Laporan penelitian ini membahas penggunaan virtual laboratory untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran fisika. Peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus untuk mengetahui pengaruh penggunaan virtual laboratory terhadap keaktifan siswa dan hasil belajar mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan virtual laboratory dapat meningkatkan keaktifan siswa dan pencapa
1. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK
Oleh:
NUVI NURMALA, S. Pd
NIM. 2020084241
PENDIDIKAN FISIKA
PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3 TAHUN 2020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMAN SISWA
YOGYAKARTA
2020
2. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK
Oleh:
NUVI NURMALA, S. Pd
NIM. 2020084241
PENDIDIKAN FISIKA
PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3 TAHUN 2020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMAN SISWA
YOGYAKARTA
2020
3. 3
Materai
Rp. 6.000
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Nuvi Nurmala
NIM 2020084241
Jurusan : Pendidikan Profesi Guru
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul PTK : Penggunaan virtual laboratory untuk meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar peserta didik
dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan laporan penelitian yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Semua kutipan
dan bahan rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah dicantumkan dalam
daftar pustaka. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini
merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, saya
bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi
berdasarkan aturan tata tertib akademik di UST. Demikian pernyataan ini saya
buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Peneliti,
Nuvi Nurmala
4. 4
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
PENGGUNAAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK
Telah Disetujui oleh Pembimbing dan Kepala Sekolah
Pada tanggal 27 bulan November tahun 2020
NUVI NURMALA
NIM. 2020084241
Mengetahui:
Kepala Sekolah
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Tati Nurhayati, S. Pd Dr. Yuli Prihatni, M. Pd
NIDN. 0507078101
Mengesahkan:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata TamanSiswa
Dekan,
Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed.
NIDN: 0508067702
5. 5
ABSTRAK
Nuvi Nurmala, S.Pd (2020) : Penggunaan Virtual Laboratory untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Peserta Didik
Kata kunci: Virtual Laboratory, Keaktifan, Prestasi Belajar
Penggunaan Virtual Laboratory diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam proses pembelajaran dimana peserta didik terlibat secara fisik,
emosional dan intelektual yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik sesuai dengan kompetensi yang telah distandarkan
kurikulum. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah
penggunaan virtual laboratory dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik? (b) Apakah penggunaan Virtual laboratory dalam
pembelajaran fisika dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik?
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester
I Tahun Pelajaran 2020/2021. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif dan
lembar observasi kegiatan pembelajaran. Berdasarkan data hasil penelitian
diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar peserta didik pada siklus 1 sebesar 64,0 dan
siklus 2 sebesar 72,0 dengan persentase ketuntasan secara klasikal pada siklus 1
sebesar 40% dan siklus 2 sebesar 80%. Skor rata-rata keaktifan peserta didik pada
siklus 1 sebesar 75% dan siklus 2 sebesar 76%.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan ini adalah penggunaan
virtual laboratory dapat memunculkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
sehingga kualitas pembelajaran menjadi baik. Selain itu, penggunaan virtual
laboratory dapat membantu mencapai ketuntasan pembelajaran.
6. 6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “PENGGUNAAN
VIRTUAL LABORATORY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK” ini.
Dalam penyusunan laporan penelitian ini peneliti banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih dengan tulus dan
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan
berkontribusi sehingga penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata
Taman Siswa, Bapak Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed.
3. Ketua Program Studi PPG Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa, Ibu Dr.
Siti Mariah, M. Pd
4. Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Dr. Yuli Prihatni, M. Pd.
5. Guru Pamong, Ibu Ermayanti, M. Pd.
6. Kepala SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon, Ibu Tati Nurhayati, S. Pd
7. Guru Mitra SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon, Ibu Rani Widiastuti, S. Pd dan Ibu
Misroyati, S. E
8. Rekan-rekan Mahasiswa PPG daljab angkatan 3 tahun 2020 terutama
kelompok Venus.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga laporan
penelitian ini dapat diselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tindakan ini jauh
dari sempurna untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak serta mengucapkan terima kasih untuk hal itu.
