 25
Gambar 4.10. Kolam An Aerob Pada IPAL ............................................... 26
Gambar 4.11. Kolam Fakultatif Pada IPAL................................................ 26
Gambar 4.12. Kolam Aerob I Pada IPAL................................................... 27
Gambar 4.13. Kolam Aerob II Pada IPAL.................................................. 28
Gambar 4.14. Turbo Jet Aerator di Kolam Aerob II .................................. 28
Gambar 4.15. Kolam Aerob III Pada IPAL ................................................ 29
Gambar 4.16. Kolam Chek Dam I Pada IPAL............................................ 29
Gambar 4.17. Kolam Chek Dam II Pada IPAL .......................................... 30
Gambar 4.18. Pengamatan Debit Air Limbah............................................. 33
Gambar 4.19. Saluran Air Hujan dan Saluran Air Proses/Limbah ............. 34
xiii Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Proses Penyadapan Karet di PTPN VII Unit Padang Pelawi . 42
Lampiran 2. Kegiatan di Pabrik PTPN VII Unit Padang Pelawi................ 43
Lampiran 3. Kegiatan Selama Magang....................................................... 46
Lampiran 4. Kegiatan di Limbah PTPN VII Unit Padang Pelawi .............. 48
Lampiran 5. Surat Izin Magang dari PTPN VII Unit Padang Pelawi ......... 51
Lampiran 6. Absensi ................................................................................... 52
1 Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman yang berasal dari
benua Amerika dan saat ini telah menyebar luas ke seluruh dunia. Karet dikenal di
Indonesia sejak masa kolonial Belanda pada tahun 1900-an (Janudianto dkk,
2013). Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya
di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala
keluarga (KK), komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagi
salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan
penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-
wilayah pengembangan (Suryana, 2007).
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi
dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet di Indonesia yang
merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan mencapai 2,5 juta ton pada
tahun 2011 dan pendapatan devisa dari komoditas tersebut mencapai US$ 11,7
milyar. Negara-negara pengimpor utama karet dunia adalah United States, Jepang,
China, Korea Selatan, India dan Taiwan (Badan Pusat Statistik, 2011). Bahkan
indonesia pernah menjadi produsen karet alam nomor satu di dunia (Alinda,
2013).
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang penting di negara
Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada tahun 2014, areal perkebunan karet
luasnya mencapai 3,6 juta Ha, dimana ±3,1 juta Ha atau ±85% nya merupakan
perkebunan milik rakyat. Pada tahun tersebut juga produksi dari karet alam di
Indonesia mencapai 3,2 juta ton. Dengan produksi sebesar itu, Indonesia menjadi
negara produsen terbesar kedua di dunia setelah Thailand (IRSG, 2015).
Hasil perkebunan karet di Indonesia umumnya hanya diolah menjadi barang
setengah jadi yaitu berupa karet remah Standard Indonesia Rubber (SIR), Rubber
Smoke Sheet (RSS), lateks pekat, dan crepe. Produk-produk tersebut kemudian
diekspor atau dikonsumsi di pasar domestik oleh industri barang jadi karet,
sebelum kemudian digunakan oleh konsumen akhir yaitu konsumen rumah tangga
2
Universitas Sriwijaya
dan juga industri. Sebagian produksi dari barang setengah jadi karet alam
Indonesia yaitu karet remah SIR khususnya adalah SIR 20 (Hendratno, 2015).
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwasanya sebagian besar dari
produksi barang setengah jadi karet alam di Indonesia adalah karet remah SIR
khususnya SIR 20. Karet remah SIR kemudian dikonsumsi oleh konsumen
industri barang jadi karet padat dan konsumsi SIR utamanya dilakukan oleh
industri ban (Manggabarani, 2012).
Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat. Berdasarkan
skalanya industri dibedakan menjadi dua kelompok yaitu industri besar dan
industri kecil. Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak positif dari industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan
pemanfaatan teknologi baru di berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya
berasal dari limbah industri yang bersangkutan. Umumnya industri-industri besar
telah memiliki instalasi pengolahan limbah, sehingga pencemaran yang
diakibatkan oleh limbah industri tersebut hampir seluruhnya telah dapat ditangani
IPAL, yang terdapat di industri besar pada umumnya adalah IPAL dengan
pengolahan limbah dengan skala besar, sehingga dapat menampung debit limbah
yang cukup besar pula.
Salah satu industri yang erat hubungannya dengan masalah lingkungan
adalah industri karet. Pengendalian pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah
karet perlu mendapat perhatian yang serius untuk dipelajari dan diteliti agar
tingkat pencemaran limbah yang dibuang ke lingkungan berada dibawah baku
mutu lingkungan (BML) yang telah ditetapkan. Pembuangan limbah yang belum
diolah dengan optimal terus menyumbang kerusakan lingkungan, sehingga harus
segera diatasi. Hal ini memerlukan penanganan yang terpadu antara pihak
pemerintah, industri dan masyarakat, juga diperlukan teknologi pengolahan
limbah karet yang murah dan mudah dalam penanganannya (Yasin, 2018).
Limbah khususnya limbah cair yang dihasilkan harus memenuhi standar
baku mutu limbah dan sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku bagi
kondisi lingkungan dimana kegiatan industri sedang berlangsung. Karena itu
setiap parameter harus tersedia nilainya sebelum masuk sistem pengolahan dan
setelah limbah keluar sistem pengolahan harus diterapkan nilai-nilai parameter
3
Universitas Sriwijaya
kunci yang harus dicapai. Artinya harus diungkapkan kualitas limbah sebelum dan
sesudah limbah diolah dan apakah limbah tersebut memenuhi syarat baku mutu.
Salah satu pabrik karet yang melakukan pengolahan terhadap limbahnya
adalah PTPN VII Unit Padang Pelawi Bengkulu, yang mempunyai visi yakni
“Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik”. Visi
tersebut kemudian diperkuat melalui salah satu misinya yakni “Menjalankan
usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan
teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan”.
Oleh karena itu, “Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT Perkebunan
Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu” dipilih penulis sebagai topik
laporan dengan maksud untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair dan
baku mutu limbah yang dihasilkan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan magang, antara lain:
1. Mengetahui proses pengolahan limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi.
2. Menganalisis baku mutu limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan magang ini, adalah:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia kerja yang
sebenarnya sesuai dengan bidang yang dipelajari pada kegiatan perkuliahan
serta mengaplikasikannya secara langsung.
2. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan kondisi
lapangan.
3. Meningkatkan kreativitas, disiplin, etos kerja dalam diri serta menjadikan diri
lebih baik dan siap bekerja di dunia kerja.
4 Universitas Sriwijaya
BAB 2
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara VII Unit
Padang Pelawi, Bengkulu yang beralamat di Padang Pelawi, Kecamatan Sukaraja,
Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Penugasan kegiatan magang praktikan
diatur oleh pihak perusahaan dengan menyesuaikan kegiatan di PTPN VII Unit
Padang Pelawi. Kegiatan magang dimulai dari bagian tanaman sehingga pratikan
terjun langsung ke kebun karet dan belajar penyadapan. Selanjutnya praktikan ke
bagian pengolahan, pemasaran, dan terakhir yaitu kegiatan di kantor.
Waktu pelaksanaan magang dilakukan selama 30 hari kerja, terhitung dari
tanggal 7 Juni 2021 sampai dengan 17 Juli 2021. Hari kerja dimulai pada hari
Senin sampai dengan Sabtu. Untuk hari Senin-Kamis jam kerja dimulai dari pukul
07.00 sampai dengan pukul 16.00. Untuk hari Jum’at jam kerja dimulai dari pukul
07.00 sampai dengan pukul 11.00 dan untuk hari Sabtu jam kerja dimulai dari
pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00.
2.2. Metode Pelaksanaan
2.2.1. Metode Pelaksanaan Magang
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan partisipasi aktif.
Metode studi pustaka dipersiapkan terlebih dahulu untuk mendapatkan materi
yang berkaitan dengan instansi tempat praktikan melakukan kegiatan magang.
Pada kegiatan partisipasi aktif, praktikan ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan
oleh PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi khususnya kegiatan
budidaya, pengolahan, pemasaran, manajemen sumberdaya manusia.
2.2.2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam kegiatan magang ini yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan
wawancara secara langsung kepada karyawan serta melakukan dokumentasi
terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan data sekunder adalah data yang
5
Universitas Sriwijaya
diperoleh dari literatur dan bahan bacaan yang ada di PT Perkebunan Nusantara
VII Unit Padang Pelawi, Bengkulu.
2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan magang di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang
No. Kegiatan
Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Peninjauan Lokasi
Magang
x
2. Studi Pustaka x
3. Pengajuan Surat Izin x
4.
Menunggu Surat
Balasan
x
5. Pelaksanaan Magang x x x x x x x
6. Visitasi Dosen x
7. Laporan dan Konsultasi x
Keterangan:
1,2,3,4 : Minggu ke-
x : Menyatakan dalam satu minggu
6 Universitas Sriwijaya
BAB 3
PROFIL PERUSAHAAN
3.1. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII
Pada tahun 1830 PT Perkebunan Nusantara VII di bawah kekuasaan
Belanda, dikoordinasi Badan Dagang Pemerintah Kolonial Belanda. Belanda
membangun kebun industri sepanjang Pulau Sumatera. Hal ini bertujuan agar
Belanda dapat mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam dan sumber daya
manusia melalui Cultuurstelsel atau system tanam paksa. Belanda juga melakukan
investasi bersama bangsa Eropa di Indonesia. Pada 1870 hingga 1900 periode dan
politik etis Negara agar tidak lagi memonopoli bisnis perkebunan dan memberi
kekuasaan kepada swasta Eropa. Pada tahun 1945 Indonesia merdeka semua
perusahaan asing yang dinasionalkan menjadi PPN (Perseroan Perkebunan
Negara).
Gambar 3.1. Sejarah Umum PT Perkebunan Nusantara
PT Perkebunan Nusantara VII semula merupakan BUMN Perkebunan
berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996 tanggal 11 Maret 1996 yang terdiri dari
gabungan perusahaan perkebunan: PT Perkebunan X (Persero) di Provinsi
Lampung dan Sumatera Selatan, PT Perkebunan XXXI (Persero) di Provinsi
Lampung dan Sumatera Selatan, Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI
7
Universitas Sriwijaya
(Persero) di Kabupaten Lahat, Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII
(Persero) di Provinsi Bengkulu.
Pada tahun 2014 berdasarkan PP nomor 72 tahun 2014 tanggal 17
september 2014, tentang penambahan Penyertaan Modal Negara Republik
Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroaan (Persero) PT
Perkebunan Nusantara III maka perusahaan berubah status menjadi perseroaan
terbatas yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan
terbatas. Perusahaan ini bergerak di bidang agribisnis dengan komoditas olah
tanaman karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang berlokasi di tiga provinsi yaitu
Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Pada tahun 2014 pembentukan
Holding perkebunan dengan perubahan struktur pemegang saham 10 persen oleh
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) dan 90 persen oleh PTPN III (persero) dengan nama perusahaan menjadi
PT Perkebunan Nusantara VII.
Gambar 3.2. Sejarah Khusus PT Perkebunan Nusantara
Pada 23 Agustus 2019 hingga saat ini, wilayah kerja Perseroan meliputi 3
Provinsi yang terdiri atas 2 Kantor Penghubung, 9 Unit di Provinsi Lampung, 12
Unit di Provinsi Sumatra Selatan dan 3 Unit di Provinsi Bengkulu. Sejak awal,
Perseroan didirikan untuk ambil bagian dalam melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan
Nasional pada umumnya serta sub-sektor perkebunan pada khususnya. Ini semua
8
Universitas Sriwijaya
bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang agribisnis dan agroindustri, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan
jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan
dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan melalui prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas.
3.2. Makna Logo PT Perkebunan Nusantara VII
Logo PTPN VII adalah sebuah simbol yang menggambarkan kekuatan
karakter secara utuh dan jelas. Konsep penciptaan logo yang matang dan tepat
sangat penting karena akan menentukan makna logo secara keseluruhan.
Gambar 3.3. Logo Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII
Logo PTPN VII terinspirasi oleh bentuk Globe yang berbentuk lingkaran
elips berwarna biru langit dan bentuk biji tanaman yang berwarna orange. Adapun
bentuk elips dalam dunia grafis mewakili sesuatu bentuk kesempurnaan. Kesatuan
dari bentuk logo PTPN VII adalah cerminan visi dan misi perusahaan, dimana
PTPN VII akan terus tumbuh dan berkembang layaknya seperti biji tanaman,
dengan keperdulian terhadap lingkungan, untuk menggapai target yang paling
tinggi (bola dunia elips) dan juga merupakan refleksi komitmen usaha yang
dijalankan oleh PTPN VII untuk terus berinovasi baik untuk masyarakat maupun
kelompok usahanya. Typography dalam huruf-huruf yang membangun nama
PTPN VII menggunakan huruf kecil (lower case), hal ini dimaksudkan untuk
9
Universitas Sriwijaya
menghindarkan kesan angkuh atau arogan, sehingga PT Perkebunan Nusantara
berkesan ramah dan cinta lingkungan, hal ini sesuai dengan filosofi dan karakter
perusahaan untuk terus berorientasi pada pasar dan melihat peluang kedepan.
3.3. Profil PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
Berdasarkan surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik
Indonesia No. 949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 perihal permohonan bantuan
kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. 1 Bengkulu untuk menyediakan tanah kebun
inti dari PTP XXIII dan Start-up Project dalam rangka proyek NeS VI di
Bengkulu, yang kemudian surat tersebut disetujui oleh Gubernur dengan
penunjukan lokasi di Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan dengan
luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha.
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang dilakukan di PTPN VII Unit
Padang Pelawi harus berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi PT
Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi adalah menjadi perusahaan
agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik. Sedangkan misi PT
Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi adalah: (1) Menjalankan usaha
perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan teknologi
budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan, (2)
Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu
tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor, (3) Mewujudkan daya saing produk
yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuh
kembangkan perusahaan, (4) Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi
dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan
teknologi terbarukan, (5) Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi
sumberdaya yang dimiliki perusahaan, (6) Memelihara keseimbangan kepentingan
stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.
3.4. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII
Adapun struktur organinasi yang ada di PT Perkebunan Nusantara VII Unit
Padang Pelawi yaitu sebagai berikut.
10
Universitas Sriwijaya
Gambar 3.4. Struktur Organisasi di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Tugas pokok masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
a. Manajer, tugas pokoknya antara lain:
1) Memimpin dan mengelola Unit Perusahaan dan secara kreatif
mengembangkan Kebijakan Direksi.
2) Sebagai wakil Direksi di Unit, mengkoordinir dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan produksi dan operasional yang ditujukan untuk
meningkatkan nilai tambah guna memperoleh pendapatan dan keuntungan
bagi Perusahaan.
3) Mengelola dan menjaga aset Perusahaan dengan cara efektif dan efisien
serta bertanggung jawab atas mutu hasil kerja bidang tanaman, teknik,
pengolahan, administrasi, keuangan, kesehatan dan umum di Unit yang
dipimpinannya.
Manajer
Unit
(Heria
Kusworo,
S.P.)
Asisten Kepala Wil. 1
(Amin Khairi, S.P.)
Asisten Afdeling 1
(Yuli)
Asisten Afdeling 2
(Dwihanto Sepriantoro, S.P)
Asisten Afdeling 3
(Buadi)
Asisten Afdeling 4
(Joko Susilo)
Asisten Kepala Wil. 2
(Lambok P. Nababan, S.P.)
Asisten Afdeling 5
Asisten Afdeling 6
(Santoso)
Asisten Afdeling 7
(Erlan)
Asisten AKU
(Bakhtiar Yusuf, S.E.)
Asisten Personalia
(Nurwanto, S.A.P)
Masinis Kepala
(Arifianto Adi Wibowo, S.T)
Asisten Teknik
(Arifian Adetyo, S.T)
Asisten Pengolahan
(Ahmad Zaki, S.T)
11
Universitas Sriwijaya
4) Mengkoordinir/bertanggung jawab atas penyusunan RKAP, RO dan SPMK
di Unit yang bersangkutan dan mengawasi pelaksanaannya.
5) Selalu memelihara hubungan yang harmonis dengan instansi Pemerintah
dan Lembaga lainnya guna kepentingan Perusahaan dan masyarakat
sekitarnya.
b. Asisten Kepala Tanaman, tugas pokoknya antara lain:
1) Mengkoordinir Afdeling dan bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP,
RO dan SPMK di bidang tanaman.
2) Sebagai Kepala Produksi bertanggung jawab dalam pengawasan,
pelaksanaan teknis tanaman, dan naik-turunnya produksi.
3) Mengevaluasi hasil kerja di afdeling-afdeling dan rencana tindak lanjut hasil
evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer.
4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan
berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan.
5) Melaksanakan penyuluhan petani peserta program kemitraan dan
memberikan perhitungan kebutuhan biaya dan sarana produksi.
c. Masinis Kepala Pabrik, tugas pokoknya antara lain:
1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengoperasian
pabrik sesuai dengan prosedur, norma, dan ketentuan/peraturan yang
berlaku, dan menyelenggarakan pengawasan serta bertanggung jawab dalam
penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang teknik dan pengolahan.
2) Sebagai Kepala Pengolahan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengendalian pengoperasian pabrik pengolahan dan kontinuitas jalannya
proses pengolahan, serta kualitas dan rendemen hasil olahannya.
3) Mengevaluasi hasil kerja di bidang teknik dan pengolahan serta rencana
tindak lanjut evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer.
4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang teknik dan pengolahan
