SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
1 Universitas Sriwijaya
2
Universitas Sriwijaya
lebak yang terdapat di Indonesia ada sekitar 13,28 juta ha, yang terdiri atas 4,17
juta ha rawa lebak dangkal/pematang, 6,08 juta ha lahan rawa lebak tengahan, dan
3,04 juta ha lahan rawa lebak dalam yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan
Papua. Salah satu kegiatan pertanian yang dilakukan di lahan rawa lebak adalah
usahatani padi, apalagi tanaman padi merupakan komoditi yang dominan ditanami
di lahan rawa lebak. Hal ini disebabkan oleh luas lahan rawa lebak yang
berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian khususnya tanaman padi masih
tersedia cukup luas.
Padi adalah salah satu bahan pangan yang paling utama, karena
keberadaannya yang sangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat dan menjadi
makanan pokok (beras) bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi di
tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 1,02% dibandingkan dengan produksi
padi pada tahun 2019. Sebagian besar (94,9%) produksi padi dihasilkan dari
agroekosistem lahan sawah, dan sisanya dari lahan kering (Pujiharti, 2017).
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2020) luas lahan panen padi di Sumatera
Selatan padi sebesar 551,32 ribu ha dengan produksi padi sebesar 2,74 juta ton
GKG dari total keseluruhan produksi padi indonesia yaitu 54,65 juta ton GKG
dari total luas lahan padi mencapai 10,65 juta ha.
Sedangkan lahan rawa lebak terluas terdapat di Sumatera, yaitu sekitar 3,44
juta ha dan yang sesuai untuk lahan pertanian sekitar 1,15 juta ha dan Sumatera
Selatan merupakan lahan rawa lebak yang dominan. Luas total lahan rawa lebak
yang ada di Sumatera Selatan yaitu mencapai 285.941 ha. Salah satu daerah yang
mempunyai potensi lahan rawa lebak terluas adalah Kabupaten Ogan Ilir, dimana
pada tahun 2015 berada di urutan kedua untuk luas lahan padi rawa lebak yang
ditanami satu kali dalam setahun, dengan luas lahan sebesar 45.074 ha. Namun
untuk lahan rawa lebak yang ditanami dua kali dalam setahun masih tergolong
kecil yaitu hanya sebesar 1.615 ha (Badan Pusat Statistik, 2016).
Lahan rawa lebak memiliki keunggulan apabila dimanfaatkan dengan
teknologi pengelolaan dan tanaman terpadu yang tepat, juga akan mampu
menghadapi tantangan kebutuhan pangan yang semakin besar, meningkatkan
pendapatan petani, serta memperluas lapangan pekerjaan. Karakteristik lahan
rawa lebak yang berbeda-beda membuat pengelolaannya pun berbeda-beda di
3
Universitas Sriwijaya
setiap daerah. Pemanfaatan lahan rawa lebak tersebut ada yang dilakukan dengan
cara modern dan beberapa ada pula yang tetap mempertahankan kearifan lokal di
daerahnya, dimana masyarakat selalu menerapkan kebiasaan dari jaman dahulu
dalam budidaya usahatani dan pengolahan lahannya.
Kearifan lokal merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki masyarakat pada
umumnya dan berperan sebagai ilmu untuk bertahan hidup di lingkungannya
dengan menyatukan berbagai aspek mulai dari kepercayaan, norma, dan budaya.
Kearifan lokal biasanya banyak ditemui pada saat adanya kegiatan adat dan juga
kepercayaan masyarakat yang diyakini dengan rentang waktu yang cukup lama
serta sering kali bertujuan sebagai solusi bagi permasalahan yang terjadi dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari (Ridwan et al., 2016). Dalam
pengelolaan lahan rawa lebak untuk aktivitas pertanian, perikanan dan peternakan
sebagai komoditas utama dalam memperoleh pendapatan serta pemanfaatan
potensi desa untuk menambah pendapatan, penduduk desa hendaknya
memperhatikan aspek kearifan lokal (Lestari, 2021).
Pengolahan lahan yang tepat dalam usahatani memang perlu dilakukan
namun terdapat faktor lain yang juga harus diperhatikan yaitu tenaga kerja.
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan petani
dalam pelaksanaan usahataninya. Menurut Larasati (2012) tenaga kerja adalah
suatu faktor produksi yang utama. Tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal
dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja meliputi tenaga kerja pria,
tenaga kerja wanita, tenaga kerja anak-anak dan tenaga kerja ternak dan tenaga
mesin.
Sedangkan menurut Baruwadi (2012) tenaga kerja yaitu suatu faktor penting
dalam usahatani keluarga, khususnya tenaga kerja petani beserta anggota keluarga
maupun tenaga kerja dari luar keluarga serta kegiatan produksi yang utama dalam
kegiatan usahataninya dan sebagai pemimpin yang mengatur seluruh aspek
organisasi yang berkaitan dengan kegiatan pertanian yang diusahakan secara
keseluruhan. Alokasi waktu kerja adalah suatu curahan waktu yang dilakukan oleh
petani secara produktif baik dalam kegiatan usahatani padi maupun kegiatan
usahatani lainnya.
4
Universitas Sriwijaya
Dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, pengunaan tenaga kerja
dibidang pertanian dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan
tenaga kerja merupakan suatu besaran tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran
tenaga kerja tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk hari orang kerja (HOK) yang
dihitung setiap hari kerjanya (Rahim et al., 2014). Atau dengan kata lain curahan
tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam kegiatan usahatani
dimana tenaga kerja yang dicurahkan dalam proses produksi dan pengolahan
sampai pasca panen. Adapun menurut Utami (2015) faktor-faktor yang
mempengaruhi curahan tenaga kerja adalah tingkat pendidikan, usia, pengalaman
kerja, dan jenis kelamin.
Sebagian besar tenaga kerja yang tersedia di suatu pedesaan adalah kegiatan
pertanian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Winarso (2014) dalam Zahasfana
(2017) yang menyatakan bahwa sebenarnya sektor pertanian masih merupakan
tumpuan dalam penyerapan tenaga kerja di pedesaan. Desa Soak Batok
Kecamatan Indralaya Utara merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten
Ogan Ilir yang mayoritas penduduknya adalah bekerja sebagai petani. Desa Soak
Batok Kecamatan Indralaya Utara merupakan salah satu desa penghasil padi juga
memanfaatkan lahan rawa lebak dalam kegiatan pengolahan pertaniannya.
Sebagian besar penduduk Desa Soak Batok bekerja di bidang pertanian baik
dikelola sendiri maupun sebagai buruh tani atau tenaga kerja pertanian. Data mata
pencaharian penduduk menurut desa di Kecamatan Indralaya Utara dapat di lihat
pada Tabel 1.1. berikut ini.
5
Universitas Sriwijaya
Tabel 1.1. Mata Pencaharian Penduduk Menurut Desa Di Kecamatan Indralaya
Utara Tahun 2016
No. Desa/Kelurahan Mata Pencaharian
1. Bakung Perkebunan Karet
2. Lorok Perkebunan Palawija
3. Parit Perkebunan Karet
4. Pumajaya Perkebunan Karet
5. Payakabung Perkebunan Karet
6. Tanjung Baru Pertanian Holtikultura dan Peternakan
7. Tanjung Pering Industri makanan dan Peternakan
8. Sungai Rambutan Pertanian Holtikultura
9. Soak Batok Pertanian Padi
10. Timbangan Perdagangan dan Jasa
11. Suka Mulya Perkebunan Kelapa Sawit
12. Pulau Kabal Perkebunan Karet
13. Tanjung Pule Pertanian Holtikultura
14. Permata Baru Perdagangan dan Jasa
15. Palem Raya Perdagangan dan Jasa
16. Pulau Semambu Pertanian Holtikultura dan Perdagangan
Sumber: Badan Pusat Statistika Kecamatan Indralaya Utara, 2016
Total luas lahan panen yang ada di Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten
Ogan ilir pada padi sawah adalah sebesar 838 ha dengan produksi 3.129 ha dan
produktivitas sebesar 3.732 ton/ha (Badan Pusat Statistika, 2020). Selain itu
berdasarkan data Badan Pusat Statistika Kabupaten Ogan Ilir tahun 2016 diatas
bahwa Desa Soak Batok merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Indralaya
Utara yang memiliki jumlah penduduk bermata pencaharian sebagian besar petani
padi. Desa Soak Batok yang berbatasan dengan Desa Sungai Rambutan dan Kota
Madya Palembang memiliki luas wilayah 2.500 Ha, Desa ini dipecah menjadi 4
Dusun dan 6 RT, dengan jumlah penduduk sekitar 3.566 jiwa yang mata
pencariannya 90% adalah sebagai petani padi.
Peluang peningkatan produksi padi adalah pemanfaatan lahan rawa lebak
(Pujiharti, 2017). Desa Soak Batok dipilih karena merupakan wilayah mayoritas
pertanian padi yang juga memanfaatkaan lahan rawa lebak berbasis kearifan lokal
dalam usahatani nya. Selain itu rumah tangga petani sangat berperan penting
sebagai penyedia tenaga kerja baik segi pertanian maupun non pertanian sehingga
6
Universitas Sriwijaya
kegiatan yang dilakukan dapat mempengaruhi alokasi curahan tenaga kerja petani.
Oleh sebab itu, curahan waktu kerja petani sangat penting untuk dipelajari karena
berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga petani (Norfahmi et al., 2017
dalam Sari, 2021).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan pokok kajian tentang “Analisis Curahan Tenaga Kerja Pada
Usahatani Padi Rawa Lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir”.
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka didapat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa saja kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak yang terdapat di Desa
Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir?
2. Berapa besar curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa
Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja pada
usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir?
1.2. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengidentifikasi kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak yang terdapat
di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
2. Menganalisis berapa besar curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak
di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
3. Menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja
pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir.
7
Universitas Sriwijaya
1.3. Manfaat
Berdasarkan permasalahan dan tujuan di atas, maka manfaat dari penelitian
ini antara lain:
1. Sebagai bahan informasi bagi petani rawa lebak mengenai kearifan lokal dalam
pengelolaan tanaman padi di rawa lebak.
2. Sebagai sumber informasi untuk penelitian sejenis dan sebagai landasan untuk
melaksanakan penelitian serupa dalam lingkup yang lebih luas serta
bermanfaat bagi masyarakat.
3. Diharapkan dapat berguna bagi pemerintah ataupun instansi, sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait ketenagakerjaan dan lahan
rawa lebak.
8 Universitas Sriwijaya
BAB 2. KERANGKA PEMIKIRAN
2.2. Model Pendekatan
Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pendekatan secara diagramatik, yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini.
`
Keterangan:
Gambar 2.1. Model Pendekatan Penelitian
Desa Soak Batok
Petani
Lahan Rawa Lebak
Kearifan
Lokal
Usahatani Padi
Rawa Lebak
Curahan
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Dalam Keluarga
Tenaga Kerja
Luar Keluarga
- Persiapan Lahan
- Pengadaan Benih
dan Penyemaian
- Penanaman
- Pemeliharaan
- Panen
- Pasca Panen
- Tingkat Pendidikan
(Tahun)
- Usia (Tahun)
- Pengalaman Kerja
(Tahun)
- Luas Lahan
Garapan (Hektar)
: Terdiri dari
: Dipengaruhi
: Mempunyai
: Terdapat
9
Universitas Sriwijaya
2.3. Hipotesis
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Guntur et al., (2016),
menyatakan bahwa Desa Huta Gurgur II merupakan salah satu penghasil padi di
kecamatan silaen kabupaten toba samosir, yang dalam kehidupan sehari-hari
petani nya melakukan budidaya tanaman padi selalu menggunakan cara
tradisional. Kearifan lokal di bidang pertanian padi dijalani oleh petani padi di
Desa Huta Gurgur II ini. Kearifan lokal yang dilakukan petani padi sawah di Desa
Huta Gurgur II adalah membuat si gabe ni taon, yaitu mensyukuri kegiatan yang
kita lakukan berjalan lancar dan kita tetap sehat. Kearifan lokal tanaman padi yang
dijalani petani dilakukan dari kegiatan pembukaan lahan hingga ke pemasaran.
Kearifan lokal yang ada di desa Huta Gurgur II sebanyak 77 kearifan lokal.
Diantaranya Kearifan lokal petani padi yang dahulu ada 25 kearifan lokal,
kearifan lokal yang dahulu ada sampai sekarang masih dilakukan berjumlah 52
kearifan lokal, dan kearifan lokal yang sekarang tidak ada. Keuntungan petani
tersebut mempertahankan kearifan lokal sampai sekarang adalah lebih
mempererat tali persaudaraan sesama masyarakat, dan tetap membangkitkan
budaya batak agar tidak hilang akibat masuknya budaya barat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Soraya (2020), diperoleh
hasil bahwa kearifan lokal di Desa Bangsal Kecamatan Pampangan yang masih
tetap diterapkan oleh petani hingga saat ini terdiri dari tiga kegiatan pengelolaan
lahan rawa lebak yaitu pengelolaan ternak berupa kerbau, pengelolaan ikan di
lahan rawa dan pengelolaan tanaman padi di lahan rawa. Pengelolaan tanaman
padi di lahan rawa lebak Desa Bangsal, terdiri atas tujuh tahapan di antaranya:
pengolahan lahan, pengadaan benih dan penyemaian, penanaman, pemupukan,
pemeliharaan, panen hingga pasca panen.
Sabiningrum (2010), dalam penelitiannya mengenai curahan kerja dan
pendapatan keluarga pada petani Salak Pondoh di Desa Bangunkerto. Hasil dari
penelitian tersebut adalah curahan kerja yang dilakukan oleh petani lebih rendah
dibandingkan dengan pekerjaan sektor formal dan informal, namun pendapatan
yang diperolehnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedua sektor lain
tersebut. Curahan kerja petani dipengaruhi secara nyata oleh jumlah angkatan
kerja keluarga, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman bekerja dan status
10
Universitas Sriwijaya
pekerjaan. Curahan pekerja di sektor formal dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
umur, jumlah angkatan kerja keluarga, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan
luar dan pengalaman kerja sedangkan pendapatan tidak dipengaruhi secara nyata
oleh variabel penjelas. Untuk curahan kerja di sektor informal dipengaruhi secara
nyata oleh umur, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan luar dan pengalaman
kerja, sedangkan pendapatan pekerja di sektor informal dipengaruhi secara nyata
oleh modal awal.
Berdasarkan penelitian Rosalina (2017) menyatakan bahwa wanita tani
memerankan peranan penting dalam keterlibatannya pada kegiatan usahatani
untuk meningkatkan produksi padi sawah. Kegiatan yang dilakukan wanita tani
dipengaruhi oleh curahan waktu kerja yang tergantung pada faktor sosial ekonomi
dan keadaan keluarganya, seperti tingkat umur, jumlah tanggungan keluarga,
tingkat upah, luas lahan, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan tingkat
pengalaman. Lalu berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel independen maka
variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat upah, luas lahan, dan status
perkawinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel curahan waktu
kerja wanita tani pada usahatani padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
jumlah tanggungan keluarga semakin sedikit, upah semakin meningkat, dan luas
lahan yang digarap semakin luas maka curahan waktu kerja wanita tani
mengalami peningkatan. Dan apabila wanita tani berstatus belum menikah atau
janda cenderung memiliki curahan waktu kerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita tani yang menikah.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Diduga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada
usahatani padi rawa lebak adalah tingkat pendidikan, usia petani, pengalaman
kerja, dan luas lahan garapan.
2. Diduga masih terdapat kearifan lokal yang diterapkan dalam usahatani padi
rawa lebak yang dilakukan oleh petani di Desa Soak Batok Kabupaten Ogan
Ilir mulai dari kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman, panen
hingga pasca panennya.
11
Universitas Sriwijaya
2.4. Batasan Operasional
Adapun batasan-batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara
Kabupaten Ogan Ilir.
2. Responden dalam penelitian ini adalah petani padi rawa lebak di Desa Soak
Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
3. Key informan adalah kepala adat ataupun pejabat terkait yang memiliki
pengetahuan mengenai kearifan lokal dan potensi di Desa Soak Batok.
4. Kearifan lokal merupakan suatu pengetahuan petani di Desa Soak Batok yang
merupakan warisan secara turun temurun dari generasi sebelumnya dan juga
merupakan proses pengalaman hidup yang dijalani yang kemudian diterapkan
dalam proses usahatani di lahan rawa lebak.
5. Kearifan lokal dalam usahatani padi rawa lebak meliputi persiapan lahan,
pengadaan benih dan penyemaian, penanaman, pemeliharaan, panen sampai
dengan pasca panen.
6. Usahatani padi adalah kegiatan membudidayakan dan mengembangkan padi
untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari komoditas tersebut.
7. Tenaga kerja pertanian adalah orang yang digunakan untuk melaksanakan kerja
dalam proses usahatani padi sawah.
8. Curahan tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam usahatani
padi apung dengan satuan hari orang kerja (HOK) yang berasal dari dalam
keluarga dan luar keluarga.
9. Tenaga kerja dalam keluarga adalah tenaga kerja yang bersumber dari dalam
petani yaitu kepala keluarga beserta istri dan anak.