Peneliti
7. 7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................... iii
ABSTRAK................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL...................................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR........................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah… ......................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian … ......................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian …........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ......................................................................... 10
2.1 Landasan Teori ......................................................................... 10
2.1.1 Virtual Laboratory .................................................................. 10
2.1.2 Model Pembelajaran Inkuiri .................................................... 11
2.1.3 Keaktifan peserta didik............................................................ 11
2.1.4 Prestasi Belajar ........................................................................ 13
2.2 Hipotesis Tindakan .......................................................................... 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 66
3.1 Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 66
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 66
3.3 Deskripsi Per Siklus ......................................................................... 68
3.3.1 Siklus 1.................................................................................... 10
3.3.2 Siklus 2.................................................................................... 10
3.4. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................................. 68
3.5 Tekhnik Analisis Data ...................................................................... 68
8. 8
3.6 Indikator Keberhasilan ...........................................................................68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................88
4.1 Deskripsi Setting Penelitian ...................................................................88
4.2 Hasil Penelitian ......................................................................................88
4.3 Pembahasan............................................................................................88
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................88
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................109
5.2 Saran ....................................................................................................110
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................111
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................................113
9. 9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman kriteria untuk keaktifan peserta didik .............................. i
Tabel 3.2 Pedoman kriteria prestasi belajar peserta didik................................ i
Tabel 4.1 Hasil observasi keaktifan peserta didik pada siklus 1 .................... i
Tabel 4.2 Hasil observasi keaktifan peserta didik pada siklus 2 .................... i
Tabel 4.3 Hasil observasi keterlaksanaan model inkuiri dengan menginterasikan
virtual laboratory pada siklus 1 ....................................................... i
Tabel 4.4 Hasil observasi keterlaksanaan model inkuiri dengan menginterasikan
virtual laboratory pada siklus 2 ..................................................... i
Tabel 4.5 Hasil observasi prestasi peserta didik pada siklus 1 ....................... i
Tabel 4.6 Hasil observasi prestasi peserta didik pada siklus 2 ....................... i
10. 10
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 keaktifan peserta didik ................................................................... i
Grafik 4.2 ketuntasan belajar peserta didik ..................................................... i
11. 11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus 1 ......................................................... 1
Analisis Keaktifan Peserta Didik Pada Siklus 2 ......................................................... 1
Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuri dengan Mengintegrasikan Peserta
Didik Pada Siklus 1.................................................................................................... 1
Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuri dengan Mengintegrasikan Peserta
Didik Pada Siklus 1.................................................................................................... 1
Analisis Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Siklus 1 ................................................ 1
Analisis Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Siklus 2 ................................................ 1
12. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh kementrian pendidikan
dan kebudayaan merupakan standar isi yang menjadi acuan guru dalam
menjalankan pembelajaran terhadap peserta didiknya. Dalam mencapai
kompetensi dasar tersebut dibutuhkan perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan materi pokok yang akan dibelajarkan, salah satunya media
pembelajaran. Media pembelajaran digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran yang lebih bermakna, diantaranya menyajikan pembelajaran
abstrak menjadi konkret.
Pada materi pokok yang bersifat abstrak dalam fisika diantaranya
suhu dan kalor, teori kinetik gas, listrik statis dan dinamis, fisika modern dll
diperlukan media yang tepat agar peserta didik dapat mengalami pengalaman
belajar yang bermakna. Jika media yang digunakan tepat saat pembelajaran
akan mendorong meningkatkatnya aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.
Untuk itu, dalam hal ini peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
mengenai media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran yang akan peneliti jadikan bahan penelitian yaitu Virtual
laboratory yang merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan
teknologi informasi dan laboratorium. Pembelajaran berbasis virtual lab dapat
dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk mengeliminasi keterbatasan
perangkat laboratorium dan menghadirkan pembelajaran ke arah lebih
konkret.
B. Identifikasi Masalah
Peserta didik yang ada dalam satuan pendidikan akan memiliki
karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di satuan pendidikan lainnya.
Heterogenitas peserta didik dalam pembelajaran terkadang menjadi penyebab
munculnya berbagai masalah dan tantangan dalam menjalankan proses
pembelajaran itu. Karakteristik kompetensi yang akan dicapai juga berbeda-
13. 13
beda, ada yang konkret dan juga abstrak. Banyak hal yang melatarbelakangi
terjadinya masalah dalam pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh
pada keaktifan dan juga prestasi belajar peserta didik. Namun, apapun
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran, sebagai guru peneliti akan
berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai alternatif solusi yang tersedia.
Selama proses pembelajaran ini, penilaian terhadap keaktifan
peserta didik jarang untuk dilakukan padahal keaktifan merupakan gambaran
proses pembelajaran yang dialami peserta didik. Selain itu penilaian aspek
pengetahuan yang dilakukan belum menunjukkan adanya prestasi belajar
peserta didik yang memuaskan. Permasalahan tersebut dapat diatasi
diantaranya dengan mengintegrasikan media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa slide ppt, gambar, video atau
virtual laboratory.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti pada prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar
peserta didik yang dimaksud yaitu nilai yang didapatkan peserta didik pada
evaluasi penilaian aspek pengetahuan. Kemudian media pembelajaran
yang dipilih sebagai tindakan yaitu virtual laboratory. Virtual laboratory
yang digunakan merupakan media pembelajaran online pada situs
https://phetcolorad.edu
D. Rumusan Masalah
Pada penelitian tindakan kelas ini, rumusan masalah yang dijadikan
acuan dalam menjalankan penelitian adalah
1. Apakah penggunaan Virtual laboratory dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik kelas XI IPA SMAS Al-Khairiyah