dengan berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan.
5) Memberikan motivasi dan melaksanakan pengawasan melekat kepada
seluruh Pekerja dalam ruang lingkup tugasnya untuk meningkatkan prestasi
dan produktivitas kerja serta peningkatan karier pekerja bawahannya.
12
Universitas Sriwijaya
d. Asisten Kepala Akuntansi, Keuangan dan Umum, tugas pokoknya antara lain:
1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas administrasi perkantoran
afdeling dan kantor induk serta pengawasan pelaksanaan kegiatan yang
meliputi administrasi, keuangan, kesehatan kesejahteraan dan umum.
2) Mengkoordinir pembuatan/penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang
yang bersangkutan serta pengendalian pelaksanaannya.
3) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan administrasi produksi, penyimpanan
dan pemasaran hasil produksi, pengeluaran barang persediaan gudang,
kepegawaian, dan penggunaan seluruh sumber dana Perusahaan yang berada
di unit secara efektif dan efisien berdasarkan standard/ketentuan yang telah
ditetapkan.
4) Melaksanakan pembukuan dan administrasi unit serta penyusunan laporan
manajemen dan semua laporan yang telah ditetapkan dengan benar dan tepat
waktu.
5) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang di/melalui
kas Perusahaan dan Bank (arus kas) sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
e. Asisten Afdeling, tugas pokoknya antara lain:
1) Mengkoordinir segala kegiatan dari mulai pengolahan tanah sampai dengan
panen (termasuk angkut) di afdelingnya dan bertanggung jawab dalam
penyusunan RKAP, RKO dan SPMK di bidang tanaman afdeling.
2) Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pelaksanaan teknis tanaman di
afdelingnya.
3) Mengevaluasi hasil kerja di afdelingnya dan membuat rencana tindak lanjut
hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer melalui Sinder
Kepala Tanaman.
4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan
berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan.
5) Melaksanakan penyuluhan petani peserta program kemitraan dan
memberikan perhitungan kebutuhan biaya dan sarana produksi.
f. Asisten Teknik, tugas pokoknya antara lain:
1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan
13
Universitas Sriwijaya
pengoperasian, pemeliharaan mesin/instalasi pabrik sesuai prosedur, norma,
ketentuan/peraturan kerja yang berlaku serta menyelenggarakan pengawasan
dan bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang
teknik.
2) Mengkoordinir pelaksanaan pengendalian pengoperasian mesin-
mesin/instalasi alat-alat pengolahan.
3) Mengevaluasi hasil kerja di bidang teknik serta membuat rencana tindak
lanjut hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer melalui
Sinder Kepala Teknik dan Pengolahan.
4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang teknik dengan
berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan.
5) Memberikan motivasi dan melaksanakan pengawasan melekat kepada
seluruh pekerja dalam ruang lingkup tugasnya untuk meningkatkan prestasi
dan produktivitas kerja serta peningkatan karier pekerja bawahan.
g. Asisten Pengolahan, tugas pokoknya antara lain:
1) Mengkoordinir segala kegiatan dari mulai pengolahan tanah sampai dengan
panen (termasuk angkut) di afdelingnya dan bertanggung jawab dalam
penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang tanaman afdeling.
2) Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pelaksanaan teknis tanaman di
afdelingnya.
3) Mengevaluasi hasil kerja di afdelingnya dan membuat rencana tindak lanjut
hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer melalui Sinder
Kepala Tanaman.
4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan
berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan.
5) Melaksanakan penyuluhan petani peserta program kemitraan dan
memberikan perhitungan kebutuhan biaya dan sarana produksi.
h. Asisten Personalia, tugas pokoknya antara lain:
1) Memastikan pelaksanaan operasional pekerjaan bidang SDM dan Umum
berjalan dengan efektif dan efisien.
2) Memastikan penyusunan RKAP dan RKO untuk proses bisnis Unit menjadi
pedoman operasional yang akurat.
14
Universitas Sriwijaya
3) Memastikan penggunaan biaya efisien dan efektif dengan berpedoman
kepada RKAP dan RKO yang telah disahkan.
4) Memastikan penyusunan dan penyampaian laporan manajemen akurat dan
tepat waktu.
5) Memastikan kewajiban Keuangan, (Perpajakan, Jamsostek, kewajiban
lainnya) dibayar dan dilaporkan tepat waktu.
6) Memastikan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan terkelola
dengan baik.
7) Memastikan kondisi lingkungan kerja di Unit aman dan kondusif.
3.5. Peta Wilayah PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
Berdasarkan surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik
Indonesia No. 949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 perihal permohonan bantuan
kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. 1 Bengkulu untuk menyediakan tanah kebun
inti dari PTP XXIII dan Start-up Project dalam rangka proyek NeS VI di
Bengkulu. Yang kemudian surat tersebut disetujui oleh Gubernur dengan
penunjukan lokasi di Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan dengan
luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha.
Luas Lahan:
HGU : 5.804 Ha (Berlaku s.d 2023)
HGB : 15,75 Ha (Berlaku s.d 2037)
(-3,8 Ha Dibebaskan Untuk Jalan Toll Trans Sumatra)
PTPN VII Unit Padang Pelawi ini terdiri atas 8 Afdeling mulanya.
Kemudian mengalami penyusutan menjadi 7 Afdeling. Total areal perkebunan inti
yang digarap yaitu 4.295 Ha dengan luas setiap Afdeling berbeda-beda. Pada
Afdeling I luas garapan yaitu 586 Ha, Afdeling II yaitu 668 Ha, Afdeling III yaitu
615 Ha, Afdeling IV yaitu 620 Ha, Afdeling V yaitu 613 Ha, Afdeling VI yaitu
608 Ha, dan Afdeling VII yaitu 585 Ha. Berikut ini gambar peta dari setiap
Afdeling.
15
Universitas Sriwijaya
Gambar 3.5. Peta Afdeling di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Setiap Afdeling dipimpin oleh seorang asisten Afdeling yang dibantu oleh
Mandor Besar, Mandor Sadap, dan Krani. Afdeling I–IV dipimpin oleh Asisten
Kepala Wilayah 1. Sedangkan untuk Afdeling V-VII dipimpin oleh Asisten
Kepala Wilayah 2.
3.6. Letak Geografis PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi berlokasi di Jalan Raya
Bengkulu–Manna KM 26,5, Desa Padang Pelawi, Kecamatan Sukaraja, Provinsi
Bengkulu. Titik koordinat dari PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
yaitu 03o
45’–04o
00’ Lintang Selatan dan 102o
17’–102o
32’ Bujur Timur.
16
Universitas Sriwijaya
Adapun batas-batas wilayah di PTPN VII Unit Padang Pelawi antara lain:
a) Sebelah Timur : Kecamatan Air Periukan
b) Sebelah Barat : Desa Niur dan Desa Cahaya Negeri
c) Sebelah Utara : Kebun Masyarakat
d) Sebelah Selatan : Desa Kayu Arang dan Desa Padang Pelawi
3.7. Keadaan Iklim dan Tanah
PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi memiliki topografi yang
beragam mulai dari daratan hingga berbukit karena terletak di lereng Bukit
Barisan. Kemiringan lahan berkisar antara 0º hingga 60º. Ketinggian antara 10
hingga 350 meter di atas permukaan laut. Kondisi tanahnya adalah jenis tanah
alluvial dan podsolik merah kuning (PMK), kepekaan tanah terhadap erosi cukup
tinggi, sering terjadi gempa tektonik dengan pusat gempa di Bukit Barisan.
Suhu udara relatif panas, suhu rata-rata tahaunan adalah 25,9º C. Suhu rata-
rata maksimum terjadi pada bulan Mei yakni 32,5º C dan rata-rata minimum
terjadi pada bulan Juli dan Agustus yakni 21,5º C. Kelembaban udara termasuk
tinggi dengan kelembaban rata-rata minimum 83,3%, kelembaban udara dari
bulan ke bulan relatif stabil sepanjang tahun. Tanah yang dijadikan lokasi
penanaman pohon karet milik perusahaan adalah tanah kuning perbukitan yang
relatif subur untuk digunakan dalam aktivitas perkebunan.
17 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Limbah di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Unit Padang Pelawi merupakan pabrik yang memproduksi karet remah
atau crumb rubber dan disebut juga sebagai Standard Indonesian Rubber
(SIR). Karet SIR adalah karet remah yang merupakan jenis karet olahan
dengan mutu spesifik, Unit ini memproduksi SIR 20. Bahan baku produk SIR
berasal dari lateks kebun yang diperoleh dari penyadapan pohon karet. Setiap
kegiatan industri bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat
dan mendatangkan keuntungan sosial-ekonomi. Industri tersebut
menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa limbah. PPKR Unit
Padang Pelawi merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah dari
proses produksinya.
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara
langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainnya (Purba,
2009). Limbah merupakan masalah penting bagi sebuah industri. Pabrik
pengolahan karet PT Perkebunan Nusantara VII Padang Pelawi mengeluarkan 4
jenis limbah yaitu limbah cair, emisi gas buang, limbah padat, dan limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun).
4.1.1. Limbah Padat di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri yang berbentuk padat,
biasanya dihasilkan dari beberapa aktivitas produksi. Limbah padat PPKR Unit
Padang Pelawi biasanya berasal dari kolam rubber trap, kolam an aerob,
campuran tanah dan tatal. Limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu
berbahaya dan limbah tersebut masih dapat digunakan kembali untuk
pembuatan produk lain (reuse) seperti untuk pot bunga. Terdapat limbah padat
yang tidak bisa didaur ulang yaitu remahan yang disebut dengan afval.
18
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.1. Limbah Padat dari Kolam Rubber Trap
Gambar 4.2. Limbah di Gudang Afval
4.1.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Limbah cair dari pengolahan karet Unit Padang Pelawi biasanya bersumber
dari tahap penggilingan dan pencucian. Limbah cair industri karet remah
mengandung berbagai bahan organik yang berasal dari unsur karet itu sendiri
dan dari bahan koagulan yang digunakan. Buangan dari pabrik karet
19
Universitas Sriwijaya
umumnya terdiri dari air sisa proses produksi. Sifat limbah cair yang
dihasilkan berbeda-beda, tergantung proses yang digunakan dalam pabrik.
Limbah cair yang dihasilkan dialirkan melalui parit yang akan diarahkan ke
Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL, karena limbah cair yang tidak
dikelola dengan baik berdampak bagi lingkungan pabrik dan kesehataan
masyarakat.
Gambar 4.3. Limbah Cair di Kolam Rubber Trap
4.1.3. Limbah Gas di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Limbah gas yang dihasilkan oleh PTPN VII Unit Padang Pelawi adalah gas
atau asap yang keluar dari cerobong genset, cerobong heater dan cerobong dryer.
Gas atau asap yang dikeluarkan dari heater dan dryer merupakan gas pembuangan
proses pengeringan SIR 20. Gas yang keluar dari cerobong genset adalah gas hasil
pembakaran antara bahan bakar solar yang mengandung bahan-bahan kimia
dengan udara.
20
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.4. Cerobong Asap dari Heater
Gambar 4.5. Cerobong Asap dari Dryer
21
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.6. Cerobong Asap dari Genset
Debit udara yang dikeluarkan oleh sumber pengeluaran limbah gas di PPKR
Unit Padang Pelawi berbeda-beda untuk setiap sumbernya. Pengujian emisi gas
buang dilakukan oleh Sucofindo dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kualitas
udara, kebauan, kebisingan, getaran yang ada di sekitar pabrik.
4.1.4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Selain limbah cair, padat, dan gas juga terdapat limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Limbah B3 ini disimpan terpisah di ruang pengolahan
limbah. Limbah yang disebut dengan B3 terdiri dari aki, lampu, jarum suntik,
terpentin, oli dan accu bekas dari alat angkut forklift, kendaraan penumpang,
kendaraan angkutan dan mesin pembangkit (genset caterpillar).
22
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.7. Gudang Penyimpanan Limbah B3
Tabel 4.1. Jenis Limbah dari Proses Produksi Karet
Jenis
Limbah
Proses Pengolahan Karet Remah
Padat
Pengutipan sisa karet di kolam rubber trap
Campuran tanah dengan tatal
Campuran tanah dengan koagulum (butir-butir karet)
Cair
Penggilingan untuk kadar karet kering
Proses pengolahan basah
Proses pengolahan kering
Pencucian alat
Gas
Cerobong asap dari mesin genset
Cerobong asap dari mesin dryer
Cerobong asap dari mesin heater
B3
Lampu, Jarum Suntik, Terpentin, Oli dan Accu Bekas dari Alat
Angkut Forklift, Kendaraan Penumpang, Kendaraan Angkutan
dan Mesin Pembangkit (Genset Caterpillar)
4.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa
dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari
rumah tangga (domestik) maupun industri. Limbah cair industri adalah buangan
hasil proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya karena
23
Universitas Sriwijaya
tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang, salah satu
contohnya yaitu air limbah dari pabrik karet.
Pada PPKR Unit Padang Pelawi, limbah cair pengolahan karet berasal
dari proses penggilingan, dan pencucian. Limbah cair dialirkan melalui parit
yang yang terdapat di sekeliling pabrik pengolahan menuju ke Instalasi
Pengelolaan Air Limbah atau IPAL. Pengendalian limbah cair yang dilakukan
adalah pengendalian pemakaian air di pabrik (In Plant Control) dan in house
keeping yang baik, dengan melakukan efisiensi air dan beban pencemaran air
sebesar 3% dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penggunaan air Recycling limbah cair sebesar 30% untuk proses
pengolahan
2. Melalukan pembatasan jam operasi pompa air ke komplek perumahan
3. Meningkatkan house keeping
Sarana pengolahan air limbah yang digunakan oleh PTPN VII Unit Padang
Pelawi, yaitu rubber trap, an aerob, fakultatif, aerob I, aerob II, aerob III dan chek
dam I. Adapun data sarana pengolahan air limbah SIR di Unit Padang Pelawi
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
24
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.8. Instalasi Pengendalian Air Limbah (IPAL)
36
A. DATA TEKNIS KOLAM
No HRT Volume(m3)
1 0,66 712,8
2 9 9.525
3 9 9.525
4 6 6.350
5 4 4.147
6 2 1.800
7 44 47.080
No Daya Keterangan OUT LET
1 @15HP -
2 15HP -
K:
KISO_PAWI/ALL DATA/ PELATIHAN/ALUR SIR 20 PAWI
Pompa Air Recycle 1 Warmen
Keterangan : Pembuatan Tahun 1991; Pelebaran Tahun: 1996
Uraian Jumlah Merk
Aerator (MTO2) 2 Jet Aerator
Chek Dam II
(Penampung Air Hujan)
B. DATA TEKNIS UPL
214 44 5 - 47.080
Aerob III 30 30 2
Chek Dam I 214 44 5
Aerob I 63,5 25 4
Aerob II 60,1 23 3
An Aerob 63,5 30 5
Fakultatif 63,5 30 5
Rubber Trap 36 12 1,65
8
LAY OUT
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PABRIK PENGOLAHAN KARET REMAH UU. PAWI
Uraian Panjang Lebar Tinggi
CHEK DAM I
(214x44x5 =47.080 m3)
HRT = 44 Hari
AEROB II
(60.1x23x3 =4.146 m3)
HRT = 4 Hari
PABRIK
AN AEROB
(63.5x30x5 =9.525 m3)
HRT = 9 Hari
In Let
(36x12x1.65= 712,8 m3)
HRT = 0.66 Hari
FAKULTATIF
(63.5x30x5 =9.525 m3)
HRT = 9 Hari
AEROB I
(63.5x25x4 =6.350 m3)
HRT = 6 Hari
AEROB III
(30x30x2 = 1800 m3)
HRT = 2 Hari
RUBBER TRAP
PENAMPUNG AIR HUJAN
CHEK DAM II
(214x44x5 =47.080 m3)
LG
RECYCLING
KE
PABRIK
LG
POMPA AIR
AERATOR
Diffuser
25
Universitas Sriwijaya
4.2.1. Kolam Rubber Trap Pada IPAL
Tahap pertama dilakukan melalui kolam rubber trap. Kolam ini memiliki
kapasitas, kolam rubber trap adalah 712,8 m3
(36x12x ,65 m) dengan retensi 0,66
hari. Limbah dikutip 2-4 hari sekali agar lebih mudah dalam pengambilan karena
sudah berbentuk limbah padat. Pemeliharaan harian lingkungan kolam dilakukan
setiap hari.
Gambar 4.9. Kolam Rubber Trap Pada IPAL
4.2.2. Kolam An Aerob Pada IPAL
Setelah dari proses penyaringan kolam Rubber Trap, air limbah yang telah
dipisah dari karet akan dialirkan ke kolam kedua yaitu kolam an aerob. Fungsi
kolam ini adalah untuk mengendapkan limbah karet dan untuk menguraikan
senyawa-senyawa kimia yang terkandung di air oleh bakteri-bakteri an aerob dan
dikolam ini sebaiknya terpapar dengan sinar matahari langsung dikarenakan
bakteri yang ada dikolam an aerob dapat hidup dan berkembang biak. Kolam ini
mempunyai ukuran kedalaman yang cukup dalam. Kapasitas kolam an aerob
adalah 9.525 m3
(63,5x30x5 m) dengan masa tinggal 9 hari.
26
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.10. Kolam An Aerob Pada IPAL
4.2.3. Kolam Fakultatif Pada IPAL
Kolam ketiga adalah kolam fakultatif dan kolam ini merupakan lanjutan dari
kolam penanganan limbah cair industri karet remah setelah kolam an aerob. kolam
ini berfungsi sebagai perantara antara kolam an aerob dengan kolam aerob.
Kapasitas kolam fakultatif adalah 9.525 m3
(63,5x30x 5 m) dengan retensi 9 hari.
Gambar 4.11. Kolam Fakultatif Pada IPAL
27
Universitas Sriwijaya
4.2.4. Kolam Aerob I Pada IPAL
Kolam Keempat adalah kolam aerob I yang berfungsi agar air kontak secara
langsung dengan udara dan dapat mengikat oksigen. Pada kolam aerob dilengkapi
dengan difusser sebanyak 1 unit dengan tujuan agar dikolam menghasilkan
gelembung-gelembung udara. Kolam aerob disemprot dengan air pada setiap sisi-
sisinya. Kolam aerob I memiliki kapasitas 6.350 m3
(63,5x25x4 m) dan masa
retensi 6 hari.
Gambar 4.12. Kolam Aerob I Pada IPAL
4.2.5. Kolam Aerob II Pada IPAL
Kolam aerob II merupakan kolam tempat pemberian oksigen untuk
mengendalikan kadar COD dan BOD dengan menggunakan turbo jet aerator
sebanyak 2 unit. Turbo jet aerator digunakan agar menstimulasi lebih banyak
oksigen yang masuk ke dalam kolam. Turbo jet aerator merupakan salah satu
alat yang dapat digunakan sebagai alat penambah oksigen dalam limbah atau
untuk menghomogenkan air limbah dengan udara/oksigen dengan
menggunakan prinsip perputaran baling-baling yang dapat menstimulasi air
limbah untuk berkontak langsung dengan udara. Penambahan oksigen (aerasi)
dengan turbo jet aerator akan mengurangi konsentrasi zat pencemar di dalam
air limbah, hal ini akan mempengaruhi nilai parameter-parameter untuk
pengukuran baku mutu limbah cair industri karet yaitu BOD5, COD, pH, TSS,
NH3, dan N-total. Kolam aerob II memiliki kapasitas 4.146 m3
(60,1x23x3 m)
dengan masa tinggal 4 hari.
28
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.13. Kolam Aerob II Pada IPAL
Gambar 4.14. Turbo Jet Aerator di Kolam Aerob II
4.2.6. Kolam Aerob III Pada IPAL
Pada kolam aerobik III merupakan kolam lanjutan dari kolam aerob II.
Kolam aerob III memiliki kedalaman yang lebih dangkal dari kolam-kolam
sebelumnya. Hal ini bertujuan agar sinar matahari akan lebih mudah masuk ke
dalam kolam dan memperbanyak bakteri aerob yang dapat hidup. Kolam aerob
III memiliki kapasitas 1.800 m3
(30x30x2 m) dengan masa tinggal 2 hari.
29
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.15. Kolam Aerob III Pada IPAL
4.2.7. Kolam Chek Dam I Pada IPAL
Pada kolam terakhir adalah kolam chek dam I. Kolam ini digunakan sebagai
kolam yang menentukan bahwa limbah cair tersebut sudah tidak berbahaya.
Kolam ini terdapat beberapa ekor ikan yang digunakan sebagai indikator dari