10. Tenaga kerja luar keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga
yang dibayar dengan tingkat upah yang berlaku.
11. Komposisi tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga adalah tenaga kerja
pria dan tenaga kerja wanita.
12. Tenaga kerja pria adalah tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak yang
berjenis kelamin pria dan memiliki umur produktif untuk bekerja atau
berumur diatas 15 tahun (HKP).
12
Universitas Sriwijaya
13. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja pada usahatani padi yang berjenis
kelamin wanita dan memiliki umur produktif untuk bekerja atau berumur
diatas 15 tahun (HKW).
13 Universitas Sriwijaya
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya
Utara Kabupaten Ogan Ilir. Dengan waktu pelaksanaan yang akan dilakukan pada
bulan Januari 2022 sampai selesai. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa sebagian besar masyarakat di Kecamatan
Indralaya Utara khususnya di Desa Soak Batok memiliki mata pencaharian
sebagai petani padi rawa lebak yang diteliti sesuai dengan topik bahasan yaitu
curahan tenaga kerja.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei (survey
method). Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari petani dimana data
tersebut mewakili daerah yang akan diteliti, metode ini dilakukan dengan cara
berinteraksi langsung dengan objek yang diamati. Penelitian dilaksanakan dengan
melakukan wawancara mendalam kepada responden di Desa Soak Batok dan
memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) yang berisi pertanyaan yang digunakan
sebagai bahan untuk pengumpulan data agar mendapatkan data dan informasi
mengenai curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak.
3.3. Metode Penarikan Contoh
Metode penarikan contoh dilakukan dengan metode acak sederhana (Simple
Random Sampling) terhadap populasi petani padi rawa lebak di Desa Soak Batok.
Metode pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) adalah
pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi berdasarkan sumber informasi (key
informan) yang dianggap mewakili populasi petani padi rawa lebak, serta
masyarakat yang mampu memberikan opini tentang kajian yang dilakukan. Dari
jumlah keseluruhan petani padi rawa lebak yang ada, diambil 30 kepala keluarga
yang bermata pencaharian utama sebagai petani padi rawa lebak di Desa Soak
Batok. Responden dipilih untuk menggali informasi mengenai curahan tenaga
kerja dan kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok.
14
Universitas Sriwijaya
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara serta observasi. Metode
wawancara dilakukan dengan tanya jawab pada petani mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian. pengambilan data primer dilakukan dengan teknik
wawancara langsung kepada petani menggunakan pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu pada kuesioner. Sedangkan metode observasi
digunakan untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan (crosscheck)
mengenai kesesuaian antara hasil wawancara dengan keadaan di lapangan.
Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dari pihak-
pihak tertentu. Data sekunder diperoleh melalui berbagai literatur, hasil penelitian
terdahulu, internet serta studi dokumentasi terkait dengan penelitian ini, juga dari
beberapa lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian. Selain itu data
sekunder yang diambil juga berupa data dari berbagai tulisan seperti data statistik
daerah Kecamatan Indralaya Utara dan data Badan Pusat Statistik Kabupaten
Ogan Ilir. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara mencari di internet,
membaca buku, jurnal, mendatangi dinas serta mencari informasi lainnya
mengenai penelitian melalui sumber-sumber yang terkait dengan penelitian.
3.5. Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari lapangan diolah secara tabulasi untuk dianalisis
secara sistematis dan dijelaskan secara deskriptif dengan bantuan program
Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statisctical Package For Social Science).
Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu mengidentifikasi kearifan
lokal pada usahatani padi rawa lebak dari awal pengelolaan lahan, pengadaan
benih dan penyemaian, penanaman, pemeliharaan, panen, sampai dengan pasca
panen. Proses memperoleh data ini menggunakan analisis secara deskriptif
berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden dan juga bertanya kepada
key informan yang biasanya merupakan orang yang dituakan di desa tersebut.
Hasil yang diperoleh kemudian dipresentasekan berdasarkan jumlah responden.
Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu menganalisis seberapa besar
curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok dapat
15
Universitas Sriwijaya
dijawab menggunakan rumus :
JK Total = JO x HK x JK x HKP
HKSP =
Keterangan:
HKSP = Hari Kerja Setara Pria (Hari Kerja)
JO = Jumlah Orang (Orang)
HK = Hari Kerja (Hari)
JK = Jam Kerja (Jam)
JKS = Jam Kerja Standar (Jam)
HKP = Hari Kerja Pria (Hari)
Hernanto (1996) membuat konversi tenaga kerja, yaitu dengan
membandingkan tenaga kerja pria sebagai ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain
dikonversi atau disetarakan dengan pria, yaitu: 1 pria = 1 hari kerja pria; 1 wanita
= 0,7 hari kerja pria; dan 1 anak = 0,5 hari kerja pria.
Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu menganalisis pengaruh faktor-
faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja yaitu tingkat pendidikan, usia
petani, pengalaman kerja, dan luas lahan garapan pada usahatani padi rawa lebak
di Desa Soak Batok, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yaitu
menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda
merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara
variabel independen dengan variabel dependen, hubungan masing-masing variabel
independen yang positif atau negatif, dan memprediksi nilai dari variabel
independen. Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh dari variabel
independen yaitu (tingkat pendidikan, usia petani, pengalaman kerja, dan luas
lahan garapan) terhadap variabel dependen (Curahan tenaga kerja).
Menurut Novita (2012) analisis regresi linier berganda tersebut dapat
dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel dependen dan variabel independen. Pada analisis
regresi linier berganda yang menjadi variabel dependen (Y) adalah curahan
tenaga kerja. Sedangkan variabel independen (X), yaitu tingkat pendidikan
(X1), usia petani (X2), pengalaman kerja (X3), dan luas lahan garapan (X4).
Persamaan regresi linier berganda yang digunakan, yaitu:
Y = b0 + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄
16
Universitas Sriwijaya
Keterangan:
Y = Curahan tenaga kerja (HOK)
X1 = Tingkat pendidikan (Tahun)
X2 = Usia petani (Tahun)
X3 = Pengalaman Kerja (Tahun)
X4 = Luas lahan garapan (Ha)
b0 = Intersep atau konstanta regresi penaksir dari β0
b1 – b4 = Koefisien regresi penaksir dari β1 – β4
2. Uji Koefisien Determinasi (R2
)
Uji koefisien determinasi (R2
) digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan
variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien
determinasi (R2
) mempunyai nilai antara 0 sampai 1 atau 1 > R > 0. Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi (R2
) suatu regresi atau semakin mendekati
nilai 1 maka akan semakin baik regresinya. Sebaliknya, nilai koefisien
determinasi (R2
) suatu regresi yang semakin kecil akan membuat kesimpulan
dari regresi tersebut tidak dipercaya. Umumnya nilai koefisien determinasi (R2
)
ditulis dalam bentuk persen.
3. Uji Koefisien Korelasi (r)
Uji koefisien korelasi (r) digunakan untuk menunjukkan ukuran kekuatan
hubungan linier antara variabel dependen dan variabel independen. Besarnya
koefesien korelasi (r) berkisar antara +1 sampai dengan -1. Jika koefesien
korelasi (r) positif maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya
jika nilai variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan tinggi. Sebaliknya,
koefesien korelasi (r) negatif maka kedua variabel mempunyai hubungan
terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan rendah.
4. Uji F (Uji Regresi secara Keseluruhan)
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel-variabel
independen (X) secara keseluruhan terhadap variabel dependen (Y). Uji F
dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel.
Hipotesis:
Ho : β1= β2 = β3 = β4 = 0
Ha : minimal salah satu βi ≠ 0
Kaidah keputusan:
a) Apabila Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap
17
Universitas Sriwijaya
variabel terikat.
b) Apabila Fhitung > Ftabel (α = 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat.
5. Uji t (Uji Regresi secara Individual)
Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk
melihat kuat atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen
secara terpisah terhadap variabel dependen. Adapun cara pengujiannya yaitu:
a) Jika nilai signifikansi kurang dari tingkat kesalahan (0,05), berarti terdapat
pengaruh yang nyata atau signifikan pada variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen.
b) Jika nilai signifikansi lebih dari tingkat kesalahan (0,05), berarti tidak
terdapat pengaruh yang nyata atau tidak signifikan pada variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen.
Hipotesis:
Ho : β1 = β2 = β3= β4 = 0
Ha : minimal salah satu βi ≠ 0
Kaidah keputusan :
a) Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara
individu variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
b) Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara
individu variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
6. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan korelasi antara variabel independen yang satu dengan lainnya.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independennya. Jika variabel independen saling berkorelasi maka
variabelvariabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan
nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi maka
dapat dilihat, sebagai berikut:
18
Universitas Sriwijaya
a) Nilai R2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b) Melihat nilai toleransi dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Suatu
model regresi bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai toleransi
kurang dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
7. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu
variabel independen. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas, salah satunya dengan menggunakan uji Breush-Pagan/
Cook-Weisberg test. Hasil dari uji Breush-Pagan/Cook-Weisberg test dapat
diketahui dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai tersebut lebih besar
dari 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Sedangkan apabila nilai
tersebut kurang dari 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.
19 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, M. dan Chendy Tapakrisnanto. 2016. Potensi dan Karakteristik Lahan Rawa
Lebak. Bogor : IAARD Press.
Badan Pusat Statistik. 2016. Mata Pencaharian Di Kecamatan Indralaya Utara.
Badan Pusat Statistika Kecamatan Indralaya Utara.
Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Sumatera
Selatan. Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Ogan Ilir Dalam Angka 2020. Badan
Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir.
Badan Pusat Statistik. 2020. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi
Menurut Provinsi 2018-2020. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
Baruwadi, M. 2012. Ekonomi Rumah Tangga. Universitas Negeri, Gorontalo.
Donggulo, Candra V et al. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza
sativa L.) Pada Berbagai Pola Jajar Legowo Dan Jarak Tanam. Jurnal
Agroland. Vol. 24, No. 1. Hal : 27 – 35.
Fadhla, Teuku. 2017. Analisis Manajemen Usaha Tani dalam Meningkatkan
Pendapatan dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tangan-Tangan Kab.
Aceh Barat Daya. Jurnal Visioner & Strategis. Vol. 6, No. 2. Hal : 9-23.
Gunawan, Lia et al. 2018. Studi Etnobotani Tanaman Padi (Oryza Sativa) di Desa
Wonoharjo, Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia. Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon. Vol. 4, No. 2. Hal : 133-138.
Guntur, Alfensius et al. 2016. Kajian Kearifan Lokal Petani Padi Sawah di Desa
Huta Gurgur Ii Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau. Vol. 3, No. 2. Hal : 1-7.
Hernanto F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kawengian, Trifly et al. 2019. Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi di
Desa Lowian Kecamatan Maesaan. Jurnal Transdisiplin Pertanian
(Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan),
Sosial dan Ekonomi. Vol. 15, No. 3. Hal : 397-406.
Khairullah, I. dan Isdijanto Ar-Riza. 2017. Kearifan Lokal Petani Lahan Rawa
Lebak. Jakarta : IAARD Press.
Kristyanto, Eko Noer. 2017. Kedudukan Kearifan Lokal Dan Peranan Masyarakat
Dalam Penataan Ruang di Daerah. Jurnal Rechtsvinding Media Pembinaan
Hukum Nasional. Vol. 6, No. 2. Hal : 151-170.
Larasati. 2012. Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Petani
Padi di Desa Sambirejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Malang :
Universitas Brawijaya.
20
Universitas Sriwijaya
Lestari, Dinda. 2021. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Berbasis Kearifan
Lokal Dalam Pengelolaan Tanaman Padi Rawa Lebak di Desa Soak Batok
Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Skripsi. Palembang :
Universitas Sriwijaya.
Normansyah, D., Siti Rochaeni dan A.D. Humaerah. 2014. Analisis Pendapatan
Usahatani Sayuran di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan
Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisnis. Vol. 8, No. 1.
Novita, Rista. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja
Wanita Tani Pada Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus Di Desa Ngarjo
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto). Skripsi. Malang :
Universitas Brawijaya.
Pesurnay, Althien Jhon. 2018. Local Wisdom in a New Paradigm : Applying
System Theory to the Study of Local Culture in Indonesia. IOP Conference
Series : Earth and Environmental Science.
Pujiharti, Yulia. 2017. Peluang Peningkatan Produksi Padi Di Lahan Rawa Lebak
Lampung. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 36, No. 1. Hal : 13-20.
Qamar, Nurul., et al. 2017. Local Wisdom of Bugis-Makassar in Legal
Perspective. International Multidisciplinary Conference and Call for Paper.
Rahim, A dan D. Retno. 2014. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Ridwan, M., A. Fatchan dan I.K. Astina. 2016. Potensi Objek Wisata Toraja Utara
Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Sumber Materi Geografi Pariwisata. Jurnal
Pendidikan. Vol. 1, No. 1.
Rosalina, Berlin. 2017. Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Terhadap Curahan Waktu
Kerja Kelompok Wanita Tani Padi di Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara. Skripsi. Departemen Pertanian : Agribisnis.
Sabiningrum, 2010. Pendapatan Keluarga dan Curahan Tenaga Kerja Pada Petani
Salak Pondoh Desa Bangunkerto Skripsi. Fakultas Pertanian Unibraw.
Malang.
Sari, Lili Nopita. 2021. Curahan Tenaga Kerja Petani Untuk Pendapatan Rumah
Tangga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Rantau Alih Kecamatan
Lintang Kanan Kabupaten Empat Lawang. Skripsi. Palembang : Universitas
Sriwijaya.
Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal
Filsafat. Vol. 14, No. 2. Hal : 111-120.
Soraya, Madina. 2020. Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Berbasis Kearifan Lokal
Dalam Upaya Mewujudkan Kedaulatan Pangan di Desa Bangsal Kecamatan
Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Skripsi. Palembang :
Universitas Sriwijaya.
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta Timur : Penebar Swadaya.
21
Universitas Sriwijaya
Suryana. 2016. Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Tani Terpadu Berbasis
Kawasan di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 35, No. 2. Hal :
57–68.
Syahputra, Fikri dan Ishak Yuarsah Inan. 2019. Prospek Lahan Sawah Lebak
Untuk Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan. Indonesian Journal of Socio Economics. Vol. 1, No. 2. Hal : 109-
114.
Tatipikilawan, Jomima M. 2012. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Keluarga
Pada Usaha Peternakan Kerbau di Pulau Moa Kabupaten Maluku Baratdaya.
Jurnal Agroforestri. Vol. 7, No. 1. Hal : 9-10.
Utami, Annisa Wanda. 2015. Analisi Produktivitas Tenaga Kerja Pada Usaha
Domba Analysis Farm Worker Productivity In Sheep Farm. Fakultas
Peternakan Universitas Padjajaran. 7 (3) : 1-25.
Yuniawan, A.I. 2012. Faktor-Faktor Yang Berpenaruh Terhadap Produksi
Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Ciamis Galuh.
Zahasfana, Linda Laila. 2017. Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi di Desa
Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Skripsi. Jember :
Universitas Jember.
Zaman, Nur., et al. 2020. Ilmu Usahatani. Medan : Yayasan Kita Menulis.