3 Cilegon?
2. Apakah penggunaan Virtual laboratory dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas XI IPA SMAS Al-
14. 14
Khairiyah 3 Cilegon?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran fisika di SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon. Kualitas proses
pembelajaran yang akan ditingkatkan dari peneltian ini adalah aspek aktivitas
dalam menjalani proses pembelajaran dan prestasi belajar aspek pengetahuan
peserta didik.
F. Manfaat Penelitian
Bagian ini berisi manfaat teoretis dan praktis.
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini memiliki manfaat dalam meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam aspek keterampilan yaitu dalam
penggunaan virtual laboratory.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran fisika di SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon.
Kualitas proses pembelajaran yang akan ditingkatkan dari peneltian
ini adalah keaktifan dalam menjalani proses pembelajaran dan
prestasi belajar aspek pengetahuan peserta didik.
15. 15
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Virtual laboratory
Virtual laboratory, jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
berarti laboratorium maya merupakan salah satu alternatif media yang
dapat digunakan di sekolah untuk mengatasi keterbatasan sarana
laboratorium. Kegiatan praktikum dengan menggunakan Virtual
laboratory biasanya dikatakan sebagai simulasi. Simulasi dapat diartikan
sebagai perilaku tiruan yang menggambarkan keadaan sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep (Hendra Jaya, 2015).
Media simulasi Virtual laboratory menurut Hendra Jaya
(2015:14) dapat diperankan sebagai pengganti dari demonstrasi yang tidak
mungkin dilakukan di kelas, memperjelas demonstrasi yang menggunakan
alat peraga karena dengan simulasi, fenomena mikroskopis dapat
digambarkan dengan suatu pendekatan dinamik.
2. Model pembelajaran Inkuiri
Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2012: 77) menyatakan
“Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis sehingga mereka
menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud
adanya perubahan perilaku”. Trianto (2009: 166) juga mengutip dari
pendapat Gulo, strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya
diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah keterlibatan
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan
secara logis dan sistematis.
16. 16
Pendekatan inkuiri memiliki tahapan-tahapan, Gulo (2002: 94-
95) menjelaskan bahwa ada lima tahapan dalam inkuiri antara lain: 22
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan bukti,
menguji hipotesis, menarik kesimpulan sementara. Lebih lanjut Widowati
(2011: 58), menjelaskan tahapan inkuiri yang dapat diterapkan meliputi: a.
Mengenal dan merumuskan problem terkait dengan percobaan b.
Mengajukan hipotesis dan memilih satu atau lebih hipotesis untuk testing
dan verifikasi c. Mengumpulkan serta menyusun informasi-informasi yang
relevan d. Merancang percobaan e. Melakukan percobaan f. Menyatakan
atau menarik kesimpulan-kesimpulan (yang berdasarkan eksperimen) g.
Mengembangkan masalah baru. Berdasarkan pendapat ahli, peneliti
mencoba menerapkan pembelajaran inkuiri dengan tahapan-tahapan : (1)
menyajikan fenomena (2) merumuskan masalah (3) mengajukan hipotesis
(4) melakukan percobaan/menyelidikan (5) mengumpulkan data
pengamatan (6) menganalisis data (7) menyimpulkan.
3. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
Gage and Berliner dalam teori kognitifnya menyatakan bahwa
belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi
yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan
transformasi (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Dengan demikian, aktivitas
peserta didik selama proses pembelajaran menjadi petunjuk terjadinya proses
pembelajaran yang diharapkan. Nana Sudjana (2004: 61) menyatakan
aktivitas peserta didik dapat dilihat dalam hal: (1) turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3)
Bertanya kepada peserta didik lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk pemecahan masalah;(5) Melaksanakan diskusi kelompok
sesuai dengan petunjuk guru;(6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil
yang diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah
yang sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang
17. 17
diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian diatas peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini akan
melihat aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu terlibat dalam
diskusi, bertanya atau menanggapi guru atau peserta didik lainnya,
melakukan simulasi virtual lab dengan terstruktur sesuai LKPD yang
kemudian akan dijabarkan dalam lembar observasi.
4. Prestasi Belajar
Dalam bahasa Indonesia prestasi berarti hasil usaha. Proses
pembelajaran yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula.
Prestasi Belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan.