limbah cair tersebut. Kolam chek dam I merupakan kolam recycling. Air di dalam
kolam recycling adalah air yang siap dipompakan dan digunakan kembali untuk
proses pengolahan karet remah (SIR). Kolam chek dam I memiliki kapasitas
47.080 m3
(214x44x5 m) dengan masa tinggal 44 hari, air hasil kolam chek dam I
dapat langsung dialirkan ke sungai setelah melewati pintu debit air.
Gambar 4.16. Kolam Chek Dam I Pada IPAL
30
Universitas Sriwijaya
4.2.8. Kolam Chek Dam II Pada IPAL
Lalu terdapat kolam chek dam II. Kolam ini digunakan sebagai kolam
penampung air hujan karena air hujan tidak boleh bercampur dengan air proses.
Kolam chek dam II memiliki kapasitas 47.080 m3
(214x44x5 m).
Gambar 4.17. Kolam Chek Dam II Pada IPAL
4.3. Mekanisme Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan air limbah bertujuan untuk memastikan air limbah yang
dibuang ke sungai/lingkungan sudah memenuhi baku mutu limbah yang
dipersyaratkan, sehingga diperlukan pengolahan secara bertahap agar air
limbah terurai dengan baik.
Pengolahan limbah cair di PPKR Unit Padang Pelawi menggunakan
sistem IPAL yang baik. Pengolahan limbah cair yang dilakukan yaitu dengan
primary treatment dan secondary treatment. Pengolahan pertama atau primary
treatment merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan zat padat
tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Pemisahan di rubber trap
merupakan penanganan limbah cair awal atau primary treatment karena
kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menghilangkan zat padat pada
limbah cair dengan cara pengapungan. Sedangkan pengolahan kedua atau
secondary treatment bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan organik
melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Secondary treatment terdapat
31
Universitas Sriwijaya
pada kolam an aerob hingga kolam chek dam I dengan sistem pendekatan
lagoon system, karena kolam-kolam tersebut sebagai tempat degradasi bahan-
bahan organik dalam air limbah dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme.
Limbah cair dipisahkan dari karet yang masih terkandung di dalam air
limbah melalui kolam rubber trap. Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk
menggumpalkan atau menangkap butir-butir karet (koagulum). Butiran-
butiran karet yang telah terpisah dari air limbah akan mengapung di
permukaan kolam. Padatan tersebut akan dikutip setiap 2-4 hari sekali.
Pengutipan ini merupakan salah satu kegiatan pengendalian limbah cair secara
House Keeping yang diterapkan oleh PPKR Unit Padang Pelawi.
Air limbah dialirkan ke kolam an aerob, setelah melalui kolam rubber
trap. Pada kolam ini dilakukan pemisahan bahan-bahan organik senyawa
karbon, nitrogen, dan fosfor yang terdapat dalam limbah cair industri karet
remah dapat didegradasi oleh bakteri metanogenik yang akan menghasilkan
gas metana. Pengolahan sekunder di PPKR Unit Padang Pelawi ada tiga cara
yaitu an aerob, fakultatif, dan aerob. Ketiga pengolahan tersebut merupakan
pengolahan limbah cair yang dilakukan secara biologis yaitu dengan bantuan
mikroorganisme untuk mendegradasi limbah tersebut.
Sistem kolam an aerob merupakan salah satu pengolahan air limbah
yang di dalamnya terjadi degradasi bahan-bahan organik tanpa adanya oksigen
bebas yang menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Kolam an aerob
merupakan kolam yang paling dalam, hal ini bertujuan agar proses an aerob
(tidak ada udara) dapat terjadi karena sinar matahari sulit menembus ke dalam
air sehingga bakteri an aerob dapat hidup. Kolam ini mempunyai penutup
permukaan berupa limbah padat lapisan karet, hal ini bertujuan untuk
mencegah oksigen masuk kedalam kolam sehingga bakteri an aerob dapat
bekerja optimal merombak limbah cair menjadi senyawa organik sederhana.
Kapasitas kolam an aerob diperkirakan dapat menampung produksi air
limbah selama 18-20 hari, sedangkan kapasitas kolam aerob diharapkan dapat
menampung produksi air limbah selama 8-10 hari. Pada prinsipnya proses
yang terjadi dengan cara an aerob adalah mengubah bahan organik dalam
32
Universitas Sriwijaya
limbah air menjadi methan dan karbon dioksida tanpa ada oksigen. Perubahan
ini dilaksanakan dalam dua tahap dengan dua kelompok bakteri yang berbeda.
Pertama, zat organik diubah menjadi asam organik dan alkohol yang mudah
menguap. Kedua, melanjutkan perombakan senyawa asam organik menjadi
methan.
Kolam fakultatif adalah kolam yang mengandung bakteri yang memiliki
adaptasi yang tinggi. Kolam fakultatif berfungsi sebagai perantara atau
peralihan antara kolam an aerob dengan kolam aerob. Pada kolam ini, bakteri
aerob mulai hidup namun belum terlalu banyak. Kolam fakultatif sebagai
tempat perombakan senyawa organik sederhana yang belum terurai dalam
kolam an aerob.
Air limbah dari kolam fakultatif akan dialirkan menuju kolam aerob.
Kolam aerob terdiri dari aerob I, aerob II, aerob III. Kolam aerob I adalah
kolam yang tidak tertutup permukaannya sehingga dapat kontak langsung
dengan udara bebas, sehingga berfungsi sebagai tempat penguraian senyawa-
senyawa dalam air limbah secara aerob oleh bakteri aerob dengan cara
mengoksidasi asam-asam organik. Pada kolam aerob dilengkapi dengan difusser
sebanyak 1 unit dengan tujuan agar dikolam menghasilkan gelembung-gelembung
udara. Pada kolam aerob I juga diberikan penyemprot di sekitar kolam air dari
penyemprot tersebut berfungsi sebagai pengikat oksigen dari udara menuju ke
dalam kolam sehingga dapat mengefisiensikan oksigen.
Air limbah dari aerob I, selain menuju kolam aerob II juga masuk ke
kolam aerob III. Kemudian air limbah menuju kolam aerob II. Kolam aerob II
merupakan kolam tempat pemberian oksigen dengan menggunakan turbo jet
aerator. Turbo jet aerator digunakan agar menstimulasi lebih banyak oksigen
yang masuk ke dalam kolam. Setelah itu air limbah mengalir ke kolam aerob
III. Kolam ini memiliki kedalaman yang lebih dangkal dari kolam-kolam
sebelumnya. Hal ini bertujuan agar sinar matahari akan lebih mudah masuk ke
dalam kolam dan memperbanyak bakteri aerob yang dapat hidup.
Kolam chek dam I merupakan kolam penampungan limbah cair yang
terakhir sebelum dialirkan ke sungai. Pada kolam chek dam I, air limbah telah
berubah menjadi warna hijau muda yang sebelumnya berwarna hitam dan
33
Universitas Sriwijaya
berbau. Kolam ini merupakan kolam tempat mengoperasikan asam-asam
organik sederhana yang mudah menguap dan menonaktifkan bakteri di aerob.
Limbah cair dari kolam chek dam I sudah dianggap bersih sehingga dapat
dilepas ke pengairan dengan diamati debit keluarnya limbah cair tersebut
setiap hari.
Gambar 4.18. Pengamatan Debit Air Limbah
Selain itu juga terdapat kolam chek dam II yang berfungsi sebagai kolam
penampung air hujan. Hal ini dilakukan karena air hujan tidak boleh
bercampur dengan air proses, karena jika bercampur akan mempengaruhi nilai
terhadap parameter-parameter baku mutu limbah cair. itulah mengapa dibuat
dua saluran yang berbeda untuk jalannya air hujan dan air proses/limbah.
34
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.19. Saluran Air Hujan dan Saluran Air Proses/Limbah
Pengolahan limbah karet dengan sistem an aerob-aerob merupakan
sistem pengolahan sederhana, mudah dioperasikan, murah, dan kualitas hasil
olahannya dapat memenuhi kriteria baku mutu yang berlaku. Kelemahan
sistem tersebut adalah kebutuhan lahan yang cukup luas untuk pembangunan
kolam, karena itu pengolahan dengan sistem kolam sesuai untuk pabrik-pabrik
crumb rubber yang terletak jauh dari pemukiman dan mempunyai persedian
lahan yang luas.
Pada pengolahan limbah cair, diperlukan diketahui masa retensi untuk
setiap kolam IPAL, karena masa retensi dapat dijadikan sebagai perhitungan
efisiensi ukuran sebuah kolam IPAL. Masa retensi diketahui berdasarkan
perhitungan kapasitas kolam yang digunakan per pemakaian air yang
digunakan pada proses pengolahan karet remah. Pemakaian air ditentukan dari
kapasitas pabrik per ton kk per hari dikali dengan pemakaian air m3
per ton
kk.
4.4. Analisis Baku Mutu Limbah Cair
Hal yang perlu diperhatikan dari sistem pengolahan limbah cair adalah
analisis limbah cair tersebut. Proses analisa limbah cair di PPKR Unit Padang
Pelawi dilakukan pada bagian outlet dan domestik dan dianalisa setiap 1 bulan
sekali. Analisa limbah cair tidak dilakukan sendiri oleh PPKR Unit Padang
35
Universitas Sriwijaya
Pelawi, tetapi dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan
Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang. Hal ini dilakukan karena masih
kurangnya peralatan dan tenaga kerja untuk proses analisa limbah cair. Upaya
yang telah dilakukan untuk memenuhi baku mutu limbah cair karet antara lain
seperti:
1. Melakukan perbaikan-perbaikan seperti perbaikan pada kolam rubber trap
agar jangan sampai penuh
2. Menjaga kebersihan kolam limbah
3. Melakukan pengerukan apabila terjadi pendangkalan
Pada saat pengujian baku mutu limbah cair di laboratorium digunakan
dua sampel limbah cair yang salah satu sampelnya diberi pengawet berupa
asam sulfat (H2SO4). Parameter yang digunakan dalam analisis limbah cair
ada 6 parameter diantaranya COD, BOD5, TSS (Total Suspended Solid), NH3-
N, N-Total, dan pH. Tujuan baku mutu sesuai dengan yang dianjurkan oleh
proper Kementrian Lingkungan Hidup adalah agar air limbah yang didapat
tidak mencemari lingkungan pabrik dan sekitarnya.
4.4.1. Parameter COD Dalam Analisis Limbah Cair
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam
ppm atau milligram per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk
menguraikan benda organik secara kimiawi. COD menggambarkan jumlah
total bahan organik yang ada.
4.4.2. Parameter BOD5 Dalam Analisis Limbah Cair
BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam
ppm (part per million) atau milligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk
menguraikan benda organik oleh bakteri. nilai BOD menyatakan jumlah
oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah
bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Semakin besar angka BOD ini menunjukkan bahwa derajat pengotoran air
limbah adalah semakin besar.
36
Universitas Sriwijaya
4.4.3. Parameter TSS Dalam Analisis Limbah Cair
TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam mg/l kering
lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan
membran berukuran 0,45 mikron. Nilai TSS jika nilainya meningkat cukup
signifikan, perairan akan tampak keruh dan terkesan kotor sehingga dapat
mengurangi daya guna air tersebut.
4.4.4. Parameter NH3-N Dalam Analisis Limbah Cair
Amonia (NH3) merupakan hasil dari penguraian zat organik (sisa pakan,
feses dan biota akuatik yang mati) oleh bakteri pengurai. Sedangkan Amonia
yang terukur dalam perairan adalah amonia total (NH3-N), yang terdiri dari
amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Amonia dihasilkan dari
dekomposisi senyawa organik yang mengandung nitrogen dan hidrolisis urea
di air limbah. Konsentrasi amonium di permukaan dan air tanah biasanya
rendah.
4.4.5. Parameter N-Total Dalam Analisis Limbah Cair
Seperti zat polutan organik, unsur nitrogen adalah sumber nutrisi bagi
makhluk hidup di air. Metode pengukuran nitrogen adalah dengan mengukur
nitrogen organik, nitrogen amonia, dan nitrogen nitrat kemudian
menjumlahkan nitrogen dari masing-masing pengukuran tersebut untuk
menghitung jumlah total nitrogennya.
Atau matematisnya N-Total = N organik + N amonia + N nitrat + N nitrit
4.4.6. Parameter pH Dalam Analisis Limbah Cair
pH atau konsentrasi ion hidrogen adalah ukuran kualitas dari air maupun
dari air limbah. Penentuan pH perlu diketahui apakah telah terjadi perubahan
sifat asam-basa perairan dari nilai pH alaminya, bila nilainya lebih tinggi dari
satu unit di atas normal berarti perairan menjadi terlalu basa, sebaliknya bila
terjadi penurunan maka perairan menjadi terlalu asam. Bila ini terjadi, selain
mengganggu biota atau ekosistem perairan, juga akan mengurangi nilai guna
air.
37
Universitas Sriwijaya
Tabel 4.2. Analisa Limbah Cair Outlet PPKR Unit Padang Pelawi Triwulan 2
Tahun 2021
Parameter Satuan BML* Apr Mei Jun
COD mg/L 200 104 99 96
BOD5 mg/L 60 34 33 31
TSS (Total Suspended Solid) mg/L 100 77 73 70
NH3-N mg/L 5 2 2 2
N-Total mg/L 10 3 3 3
Ph - 6-9 7 8 6
Sumber: Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
*)Baku Mutu Limbah Cair Menurut Kepmen LH/05/2014
Tabel 4.3. Analisa Limbah Cair Domestik PPKR Unit Padang Pelawi
Triwulan 2 Tahun 2021
Parameter Satuan BML* Apr Mei Jun
COD mg/L 100 52 55 54
BOD5 mg/L 30 17 18 17
TSS (Total Suspended Solid) mg/L 30 18 20 19
NH3-N mg/L 10 0 0 0
N-Total mg/L - 3 3 3
pH - 6-9 6 6 6
Sumber: Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi
*)Baku Mutu Limbah Cair Menurut Kepmen LH/05/2014
Pada tabel 4 dan tabel 5 menjelaskan tentang hasil analisis limbah cair di
PTPN VII Padang Pelawi, dimana menghasilkan analisis pengolahan air limbah
yang baik. Hal ini terbukti berdasarkan penilaian tim Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang tahun 2021 dengan
parameter standar baku mutu pengolahan air limbah yang baik menunjukkan
bahwa BOD dan COD yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang
ditentukan.
38 Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh, antara lain:
1. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara
langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainnya. Limbah
merupakan masalah penting bagi sebuah industri.
2. Pabrik pengolahan karet PT Perkebunan Nusantara VII Padang Pelawi
mengeluarkan 4 jenis limbah yaitu limbah cair, emisi gas buang (domestik),
limbah padat dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
3. Limbah biasanya bersumber dari tahap penggilingan dan pencucian. Limbah
padat biasanya berasal dari kolam rubber trap, kolam an aerob, juga
campuran tanah dan tatal. Limbah gas yang dihasilkan adalah gas/asap yang
keluar dari cerobong genset, cerobong dryer dan cerobong heater. Sedangkan
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) terdiri dari aki, lampu, jarum
suntik, terpentin, oli dan accu bekas dari alat angkut forklift, kendaraan
penumpang, kendaraan angkutan dan mesin pembangkit (genset caterpillar).
4. Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha
yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga
cenderung untuk dibuang.
5. PTPN VII Padang Pelawi memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
dalam pengolahan limbah cairnya, dimana setiap kolam memiliki fungsi
yang berbeda beda. Kolam rubber trap bertujuan untuk memperlambat aliran
limbah yang masih terdapat karet padatnya, kolam an aerob bertujuan untuk
penguraian senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya, kolam
fakultatif bertujuan untuk pelepasan bahan-bahan kimia, kolam aerob I
bertujuan agar air berkontak langsung dengan udara (menghomogenkan air dan
udara) dengan bantuan alat berupa turbo jet aerator dan dapat meningkatkan
39
Universitas Sriwijaya
oksigen/gelembung udara dengan menggunakan diffuser, kolam chek dam I
sebagai tempat penampungan terakhir air limbah yang sudah bersih, dan kolam
chek dam II sebagai kolam penampung air hujan.
6. Pada Triwulan 2 tahun 2021 limbah cair di PTPN VII Padang Pelawi
menghasilkan analisis pengolahan air limbah yang baik. Hal ini berdasarkan
penilaian tim Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian
Penyakit Kelas I Palembang tahun 2021 dengan parameter standar baku mutu
pengolahan air limbah yang baik menunjukkan bahwa BOD dan COD yang
dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang ditentukan.
5.2. Saran
Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bisa dilakukan pembersihan atau pengurasan terhadap kolam
pengolahan limbah cair agar kebersihan kolam dapat terus terjaga.
2. Diharapkan dapat meningkatkan perbaikan-perbaikan terhadap kolam
pengolahan limbah cair.
40 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Alinda, Nurul.2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Karet Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.11 No.01.
Badan Pusat Statistik. 2011. Statistics Indonesia, Compiled by Gapkindo. http:
//www.gapkindo.org/index.php/id/component/content/article/1-. Diakses
pada 8 Juli 2021.
Hendratno, Sinung. 2015. Analisis Perkembangan Pasar Karet Remah SIR. Warta
Perkaretan. Vol. 34. No. 2.
International Rubber Study Group. 2015. Rubber Statistical Buletin. Singapore :
The Secretariat of the International Rubber Study Group.
Janudianto, P. A, Napitulu H, Rahayu S, 2013. Panduan Budidaya Karet untuk
Petani Skala Kecil. Rubber Cultivation Guide for Small-scale Farmers.
Lembar Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia : World Agroforestry Center
(ICRAF) Southeast Asia Regional Program.
Manggabarani, A. 2012. Karet Alam Sebagai ATM Petani dan Sumber Devisa
Negara. Jakarta : Media Perkebunan.
Purba, Margareth E.K,. 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid (TSS),
Amoniak (NH3), Sianida (CN-
), dan Sulfida (S2-
) Pada Limbah Cair
Bapedaldasu. Skripsi. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.
Suryana, Achmad. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet.
Jakarta Selatan : Badan Litbang Pertanian.
Yasin, Asramid. 2018. Manajemen Limbah Pabrik Karet Dalam Rangka
Penurunan Kadar BOD (Biological Oxygen Demand). Jurnal Green Growth
dan Manajemen Lingkungan. Vol. 7 No. 1. Hal : 22 – 34.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
42
Universitas Sriwijaya
Lampiran 1. Proses Penyadapan Karet di PTPN VII Unit Padang Pelawi
Proses Penyadapan Karet
Proses Pembuatan Sudut Sadap Menggunakan Mal
Proses Pembuatan Tanda Bulan Pada Batang Karet
43
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. Kegiatan di Pabrik PTPN VII Unit Padang Pelawi
Alur Proses Pengolahan SIR 20
Proses Penerimaan Bahan Baku
Proses Penimbangan Untuk K3 (Kadar Karet Kering)
44
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. (lanjutan)
Gudang Penjemuran Lembaran Karet
Proses Penimbangan SIR 20
Uji Mutu SIR 20 di Laboratorium
45
Universitas Sriwijaya
Lampiran 2. (lanjutan)
Bersama Pak Rachman Ketua Laboratorium
Gudang Mekanik dan Material
Bahan Bakar Cangkang Kelapa Sawit
46
Universitas Sriwijaya
Lampiran 3. Kegiatan Selama Magang
Kegiatan Apel Setiap Senin Pagi
Kegiatan Senam Setiap Sabtu Pagi
Foto Bersama Manajer, Asisten Kepala, dan Dosen Pembimbing
47
Universitas Sriwijaya
Lampiran 3. (lanjutan)
Penyerahan Plakat oleh Dosen Pembimbing
Foto Bersama Dosen Pembimbing
48
Universitas Sriwijaya
Lampiran 4. Kegiatan di Limbah PTPN VII Unit Padang Pelawi
Tempat Pengolahan Limbah Cair
Tabel Perhitungan Outlet Limbah Cair Dengan Metode Lekukan 90
49
Universitas Sriwijaya
Lampiran 4. (lanjutan)
Data Hasil Analisis Baku Mutu Limbah oleh Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang
Data Perhitungan Debit Air Bulan Juni
50
Universitas Sriwijaya
Lampiran 4. (lanjutan)
Hasil Analisis Emisi Gas oleh Sucofindo
51
Universitas Sriwijaya
Lampiran 5. Surat Izin Magang dari PTPN VII Unit Padang Pelawi
52
Universitas Sriwijaya
Lampiran 6. Absensi
Absensi Kegiatan Magang