More Related Content

Similar to Analisis Kearifan Lokal dan Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Rawa Lebak

Manajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptx
Manajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptxManajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptx
Manajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptxdadiimadudin1
 
Lokakarya Konflik SDA.ppt
Lokakarya Konflik SDA.pptLokakarya Konflik SDA.ppt
Lokakarya Konflik SDA.pptyulius45
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinKhairul Amri
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPutri Azzara Arjani
 
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdfMuhammad Ihsan
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras NaaRonaa
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana DiandwiwWijaksana
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxLanlanBoystoyz1
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1NURUL FADLI
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianAthifah Ningtyas
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia Rifa Rifa
 
Tugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyaniTugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyaniFAUZIYAH NUSTYANI
 
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014Nurdinmontacity din
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...anif fahmi
 

Similar to Analisis Kearifan Lokal dan Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Rawa Lebak (20)

Manajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptx
Manajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptxManajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptx
Manajemen_Usahatani_Padi_Sawah.pptx
 
Lokakarya Konflik SDA.ppt
Lokakarya Konflik SDA.pptLokakarya Konflik SDA.ppt
Lokakarya Konflik SDA.ppt
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesinManajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
Manajemen usaha pelayanan jasa alat mesin
 
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masamRptp kajian kedelai lahan kering masam
Rptp kajian kedelai lahan kering masam
 
Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018Rdhp peningkatan ip 2018
Rdhp peningkatan ip 2018
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
 
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
5. SKRIPSI TASSYA AURIA ZAHRA.pdf
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
 
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya PertanianLaporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
 
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018Rdhp pendampingan kwsn jagung  2018
Rdhp pendampingan kwsn jagung 2018
 
Praktek lapang sembawa rifa sotia
Praktek lapang sembawa   rifa sotia Praktek lapang sembawa   rifa sotia
Praktek lapang sembawa rifa sotia
 
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
 
Tugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyaniTugas reklamasi fauziyah nustyani
Tugas reklamasi fauziyah nustyani
 
Bab
BabBab
Bab
 
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
Program Penyuluhan Kabupaten Dompu 2014
 
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
Strategi pengembangan komoditas unggulan sektor pertanian tanaman pangan di k...
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Analisis Kearifan Lokal dan Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Rawa Lebak