Menurut (Arifil Zainal, 2009: 12-13) fungsi prestasi antara lain: 1) Prestasi
belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat
ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai "tendensi
keingin tahuan” (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia. 3)
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4)
Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsi adalah
kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak
didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan
masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap
(kecerdasan) peserta didik.
Berdasarakan uraian diatas, peneliti dalam melakukan penelitian
tindakan kelas ini membatasi prestasi belajar yang menjadi acuan ini adalah
18. 18
nilai aspek pengetahuan yang didapatkan melalaui evaluasi pembelajaran/alat
tes yang diujikan kepada peserta didik setelah pembelajaran.
B. Hipotesis Tindakan
Hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan penggunaan media
pembelajaran virtual laboratory dalam pembelajaran dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar peserta didik.
19. 19
BAB III
METODE PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian dan Objek penelitian
Subyek penelitian ini adalah peneliti yang mengampu tugas sebagai
guru bidang study fisika. Dalam penelitian ini, guru mitra yang membantu
sebagai observer selama pelaksaan siklus 1 dan 2 adalah Rani Widiastuti, S.
Pd selaku guru bidang study matematika yang bertugas sebagai observer yang
bertugas sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru peneliti dalam
melaksanakan tindakan yang direncakan sesuai dengan model pembelajaran
dan Misroyati, S. E selaku guru bidang study ekonomi yang bertugas sebagai
observer untuk mengamati keaktifan peserta didik.
Obyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMAS Al-
Khairiyah 3 Cilegon tahun pelajaran 2020-2021 yang berjumlah lima orang
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang dan berjenis kelamin
perempuan sebanyak dua orang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAS Al-Khairiyah 3
Cilegon pada bulan November tahun 2020 yang bertepatan pada semester
ganjil tahun pelajran 2020-2021.
C. Deskripsi Per-siklus
1. Siklus I
Tahap Perencanaan Tindakan
Siklus I akan mengangkat materi pokok yaitu teori kinetik gas
subtema Hukum Boyle. Untuk itu yang dilakukan dalam tahap
perencanaan adalah
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
Virtual laboratory sebagai media pembelajarannya.
20. 20
b) Membuat LKPD sebagai petunjuk simulasi Virtual laboratory yang
akan digunakan peserta didik selama proses pembelajaran,
dilengkapi dengan modul pembelajaran sebagai penunjang
c) Membuat media pembelajaran dalam bentuk power point dilengkapi
dengan video yang menampilkan fenomena yang berkaitan dengan
hukum Boyle
d) Membuat instrumen pengumpulan data yaitu lembar observasi
keaktifan peserta didik disertai rubrik penskoran dan lembar
observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri
e) Membuat tes prestasi belajar yang dibatasi pada aspek pengetahuan.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan rencana yang dibuat, maka pelaksanaan tindakan
secara rinci adalah sebagai berikut.
a) Membagikan modul pembelajaran teori kinetik gas
b) Membagikan LKPD yang berisi langkah-langkah simulasi Virtual
laboratory
c) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran
d) Mengamati keaktifan peserta didik menggunakan lembar observasi
disertai rubrik penskoran dan mencatat hal-hal yang terjadi selama
peserta didik melakukan simulasi Virtual laboratory
e) Mengamati aktivitas guru menggunakan lembar observasi
keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri
f) Melakukan evaluasi pembelajaran dengan alat tes aspek
pengetahuan di akhir siklus
Tahap Observasi dan Evaluasi Tindakan
Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh peneliti bersama
teman sejawat sebagai observer. Keaktifan peserta didik diamati dan
dicatat pada lembar observasi. Hasil observasi kemudian dievaluasi,
dibahas bersama dengan teman sejawat.
21. 21
Tahap Refleksi Tindakan
Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima. Berdasarkan hasil pengamatan, dan apa
yang telah dilakukan peserta didik dilakukan refleksi untuk kemudian
dijadikan acuan dalam perbaikan proses pembelajaran pada siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan
siklus I dengan pembelajaran yang masih dalam materi pokok teori kinetik
gas subtema hukum Gay Lussac yaitu
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan
Virtual laboratory sebagai media pembelajarannya.
b) Membuat LKPD sebagai petunjuk simulasi Virtual laboratory yang
akan digunakan peserta didik selama proses pembelajaran, dilengkapi
dengan modul pembelajaran sebagai penunjang
c) Membuat media pembelajaran dalam bentuk power point dilengkapi
dengan video yang menampilkan fenomena yang berkaitan dengan
hukum Gay Lussac
d) Membuat instrumen pengumpulan data yaitu lembar observasi
keaktifan peserta didik dan lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran inkuiri disertai rubrik penskoran.
e) Membuat tes prestasi belajar yang dibatasi pada aspek pengetahuan.