More Related Content

Similar to 4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf

Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017
Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017
Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017
Meilani Rahmawati
 
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruWord Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Afwan Alkarimy
 

Similar to 4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf (20)

Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017
Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017
Laporan Akhir KKN MK3 revisi Parungmulya1 2017
 
Kti reni sapitria
Kti reni sapitriaKti reni sapitria
Kti reni sapitria
 
Revisi 1
Revisi 1Revisi 1
Revisi 1
 
F07ino
F07inoF07ino
F07ino
 
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
101142739 teknik-dan-analisa-usaha-pembenihan-udang-vaname-di-pt-cpb-lampung
 
Husnul
HusnulHusnul
Husnul
 
Kti eka wahyuni
Kti eka wahyuniKti eka wahyuni
Kti eka wahyuni
 
Laporan PPL SMA Negeri 5 Samarinda
Laporan PPL SMA Negeri 5 SamarindaLaporan PPL SMA Negeri 5 Samarinda
Laporan PPL SMA Negeri 5 Samarinda
 
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruWord Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
Word Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
 
Nuvi Nurmala_Laporan Akhir PTK (fix).pdf
Nuvi Nurmala_Laporan Akhir PTK (fix).pdfNuvi Nurmala_Laporan Akhir PTK (fix).pdf
Nuvi Nurmala_Laporan Akhir PTK (fix).pdf
 
Tugas pkp judul
Tugas pkp judulTugas pkp judul
Tugas pkp judul
 
Laporan PD- Yeny.doc
Laporan PD- Yeny.docLaporan PD- Yeny.doc
Laporan PD- Yeny.doc
 
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I AZHARIA KHALIDA_SMPN 8 PAD...
 
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
Laporan Hasil Kegiatan KKN Tematik UNU Cirebon tahun 2014
 
Pkp meningkatkan hasil belajar energi gerak
Pkp meningkatkan hasil belajar energi gerakPkp meningkatkan hasil belajar energi gerak
Pkp meningkatkan hasil belajar energi gerak
 
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Menggunakan Bibit Hasil Kultur Jar...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Menggunakan Bibit Hasil Kultur Jar...Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Menggunakan Bibit Hasil Kultur Jar...
Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Menggunakan Bibit Hasil Kultur Jar...
 
Cover. compressed
Cover. compressedCover. compressed
Cover. compressed
 
Kti suci nala
Kti suci nalaKti suci nala
Kti suci nala
 
Kti desak gede apna
Kti desak gede apnaKti desak gede apna
Kti desak gede apna
 
Kti rika agustina
Kti rika agustinaKti rika agustina
Kti rika agustina
 

More from Muhammad Ihsan (7)

8. FILE JURUSAN TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
8. FILE JURUSAN TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf8. FILE JURUSAN TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
8. FILE JURUSAN TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
 
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
 
3. LAPORAN PL TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
3. LAPORAN PL TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf3. LAPORAN PL TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
3. LAPORAN PL TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
 
6. PROPOSAL SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
6. PROPOSAL SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf6. PROPOSAL SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
6. PROPOSAL SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
 
7. BIODATA ALUMNI FOTO TENGAH TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
7. BIODATA ALUMNI FOTO TENGAH TASSYA AURIA ZAHRA.pdf7. BIODATA ALUMNI FOTO TENGAH TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
7. BIODATA ALUMNI FOTO TENGAH TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
 
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
2. MAKALAH SEMHAS TASSYA AURIA ZAHRA_05011281823085.pdf
 
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
1. MAKALAH SEMPRO TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Recently uploaded (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