  • 2. 2 Universitas Sriwijaya lebak yang terdapat di Indonesia ada sekitar 13,28 juta ha, yang terdiri atas 4,17 juta ha rawa lebak dangkal/pematang, 6,08 juta ha lahan rawa lebak tengahan, dan 3,04 juta ha lahan rawa lebak dalam yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Salah satu kegiatan pertanian yang dilakukan di lahan rawa lebak adalah usahatani padi, apalagi tanaman padi merupakan komoditi yang dominan ditanami di lahan rawa lebak. Hal ini disebabkan oleh luas lahan rawa lebak yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian khususnya tanaman padi masih tersedia cukup luas. Padi adalah salah satu bahan pangan yang paling utama, karena keberadaannya yang sangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat dan menjadi makanan pokok (beras) bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi di tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 1,02% dibandingkan dengan produksi padi pada tahun 2019. Sebagian besar (94,9%) produksi padi dihasilkan dari agroekosistem lahan sawah, dan sisanya dari lahan kering (Pujiharti, 2017). Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2020) luas lahan panen padi di Sumatera Selatan padi sebesar 551,32 ribu ha dengan produksi padi sebesar 2,74 juta ton GKG dari total keseluruhan produksi padi indonesia yaitu 54,65 juta ton GKG dari total luas lahan padi mencapai 10,65 juta ha. Sedangkan lahan rawa lebak terluas terdapat di Sumatera, yaitu sekitar 3,44 juta ha dan yang sesuai untuk lahan pertanian sekitar 1,15 juta ha dan Sumatera Selatan merupakan lahan rawa lebak yang dominan. Luas total lahan rawa lebak yang ada di Sumatera Selatan yaitu mencapai 285.941 ha. Salah satu daerah yang mempunyai potensi lahan rawa lebak terluas adalah Kabupaten Ogan Ilir, dimana pada tahun 2015 berada di urutan kedua untuk luas lahan padi rawa lebak yang ditanami satu kali dalam setahun, dengan luas lahan sebesar 45.074 ha. Namun untuk lahan rawa lebak yang ditanami dua kali dalam setahun masih tergolong kecil yaitu hanya sebesar 1.615 ha (Badan Pusat Statistik, 2016). Lahan rawa lebak memiliki keunggulan apabila dimanfaatkan dengan teknologi pengelolaan dan tanaman terpadu yang tepat, juga akan mampu menghadapi tantangan kebutuhan pangan yang semakin besar, meningkatkan pendapatan petani, serta memperluas lapangan pekerjaan. Karakteristik lahan rawa lebak yang berbeda-beda membuat pengelolaannya pun berbeda-beda di
  • 3. 3 Universitas Sriwijaya setiap daerah. Pemanfaatan lahan rawa lebak tersebut ada yang dilakukan dengan cara modern dan beberapa ada pula yang tetap mempertahankan kearifan lokal di daerahnya, dimana masyarakat selalu menerapkan kebiasaan dari jaman dahulu dalam budidaya usahatani dan pengolahan lahannya. Kearifan lokal merupakan suatu pengetahuan yang dimiliki masyarakat pada umumnya dan berperan sebagai ilmu untuk bertahan hidup di lingkungannya dengan menyatukan berbagai aspek mulai dari kepercayaan, norma, dan budaya. Kearifan lokal biasanya banyak ditemui pada saat adanya kegiatan adat dan juga kepercayaan masyarakat yang diyakini dengan rentang waktu yang cukup lama serta sering kali bertujuan sebagai solusi bagi permasalahan yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari (Ridwan et al., 2016). Dalam pengelolaan lahan rawa lebak untuk aktivitas pertanian, perikanan dan peternakan sebagai komoditas utama dalam memperoleh pendapatan serta pemanfaatan potensi desa untuk menambah pendapatan, penduduk desa hendaknya memperhatikan aspek kearifan lokal (Lestari, 2021). Pengolahan lahan yang tepat dalam usahatani memang perlu dilakukan namun terdapat faktor lain yang juga harus diperhatikan yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan petani dalam pelaksanaan usahataninya. Menurut Larasati (2012) tenaga kerja adalah suatu faktor produksi yang utama. Tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja meliputi tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita, tenaga kerja anak-anak dan tenaga kerja ternak dan tenaga mesin. Sedangkan menurut Baruwadi (2012) tenaga kerja yaitu suatu faktor penting dalam usahatani keluarga, khususnya tenaga kerja petani beserta anggota keluarga maupun tenaga kerja dari luar keluarga serta kegiatan produksi yang utama dalam kegiatan usahataninya dan sebagai pemimpin yang mengatur seluruh aspek organisasi yang berkaitan dengan kegiatan pertanian yang diusahakan secara keseluruhan. Alokasi waktu kerja adalah suatu curahan waktu yang dilakukan oleh petani secara produktif baik dalam kegiatan usahatani padi maupun kegiatan usahatani lainnya.
  • 4. 4 Universitas Sriwijaya Dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, pengunaan tenaga kerja dibidang pertanian dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja merupakan suatu besaran tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran tenaga kerja tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk hari orang kerja (HOK) yang dihitung setiap hari kerjanya (Rahim et al., 2014). Atau dengan kata lain curahan tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam kegiatan usahatani dimana tenaga kerja yang dicurahkan dalam proses produksi dan pengolahan sampai pasca panen. Adapun menurut Utami (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja adalah tingkat pendidikan, usia, pengalaman kerja, dan jenis kelamin. Sebagian besar tenaga kerja yang tersedia di suatu pedesaan adalah kegiatan pertanian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Winarso (2014) dalam Zahasfana (2017) yang menyatakan bahwa sebenarnya sektor pertanian masih merupakan tumpuan dalam penyerapan tenaga kerja di pedesaan. Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten Ogan Ilir yang mayoritas penduduknya adalah bekerja sebagai petani. Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara merupakan salah satu desa penghasil padi juga memanfaatkan lahan rawa lebak dalam kegiatan pengolahan pertaniannya. Sebagian besar penduduk Desa Soak Batok bekerja di bidang pertanian baik dikelola sendiri maupun sebagai buruh tani atau tenaga kerja pertanian. Data mata pencaharian penduduk menurut desa di Kecamatan Indralaya Utara dapat di lihat pada Tabel 1.1. berikut ini.
  • 5. 5 Universitas Sriwijaya Tabel 1.1. Mata Pencaharian Penduduk Menurut Desa Di Kecamatan Indralaya Utara Tahun 2016 No. Desa/Kelurahan Mata Pencaharian 1. Bakung Perkebunan Karet 2. Lorok Perkebunan Palawija 3. Parit Perkebunan Karet 4. Pumajaya Perkebunan Karet 5. Payakabung Perkebunan Karet 6. Tanjung Baru Pertanian Holtikultura dan Peternakan 7. Tanjung Pering Industri makanan dan Peternakan 8. Sungai Rambutan Pertanian Holtikultura 9. Soak Batok Pertanian Padi 10. Timbangan Perdagangan dan Jasa 11. Suka Mulya Perkebunan Kelapa Sawit 12. Pulau Kabal Perkebunan Karet 13. Tanjung Pule Pertanian Holtikultura 14. Permata Baru Perdagangan dan Jasa 15. Palem Raya Perdagangan dan Jasa 16. Pulau Semambu Pertanian Holtikultura dan Perdagangan Sumber: Badan Pusat Statistika Kecamatan Indralaya Utara, 2016 Total luas lahan panen yang ada di Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan ilir pada padi sawah adalah sebesar 838 ha dengan produksi 3.129 ha dan produktivitas sebesar 3.732 ton/ha (Badan Pusat Statistika, 2020). Selain itu berdasarkan data Badan Pusat Statistika Kabupaten Ogan Ilir tahun 2016 diatas bahwa Desa Soak Batok merupakan satu-satunya desa di Kecamatan Indralaya Utara yang memiliki jumlah penduduk bermata pencaharian sebagian besar petani padi. Desa Soak Batok yang berbatasan dengan Desa Sungai Rambutan dan Kota Madya Palembang memiliki luas wilayah 2.500 Ha, Desa ini dipecah menjadi 4 Dusun dan 6 RT, dengan jumlah penduduk sekitar 3.566 jiwa yang mata pencariannya 90% adalah sebagai petani padi. Peluang peningkatan produksi padi adalah pemanfaatan lahan rawa lebak (Pujiharti, 2017). Desa Soak Batok dipilih karena merupakan wilayah mayoritas pertanian padi yang juga memanfaatkaan lahan rawa lebak berbasis kearifan lokal dalam usahatani nya. Selain itu rumah tangga petani sangat berperan penting sebagai penyedia tenaga kerja baik segi pertanian maupun non pertanian sehingga
  • 6. 6 Universitas Sriwijaya kegiatan yang dilakukan dapat mempengaruhi alokasi curahan tenaga kerja petani. Oleh sebab itu, curahan waktu kerja petani sangat penting untuk dipelajari karena berpengaruh terhadap pendapatan rumah tangga petani (Norfahmi et al., 2017 dalam Sari, 2021). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pokok kajian tentang “Analisis Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi Rawa Lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir”. 1.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak yang terdapat di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir? 2. Berapa besar curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir? 1.2. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak yang terdapat di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. 2. Menganalisis berapa besar curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. 3. Menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.
  • 7. 7 Universitas Sriwijaya 1.3. Manfaat Berdasarkan permasalahan dan tujuan di atas, maka manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Sebagai bahan informasi bagi petani rawa lebak mengenai kearifan lokal dalam pengelolaan tanaman padi di rawa lebak. 2. Sebagai sumber informasi untuk penelitian sejenis dan sebagai landasan untuk melaksanakan penelitian serupa dalam lingkup yang lebih luas serta bermanfaat bagi masyarakat. 3. Diharapkan dapat berguna bagi pemerintah ataupun instansi, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait ketenagakerjaan dan lahan rawa lebak.
  • 8. 8 Universitas Sriwijaya BAB 2. KERANGKA PEMIKIRAN 2.2. Model Pendekatan Model pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pendekatan secara diagramatik, yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini. ` Keterangan: Gambar 2.1. Model Pendekatan Penelitian Desa Soak Batok Petani Lahan Rawa Lebak Kearifan Lokal Usahatani Padi Rawa Lebak Curahan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Dalam Keluarga Tenaga Kerja Luar Keluarga - Persiapan Lahan - Pengadaan Benih dan Penyemaian - Penanaman - Pemeliharaan - Panen - Pasca Panen - Tingkat Pendidikan (Tahun) - Usia (Tahun) - Pengalaman Kerja (Tahun) - Luas Lahan Garapan (Hektar) : Terdiri dari : Dipengaruhi : Mempunyai : Terdapat