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tidak jauh berbeda dengan tahap perencanaan, pada dasarnya
pelaksaaan tindakan pada siklus II ini sama dengan siklus I. Namun
pelaksanaan tindakan pada siklus II memperhatikan temuan yang ada pada
siklus I dan yang belum berlangsung dengan baik. Pada pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II dilakukan perbaikan dengan terus melanjutkan
proses yang telah berjalan dengan baik pada siklus I. Perbaikan pelaksanaan
pada siklus II, mengacu pada kendala dan hasil refleksi siklus I.
22. 22
Tahap Observasi /Evaluasi Tindakan
Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas belajar peserta didik dan
dicatat pada pedoman observasi. Indikator aktivitas peserta didik yang
diamati antara lain: jumlah peserta didik yang bertanya, jumlah peserta didik
yang menjawab pertanyaan, jumlah peserta didik yang mengajukan hipotesis,
jumlah peserta didik yang mengajukan gagasan, jumlah peserta didik yang
berinteraksi saat diskusi, dan jumlah peserta didik yang berpartisipasi dalam
membuat simpulan. Hasil observasi kemudian dievaluasi, dibahas bersama
dengan teman sejawat.
Tahap Refleksi
Melakukan analisis terhadap apa yang terjadi, apa yang telah
dilakukan, dan apa yang harus disimpulkan untuk rekomendasi hasil
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengumpulkan data
selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Sumber data berasal
dari guru dan peserta didik yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan
prestasi belajar peserta didik. Data yang diperoleh dari lembar observasi
adalah data keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri yang
mengintegrasikan virtual laboratory selama proses pembelajaran berlangsung
dan data keaktifan peserta didik. Data prestasi belajar diukur dengan tes
tertulis berupa soal pilihan ganda yang dilaksanakan di setiap akhir siklus.
E. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti dalam menganalisisis
data yang diperoleh menggunakan metode statistik deskriptif melalui
perbandingan rata-rata sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Keaktifan belajar peserta didik diobservasi dengan lembar observasi
keaktifan belajar peserta didik yang berisi indikator keaktifan yang harus
dicapai peserta didik. Penilaian pada lembar observasi ini adalah dengan
23. 23
menentukan persentase keaktifan setiap peserta didik. Persentase keaktifan
peserta didik diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Wijayanti, 2012:67).
𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑥 100 %
Pedoman kriteria keaktifan peserta didik pada pembelajaran menurut
Arikunto (2007:18) sebagaimana tertera pada Tabel 1.
Tabel 3.1. Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Peserta didik
Capaian Kriteria
75% - 100% Tinggi Tinggi
51% - 74% Sedang Sedang
25% - 50% Rendah Rendah
0% - 24% Sangat Rendah Sangat Rendah
Indikator keaktifan yang harus dicapai peserta didik antara lain (1) mengamati
fenomena, (2) menjawab pertanyaan dalam merumuskan masalah, (3)
mengajukan hipotesis percobaan, (4) melakukan percobaan, (5)
mengumpulkan data pengamatan dalam LKPD, (6) presentasi dan diskusi
hasil percobaan.
Prestasi belajar peserta didik dianalisis dengan cara menghitung ketuntasan
individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individu dihitung dengan menggunakan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑥 100 %
(Djamarah, 2008:67)
Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Ketuntasan minimal prestasi belajar pengetahuan adalah
sebesar 70. Jika nilai individu kurang dari 70 berarti peserta didik belum
24. 24
tuntas dan apabila nilai yang diperoleh sama atau lebih dari 70 berarti peserta
didik telah tuntas. Secara klasikal, dikatakan tuntas belajar apabila mencapai
≥ 80% dari keseluruhan nilai peserta didik atau nilai rata-rata peserta didik di
kelas. Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
𝐾𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
𝑥 100 %
(Djamarah, 2008:67)
Deskripsi ketuntasan klasikal dilakukan dengan membandingkan
hasil yang diperoleh. Apabila jumlah peserta didik tuntas sama atau lebih dari
70% berarti secara klasikal pembelajaran dikatakan tuntas dan sebaliknya jika
jumlah peserta didik yang tuntas belum mencapai 70% berarti secara klasikal
belum tuntas.
Kriteria penilaian dalam mengukur prestasi belajar, sebagai berikut
Tabel 3.2. Pedoman Kriteria untuk prestasi belajar peserta didik
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah (1) hasil analisis
observasi keterlaksanaan kegiatan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran mencapai persentase rata-rata ≥ 81% dengan kriteria sangat
baik, (2) hasil analisis observasi keaktifan belajar peserta didik minimal
capaiannya ≥ 51% dengan kriteria sedang, (3) hasil analisis tes prestasi belajar
untuk ketuntasan individu ≥ 70 berarti peserta didik telah tuntas dan untuk
26. 26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAS Al-
Khairiyah 3 Cilegon. Ketika penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPA
pada tahun pelajaran 2020-2021, peserta didik kelas XI IPA berjumlah
sedikit dalam satu rombelnya yaitu sebanyak 5 peserta didik. Meski sedikit
karakteristik peserta didiknya beragam.