4. LAPORAN MAGANG TASSYA AURIA ZAHRA (05011281823085).pdf

  • 1. LAPORAN MAGANG MEKANISME PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI BENGKULU WASTEWATER TREATMENT MECHANISM AT PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT OF PADANG PELAWI BENGKULU Tassya Auria Zahra 05011281823085 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021
  • 2. SUMMARY TASSYA AURIA ZAHRA. Wastewater Treatment Mechanism at PT Perkebunan Nusantara VII Unit Of Padang Pelawi Bengkulu (Supervised by ARIFIANTO ADI WIBOWO, S.T. and EKA MULYANA, S.P., M.SI.). The purpose of this internship is to (1) know the mechanism of wastewater treatment at PTPN VII Unit Padang Pelawi and (2) analyzing the quality standards of liquid waste at PTPN VII Unit Padang Pelawi. The method used is the method of literature study and active participation. The literature study method is prepared in advance to obtain material related to the institution where the practitioner carries out an internship. In active participation activities, the practitioner is actively involved in the activities carried out by PT Perkebunan Nusantara VII Unit of Padang Pelawi especially cultivation, processing, marketing and human resource management activities. The internship is carried out for approximately 30 working days. From the results of this internship, it is known that the wastewater treatment process at PTPN VII Padang Pelawi consists of several activities carried out in several pools, namely rubber trap pools, aerobic ponds, facultative ponds, aerobic ponds I, aerobic ponds II, aerobic ponds III, check ponds, ponds chek dam I, and ponds check dam II. Each pool has a different function. Based on the assessment of the Palembang Class I Environmental Health Engineering and Disease Control Center team in 2021 with good quality standard parameters for wastewater treatment, it shows that the BOD and COD produced do not exceed the specified threshold, which means that in the 2nd quarter of 2021 liquid waste at PTPN VII Padang Pelawi produced a good wastewater treatment analysis. Keywords: Wastewater, mechanism, waste quality standard
  • 3. RINGKASAN TASSYA AURIA ZAHRA. Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu (Dibimbing oleh ARIFIANTO ADI WIBOWO, S.T. dan EKA MULYANA, S.P., M.SI.). Tujuan magang ini adalah untuk (1) mengetahui mekanisme pengolahan limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi dan (2) menganalisis baku mutu limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan partisipasi aktif. Metode studi pustaka dipersiapkan terlebih dahulu untuk mendapatkan materi yang berkaitan dengan instansi tempat praktikan melakukan kegiatan magang. Pada kegiatan partisipasi aktif, praktikan ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi. Magang dilakukan kurang lebih selama 30 hari kerja. Dari hasil kegiatan magang ini diketahui bahwa proses penanganan air limbah di PTPN VII Padang Pelawi terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan dibeberapa kolam yaitu kolam rubber trap, kolam an aerob, kolam fakultatif, kolam aerob I, kolam aerob II, kolam aerob III, kolam chek dam I, dan kolam chek dam II. Setiap kolam memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan penilaian tim Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang tahun 2021 dengan parameter standar baku mutu pengolahan air limbah yang baik menunjukkan bahwa BOD dan COD yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang ditentukan, yang artinya pada triwulan 2 tahun 2021 limbah cair di PTPN VII Padang Pelawi menghasilkan analisis pengolahan air limbah yang baik. Kata Kunci: Limbah cair, mekanisme, baku mutu limbah
  • 4. LAPORAN MAGANG MEKANISME PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI BENGKULU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Tassya Auria Zahra 05011281823085 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021
  • 5.
  • 6. PERNYATAAN INTEGRITAS Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Tassya Auria Zahra NIM : 05011281823085 Judul : Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu. Menyatakan bahwa seluruh data dan informasi yang saya sajikan dalam laporan magang ini merupakan hasil penelitian saya sendiri dibawah supervise pembimbing, kecuali yang disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya unsur plagiasi dalam laporan magang ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak mendapat paksaan dari pihak manapun. Palembang, Agustus 2021 Tassya Auria Zahra
  • 7. RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 8 Februari 2001 di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Orang tua bernama Husni Alias dan Yoyoh Sadiah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya pada tahun 2012 di SD Negeri 30 Palembang, sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 2015 di SMP Negeri 27 Palembang, dan sekolah menengah atas diselesaikan pada tahun 2018 di SMA Negeri 16 Palembang. Pada tahun 2018, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya di Kampus Indralaya melalui jalur Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN. Sampai saat ini penulis masih aktif menempuh pendidikan di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Penulis aktif mengikuti organisasi yang ada di kampus, yaitu Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan yaitu HIMASEPERTA (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) dan Organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan yaitu DPM KM SOSEK.
  • 8. viii Universitas Sriwijaya KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis curahkan atas kehadirat Allah SWT shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada Rasullullah SAW sebagai utusannya. Berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Adapun judul dari laporan magang ini “Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Mulyana, S.P., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dalam penyusunan laporan magang ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Maryadi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis yang telah memberikan izin sehingga pelaksanaan magang dapat dilaksanakan dan kepada keluarga dan teman-teman semua yang telah membantu dan memberikan masukan terhadap laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum lah sempurna baik penulisan maupun isi karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis berharap semoga laporan ini akan membawa manfaat bagi kita semua dan bagi penulis khususnya. Palembang, Agustus 2021 Tassya Auria Zahra
  • 9. ix Universitas Sriwijaya DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................... ix DAFTAR TABEL....................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Tujuan .................................................................................................. 3 1.3. Manfaat ................................................................................................ 3 BAB 2. PELAKSANAAN KEGIATAN .................................................... 4 2.1. Pelaksanaan Kegiatan........................................................................... 4 2.2. Metode Pelaksanaan............................................................................. 4 2.2.1. Metode Pelaksanaan Magang............................................................ 4 2.2.2. Jenis Data .......................................................................................... 4 2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 5 BAB 3. PROFIL PERUSAHAAN.............................................................. 6 3.1. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII ................................................ 6 3.2. Makna Logo PT Perkebunan Nusantara VII........................................ 8 3.3. Profil PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi .................. 9 3.4. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII ............................ 9 3.5. Peta Wilayah PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi ..... 14 3.6. Letak Geografis PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi.. 15 3.7. Keadaan Iklim dan Tanah .................................................................... 16 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 17 4.1. Limbah di PTPN VII Unit Padang Pelawi ........................................... 17 4.1.1. Limbah Padat di PTPN VII Unit Padang Pelawi .............................. 17 4.1.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi ................................ 18 4.1.3. Limbah Gas di PTPN VII Unit Padang Pelawi................................. 19 4.1.4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).................................... 21 4.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi ................................... 22
  • 10. x Universitas Sriwijaya Halaman 4.2.1. Kolam Rubber Trap Pada IPAL........................................................ 25 4.2.2. Kolam An Aerob Pada IPAL ............................................................ 25 4.2.3. Kolam Fakultatif Pada IPAL............................................................. 26 4.2.4. Kolam Aerob I Pada IPAL................................................................ 27 4.2.5. Kolam Aerob II Pada IPAL .............................................................. 27 4.2.6. Kolam Aerob III Pada IPAL ............................................................. 28 4.2.7. Kolam Chek Dam I Pada IPAL......................................................... 29 4.2.8. Kolam Chek Dam II Pada IPAL ....................................................... 30 4.3. Mekanisme Pengolahan Limbah Cair .................................................. 30 4.4. Analisis Baku Mutu Limbah Cair ........................................................ 34 4.4.1. Parameter COD Dalam Analisis Limbah Cair.................................. 35 4.4.2. Parameter BOD5 Dalam Analisis Limbah Cair................................. 35 4.4.3. Parameter TSS Dalam Analisis Limbah Cair.................................. 36 4.4.4. Parameter NH3-N Dalam Analisis Limbah Cair ............................. 36 4.4.5. Parameter N-Total Dalam Analisis Limbah Cair.............................. 36 4.4.6. Parameter pH Dalam Analisis Limbah Cair...................................... 36 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 38 5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 38 5.2. Saran..................................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 40 LAMPIRAN
  • 11. xi Universitas Sriwijaya DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang .................................... 5 Tabel 4.1. Jenis Limbah dari Proses Produksi Karet................................. 22 Tabel 4.2. Analisa Limbah Cair Outlet PTPN VII Unit Padang Pelawi Triwulan 2 Tahun 2021............................................................ 37 Tabel 4.3. Analisa Limbah Cair Domestik PTPN VII Unit Padang Pelawi Triwulan 2 Tahun 2021................................................ 37
  • 12. xii Universitas Sriwijaya DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Sejarah Umum PT Perkebunan Nusantara............................. 6 Gambar 3.2. Sejarah Khusus PT Perkebunan Nusantara ............................ 7 Gambar 3.3. Logo Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII................... 8 Gambar 3.4. Struktur Organisasi di PTPN VII Unit Padang Pelawi .......... 10 Gambar 3.5. Peta Afdeling di PTPN VII Unit Padang Pelawi ................... 15 Gambar 4.1. Limbah Padat dari Kolam Rubber Trap............................. 18 Gambar 4.2. Limbah di Gudang Afval........................................................ 18 Gambar 4.3. Limbah Cair di Kolam Rubber Trap...................................... 19 Gambar 4.4. Cerobong Asap dari Heater ................................................... 20 Gambar 4.5. Cerobong Asap dari Dryer..................................................... 20 Gambar 4.6. Cerobong Asap dari Genset ................................................... 21 Gambar 4.7. Gudang Penyimpanan Limbah B3 ......................................... 22 Gambar 4.8. Instalasi Pengendalian Air Limbah (IPAL)............................ 24 Gambar 4.9. Kolam Rubber Trap Pada IPAL............................................. 25 Gambar 4.10. Kolam An Aerob Pada IPAL ............................................... 26 Gambar 4.11. Kolam Fakultatif Pada IPAL................................................ 26 Gambar 4.12. Kolam Aerob I Pada IPAL................................................... 27 Gambar 4.13. Kolam Aerob II Pada IPAL.................................................. 28 Gambar 4.14. Turbo Jet Aerator di Kolam Aerob II .................................. 28 Gambar 4.15. Kolam Aerob III Pada IPAL ................................................ 29 Gambar 4.16. Kolam Chek Dam I Pada IPAL............................................ 29 Gambar 4.17. Kolam Chek Dam II Pada IPAL .......................................... 30 Gambar 4.18. Pengamatan Debit Air Limbah............................................. 33 Gambar 4.19. Saluran Air Hujan dan Saluran Air Proses/Limbah ............. 34
  • 13. xiii Universitas Sriwijaya DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Proses Penyadapan Karet di PTPN VII Unit Padang Pelawi . 42 Lampiran 2. Kegiatan di Pabrik PTPN VII Unit Padang Pelawi................ 43 Lampiran 3. Kegiatan Selama Magang....................................................... 46 Lampiran 4. Kegiatan di Limbah PTPN VII Unit Padang Pelawi .............. 48 Lampiran 5. Surat Izin Magang dari PTPN VII Unit Padang Pelawi ......... 51 Lampiran 6. Absensi ................................................................................... 52
  • 14. 1 Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika dan saat ini telah menyebar luas ke seluruh dunia. Karet dikenal di Indonesia sejak masa kolonial Belanda pada tahun 1900-an (Janudianto dkk, 2013). Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga (KK), komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagi salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah- wilayah pengembangan (Suryana, 2007). Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet di Indonesia yang merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan mencapai 2,5 juta ton pada tahun 2011 dan pendapatan devisa dari komoditas tersebut mencapai US$ 11,7 milyar. Negara-negara pengimpor utama karet dunia adalah United States, Jepang, China, Korea Selatan, India dan Taiwan (Badan Pusat Statistik, 2011). Bahkan indonesia pernah menjadi produsen karet alam nomor satu di dunia (Alinda, 2013). Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang penting di negara Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada tahun 2014, areal perkebunan karet luasnya mencapai 3,6 juta Ha, dimana ±3,1 juta Ha atau ±85% nya merupakan perkebunan milik rakyat. Pada tahun tersebut juga produksi dari karet alam di Indonesia mencapai 3,2 juta ton. Dengan produksi sebesar itu, Indonesia menjadi negara produsen terbesar kedua di dunia setelah Thailand (IRSG, 2015). Hasil perkebunan karet di Indonesia umumnya hanya diolah menjadi barang setengah jadi yaitu berupa karet remah Standard Indonesia Rubber (SIR), Rubber Smoke Sheet (RSS), lateks pekat, dan crepe. Produk-produk tersebut kemudian diekspor atau dikonsumsi di pasar domestik oleh industri barang jadi karet, sebelum kemudian digunakan oleh konsumen akhir yaitu konsumen rumah tangga
  • 15. 2 Universitas Sriwijaya dan juga industri. Sebagian produksi dari barang setengah jadi karet alam Indonesia yaitu karet remah SIR khususnya adalah SIR 20 (Hendratno, 2015). Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwasanya sebagian besar dari produksi barang setengah jadi karet alam di Indonesia adalah karet remah SIR khususnya SIR 20. Karet remah SIR kemudian dikonsumsi oleh konsumen industri barang jadi karet padat dan konsumsi SIR utamanya dilakukan oleh industri ban (Manggabarani, 2012). Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat. Berdasarkan skalanya industri dibedakan menjadi dua kelompok yaitu industri besar dan industri kecil. Banyaknya industri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif dari industri antara lain terciptanya lapangan pekerjaan dan pemanfaatan teknologi baru di berbagai bidang. Adapun dampak negatifnya berasal dari limbah industri yang bersangkutan. Umumnya industri-industri besar telah memiliki instalasi pengolahan limbah, sehingga pencemaran yang diakibatkan oleh limbah industri tersebut hampir seluruhnya telah dapat ditangani IPAL, yang terdapat di industri besar pada umumnya adalah IPAL dengan pengolahan limbah dengan skala besar, sehingga dapat menampung debit limbah yang cukup besar pula. Salah satu industri yang erat hubungannya dengan masalah lingkungan adalah industri karet. Pengendalian pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah karet perlu mendapat perhatian yang serius untuk dipelajari dan diteliti agar tingkat pencemaran limbah yang dibuang ke lingkungan berada dibawah baku mutu lingkungan (BML) yang telah ditetapkan. Pembuangan limbah yang belum diolah dengan optimal terus menyumbang kerusakan lingkungan, sehingga harus segera diatasi. Hal ini memerlukan penanganan yang terpadu antara pihak pemerintah, industri dan masyarakat, juga diperlukan teknologi pengolahan limbah karet yang murah dan mudah dalam penanganannya (Yasin, 2018). Limbah khususnya limbah cair yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah dan sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku bagi kondisi lingkungan dimana kegiatan industri sedang berlangsung. Karena itu setiap parameter harus tersedia nilainya sebelum masuk sistem pengolahan dan setelah limbah keluar sistem pengolahan harus diterapkan nilai-nilai parameter