  • 9. 9 Universitas Sriwijaya 2.3. Hipotesis Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Guntur et al., (2016), menyatakan bahwa Desa Huta Gurgur II merupakan salah satu penghasil padi di kecamatan silaen kabupaten toba samosir, yang dalam kehidupan sehari-hari petani nya melakukan budidaya tanaman padi selalu menggunakan cara tradisional. Kearifan lokal di bidang pertanian padi dijalani oleh petani padi di Desa Huta Gurgur II ini. Kearifan lokal yang dilakukan petani padi sawah di Desa Huta Gurgur II adalah membuat si gabe ni taon, yaitu mensyukuri kegiatan yang kita lakukan berjalan lancar dan kita tetap sehat. Kearifan lokal tanaman padi yang dijalani petani dilakukan dari kegiatan pembukaan lahan hingga ke pemasaran. Kearifan lokal yang ada di desa Huta Gurgur II sebanyak 77 kearifan lokal. Diantaranya Kearifan lokal petani padi yang dahulu ada 25 kearifan lokal, kearifan lokal yang dahulu ada sampai sekarang masih dilakukan berjumlah 52 kearifan lokal, dan kearifan lokal yang sekarang tidak ada. Keuntungan petani tersebut mempertahankan kearifan lokal sampai sekarang adalah lebih mempererat tali persaudaraan sesama masyarakat, dan tetap membangkitkan budaya batak agar tidak hilang akibat masuknya budaya barat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Soraya (2020), diperoleh hasil bahwa kearifan lokal di Desa Bangsal Kecamatan Pampangan yang masih tetap diterapkan oleh petani hingga saat ini terdiri dari tiga kegiatan pengelolaan lahan rawa lebak yaitu pengelolaan ternak berupa kerbau, pengelolaan ikan di lahan rawa dan pengelolaan tanaman padi di lahan rawa. Pengelolaan tanaman padi di lahan rawa lebak Desa Bangsal, terdiri atas tujuh tahapan di antaranya: pengolahan lahan, pengadaan benih dan penyemaian, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Sabiningrum (2010), dalam penelitiannya mengenai curahan kerja dan pendapatan keluarga pada petani Salak Pondoh di Desa Bangunkerto. Hasil dari penelitian tersebut adalah curahan kerja yang dilakukan oleh petani lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan sektor formal dan informal, namun pendapatan yang diperolehnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan kedua sektor lain tersebut. Curahan kerja petani dipengaruhi secara nyata oleh jumlah angkatan kerja keluarga, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman bekerja dan status
  • 10. 10 Universitas Sriwijaya pekerjaan. Curahan pekerja di sektor formal dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur, jumlah angkatan kerja keluarga, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan luar dan pengalaman kerja sedangkan pendapatan tidak dipengaruhi secara nyata oleh variabel penjelas. Untuk curahan kerja di sektor informal dipengaruhi secara nyata oleh umur, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan luar dan pengalaman kerja, sedangkan pendapatan pekerja di sektor informal dipengaruhi secara nyata oleh modal awal. Berdasarkan penelitian Rosalina (2017) menyatakan bahwa wanita tani memerankan peranan penting dalam keterlibatannya pada kegiatan usahatani untuk meningkatkan produksi padi sawah. Kegiatan yang dilakukan wanita tani dipengaruhi oleh curahan waktu kerja yang tergantung pada faktor sosial ekonomi dan keadaan keluarganya, seperti tingkat umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat upah, luas lahan, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman. Lalu berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel independen maka variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat upah, luas lahan, dan status perkawinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel curahan waktu kerja wanita tani pada usahatani padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila jumlah tanggungan keluarga semakin sedikit, upah semakin meningkat, dan luas lahan yang digarap semakin luas maka curahan waktu kerja wanita tani mengalami peningkatan. Dan apabila wanita tani berstatus belum menikah atau janda cenderung memiliki curahan waktu kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tani yang menikah. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga faktor-faktor yang berpengaruh terhadap curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak adalah tingkat pendidikan, usia petani, pengalaman kerja, dan luas lahan garapan. 2. Diduga masih terdapat kearifan lokal yang diterapkan dalam usahatani padi rawa lebak yang dilakukan oleh petani di Desa Soak Batok Kabupaten Ogan Ilir mulai dari kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman, panen hingga pasca panennya.
  • 11. 11 Universitas Sriwijaya 2.4. Batasan Operasional Adapun batasan-batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. 2. Responden dalam penelitian ini adalah petani padi rawa lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. 3. Key informan adalah kepala adat ataupun pejabat terkait yang memiliki pengetahuan mengenai kearifan lokal dan potensi di Desa Soak Batok. 4. Kearifan lokal merupakan suatu pengetahuan petani di Desa Soak Batok yang merupakan warisan secara turun temurun dari generasi sebelumnya dan juga merupakan proses pengalaman hidup yang dijalani yang kemudian diterapkan dalam proses usahatani di lahan rawa lebak. 5. Kearifan lokal dalam usahatani padi rawa lebak meliputi persiapan lahan, pengadaan benih dan penyemaian, penanaman, pemeliharaan, panen sampai dengan pasca panen. 6. Usahatani padi adalah kegiatan membudidayakan dan mengembangkan padi untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari komoditas tersebut. 7. Tenaga kerja pertanian adalah orang yang digunakan untuk melaksanakan kerja dalam proses usahatani padi sawah. 8. Curahan tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam usahatani padi apung dengan satuan hari orang kerja (HOK) yang berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. 9. Tenaga kerja dalam keluarga adalah tenaga kerja yang bersumber dari dalam petani yaitu kepala keluarga beserta istri dan anak. 10. Tenaga kerja luar keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga yang dibayar dengan tingkat upah yang berlaku. 11. Komposisi tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga adalah tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. 12. Tenaga kerja pria adalah tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak yang berjenis kelamin pria dan memiliki umur produktif untuk bekerja atau berumur diatas 15 tahun (HKP).
  • 12. 12 Universitas Sriwijaya 13. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja pada usahatani padi yang berjenis kelamin wanita dan memiliki umur produktif untuk bekerja atau berumur diatas 15 tahun (HKW).
  • 13. 13 Universitas Sriwijaya BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Dengan waktu pelaksanaan yang akan dilakukan pada bulan Januari 2022 sampai selesai. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa sebagian besar masyarakat di Kecamatan Indralaya Utara khususnya di Desa Soak Batok memiliki mata pencaharian sebagai petani padi rawa lebak yang diteliti sesuai dengan topik bahasan yaitu curahan tenaga kerja. 3.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei (survey method). Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari petani dimana data tersebut mewakili daerah yang akan diteliti, metode ini dilakukan dengan cara berinteraksi langsung dengan objek yang diamati. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara mendalam kepada responden di Desa Soak Batok dan memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) yang berisi pertanyaan yang digunakan sebagai bahan untuk pengumpulan data agar mendapatkan data dan informasi mengenai curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak. 3.3. Metode Penarikan Contoh Metode penarikan contoh dilakukan dengan metode acak sederhana (Simple Random Sampling) terhadap populasi petani padi rawa lebak di Desa Soak Batok. Metode pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) adalah pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi berdasarkan sumber informasi (key informan) yang dianggap mewakili populasi petani padi rawa lebak, serta masyarakat yang mampu memberikan opini tentang kajian yang dilakukan. Dari jumlah keseluruhan petani padi rawa lebak yang ada, diambil 30 kepala keluarga yang bermata pencaharian utama sebagai petani padi rawa lebak di Desa Soak Batok. Responden dipilih untuk menggali informasi mengenai curahan tenaga kerja dan kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok.
  • 14. 14 Universitas Sriwijaya 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara serta observasi. Metode wawancara dilakukan dengan tanya jawab pada petani mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. pengambilan data primer dilakukan dengan teknik wawancara langsung kepada petani menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu pada kuesioner. Sedangkan metode observasi digunakan untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan (crosscheck) mengenai kesesuaian antara hasil wawancara dengan keadaan di lapangan. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dari pihak- pihak tertentu. Data sekunder diperoleh melalui berbagai literatur, hasil penelitian terdahulu, internet serta studi dokumentasi terkait dengan penelitian ini, juga dari beberapa lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian. Selain itu data sekunder yang diambil juga berupa data dari berbagai tulisan seperti data statistik daerah Kecamatan Indralaya Utara dan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir. Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara mencari di internet, membaca buku, jurnal, mendatangi dinas serta mencari informasi lainnya mengenai penelitian melalui sumber-sumber yang terkait dengan penelitian. 3.5. Metode Pengolahan Data Data yang diperoleh dari lapangan diolah secara tabulasi untuk dianalisis secara sistematis dan dijelaskan secara deskriptif dengan bantuan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statisctical Package For Social Science). Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu mengidentifikasi kearifan lokal pada usahatani padi rawa lebak dari awal pengelolaan lahan, pengadaan benih dan penyemaian, penanaman, pemeliharaan, panen, sampai dengan pasca panen. Proses memperoleh data ini menggunakan analisis secara deskriptif berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden dan juga bertanya kepada key informan yang biasanya merupakan orang yang dituakan di desa tersebut. Hasil yang diperoleh kemudian dipresentasekan berdasarkan jumlah responden. Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu menganalisis seberapa besar curahan tenaga kerja pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok dapat