Kondisi peserta didik sebelum dilaksanakan PPL ini, peserta
didik menjalani pembelajaran jarak jauh atau daring hanya dengan
memanfaatkan platform whatsapp grup dan google classroom. Sehingga
interaksi guru dengan peserta didik yang terjalin sangat terbatas. Peserta
didik sebelumnya hanya diberikan modul, LKPD, video pembelajaran atau
soal-soal yang diunggah ke dalam whatsapp grup atau google classroom
oleh guru bidang study, kemudian peserta didik menjalani pembelajaran
secara mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah diunggah oleh
guru tersebut atau sumber belajar lainnya.
Ketika PPL ini dilaksanakan, perangkat pembelajaran yang
direncanakan oleh peneliti menggunakan platform lain untuk menunjang
pembelajaran agar dapat meningkatkan interaksi yang terjalin antara guru
dan peserta didik. Peneliti mencoba memanfaatkan platform zoom.
Dengan memanfaatkan platform zoom tersebut, peneliti mengharapkan
terjadinya interaksi yang interaktif antara peserta didik dengan guru
selama proses pembelajaran. Interaksi yang interaktif tersebut peneliti
artikan sebagai keaktifan peserta didik yang dalam penelitian ini
merupakan variabel terikat yang diharapkan capaiannya sesuai indikator
keberhasilan.
Oleh karena, belum terbiasanya peserta didik memanfaatkan
platform zoom, pada awalnya peserta didik mengalami kesulitan sebelum
join ke dalam pembelajaran. Namun dengan pembimbingan dan ujicoba
27. 27
terlebih dahulu, peserta didik dapat dengan cepat beradaptasi
memanfaatkan platform zoom tersebut.
Selain itu, kondisi peserta didik di SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon
cenderung tidak leluasa dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam
pembelajaran. Hal ini di sebabkan SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon
merupakan bagian dari pondok pesantren yang mana pondok pesantren
memiliki kekhasan tertentu dalam mendidik peserta didiknya seperti tidak
diperkenankannya membawa smartphone. Tidak boleh dipergunakannya
smartphone dilingkungan sekolah, menyebabkan penggunaan virtual
laboratory dalam pembelajaran pun khususnya pada mata pelajaran fisika
belum pernah dimanfaatkan. Praktikum atau percobaan yang
disebelumnya dilakukan peserta didik dengan memanfaatkan laboratorium
nyata yang disediakan oleh sekolah. Sehingga penggunaan virtual
laboratory juga diintegrasikan dengan pembelajarn melalui platform zoom
merupakan pengalaman belajar baru bagi peserta didik.
B. Hasil Penelitian
a. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik
Pada siklus I diperoleh hasil observasi keaktifan peserta didik
selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
inkuri dengan mengintegrasikan virtual laboratory seperti tabel dibawah
ini.
Tabel 4.1. Hasil observasi keaktifan peserta didik pada siklus I
No Aspek Yang Diamati Skor Persentase
1. Melakukan pengamatan
terhadap video memompa ban
18 90 %
2. Merumuskan permasalahan
dengan bimbingan
pertanyaan-pertanyaan dari
15 75 %
28. 28
guru
3. Mengajukan Hipotesis 5 25 %
4. Melakukan penyelidikan
dengan baik dan benar
18 90 %
5. Melengkapi tabel data
pengamatan
20 100 %
6. Presentasi dan diskusi hasil
percobaan
14 70 %
Berdasarkan data yang diperoleh, keaktifan peserta didik
mencapai presentase tertinggi pada aspek melengkapi tabel data
pengamatan sebesar 100 % sedangkan keaktifan peserta didik mencapai
presentase terendah pada aspek mengajukan hipotesis sebesar 25 %.
Pada siklus 2 diperoleh hasil observasi keaktifan
peserta didik selama proses pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran inkuri dengan mengintegrasikan virtual laboratory
seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Hasil observasi keaktifan peserta didik pada siklus 2
No Aspek Yang Diamati Skor Persentase
1. Melakukan pengamatan
terhadap video memompa ban
18 90 %
2. Merumuskan permasalahan
dengan bimbingan
pertanyaan-pertanyaan dari
guru
15 75 %
3. Mengajukan Hipotesis 5 30 %
4. Melakukan penyelidikan
dengan baik dan benar
18 90 %
5. Melengkapi tabel data
pengamatan
20 100 %
6. Presentasi dan diskusi hasil
percobaan
14 70 %
29. 29
Berdasarkan data yang diperoleh, keaktifan peserta didik
mencapai presentase tertinggi pada aspek melengkapi tabel data
pengamatan sebesar 100% sedangkan keaktifan peserta didik mencapai
persentase terendah pada aspek mengajukan hipotesis sebesar 30 %.