  • 16. 3 Universitas Sriwijaya kunci yang harus dicapai. Artinya harus diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah dan apakah limbah tersebut memenuhi syarat baku mutu. Salah satu pabrik karet yang melakukan pengolahan terhadap limbahnya adalah PTPN VII Unit Padang Pelawi Bengkulu, yang mempunyai visi yakni “Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik”. Visi tersebut kemudian diperkuat melalui salah satu misinya yakni “Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan”. Oleh karena itu, “Mekanisme Pengolahan Limbah Cair di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Bengkulu” dipilih penulis sebagai topik laporan dengan maksud untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair dan baku mutu limbah yang dihasilkan. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan magang, antara lain: 1. Mengetahui proses pengolahan limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi. 2. Menganalisis baku mutu limbah cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi. 1.3. Manfaat Adapun manfaat dari pelaksanaan magang ini, adalah: 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai dunia kerja yang sebenarnya sesuai dengan bidang yang dipelajari pada kegiatan perkuliahan serta mengaplikasikannya secara langsung. 2. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan kondisi lapangan. 3. Meningkatkan kreativitas, disiplin, etos kerja dalam diri serta menjadikan diri lebih baik dan siap bekerja di dunia kerja.
  • 17. 4 Universitas Sriwijaya BAB 2 PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan magang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi, Bengkulu yang beralamat di Padang Pelawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Penugasan kegiatan magang praktikan diatur oleh pihak perusahaan dengan menyesuaikan kegiatan di PTPN VII Unit Padang Pelawi. Kegiatan magang dimulai dari bagian tanaman sehingga pratikan terjun langsung ke kebun karet dan belajar penyadapan. Selanjutnya praktikan ke bagian pengolahan, pemasaran, dan terakhir yaitu kegiatan di kantor. Waktu pelaksanaan magang dilakukan selama 30 hari kerja, terhitung dari tanggal 7 Juni 2021 sampai dengan 17 Juli 2021. Hari kerja dimulai pada hari Senin sampai dengan Sabtu. Untuk hari Senin-Kamis jam kerja dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00. Untuk hari Jum’at jam kerja dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.00 dan untuk hari Sabtu jam kerja dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.00. 2.2. Metode Pelaksanaan 2.2.1. Metode Pelaksanaan Magang Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dan partisipasi aktif. Metode studi pustaka dipersiapkan terlebih dahulu untuk mendapatkan materi yang berkaitan dengan instansi tempat praktikan melakukan kegiatan magang. Pada kegiatan partisipasi aktif, praktikan ikut aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi khususnya kegiatan budidaya, pengolahan, pemasaran, manajemen sumberdaya manusia. 2.2.2. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam kegiatan magang ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan serta melakukan dokumentasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan data sekunder adalah data yang
  • 18. 5 Universitas Sriwijaya diperoleh dari literatur dan bahan bacaan yang ada di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi, Bengkulu. 2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan magang di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang No. Kegiatan Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Peninjauan Lokasi Magang x 2. Studi Pustaka x 3. Pengajuan Surat Izin x 4. Menunggu Surat Balasan x 5. Pelaksanaan Magang x x x x x x x 6. Visitasi Dosen x 7. Laporan dan Konsultasi x Keterangan: 1,2,3,4 : Minggu ke- x : Menyatakan dalam satu minggu
  • 19. 6 Universitas Sriwijaya BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII Pada tahun 1830 PT Perkebunan Nusantara VII di bawah kekuasaan Belanda, dikoordinasi Badan Dagang Pemerintah Kolonial Belanda. Belanda membangun kebun industri sepanjang Pulau Sumatera. Hal ini bertujuan agar Belanda dapat mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia melalui Cultuurstelsel atau system tanam paksa. Belanda juga melakukan investasi bersama bangsa Eropa di Indonesia. Pada 1870 hingga 1900 periode dan politik etis Negara agar tidak lagi memonopoli bisnis perkebunan dan memberi kekuasaan kepada swasta Eropa. Pada tahun 1945 Indonesia merdeka semua perusahaan asing yang dinasionalkan menjadi PPN (Perseroan Perkebunan Negara). Gambar 3.1. Sejarah Umum PT Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara VII semula merupakan BUMN Perkebunan berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996 tanggal 11 Maret 1996 yang terdiri dari gabungan perusahaan perkebunan: PT Perkebunan X (Persero) di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, PT Perkebunan XXXI (Persero) di Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI
  • 20. 7 Universitas Sriwijaya (Persero) di Kabupaten Lahat, Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2014 berdasarkan PP nomor 72 tahun 2014 tanggal 17 september 2014, tentang penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroaan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III maka perusahaan berubah status menjadi perseroaan terbatas yang tunduk sepenuhnya pada UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas. Perusahaan ini bergerak di bidang agribisnis dengan komoditas olah tanaman karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang berlokasi di tiga provinsi yaitu Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Pada tahun 2014 pembentukan Holding perkebunan dengan perubahan struktur pemegang saham 10 persen oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan 90 persen oleh PTPN III (persero) dengan nama perusahaan menjadi PT Perkebunan Nusantara VII. Gambar 3.2. Sejarah Khusus PT Perkebunan Nusantara Pada 23 Agustus 2019 hingga saat ini, wilayah kerja Perseroan meliputi 3 Provinsi yang terdiri atas 2 Kantor Penghubung, 9 Unit di Provinsi Lampung, 12 Unit di Provinsi Sumatra Selatan dan 3 Unit di Provinsi Bengkulu. Sejak awal, Perseroan didirikan untuk ambil bagian dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta sub-sektor perkebunan pada khususnya. Ini semua
  • 21. 8 Universitas Sriwijaya bertujuan untuk menjalankan usaha di bidang agribisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan keuntungan dalam rangka meningkatkan nilai Perseroan melalui prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. 3.2. Makna Logo PT Perkebunan Nusantara VII Logo PTPN VII adalah sebuah simbol yang menggambarkan kekuatan karakter secara utuh dan jelas. Konsep penciptaan logo yang matang dan tepat sangat penting karena akan menentukan makna logo secara keseluruhan. Gambar 3.3. Logo Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII Logo PTPN VII terinspirasi oleh bentuk Globe yang berbentuk lingkaran elips berwarna biru langit dan bentuk biji tanaman yang berwarna orange. Adapun bentuk elips dalam dunia grafis mewakili sesuatu bentuk kesempurnaan. Kesatuan dari bentuk logo PTPN VII adalah cerminan visi dan misi perusahaan, dimana PTPN VII akan terus tumbuh dan berkembang layaknya seperti biji tanaman, dengan keperdulian terhadap lingkungan, untuk menggapai target yang paling tinggi (bola dunia elips) dan juga merupakan refleksi komitmen usaha yang dijalankan oleh PTPN VII untuk terus berinovasi baik untuk masyarakat maupun kelompok usahanya. Typography dalam huruf-huruf yang membangun nama PTPN VII menggunakan huruf kecil (lower case), hal ini dimaksudkan untuk
  • 22. 9 Universitas Sriwijaya menghindarkan kesan angkuh atau arogan, sehingga PT Perkebunan Nusantara berkesan ramah dan cinta lingkungan, hal ini sesuai dengan filosofi dan karakter perusahaan untuk terus berorientasi pada pasar dan melihat peluang kedepan. 3.3. Profil PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Berdasarkan surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia No. 949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 perihal permohonan bantuan kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. 1 Bengkulu untuk menyediakan tanah kebun inti dari PTP XXIII dan Start-up Project dalam rangka proyek NeS VI di Bengkulu, yang kemudian surat tersebut disetujui oleh Gubernur dengan penunjukan lokasi di Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan dengan luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha. Dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang dilakukan di PTPN VII Unit Padang Pelawi harus berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Visi PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi adalah menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh dengan tata kelola yang baik. Sedangkan misi PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi adalah: (1) Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan, (2) Menghasilkan produksi bahan baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor, (3) Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola usaha yang efektif guna menumbuh kembangkan perusahaan, (4) Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan, (5) Melakukan pengembangan bisnis berdasarkan potensi sumberdaya yang dimiliki perusahaan, (6) Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. 3.4. Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII Adapun struktur organinasi yang ada di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi yaitu sebagai berikut.
  • 23. 10 Universitas Sriwijaya Gambar 3.4. Struktur Organisasi di PTPN VII Unit Padang Pelawi Tugas pokok masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: a. Manajer, tugas pokoknya antara lain: 1) Memimpin dan mengelola Unit Perusahaan dan secara kreatif mengembangkan Kebijakan Direksi. 2) Sebagai wakil Direksi di Unit, mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi dan operasional yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah guna memperoleh pendapatan dan keuntungan bagi Perusahaan. 3) Mengelola dan menjaga aset Perusahaan dengan cara efektif dan efisien serta bertanggung jawab atas mutu hasil kerja bidang tanaman, teknik, pengolahan, administrasi, keuangan, kesehatan dan umum di Unit yang dipimpinannya. Manajer Unit (Heria Kusworo, S.P.) Asisten Kepala Wil. 1 (Amin Khairi, S.P.) Asisten Afdeling 1 (Yuli) Asisten Afdeling 2 (Dwihanto Sepriantoro, S.P) Asisten Afdeling 3 (Buadi) Asisten Afdeling 4 (Joko Susilo) Asisten Kepala Wil. 2 (Lambok P. Nababan, S.P.) Asisten Afdeling 5 Asisten Afdeling 6 (Santoso) Asisten Afdeling 7 (Erlan) Asisten AKU (Bakhtiar Yusuf, S.E.) Asisten Personalia (Nurwanto, S.A.P) Masinis Kepala (Arifianto Adi Wibowo, S.T) Asisten Teknik (Arifian Adetyo, S.T) Asisten Pengolahan (Ahmad Zaki, S.T)
  • 24. 11 Universitas Sriwijaya 4) Mengkoordinir/bertanggung jawab atas penyusunan RKAP, RO dan SPMK di Unit yang bersangkutan dan mengawasi pelaksanaannya. 5) Selalu memelihara hubungan yang harmonis dengan instansi Pemerintah dan Lembaga lainnya guna kepentingan Perusahaan dan masyarakat sekitarnya. b. Asisten Kepala Tanaman, tugas pokoknya antara lain: 1) Mengkoordinir Afdeling dan bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang tanaman. 2) Sebagai Kepala Produksi bertanggung jawab dalam pengawasan, pelaksanaan teknis tanaman, dan naik-turunnya produksi. 3) Mengevaluasi hasil kerja di afdeling-afdeling dan rencana tindak lanjut hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer. 4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan. 5) Melaksanakan penyuluhan petani peserta program kemitraan dan memberikan perhitungan kebutuhan biaya dan sarana produksi. c. Masinis Kepala Pabrik, tugas pokoknya antara lain: 1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pengoperasian pabrik sesuai dengan prosedur, norma, dan ketentuan/peraturan yang berlaku, dan menyelenggarakan pengawasan serta bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang teknik dan pengolahan. 2) Sebagai Kepala Pengolahan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengendalian pengoperasian pabrik pengolahan dan kontinuitas jalannya proses pengolahan, serta kualitas dan rendemen hasil olahannya. 3) Mengevaluasi hasil kerja di bidang teknik dan pengolahan serta rencana tindak lanjut evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer. 4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang teknik dan pengolahan dengan berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan. 5) Memberikan motivasi dan melaksanakan pengawasan melekat kepada seluruh Pekerja dalam ruang lingkup tugasnya untuk meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja serta peningkatan karier pekerja bawahannya.
  • 25. 12 Universitas Sriwijaya d. Asisten Kepala Akuntansi, Keuangan dan Umum, tugas pokoknya antara lain: 1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas administrasi perkantoran afdeling dan kantor induk serta pengawasan pelaksanaan kegiatan yang meliputi administrasi, keuangan, kesehatan kesejahteraan dan umum. 2) Mengkoordinir pembuatan/penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang yang bersangkutan serta pengendalian pelaksanaannya. 3) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan administrasi produksi, penyimpanan dan pemasaran hasil produksi, pengeluaran barang persediaan gudang, kepegawaian, dan penggunaan seluruh sumber dana Perusahaan yang berada di unit secara efektif dan efisien berdasarkan standard/ketentuan yang telah ditetapkan. 4) Melaksanakan pembukuan dan administrasi unit serta penyusunan laporan manajemen dan semua laporan yang telah ditetapkan dengan benar dan tepat waktu. 5) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang di/melalui kas Perusahaan dan Bank (arus kas) sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. e. Asisten Afdeling, tugas pokoknya antara lain: 1) Mengkoordinir segala kegiatan dari mulai pengolahan tanah sampai dengan panen (termasuk angkut) di afdelingnya dan bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP, RKO dan SPMK di bidang tanaman afdeling. 2) Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pelaksanaan teknis tanaman di afdelingnya. 3) Mengevaluasi hasil kerja di afdelingnya dan membuat rencana tindak lanjut hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer melalui Sinder Kepala Tanaman. 4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan. 5) Melaksanakan penyuluhan petani peserta program kemitraan dan memberikan perhitungan kebutuhan biaya dan sarana produksi. f. Asisten Teknik, tugas pokoknya antara lain: 1) Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan
  • 26. 13 Universitas Sriwijaya pengoperasian, pemeliharaan mesin/instalasi pabrik sesuai prosedur, norma, ketentuan/peraturan kerja yang berlaku serta menyelenggarakan pengawasan dan bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang teknik. 2) Mengkoordinir pelaksanaan pengendalian pengoperasian mesin- mesin/instalasi alat-alat pengolahan. 3) Mengevaluasi hasil kerja di bidang teknik serta membuat rencana tindak lanjut hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer melalui Sinder Kepala Teknik dan Pengolahan. 4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang teknik dengan berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan. 5) Memberikan motivasi dan melaksanakan pengawasan melekat kepada seluruh pekerja dalam ruang lingkup tugasnya untuk meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja serta peningkatan karier pekerja bawahan. g. Asisten Pengolahan, tugas pokoknya antara lain: 1) Mengkoordinir segala kegiatan dari mulai pengolahan tanah sampai dengan panen (termasuk angkut) di afdelingnya dan bertanggung jawab dalam penyusunan RKAP, RO dan SPMK di bidang tanaman afdeling. 2) Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pelaksanaan teknis tanaman di afdelingnya. 3) Mengevaluasi hasil kerja di afdelingnya dan membuat rencana tindak lanjut hasil evaluasi serta membuat laporan kerja kepada Manajer melalui Sinder Kepala Tanaman. 4) Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui/disahkan. 5) Melaksanakan penyuluhan petani peserta program kemitraan dan memberikan perhitungan kebutuhan biaya dan sarana produksi. h. Asisten Personalia, tugas pokoknya antara lain: 1) Memastikan pelaksanaan operasional pekerjaan bidang SDM dan Umum berjalan dengan efektif dan efisien. 2) Memastikan penyusunan RKAP dan RKO untuk proses bisnis Unit menjadi pedoman operasional yang akurat.