  • 15. 15 Universitas Sriwijaya dijawab menggunakan rumus : JK Total = JO x HK x JK x HKP HKSP = Keterangan: HKSP = Hari Kerja Setara Pria (Hari Kerja) JO = Jumlah Orang (Orang) HK = Hari Kerja (Hari) JK = Jam Kerja (Jam) JKS = Jam Kerja Standar (Jam) HKP = Hari Kerja Pria (Hari) Hernanto (1996) membuat konversi tenaga kerja, yaitu dengan membandingkan tenaga kerja pria sebagai ukuran baku dan jenis tenaga kerja lain dikonversi atau disetarakan dengan pria, yaitu: 1 pria = 1 hari kerja pria; 1 wanita = 0,7 hari kerja pria; dan 1 anak = 0,5 hari kerja pria. Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu menganalisis pengaruh faktor- faktor yang mempengaruhi curahan tenaga kerja yaitu tingkat pendidikan, usia petani, pengalaman kerja, dan luas lahan garapan pada usahatani padi rawa lebak di Desa Soak Batok, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, hubungan masing-masing variabel independen yang positif atau negatif, dan memprediksi nilai dari variabel independen. Metode ini digunakan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen yaitu (tingkat pendidikan, usia petani, pengalaman kerja, dan luas lahan garapan) terhadap variabel dependen (Curahan tenaga kerja). Menurut Novita (2012) analisis regresi linier berganda tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi variabel dependen dan variabel independen. Pada analisis regresi linier berganda yang menjadi variabel dependen (Y) adalah curahan tenaga kerja. Sedangkan variabel independen (X), yaitu tingkat pendidikan (X1), usia petani (X2), pengalaman kerja (X3), dan luas lahan garapan (X4). Persamaan regresi linier berganda yang digunakan, yaitu: Y = b0 + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄
  • 16. 16 Universitas Sriwijaya Keterangan: Y = Curahan tenaga kerja (HOK) X1 = Tingkat pendidikan (Tahun) X2 = Usia petani (Tahun) X3 = Pengalaman Kerja (Tahun) X4 = Luas lahan garapan (Ha) b0 = Intersep atau konstanta regresi penaksir dari β0 b1 – b4 = Koefisien regresi penaksir dari β1 – β4 2. Uji Koefisien Determinasi (R2 ) Uji koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi (R2 ) mempunyai nilai antara 0 sampai 1 atau 1 > R > 0. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R2 ) suatu regresi atau semakin mendekati nilai 1 maka akan semakin baik regresinya. Sebaliknya, nilai koefisien determinasi (R2 ) suatu regresi yang semakin kecil akan membuat kesimpulan dari regresi tersebut tidak dipercaya. Umumnya nilai koefisien determinasi (R2 ) ditulis dalam bentuk persen. 3. Uji Koefisien Korelasi (r) Uji koefisien korelasi (r) digunakan untuk menunjukkan ukuran kekuatan hubungan linier antara variabel dependen dan variabel independen. Besarnya koefesien korelasi (r) berkisar antara +1 sampai dengan -1. Jika koefesien korelasi (r) positif maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan tinggi. Sebaliknya, koefesien korelasi (r) negatif maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi maka nilai variabel Y akan rendah. 4. Uji F (Uji Regresi secara Keseluruhan) Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel-variabel independen (X) secara keseluruhan terhadap variabel dependen (Y). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Hipotesis: Ho : β1= β2 = β3 = β4 = 0 Ha : minimal salah satu βi ≠ 0 Kaidah keputusan: a) Apabila Fhitung ≤ Ftabel (α = 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap
  • 17. 17 Universitas Sriwijaya variabel terikat. b) Apabila Fhitung > Ftabel (α = 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. 5. Uji t (Uji Regresi secara Individual) Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kuat atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara terpisah terhadap variabel dependen. Adapun cara pengujiannya yaitu: a) Jika nilai signifikansi kurang dari tingkat kesalahan (0,05), berarti terdapat pengaruh yang nyata atau signifikan pada variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. b) Jika nilai signifikansi lebih dari tingkat kesalahan (0,05), berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata atau tidak signifikan pada variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Hipotesis: Ho : β1 = β2 = β3= β4 = 0 Ha : minimal salah satu βi ≠ 0 Kaidah keputusan : a) Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara individu variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. b) Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara individu variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. 6. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel independen yang satu dengan lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabelvariabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi maka dapat dilihat, sebagai berikut:
  • 18. 18 Universitas Sriwijaya a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b) Melihat nilai toleransi dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai toleransi kurang dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. 7. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel independen. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas, salah satunya dengan menggunakan uji Breush-Pagan/ Cook-Weisberg test. Hasil dari uji Breush-Pagan/Cook-Weisberg test dapat diketahui dengan melihat nilai signifikansinya. Jika nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Sedangkan apabila nilai tersebut kurang dari 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas.
  • 19. 19 Universitas Sriwijaya DAFTAR PUSTAKA Alwi, M. dan Chendy Tapakrisnanto. 2016. Potensi dan Karakteristik Lahan Rawa Lebak. Bogor : IAARD Press. Badan Pusat Statistik. 2016. Mata Pencaharian Di Kecamatan Indralaya Utara. Badan Pusat Statistika Kecamatan Indralaya Utara. Badan Pusat Statistik. 2016. Luas Lahan Menurut Penggunaan di Sumatera Selatan. Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan. Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Ogan Ilir Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir. Badan Pusat Statistik. 2020. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut Provinsi 2018-2020. Jakarta : Badan Pusat Statistik. Baruwadi, M. 2012. Ekonomi Rumah Tangga. Universitas Negeri, Gorontalo. Donggulo, Candra V et al. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Pada Berbagai Pola Jajar Legowo Dan Jarak Tanam. Jurnal Agroland. Vol. 24, No. 1. Hal : 27 – 35. Fadhla, Teuku. 2017. Analisis Manajemen Usaha Tani dalam Meningkatkan Pendapatan dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tangan-Tangan Kab. Aceh Barat Daya. Jurnal Visioner & Strategis. Vol. 6, No. 2. Hal : 9-23. Gunawan, Lia et al. 2018. Studi Etnobotani Tanaman Padi (Oryza Sativa) di Desa Wonoharjo, Pangandaran, Jawa Barat, Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Vol. 4, No. 2. Hal : 133-138. Guntur, Alfensius et al. 2016. Kajian Kearifan Lokal Petani Padi Sawah di Desa Huta Gurgur Ii Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau. Vol. 3, No. 2. Hal : 1-7. Hernanto F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya. Kawengian, Trifly et al. 2019. Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi di Desa Lowian Kecamatan Maesaan. Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi. Vol. 15, No. 3. Hal : 397-406. Khairullah, I. dan Isdijanto Ar-Riza. 2017. Kearifan Lokal Petani Lahan Rawa Lebak. Jakarta : IAARD Press. Kristyanto, Eko Noer. 2017. Kedudukan Kearifan Lokal Dan Peranan Masyarakat Dalam Penataan Ruang di Daerah. Jurnal Rechtsvinding Media Pembinaan Hukum Nasional. Vol. 6, No. 2. Hal : 151-170. Larasati. 2012. Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Petani Padi di Desa Sambirejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Malang : Universitas Brawijaya.
  • 20. 20 Universitas Sriwijaya Lestari, Dinda. 2021. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Berbasis Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Tanaman Padi Rawa Lebak di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Skripsi. Palembang : Universitas Sriwijaya. Normansyah, D., Siti Rochaeni dan A.D. Humaerah. 2014. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran di Kelompok Tani Jaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Jurnal Agribisnis. Vol. 8, No. 1. Novita, Rista. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Wanita Tani Pada Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus Di Desa Ngarjo Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto). Skripsi. Malang : Universitas Brawijaya. Pesurnay, Althien Jhon. 2018. Local Wisdom in a New Paradigm : Applying System Theory to the Study of Local Culture in Indonesia. IOP Conference Series : Earth and Environmental Science. Pujiharti, Yulia. 2017. Peluang Peningkatan Produksi Padi Di Lahan Rawa Lebak Lampung. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 36, No. 1. Hal : 13-20. Qamar, Nurul., et al. 2017. Local Wisdom of Bugis-Makassar in Legal Perspective. International Multidisciplinary Conference and Call for Paper. Rahim, A dan D. Retno. 2014. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika Pertanian. Jakarta : Penebar Swadaya. Ridwan, M., A. Fatchan dan I.K. Astina. 2016. Potensi Objek Wisata Toraja Utara Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Sumber Materi Geografi Pariwisata. Jurnal Pendidikan. Vol. 1, No. 1. Rosalina, Berlin. 2017. Pengaruh Faktor-Faktor Sosial Terhadap Curahan Waktu Kerja Kelompok Wanita Tani Padi di Desa Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Skripsi. Departemen Pertanian : Agribisnis. Sabiningrum, 2010. Pendapatan Keluarga dan Curahan Tenaga Kerja Pada Petani Salak Pondoh Desa Bangunkerto Skripsi. Fakultas Pertanian Unibraw. Malang. Sari, Lili Nopita. 2021. Curahan Tenaga Kerja Petani Untuk Pendapatan Rumah Tangga Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Rantau Alih Kecamatan Lintang Kanan Kabupaten Empat Lawang. Skripsi. Palembang : Universitas Sriwijaya. Sartini. 2004. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal Filsafat. Vol. 14, No. 2. Hal : 111-120. Soraya, Madina. 2020. Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Mewujudkan Kedaulatan Pangan di Desa Bangsal Kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Skripsi. Palembang : Universitas Sriwijaya. Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta Timur : Penebar Swadaya.
  • 21. 21 Universitas Sriwijaya Suryana. 2016. Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Tani Terpadu Berbasis Kawasan di Lahan Rawa. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 35, No. 2. Hal : 57–68. Syahputra, Fikri dan Ishak Yuarsah Inan. 2019. Prospek Lahan Sawah Lebak Untuk Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Indonesian Journal of Socio Economics. Vol. 1, No. 2. Hal : 109- 114. Tatipikilawan, Jomima M. 2012. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Keluarga Pada Usaha Peternakan Kerbau di Pulau Moa Kabupaten Maluku Baratdaya. Jurnal Agroforestri. Vol. 7, No. 1. Hal : 9-10. Utami, Annisa Wanda. 2015. Analisi Produktivitas Tenaga Kerja Pada Usaha Domba Analysis Farm Worker Productivity In Sheep Farm. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. 7 (3) : 1-25. Yuniawan, A.I. 2012. Faktor-Faktor Yang Berpenaruh Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Ciamis Galuh. Zahasfana, Linda Laila. 2017. Curahan Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi di Desa Gumelar Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Skripsi. Jember : Universitas Jember. Zaman, Nur., et al. 2020. Ilmu Usahatani. Medan : Yayasan Kita Menulis.