b. Hasil observasi keterlaksanaan model inkuiri yang mengintegrasikan
virtual laboratory
Pada siklus I diperoleh hasil keterlaksanaan model inkuiri
yang mengintegrasikan virtual laboratory seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4.3. Hasil observasi keterlaksanaan model inkuiri dengan
mengintegrasikan virtual laboratory pada siklus I
No Aspek Yang Diamati Skor Persentase
1. Fase 1 : Menyajikan fenomena 4 100 %
2. Fase 2 : Merumuskan masalah 4 100 %
3. Fase 3: Mengajukan hipotesis 3 75 %
4. Fase 4: Melakukan penyelidikan 4 100 %
5. Fase 5: Mengumpulkan data 4 100 %
6. Fase 6: Menganalisis data 4 100 %
7. Fase 7: Menyimpulkan 4 100 %
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam menerapkan model
pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan virtual laboratory, guru
telah menjalankan setiap sintaks dengan baik namun terdapat
kelemahan dalam menjalankan sintaks membimbing peserta didik
mengajukan hipotesis.
Pada siklus 2 diperoleh hasil keterlaksanaan model inkuiri
yang mengintegrasikan virtual laboratory sama pada siklus 1 seperti
tabel dibawah ini.
Tabel 4.4. Hasil observasi keterlaksanaan model inkuiri dengan
mengintegrasikan virtual laboratory pada siklus 2
30. 30
No Aspek Yang Diamati Skor Persentase
1. Fase 1 : Menyajikan fenomena 4 100 %
2. Fase 2 : Merumuskan masalah 4 100 %
3. Fase 3: Mengajukan hipotesis 3 75 %
4. Fase 4: Melakukan penyelidikan 4 100 %
5. Fase 5: Mengumpulkan data 4 100 %
6. Fase 6: Menganalisis data 4 100 %
7. Fase 7: Menyimpulkan 4 100 %
Oleh karena, persentase keterlaksanaan model pembelajaran
inkuiri dengan mengintegrasikan virtual laboratory sama dengan data
pada siklus 1, ini berarti guru sudah mempertahankan keterlaksaan
pembelajaran sesuai dengan tindakan yang direncanakan. Meskipun
terdapat kelemahan dalam menjalankan sintaks membimbing peserta
didik mengajukan hipotesis.
c. Prestasi belajar peserta didik
Prestasi belajar peserta didik dalam penelitian ini bersumber dari data
perolehan nilai peserta didik dalam mengerjakan tes di setiap akhir
siklus. Tes bentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal.
Pada siklus I diperoleh prestasi belajar peserta didik seperti
tabel dibawah ini.
Tabel 4.5. Prestasi belajar peserta didik
No
Rentang
Skor
Ketuntasan
Jumlah peserta
didik
Persentase
1. 85-100 Tuntas 1
40 %
2. 70-84 Tuntas 1
3. 55-69 Belum Tuntas 1
4. 40-54 Belum Tuntas 2 60 %
5. 0-39 Belum Tuntas 0
Berdasarkan data yang diperoleh, prestasi belajar peserta didik pada
31. 31
siklus 1 masih dikatakan belum tuntas karena jumlah siswa yang tuntas
kurang dari 70 %.
Pada siklus 2 diperoleh prestasi belajar peserta didik seperti tabel
dibawah ini.
No
Rentang
Skor
Ketuntasan
Jumlah peserta
didik
Persentase
1. 85-100 Tuntas 0
80 %
2. 70-84 Tuntas 4
3. 55-69 Belum Tuntas 1
4. 40-54 Belum Tuntas 0 20 %
5. 0-39 Belum Tuntas 0
Tabel 4.6. Prestasi belajar peserta didik
Berdasarkan data yang diperoleh, prestasi belajar peserta
didik pada siklus 2 dikatakan tuntas karena jumlah siswa yang tuntas
lebih dari 70 %.
C. Pembahasan
Dalam penelitian tindakan kelas ini dimana tujuan penelitian yang
ingin dicapai untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, menurut peneliti
berhasil dicapai. Perbaikan proses pembelajaran, dapat digambarkan dengan
keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan
peserta didik merupakan bentuk respon yang diberikan atas proses
pembelajaran yang dijalani. Dalam penelitian ini, dimana model inkuiri
dengan mengintegrasikan media virtual laboratory didalamnya diberikan
sebagai tindakan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik, hasil peneltian
menunjukkan hal itu terjadi dan tertuang dalam grafik berikut ini.