  • 27. 14 Universitas Sriwijaya 3) Memastikan penggunaan biaya efisien dan efektif dengan berpedoman kepada RKAP dan RKO yang telah disahkan. 4) Memastikan penyusunan dan penyampaian laporan manajemen akurat dan tepat waktu. 5) Memastikan kewajiban Keuangan, (Perpajakan, Jamsostek, kewajiban lainnya) dibayar dan dilaporkan tepat waktu. 6) Memastikan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan terkelola dengan baik. 7) Memastikan kondisi lingkungan kerja di Unit aman dan kondusif. 3.5. Peta Wilayah PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi Berdasarkan surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia No. 949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 perihal permohonan bantuan kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. 1 Bengkulu untuk menyediakan tanah kebun inti dari PTP XXIII dan Start-up Project dalam rangka proyek NeS VI di Bengkulu. Yang kemudian surat tersebut disetujui oleh Gubernur dengan penunjukan lokasi di Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan dengan luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha. Luas Lahan: HGU : 5.804 Ha (Berlaku s.d 2023) HGB : 15,75 Ha (Berlaku s.d 2037) (-3,8 Ha Dibebaskan Untuk Jalan Toll Trans Sumatra) PTPN VII Unit Padang Pelawi ini terdiri atas 8 Afdeling mulanya. Kemudian mengalami penyusutan menjadi 7 Afdeling. Total areal perkebunan inti yang digarap yaitu 4.295 Ha dengan luas setiap Afdeling berbeda-beda. Pada Afdeling I luas garapan yaitu 586 Ha, Afdeling II yaitu 668 Ha, Afdeling III yaitu 615 Ha, Afdeling IV yaitu 620 Ha, Afdeling V yaitu 613 Ha, Afdeling VI yaitu 608 Ha, dan Afdeling VII yaitu 585 Ha. Berikut ini gambar peta dari setiap Afdeling.
  • 28. 15 Universitas Sriwijaya Gambar 3.5. Peta Afdeling di PTPN VII Unit Padang Pelawi Setiap Afdeling dipimpin oleh seorang asisten Afdeling yang dibantu oleh Mandor Besar, Mandor Sadap, dan Krani. Afdeling I–IV dipimpin oleh Asisten Kepala Wilayah 1. Sedangkan untuk Afdeling V-VII dipimpin oleh Asisten Kepala Wilayah 2. 3.6. Letak Geografis PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi berlokasi di Jalan Raya Bengkulu–Manna KM 26,5, Desa Padang Pelawi, Kecamatan Sukaraja, Provinsi Bengkulu. Titik koordinat dari PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi yaitu 03o 45’–04o 00’ Lintang Selatan dan 102o 17’–102o 32’ Bujur Timur.
  • 29. 16 Universitas Sriwijaya Adapun batas-batas wilayah di PTPN VII Unit Padang Pelawi antara lain: a) Sebelah Timur : Kecamatan Air Periukan b) Sebelah Barat : Desa Niur dan Desa Cahaya Negeri c) Sebelah Utara : Kebun Masyarakat d) Sebelah Selatan : Desa Kayu Arang dan Desa Padang Pelawi 3.7. Keadaan Iklim dan Tanah PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi memiliki topografi yang beragam mulai dari daratan hingga berbukit karena terletak di lereng Bukit Barisan. Kemiringan lahan berkisar antara 0º hingga 60º. Ketinggian antara 10 hingga 350 meter di atas permukaan laut. Kondisi tanahnya adalah jenis tanah alluvial dan podsolik merah kuning (PMK), kepekaan tanah terhadap erosi cukup tinggi, sering terjadi gempa tektonik dengan pusat gempa di Bukit Barisan. Suhu udara relatif panas, suhu rata-rata tahaunan adalah 25,9º C. Suhu rata- rata maksimum terjadi pada bulan Mei yakni 32,5º C dan rata-rata minimum terjadi pada bulan Juli dan Agustus yakni 21,5º C. Kelembaban udara termasuk tinggi dengan kelembaban rata-rata minimum 83,3%, kelembaban udara dari bulan ke bulan relatif stabil sepanjang tahun. Tanah yang dijadikan lokasi penanaman pohon karet milik perusahaan adalah tanah kuning perbukitan yang relatif subur untuk digunakan dalam aktivitas perkebunan.
  • 30. 17 Universitas Sriwijaya BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Limbah di PTPN VII Unit Padang Pelawi Unit Padang Pelawi merupakan pabrik yang memproduksi karet remah atau crumb rubber dan disebut juga sebagai Standard Indonesian Rubber (SIR). Karet SIR adalah karet remah yang merupakan jenis karet olahan dengan mutu spesifik, Unit ini memproduksi SIR 20. Bahan baku produk SIR berasal dari lateks kebun yang diperoleh dari penyadapan pohon karet. Setiap kegiatan industri bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan mendatangkan keuntungan sosial-ekonomi. Industri tersebut menimbulkan dampak terhadap lingkungan berupa limbah. PPKR Unit Padang Pelawi merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah dari proses produksinya. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainnya (Purba, 2009). Limbah merupakan masalah penting bagi sebuah industri. Pabrik pengolahan karet PT Perkebunan Nusantara VII Padang Pelawi mengeluarkan 4 jenis limbah yaitu limbah cair, emisi gas buang, limbah padat, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 4.1.1. Limbah Padat di PTPN VII Unit Padang Pelawi Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri yang berbentuk padat, biasanya dihasilkan dari beberapa aktivitas produksi. Limbah padat PPKR Unit Padang Pelawi biasanya berasal dari kolam rubber trap, kolam an aerob, campuran tanah dan tatal. Limbah padat yang dihasilkan tidak terlalu berbahaya dan limbah tersebut masih dapat digunakan kembali untuk pembuatan produk lain (reuse) seperti untuk pot bunga. Terdapat limbah padat yang tidak bisa didaur ulang yaitu remahan yang disebut dengan afval.
  • 31. 18 Universitas Sriwijaya Gambar 4.1. Limbah Padat dari Kolam Rubber Trap Gambar 4.2. Limbah di Gudang Afval 4.1.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi Limbah cair dari pengolahan karet Unit Padang Pelawi biasanya bersumber dari tahap penggilingan dan pencucian. Limbah cair industri karet remah mengandung berbagai bahan organik yang berasal dari unsur karet itu sendiri dan dari bahan koagulan yang digunakan. Buangan dari pabrik karet
  • 32. 19 Universitas Sriwijaya umumnya terdiri dari air sisa proses produksi. Sifat limbah cair yang dihasilkan berbeda-beda, tergantung proses yang digunakan dalam pabrik. Limbah cair yang dihasilkan dialirkan melalui parit yang akan diarahkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah atau IPAL, karena limbah cair yang tidak dikelola dengan baik berdampak bagi lingkungan pabrik dan kesehataan masyarakat. Gambar 4.3. Limbah Cair di Kolam Rubber Trap 4.1.3. Limbah Gas di PTPN VII Unit Padang Pelawi Limbah gas yang dihasilkan oleh PTPN VII Unit Padang Pelawi adalah gas atau asap yang keluar dari cerobong genset, cerobong heater dan cerobong dryer. Gas atau asap yang dikeluarkan dari heater dan dryer merupakan gas pembuangan proses pengeringan SIR 20. Gas yang keluar dari cerobong genset adalah gas hasil pembakaran antara bahan bakar solar yang mengandung bahan-bahan kimia dengan udara.
  • 33. 20 Universitas Sriwijaya Gambar 4.4. Cerobong Asap dari Heater Gambar 4.5. Cerobong Asap dari Dryer
  • 34. 21 Universitas Sriwijaya Gambar 4.6. Cerobong Asap dari Genset Debit udara yang dikeluarkan oleh sumber pengeluaran limbah gas di PPKR Unit Padang Pelawi berbeda-beda untuk setiap sumbernya. Pengujian emisi gas buang dilakukan oleh Sucofindo dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kualitas udara, kebauan, kebisingan, getaran yang ada di sekitar pabrik. 4.1.4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Selain limbah cair, padat, dan gas juga terdapat limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah B3 ini disimpan terpisah di ruang pengolahan limbah. Limbah yang disebut dengan B3 terdiri dari aki, lampu, jarum suntik, terpentin, oli dan accu bekas dari alat angkut forklift, kendaraan penumpang, kendaraan angkutan dan mesin pembangkit (genset caterpillar).
  • 35. 22 Universitas Sriwijaya Gambar 4.7. Gudang Penyimpanan Limbah B3 Tabel 4.1. Jenis Limbah dari Proses Produksi Karet Jenis Limbah Proses Pengolahan Karet Remah Padat Pengutipan sisa karet di kolam rubber trap Campuran tanah dengan tatal Campuran tanah dengan koagulum (butir-butir karet) Cair Penggilingan untuk kadar karet kering Proses pengolahan basah Proses pengolahan kering Pencucian alat Gas Cerobong asap dari mesin genset Cerobong asap dari mesin dryer Cerobong asap dari mesin heater B3 Lampu, Jarum Suntik, Terpentin, Oli dan Accu Bekas dari Alat Angkut Forklift, Kendaraan Penumpang, Kendaraan Angkutan dan Mesin Pembangkit (Genset Caterpillar) 4.2. Limbah Cair di PTPN VII Unit Padang Pelawi Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri. Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya karena
  • 36. 23 Universitas Sriwijaya tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang, salah satu contohnya yaitu air limbah dari pabrik karet. Pada PPKR Unit Padang Pelawi, limbah cair pengolahan karet berasal dari proses penggilingan, dan pencucian. Limbah cair dialirkan melalui parit yang yang terdapat di sekeliling pabrik pengolahan menuju ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah atau IPAL. Pengendalian limbah cair yang dilakukan adalah pengendalian pemakaian air di pabrik (In Plant Control) dan in house keeping yang baik, dengan melakukan efisiensi air dan beban pencemaran air sebesar 3% dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penggunaan air Recycling limbah cair sebesar 30% untuk proses pengolahan 2. Melalukan pembatasan jam operasi pompa air ke komplek perumahan 3. Meningkatkan house keeping Sarana pengolahan air limbah yang digunakan oleh PTPN VII Unit Padang Pelawi, yaitu rubber trap, an aerob, fakultatif, aerob I, aerob II, aerob III dan chek dam I. Adapun data sarana pengolahan air limbah SIR di Unit Padang Pelawi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
  • 37. 24 Universitas Sriwijaya Gambar 4.8. Instalasi Pengendalian Air Limbah (IPAL) 36 A. DATA TEKNIS KOLAM No HRT Volume(m3) 1 0,66 712,8 2 9 9.525 3 9 9.525 4 6 6.350 5 4 4.147 6 2 1.800 7 44 47.080 No Daya Keterangan OUT LET 1 @15HP - 2 15HP - K: KISO_PAWI/ALL DATA/ PELATIHAN/ALUR SIR 20 PAWI Pompa Air Recycle 1 Warmen Keterangan : Pembuatan Tahun 1991; Pelebaran Tahun: 1996 Uraian Jumlah Merk Aerator (MTO2) 2 Jet Aerator Chek Dam II (Penampung Air Hujan) B. DATA TEKNIS UPL 214 44 5 - 47.080 Aerob III 30 30 2 Chek Dam I 214 44 5 Aerob I 63,5 25 4 Aerob II 60,1 23 3 An Aerob 63,5 30 5 Fakultatif 63,5 30 5 Rubber Trap 36 12 1,65 8 LAY OUT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PABRIK PENGOLAHAN KARET REMAH UU. PAWI Uraian Panjang Lebar Tinggi CHEK DAM I (214x44x5 =47.080 m3) HRT = 44 Hari AEROB II (60.1x23x3 =4.146 m3) HRT = 4 Hari PABRIK AN AEROB (63.5x30x5 =9.525 m3) HRT = 9 Hari In Let (36x12x1.65= 712,8 m3) HRT = 0.66 Hari FAKULTATIF (63.5x30x5 =9.525 m3) HRT = 9 Hari AEROB I (63.5x25x4 =6.350 m3) HRT = 6 Hari AEROB III (30x30x2 = 1800 m3) HRT = 2 Hari RUBBER TRAP PENAMPUNG AIR HUJAN CHEK DAM II (214x44x5 =47.080 m3) LG RECYCLING KE PABRIK LG POMPA AIR AERATOR Diffuser
  • 38. 25 Universitas Sriwijaya 4.2.1. Kolam Rubber Trap Pada IPAL Tahap pertama dilakukan melalui kolam rubber trap. Kolam ini memiliki kapasitas, kolam rubber trap adalah 712,8 m3 (36x12x ,65 m) dengan retensi 0,66 hari. Limbah dikutip 2-4 hari sekali agar lebih mudah dalam pengambilan karena sudah berbentuk limbah padat. Pemeliharaan harian lingkungan kolam dilakukan setiap hari. Gambar 4.9. Kolam Rubber Trap Pada IPAL 4.2.2. Kolam An Aerob Pada IPAL Setelah dari proses penyaringan kolam Rubber Trap, air limbah yang telah dipisah dari karet akan dialirkan ke kolam kedua yaitu kolam an aerob. Fungsi kolam ini adalah untuk mengendapkan limbah karet dan untuk menguraikan senyawa-senyawa kimia yang terkandung di air oleh bakteri-bakteri an aerob dan dikolam ini sebaiknya terpapar dengan sinar matahari langsung dikarenakan bakteri yang ada dikolam an aerob dapat hidup dan berkembang biak. Kolam ini mempunyai ukuran kedalaman yang cukup dalam. Kapasitas kolam an aerob adalah 9.525 m3 (63,5x30x5 m) dengan masa tinggal 9 hari.
  • 39. 26 Universitas Sriwijaya Gambar 4.10. Kolam An Aerob Pada IPAL 4.2.3. Kolam Fakultatif Pada IPAL Kolam ketiga adalah kolam fakultatif dan kolam ini merupakan lanjutan dari kolam penanganan limbah cair industri karet remah setelah kolam an aerob. kolam ini berfungsi sebagai perantara antara kolam an aerob dengan kolam aerob. Kapasitas kolam fakultatif adalah 9.525 m3 (63,5x30x 5 m) dengan retensi 9 hari. Gambar 4.11. Kolam Fakultatif Pada IPAL
  • 40. 27 Universitas Sriwijaya 4.2.4. Kolam Aerob I Pada IPAL Kolam Keempat adalah kolam aerob I yang berfungsi agar air kontak secara langsung dengan udara dan dapat mengikat oksigen. Pada kolam aerob dilengkapi dengan difusser sebanyak 1 unit dengan tujuan agar dikolam menghasilkan gelembung-gelembung udara. Kolam aerob disemprot dengan air pada setiap sisi- sisinya. Kolam aerob I memiliki kapasitas 6.350 m3 (63,5x25x4 m) dan masa retensi 6 hari. Gambar 4.12. Kolam Aerob I Pada IPAL 4.2.5. Kolam Aerob II Pada IPAL Kolam aerob II merupakan kolam tempat pemberian oksigen untuk mengendalikan kadar COD dan BOD dengan menggunakan turbo jet aerator sebanyak 2 unit. Turbo jet aerator digunakan agar menstimulasi lebih banyak oksigen yang masuk ke dalam kolam. Turbo jet aerator merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai alat penambah oksigen dalam limbah atau untuk menghomogenkan air limbah dengan udara/oksigen dengan menggunakan prinsip perputaran baling-baling yang dapat menstimulasi air limbah untuk berkontak langsung dengan udara. Penambahan oksigen (aerasi) dengan turbo jet aerator akan mengurangi konsentrasi zat pencemar di dalam air limbah, hal ini akan mempengaruhi nilai parameter-parameter untuk pengukuran baku mutu limbah cair industri karet yaitu BOD5, COD, pH, TSS, NH3, dan N-total. Kolam aerob II memiliki kapasitas 4.146 m3 (60,1x23x3 m) dengan masa tinggal 4 hari.
  • 41. 28 Universitas Sriwijaya Gambar 4.13. Kolam Aerob II Pada IPAL Gambar 4.14. Turbo Jet Aerator di Kolam Aerob II 4.2.6. Kolam Aerob III Pada IPAL Pada kolam aerobik III merupakan kolam lanjutan dari kolam aerob II. Kolam aerob III memiliki kedalaman yang lebih dangkal dari kolam-kolam sebelumnya. Hal ini bertujuan agar sinar matahari akan lebih mudah masuk ke dalam kolam dan memperbanyak bakteri aerob yang dapat hidup. Kolam aerob III memiliki kapasitas 1.800 m3 (30x30x2 m) dengan masa tinggal 2 hari.
  • 42. 29 Universitas Sriwijaya Gambar 4.15. Kolam Aerob III Pada IPAL 4.2.7. Kolam Chek Dam I Pada IPAL Pada kolam terakhir adalah kolam chek dam I. Kolam ini digunakan sebagai kolam yang menentukan bahwa limbah cair tersebut sudah tidak berbahaya. Kolam ini terdapat beberapa ekor ikan yang digunakan sebagai indikator dari limbah cair tersebut. Kolam chek dam I merupakan kolam recycling. Air di dalam kolam recycling adalah air yang siap dipompakan dan digunakan kembali untuk proses pengolahan karet remah (SIR). Kolam chek dam I memiliki kapasitas 47.080 m3 (214x44x5 m) dengan masa tinggal 44 hari, air hasil kolam chek dam I dapat langsung dialirkan ke sungai setelah melewati pintu debit air. Gambar 4.16. Kolam Chek Dam I Pada IPAL
  • 43. 30 Universitas Sriwijaya 4.2.8. Kolam Chek Dam II Pada IPAL Lalu terdapat kolam chek dam II. Kolam ini digunakan sebagai kolam penampung air hujan karena air hujan tidak boleh bercampur dengan air proses. Kolam chek dam II memiliki kapasitas 47.080 m3 (214x44x5 m). Gambar 4.17. Kolam Chek Dam II Pada IPAL 4.3. Mekanisme Pengolahan Limbah Cair Pengolahan air limbah bertujuan untuk memastikan air limbah yang dibuang ke sungai/lingkungan sudah memenuhi baku mutu limbah yang dipersyaratkan, sehingga diperlukan pengolahan secara bertahap agar air limbah terurai dengan baik. Pengolahan limbah cair di PPKR Unit Padang Pelawi menggunakan sistem IPAL yang baik. Pengolahan limbah cair yang dilakukan yaitu dengan primary treatment dan secondary treatment. Pengolahan pertama atau primary treatment merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan zat padat tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Pemisahan di rubber trap merupakan penanganan limbah cair awal atau primary treatment karena kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menghilangkan zat padat pada limbah cair dengan cara pengapungan. Sedangkan pengolahan kedua atau secondary treatment bertujuan untuk mengurangi bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Secondary treatment terdapat