32. 32
Grafik 4.1. Keaktifan Peserta didik
Keaktifan peserta didik pada siklus 1 dan 2 dimana tindakan
diberikan, peserta didik mencapai kriteria sedang hingga tinggi. Artinya,
dalam proses pembelajaran, peserta didik menujukkan perhatian penuh dan
respon yang baik terhadap kegiatan mengamati fenomena, menjawab
pertanyaan dalam merumuskan masalah, melakukan percobaan,
mengumpulkan data pengamatan dalam LKPD, presentasi dan diskusi hasil
percobaan. Diantara kegiatan peserta didik dalam pembelajaran, keaktifan
peserta didik dalam mengajukan hipotesis percobaan satu-satunya yang
tergolong kriteria rendah. Menurut peneliti yang merupakan guru bidang
study yang telah mengajar di kelas tersebut bukan hanya selama penelitian
ini, keaktifan mengajukan hipotesis yang rendah dapat disebabkan karena
sebelumnya peserta didik belum pernah mendapatkan pengalaman belajar
menggunakan model pembelajaran yang memiliki sintaks
mengajukan/membuat/menyusun hipotesis. Kemampuan
mengajukan/membuat/menyusun hipotesis menurut (2000) menurut
keterampilan proses sains yang termasuk kategori sulit untuk dimiliki. Dalam
Grafik Keaktifan Peserta Didik
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
siklus 1 siklus 2
melakukan pengemanatan merumuskan masalah
mengajukan hipotesis melakukan penyelidikan
melengkapi tabel pengamatan presentasi dan diskusi
33. 33
Grafik Ketuntasan Klasikal
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
siklus 1 siklus 2
tuntas belum tuntas
mengajukan/membuat/Menyusun hipotesis dibutuhkan kemampuan
Menyusun kalimat pertanyaan, pengetahuan spesifik mengenai variabel
bebas, variabel terikat dan variabel control, kemampuan menganalisis
fenomena kontekstual yang terjadi yang menjawab pertanyaan bagaimana
sesuatu dapat terjadi. Sehingga, bagi peneliti kemampuan itu membutuhkan
waktu lebih untuk dikuasai peserta didik
Penggunaan Virtual Laboratory dalam pembelajaran yang
mengikuti tahapan pembelajaran inkuiri dalam penelitian tidakan kelas ini
selain dapat meningkatkan keaktifan peserta didik, dapat pula meningkatkan
prestasi belajar peserta didik seperti digambarkan dalam grafik berikut ini.
Grafik 4.2 Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan pembelajaran yang dicapai kelas mencapai 40% pada
siklus 1 dan 80% pada siklus 2, ini artinya penggunaan virtual laboratory
membantu ketercapaian itu terjadi.
34. 34
BAB V
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
Simpulan penelitian ini didasarkan pada temuan dari data-data hasil
penelitian, yang diperoleh antara lain:
1. Rata-rata nilai prestasi belajar peserta didik pada siklus 1 sebesar 64,0
dan siklus 2 sebesar 72,0 dengan persentase ketuntasan secara klasikal
pada siklus 1 sebesar 40% dan siklus 2 sebesar 80%.
2. Skor rata-rata keaktifan peserta didik pada siklus 1 sebesar 75% dan
siklus 2 sebesar 76%.
3. Penggunaan virtual laboratory dapat memunculkan keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran menjadi baik.
Selain itu, penggunaan virtual laboratory dapat membantu mencapai
ketuntasan pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi guru bidang studi fisika di SMAS Al-Khairiyah 3 Cilegon,
berkenan mencoba menggunakan virtual laboratory dalam
pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar mematangkan perencanaan
pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat yang akan digunakan.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan jumlah
observer dalam melakukan penilaian aktivitas siswa, sesuai dengan
jumlah siswa dan pembagian kelompok yang dilakukan agar lebih
efektif.
35. 35
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Djamarah, S, & Zain, A. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama.
Hendra Jaya, dkk. (2015). Praktikum simulasi berbasis website. Makasar: Mitra
Edukasi Grafika.
Nana Sudjana. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algessindo
Nugroho widodo. (2016). Upaya Peningkatan Aktivitas Peserta didik Melalui
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosar. Jurnal
Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor
2. Gunung Kidul.
Oemar Hamalik, (1989). Teknik Pengukur Dan Evalusi Pendidikan, Bandung:
Mandar maju
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Widowati, A. 2011. Pengembangan Critical Thinking Mahasiswa Melalui
Penerapan Pendekatan Inquiry pada Mata kuliah Pendidikan Sains. Majalah Ilmiah
Pembelajaran, Nomor 1 Volume 7 Mei 2011.