  • 44. 31 Universitas Sriwijaya pada kolam an aerob hingga kolam chek dam I dengan sistem pendekatan lagoon system, karena kolam-kolam tersebut sebagai tempat degradasi bahan- bahan organik dalam air limbah dengan menggunakan bantuan mikroorganisme. Limbah cair dipisahkan dari karet yang masih terkandung di dalam air limbah melalui kolam rubber trap. Kolam ini berfungsi sebagai tempat untuk menggumpalkan atau menangkap butir-butir karet (koagulum). Butiran- butiran karet yang telah terpisah dari air limbah akan mengapung di permukaan kolam. Padatan tersebut akan dikutip setiap 2-4 hari sekali. Pengutipan ini merupakan salah satu kegiatan pengendalian limbah cair secara House Keeping yang diterapkan oleh PPKR Unit Padang Pelawi. Air limbah dialirkan ke kolam an aerob, setelah melalui kolam rubber trap. Pada kolam ini dilakukan pemisahan bahan-bahan organik senyawa karbon, nitrogen, dan fosfor yang terdapat dalam limbah cair industri karet remah dapat didegradasi oleh bakteri metanogenik yang akan menghasilkan gas metana. Pengolahan sekunder di PPKR Unit Padang Pelawi ada tiga cara yaitu an aerob, fakultatif, dan aerob. Ketiga pengolahan tersebut merupakan pengolahan limbah cair yang dilakukan secara biologis yaitu dengan bantuan mikroorganisme untuk mendegradasi limbah tersebut. Sistem kolam an aerob merupakan salah satu pengolahan air limbah yang di dalamnya terjadi degradasi bahan-bahan organik tanpa adanya oksigen bebas yang menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Kolam an aerob merupakan kolam yang paling dalam, hal ini bertujuan agar proses an aerob (tidak ada udara) dapat terjadi karena sinar matahari sulit menembus ke dalam air sehingga bakteri an aerob dapat hidup. Kolam ini mempunyai penutup permukaan berupa limbah padat lapisan karet, hal ini bertujuan untuk mencegah oksigen masuk kedalam kolam sehingga bakteri an aerob dapat bekerja optimal merombak limbah cair menjadi senyawa organik sederhana. Kapasitas kolam an aerob diperkirakan dapat menampung produksi air limbah selama 18-20 hari, sedangkan kapasitas kolam aerob diharapkan dapat menampung produksi air limbah selama 8-10 hari. Pada prinsipnya proses yang terjadi dengan cara an aerob adalah mengubah bahan organik dalam
  • 45. 32 Universitas Sriwijaya limbah air menjadi methan dan karbon dioksida tanpa ada oksigen. Perubahan ini dilaksanakan dalam dua tahap dengan dua kelompok bakteri yang berbeda. Pertama, zat organik diubah menjadi asam organik dan alkohol yang mudah menguap. Kedua, melanjutkan perombakan senyawa asam organik menjadi methan. Kolam fakultatif adalah kolam yang mengandung bakteri yang memiliki adaptasi yang tinggi. Kolam fakultatif berfungsi sebagai perantara atau peralihan antara kolam an aerob dengan kolam aerob. Pada kolam ini, bakteri aerob mulai hidup namun belum terlalu banyak. Kolam fakultatif sebagai tempat perombakan senyawa organik sederhana yang belum terurai dalam kolam an aerob. Air limbah dari kolam fakultatif akan dialirkan menuju kolam aerob. Kolam aerob terdiri dari aerob I, aerob II, aerob III. Kolam aerob I adalah kolam yang tidak tertutup permukaannya sehingga dapat kontak langsung dengan udara bebas, sehingga berfungsi sebagai tempat penguraian senyawa- senyawa dalam air limbah secara aerob oleh bakteri aerob dengan cara mengoksidasi asam-asam organik. Pada kolam aerob dilengkapi dengan difusser sebanyak 1 unit dengan tujuan agar dikolam menghasilkan gelembung-gelembung udara. Pada kolam aerob I juga diberikan penyemprot di sekitar kolam air dari penyemprot tersebut berfungsi sebagai pengikat oksigen dari udara menuju ke dalam kolam sehingga dapat mengefisiensikan oksigen. Air limbah dari aerob I, selain menuju kolam aerob II juga masuk ke kolam aerob III. Kemudian air limbah menuju kolam aerob II. Kolam aerob II merupakan kolam tempat pemberian oksigen dengan menggunakan turbo jet aerator. Turbo jet aerator digunakan agar menstimulasi lebih banyak oksigen yang masuk ke dalam kolam. Setelah itu air limbah mengalir ke kolam aerob III. Kolam ini memiliki kedalaman yang lebih dangkal dari kolam-kolam sebelumnya. Hal ini bertujuan agar sinar matahari akan lebih mudah masuk ke dalam kolam dan memperbanyak bakteri aerob yang dapat hidup. Kolam chek dam I merupakan kolam penampungan limbah cair yang terakhir sebelum dialirkan ke sungai. Pada kolam chek dam I, air limbah telah berubah menjadi warna hijau muda yang sebelumnya berwarna hitam dan
  • 46. 33 Universitas Sriwijaya berbau. Kolam ini merupakan kolam tempat mengoperasikan asam-asam organik sederhana yang mudah menguap dan menonaktifkan bakteri di aerob. Limbah cair dari kolam chek dam I sudah dianggap bersih sehingga dapat dilepas ke pengairan dengan diamati debit keluarnya limbah cair tersebut setiap hari. Gambar 4.18. Pengamatan Debit Air Limbah Selain itu juga terdapat kolam chek dam II yang berfungsi sebagai kolam penampung air hujan. Hal ini dilakukan karena air hujan tidak boleh bercampur dengan air proses, karena jika bercampur akan mempengaruhi nilai terhadap parameter-parameter baku mutu limbah cair. itulah mengapa dibuat dua saluran yang berbeda untuk jalannya air hujan dan air proses/limbah.
  • 47. 34 Universitas Sriwijaya Gambar 4.19. Saluran Air Hujan dan Saluran Air Proses/Limbah Pengolahan limbah karet dengan sistem an aerob-aerob merupakan sistem pengolahan sederhana, mudah dioperasikan, murah, dan kualitas hasil olahannya dapat memenuhi kriteria baku mutu yang berlaku. Kelemahan sistem tersebut adalah kebutuhan lahan yang cukup luas untuk pembangunan kolam, karena itu pengolahan dengan sistem kolam sesuai untuk pabrik-pabrik crumb rubber yang terletak jauh dari pemukiman dan mempunyai persedian lahan yang luas. Pada pengolahan limbah cair, diperlukan diketahui masa retensi untuk setiap kolam IPAL, karena masa retensi dapat dijadikan sebagai perhitungan efisiensi ukuran sebuah kolam IPAL. Masa retensi diketahui berdasarkan perhitungan kapasitas kolam yang digunakan per pemakaian air yang digunakan pada proses pengolahan karet remah. Pemakaian air ditentukan dari kapasitas pabrik per ton kk per hari dikali dengan pemakaian air m3 per ton kk. 4.4. Analisis Baku Mutu Limbah Cair Hal yang perlu diperhatikan dari sistem pengolahan limbah cair adalah analisis limbah cair tersebut. Proses analisa limbah cair di PPKR Unit Padang Pelawi dilakukan pada bagian outlet dan domestik dan dianalisa setiap 1 bulan sekali. Analisa limbah cair tidak dilakukan sendiri oleh PPKR Unit Padang
  • 48. 35 Universitas Sriwijaya Pelawi, tetapi dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang. Hal ini dilakukan karena masih kurangnya peralatan dan tenaga kerja untuk proses analisa limbah cair. Upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi baku mutu limbah cair karet antara lain seperti: 1. Melakukan perbaikan-perbaikan seperti perbaikan pada kolam rubber trap agar jangan sampai penuh 2. Menjaga kebersihan kolam limbah 3. Melakukan pengerukan apabila terjadi pendangkalan Pada saat pengujian baku mutu limbah cair di laboratorium digunakan dua sampel limbah cair yang salah satu sampelnya diberi pengawet berupa asam sulfat (H2SO4). Parameter yang digunakan dalam analisis limbah cair ada 6 parameter diantaranya COD, BOD5, TSS (Total Suspended Solid), NH3- N, N-Total, dan pH. Tujuan baku mutu sesuai dengan yang dianjurkan oleh proper Kementrian Lingkungan Hidup adalah agar air limbah yang didapat tidak mencemari lingkungan pabrik dan sekitarnya. 4.4.1. Parameter COD Dalam Analisis Limbah Cair COD (Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi. COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada. 4.4.2. Parameter BOD5 Dalam Analisis Limbah Cair BOD (Biological Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam ppm (part per million) atau milligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk menguraikan benda organik oleh bakteri. nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan. Semakin besar angka BOD ini menunjukkan bahwa derajat pengotoran air limbah adalah semakin besar.
  • 49. 36 Universitas Sriwijaya 4.4.3. Parameter TSS Dalam Analisis Limbah Cair TSS (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Nilai TSS jika nilainya meningkat cukup signifikan, perairan akan tampak keruh dan terkesan kotor sehingga dapat mengurangi daya guna air tersebut. 4.4.4. Parameter NH3-N Dalam Analisis Limbah Cair Amonia (NH3) merupakan hasil dari penguraian zat organik (sisa pakan, feses dan biota akuatik yang mati) oleh bakteri pengurai. Sedangkan Amonia yang terukur dalam perairan adalah amonia total (NH3-N), yang terdiri dari amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Amonia dihasilkan dari dekomposisi senyawa organik yang mengandung nitrogen dan hidrolisis urea di air limbah. Konsentrasi amonium di permukaan dan air tanah biasanya rendah. 4.4.5. Parameter N-Total Dalam Analisis Limbah Cair Seperti zat polutan organik, unsur nitrogen adalah sumber nutrisi bagi makhluk hidup di air. Metode pengukuran nitrogen adalah dengan mengukur nitrogen organik, nitrogen amonia, dan nitrogen nitrat kemudian menjumlahkan nitrogen dari masing-masing pengukuran tersebut untuk menghitung jumlah total nitrogennya. Atau matematisnya N-Total = N organik + N amonia + N nitrat + N nitrit 4.4.6. Parameter pH Dalam Analisis Limbah Cair pH atau konsentrasi ion hidrogen adalah ukuran kualitas dari air maupun dari air limbah. Penentuan pH perlu diketahui apakah telah terjadi perubahan sifat asam-basa perairan dari nilai pH alaminya, bila nilainya lebih tinggi dari satu unit di atas normal berarti perairan menjadi terlalu basa, sebaliknya bila terjadi penurunan maka perairan menjadi terlalu asam. Bila ini terjadi, selain mengganggu biota atau ekosistem perairan, juga akan mengurangi nilai guna air.
  • 50. 37 Universitas Sriwijaya Tabel 4.2. Analisa Limbah Cair Outlet PPKR Unit Padang Pelawi Triwulan 2 Tahun 2021 Parameter Satuan BML* Apr Mei Jun COD mg/L 200 104 99 96 BOD5 mg/L 60 34 33 31 TSS (Total Suspended Solid) mg/L 100 77 73 70 NH3-N mg/L 5 2 2 2 N-Total mg/L 10 3 3 3 Ph - 6-9 7 8 6 Sumber: Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi *)Baku Mutu Limbah Cair Menurut Kepmen LH/05/2014 Tabel 4.3. Analisa Limbah Cair Domestik PPKR Unit Padang Pelawi Triwulan 2 Tahun 2021 Parameter Satuan BML* Apr Mei Jun COD mg/L 100 52 55 54 BOD5 mg/L 30 17 18 17 TSS (Total Suspended Solid) mg/L 30 18 20 19 NH3-N mg/L 10 0 0 0 N-Total mg/L - 3 3 3 pH - 6-9 6 6 6 Sumber: Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi *)Baku Mutu Limbah Cair Menurut Kepmen LH/05/2014 Pada tabel 4 dan tabel 5 menjelaskan tentang hasil analisis limbah cair di PTPN VII Padang Pelawi, dimana menghasilkan analisis pengolahan air limbah yang baik. Hal ini terbukti berdasarkan penilaian tim Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang tahun 2021 dengan parameter standar baku mutu pengolahan air limbah yang baik menunjukkan bahwa BOD dan COD yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang ditentukan.
  • 51. 38 Universitas Sriwijaya BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh, antara lain: 1. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya, baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk lainnya. Limbah merupakan masalah penting bagi sebuah industri. 2. Pabrik pengolahan karet PT Perkebunan Nusantara VII Padang Pelawi mengeluarkan 4 jenis limbah yaitu limbah cair, emisi gas buang (domestik), limbah padat dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). 3. Limbah biasanya bersumber dari tahap penggilingan dan pencucian. Limbah padat biasanya berasal dari kolam rubber trap, kolam an aerob, juga campuran tanah dan tatal. Limbah gas yang dihasilkan adalah gas/asap yang keluar dari cerobong genset, cerobong dryer dan cerobong heater. Sedangkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) terdiri dari aki, lampu, jarum suntik, terpentin, oli dan accu bekas dari alat angkut forklift, kendaraan penumpang, kendaraan angkutan dan mesin pembangkit (genset caterpillar). 4. Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang. 5. PTPN VII Padang Pelawi memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dalam pengolahan limbah cairnya, dimana setiap kolam memiliki fungsi yang berbeda beda. Kolam rubber trap bertujuan untuk memperlambat aliran limbah yang masih terdapat karet padatnya, kolam an aerob bertujuan untuk penguraian senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya, kolam fakultatif bertujuan untuk pelepasan bahan-bahan kimia, kolam aerob I bertujuan agar air berkontak langsung dengan udara (menghomogenkan air dan udara) dengan bantuan alat berupa turbo jet aerator dan dapat meningkatkan
  • 52. 39 Universitas Sriwijaya oksigen/gelembung udara dengan menggunakan diffuser, kolam chek dam I sebagai tempat penampungan terakhir air limbah yang sudah bersih, dan kolam chek dam II sebagai kolam penampung air hujan. 6. Pada Triwulan 2 tahun 2021 limbah cair di PTPN VII Padang Pelawi menghasilkan analisis pengolahan air limbah yang baik. Hal ini berdasarkan penilaian tim Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang tahun 2021 dengan parameter standar baku mutu pengolahan air limbah yang baik menunjukkan bahwa BOD dan COD yang dihasilkan tidak melebihi ambang batas yang ditentukan. 5.2. Saran Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan bisa dilakukan pembersihan atau pengurasan terhadap kolam pengolahan limbah cair agar kebersihan kolam dapat terus terjaga. 2. Diharapkan dapat meningkatkan perbaikan-perbaikan terhadap kolam pengolahan limbah cair.
  • 53. 40 Universitas Sriwijaya DAFTAR PUSTAKA Alinda, Nurul.2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Karet Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.11 No.01. Badan Pusat Statistik. 2011. Statistics Indonesia, Compiled by Gapkindo. http: //www.gapkindo.org/index.php/id/component/content/article/1-. Diakses pada 8 Juli 2021. Hendratno, Sinung. 2015. Analisis Perkembangan Pasar Karet Remah SIR. Warta Perkaretan. Vol. 34. No. 2. International Rubber Study Group. 2015. Rubber Statistical Buletin. Singapore : The Secretariat of the International Rubber Study Group. Janudianto, P. A, Napitulu H, Rahayu S, 2013. Panduan Budidaya Karet untuk Petani Skala Kecil. Rubber Cultivation Guide for Small-scale Farmers. Lembar Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia : World Agroforestry Center (ICRAF) Southeast Asia Regional Program. Manggabarani, A. 2012. Karet Alam Sebagai ATM Petani dan Sumber Devisa Negara. Jakarta : Media Perkebunan. Purba, Margareth E.K,. 2009. Analisa Kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN- ), dan Sulfida (S2- ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu. Skripsi. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. Suryana, Achmad. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Karet. Jakarta Selatan : Badan Litbang Pertanian. Yasin, Asramid. 2018. Manajemen Limbah Pabrik Karet Dalam Rangka Penurunan Kadar BOD (Biological Oxygen Demand). Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan. Vol. 7 No. 1. Hal : 22 – 34.
  • 55. 42 Universitas Sriwijaya Lampiran 1. Proses Penyadapan Karet di PTPN VII Unit Padang Pelawi Proses Penyadapan Karet Proses Pembuatan Sudut Sadap Menggunakan Mal Proses Pembuatan Tanda Bulan Pada Batang Karet
  • 56. 43 Universitas Sriwijaya Lampiran 2. Kegiatan di Pabrik PTPN VII Unit Padang Pelawi Alur Proses Pengolahan SIR 20 Proses Penerimaan Bahan Baku Proses Penimbangan Untuk K3 (Kadar Karet Kering)
  • 57. 44 Universitas Sriwijaya Lampiran 2. (lanjutan) Gudang Penjemuran Lembaran Karet Proses Penimbangan SIR 20 Uji Mutu SIR 20 di Laboratorium
  • 58. 45 Universitas Sriwijaya Lampiran 2. (lanjutan) Bersama Pak Rachman Ketua Laboratorium Gudang Mekanik dan Material Bahan Bakar Cangkang Kelapa Sawit
  • 59. 46 Universitas Sriwijaya Lampiran 3. Kegiatan Selama Magang Kegiatan Apel Setiap Senin Pagi Kegiatan Senam Setiap Sabtu Pagi Foto Bersama Manajer, Asisten Kepala, dan Dosen Pembimbing
  • 60. 47 Universitas Sriwijaya Lampiran 3. (lanjutan) Penyerahan Plakat oleh Dosen Pembimbing Foto Bersama Dosen Pembimbing
  • 61. 48 Universitas Sriwijaya Lampiran 4. Kegiatan di Limbah PTPN VII Unit Padang Pelawi Tempat Pengolahan Limbah Cair Tabel Perhitungan Outlet Limbah Cair Dengan Metode Lekukan 90
  • 62. 49 Universitas Sriwijaya Lampiran 4. (lanjutan) Data Hasil Analisis Baku Mutu Limbah oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang Data Perhitungan Debit Air Bulan Juni
  • 63. 50 Universitas Sriwijaya Lampiran 4. (lanjutan) Hasil Analisis Emisi Gas oleh Sucofindo
  • 64. 51 Universitas Sriwijaya Lampiran 5. Surat Izin Magang dari PTPN VII Unit Padang Pelawi
  • 65. 52 Universitas Sriwijaya Lampiran 6. Absensi Absensi Kegiatan Magang